Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat menuntut lulusan perguruan tinggi untuk lebih profesional dan
kompeten dalam bidang keilmuan yang ditekuninya. Lulusan perguruan
tinggi tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu-ilmu yang diperoleh di
bangku perkuliahan, tetapi dituntut pula untuk mampu mengaplikasikan
langsung ilmu tersebut di lapangan, mengidentifikasi masalah,
menganalisis dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, melakukan
inovasi kreatif dalam penciptaan proses, dan berperan dalam peningkatan
kemampuan teknologi anak bangsa. Namun, kemampuan ini tidak
mungkin diperoleh hanya dengan mengandalkan kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung di bangku perkuliahan. Lulusan perguruan
tinggi harus melalui serangkaian proses yang berkelanjutan untuk
menambah pengalaman dan keahlian dalam bidang Teknik Instrumentasi
Elektronika Migas.

JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi merupakan salah


satu perusahaan yang mengeksplorasi dan mengolah gas alam. dalam
melakukan kegiatan operasionalnya JOB Pertamina – Medco E&P Tomori
Sulawesi telah menerapkan teknologi yang cukup maju untuk
menghasilkan produk yang berkualitas baik.

Separator merupakan bagian yang penting dalam industri


pengolahan (refinery), karena dalam suatu proses kimia dibutuhkan alat
yang dapat memisahkan dan memurnikan fluida, Separator merupakan
salah satu yang digunakan di JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi.
2

Di area Central Processing Plant Job Pertamina – Medco Tomori


Sulawesi terdapat Separator Horizontal ( Tag Number SNO-V-1102 )
digunakan untuk memisahkan fluida sumur menjadi air dan gas (tiga fasa).

Oleh karena itu, penulis mengambil judul “MENGETAHUI FUNGSI


ALAT INSTRUMENT PADA SEPARATOR PRODUCTION 3 PHASE
SNO-V-1102 CENTRAL PROCESSING PLANT AREA JOB
PERTAMINA-MEDCO E&P TOMORI SULAWESI “ sehingga penulis
lebih memahami tentang alat instrument pada separator production 3
phase.

1.2 Batasan Masalah


Agar permasalahan pada penulisan Laporan Kerja Praktek ini tidak
meluas maka Penulis hanya akan membahas “MENGETAHUI FUNGSI
ALAT INSTRUMENT PADA SEPARATOR PRODUCTION 3 PHASE
SNO-V-1102 CENTRAL PROCESSING PLANT AREA JOB
PERTAMINA-MEDCO E&P TOMORI SULAWESI “ dimana
berdasarkan permasalahan tersebut dapat ditarik dua poin utama yaitu :
a. Proses Kerja Separator
b. Mengetahui Fungsi Alat Instrumen Pada Separator production 3
Phase SNO-V-1102.
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan
a. Tujuan dari Kerja Praktek ini antara lain :
a) Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum pada studi
D3 Teknik Instrumentasi Elektronika Migas.
b) Menambah wawasan agar mahasiswa dapat mengetahui dan
memahami aplikasi ilmunya pada dunia industri serta mampu
melakukan adaptasi awal dengan dunia kerja.
c) Mengetahui fungsi alat instrument pada separator.
d) Memahami Proses Kerja Separator
b. Manfaat dari kerja praktek ini antara lain :
a) Bagi Penulis
3

Menambah wawasan dan pengalaman dalam melaksanakan


penulisan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek.
b) Bagi Pembaca

Sebagai media informasi agar pembaca dapat mengetahui alat


instrument pada separator dan Prinsip Kerja Separator serta sebagai
referensi khususnya bagi Mahasiswa Teknik Instrumentasi
Elektronika Migas yang akan melakukan penelitian.

1.4 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan


Kerja Praktek ini dilaksanakan selama 1 bulan terhitung sejak
tanggal 1 Juli – 31 Juli 2019 bertempat di JOB PERTAMINA – MEDCO
E&P TOMORI SULAWESI yang berlokasi di Ds. Paisubololi kecamatan
Batui Selatan Luwuk Banggai Sulawesi Tengah, Indonesia
1.5 Metode Dan Pengumpulan Data Penulisan
Metode penelitian yang dilakukan dalam proses pengumpulan data
untuk penulisan laporan adalah sebagai berikut :
a. Wawancara.
Metode ini lebih kearah berdiskusi dengan para pembimbing
dilapangan dan beberapa teknisi instrument pada separator di central
processing plant senoro ( JOB PERTAMINA-MEDCO E&P TOMORI
SULAWESI ) tepatnya di SNO-V-1102
b. Studi Literature
Mempelajari dari buku petunjuk (buku manual), buku-buku literature,
mencari referensi lain melalui internet dan data dari pembimbing
lapangan dan operator di area JOB PERTAMINA-MEDCO E&P
TOMORI SULAWESI dan data-data yang bertempat di document file,
serta gambar dari plant Cpp Area yang terkait dengan laporan sehingga
menjadi data yang diperlukan untuk menyusun Laporan Kerja Praktek.
c. Pengamatan Langsung (Observasi)
Melakukan pengamatan secara langsung alat yang sedang dijadikan judul
serta dipandu oleh pembimbing lapangan.
4

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Bagian bab yang berisikan latar belakang
penulisan, batasan masalah, tujuan yang hendak
dicapai,metode pengumpulan data, sistematika penulisan,
tempat dan waktu pelaksanaan.
Serta merupakan bagian bab yang berisikan dengan
hal yang ada hubungannya dengan perusahaan yang
dimulai tentang profil dan tinjauan umum JOB
PERTAMINA – MEDCO E&P TOMORI SULAWESI
Meliputi sejarah, filsafah logo, bidang usaha, struktur
organisasi, kegiatanperusahaan, dan lain-lain.

BAB II : DASAR TEORI

Bagian bab yang berisikan penjelasan dasar-dasar


yang berkaitan dengan “SEPARATOR PRODUCTION 3
PHASE SNO-V-1102 CENTRAL PROCESSING PLANT
AREA JOB PERTAMINA-MEDCO E&P TOMORI
SULAWESI “

BAB III : PEMBAHASAN

Bagian bab yang berisikan penjelasan mengenai


prinsip kerja separator (SNO-V-1102) dan “FUNGSI
ALAT INSTRUMENT PADA SEPARATOR
PRODUCTION 3 PHASE SNO-V-1102 CENTRAL
PROCESSING PLANT AREA JOB PERTAMINA-
MEDCO E&P TOMORI SULAWESI “

BAB IV : PENUTUP

Bagian bab yang berisikan simpulan dan saran terhadap


Laporan Kerja Praktek yang telah dibuat selama
5

melaksanakan kegiatan Kerja Praktek berdasarkan keadaan


yang ditemui di lapangan.

