Anda di halaman 1dari 16

HASIL WAWANCARA & ANALISIS PERAN SERIKAT PEKERJA

PT PEGADAIAN (PERSERO), PT POS INDONESIA, DAN


POLITEKNIK POS INDONESIA

MATA KULIAH HUBUNGAN INDUSTRIAL


DOSEN: SUWANDI SUMARTIAS
F.X. ARI AGUNG PRASTOWO

Oleh:
Aulia Warman
M. Syahwal Ashari
Arikar Denirum Nasution
Aldino Sayoga
Siti Rabiah N. A.
Jelita Pramesti
Resi Septria
Shindu Ravina
Chandra Kesuma W.
Fitria Anggraini D.
Azmi Retnaning P.
Winston Simbolon
Nindya Rahmayanty
Ihya Nur Syamsiani
HUMAS E

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2013
HASIL WAWANCARA DENGAN SERIKAT PEKERJA

Narasumber
Nama : Dr. Fajar Syaodih, S.H., M.H.
Jabatan Serikat Pekerja : Ketua DPP Bidang Hubungan Industrial
Institusi : PT Pos Indonesia

T : Bagaimana peran pekerja dalam hubungan industrial?


J : Peran pekerja tidak hanya dilihat sebatas keilmuan, melainkan harus
dikaitkan dengan hubungan industrial pada saat ini, ketajamannya seperti apa.
Unsur dari hubungan industrial itu ada beberapa, hubungan secara mikro terjadi
ketika adanya hubungan antara pekerja dengan perusahaan. Sejauh ini, apapun yang
dilakukan oleh pekerja hanyalah sebatas untuk dapat bertahan hidup, belum untuk
meningkatkan kesejahteraa mereka. Ketika pengusaha ingin mengumpulkan
kekayaannya dan pekerja ingin mencapai kesejahteraan, disinilah muncul
permasalahan. Mungkin ada contoh pekerja yang memiliki tingkat kesejahteraan
yang cukup, seperti di Eropa. Namun, hal tersebut tetap harus dikendalikan agar
tidak memunculkan defisit bagi pengusaha dan perusahaan.
Serikat pekerja ini merupakan inisiatif dari perusahaan untuk dapat berdiri
sendiri. Serikat Pekerja PT Pos Indonesia Indonesia Indonesia berdiri saat
kepemimpinan Presiden Soeharto pada tahun 1998. Dimulai dari adanya kebijakan
pemerintah untuk membuat serikat pekerja di seluruh perusahaan di Indonesia, lalu
pengajuan surat, dan terbentuklah SPPI ini.
Kelemahan di Indonesia yang biasa terjadi itu adalah tidak sehatnya
hubungan industrial yang terjadi. Jajaran pemerintah yang merupakan pengurus
hubungan industrial menempatkan pencitraan sebagai prioritas mereka, walaupun
harus melalui cara-cara kotor, khususnya direksi. Dapat dikatakan bahwa jika tidak
ada serikat pekerja, maka Indonesia akan semakin parah.
T : Apakah para pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja PT Pos Indonesia
Indonesia Indonesia memahami prinsip dasar hubungan industrial?
J : Tergantung apa yang menjadi prinsip dasarnya, apakah kekeluargaan,
pancasila, dan lain sebagainya. Namun, pancasila tergolong sudah sangat tua
karena pernah dipakai pada zaman Presiden Soeharto. Di PT. Pos Indonesia, prinsip
dasar hubungan industrial yang dipakai adalah yang bersifat harmonis, dan itu
selalu diupayakan atau diciptakan, bukan hanya dalam bentuk jargon.
Para pekerja pun dinilai cukup memahaminya, mereka selalu berusaha
menjaga keharmonisan dengan jajaran direksi karena masing-masing dari mereka
memiliki kepentingan. Perlu dilihat siapa saja direksinya, apa pendidikannya,
bagaimana pengurus dan ketuanya, apakah perusahaan dapat menjaga hubungan
industrial yang mereka inginkan (harmonis sesuai keinginan direksi).
Pihak yang mengakomodir Serikat Pekerja di PT. Pos adalah direksi dan
fungsi administratif lainnya, yaitu manajer, bukan humas. Serikat Pekerja disini
tidak memiliki humas. Sektor di PT Pos Indonesia Indonesia Indonesia yang paling
mempengaruhi hubungan industrial adalah anggaran perusahaan, contohnya
pemberian bonus. Pekerja sudah selayaknya mendapatkan bonus jika perusahaan
mendapatkan keuntungan lebih. Oleh karena itu, PR di perusahaan harus dapat
membaca anggaran dana, karena dari sanalah dapat dideteksi bagaimana hubungan
industrial yang akan terbentuk.

