Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TERAPI AKUPUNTUR

Disusun Oleh:
1. Afan Gaffar

2. Ahmad Syukria Agussalim

3. Baiq Sriani

4. Hendra Setiawan

5. Rohayati

6. Tika Yandini

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN 2020
MAKALAH
TERAPI AKUPUNTUR
A. Sejarah Perkembangan Akupunktur
Akupunktur berasal dari bahasa Latin, acus= jarum dan puncture = tusuk yang artinya
menusuk dengan jarum ke tubuh pada suatu titik khusus. Dalam bahasa negara China
adalah cen Jiu, dalam bahasa Indonesia diubah menjadi akupuntur. Akupunktur
merupakan komponen penting dari Tradisional Chinese Medicine (TCM). Akupunkture
sudah terkenal sejak 4000 -5000 tahun yang lalu. Huang Ti Nei Cing /The Yellow
Emperor’s Classic of Internal Medicine, diterbitkan pada zaman Cun Ciu Can Kuo
(770-221 SM). Ilmu Akupunktur berkembang sejak jaman batu, dimana jarum dibuat
dari batu untuk menyembuhkan penyakit. Bahan jarum berubah dari batu (Pian Stone) ke
bambu ke tulang diganti perunggu/ logam.
Zaman Cun Ciu Can Kuo ada Ahli akupunktur bernama Pien Cie berhasil
menyembuhkan seorang pangeran bernama Hao dengan jarum perunggu ketika tidak sadar
selama setengah hari di tulis di buku Nang Cing
Zaman dinasti Tang (265-960) ilmu akupuntur berkembang sangat pesat dan
menyebar keluar negeri seperti Korea dan Jepang. Adapun akupunturis pada zaman itu
bernama Huang Pu Mi yang menulis buku Cia I Cing, dan akupunturis terkemuka
lainnya yang ada pada zaman itu adalah Sun Se Miao (581-682) menulis buku Cien Cin
Fao Fang dan Cien Cin I Fang. Akupunkturis Cen Cien (541-643) membuat peta berwarna
untuk menerangkan meridian dan titik akupunkture serta menjelaskan pengobatan
moksibusi.
Zaman dinasti Ming (960-1644), seni pahat dan teknik percetakan berkembang luas,
ilmu akupuntur pun ikut tersebar luas. Akupunturis yang ada pada zaman ini bernama
Wang We I yang membuat patung perunggu untuk menggambarkan titik akupuntur dan
meridian. Yang Cin Ceu menulis buku Cen Ciu Tan Cen yang diterjemahkan bahasa
Jepang, Inggris, Cerman dan Perancis. Zaman dinasti Cing (1644-1911) metode akupuntur
tidak banyak perkembangan, namun buku I Cung Ci Cien pada zaman ini cukup bernilai
untuk dijadikan referensi.
B. Falsafah dan Konsep
Pengobatan dengan akupunktur berdasar pada falsafah alamiah, meridian dan titik
akupunktur sebagai rangsang pengobatan.
Berbagai falsafah dan konsep yang mendasari ilmu Akupunktur antara lain :
1. Falsafah Taiji
Dalam falsafah Taiji alam merupakan suatu kesatuan bulat, yang disusun oleh
sejumlah kesatuan bulat yang lebih kecil yang merupakan replikasinya, bulatan
tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Kesatuan bulatan kecil ini juga
terdiri dari sejumlah kesatuaan yang lebih kecil lagi yang merupakan
replikasinya, yang juga saling mempengaruhi satu dengan yang lain, demikian
seterusnya sampai pada kesatuan yang terkecil yang hampa (Wuji).
2. Falsafah Yin Yang
Setiap kesatuan bulat dalam alam memiliki dua muka yang bertentangan, yaitu
Yin dan Yang. Yin dan Yang saling mendasari dan saling membentuk. Dalam Yin
terdapat Yang, demikian pula dalam Yang terdapat Yin, jadi tidak ada yang murni
dan mutlak.
Yin dan Yang saling tarik menarik, membentuk suatu keseimbangan di namis,
hilangnya keseimbangan ini menunjukan suatu keadaan patologik (sakit). Yin Yang
merupakan komponen penting,Yang disebutkan lebih dominan daripada Yin.
Falsafah Yin Yang diterapkan dalam ilmu akupunktur sebagai teori YinYang yang
dipakai dalam berbagai aspek ilmu akupunktur mulai dari tinjauan
keadaan normal (fisiologik), keadaan sakit, penyebab-penyebab sakit, terjadinya
penyakit, pemeriksaan, analisis, diagnosis, terapi dan perawatan.
Organ tubuh dibagi berdasarkan fenomena Yin Yang yaitu organ padat (Zang)
sebagai pembentuk energi ( meliputi hati, jantung, sampul jantung, limpa, paru dan
ginjal) dan organ berongga (Fu) sebagai penampung energi (meliputi kandung
empedu, usus kecil, tiga pemanas, lambung, usus besar dan kandung kemih). Sampul
Jantung (pericard) dan tiga pemanas ( tri heater) merupakan organ imaginer
yaitu yang mengelilingi jantung dan tiga rongga tubuh yaitu rongga thoraks,
intraperitoneal dan retroperitoneal.
3. Falsafah Sancai
Setiap kesatuan bulat dalam alam memiliki 3 bagian yaitu langit (Yang),
manusia (Yin Yang), dan bumi (Yin). Falsafah Sancai melahirkan sejumlah konsep :
Konsep Jing-Qi-Shen, Konsep Sanjiao dan Konsep teknik penjaruman.
4. Falsafah Wuxing
Setiap kesatuan bulat dalam alam terdiri dari 5 unsur, yaitu: kayu, api, tanah,
logam dan air yang berhubungan satu dengan yang lain mengikuti hubungan
tertentu sehingga membentuk suatu keseimbangan dinamis yang harmonis.
Hilangnya keseimbangan dinamis ini akan menimbulkan keadaan patologik (sakit).