1.7 Tinjauan perusahaan


1.7.1 Sekilas Mengenai Kondensat
Kondensat merupakan hidrokarbon cair yang didapatkan dari
sumur gas atau sumur minyak bercampur gas. Dalam kondisi temperatur
dan tekanan sekitar, kondensat ini bentuknya mirip dengan bensin dan
mudah terbakar. Gas yang baru keluar dari sumur lapangan itu biasanya
masih basah karena bercampur cairan hidrokarbon. Cairan kondensat
dipisahkan dari gas melalui alat bernama separator atau scrubber.
Bentuknya merupakan bejana bertekanan (pressure vessel) dan gas ini
dilewatkan ke dalamnya.
Pada stasiun pengumpul minyak/gas selalu terdapat scrubber ini.
Demikian juga pada booster station yang terdapat di jalur pipa gas.
Kondensat dipisahkan dari gas supaya gasnya menjadi ‘kering'. Waktu
melewati scrubber maka kondensat ini akan terkumpul di bagian bawah
scrubber. Kondensat yang terkumpul kemudian ditransfer ke tanki
penampungan. Gas yang keluar dari scrubber yang sudah hilangkan
kondensatnya menjadi kering tanpa ada cairan yang membuatnya basah.
Kondisi gas yang kering ini aman untuk dilewatkan di kompresor yang
digunakan menaikkan tekanannya. Butiran hidrokarbon cair bisa merusak
kompresor.
Karena kondensat ini mirip bensin, maka cairian ini bisa
dimasukkan ke dalam tanki mobil untuk menghidupkan mesin. Hanya saja
efeknya tidak bagus buat mesin, kadang kadang ada parafin yang bisa
menyumbat injector/karburator mesin. Para pekerja di booster station
sering mengisi mobilnya dengan kondensat ini. Pada platform produksi
lepas pantai di laut juga kadang kadang didatangi nelayan untuk mencuri
kondensaat ini. Beberapa remote platform di tengah laut ini memang tidak
dijaga operator sehingga sering dimasuki pencuri. Nelayan
menggunakannya untuk menghidupkan mesin.
6

Pada beberapa lapangan minyak yang memproduksi minyak sangat


kental maka kondensat ini digunakan untuk mengoplos supaya lebih encer.
Minyak kental sangat memberatkan mesin pompa yang mentransfer
minyak kelokasi lain. Dengan dioplos kondensat maka minyak menjadi
agak encer sehingga mudah dipompa. Tenaga yang diperlukan tidak terlalu
besar.
SKK Migas membawahi operator Production Sharing Contract
(PSC) dimana banyak menghasilkan gas, otomatis kondensat yang
dihasilkan juga banyak. Cairan hidrokarbon ini dikumpulkan di terminal
minyak yang kemudian akan dijual. Salah satunya adalah di terminal
minyak Senipah, Kalimantan Timur. Sama seperti crude oil, maka
kondensat ini hasilnya juga akan dibagi antara PSC dan Pemerintah
Indonesia. Pembeli kondesat antara lain adalah perusahaan petrokimia.
1.7.2 Sejarah Pendirian Pabrik
a. Sejarah singkat PT.PERTAMINA (persero)
Minyak bumi merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia,
baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku produk turunan
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Proses pengolahan minyak bumi
menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi merupakan tujuan utama dari
perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi sampai dengan
industri petrokimia hilir. Pengelolaan sumber daya ini diatur oleh negara
untuk kemakmuran rakyat dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hal ini
bertujuan untuk menghindari praktek monopoli dan eksploitasi kekayaan
alam yang berujung pada kesengsaraan rakyat.
Usaha pengeboran minyak di Indonesia pertama kali dilakukan oleh
Jan Raerink pada tahun 1871 di Cibodas, Majalengka (Jawa Barat), namun
usaha tersebut mengalami kegagalan. Kemudian dilanjutkan oleh Aeilo
Jan Zykler yang melakukan pengeboran di Telaga Tiga (Sumatera Utara)
dan pada tanggal 15 Juni 1885 ditemukan sumber minyak komersial yang
pertama di Indonesia. Sejak itu berturut-turut ditemukan sumber minyak
bumi di Kruka (Jawa Timur) pada tahun 1887; Ledok, Cepu (Jawa
7

Tengah) pada tahun 1901; Pamusian, Tarakan tahun 1905 dan di Talang
Akar; Pendopo (Sumatera Selatan) pada tahun 1921. Penemuan-penemuan
tersebut mendorong keinginan maskapai perusahaan asing seperti Royal
Deutsche Company, Shell, Stanvac, Caltex dan maskapai-maskapai
lainnya untuk turut serta dalam usaha pengeboran minyak di Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, terjadi beberapa perubahan
pengelolaan perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember
1957, beberapa perusahaan pengelola minyak di Indonesia dilebur menjadi
PT Perusahaan Minyak Nasional (PT. Permina). Kemudian dengan PP No.
198/1961, PT.
Permina dilebur menjadi PN Permina. Pada tanggal 20 Agustus
1968 berdasarkan PP No. 27/1968, PN. Permina dan PN. Pertamin
dijadikan satu perusahaan yang bernama Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara (PN. Pertamina). Kemudian sebagai
landasan kerja baru, lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15 September
1971. Sejak itu, nama PN. Pertamina diubah menjadi PT. Pertamina, dan
dengan PP No. 31/2003 PT Pertamina menjadi Perusahaan Terbatas
dengan bentuk Persero, yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak
nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan industri
perminyakan di Indonesia.
Berikut ini adalah kronologis sejarah berdirinya PT. Pertamina :
Tabel 1.1 Sejarah Perkembangan PT. Pertamina (Persero)
Waktu Peristiwa
Berdirinya Perusahaan Tambang Minyak Negara
Republik Indonesia (PTMNRI) di Tarakan, yang
1945
merupakan perusahaan minyak nasional pertama di
Indonesia
PTMNRI berubah menjadi Tambang Minyak
April 1954
Sumatera Utara (TMSU)
8

TMSU berubah menjadi PT Perusahaan Minyak


10
Desember1957 Nasional (PT. Permina)
NVNIAM berubah menjadi PT Pertambangan
1 Januari 1959
Minyak Indonesia (PT. Permindo)
PT. Permindo berubah menjadi Perusahaan
Negara Pertambangan Minyak (PN. Pertamin) yang
Februari 1961
berfungsi sebagai satu-satunya distributor minyak di
Indonesia
1 Juli 1961 PT. Permina dijadikan PN. Permina
Peleburan PN. Permina dan PN. Pertamin menjadi
20 Agustus
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
1968
Nasional (PN. Pertamina)
15 September
1971 PN. Pertamina berubah menjadi PT. Pertamina
17 September
PT. Pertamina menjadi PT. Pertamina (Persero)
2003
(Sumber : PT. Pertamina, 2006)

Sebagai salah satu elemen penting dalam usaha pemenuhan


kebutuhan BBM di Indonesia tantangan yang dihadapi PT. Pertamina
(Persero) semakin berat karena lonjakan kebutuhan BBM harus diiringi
dengan peningkatan pengolahan minyak bumi agar suplai BBM tetap
stabil. Dalam pembangunan nasional, PT. Pertamina (Persero) memiliki
tiga peranan penting, yaitu:

a) Menyediakan dan menjamin pemenuhan kebutuhan BBM.