T : Kendala apa yang dihadapi untuk melaksanakan hubungan industrial yang


harmonis?
J : Berdasarkan realita, hubungan industrial dapat mempengaruhi maju atau
tidaknya suatu negara, misalnya dalam hal ekonomi. Untuk memproduksi barang
pasti membutuhkan pekerja, jika tidak ada pekerja maka akan repot. Jika produk
tersebut tidak dapat bersaing dengan produk luar, itu dapat mempengaruhi
perekonomian secara nasional. Oleh karena itu, disinilah pentingnya mempelajari
hubungan industrial. Saat ini pemerintah terlihat menyepelekan masalah upah,
padahal implikasi sesungguhnya datang dari pemerintah, namun yang disayangkan
justru beberapa pihak dari jajaran pemerintah yang tidak mengerti implikasi
hubungan industrial tersebut.
Masalah yang mungkin muncul dalam hubungan industrial, seperti
ketidaktetapan gaji atau upah. Hal ini berdampak pada perkembangan perusahaan
selanjutnya dan tentunya kesejahteraan pekerja untuk ke depannya. Masalah yang
sering terjadi di PT. Pos terkait hubungan industrial adalah sering terjadinya
demonstrasi dari para pekerja atau buruh.

T : Lalu apa solusi yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah hubungan
industrial tersebut?
J : Kuncinya adalah bagaimana pemerintah mampu membuat kebijakan yang
menguntungkan untuk semua pihak terutama pengusaha dan tentunya buruh.TIdak
hanya itu ,proses pengawasan pun harus secara baik dilakukan oleh
pemerintah.Contohnya kebijakan penyerepan tenaga kerja meski dengan upah
minimum
Sebenarnya indonesia kaya, hanya saja gagal di pendidikan, secara pangan
kita memiliki peluang besar untuk surplus, tetapi sayang saja jika selalu
mengharapkan impor. Hanya saja Indonesia terlalu terfokus pada pemasaran, yang
pada akhirnya berimpas menjadi korupsi.

T : Bagaimana fungsi PR dalam hubungan industrial?