5. Konsep Qi, Darah (Xue) dan cairan Tubuh (Jinye)


Materi dasar yang membentuk tubuh dan memelihara tubuh antara lain Qi,
Xue, Jinye yang merupakan bagian dari Jing Qi (energi, tenaga) adalah materi dasar
yang bergerak tiada hentinya dan berdaya hidup sangat kuat yang membentuk tubuh
dan memelihara kegiatan hidup. Qi tubuh dibentuk dari Jinqi bawaan dan Jinqi
didapat yang diperoleh Qinqi udara berkat kerja sama seluruh organ viscera
(Zangfu) terutama paru, limpa-lambung, dan ginjal. Qi dibedakan atas fungsi dan
lokasi nya yaitu : Yuan Qi (Qi primer), Zong Qi (Qi dada), Yin Qi (Qi Nutrisi), Wei
Qi (Qi pertahanan). Shen * digunakan untuk semangat atau spirit yang menunjukkan
kondisi tubuh atau spiritual yang menggambarkan aspek material dalam TCM.
Jing merupakan energy vital. Jing ini ada dua jenis yaitu Prenatal Jing (Jing
congenital) dan Postnatal Jing (Jing didapat). Jing bersifat Yang, berhubungan
dengan Yang Qi Ginjal (Shen qi) atau Yuan Qi, bertanggung jawab pada fungsi
Yang suhu tubuh. Xue (darah) adalah materi dasar berwarna merah yang berada
dalam pembuluh darah (Mai) dan beredar keseluruh tubuh, yang kaya akan nutrisi
dan zat pelembab, berfungsi dalam pemeliharaan, pelembaban dan memberikan
nutrisi pada organ dan jarngan tubuh. Darah dibentuk dari sari hara makanan oleh
aktivitas lambung (Wei) dan limpa (Pi). Darah dikontrol oleh jantung (xin) dan
disimpan di hati ( Gan) dan dijaga tetap di pembuluh darah oleh Limpa (spleen).
Darah dan Qi merupakan sebuah kesatuan YinYang disebut Qixue.
Jinye merupakan sebutan untuk materi dasar tubuh berbentuk cair yang
fisiologis, mencakup cairan sekresi dan ekskresi Zangfu, misalnya cairan lambung,
cairan usus, ingus, air mata, air liur, semen, keringat dan urin. Jinye juga berperan
dalam pembuangan sisa Jihua (metabolisme).
6. Konsep Otak
Secara tradisional otak merupakan lautan sumsum tulang, merupakan ruang
Yuanshen dan menyimpan Shenqi.
C. Meridian
Meridian merupakan sistem alami dalam tubuh manusia, yang terdiri dari saluran yang
menjaring tubuh menjadi satu kesatuan, yang menghubungkan bagian atas dengan bagian
bawah tubuh, bagian kanan dengan bagian kiri, bagian ventral dengan bagian dorsal,
permukaan tubuh dengan organ viscera, antar organ viscera, organ viscera dengan
panca indera, yang dapat bereaksi terhadap rangsangan baik rangsangan dari luar maupun
dari dalam tubuh, serta dapat menyalurkan Qixue, mengatur harmoni Yin Yang, sehingga
bagian-bagian tubuh dapat melakukan kegiatan dengan selaras serasi dalam suatu
keseimbangan yang dinamis. Titik-titik akupunktur (akupoin) terletak disepanjang
meridian.
D. Titik Akupunktur
Titik akupunktur adalah titik pancaran Qi dari Zangfu-meridian pada permukaan tubuh,
