Anda di halaman 1dari 2

Apa itu Ventriculoperitoneal Shunt: Gambaran Umum, Manfaat, dan

Hasil yang Diharapkan


Apa itu Ventriculoperitoneal Shunt?

Ventriculoperitoneal shunt (VP shunt) adalah alat kesehatan yang dipasang untuk melepaskan
tekanan dalam otak. VP shunt direkomendasi bagi pasien yang menderita hidrosefalus. Kondisi ini
disebabkan oleh cairan serebrospinal (CSF) berlebih yang membuat perluasan ruang dalam otak
(ventrikel) menjadi sangat cepat, sehingga memicu tekanan yang tak semestinya. Jika tidak segera
ditangani, kondisi ini dapat berujung pada kerusakan otak.

Cairan serebrospinal adalah komponen yang sangat penting dalam sistem saraf, karena berfungsi
menciptakan bantalan bagi jaringan otak dan menyalurkan zat gizi ke otak. Cairan ini mengalir di
antara tulang belakang dan tengkorak untuk memastikan bahwa volume darah intrakranial dalam
kadar yang tepat. CSF akan terus diproduksi karena mengalir sepanjang ventrikel, menutrisi
permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Kemudian, cairan ini keluar melalui bagian dasar
otak dan diserap ke dalam aliran darah. Namun, karena kelainan tertentu, aliran dan keseimbangan
CSF akan terganggu, sehingga terjadi penumpukan.

Ventriculoperitoneal shunt adalah pengobatan utama bagi kondisi hidrosefalus, yang menyerang
satu dari 500 anak. Kondisi ini merupakan kondisi bawaan (kongenital) atau didapat, dan indikasi
yang paling nyata adalah pertumbuhan lingkar kepala yang tidak wajar. Biasanya, gejala pada anak
disertai dengan mata juling (strabismus) dan kejang-kejang. Sedangkan pada orang dewasa, gejala
hidrosefalus adalah sakit kepala, mual dan muntah, saraf optik membengkak, penglihatan kabur
atau ganda, mudah marah, lesu, dan perubahan kemampuan kognitif atau ingatan. Penyebab
hidrosefalus belum diketahui secara pasti.

Siapa yang Perlu Menjalani Ventriculoperitoneal Shunt dan Hasil yang Diharapkan

Operasi VP shunt dilakukan pada pasien yang menderita hidrosefalus. Umumnya, prosedur bedah
dilakukan segera setelah pasien terdiagnosis hidrosefalus untuk mencegah komplikasi serius.

Untuk memastikan bahwa pasien positif terjangkit hidrosefalus, maka perlu dilakuk an serangkaian
tes, seperti USG, Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau Computed Tomography (CT) scan. Jika
telah terbukti mengidap hidrosefalus, maka pasien secepat mungkin dirujuk pada prosedur VP
shunt.

Dengan prosedur operasi, kandungan CSF berlebih akan dikeluarkan agar volume otak kembali
normal. Penting untuk diketahui, prosedur ini tidak mampu memperbaiki kerusakan otak yang telah
terjadi. Tujuan utama VP shunt adalah mencegah kerusakan yang lebih parah, yang kemungkinan
terjadi bila penanganan medis tidak segera dilakukan.

Cara Kerja Ventriculoperitoneal Shunt

Pasien menjalani prosedur VP shunt dibawah pengaruh bius total. Prosedur ini biasanya memakan
waktu 1-2 jam. Secara umum, VP shunt berperan sebagai sistem pengeringan, terdiri dari saluran
panjang yang dilengkapi dengan sebuah katup. Langkah-langkah operasi VP shunt adalah:

Pertama, rambut kulit kepala di area yang telah ditentukan akan dicukur, biasanya di bagian at as,
punggung atau belakang telinga. Kemudian, dokter bedah membuat sayatan di daerah strategis
otak, sebagai lubang untuk memasukkan kateter yang hendak ditanam pada ventrikel. Dokter juga
perlu membuat sayatan di daerah perut.

Setelah itu, dibuatlah lubang pada tengkorak untuk memasukkan tabung tipis (kateter) ke ventrikel
otak. Sebuah kateter lain akan ditempatkan di bawah permukaan kulit belakang telinga, kemudian
dimasukkan hingga ke leher dan dada, menuju wilayah perut.

Lalu, katup pemompa cairan ditanam di bawah kulit belakang telinga dan dihubungkan pada kedua
kateter. Katup ini dirancang khusus untuk membuka secara otomatis saat terdapat penumpukan
tekanan akibat kelebihan CSF, sehingga kateter langsung mengeluarkan CSF ke daerah dada. VP
shunt ditanam secara permanen dan harus dipantau secara rutin.

Saat ini, operasi VP shunt dapat memanfaatkan teknologi terbaru dengan menggunakan endoskop
atau metode berbantu komputer.

Proses pemulihan pasca operasi biasanya sekitar 3-4 hari, pasien sudah diperbolehkan pulang
dalam 1 minggu. Ketika masih dalam perawatan rumah sakit, pasien akan dipantau secara berkala,
untuk memastikan denyut jantung dan tekanan darah kembali normal. Pasien pun akan diberi
antibiotik pencegahan agar tidak terjadi infeksi.

Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Ventriculoperitoneal Shunt

Operasi ventriculoperitoneal shunt merupakan prosedur aman dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Namun, sama seperti prosedur bedah pada umumnya, ada komplikasi dan resiko yang mungkin
terjadi. Resiko bedah VP Hunt adalah infeksi dan pendarahan berat. Sedangkan, komplikasi yang
mungkin muncul adalah reaksi penolakan zat bius, seperti perubahan tingkat tekanan darah dan
kesulitan bernapas.

Komplikasi khusus akibat VP shunt termasuk jarang, namun bisa sangat serius. Komplikasi ini
termasuk:

 Infeksi implan shunt yang berujung pada infeksi otak

 Penggumpalan darah

 Pendarahan di dalam otak

 Pembengkakan otak

 Kerusakan jaringan otak karena VP shunt

Sebaiknya, selalu waspada terhadap gejala-gejala, seperti demam, nyeri perut, sakit kepala, serta
kenaikan denyut jantung dan tekanan darah abnormal, yang merupakan tanda malfungsi shunt.

Anda mungkin juga menyukai