J : Kesulitan dalam proses hubungan industrial adalah mempertemukan
kesejahteraan keduanya. Pemerintah pada dasarnya tidak bisa menentukan upah,
terlepas dari UMK yang ada. Dari segi hubungan bipartite antara pengusaha dan
pekerja, pemerintah seharusnya berperan sebagai regulator. Dalam kaitannya
dengan media, disinilah Public Relations (PR) berperan. Selama ini kita melihat
demo-demo oleh para pekerja dihiraukan begitu saja oleh pemerintah ataupun PR
perusahaan, padahal sebenarnya tidak. Gubernur tidak dapat menyelesaikan
masalah upah karena ketika bicara tentang upah, disinilah muncul hubungan
tripartite dengan melibatkan serikat pekerja. Serikat pekerja tidak bisa langsung
disebut PR, tetapi saya harus tergabung terlebih dahulu dalam konfederasi.
Konfederasi inilah yang tergabung dalam tripartit serikat pekerja yang disebut
dengan Dewan Pengupahan. Sedangkan, pengusaha terdaftar dalam sebuah
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan disanalah terdapat pengusaha-
pengusaha lainnya.
Nah kita mesti tahu dulu bahwa PR pemerintah berbeda dengan PR
perusahaan. Jika disini ada tiga pihak, maka harus dipastikan dulu apakah kita
bicara mengenai pemerintah, perusahaan , atau serikat pekerja nya. Ketiga
komponen ini membutuhkan PR yang baik dan tepat. Ketika terjadi suatu masalah,
dapat dikatakan bahwa PR nya lah yang membantu menyelesaikan masalah
tersebut, tentu saja selama masih berada berada di dalam koridornya. Hal ini
disebabkan karena PR pada hakekatnya adalah sebagai mediator bukan negosiator,
jadi fungsinya hanya sebagai penghubung atau mempertemukan. Pertanyaannya
adalah sejauh mana pertemuan tersebut efektif dari sisi PR. Kalau hanya bertemu
lalu melakukan suatu negosiasi atau diskusi tampaknya PR tidak terlalu berperan
penting. Kecuali jika kita mempunyai teknik-teknik tertenru, kalau dari segi
perusahaan bagaimana kita bisa menekan negosisasi dengan menggunakan teknik-
teknik PR tersebut. Teknik-teknik apa sajakah itu, nah itulah yang dipelajari di
Jurusan Humas fakultas anda, di humas itu dipelajari bagaimana teknik-teknik
untuk memenangkan negosisasi.
Sebetulnya dapat dikatakan normalnya esensi dari hubungan industrial
adalah negosiasi, negosiasi seperti apa yang ingin dikembangkan. Teknik-teknik
seperti tadilah yang sebetulnya harus dimiliki oleh para akademisi untuk menekan
negosisasi. Jadi PR yang efektif tidak hanya sekedar mempertemukan atau
mencatat hasil pertemuan, tetapi membantu dalma menyelesaikan masalah. Nah
kira-kira koridor manakah dalam public relation yang dipakai dalam masalah
tersebut. Bicara soal human communication kan, bagaimana aplikasinya khususnya
dalam hubungan industrial itu seperti apa, dari segi keilmuan. Naha dalam
prakteknya, hubungan industrial itu ada istilah dipartie atau tripartie, di itu dua
pihak sedangkan tripartie adalah tiga pihak. Dipartied itu biasanya perusahaan
dengan pekerja. Nah masalahnya di dalam hubungan industrial munculnya
tripartied ini tu dimunculkan karena apa. Secara historis ini tu sebetulnya tidak ada.
Ini tu semata-mata hasil dari perjuangan pekerja sendiri agar mereka mendapatkan
perlindungan. Kalo ini tidak ada, tidak akan ada bedanya kita dengan perbudakan.
Di negara barat hubungan industerial itu munculakarena hasil dari pergerakan ini.
Secara historis ini sebenarnya bunuh-bunuhan, baik itu menurut David Morgan.
Pertanyaannya disini kita butuh PR sebagai apa. Sekarang sebagai akademisi PR,
contohnya bagaimana kita melihat posisi PR pada migran, apa yang bisa kita
lakukan. Mahasiswa itu kan idealis, apa yang bisa kita lakukan dalam masalah
migran tersebut, apakah kita akan sejalan dengan pemerintah atau pengusaha . yang
satu kita mendapat uang, tetapi jika tidak sejalan dengan pihak satunya lagi
mungkin akan dibunuh. Mungkin saja berprinsip idealis, namun dalam
implementasinya nanti kalian akan bertemu dengan geo homonicum, dimana
manusia akan mencengkeram manusia itu sendiri. Dan itu bener-bener terjadi. Kita
mungkin hanya sedikit dari statistik, tapi yang sedikit itu perlu diperhatikan.
Contohnya kasus perbudakan beberapa waktu lalu yang terjadi di tangerang.
Di jakarta ,juga ada yang disekap. Itu perbudakan. Dan itu hubungan industrial kan
sebetulnya , yang dilakukan dari segi PR untuk mengkritisi hal seperti ini. Dari sisi
keilmuan ini memang menarik. Tapi percaya saja, anda berprinsip idealis dan anda
berhadapan dengan ini, anda tidak akan menjadi apa-apa. Karena jika ini kita bela,
kita akan berhadapan dengan dua kekuatan . ketika anda menjunjung mengenai
HAM disini siapa yang akan membela,tidak ad, ke pengadilan pun tidak
segampang hanya meminta stempel begini. Beginilah di dalam hubungan industrial.
Ketika anda menjadi seorang PR yang profesional, anda digaji oleh perusahaan,
maka anda bekerja untuk kepentingan perusahaan. Mungkin secara akademik anda
berkata itu tidak baik, tapi dari segi profesionalisme yah memang itu yang harus
dilakukan.
Nama : Ade Harsono
Jabatan Kedinasan : Manajer Bina lingkungan & Corporate Social Responsibility
Jabatan Serikat Pekerja : Ketua Departemen Perlindungan & Bantuan Hukum Dewan
Pengurus Pusat (DPP) PT Pegadaian (Persero) dan sudah
berakhir bulan Juli 2013, sekarang menjabat sebagai Sekretaris
Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kantor Pusat PT Pegadaian
(Persero).
Institusi : PT Pegadaian (Persero)

