Anda di halaman 1dari 7

Akupuntur

Akupuntur adalah jenis pengobatan yang menggunakan teknik tusukan pada titik-titik
tertentu di tubuh yang dinamakan Acupuncture Point. Ilmu akupuntur Moksibusi adalah bagian
dari ilmu pengobatan Cina. Ilmu ini berkembang sejak jaman batu, dimana pengobatan ini
menggunakan jarum batu untuk menyembuhkan penyakit (Tse Ching San, 1985: 1).
Pengertian Akupuntur Menurut buku pedoman praktis belajar akupuntur, akupuntur
berasal dari kata Latin. Acus yang artinya jarum dan Punctur yang artinya menusuk, jadi
akupuntur berarti menusuk dengan jarum (Dr. Djuharto S.S, 1982). Didalam bahasa Inggris
menjadi to puncture, sedangkan dalam bahasa Cina adalah cenciu. Kata tersebut kemudian
diadaptasikan kedalam bahasa Indonesia menjadi akupunktur atau tusuk jarum. Akupuntur
merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum di titik-titik tertentu pada
tubuh pasien, telinga, kepala, sekitar telapak kaki dan tangan untuk mempengaruhi /
memperbaiki kesalahan aliran bioenergi tubuh yang disebut dengan Qi (dibaca : Chi). Dalam
pergerakannya Qi mengalir searah dalam sistem saluran yang disebut dengan meridian. Dalam
tubuh manusia terdapat 670 titik utama dan beberapa titik ekstra. Titik yang digunakan dipilih
secara cermat oleh akupunturis untuk melancarkan aliran dan mengembalikan keseimbangan Qi
(energi vital) yang apabila aliran tenaga ini terganggu, maka badan kita akan terasa sakit.
Sehingga tujuan pengobatan akupuntur adalah untuk mengembalikan keseimbangan energi vital
(homeostasis), serta mengoptimalkan terbentuknya antibodi pada tubuh pasien dengan adanya
aliran Qi yang seimbang serta harmoni lalu lintas energi vital sesuai teori lima unsur sehingga
gangguan kesehatan dapat teratasi. Semakin lancar dan seimbang Qi, maka semakin sehatlah
seseorang.
2.2 Pengobatan Akupunktur
2.2.1 Sejarah Pengobatan Akupunktur
Akupunktur telah ada dan di kenal Masyarakat Cina sejak 5 ribu tahun silam. Kala itu,
Pengobatan Akupunktur belum menggunakan jarum seperti saat ini. Dahulu, mengobati Penyakit
dengan cara menusuk-nusuk tubuh itu dilakukan dengan alat yang sederhana, seperti Batu atau
bambu yang diruncingkan ujungnya. Seiring Perkembangan dibidang Pengobatan yang semakin

