Anda di halaman 1dari 8

www.hukumonline.

com

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 56/HUK/1996 TAHUN 1996
TENTANG
PELAKSANAAN PENGUMPULAN SUMBANGAN OLEH MASYARAKAT

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
a. bahwa untuk lebih menertibkan pelaksanaan usaha pengumpulan sumbangan untuk
kepentingan Usaha Kesejahteraan Sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan
Pengumpulan Sumbangan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3175), dipandang perlu meninjau kembali Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 14
Tahun 1982 tentang Tata Cara dan Syarat-syarat Usaha Pengumpulan Sumbangan Oleh
Organisasi Sosial;
b. bahwa untuk maksud tersebut dipandang perlu menetapkan Keputusan Menteri Sosial RI
tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan Oleh Masyarakat.

Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang (Lembaran
Negara RI Tahun 1961 Nomor 214, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2273);
2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3039);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan (Lembaran
Negara RI Tahun 1980 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3175);
4. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen.
5. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen jo.
Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 1995;
6. Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 1993 tentang Pembangunan Kabinet VI;
7. Keputusan Menteri Sosial Nomor 27/HUK/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Sosial.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL RI TENTANG PELAKSANAAN PENGUMPULAN SUMBANGAN
OLEH MASYARAKAT

BAB I
PENGERTIAN

1/8
www.hukumonline.com

Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Usaha Kesejahteraan Sosial adalah semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk
mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan Kesejahteraan Sosial.
2. Organisasi adalah organisasi kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mempengaruhi
persyaratan tertentu yang mempunyai upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk
mewujudkan, membina dan meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
3. Usaha pengumpulan sumbangan adalah semua upaya, program, dan kegiatan dalam rangka
pengumpulan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal I Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 1980 tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan.
4. Pejabat yang berwenang memberi izin yaitu :
Menteri Sosial, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat II, sesuai dengan lingkup tugas dan wewenangnya.

BAB II
TUJUAN DAN PELAKSANAAN PENGUMPULAN SUMBANGAN

Pasal 2
Pengumpulan sumbangan bertujuan untuk:
a. terhimpunnya sumbangan sosial dari, oleh dan untuk masyarakat;
b. terpenuhinya kebutuhan dana sosial untuk usaha kesejahteraan sosial yang meliputi bidang:
sosial, pendidikan. kesehatan, olah raga, agama/kerohanian, kebudayaan, dan bidang
kesejahteraan sosial lainnya yang tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan
program Pemerintah dalam bidang kesejahteraan sosial.

Pasal 3
Pengumpulan sumbangan oleh masyarakat hanya dapat dilaksanakan oleh organisasi yang telah
mendapat izin dan pejabat yang berwenang memberi izin.

Pasal 4
Izin oleh Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan kepada pemohon
setelah memenuhi persyaratan.

Pasal 5
Pengumpulan sumbangan harus dilaksanakan secara terang-terangan dengan sukarela, tidak dengan
paksaan, ancaman, kekerasan dan/atau cara-cara yang dapat menimbulkan kegelisahan di lingkungan
masyarakat baik langsung maupun tidak langsung.

Pasal 6

2/8
www.hukumonline.com

Pengumpulan sumbangan dapat diselenggarakan dengan cara antara lain:


a. mengadakan pertunjukan;
b. mengadakan bazar;
c. penjualan barang secara lelang;
d. penjualan kartu undangan menghadiri suatu pertunjukan;
e. penjualan perangko amal;
f. pengedaran daftar (lis) derma;
g. penjualan kupon-kupon sumbangan;
h. penempatan kotak-kotak sumbangan ditempat umum;
i. penjualan barang/bahan atau jasa dengan harga atau pembayaran yang melebihi harga yang
sebenarnya pada tempat-tempat yang telah ditentukan;
j. permintaan langsung secara tertulis atau lisan termasuk dengan melalui iklan di surat kabar;
k. pengiriman blanko pos wesel untuk meminta sumbangan.

Pasal 7
(1) Hasil pengumpulan sumbangan dan jumlah uang yang disumbangkan dapat dibebaskan dari
pajak dan pungutan lainnya dengan mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan.
(2) Pembebasan Pajak oleh Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III
SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA UNTUK MENDAPATKAN IZIN PENGUMPULAN SUMBANGAN

Pasal 8
Setiap Organisasi yang akan melaksanakan usaha pengumpulan sumbangan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Mempunyai Akta Notaris / Akta Pendirian / Anggaran Dasar, disertai Anggaran Rumah Tangga
yang memuat antara lain:
1) azas, sifat, dan tujuan organisasi;
2) lingkup kegiatan;
3) susunan organisasi;
4) sumber-sumber keuangan;
5) sekurang-kurangnya telah berstatus terdaftar pada instansi sosial setempat; atau
b. Mempunyai Kepanitiaan yang meliputi:
1) susunan pengurus/kepanitiaan;
2) alamat kepanitiaan;
3) program kegiatan.