T : Apa peran Anda dalam hubungan industrial di PT. Pegadaian?


J : Peran Pengurus Serikat Pekerja, tentu saja karena sebagaimana diatur dalam UU
Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN dan UU 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan juga UU tentang Serikat Pekerja untuk membangun dan mengawasi
permasalahan hubungan industrial antara karyawan dan wakil pemilik (Direksi) untuk
meningkatkan dan menjaga peningkatan kinerja perusahaan.
Pengurus Serikat Pekerja dapat memberikan perlindungan dan bantuan hukum serta
menjalankan fungsi advokasi untuk permasalahan hubungan industrial
Penjaga kenyamanan, kepuasan, serta kesejahteraan karyawan.

T : Apakah Anda paham tentang prinsip dasar hubungan industrial? Menurut Anda
hubungan industrial itu seperti apa?
J : Hubungan Industrial adalah hubungan kerja antara pekerja (karyawan) dan wakil
pemilik (Direksi) untuk menentukan Syarat Kerja yang berlaku di perusahaan.
T : Kendala apa yang dihadapi untuk melaksanakan hubungan industrial?
J : Kendala yang dihadapi, apabila masing-masing pihak tidak ada titik temu dalam
permasalahan syarat kerja, maka untuk penyelesaiannya melalui Lembaga
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (LPPHI).

LPPHI tahapannya adalah : Perundingan Bipartit , Perundingan Mediasi dan ,


Pengadilan Hubungan Industrial.

T : Di pegadaian pernah ada gangguan dalam hubungan indistrial tidak? Kalau ada,
solusi apa yg pernah dilakukan utk mengatasi permasalahan tersebut?
J : Permasalahan Hubungan Industrial ada, dan penyelesaiannya melalui LPPHI,
dengan tahapan-tahapan tersebut di atas sebagai solusinya.

T : Di pegadaian ada divisi khusus PR tidak? Bernama PR atau apa? Kalau ada, peran
mereka dlm hubungan industrial bagaimana?
J : Public Relation (Humas) menjadi bagian dari Divisi Sekretaris Perusahaan
(Corporate Secretary) tidak ada keterkaitan langsung hanya sebatas menjembatani
atau sebagai media untuk mempertemukan pengurus Serikat Pekerja dengan wakil
pemilik (Direksi/Board of Director) untuk permasalahan Hubungan Industrial ada
Divisi tersendiri yaitu Divisi Kesejahteraan & Hubungan Industrial sebagai
counterpart dari Pengurus Serikat Pekerja.
Nama : Saptono Kusdanu Waskito, S.E., M.M.
Jabatan Serikat Pekerja : Anggota Serikat Pekerja Yayasan
Pendidikan Bhakti Pos Indonesia
(SP-YPBPI)
Institusi : Politeknik Pos Indonesia

T : Apa peran pekerja di Politeknik Pos Indonesia?