b) Sebagai sumber devisa negara.
c) Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih
teknologi dan pengetahuan.
9

b. Sejarah Singkat PT. MEDCO ENERGI INTERBASIONAL Tbk

PT. Medco Energi Internasional Tbk. (Medco Energi Korporat /


Medco Energi / Perseroan) didirikan pada 9 Juni 1980 oleh pengusaha
muda Indonesia, Bp. Arifin Panigoro berdasarkan hukum Republik
Indonesia. Nama Perseroan telah berubah tiga kali, dari PT. Meta Epsi
Pribumi Drilling Company pada saat awal pendiriannya pada tahun
1980 dan saat itu ditetapkan sebagai perusahaan kontraktor pengeboran
nasional pertama.
Kemudian berubah nama menjadi PT. Medco Energi Corporation
sebelum Penawaran Perdana saham ke Publik di tahun 1994 dan yang
terakhir berubah menjadi PT. Medco Energi Internasional Tbk. pada
tahun 2000, sebagai tindak lanjut dari selesainya restrukturisasi hutang
pada akhir tahun 1999.
Perseroan Medco Energi beserta entitas anak (anak perusahaan)
memulai usahanya sebagai perusahaan penyedia jasa anjungan
pemboran dan merupakan kontraktor pemboran swasta Indonesia. PT.
Medco E&P Indonesia merupakan salah satu entitas terdepan dalam
portofolio Medco Energi di bidang usaha eksplorasi dan produksi
minyak dan gas bumi (migas). Sejarah PT. Medco E&P Indonesia
berawal dari PT. Stanvac Indonesia yang kemudian menjadi PT. Exspan
Sumatera dan Tesoro. Dalam perkembangannya, Tesoro menjadi PT.
Exspan Kalimantan. Pada tahun 2000, kedua perusahaan tersebut
digabung menjadi PT. Exspan Nusantara, sebelum berubah nama
menjadi PT. Medco E&P Indonesia pada 19 April 2004.
Entitas Anak (anak perusahaan) Medco Energi yang bergerak
dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas di Indonesia
beroperasi berdasarkan berbagai kesepakatan bagi hasil dengan SKK
Migas yang sesuai dengan Undang-Undang Minyak dan Gas dan
Peraturan Pemerintah yang berlaku. Bentuk kesepakatan bagi hasil yang
dilakukan oleh Medco Energi dengan SKK Migas adalah sebagai
berikut:
10

a) Production Sharing Contract (PSC)


Production Sharing Contract atau sering disebut Kontrak
Bagi Hasil diberikan untuk mencari dan mengembangkan cadangan
hidrokarbon komersial di area tertentu sebelum berproduksi secara
komersial. Tanggung jawab kontraktor PSC umumnya termasuk
menyediakan dana atas semua aktivitas dan menyiapkan serta
melaksanakan program kerja dan anggaran. Sebagai imbalannya,
kontraktor diizinkan untuk melakukan lifting atas minyak mentah
dan produksi gas yang menjadi haknya. Bagi hasil dalam bentuk
First Tranche Petroleum (FTP) pada kisaran 10 - 20% dari total
produksi sebelum dikurangi pemulihan biaya (cost recovery)
tersedia untuk Pemerintah dan kontraktor sesuai dengan persentase
hak bagi hasil masing-masing.
b) Technical Asistant Contract (TAC)
Technical Assistant Contract atau sering disebut Kontrak
Bantuan Teknis merupakan suatu kontrak pengelolaan lapangan
migas yang dimiliki PT Pertamina (Persero) (Pertamina). Kontrak
diberikan pada wilayah yang belum atau telah berproduksi untuk
jangka waktu tertentu. Produksi minyak atau gas bumi akan dibagi
terlebih dahulu menjadi bagian yang tidak dapat dibagikan (non-
shareable) dan bagian yang dapat dibagikan (shareable). Bagian
yang tidak dapat dibagikan merupakan produksi yang diperkirakan
dapat dicapai dari suatu wilayah pada saat perjanjian TAC
ditandatangani dan menjadi hak milik Pertamina. Dalam TAC,
bagian yang dapat dibagikan berkaitan dengan penambahan
produksi yang berasal dari investasi pihak kontraktor terhadap
wilayah yang bersangkutan secara umum dibagikan kepada kedua
belah pihak dengan cara yang sama seperti PSC.
c) Joint Operating Body (JOB)

Dalam JOB, kegiatan operasional dilakukan oleh badan


operasi bersama yang dikepalai oleh Pertamina dan dibantu oleh
11

kontraktor sebagai pihak kedua dalam JOB. Dalam JOB, sebagian


produksi merupakan milik Pertamina dan sisanya adalah bagian
yang dapat dibagikan kepada kedua belah pihak dengan cara yang
sama seperti PSC. Pada saat kontrak berakhir atau diputuskan,
pelepasan sebagian kontrak area, atau penutupan lapangan,
kontraktor mungkin diharuskan untuk memindahkan semua
peralatan dan instalasi dari kontrak area dan melakukan seluruh
aktivitas restorasi sesuai dengan syarat - syarat yang tercantum di
kontrak atau peraturan pemerintah yang berlaku.

Dalam upaya mendukung Pemerintah Indonesia agar dapat


memenuhi kebutuhan minyak dan gas bumi yang terus meningkat,
sejak tahun 1992 Medco Energi memasuki industri E&P migas.
Sampai dengan saat ini, Medco Energi telah mendapatkan
kepercayaan dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan ekpansi
usaha melalui ekplorasi, pengembangan, partisipasi ekonomi,
produksi, Coal Bed Methane (CBM) dan kontrak jasa pada industri
minyak dan gas yang tersebar di wilayah Indonesia yaitu Sumatra
(Blok A – Provinsi Aceh, Blok Merangin, Blok South Central
Sumatra - Kampar, Blok CBM Sekayu, Blok Merangin, Blok
Lematang, Blok CBM Muralim), Jawa Timur (Blok Eksplorasi
Jeruk, Blok Bawean), Kalimantan (Blok Bangkanai, Blok Bengara,
Blok Sembakung, Blok Tarakan, Blok Simenggaris, Blok
Nunukan), dan Sulawesi Tengah (Blok Senoro-Toili).

Eksplorasi dan produksi yang telah dilakukan oleh Medco


Energi di Indonesia telah memberikan kontribusi yang cukup
signifikan bagi pembangunan bangsa dan negara. Pada tahun 2004,
Medco Energi mulai memasuki kancah E&P Internasional dengan
berpartisipasi dalam operasi lapangan ekplorasi di negara Oman,
Yaman, Libya, dan Teluk Meksiko di Amerika Serikat. Eksplorasi
dan produksi oleh pihak Medco Energi dimana dikendalikan oleh
12

anak perusahaan baik kontrak dalam negeri maupun luar negeri


memiliki penamaan perseroan yang berbeda-beda tergantung dari
letak operasional plant, sebagai contoh PT. Medco E&P Lematang,
PT. Medco E&P Tarakan, Medco Yemen Amed Ltd., Medco Oman
LLC, dan lain-lain.