Pesat, Muncullah kemudian Pengobatan Tusuk Jarum dengan alat yang lebih baik, Seperti Jarum
dari Logam mulia atau emas, Perak, Baja Putih atau tainless steel.
Akupunktur merupakan sebahagian penting dalam perobatan tradisional Cina, pada
permulaannya, akupunktur merupakan satu cara ruwatan, kemudian berkembang menjadi satu
cabang pelajaran. Ilmu akupunktur adalah ilmu yang mengkaji teknik dan prinsip ruwatan
akupunktur. Akupunktur sudah bersejarah lama. Buku kuno banyak
mencatat jarum batu yang disebut batu Bian. Batu Bian tersebut mula dicipta pada 8000
tahun hingga 4000 tahun yang lalu. Cina pernah menemui batu bian itu dalam kaji purba. Pada
zaman Dinasti Chunqiu (tahun 770 sebelum masehi tahun 476 sebelum masehi), Cina mulai
mempunyai dokter yang professional. Menurut catatan Chunqiuzuoshizhuan , dokter pada
zaman itu telah mengetahui menggunakan akupunktur.
Pada zaman Negeri-negeri berperang dan zaman Dinasti Han Barat (tahun 476 sebelum
masehi tahun 25 masehi), seiring dengan kemajuan teknologi peleburan besi, mulai
menggantikan batu. Akupunktur telah berkembang lebih pesat. Pada zaman Dinasti Han Timur
dan Zaman Negara, Cina telah mempunyai dokter akupunktur yang professional. Pada zaman
Liangji dan zaman kerajaan dan utara (tahun 256 masehi tahun 589 masehi), jumlah karya
tentang akupunktur ditingkatkan besar-besaran. Zaman itu, akupunktur telah diperkenalkan ke
Korea dan Jepun. Pada Zaman Dinasti Sui dan Dinasti Tang (tahun 581 masehi tahun 589
masehi), akupunktur telah menjadi satu pelajaran yang khusus, badan pendidikan perubatan pada
zaman itu. Pada abad ke-16, akupunktur mula diperkenalkan ke Eropah, tetapi pada zaman
Dinasti Qi mementingkan penggunaan obat-obatan saja dan mengabaikan penggunaan
akupunktur, ini telah menjelaskan perkembangan ilmu akupunktur.
Pada tahun 1949 ilmu akupunktur telah berkembanag pesat. Sekarang, terdapat 2000
buah hospital corak perobatan tradisional Cina telah menyediakan bahagian akupunktur.
Pengkajian ilmu akupunktur sudah melibatkan berbagai bagian badan dan berbagai bagian
klinikal serta telah menyediakan data-data yang penting tentang fungsi menyusun semula,
menghilangkan kesakitan dan meningkatkan daya talar tentang akupunktur .
Mulai tahun 1951 Fakultas Kedokteran Cina berhasrat menyelidiki pengetahuan
akupunktur ini secara ilmiah. Perkembangan ilmu Akupunktur yang menyolok terjadi sesudah
sekitar tahun 1970an ketika RRC membukakan pintu bagi ilmuwan-ilmuwan Barat.

Di Indonesia, pada awalnya Akupunktur hanya merupakan pengobatan yang sangat


tertutup di kalangan pengobat-pengobat tradisional Cina (Shinse). Masyarakat Indonesia pada
umumnya hanya mendengar cerita burung tentang adanya ilmu tusuk jarum dari negeri Cina
yang sangat ampuh untuk mengobati berbagai macam penyakit. Baru pada tahun 1963
pengobatan Akupunktur masuk secara resmi di Indonesia ketika Presiden RI waktu itu (DR. Ir.
Soekarno) mendatangkan ahli-ahli akupunktur dari RRC untuk mengobati penyakitnya.
Pernyataan Presiden Soekarno secara terbuka dan jujur mengenai kemanjuran pengobatan
akupunktur yang dialaminya, serta anjurannya kepada para dokter di Indonesia untuk mau
mempelajari ilmu tersebut dapat dikatakan sebagai titik tolak pengembangan akupunktur di
Indonesia. Menteri Kesehatan RI waktu itu (Prof. Dr. Satrio) meresmikan sebuah Tim Riset
Akupunktur dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSCM Jakarta. Tim riset inilah yang selanjutnya
mengembangkan diri menjadi Sub Bagian Akupunktur dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Dan
selanjutnya sampai saat ini Sub Bagian ini telah berdiri sendiri sebagai Unit Pelayanan
Akupunktur RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kemudian dengan ditetapkannya Peraturan
Menteri Kesehatan RI nomor: 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang Pemanfaatan Akupunktur di
Sarana Pelayanan Kesehatan, akupunktur resmi dapat diterapkan pada sarana pelayanan
kesehatan formal sebagai pengobatan alternatif disamping pelayanan kesehatan lain pada
umumnya baik pemerintah atau swasta di Indonesia.
Kini Pengobatan Tusuk Jarum merupakan salah satu alternatif Pengobatan yang sangat
diminati masyarakat. Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang kini berkurang kepercayaannya
terhadap obat-obat modern yang ditelan atau diminum. Salah satu alasannya, mereka tidak
mendapatkan perubahan berarti setelah menelan atau meminum obat. Kalaupun sembuh, tidak
untuk waktu lama, sehingga, mereka kemudian beralih ke pengobatan alternatif, termasuk terapi
dengan Akupunktur. Dengan akupunktur hasilnya bisa terlihat hanya dengan 2 3 kali terapi
(akupunkturis, Bapak Puadi syamputra)
Selain hasil yang belum tentu baik, dari segi biaya, akupunktur juga lebih murah
dibandingkan berobat jalan. Jika untuk berobat jalan seseorang harus mengeluarkan duit ratusan
ribu rupiah, maka dengan akupunktur, hanya dibutuhkan sekitar Rp.45 ribu sampai Rp. 100 ribu
untuk sekali terapi, termasuk jarum. Memang, jumlah terapi disesuaikan dengan berat tidaknya
penyakit.

