Anda di halaman 1dari 5

Resep Lensa Multifokal

Lensa multifocal memiliki dua atau lebih unsur refraktif. Daya dari tiap segmen
diresepkan terpisah.
Menentukan Daya Tambahan Lensa Bifokal
Informasi yang diperlukan untuk resep lensa bifokal termasuk (1) baseline refraksi
yang akurat, (2) amplitudo akomodasi, dan (3) sosial dan aktivitas okupasi pasien
yang memerlukan koreksi jarak dekat (seperti membaca, menjahit atau penggunaan
komputer).
Mengukur amplitudo akomodasi
Salah satu dari tes berikut dapat memberikan informasi yang berguna untuk
menentukan amplitudo akomodasi: (1) titik dekat akomodasi dengan koreksi jarak
refraksi yang akurat di tempat, (2) aturan akomodasi (contoh, dengan aturan Prince),
(3) penggunaan sferis plus dan minus pada jarak dekat sampai target fiksasi menjadi
kabur. Akomodasi amplitudo binokular normalnya lebih besar dibanding pengukuran
pada mata saja sebesar 0.50-1.00 D.
Titik dekat akomodasi metode praktis dari pengukuran titik dekat akoodasi adalah
membuat pasien fiksasi pada target dekat (biasanya cetakan kecil seperti 5 titik atau
cetakan tipe Jaeger 2) dan pindahkan kartu uji menuju mata sampai cetakan menjadi
kabur. Jika mata emetrop (atau diberikan emetrop pada koreksi refraksi yang tepat),
kemudian titik jauh mata berada pada tak terhingga dan titik dekat dapat dikonversi
menjadi dioptri amplitudo.
Metode ini dapat mengalami kesalahan tertentu, termasuk peningkatan amplitudo
yang dihasilkan dari pembesaran sudut surat saat mendekati mata. Sebagai tambahan,
jika mata ametrop dan jarak tidak terkoreksi, titik dekat akomodasi tidak dapat
dikonversi menjadi dioptri amplitudo. Dari contoh tersebut, tiap mata memiliki 3 D
amplitudo akomodasi:
 Seseorang dengan emetrop dapat memiliki titik dekat sebesar 33 cm dan titik
jauh pada optik tak terhingga
 Pasien dengan miopia 3.00 D tidak terkoreksi dapat memiliki titik dekat
sebesar 16.7 cm karena pada titik jauh 33 cm tidak diperlukan adanya
akomodasi
 Pasien dengan hiperopia 3.00 D tidak terkoreksi dapat memiliki titik dekat tak
terhingga karena semua akomodasi yang tersedia diperlukan untuk mengatasi
hiperopia
Aturan akomodasi amplitudo akomodasi dapat diukur dengan suatu alat seperti
aturan Prince (Gambar 3-24), yang dikombinasi dengan kartu baca dengan
penggaris terkaliberasi dalam sentimeter dan dioptri. Meletakkan lensa +3.00 D
sebelum mata emetrop (atau ametrop terkoreksi tepat) menempatkan titik jauh
akomodasi pada 33 cm, dan titik dekat juga dibawa lebih dekat oleh 3.00 D.
Amplitudo ditentukan oleh pengurangan titik jauh (dalam dioptri) dari titik dekat
(dalam dioptri).

Gambar 3-24 Aturan Prince. (Dokumentasi Tommy Korn, MD)