Di dalam pengelolaan suatu blok eksplorasi minyak dan gas,


Medco Energi melalui anak perusahaannya yang menganut sistem
kontrak Production Sharing Contract (PSC), Technical Asistant
Contract (TAC), dan Joint Operating Body (JOB) dengan bekerja
sama dengan perusahaan migas lain dalam mengoperasikan plant
migas mempunyai status kepemilikan hak partisipasi yang
bervariasi antara 15% hingga 100%. Beberapa status kepemilikan
hak partisipasi entitas anak Medco Energi yang mencapai 100%
atas blok ekplorasi minyak dan gas antara lain Blok Lematang
(gas), Blok Sembakung (minyak), Blok Tarakan (minyak dan gas),
dan Blok Bawean (minyak).

Di usianya yang ke-36 di tahun 2016, Medco Energi telah


tumbuh menjadi kelompok usaha yang maju, berkantor pusat di
Indonesia, dan bergerak di sektor energi terpadu dengan fokus pada
industri Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas (E&P Migas),
Ketenagalistrikan dan Industri Hilir. Medco Energi mampu
mempertahankan komitmen untuk terus mengejar berbagai peluang
guna mengembangkan kegiatan usahanya di bidang energi yang
didukung keberadaan Unit Inkubator Bisnis Baru.

c. Sejarah Singkat JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi

Badan Operasi Bersama (BOB) atau Joint Operating Body (JOB)


adalah kegiatan operasional yang dilakukan oleh badan operasi bersama.
JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi adalah badan kerjasama
operasi yang dibentuk berdasarkan Production Sharing Contract antara
13

perusahaan PT. Pertamina Hulu Energi dengan PT. Medco E&P Tomori
Sulawesi. Pemerintah dalam hal ini SKK Migas melakukan tugas
pengawasan kepada Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P
Tomori Sulawesi selaku Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk
melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di lapangan gas Senoro dan
lapangan minyak Tiaka yang hasilnya dipergunakan sebesar-besarnya
demi kemakmuran rakyat Indonesia. Dalam JOB Pertamina - Medco E&P
Tomori Sulawesi, 50% dari produksi merupakan milik PT. Pertamina,
30% milik PT. Medco Energi E&P, dan 20% milik Tomori E&P Limited.
Pada tahun 1999 PT. Pertamina bekerja sama dengan PT. Medco
E&P Indonesia sebuah perusahaan minyak lokal terbesar di Indonesia
untuk mengembangkan lapangan minyak miliknya di perairan Teluk Tolo
yang dahulu dikontrak oleh Union Texas (sebelum berganti nama menjadi
Chevron) dan dari pengeboran yang dilakukan oleh Union Texas pada
tahun 1984 berhasil mendapatkan sumur minyak dengan produksi ± 2000
bopd (Barrel Oil Per Day). Maka dibentuklah sebuah konsorsium minyak
dengan nama JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi Ltd.
Sejarah Blok Senoro-Toili dimulai dari diketemukanya struktur
lapangan Tiaka oleh Union Texas atau South East Asia Inc. pada tahun
1985 maka upaya untuk mengelola struktur lapangan ini guna mendapat
minyak dan gas bumi, upaya segera dilakukan langkah yang dilakukan
Union Texas pada saat itu adalah dengan melakukan pengeboran pada
empat sumur dimana tiga sumur berhasil dibor sedangankan satu sumur
tidak berhasil dibor kemudian dikarenakan teknologi pada saat itu masih
sangat terbatas maka struktur ini kemudian ditinggalkan oleh Union Texas
karena dianggap tidak memiliki nilai keekonomian untuk dikembangkan.
Selanjutnya, keempat sumur tersebut ditutup secara permanen di bawah
dasar laut.
Kontrak Production Sharing Contract Joint Operating Body atau
PSC Pertamina-Union Texas Tomori Inc. untuk mengelola Blok Senoro-
Toili ditandatangani pada tanggal 4 Desember 1997 antara Pertamina
14

dengan Union Texas atau South East Asia Inc. Kontrak ini berlaku untuk
30 tahun sampai dengan 4 Desember 2027.
Pada Mei 1998, bagian kepemilikan Union Texas beralih ke
Atlantic Richfield Corporation atau ARCO dan selanjutnya pada 27 Maret
2000 diambil alih oleh PT. Medco Energi Internasional, Tbk. sebagai
induk perusahaan dari PT Medco E&P Indonesia yang saat itu masih
bernama PT Exspan Nusantara. JOB Pertamina Exspan Tomori Sulawesi
mulai 2004 berubah nama menjadi JOB Pertamina - Medco E&P Tomori
Sulawesi Sulawesi melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan
lapangan Tiaka langkah yang dilakukan oleh JOB Pertamina - Medco
E&P Tomori adalah dengan mengunakan metode pembuatan pulau buatan
atau reklamasi sebagai lokasi sumur yang jauh lebih efisien apabila
dibandingkan dengan menggunakan platform rig.
Wilayah kerja Blok Senoro-Toili memiliki luas awal 475 km2 dan
setelah dilakukan penyisihan blok pada tahun 2001 menjadi 451 km2. Blok
ini berada di dua daerah terpisah yakni Senoro Area (onshore) di wilayah
Kabupaten Banggai dan Toili Area (offshore) di wilayah Kabupaten
Morowali. Lapangan minyak Tiaka yang berada di Toili Area
diperkirakan dapat memproduksikan minyak mentah sebesar 10 juta barel.
Sedangkan di Senoro Area terdapat lapangan gas Senoro yang berpotensi
menghasilkan gas sebesar 3,7 triliun kaki kubik dan 25 juta barel
kondensat.
Pada bulan Mei 2005, JOB Pertamina”Medco E&P Tomori
Sulawesi telah mendapatkan persetujuan untuk melakukan pengembangan
Lapangan Senoro. Sebagai langkah awal, akan dikembangkan dua train
upstream facilities berkapasitas 2×120 MMscfd (juta kaki kubik per hari)
dengan total investasi sebesar 250 juta dolar AS.
Selain minyak mentah, potensi gas di Sulawesi juga sudah
dikembangkan. Medco bersama-sama dengan Pertamina telah
membangun fasilitas kilang gas alam cair di Luwuk, Kabupaten Banggai.
Segera setelah pengapalan minyak mentah, Medco dan Pertamina
15

menyinergikan pengembangan potensi gas di Blok Senoro, Donggi, dan


Matindok.
Potensi gas dari ketiga blok tersebut mencapai 9,6 TCF. Medco dan
Pertamina sebagai penyuplai gas akan menggandeng LNG Energi Utama
untuk pembangunan kilang. Meskipun tidak sebesar Arun atau Bontang,
Kilang LNG yang dikembangkan dengan pola joint venture diharapkan
bisa menyubstitusi produksi kedua kilang LNG yang terus turun.