3/8
www.hukumonline.com

Pasal 9
Permohonan izin pengumpulan sumbangan oleh Pemohon disampaikan secara tertulis kepada
Pejabat yang berwenang, sebagai berikut:
a. Menteri dalam hal pengumpulan sumbangan meliputi:
1) seluruh wilayah Republik Indonesia;
2) lebih dari satu wilayah Propinsi;
3) satu wilayah Propinsi, tetapi Pemohon berkedudukan di Propinsi lain.
b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dalam hal Pengumpulan Sumbangan meliputi:
1) seluruh wilayah Propinsi yang bersangkutan;
2) lebih dari satu Wilayah Kabupaten/Kotamadya, dan meliputi Propinsi yang bersangkutan.
c. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dalam hal Pengumpulan Sumbangan
diselenggarakan dalam wilayah Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan.

Pasal 10
Permohonan izin pengumpulan sumbangan harus dengan jelas memuat:
a. nama dan alamat organisasi/ panitia pemohon;
b. susunan keanggotaan pengurus/panitia;
c. maksud dan tujuan melaksanakan pengumpulan sumbangan;
d. jangka waktu dan cara penyelenggaraan pengumpulan sumbangan;
e. luas wilayah penyelenggaraan pengumpulan sumbangan;
f. cara penyaluran dan/atau penggunaan hasil pengumpulan sumbangan.

Pasal 11
(1) Permohonan izin pengumpulan sumbangan yang ditujukan kepada Menteri Sosial, harus
dilengkapi persyaratan:
a. rekomendasi dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I tempat Organisasi Pemohon
berkedudukan;
b. rekomendasi dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi tempat organisasi
pemohon berkedudukan.
(2) Surat permohonan izin pengumpulan sumbangan yang ditujukan kepada Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I harus dilengkapi persyaratan:
a. rekomendasi dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II tempat organisasi
pemohon berkedudukan;
b. rekomendasi dari Kepala Kantor Departemen Sosial Kabupaten/ Kotamadya tempat
pemohon berkedudukan, dan apabila karena sesuatu hal tidak terdapat Kantor
Departemen Sosial Kabupaten/ Kotamadya, rekomendasi diberikan oleh Kepala Kantor
Dinas Sosial Tingkat II.
(3) Surat permohonan izin pengumpulan sumbangan yang ditujukan kepada Bupati/Walikotamadya

4/8
www.hukumonline.com

Kepala Daerah Tingkat II harus disertai rekomendasi Kepala Kantor Departemen Sosial/Dinas
Sosial Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II setempat.

Pasal 12
Semua permohonan izin pengumpulan sumbangan Sosial baik yang diajukan kepada Menteri Sosial,
Gubernur Kepala Daerah Tingkat maupun Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II di samping
harus dilengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11, juga harus
dilengkapi:
a. salinan Akta Notaris/Akta Pendirian/Anggaran Dasar Organisasi yang bersangkutan beserta
Anggaran Rumah Tangga;
b. salinan pendaftaran atau pengakuan, pengukuhan dari Departemen Sosial/Kantor Wilayah
Departemen Sosial Propinsi.

BAB IV
KEPUTUSAN PEMBERIAN IZIN

Pasal 13
Pejabat yang berwenang memberi izin pengumpulan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 sebelum memutuskan diterima atau ditolak permohonan untuk mendapatkan izin, berkewajiban
untuk meneliti berkas permohonan yang diajukan.