Metode sferis amplitudo akomodasi juga mungking diukur dengan cara pasien
terpaku pada target baca pada 40 cm. Akomodasi distimulasi oleh penempatan
sferis mata minus yang lebih kuat secara berturut-turut sampai cetakan menjadi
kabur; akomodasi kemudian direlaksasikan oleh penggunaan lensa plus yang
lebih kuat secara berturut-turut sampai kabur dimulai. Perbedaan antara 2 lensa
diukur oleh amplitudo akomodasi. Sebagai contoh, jika pasien menerima -3.00 D
sampai kabur (stimulasi sampai akomodasi) dan +2.50 D sampai blur (relaksasi
akomodasi), amplitudo sebesar 5.50 D.
Rentang akomodasi
Menentukan rentang akomodasi, seperti mengukur amplitudo akomodasi, sangat
penting untuk memastikan bahwa peresepan bifokal daya tambahan memerlukan
kebutuhan penglihatan pasien. Rentang akomodasi mengukur kisaran yang
berguna dari penglihatan jernih ketika lensa yang diberikan digunakan. Untuk
tujuan tersebut, pita pengukur, meter stick, atau aturan akomodasi dapat
digunakan.
Memilih daya tambahan
Tentukan jumlah akomodasi yang diperlukan untuk aktivitas jarak dekat pasien.
Sebagai contoh, membaca dengan jarak 40 cm memerlukan akomodasi 2.5 D.
Dari akomodasi amplitudo yang terukur pada pasien, biarkan satu setengah
ditahan sebagai cadangan. Cadangan ini memungkinkan untuk beberapa gerakan
yang nyaman jika pasien memindahkan bahan bacaan lebih dekat atau lebih jau
dari jarak membaca yang optimal. Misalnya, jika pasien memiliki akomodasi 2.00
D, 1.00 D mungkin berkontribusi memberikan kenyamanan pada pasien.
(Beberapa pasien mungkin menggunakan lebih dari satu setengah dari akomodasi
yang tersedia dengan nyaman). Kurangi akomodasi pasien yang tersedia dari total
jumlah akomodasi yang dibutuhkan (2.50 D); perbedaannya (1.50 D) adalah
perkiraan tambahan daya lensa plus (tambah) yang diperlukan.
Tempatkan lensa dengan daya tambahan di depan koreksi jarak refraksi, dan ukur
rentang akomodasi (titik dekat sampai titik jauh akomodasi dalam sentimeter).
Apakah rentang ini secara adekuat memenuhi kebutuhan aktivitas jarak dekat
pasien? Jika rentang akomodasi terlalu dekat, kurangi daya tambahan dengan
peningkatan 0.25 D hingga rentang memenuhi kebutuhan pasien. Karena
amplitudo akomodasi binokular biasanya lebih besar sebesar 0.50-1.00 D
dibanding pengukuran monokular, menggunakan pengukuran binokular
umumnya menjaga terhadap resep daya tambahan yang terlalu tinggi.
Tipe lensa bifocal
Hampir semua lensa bifokal yang saat ini dikeluarkan adalah lensa satu bagian
yang dibuat dengan menghasilkan permukaan refraksi yang berbeda pada satu
lensa kosong (Gambar 3-25). Satu bagian lensa bifokal segmen bulat telah
tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk (1) atap bulat dengan kenop pada
permukaan konveks, (2) atap datar dengan kenop pada permukaan konveks, dan
(3) model Franklin (eksekutif) dengan bifokal terpisah.
Bifokal Fusi

Kaca
mahkota
barium
(n = 1.523)

Kenop kaca Flint


(n = 1.654)
Atap bulat Atap datar Atap kurva

Diameter segmen yang lazim Diameter segmen


22 mm (dari 13.22 mm) 20 22 25 28 35 45 mm

Segmen pita

Bifokal fusi dirancang untuk


memungkinkan penglihatan jarak
melihat di bawah segmen

Bifokal satu bagian

Bifokal lensa terpisah (atau “Benjamin Bifokal tipe ultex dalam diameter segmen
Franklin”) Ultex A 38 mm
Koreksi astigmatisme didasarkan pada Ultex AL 38 mm (hingga 33 mm)
permukaan konkaf Koreksi astigmatisme didasarkan pada
permukaan konveks

Gambar 3-25 Model lensa bifokal. n = indeks refraksi

Anda mungkin juga menyukai