Tabel. 1.2. Sejarah Peristiwa Terbentuknya JOB Pertamina – Medco


TANGGAL DATA DAN PERISTIWA
Penandatanganan kontrak JOB Pertamina –
Desember 1997 Exspan(sebelum berubah nama menjadi
Medco) Senoro Toili(Indonesia)
Re-branding JOB Pertamina - Exspan Tomori
Oktober 2000
Sulawesi
Re-branding JOB Pertamina - Medco E&P
April 2003
Tomori Sulawesi
pertama kalinya dimulai dari building project
September 2012
terlebih Dahulu
Periode berakhirnya kontrak JOB Pertamina -
Desember 2027
Medco E&P Tomori Sulawesi
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
16

1.7.3 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


a. Lokasi Pabrik
Senoro Gas Central Processing Plant (CPP) merupakan salah satu
fasilitas pengolahan dan produksi gas alam yang dihasilkan dari sumur
Chapter-1, Chapter-2 dan Chapter-5. Senoro Gas Central Processing Plant
(CPP) terletak Blok Senoro-Toili lebih tepatnya di Desa Batui, Kecamatan
Batui, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan letak
astronomis pada 07O3,0’ Lintang Selatan dan 121O32’ Bujur Timur
Indonesia. Di sekitar CPP JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi
terdapat pula industri gas lainnya, seperti LNG Donggi Senoro. Kota
terdekat dari Senoro gas CPP (Blok Lematang) adalah kota Luwuk yang
berjarak sekitar ±90 km.
Secara geografis, lokasi pabrik dekat dengan laut, sehingga dapat
memanfaatkan air laut dalam sistem utilitas, memudahkan dalam proses
lifting atau penjualan kondensat ke user atau pembeli, serta
memudahkan distribusi dan pemasaran produk, baik produk utama
maupun produk samping. Senoro Gas Central Processing Plant JOB
Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi ini memiliki 6 (enam) kluster
aktif yang terdiri dari 21 sumur (well).

Gambar 1.1. Lokasi Pabrik JOB Pertamina – Medco E&P Tomori


Sulawesi
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
17

b. Tata Letak Pabrik


Area Senoro Gas Central Processing Plant sendiri terdiri dari
berbagai wilayah lain selain plant untuk unit pengolahan. Kompleks ini
terdiri dari area pengolahan gas, wilayah perkantoran, klinik kesehatan,
laboratorium, warehouse, control room, ruang makan, ruang rekreasi,
masjid, pos keamanan, sport hall, akomodasi karyawan, jetty area, dan
area pengembangan di masa mendatang.
Area pengolahan gas alam dapat dibagi menjadi tiga area besar,
yaitu bagian produksi, utilitas, dan pengolahan limbah. Bagian produksi
terdiri dari unit gas-condensate-water separation, gas treatment
(AGRU, gas dehydration with TEG system, dew point control system),
condensate stabilization, dan acid gas conversion unit. Bagian utilitas
terdiri dari unit-unit penyedia udara, listrik, dan air baik bagi
operasional pabrik, maupun untuk bagian akomodasi. Bagian
pengolahan limbah terdiri dari unit pengolahan produced water.
Layout Senoro gas central processing plant dapat dilihat pada
gambar 1.3. sebagai barikut :

Gambar 1.2. 3D Modeling Layout senoro


Central Processing Plant JOB PMTS
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
18

1.7.4 Manajemen Perusahaan dan Struktur Organisasi


a. Visi Dan Misi Perusahaan
 Visi JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi yaitu :
“Menjadi Operataor Perusahaan Minyak dan Gas Bumi yang
Terbaik dan Terpandang di Indonesia”
 Misi JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi yaitu:
“Melakukan kegiatan operasi Migas secara profesional
dengan inovasi yang berkelanjutan secara efektif dan efisien
untuk memberi keuntungan yang besar bagi shareholder dan
stakeholder.”
b. Tata Nilai Perusahaa
 Clean (Bersih)
Menjalankan bisnis dengan jujur, adil, standar etika tertinggi,
menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap,
menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas serta selalu
berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik
(good corporate governance).

 Open (Terbuka)
Mendorong informalitas dan keterbukaan dalam
berkomunikasi, membangun rasa saling percaya, saling asah,
asih dan asuh diantara pekerja dan manajemen JOB maupun
shareholder.

 Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional, memiliki
talenta serta penguasaan teknis tinggi, berkomitmen
meningkatkan kemampuan diri setiap saat dan mengetahui batas
kemampuan.
 Innovative (Inovatif)
Membangun budaya selalu ingin maju dan semangat menjadi
yang terbaik serta senantiasa mencari terobosan demi
19

tercapainya proses atau hasil yang lebih baik, lebih aman, lebih
cepat dan lebih murah.
c. Prinsip Bisnis Perusahaan
JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi menerapkan prinsip
bisnis perusahaan yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Mengenai Pemangku Kepentingan


 Melindungi investasi para pemegang saham dan memberikan
pengembalian yang wajar.
 Memberikan kepada pelanggan keandalan produk dan
pelayanan yang bernilai baik dalam hal harga, fungsi, kualitas,
keselamatan dan dampak lingkungan
 Memberikan kepada karyawan kondisi kerja yang aman dan
baik, serta kesempatan menggunakan dan mengembangkan
bakat dengan imbalan yang bersaing berdasarkan prestasi kerja.
 Mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan
dengan para kontraktor, pemasok, otoritas dan mitra kerja.
 Bersaing dengan perusahaan lain secara adil dan etis.
 Membantu kemajuan sosial dan ekonomi melalui kegiatan
bisnis Perusahaan.
b. Mengenai Perilaku
 Bekerja dengan jujur, berintegritas dan adil dalam semua aspek
bisnis Perusahaan.
 Memperlakukan semua orang dengan hormat.
 Tidak menawarkan, memberikan atau menerima suap.
 Menghindari benturan kepentingan antara pribadi dengan
aktivitas kerja.
 Menaati perundang-undangan negara kita dan peraturan
Perusahaan.
 Menjalankan kebiasaan yang sehat, aman dan ramah
lingkungan.
20


d. Logo JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi
JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi mempunyai
tiga logo instansi yang berbeda yaitu, SKK Migas sebagai
pengawas keberlangsungan industri minyak dan gas di Indonesia,
PT. Pertamina sebagai pemegang saham terbesar, dan PT. Medco
Energi sebagai perusahaan swasta yang bekerjasama dengan
perusahaan negara untuk mengoptimalkan pemanfaatan blok
Senoro- Toili. Berikut adalah logo JOB Pertamina – Medco E&P
Tomori Sulawesi berurutan dari kiri ke kanan :
a. Logo SKK Migas

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu


Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) adalah institusi yang
dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan
Gas Bumi. SKK Migas bertugas melaksanakan pengelolaan
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak
Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini dimaksudkan supaya
pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik
negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang
maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Gambar 1.3. Logo SKK Migas