J : Peran pekerja di Politeknik Pos Indonesia ialah yang pertama sebagai subyek yang
berunding dengan pihak Pengusaha (pemberi kerja) untuk membahas
kesejahteraan pekerja. Yang kedua sebagai obyek artinya pekerja lengkap dengan
knowledge, attitude, skill, integrity, habits dan kesejahteraannya (gaji, tunjangan,
jamsostek, perumahan). Hal-hal inilah yang nantinya menjadi pokok masalah
dalam hubungan industrial dan nantinya akan dicarinya solusi untuk
menyelesaikannya.

T : Apakah mereka memahami prinsip dasar hubungan industrial?


J : Mereka memahami prinsip hubungan industrial. Prinsip dasar Hubungan Industrial
yang dilakukan antara lain hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam
proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,
pekerja/buruh dan pemerintah didasarkan pada nilai-nilai Pancasila (Ketuhanan
Yang Maha Esa,dst.) dan Undang-undang 1945 (hak dan kewajiban warga negara
indonesia yang tercantum di UUD 1945 harus dijamin waktu berunding), hak
mengemukaan pendapat, hak memperoleh penghidupan yg layak. Kemudian,
menjamin keberhasilan dan kelangsungan perusahaan. Lalu, paham akan fungsi
pengusaha dan pekerja. Pengusaha sebagai pemberi kerja, meminta hasil kerja
yang baik, membayar gaji yang disepakati. Pekerja sebagai penerima pekerjaan,
menyerahkan hasil kerja yang baik, mendapat gaji yg disepakati. Pekerja dan
pengusaha sebagai keluarga dalam perusahaan saling mengasihi, membantu dan
mengerti kebutuhan pihak lain. Khusus di Jawa Barat ditambah saling asih, asah,
asuh. Menjamin ketenangan kerja dan ketenangan berusaha. Meningkatkan
produktivitas untuk meningkatkan laba, meningkatkan kesejahteraan .
T : Kendala apa yang dihadapi untuk melaksanakan hubungan industrial yang
harmonis?
J : 1. Pengusaha tidak konsisten dengan komitmen yang disepakati. Misalnya
pegawai itu pentahapannya adalah calon pegawai. Dua tahun lagi diangkat jadi
pegawai. Kenyataannya tahapan yang dilakukan adalah meminta tenaga kerja dari
perusahaan pengerah tenaga kerja sebagai outsourcing. Sehingga ketika dua
tahun bekerja outsourcing tidak bisa jadi calon pegawai.
2. Jumlah uang JAMSOSTEK yang kecil.
3. Gaji calon pegawai tidak berbeda dengan Upah Minimal Regional (UMR)
Bandung, tunjangan mengajar dosen yang belum dinaikkan

T : Solusi apa yang pernah dilakukan untuk mengatasi permasalahan hubungan


industrial?
J : 1. Perundingan antara serikat pekerja Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia
dengan ketua yayasan dan tercapai kesepakatan.
2. Dosen yang berasal dari PT. Pos Indonesia dan bekerja 6 tahun di Poltek, harus
bekerja kembali ke PT. Pos Indonesia.
3. Posisi yang lowong, diganti oleh fresh graduate.
4. JAMSOSTEK ditingkatkan.
5. Gaji diubah menjadi lebih tinggi dari UMR.
6. Honor mengajar ditingkatkan.

T : Bagaimana fungsi PR di dalam hubungan industrial?


J : Fungsi PR belum tampak perannya karena lembaga PR di YPBPI lebih fokus pada
penerimaan mahasiswa baru dan marketing. Beda dengan PT. Pos Indonesia
ANALISIS PERAN SERIKAT PEKERJA