merupakan titik peka rangsang dan titik reaksi yang berubah mengikuti perubahan kegiatan
Qi Zangfu-meridian. Seluruh titik akupunktur umum mempunyai efek dan indikasi
sebagai berikut :
1. Memiliki efek lokal, yaitu berefek pada daerah sekitar titik tersebut
2. Memiliki efek jauh, yaitu berefek pada daerah sepanjang meridian dan daerah yang
dicapai meridian tersebut
3. Memiliki efek sistemik, yaitu berefek secara sistemik sesuai perannya s ebagai
titik akupunktur penting.
E. Rangsang Akupunktur
Dalam pelaksanaan pengobatan perlu ditentukan cara rangsangan yang akan
dilakukan. Terdapat tiga jenis rangsangan akupunktur, yaitu :
1. Rangsang mekanik, yaitu rangsangan dengan menggunakan jarum halus, jarum
kulit, jarum dalam kulit, jarum prisma, jari (akupresur)
2. Rangsang termis yaitu rangsangan dengan menggunakan penghangatan moksa.
3. Rangsang mekanik-termis, merupakan gabungan kedua cara diatas.
Tahap memperoleh rasa jarum (Deqi):
Deqi adalah rasa panjaruman yang dirasakan oleh pasien sebagai rasa berat, bengkak,
linu, terkena aliran listrik. Bagi penusuk deqi dirasakan seperti umpan termakan ikan (saat
memancing).
Setelah tercapai Deqi kemudian dilakukan manipulasi penguatan atau pelemahan,
sesuai dengan rencana dan cara pengobatan. Sudut masuknya jarum dapat tegak lurus
(perpendikuler), miring dengan sudut 45 atau 15 derajat.
F. Manfaat Akupunktur
Akupunktur merupakan cara pengobatan yang sudah berkembang sejak ribuan tahun
yang lalu, berperan dalam kesehatan tubuh dan mendapat perhatian Internasional.
Akupunktur mempunyai philosofi berdasar pada ”Self Healing Potential” (kemapuan
tubuh menyembuhkan dirinya sendiri) yang bersifat alami. Akupunktur menstimulir
kekuatan homeostasis tubuh untuk mencapai keseimbangan normal.
Akupunktur sebagai tindakan pengobatan dengan cara perangsangan pada permukaan
tubuh, bermanfaat untuk regulasi pada berbagai bidang, dengan ruang lingkup
penggunaan yang luas, antara lain :
1. Menghilangkan atau mengurangi gejala penyakit
2. Meregulasi gangguan fungsi tubuh
3. Memperbaiki keadaan patologik
4. Mempertinggi kualitas hidup
5. Meningkatkan estetika (kecantikan)
6. Mencegah timbulnya penyakit
Secara klinis pengobatan akupunktur dapat dilakukan :
1. Sebagai pengobatan tunggal, misalnya pada berbagai kasus nyeri, gangguan
sensorik dan permulaan proses radang
2. Sebagai pengobatan terpadu dengan pengobatan yang lain, untuk mendapatkan hasil
pengobatan yang lebih baik. Misalnya pada penyakit saraf, sistem endokrin, sistem
gastrointestinal.
3. Sebagai pengobatan pendukung, misalnya meningkatkan kondisi kesehatan untuk
mempercepat pemulihan kesehatan, memperingan efek samping radiasi dan mencegah
sequela.