Pasal 14
(1) Apabila berdasarkan hasil penelitian, permohonan yang diajukan telah memenuhi persyaratan,
pejabat yang berwenang memberi izin dapat mengeluarkan Keputusan Pemberian Izin.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) antara lain harus memuat:
a. tujuan pengumpulan sumbangan;
b. nama dan alamat yang diberikan izin;
c. batas wilayah penyelenggaraan:
d. batas waktu penyelenggaraan;
e. kewajiban penyelenggara/penerima izin untuk melapor lebih dahulu kepada Pemerintah
Daerah setempat, Lurah, Rukun Warga/Rukun Tetangga setempat, tempat kegiatan
pengumpulan sumbangan dilaksanakan;
f. penyelenggara/penerima izin berkewajiban untuk melaporkan hasil pengumpulan
sumbangan dan penggunaannya paling lambat 1 (satu) Tahun setelah kegiatan berjalan
kepada pejabat yang berwenang memberi izin dengan tembusan disampaikan kepada
Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi setempat.
(3) Keputusan pemberian izin pengumpulan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) disampaikan kepada pemohon untuk diketahui dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pasal 15

5/8
www.hukumonline.com

(1) Permohonan untuk mendapatkan izin pengumpulan sumbangan ditolak, apabila berdasarkan
hasil penelitian tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.
(2) Penolakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), disampaikan kepada pemohon disertai
alasan-alasan penolakannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Permohonan izin pengumpulan sumbangan yang ditolak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2), dapat diajukan kembali setelah dilengkapi persyaratan yang ditentukan.

BAB V
KEWAJIBAN PENERIMA IZIN

Pasal 16
(1) Penerima izin pengumpulan sumbangan berkewajiban untuk:
a. melaksanakan pengumpulan sumbangan sesuai dengan ketentuan yang dimuat dalam
Keputusan Izin Pengumpulan Sumbangan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. memberikan laporan mengenai pelaksanaan pengumpulan sumbangan disertai bukti-bukti
pertanggungjawaban.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, antara lain harus memuat:
a. pelaksanaan usaha pengumpulan sumbangan;
b. sumbangan yang diperoleh;
c. penggunaan sumbangan yang diperoleh.

Pasal 17
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b dan ayat (2) disampaikan
kepada:
a. Menteri Sosial RI, apabila izin pengumpulan sumbangan dikeluarkan oleh Menteri Sosial
RI. dengan tembusan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri, Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi tempat
penyelenggara/pemegang izin berkedudukan.
b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat apabila izin pengumpulan sumbangan dikeluarkan oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dengan tembusan disampaikan kepada Menteri Sosial,
dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi tempat
penyelenggara/pemegang izin berkedudukan.
c. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II apabila izin pengumpulan sumbangan
dikeluarkan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dengan tembusan
disampaikan kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi dan Kepala Kantor
Wilayah Departemen Sosial tempat penyelenggara/pemegang izin berkedudukan.
(2) Laporan Sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan paling lambat 1 (satu) tahun
setelah penyelenggaraan pengumpulan sumbangan selesai dilaksanakan.

BAB VI

6/8
www.hukumonline.com

UPAYA PENGENDALIAN

Pasal 18
Upaya pengendalian terhadap penyelenggaraan pengumpulan sumbangan meliputi tindakan preventif
dan represif.

Pasal 19
Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi memantau pelaksanaan pengumpulan sumbangan
maupun penyalurannya.

Pasal 20
Pejabat pemberi izin sesuai dengan tugas dan fungsinya wajib melakukan upaya pengendalian sesuai
dengan batas-batas kewenangan;

BAB VII
SANKSI

Pasal 21
(1) Penyelenggaraan pengumpulan sumbangan yang menyimpang dari ketentuan sebagaimana
ditetapkan dalam Keputusan ini, dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
(2) Uang atau barang yang diperoleh karena tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1), disita
dan dipergunakan sedapat mungkin untuk membiayai usaha-usaha kesejahteraan sosial.

BAB VIII
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 22
(1) Usaha pengumpulan sumbangan tanpa izin dari pejabat yang berwenang, hanya dapat
dilaksanakan apabila:
a. untuk melaksanakan kewajiban Hukum Agama;
b. untuk amal peribadatan yang dilakukan khusus di tempat-tempat ibadat;
c. untuk menjalankan Hukum Adat atau Adat Kebiasaan;
d. dalam lingkungan suatu organisasi terhadap anggota-anggotanya.
(2) Dalam keadaan tertentu Menteri Sosial dapat menunjuk suatu organisasi untuk melaksanakan
pengumpulan sumbangan.
(3) Organisasi sebagaimana dimaksud ayat (2) wajib mempertanggungjawabkan usaha dan
penggunaannya dengan memberikan laporan kepada Menteri Sosial.

7/8
www.hukumonline.com

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
(1) Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka Peraturan Menteri Sosial Nomor 14 Tahun 1982
tentang Tata Cara dan Syarat-syarat Usaha Pengumpulan Sumbangan oleh Organisasi Sosial
dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 19 September 1996
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
DRA. INTEN SOEWENO

8/8

Anda mungkin juga menyukai