1. Melaksanakan pekerjaannya

a. PT Pos Indonesia
Dalam PT Pos Indonesia, para serikat kerja sudah melaksanakan pekerjaannya
masing-masing, sebagi contohnya adalah seorang Public Relations sudah menempati
sebagaimana tugasnya. Namun dalam PT Pos Indonesia Pihak yang mengakomodir
Serikat Pekerja di PT. Pos adalah direksi dan fungsi administratif lainnya, yaitu
manajer, bukan humas. Serikat Pekerja disini tidak memiliki humas. Sektor di PT Pos
Indonesia Indonesia Indonesia yang paling mempengaruhi hubungan industrial adalah
anggaran perusahaan,itu adalah contoh dimana para serikat pekerja sudah
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya. Seorang PR di dalam PT Pos
Indonesia tidak bisa langsung disebut PR, tetapi mereka harus tergabung terlebih
dahulu dalam konfederasi. Konfederasi inilah yang tergabung dalam tripartied serikat
pekerja yang disebut dengan Dewan Pengupahan. Dalam hasil wawancara yang telah
kami lakukan, dikatakan bahwa PR pemerintah berbeda dengan PR perusahaan. Jika
disini ada tiga pihak, maka harus dipastikan dulu apakah kita bicara mengenai
pemerintah, perusahaan , atau serikat pekerja nya. Ketiga komponen ini
membutuhkan PR yang baik dan tepat. Ketika terjadi suatu masalah, dapat dikatakan
bahwa PR nya lah yang membantu menyelesaikan masalah tersebut, tentu saja selama
masih berada berada di dalam koridornya. Hal ini disebabkan karena PR pada
hakekatnya adalah sebagai mediator bukan negosiator, jadi fungsinya hanya sebagai
penghubung atau mempertemukan.

b. Politeknik Pos Indonesia


Dalam Politeknik Pos Indonesia fungsi Humas tidak berjalan sebagaimana
mestinya karena karena lembaga PR yg terdapat dalam Serikat Pekerja Yayasan
Pendidikan Bhakti Pos Indonesia yang ada dalam Politeknik Pos Indonesia lebih
berfokus pada penerimaan mahasiswa baru dan marketing, tidak berfokus dalam
penjagaan citra, nama baik, dan hubungan baik internal-eksternal. Akan tetapi Serikat
Pekerja Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia (SP-YPBPI) tetap menjalankan
tugasnya. Para serikat pekerja menjadikan nilai-nilai dasar Pancasila dan UUD 1945
sebagai prinsip dasar didalam menangani Hubungan. Industrial Politeknik Pos
Indonesia. Politeknik Pos Indonesia bersama dengan SP-YPBPI memahami betul
peran pengusaha sebagai pemberi kerja dan peran pekerja sebagai penerima
pekerjaan, sehingga dapat membantu dalam peningkatan produktivitas dan
kesejaheraan.

c. PT Pegadaian (Persero)
Dalam PT. Pegadaian (Persero), terdapat pembagian yang jelas dalam
mengatasi masalah internal perusahaan. PT. Pegadaian (Persero) tidak memiliki divisi
Humas secara khusus akan tetapi terdapat fungsi Humas yang dijalankan oleh
beberapa divisi. Untuk menjalankan salah satu fungsi Humas yaitu sebagai jembatan
informasi atau media yang mempertemukan dua pihak antara lain, pengurus Serikat
Pekerja dengan perwakilan dari pemilik (Board of Director), PT. Pegadaian (Persero)
memiliki Divisi Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Sedangkan, untuk
mengatasi permasalahan dalam Hubung Industrial yang ada di dalam perusahaan
persero ini terdapat divisi yang secara khusus menangani Hubungan Industrial, yaitu
Divisi Kesejahteraan & Hubungan Industrial sebagai counterpart dari Pengurus
Serikat Pekerja. Divisi ini berada di dalam naungan Direktur Umum dan SDM, yang
didalamnya juga terdapat Divisi Pengelolaan SDM & Budaya Kerja, dan Divisi
Pendidikan & Pelatihan. Sedangkan Divisi Sekretaris Perusahaan (Corporate
Secretary) bersama dengan Divisi CSR menaungi Direktur Utama dan jajaran direksi
lainnya.