Cara pengobatan akupunktur semakin berkembang, berbagai modifikasi pengobatan


akupunktur antara lain akupunktur dengan tekanan tangan (acupressure), TENS
(Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), akupunktur dengan menggunakan laser,
menyuntik dengan obat pada titik akupunktur, akupunktur dengan menggunakan moxa.
G. Mekanisme Kerja Akupunktur
Bila titik akupunktur dirangsang maka akan terjadi beberapa macam reaksi yaitu:
1. Reaksi inflamasi local
2. Transduksi interseluler
3. Refleks kutaneosomatovisera
4. Transmisi neural ke otak.
Bila suatu titik akupunktur dirangsang maka secara subyektif akan dirasakan:
1. Nyeri tajam (serabut saraf A-group delta)
2. Nyeri tumpul (serabut saraf C)
3. Rasa berat (serabut korpuskel peka tekanan)
4. Rasa pembengkakan (terpengaruhnya mikrosirkulasi dan peninggian permeabilitas )
5. Korona kemerah-merahan sekitar jarum masuk (dilatasi mikrosirkulasi)
6. Rasa hangat sekitar jarum masuk (Peningkatan mikrosirkulasi)
7. Perangsangan lebih lanjut akan menimbulkan peninggian ambang nyeri dan
apabila diteruskan akan timbul efek analgetik di daerah yang jauh dari titik yang
dirangsang.
Secara garis besar kerja akupunktur akan menimbulkan efek berupa:
1. Analgesi
2. Regulasi
Efek regulasi dapat berupa:
a) Relaksasi otot yang spastic
b) Peninggian / perbaikan mikrosirkulasi, baik lokal maupun distal
c) Normalisasi tekanan darah
d) Penurunan kadar lemak yang tinggi dalam darah
e) Penyembuhan hipersensitivitas kulit dan selaput lendir terhadap berbagai faktor
f) Pemulihan dari dipresi mental, keadaan hiperaktif dan anxiety
g) Perangsangan pelepasan hormone hipofise ACTH
h) Peninggian reaksi imun dan resistensi terhadap infeksi bakteri
i) Normalisasi aktivitas organ viscera
j) Normalisasi kadar gula darah
k) Perangsangan regenerasi serabut saraf.

Rangsangan pada titik akupunktur dapat menimbulkan :

1. Efek regional
a) Reaksi jaringan
Cedera dinding sel akibat rangsangan titik akupunktur membebaskan
asam arakidonat yang dikandungnya. Selanjutnya dihasilkan lekotrin,
prostaglandin E-2, tromboksan dan prostasiklin. Mediator kimiawi itu memicu
terjadinya inflamasi lokal dan agregasi trombosit.
Kerusakan endotelium pembuluh darah halus dan kapiler serta jaringan
ikat akan menghasilkan fragmen kolagen, miofibril dan membran
basal, yang mengakitivasi sistim pembekuan darah secara bertingkat.
Reaksi inflamasi buatan akan dilanjutkan dengan proses lain berupa
reaksi anti-inflamasi.
b) Refleks akson
Rangsangan penjaruman pada reseptor polimodal oleh saraf
sensorik diteruskan selain ke medula spinalis, juga ke akson kolateral yang
mengandung CGRP (calcitonin gen related peptide) dan bersinaps akso-aksonik
dengan akhiran saraf simpatis di sekitar pembuluh darah. Pelepasan asetilkolin
oleh akhiran saraf simpatis yang teraktivasi menyebabkan vasodilatasi lokal di
sekitar lokasi penjaruman.
Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler, selain karena reaksi
inflamasi dan refleks axon, juga karena terjadinya refleks vasomotor
segmental medula spinalis, serta serabut eferen kolinergik dari pusat saraf
otonom di hipotalamus anterior.
Terjadinya vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan berbagai sisa metabolisme terangkut, pasokan ATP, nutrisi
dan oksigen menjadi lancar; produk reaksi inflamasi difagositosis/dilisis,
dan mediator yang teraktivasi diinaktivasi.
c) Arus listrik dari perlukaan
Titik akupunktur mempunyai tegangan listrik lebih tinggi dari kulit
sekitarnya. Tegangan listrik yang melewati lapisan epidermis adalah 20 - 90
milivolt, dengan kutub positif di dalam dan kutub negatif diluar. Pelukaan kulit
akan menimbulkan arus pendek.
Penjaruman menurunkan tahanan listrik berbarengan dengan
menghasilkan arus listrik searah sebesar 10 mikroamper dimana kutub
negatif berada di bekas lubang tusukan dan kutub positif terletak di tepi luka
Fenomena ini berlangsung selama lebih kurang 48 jam yaitu waktu yang
dibutuhkan tubuh menyembuhkan luka tusukan.
Degenerasi aksonal atau demielinisasi segmental menyebabkan saraf
yang rusak menjadi peka berlebihan terhadap asetilkolin.
Arus listrik searah yang dihasilkan penjaruman mengurangi kepekaan
tersebut, dan memicu proses regenerasi saraf.
2. Efek sistemik
a) Efek analgetik
Efek analgetik tindakan akupunktur dimediasi oleh endorfin atau
oleh serotonin. Pada rangsangan yang lama dan kuat, dapat menimbulkan Stress
induced analgesia, yang tidak dapat dihilangkan oleh nalokson atau sinanserin,
tetapi dapat dihilangkan oleh deksametason. Penjaruman lokasi bukan titik
akupunktur tidak menimbulkan efek analgesi, karena rangsang penjaruman itu
tidak menuju substansia grisea periakuaduktus, sebagaimana rangsang titik
akupunktur; tetapi menuju ke hipotalamus posterior dan nukleus sentromedian
lateralis talami (bagian dari analgesia inhibitory system) dgn mediator
kolesistokinin, suatu antagonis opiat endogen yg akan menduduki reseptor opiat
di substansia grisea periakuaduktus.
b) Efek regulasi
Tubuh manusia mempunyai kecenderungan mempertahankan
homeostasis yang melibatkan : Sistem saraf, endokrin, dan mediator kimiawi

