BAB I
PENDAHULUAN
BAB IV : PENUTUP
Tengah) pada tahun 1901; Pamusian, Tarakan tahun 1905 dan di Talang
Akar; Pendopo (Sumatera Selatan) pada tahun 1921. Penemuan-penemuan
tersebut mendorong keinginan maskapai perusahaan asing seperti Royal
Deutsche Company, Shell, Stanvac, Caltex dan maskapai-maskapai
lainnya untuk turut serta dalam usaha pengeboran minyak di Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, terjadi beberapa perubahan
pengelolaan perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember
1957, beberapa perusahaan pengelola minyak di Indonesia dilebur menjadi
PT Perusahaan Minyak Nasional (PT. Permina). Kemudian dengan PP No.
198/1961, PT.
Permina dilebur menjadi PN Permina. Pada tanggal 20 Agustus
1968 berdasarkan PP No. 27/1968, PN. Permina dan PN. Pertamin
dijadikan satu perusahaan yang bernama Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara (PN. Pertamina). Kemudian sebagai
landasan kerja baru, lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15 September
1971. Sejak itu, nama PN. Pertamina diubah menjadi PT. Pertamina, dan
dengan PP No. 31/2003 PT Pertamina menjadi Perusahaan Terbatas
dengan bentuk Persero, yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak
nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan industri
perminyakan di Indonesia.
Berikut ini adalah kronologis sejarah berdirinya PT. Pertamina :
Tabel 1.1 Sejarah Perkembangan PT. Pertamina (Persero)
Waktu Peristiwa
Berdirinya Perusahaan Tambang Minyak Negara
Republik Indonesia (PTMNRI) di Tarakan, yang
1945
merupakan perusahaan minyak nasional pertama di
Indonesia
PTMNRI berubah menjadi Tambang Minyak
April 1954
Sumatera Utara (TMSU)
8
perusahaan PT. Pertamina Hulu Energi dengan PT. Medco E&P Tomori
Sulawesi. Pemerintah dalam hal ini SKK Migas melakukan tugas
pengawasan kepada Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P
Tomori Sulawesi selaku Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk
melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di lapangan gas Senoro dan
lapangan minyak Tiaka yang hasilnya dipergunakan sebesar-besarnya
demi kemakmuran rakyat Indonesia. Dalam JOB Pertamina - Medco E&P
Tomori Sulawesi, 50% dari produksi merupakan milik PT. Pertamina,
30% milik PT. Medco Energi E&P, dan 20% milik Tomori E&P Limited.
Pada tahun 1999 PT. Pertamina bekerja sama dengan PT. Medco
E&P Indonesia sebuah perusahaan minyak lokal terbesar di Indonesia
untuk mengembangkan lapangan minyak miliknya di perairan Teluk Tolo
yang dahulu dikontrak oleh Union Texas (sebelum berganti nama menjadi
Chevron) dan dari pengeboran yang dilakukan oleh Union Texas pada
tahun 1984 berhasil mendapatkan sumur minyak dengan produksi ± 2000
bopd (Barrel Oil Per Day). Maka dibentuklah sebuah konsorsium minyak
dengan nama JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi Ltd.
Sejarah Blok Senoro-Toili dimulai dari diketemukanya struktur
lapangan Tiaka oleh Union Texas atau South East Asia Inc. pada tahun
1985 maka upaya untuk mengelola struktur lapangan ini guna mendapat
minyak dan gas bumi, upaya segera dilakukan langkah yang dilakukan
Union Texas pada saat itu adalah dengan melakukan pengeboran pada
empat sumur dimana tiga sumur berhasil dibor sedangankan satu sumur
tidak berhasil dibor kemudian dikarenakan teknologi pada saat itu masih
sangat terbatas maka struktur ini kemudian ditinggalkan oleh Union Texas
karena dianggap tidak memiliki nilai keekonomian untuk dikembangkan.
Selanjutnya, keempat sumur tersebut ditutup secara permanen di bawah
dasar laut.
Kontrak Production Sharing Contract Joint Operating Body atau
PSC Pertamina-Union Texas Tomori Inc. untuk mengelola Blok Senoro-
Toili ditandatangani pada tanggal 4 Desember 1997 antara Pertamina
14
dengan Union Texas atau South East Asia Inc. Kontrak ini berlaku untuk
30 tahun sampai dengan 4 Desember 2027.