2. Menjaga ketertiban

a. PT Pos Indonesia
Para serikat pekerja di dalam PT Pos Indonesia sudah menjaga ketertiban
dalam perusahaannya, karena mereka selalu berusaha menjaga keharmonisan dengan
jajaran direksi karena masing-masing dari mereka memiliki kepentingan. Perlu dilihat
siapa saja direksinya, apa pendidikannya, bagaimana pengurus dan ketuanya, apakah
perusahaan dapat menjaga hubungan industrial yang mereka inginkan (harmonis
sesuai keinginan direksi).

b. Politeknik Pos Indonesia


Politeknik Pos Indonesia memiliki misi untuk berperan aktif dalam
peningkatan kualitas sumber daya untuk masyrakat maupun mitra industri untuk itu
para serikat pekerja di dalam Politeknik Pos Indonesia mencoba menangani
Hubungan Industrial dengan menerapkan Pekerja dan pengusaha sebagai keluarga
dalam perusahaan sehingga harus menumbuhkan rasa saling mengasihi, membantu
dan mengerti kebutuhan pihak lain. Khusus di Jawa Barat ditambah saling asih, asah,
dan asuh untuk menjamin ketenangan kerja dan ketenangan berusaha. Akan tetapi,
dalam ketertiban yang diharapkan, masih ditemukan beberapa kendala, Contohnya
Pengusaha tidak konsisten dengan komitmen yang disepakati. Misalnya pegawai itu
pentahapannya adalah calon pegawai. Dua tahun lagi diangkat jadi pegawai tetapi
pada kenyataannya tahapan yang dilakukan adalah meminta tenaga kerja dari
perusahaan pengerah tenaga kerja sebagai outsourcing. Sehingga ketika dua tahun
bekerja outsourcing tidak bisa jadi calon pegawai. Kendala lainnya ialah, Jumlah
uang JAMSOSTEK yang kecil dan gaji calon pegawai tidak berbeda dengan Upah
Minimal Regional (UMR) Bandung, tunjangan mengajar dosen yang belum
dinaikkan.

c. PT Pegadaian (Persero)
Para serikat pekerja di dalam PT Pegadaian (Persero) sudah menjaga
ketertiban dalam perusahaannya, terlihat dalam pembagian kerja yang jelas dan
bagaimana budaya perusahaan diterapkan untuk menjaga keharmonisasian diantara
pekerja dengan jajaran direksi. Didalam budaya perusahaan, terdapat Nuansa Citra
yakni setiap elemen di dalam internal PT. Pegadaian (Persero) memiliki sense of
belonging dan peduli nama baik perusahaan, dan itu diatur di dalam divisi-divisi yang
ada dalam naugan Direktur Umum dan SDM.

3. Menyampaikan aspirasi

a. PT Pos Indonesia
Dalam hal penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh para serikat atau buruh
pekerja dengan melakukan demonstrasi, hal itu biasanya seperti ketidaktetapan gaji
atau upah. Hal ini berdampak pada perkembangan perusahaan selanjutnya dan
tentunya kesejahteraan pekerja untuk ke depannya. Masalah yang sering terjadi di PT.
Pos Indonesia terkait hubungan industrial adalah sering terjadinya demonstrasi dari
para pekerja atau buruh.
b. Politeknik Pos Indonesia
Dalam hal penyampaian aspirasi yang dilakukan oleh para serikat atau buruh
pekerja dilakukan dengan Perundingan antara serikat pekerja Yayasan Pendidikan
Bhakti Pos Indonesia dengan ketua yayasan hingga tercapainya kesepakatan. Aspirasi
yang sering muncul ialah mengenai permasalah gaji yang lebih rendah dari UMR,
permasalahan JAMSOSTEK, dan lain-lain.

c. PT Pegadaian (Persero)
Dalam hal penyampaian aspirasi, kendala yang dihadapi, apabila masing-
masing pihak tidak ada titik temu dalam permasalahan syarat kerja, maka untuk
penyelesaiannya melalui Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
(LPPHI). LPPHI tahapannya adalah : Perundingan Bipartit , Perundingan Mediasi dan
, Pengadilan Hubungan Industrial.