(Sumber : http://www.metrasys.co.id/portfolio-items/bp-migas/)
Logo SKK Migas terdiri dari perpaduan gelembung gas
yang dilambangkan oleh warna “merah” yang mengarah ke
21

bawah dan setetes minyak yang dihadirkan dalam warna “hijau”


yang mengarah ke atas. Interdependensi ini secara simbolisasi
melambangkan kedekatan antara unsur minyak dan gas bumi.
Gelembung berwarna merah lebih besar daripada gelembung
warna hijau menggambarkan bahwa gas bumi lebih banyak
jumlahnya daripada minyak bumi.
Wordmark “SKK Migas” dengan huruf kecil, akan
memberikan makna sebagai sebuah organisasi yang bersahabat,
komunikatif, inovatif, fleksibel serta modern dalam penampilan.
SKK Migas dalam fungsinya sebagai badan pengawas dan
pengendali, maka dengan pendekatan modern ini mencerminkan
peran dan tanggungjawabnya sebagai mitra dan katalisator yang
kredibel.
komitmen untuk terus melanjutkan upaya – upaya
peningkatan kinerja usaha hulu migas di dalam mencapai target
produksi minyak dan gas bumi serta pendapatan negara. Secara
menyeluruh logo SKK Migas memberikan makna suatu
organisasi yang profesional dan memberikan masa depan
untuksumber daya nasional yang vital.
b. Logo PT Pertamina ( Persero )
PT. Pertamina (Persero) adalah salah satu dari berbagai
perusahaan yang memiliki suatu logo yang telah dikenal oleh
kalangan masyarakat. Logo PT. Pertamina (Persero) dari tahun ke
tahun mengalami perubahan dan pembaharuan. PT. Pertamina
(Persero) mengalami pergantian logo pada tahun 2005, yang mana
logo ini yang berlaku sejak tahun 2005 sampai sekarang. Hal ini
didorong karena hadirnya kompetisi yang baru sehingga pergantian
lambang atau logo ini diharapkan dapat membangun semangat baru
dalam hal mendorong daya saing dalam menghadapi perubahan –
perubahan yang terjadi serta mendapatkan image yang baik
diantara gas companies dan gas oil.
22

PT. Pertamina (Persero) mengukuhkan pergantian logo


menjadi seperti huruf “P” yang telah terdaftar pada Direktorat Hak
Cipta Desain Industri Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan
Rahasia Dagang Departemen Hukum dan HAM RI dengan surat
pendaftaran ciptaan No.028344 pada tanggal 10 Oktober 2005.

Gambar 1.4. Logo PT Pertamina (Persero)


(Sumber : PT. Pertamina, 2006)
Logo PT. Pertamina (Persero) yang baru memiliki makna
sebagai berikut:

 Elemen logo huruf P yang menyerupai bentuk panah,


menunjukkan PT. Pertamina (Persero) sebagai perusahaan
yang bergerak maju dan progresif.
 Warna-warna yang berani menunjukan alir besar yang
diambil PT. Pertamina (Persero) dan aspirasi perusahaan
akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana:
- Biru berarti andal, dapat dipercaya dan bertanggung
jawab
- Hijau berarti sumber energi yang berwawasan
lingkungan
- Merah berarti keuletan dan ketegasan serta
keberanian dalam menghadapi berbagai macam
kesulitan

(Sumber : Dokumen PT. Pertamina (Persero))

c. Logo PT.Medco Energi E&P


PT. Medco E&P Indonesia merupakan salah satu
perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang Eksplorasi
migas (minyak & gas), pengembangan lapangan migas dan
23

kegiatan produksi migas. PT. Medco E&P Indonesia memiliki


logo yang ditunjukkan pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5. Logo PT. Medco E&P Indonesia


(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
Logo PT. Medco E&P Indonesia merupakan titik pusat
sistem identifikasi visual perusahaan, sebagai ekspresi utama
dari brand Medco Energi. Logo tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipecah maupun penggunaan bagian
dari logo tersebut digunakan secara terpisah, sehingga
penggunaan dan visualisasi logo tersebut secara konsisten dan
menyeluruh dapat digunakan sebagai identitas utama dan
branding dalam perusahaan.

Simbol dan huruf logo mencerminkan atribut yang disandang


oleh brand MedcoEnergi mencerminkan profesional, simpel dan
modern. Tipografi yang digunakan modern dan bold/kokoh,
secara inovatif melahirkan visual identitas yang menarik bagi
perusahaan. Logo tersebut memiliki beberapa kesatuan yaitu:

 Cincin Biru

Cincin biru secara grafis melambangkan Bumi, atau planet biru,


seperti yang nampak dari luar angkasa. Hal ini berkaitan dengan
identitas Medco Energi dalam upaya menjawab tantangan untuk
membangun dunia yang lebih baik, sekaligus mencerminkan
komitmen Medco Energi terhadap kelestarian energi.
24

 M dan Σ

Dengan memutar huruf “M” sembilan puluh derajat,


maka tercipta huruf “E” untuk Energi, dan menyerupai simbol
“sigma” dalam rumus matematika yang berarti penjumlahan.
Pendekatan yang inovatif ini mencerminkan fokus Medco
Energi pada aspek inovasi dan kinerja dalam industrinya. Sigma
yang terletak diluar cincin biru menggambarkan peluang tak
terbatas yang terdapat dalam sektor bisnis energi.

 Wordmark “MedcoEnergi” dan “Oil & Gas”

Wordmark tersebut menunjukan sebagai identitas


perusahaan yang bergerak di sektor energi. Descriptor “Oil &
Gas” mendeskripsikan bahwa perusahaan Medco Energi
bergerak di sektor energi khususnya di bidang minyak dan gas
dalam bentuk eksplorasi, pengembangan maupun kegiatan
produksi.

(MedcoEnergi Brand Book, 2006)

e. Struktur Organisasi Perusahaan


JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi dalam
operasional perusahaannya mempunyai struktur organisasi yang
terdiri atas beberapa bagian, dimana setiap bagian memiliki
tugas masing-masing. JOB Pertamina – Medco E&P Tomori
Sulawesi dipimpin oleh General Manager yang bertempat di
kantor pusat di Jakarta. Sebagai pelaksana kegiatan operasi
Senoro gas central processing plant ditunjuk Field Manager
yang berkedudukan di lokasi pabrik.
a. Struktur Organisasi Management JOB Pertamina – Medco
E&P Tomori Sulawesi.
25

General manager

Internal Auditor Secretary

Technical Senior HSE &


Planning Project Finance Security
Manager Manager Manager Manager

Business
Drilling Field Supply Chain
Suport
Manager Manager Manager
Manager

Gambar 1.6. Struktur Organisasi Management Pusat JOB PMTS


(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)

b. Struktur Organisasi Senoro CPP Sulawesi Tengah


Struktur organisasi senoro CPP dapat dijelaskan pada gambar
1.7, dimana struktur dikepalai oleh Field Manager dan
dibawahnya terdapat tiga Supertendent yang memiliki bagian
masing – masing. Setiap tugas dan tanggung jawab yang di
emban dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab oleh
semua pihak yang terkait
26

Gambar 1.7. Struktur Organisasi senoro central processing plant JOB PMTS
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
27

1.7.5 Bahan Baku dan Produk


a. Bahan Baku Utama

Bahan baku yang digunakan di Senoro Central Processing Plant


(CPP) saat ini adalah gas alam yang keluar dari sumur kluster 1 (2 sumur)
, kluster 2 (7 sumur), dan kluster 5 (1 sumur) yang termasuk dalam
associated gas, yaitu campuran gas alam dengan crude oil. Gas alam
yang keluar ini memiliki suhu dan tekanan tinggi dengan rata-rata 145OF
dan 925 psia, sehingga sebelum diolah diturunkan dahulu suhu dan
tekanannya dengan mengatur opening choke menjadi 145OF dan 913
psia. Spesifikasi feed gas Senoro CPP dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Spesifikasi Design Feed Gas Senoro CPP pada Kondisi Jenuh

