Lendy Mustaqim
Iklan
Dasar Hukum :
2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 63
Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan;
5) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.AH.01.01 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pengumuman Yayasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia;
6) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-02.AH.01.01 Tahun 2011 tentang
Daftar Yayasan;
7) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengajuan
Permohonan Pengesahan Badan Hukum Dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Serta
Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Dan Perubahan Data Yayasan;
8) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 18 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Pengajuan Permohonan Penggabungan Dan Pemberitahuan Berakhirnya Status Badan Hukum Yayasan.
Pengertian Yayasan :
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk
mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai
anggota.
(Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2001 tentang Yayasan)
Nama yayasan (minimal 1 suku kata, setiap kata minimal 3 huruf) dan jika dikehendaki dapat ditambah
singkatan nama yayasan;
Kegiatan (1. bidang sosial terdiri dari : 1.a) lembaga formal dan nonformal; 1.b) panti asuhan, panti
jompo dan panti werda; 1.c) rumah sakit, poliklinik dan laboratorium; 1.d) pembinaan olahraga; 1.e)
penelitian di bidang ilmu pengetahuan; dan 1.f) studi banding; 2. bidang kemanusiaan terdiri dari : 2.a)
memberi bantuan kepada korban bencana alam; 2.b) memberikan bantuan kepada pengungsi akibat
perang; 2.c) memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan gelandangan; 2.d) memberikan
perlindungan konsumen; dan 2.e) melestarikan lingkungan hidup; 3. bidang keagamaan terdiri dari : 3.a)
mendirikan sarana ibadah; 3.b) menyelenggarakan pondok pesantren dan sarana ibadah; 3.c) menerima
dan menyalurkan amal zakat, infaq dan sedekah; 3.d) meningkatkan pemahaman keagamaan; 3.e)
melaksanakan syiar keagamaan; dan 3.f) studi banding keagamaan) – tidak bersifat limitatif dalam
menjalankan kegiatan lain yang berkaitan dengan maksud dan tujuan yayasan;
Susunan pembina (jika lebih dari seorang, maka salah seorang harus diangkat sebagai ketua), pengurus
(ketua, sekretaris dan bendahara), dan pengawas (jika lebih dari seorang, maka salah seorang harus
diangkat sebagai ketua);
Surat pernyataan tidak sedang dalam sengketa kepengurusan dan tidak sedang dalam berperkara di
pengadilan;
NPWP badan.
Pesan nama yayasan dikenakan biaya penerimaan negara bukan pajak (PNBP);
Nama yayasan yang telah disiapkan ditulis dalam kolom “nama yayasan yang diinginkan”, kemudian
apabila ada, singkatan ditulis dalam kolom “singkatan yayasan yang diinginkan”;
Penandatanganan para pendiri pada akta pendirian yayasan yang telah dibuat;
penandatanganan dan pembubuhan cap sidik jari pada daftar hadir yang telah disiapkan bagi pihak yang
hadir dalam penandatanganan akta pendirian yayasan;
penandatanganan para pendiri dan segenap kepengurusan pada surat pernyataan tidak dalam sengketa
kepengurusan dan tidak sedang berperkara di pengadilan;
penandatangan para pendiri dan segenap kepengurusan pada surat pernyataan keterangan domisili.
scan salinan akt dalam bentuk file pdf untuk kepentingan pengaksesan data yayasan secara online;
Berdasarkan salinan yang telah diserahkan kepada pengurus yayasan, kemudian pengurus yayasan
membuat surat keterangan domisili dari lurah diketahui camat;
Setelah keterangan domisili diperoleh, berdasarkan salinan akta pendirian yayasan dan surat keterangan
domisili, kemudian pengurus yayasan membuat nomor pokok wajib pajak (NPWP) badan atas nama
yayasan di kantor pelayanan pajak tempat domisili yayasan.
Tulis nomor voucher pengesahan di kolom “nomor voucher pengesahan akta pendirian yayasan”, tulis
nomor voucher pesan nama di kolom “nomor pemesanan nama”;
Langkah 6 : pratinjau, upload salinan akta dalam bentuk pdf, dan cetak surat keputusan menteri
Memeriksa data dalam akta pendirian yayasan dengan data yang telah diakses berdasarkan pratinjau
yang telah dicetak;
Apabila akta pendirian yayasan telah sesuai dengan data yang telah diakses, selanjutnya upload salinan
akta pendirian dalam bentuk pdf;
Cetak surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Menyampaikan surat keputusan menteri mengenai pendirian yayasan (file hasil download dari AHU);
Menyampaikan perintah bayar BN/TBNRI hasil download dari AHU dan bukti bayar asli BN/TBNRI;
Menyampaikan surat pernyataan notaris bahwa salinan akta pendirian yayasan dalam bentuk word
sama dengan asli aktanya, bermeterai dan distempel jabatan notaris;
Berikut dokumen fisik, dikirim ke Perum Percetakan Negara Republik Indonesia, Jalan Percetakan Negara
nomor 21, Jakarta Pusat 10560, Telepon (021) 4221701 – 05, fax (021) 4207251.
BN/TBNRI yang telah terbit akan dikirim oleh PNRI ke alamat kantor notaris.
MenyaMembuat surat tanda daftar yayasan dari kepala dinas / instansi yang terkait dengan maksud dan
tujuan yayasan;
Mengurus izin gangguan dan HO dari kepala dinas / instansi pelayanan terpadu satu pintu.