Mekanisme kerja akupunktur dapat pula berupa:


1. Reaksi anti inflamasi
Cedera dinding sel akibat perangsangan titik akupunktur membebaskan asam
arakidonat; yg dengan bantuan lipoksigenase diubah menjadi lekotrin; dgn bantuan
sikloksi genase diubah menjadi prostaglandin E-2, tromboksan dan prostasilin; semua
mediator kimiawi ini memicu terjadinya reaksi inflamasi lokal dan agregasi trombosit.
Reaksi inflamasi buatan berikut semua mediator kimiawi, ditindaklanjuti oleh tubuh
dengan reaksi anti-inflamasi yg menyeluruh.
2. Imunitas
Perangsangan titik akupunktur merusak endotelium pembuluh darah halus dan
kapiler serta jaringan ikat, akibatnya dihasilkan fragmen kolagen, miofibril dan
membran basalis yang akan mengaktivasi sistim pembekuan darah secara bertingkat
yaitu:
a) Yang pertama teraktivasi adalah faktor XII Hageman dari plasma dan jaringan.
Kinin protease dari sel mast dan basofil mengubah faktor XII menjadi faktor
XIIa, yang selanjutnya mengkatalis plasminogen menjadi plasmin dan
protrombin menjadi thrombin.
b) Plasmin masuk dalam sistim komplemen imun melalui aktivasi C1, C3 dan C5 dari
molekul protein plasma, sedang trombin mengaktivasi C3.
c) Keikutsertaannya dalam sistem imunitas tidak spesifik, yakni bersama dengan
immunoglobulin membungkus benda asing, sehingga mudah difagositosis atau
dilisis; bersamadengan kalikrein dan bradikinin menggerakkan reaksi imunitas
tidak spesifik melalui pengaruhnya pada lekosit (kemotaksis, lekositosis dan
fagositosis).
d) Bossy (1990) dan Yuan et al (1993) menunjukkan adanya reseptor opiat di
permukaan dinding sel limfosit T.
e) Interaksi reseptor opiat dgn endorfin memicu limfosit T untuk berproliferasi,
sehingga jumlah total limfosit T meningkat, demikian juga mediator kimiawi yang
dihasilkan limfosit T (interleukin 1 s/d 6, gama interferon dan Tumor Necrosis
Factor /TNF).
Pengaruh tidak langsung rangsang akupunktur terhadap produksi limfosit melalui
penyerapan Zn dan Cu
Akupunktur meningkatkan :
a. Penyerapan Zn (peningkatan kadar Zn darah)
b. Enzim superoksida dismutase (untuk menangkap radikal bebas superoksida)
c. Jumlah total limfosit
d. Rasio T-helper : T-suppressor.
Selain memperbaiki imunitas seluler, akupunktur juga berefek pada imunitas humoral
yaitu dengan meningkatkan produksi imunoglobulin.
3. Endokrin
Mekanisme kerja akupunktur melalui system endokrin dapat dijelaskan
melalui jalur aksis hipotalamus-hipofisis yaitu:
a) Akupunktur manual dan elektro akupunktur frekuensi rendah mencapai
hipotalamus anterior, merangsang pelepasan releasing hormon lewat jalur
vena (CRF, GnRH, GHRH, GHRIH, TRH dan Dopamin) dan menghasilkan
AVP. Dan Oksitosin yang sampai di hipofisis posterior lewat jalur saraf.
b) CRH (corticotrophin releasing hormon) bersama dgn AVP (arginin vasopressin)
dari hipofisis posterior, merangsang produksi beta-lipotrofin dan ACTH; melalui
pemecahan enzimatik beta-lipotrofin  beta-endorfin.
1) GnRH (gonadotrophin releasing hormon) merangsang produksi LH
(luteinising hormon) dan FSH (follicle stimulating hormon)
2) GHRH (growth hormon releasing hormon) merangsang produksi GH
(growth hormon)
3) GHRIH (growth hormon releasing inhibiting hormon) yang menghambat
produksi GH, gastrin, TSH, glukagon, asam lambung, insulin dan enzim
pankreas.
4) TRH (thyrotropin releasing hormon) merangsang produksi TSH (thyroid
stimulating hormon) dan prolaktin.
5) Dopamin menghambat produksi prolaktin
4. Sistim Neuroendokrinimun (NEIS)
Tahun 1936, Hans Selye memperkenalkan konsep Stress. Respons stres
dimanifestasi dengan perubahan pada sistem saraf, endokrin dan imun, yang kemudian
dikenal dengan sistem neuroendokrinimun.
Etiologi respons stres :
a) Rangsangan fisik, kimiawi atau mekanik
b) Faktor biologic
c) Kelainan homeostasis imbalance dalam sistem-sistem saraf, endokrin imun dan
cairan tubuh
d) Kelainan psikologik, sosial dan lingkungan.