Design HP Design LP Normal Lean Normal Rich


Case Case Case Case
Component Composition Composition Composition Composition
H2S 0.1014 0.1095 0.0497 0.0493
CO2 5.1952 5.3019 1.7581 1.7564
N2 0.8365 0.8279 0.8653 0.8684
C1 85.372 84.778 88.481 88.654
C2 4.0558 4.0770 4.2138 4.1937
C3 1.9776 2.0296 2.0692 2.0321
iC4 0.4683 0.4928 0.4917 0.4740
nC5 0.6576 0.7014 0.6948 0.6632
iC6 0.3282 0.3622 0.3481 0.3211
nC7 0.2554 0.2855 0.2703 0.2461
C6 0.2225 0.2553 0.2467 0.2112
C7 0.0455 0.0480 0.0288 0.0659
C8 0.0905 0.0927 0.0874 0.0908
C9 0.0301 0.0274 0.0288 0.0298
C10 0.0100 0.0080 0.0099 0.0100
C11 0.0046 0.0030 0.0045 0.0045
H2O 0.2373 0.4654 0.2316 0.2316
TEGlycol 0.0000 0.000 0.0000 0.0000
CS2 0.0001 0.0003 0.0001 0.0001
t-B- 0.0001 0.0002 0.0001 0.0001
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)
28

Tabel 1.4. Spesifikasi Aktual Feed Gas Senoro CPP


Komponen Komposisi
H2S 650 ppmv
CO2 1,86 %mol
N2 0,85 %mol
C1 89,42 %mol
C2 4,08 %mol
C3 0,60 %mol
iC4 0,48 %mol
nC4
iC5 0,24 %mol
nC5 0,19 %mol
C6+ 0,35 %mol
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi, 2013)

b. Bahan Baku Pendukung Proses


a) Activated Methyl Diethanol Amine (aMDEA)
Larutan activated Methyl Diethanol Amine sering digunakan
untuk menyingkirkan CO2, H2S, COS, dan RSH dari gas sintetik, gas
alam atau gas lainnya. Pada plant ini, aMDEA berlisensi dari BASF AG,
Jerman, digunakan untuk menyerap kandungan gas asam (CO2 dan H2S)
yang terkandung dalam gas alam sumur kluster-1, kluster-2, dan kluster-
5. Larut an yang digunakan dijaga pada konsentrasi 39-42% berat.
Apabila konsentrasi larutan amina berkurang maka amina murni
diinjeksi melalui Amine Sump Pump.Sifat-sifat fisik dari aMDEA dapat
dilihat di tabel 1.5.
29

Tabel 1.5. Sifat Fisik aMDEA


Parameter Value
Formula molecular 119,16 wt

Boiling point, 1 atm 247OC

Density 1040 kg/m3

Freezing point -23OC

Flash point 129OC

Spesific heat 2.24J/(kg.OC)


(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
b) Demineralized Water
Demineralized water adalah air yang mengandung anion, kation,
dan pengotor dalam jumlah yang sangat kecil. Demineralized water
digunakan untuk membuat larutan amina pada konsentrasi 39-42% berat.
Air ini juga digunakan untuk mencegah terjadinya pemekatan larutan
aMDEA dengan injeksi melalui Acid Gas Accumulator jika larutan
amine dalam sistem sudah melebihi batas konsentrasi berat yang
diperbolehkan. Selain itu, demineralized water juga digunakan jika
proses pembuatan steam pada steam turbine generator. Demin water
diinjeksikan ke dalam deaerator untuk kemudian akan digunakan sebagai
penggerak dalam steam turbin generator. Spesifikasi demineralized
water yang digunakan ditunjukkan pada tabel 1.6.
Tabel 1.6. Spesifikasi Demineralized Water
Parameter Unit Max. Value
Conductivity at 25℃ μS/cm2 0.20
Total Fe mg/kg 0.02
Total Cu mg/kg 0.003
Silicon dioxide (SiO2) mg/kg 0.02
Na+K mg/kg 0.01
Cl mg/kg 0.01
O2 mg/kg 0.02
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)
30

c) Antifoam Agent
Zat aditif yang ditambahkan pada amine unit untuk mencegah
terbentuknya foam (buih) akibat adanya pengotor dalam larutan amine.
Antifoam yang digunakan adalah Amerel 1500 or SAG 7133 (di Eropa:
SAG 10). Amerel 1500 adalah penghilang foam berbasis silikon yang
diproduksi oleh Ashland Chemical. SAG 7133 adalah emulsi berbasis
silikon dalam air. Hal ini diproduksi oleh Crompton. Amerel 1500 dapat
diencerkan dengan MDEA atau air demineral pada rasio sembilan bagian
air dan satu bagian dari Amerel 1500. SAG 7133 dapat diencerkan
dengan air atau kondensat. Campuran dengan air (tiga bagian air dan satu
bagian dari SAG 7133) membentuk emulsi, yang stabil selama dua hari.
Hal ini dapat dengan mudah dipompa.
d) Nitrogen
Sistem nitrogen akan terdiri dari generator nitrogen yang khas, yang
merupakan jenis pembangkit Pressure Swing Adsorption (PSA).
Nitrogen akan disimpan dalam Nitrogen Buffer. Gas nitrogen digunakan
untuk :
 Blanket gas untuk hot oil expansion vessel
 Blanket gas untuk tangki produced water
 Gas untuk nitrogen bottles (digunakan untuk pneumatic drive)
 Blanket untuk tangki peyimpanan amine
 Blanket untuk penyimpanan TEG
e) Trieytylene Glycole
Triethylene glycol (TEG) merupakan senyawa kimia yang
bersifat higroskopis yang digunakan untuk menyerap air yang
terkandung di dalam sweet gas dan berlangsung pada unit gas
dehydration. Pada Senoro CPP, TEG yang digunakan dijaga pada
konsentrasi 98,8% berat.
f) Hot Oil
Hot oil merupakan media pemanas yang digunakan untuk
memasok panas pada reboiler di amine regenerator. Berikut
31

spesifikasi hot oil yang digunakan pada unit-unit proses sebaigai


berikut :

Tabel 1.7. Spesifikasi Hot Oil


Parameter Nilai
Heat Transfer Fluid Therminol 55 or equivalent
Design Pressure 210 psig
Design Temperature -20 / 550oF
Supply Pressure 65 psig
350oF (Amine Reboiler)
Suppy Temperature 450oF (TEG, Condensate Stabilizer
Reboiler)
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)

g) Fuel Gas
Fuel gas digunakan untuk bahan bakar burner pada thermal
oxidizer, sedangkan pada unit utilitas fuel gas digunakan untuk
membangkitkan gas turbin generator untuk menghasilkan listrik guna
memenuhi kebutuhan di Senoro CPP. Kondisi operasi fuel gas yang
digunakan ditunjukkan dalam Tabel 1.8.
Tabel 1.8. Kondisi operasi Fuel Gas
Design Pressure 350 Psig
Design Temperature (Min/Max) -20/200°F
Supply Pressure (Hp/Lp) 292/102 Psig
Supply Temperature (Hp/Lp) 100/105°F
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)

h) Katalis
Katalis digunakan dalam proses produksi asam sulfat
(H2SO4) untuk mengubah SO2 menjadi SO3 di dalam SO2 converter
dan mempercepat proses reaksi. Katalis yang digunakan dalam
proses produksi asam sulfat (H2SO4) adalah katalis Vanadium
pentaoksida (V2O5). Vanadium pentaoksida merupak an katalis yang
berwujud padat dan berwarna kuning sampai hijau cerah. Katalis
32

yang digunakan memakai 2 ukuran dengan diameter sekitar 3 cm dan


6 cm.
i) Diesel Fuel
Diesel fuel digunakan sebagai bahan bakar diesel generator.
Spesifikasi dari diesel fuel yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
1.9.