4. Mengembangkan keahlian

a. PT Pos Indonesia
Setiap 6 bulan, dilakukan mutasi dari 1 bagian ke bagian lain. Bagian terakhir
yang harus ditempati oleh seorang pegawai adalah bagian akuntansi. Setelah
mendapat jabatan menjadi Manager bagian Akuntansi selama 1 tahun, pegawai
tersebut dipromosikan menjadi Kepala Kantor Pos di Ibukota Kabupaten atau
Kotamadya (Kepala Kantor Pos Tipe C). setelah menduduki jabatan Kepala Kantor
Pos tipe C selama 2 tahun, akan ditempatkan menjadi Kepala Kantor Pos tipe C lagi
di kota lain (biasanya Ibukota Karesidenan) atau menjadi Asisten Manager di Kantor
Area di Luar Jawa. Setelah itu bisa menjadi KKP tipe B yang ada di Ibukota Provinsi
atau menjadi Asisten Manager di Kantor Area di Pulau Jawa

b. Politeknik Pos Indonesia


Berdasarkan hasil evaluasi diri, Manajemen Poltekpos menilai bawa sudah
saatnya Poltekpos Indonesia melakukan akselerasi dengan memasuki program
pengembangan. Program Pengambangan ini bertujuan untuk membangun keunggulan
Poltekpos di tingkat nasional. Pengembangan tahap I (2009-2011) bertujuan untuk
membangun tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance),
sistem informasi yang terintegrasi (e-Campus) serta sistem penjaminan mutu yang
efektif. Pengembangan tahap II (2012-2015) bertujuan untuk meningkatkan relevansi
dan mutu pendidikan.

c. PT Pegadaian (Persero)
Dalam mengembangkan keahlian, PT Pegadaian (Persero) memastikan para
pekerjanya dapat mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan budaya
perusahaan yaitu Terampil yang memiliki makna dimana setiap elemen di dalam
perusahan adalah orang-orang yang kompeten di bidangnya dan selalu
mengembangkan diri. Untuk iu, di dalam perusahaan itu sendiri terdapat Divisi
Pengelolaan SDM & Budaya Kerja serta Divisi Pendidikan & Pelatihan.

5. Memperjuangkan kesejahteraan

a. PT Pos Indonesia
Pemberian bonus adalah salah satu cara untuk mensejahterakan para serikat
pekerja. Mereka memiliki penghasilan lebih dari hasil upah yang diberikan oleh
perusahaan. Pekerja sudah selayaknya mendapatkan bonus jika perusahaan
mendapatkan keuntungan lebih.

b. Politeknik Pos Indonesia


Serikat Pekerja Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia memastikan setiap
elemen di dalam Politeknik Pos Indonesia mendapatkan kesejahteraan dengan secara
kontinu mengadakan perundingan dengan ketua yayasan hingga tercapai kesepakatan.
Dan langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan hubungan
industrial untuk mencapai kesejahteraan, ialah:
1. Posisi yang lowong, diganti oleh fresh graduate.
2. JAMSOSTEK ditingkatkan.
3. Gaji diubah menjadi lebih tinggi dari UMR.
4. Honor mengajar ditingkatkan.

c. PT Pegadaian (Persero)
Kesejahteraan Pekerja di dalam PT Pegadaian (Persero) di tangani dengan
baik oleh Pengurus Serikat Pekerja karena perlindungan dan bantuan hukum diberikan
kepada para pekerja yang ada dalam PT Pegadaian (Persero). Pengurus Serikat
Pekerja juga memastikan setiap elemen dalam perusahaan memperoleh kenyaman,
kepuasan dan kesejahteraan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 19 tahun 2003
tentang BUMN dan UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan juga UU tentang
Serikat Pekerja untuk membangun dan mengawasi permasalahan hubungan industrial
antara karyawan dan wakil pemilik (Direksi) untuk meningkatkan dan menjaga
peningkatan kinerja perusahaan.serta menjalankan fungsi advokasi untuk
permasalahan hubungan industrial.

Anda mungkin juga menyukai