Mekanisme kerja akupunktur pada NEIS :

a) Akupunktur dapat meningkatkan jumlah sel limfosit T, karenanya dapat


meningkatkan daya imun sel tubuh.
b) Efek regulasi akupunktur pada daya transformasi sel limfosit T.
c) Efek regulasi akupunktur pada jumlah dan daya fagositosis lekosit
(neutrofil, eosinofil, basofil)
d) Efek regulasi akupunktur pada daya fagositosis MPS (mononucleus
phagocyte sistem) mencakup monosit, makrofag.
e) Efek regulasi akupunktur pada daya pengawasan sel NK
f) Efek regulasi akupunktur pada cytokine ( IL-2, IFN)
g) Efek regulasi akupunktur pada imunoglobin
h) Efek regulasi akupunktur terhadap aglutinin, eritrosit aglutinin,
hemolisin, bacteriocidin, precipitin.
i) Efek regulasi akupunktur pada sistem komplemen
j) Efek regulasi akupunktur terhadap properdin, plasma bacteriocidin.
DAFTAR PUSTAKA

Budi H & Widya DK. 1993. Peran akupunktur dalam kedokteran. Majalah Kedokteran
Indonesia. Vol 43, No 10, halm 577 – 580.

Chon TY, Mallory MJ, Yang J, Bublitz SR, Do A, Dorsher PT. Laser Acupuncture:
Concise Review, Medical Acupuncture, 31 (3). 2019, 164-168.
Filshic J & White A. 1998. Medical Acupuncture A Western Scientific Approach. Edinburg:
Churchill Livingstone.
Han JS, 2004. Acupuncture and endorphins, Neuroscience Letters. 361, 258–261
Mayor DF. 2007. Electroacupuncture A Practical Manual and Resource. Philadelphia St
Lous Sydney, Toronto.
Saputra K. 2012. Buku ajar Biofisika akupunktur dalam konsep kedokteran energi. Ed 1.
Jakarta: Salemba medika. halm 1-119.
Saputra K. 2014. Laser Akupunktur, Airlangga University Press. Saputra K. 2017.
Akupunktur dasar. Ed 2. Surabaya: Airlangga university press. 1-378.
Zeng BY, Zhao K and Liang FR. 2013 International review of neurobiology. Neurobiology of
acupuncture. Vol III. London: 125-36.

Anda mungkin juga menyukai