Tabel 1.9. Spesifikasi Diesel Fuel


Test Unit Value
Strong Acid Number lb KOH/1000 lb 0
Flash Point o 140-194
F
Pour Point o 23 under
F
Carbon residue % Wt 0.5 under
Water content % Wt 0.1 under
Ash % Wt 0.01 under
Sulfur % Wt 1 under
Specific Gravity at 60 oF 0.8646
Sulfur Content % Wt 1.30
Viscosity Redw, 1/100 oF Sec % Wt 38.670.02
Water content
GHV BTU/Gallon 139251
Temperature oF Ambient
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
33

1.7.6 Produk Utama


a. Sweet Gas
Sweet gas adalah gas bumi yang kandungan gas asamnya (CO2,
H2S) rendah. Keberadaan natural gas di dalam perut bumi tidak dapat
terpisahkan dari air. Pada umumnya gas alam (natural gas) yang baru
keluar dari perut bumi kandungan uap airnya tinggi atau dalam kondisi
saturated (jenuh). Kandung uap air dalam hidrokarbon gas dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan gas. Jumlah sweet gas yang dijual (sales gas) oleh
JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi saat ini yaitu sekitar 310
MMscfd, dimana 255 MMscfd disalurkan untuk memenuhi kebutuhan
bahan baku utama PT. Donggi-Senoro LNG, 55 MMscfd disalurkan untuk
memenuhi kebutuhan energi PT. Panca Amara Utama yang memproduksi
amonia, dan 5 MMscfd disalurkan untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN)
daerah Banggai, Sulawesi Tengah.
Tabel 1.10. Spesifikasi Design Main Product Sweet Gas Senoro
Design HP Case Design LP Case
Component Composition (mole %) Composition (mole %)
H2S 0.0001 0.0001
CO2 0.0040 0.0040
N2 0.8871 0.8814
C1 90.4204 90.1300
C2 4.2904 4.3289
C3 2.0908 2.1538
iC4 0.4950 0.5229
nC4 0.6946 0.7436
iC5 0.3462 0.3835
nC5 0.2691 0.3020
C6 0.2339 0.2693
C7 0.0476 0.0504
C8 0.0940 0.0967
C9 0.0309 0.0282
C10 0.0102 0.0081
C11 0.0045 0.0029
34

H2O 0.0097 0.0097


TEG 0.0001 0.0001
CS2 0.0003 0.0003
t-B- 0.0002 0.0002
Benzene 0.0111 0.0133
Toluene 0.0598 0.0706
aMDEA 0.0000 0.000
CPP (Sumber : Dokumen JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi, 2013)

Tabel 1.11. Spesifikasi Aktual Main Product Sweet Gas Senoro CPP
Komponen Komposisi
H2S 0,6168 ppmv (0,0001 %mol)
CO2 0,00 ppmv (0,00 %mol)
N2 0,7986 %mol
C1 91,136 %mol
C2 4,122 %mol
C3 1,949 %mol
iC4 0,506 %mol
nC4 0,635 %mol
iC5 0,260 %mol
nC5 0,192 %mol
H2O 0,041 %mol
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)

b. Kondensat
Kondensat adalah campuran berdensitas rendah dari suatu cairan
hidrokarbon yang berupa komponen gas dalam gas alam mentah yang
dihasilkan dari berbagai lapangan gas alam. Kondensat terbentuk apabila
suhu mengalami penurunan hingga dibawah dew point gas alam tersebut.
Gas alam didinginkan hingga di bawah dew point hidrokarbon
dialirkan menuju separator bertekanan tinggi untuk memisahkan air, gas
alam, dan kondensat. Kemudian gas alam dialirkan menuju separator
bertekanan rendah dan didapatkan air, gas alam, dan kondensat. Hasil gas
alam kemudian disatukan dan dialirkan ke unit pengolahan gas dan
35

kondensat dialirkan menuju unit pengolahan lainnya. Jumlah kondensat


yang dihasilkan JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi saat ini
yaitu sekitar 9000 barrel per day.
Tabel 1.12. Spesifikasi Main Product Kondensat Senoro CPP
Design HP
Design LP Normal Lean Normal Rich
Components case
Case Case Case
(mole %)
H2S 0.0017 0.0023 0.0004 0.0016
CO2 0 0.0001 0 0
N2 0 0 0 0
CH4 0 0 0 0
Ethane 0.0108 0.0241 0.0047 0.0241
Propane 1.0734 1.0195 0.9107 1.2024
i-Butane 1.3382 1.1360 1.3792 1.3293
n-Butane 3.0623 2.6038 3.2462 3.0007
i-Pentane 4.7603 4.2583 5.1693 4.4995
n-Pentane 4.9474 4.5147 5.3520 4.6018
n-Hexane 11.0696 10.9175 12.4058 10.2287
n-Heptane 4.7680 4.6171 3.0399 6.8365
n-Octane 19.2823 19.913 18.7097 19.4962
n-Nonane 12.9323 13.3321 12.4089 13.077
n-Decane 8.4412 8.6911 8.3550 8.683
C11+ 15.5241 15.9692 15.1058 15.8072
H2O 0 0.0001 0 0.0001
TEGlycol 0 0 0 0
CS2 0.0013 0.0011 0.0013 0.0012
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)
36

c. Produk Tambahan
Gas alam yang sudah dipisahkan dari kondensat dan air, kemudian
akan menuju tahap pemurnian gas alam yang mulanya mempunyai
kandungan H2S dan CO2 yang cukup besar prosentasenya yaitu sekitar 650
ppm H2S dan 1,87%mol CO2 akan dimurnikan menjadi sweet gas dimana
kandungan H2S dan CO2 dengan rata-rata nilai H2S 0,14 ppm dan CO2 6,2
ppm. H2S tidak bisa dilepaskan ke udara karena mengakibatkan dampak
yang buruk bagi kesehatan dan lingkungan sehingga harus diproses terlebih
dahulu supaya aman dilepaskan ataupun diubah menjadi produk intermediet
atau produk akhir. Dalam menanggulangi dampak lingkungan sekaligus
menambah profit perusahaan, H2S yang dihasilkan diubah menjadi H2SO4
untuk kemudian menjadi produk tambahan yang dapat dijual.

Anda mungkin juga menyukai