Pada Mei 1998, bagian kepemilikan Union Texas beralih ke
Atlantic Richfield Corporation atau ARCO dan selanjutnya pada 27 Maret
2000 diambil alih oleh PT. Medco Energi Internasional, Tbk. sebagai
induk perusahaan dari PT Medco E&P Indonesia yang saat itu masih
bernama PT Exspan Nusantara. JOB Pertamina Exspan Tomori Sulawesi
mulai 2004 berubah nama menjadi JOB Pertamina - Medco E&P Tomori
Sulawesi Sulawesi melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan
lapangan Tiaka langkah yang dilakukan oleh JOB Pertamina - Medco
E&P Tomori adalah dengan mengunakan metode pembuatan pulau buatan
atau reklamasi sebagai lokasi sumur yang jauh lebih efisien apabila
dibandingkan dengan menggunakan platform rig.
Wilayah kerja Blok Senoro-Toili memiliki luas awal 475 km2 dan
setelah dilakukan penyisihan blok pada tahun 2001 menjadi 451 km2. Blok
ini berada di dua daerah terpisah yakni Senoro Area (onshore) di wilayah
Kabupaten Banggai dan Toili Area (offshore) di wilayah Kabupaten
Morowali. Lapangan minyak Tiaka yang berada di Toili Area
diperkirakan dapat memproduksikan minyak mentah sebesar 10 juta barel.
Sedangkan di Senoro Area terdapat lapangan gas Senoro yang berpotensi
menghasilkan gas sebesar 3,7 triliun kaki kubik dan 25 juta barel
kondensat.
Pada bulan Mei 2005, JOB Pertamina”Medco E&P Tomori
Sulawesi telah mendapatkan persetujuan untuk melakukan pengembangan
Lapangan Senoro. Sebagai langkah awal, akan dikembangkan dua train
upstream facilities berkapasitas 2×120 MMscfd (juta kaki kubik per hari)
dengan total investasi sebesar 250 juta dolar AS.
Selain minyak mentah, potensi gas di Sulawesi juga sudah
dikembangkan. Medco bersama-sama dengan Pertamina telah
membangun fasilitas kilang gas alam cair di Luwuk, Kabupaten Banggai.
Segera setelah pengapalan minyak mentah, Medco dan Pertamina
15
Open (Terbuka)
Mendorong informalitas dan keterbukaan dalam
berkomunikasi, membangun rasa saling percaya, saling asah,
asih dan asuh diantara pekerja dan manajemen JOB maupun
shareholder.
Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional, memiliki
talenta serta penguasaan teknis tinggi, berkomitmen
meningkatkan kemampuan diri setiap saat dan mengetahui batas
kemampuan.
Innovative (Inovatif)
Membangun budaya selalu ingin maju dan semangat menjadi
yang terbaik serta senantiasa mencari terobosan demi
19
tercapainya proses atau hasil yang lebih baik, lebih aman, lebih
cepat dan lebih murah.
c. Prinsip Bisnis Perusahaan
JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi menerapkan prinsip
bisnis perusahaan yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
d. Logo JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi
JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi mempunyai
tiga logo instansi yang berbeda yaitu, SKK Migas sebagai
pengawas keberlangsungan industri minyak dan gas di Indonesia,
PT. Pertamina sebagai pemegang saham terbesar, dan PT. Medco
Energi sebagai perusahaan swasta yang bekerjasama dengan
perusahaan negara untuk mengoptimalkan pemanfaatan blok
Senoro- Toili. Berikut adalah logo JOB Pertamina – Medco E&P
Tomori Sulawesi berurutan dari kiri ke kanan :
a. Logo SKK Migas
Cincin Biru
M dan Σ
General manager
Business
Drilling Field Supply Chain
Suport
Manager Manager Manager
Manager
Gambar 1.7. Struktur Organisasi senoro central processing plant JOB PMTS
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi)
27
Tabel 1.3. Spesifikasi Design Feed Gas Senoro CPP pada Kondisi Jenuh
c) Antifoam Agent
Zat aditif yang ditambahkan pada amine unit untuk mencegah
terbentuknya foam (buih) akibat adanya pengotor dalam larutan amine.
Antifoam yang digunakan adalah Amerel 1500 or SAG 7133 (di Eropa:
SAG 10). Amerel 1500 adalah penghilang foam berbasis silikon yang
diproduksi oleh Ashland Chemical. SAG 7133 adalah emulsi berbasis
silikon dalam air. Hal ini diproduksi oleh Crompton. Amerel 1500 dapat
diencerkan dengan MDEA atau air demineral pada rasio sembilan bagian
air dan satu bagian dari Amerel 1500. SAG 7133 dapat diencerkan
dengan air atau kondensat. Campuran dengan air (tiga bagian air dan satu
bagian dari SAG 7133) membentuk emulsi, yang stabil selama dua hari.