Penjaruman
Penjaruman adalah cara terapi yang dipergunakan dalam ilmu akupunktur. Jarum
ditusukkan pada titik akupunktur terpilih dalam pemilihan titik, sehingga menimbulkan Te Ci
atau Needle Feeling. Te Ci adalah istilah yang diberikan pada saat dimana penjaruman,
sipasien merasakan timbulnya rasa tebal, kemang, ngilu atau bagaikan terkena aliran listrik, dan
bagi sipenusuk dirasakan jarum bagaikan terpagut, seolah- olah umpan kail termakan oleh ikan
pada saat memancing. Dengan penjaruman dapat dicapai
pula tujuan pencegahan penyakit, baik dalam pencegahan sebelum sakit atau pencegahan
dalam sakit.
jenis jarum
jarum yang dipergunakan dalam penjaruman akupunktur- moksibasi terdapat berbagai
jenis:
1. jarum halus
Jenis jarum akupunktur yang paling popular. Bahan jarum adalah baja tahan karat.
Ukuran jarum dinilai dari panjang dan kehalusan. Panjang jarum dari Cun samapai 6 Cun.
Kehalusan jarum ditentukan dengan nomor, dari nomor kecil kenomor besar, makin besar nomor
jarum makin halus. No. 34 adalah yang terhalus. Jarum halus yang umum dipakai adalah ukuran:
No. 28, 30 dan 32. panjang : - 1 Cun.
2. jarum emas jarum perak
jenis jarum ini banyak digunakan dinegeri barat. Terutama diperancis. Bahan jarum
dibedakan dari emas dan perak. Emas bersifat tonifikasi dan perak bersifat sedatifikasi. Ukuran
jarum seluruhnya sama, panjang Cun dan garis tengan tebal jarum 2 mm. Jenis jarum ini
ditusukkan tidak dalam, hanya superficial atau intrakutan, paling dalam subkutan
3. jarum kulit
jenis jarum ini dibagi dalam 2 jenis Mei Hua Jen dan ci Sing cen. Mei Hua cen atau
jarum Mei Hua terdiri dari lima jarum, sedangkan ci sing cen atau jarum bintang tujuh terdiri
dari tujuh jarum. Jarum- jarum itu ditanam mengumpul pada muka jarum kulit dan batang
jarum kulit merupakan tangkai yang panjang.
4. jarum prisma
Jenis harum yang mempunyai badan berbentuk prisma, hanya bagian ujungnya yang digunakan
pada penusukan.

5. jarum dalam kulit


Terdapat dua macam jenis jarum ini yaitu yang berbentuk paku payung dan yang berbentuk
jarum halus dalam ukuran kecil dan halus, jenis jarum yang membentuk paku payung banyak
digunakan dalam akupunktur telinga, karena itu disebut juga sebagai jarum telinga. Dan karena
penggunaannya dengan cara penekanan maka disebut juga sebagai pressneedle atau jarum tekan.

Teknik penjaruman
Teknik penjaruman dibagi dalam dua jenis yaitu teknik penguatan (tonifikasi, pu) yang
menghasilkan rangsangan penguatan dan teknik pelemahan (sedatifikasi, Sie) yang menghasilkan
rangsangan pelemahan. Beraneka ragam teknik- teknik diungkapkan untuk masing- masing jenis
teknik penjaruman itu, secara garis besar dapat disimpulkan dan dapat dilihat dari gambar
dibawah ini :

1. Teknik pelemahan: penusukan dengan rangsangan/ tenaga yang kuat, kasar, teknik
penguatan: penusukan dengan rangsangan / tenaga yang lemah, lembut
2. teknik penguatan: arah jarum penusukan mengikuti aliran Ci- meridian, seolah- olah
jarum menghantarkan kepergian Ci- meridian, teknik pelemahan: arah jarum. Penusukan
melawan aliran Ci- meridian, seolah- olah jarum menyambut kedatangan Ci- meridian.

3. Teknik pelemahan: jarum ditinggalkan untuk waktu yang lama, lebih dari 10 menit.
Kadang- kadang sampai setengah jam. Teknik penguatan: jarum tidak ditinggal atau
ditinggal kurang dari 10 menit (Kiswojo dan Kusuma, 1978:157-161).

Macam- macam terapi akupuntur


Dengan dasar akupuntur telah berkembang berbagai jenis terapi akupuntur diantaranya adalah:
1. akupuntur hidung
2. akupuntur kepala
3. akupuntur muka
4. akupuntur tangan
5. akupuntur cara akebane
6. akupuntur cara baru
7. terapi pengikatan titik akupuntur
8. terapi penyuntikan titik akupuntur

Jenis terapi akupuntur 1 s/d 4 adalah sejenis akupuntur telinga dimana daerah letak titik
akupuntur yang mempengaruhi organ. Jaringan tubuh adalah organ tertentu yaitu: telinga pada
akupuntur telinga, hidung pada akupuntur hidung, kepala pada akupunktur kepala, muka pada
akupunktur muka, dan tangan pada akupunktur tangan. Terapi jenis itu umumnya mudah dapat
digunakan dalam ilmu kedokteran barat dalam arti penegakkan diagnosa cara kedokteran barat
dapat berlaku untuk terapi jenis itu, sekalipun pengetahuan teori phenomen organ tetap
dibutuhkan. Juga jenis akupunktur itu selain digunakan untuk terapi, digunakan juga dalam
bidang anesthesia sebagai akupunktur analgetik (penghilang rasa sakit).
Jenis terapi akupunktur 5 dan 6 adalah variasi dari akupunktur moksibasi umum dalam cara
penegakkan diagnosa dan terapi untuk akupunktur cara akabane, sedang untuk akupunktur cara
baru dalam tekhnik penjaruman dan pemilihan titik. Sedangkan jenis terapi 7 dan 8 adalah
kombinasi akupunktur dan tindakan terapi kedokteran (Kusuma dan Kiswojo, 1978 :212)
Adapun kasus- kasus yang dapat diobati dengan cara akupunktur ini antara lain : asthma
bronciale, bells palsy (kelumpuhan saraf otot wajah yang dipersarafi saraf wajah), cervical
sindrom, cholera, Colitis Ulcerativa, Diabetes Melitus, Glaucoma, Hemiplegia- hemiparese
(kelumpuhan sebagian anggota gerak), Hemorrhoid, Hipertensi, yperthyroidysme, potensi, duksi

partus (persalinan), insomnia (susah tidur), Ischialgia (nyeri bagian pinggang), Ketergantungan
Obat, Leukorrhea, Lumbago, Malaria, Migraine, Obesitas, Rhinitis Allergica, Trigeminal
Neuralgia, Tuli, Ulcus Pepticum (Kusuma dan Kiswojo, 1978 :273)

Anda mungkin juga menyukai