Hal ini dapat dengan mudah dipompa.
d) Nitrogen
Sistem nitrogen akan terdiri dari generator nitrogen yang khas, yang
merupakan jenis pembangkit Pressure Swing Adsorption (PSA).
Nitrogen akan disimpan dalam Nitrogen Buffer. Gas nitrogen digunakan
untuk :
Blanket gas untuk hot oil expansion vessel
Blanket gas untuk tangki produced water
Gas untuk nitrogen bottles (digunakan untuk pneumatic drive)
Blanket untuk tangki peyimpanan amine
Blanket untuk penyimpanan TEG
e) Trieytylene Glycole
Triethylene glycol (TEG) merupakan senyawa kimia yang
bersifat higroskopis yang digunakan untuk menyerap air yang
terkandung di dalam sweet gas dan berlangsung pada unit gas
dehydration. Pada Senoro CPP, TEG yang digunakan dijaga pada
konsentrasi 98,8% berat.
f) Hot Oil
Hot oil merupakan media pemanas yang digunakan untuk
memasok panas pada reboiler di amine regenerator. Berikut
31
g) Fuel Gas
Fuel gas digunakan untuk bahan bakar burner pada thermal
oxidizer, sedangkan pada unit utilitas fuel gas digunakan untuk
membangkitkan gas turbin generator untuk menghasilkan listrik guna
memenuhi kebutuhan di Senoro CPP. Kondisi operasi fuel gas yang
digunakan ditunjukkan dalam Tabel 1.8.
Tabel 1.8. Kondisi operasi Fuel Gas
Design Pressure 350 Psig
Design Temperature (Min/Max) -20/200°F
Supply Pressure (Hp/Lp) 292/102 Psig
Supply Temperature (Hp/Lp) 100/105°F
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)
h) Katalis
Katalis digunakan dalam proses produksi asam sulfat
(H2SO4) untuk mengubah SO2 menjadi SO3 di dalam SO2 converter
dan mempercepat proses reaksi. Katalis yang digunakan dalam
proses produksi asam sulfat (H2SO4) adalah katalis Vanadium
pentaoksida (V2O5). Vanadium pentaoksida merupak an katalis yang
berwujud padat dan berwarna kuning sampai hijau cerah. Katalis
32
Tabel 1.11. Spesifikasi Aktual Main Product Sweet Gas Senoro CPP
Komponen Komposisi
H2S 0,6168 ppmv (0,0001 %mol)
CO2 0,00 ppmv (0,00 %mol)
N2 0,7986 %mol
C1 91,136 %mol
C2 4,122 %mol
C3 1,949 %mol
iC4 0,506 %mol
nC4 0,635 %mol
iC5 0,260 %mol
nC5 0,192 %mol
H2O 0,041 %mol
(Sumber : Dokumen JOB Pertamina – Medco Tomori Sulawesi, 2013)
b. Kondensat
Kondensat adalah campuran berdensitas rendah dari suatu cairan
hidrokarbon yang berupa komponen gas dalam gas alam mentah yang
dihasilkan dari berbagai lapangan gas alam. Kondensat terbentuk apabila
suhu mengalami penurunan hingga dibawah dew point gas alam tersebut.
Gas alam didinginkan hingga di bawah dew point hidrokarbon
dialirkan menuju separator bertekanan tinggi untuk memisahkan air, gas
alam, dan kondensat. Kemudian gas alam dialirkan menuju separator
bertekanan rendah dan didapatkan air, gas alam, dan kondensat. Hasil gas
alam kemudian disatukan dan dialirkan ke unit pengolahan gas dan
35
c. Produk Tambahan
Gas alam yang sudah dipisahkan dari kondensat dan air, kemudian
akan menuju tahap pemurnian gas alam yang mulanya mempunyai
kandungan H2S dan CO2 yang cukup besar prosentasenya yaitu sekitar 650
ppm H2S dan 1,87%mol CO2 akan dimurnikan menjadi sweet gas dimana
kandungan H2S dan CO2 dengan rata-rata nilai H2S 0,14 ppm dan CO2 6,2
ppm. H2S tidak bisa dilepaskan ke udara karena mengakibatkan dampak
yang buruk bagi kesehatan dan lingkungan sehingga harus diproses terlebih
dahulu supaya aman dilepaskan ataupun diubah menjadi produk intermediet
atau produk akhir. Dalam menanggulangi dampak lingkungan sekaligus
menambah profit perusahaan, H2S yang dihasilkan diubah menjadi H2SO4
untuk kemudian menjadi produk tambahan yang dapat dijual.