Anda di halaman 1dari 24

D

I
S
U
S
U
N

KELOMPOK 2

ARBELA DEWI RESTU


AYU LESTARI
BOY SATRIA PAMUNGKAS
BUNGA ARDILA
DAFFA FEBRIANO
Guru Pembimbing : Hj.Apriati S,Pd

BAB 2

Pengelolaan Keuangan Negara dan Kekuasaan Kehakiman

A. Penyalahgunaan Keuangan Negara Tersistematis


( tugas 1 )

JAKARTA – Menyikapi perilaku penyimpangan dan pelanggaran hukum terhadap


pengelolaan keuangan negara yang telah terpola dan berulang dari waktu ke waktu, maka
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merasa perlu untuk menggelar seminar nasional dan
loka karya bertema “Peningkatan Efektivitas Pengawasan dan Penegakan Hukum Terkait
Pengelolaan Keuangan Negra pada Tingkat Daerah” “Fenomena penyimpangan dan
pelanggaran hukum dalam pengelolaan keuangan negara diduga kuat bersumber dari
hilir, yaitu sistem perencanaan dan penganggaran (SPA). Untuk itu, dibutuhkan
pemahaman bersama yang lebih sistematis atas faktor-faktor yang menerangkan
efektivitas pengawasan dalam penegakan hukum melalui seminar dan loka karya,” kata
Farouk Muhammad (Ketua Panitia Akuntabilitas Publik DPD), di press room DPD,
komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (13/12)
Lebih lanjut, Farouk yang mengutip data BPK menjelaskan dalam kurun waktu 5
tahun terakhir DPD menemukan sekitar 191/575 kasus penyimpangan senilai Rp103,19
triliun yang hingga tahun 2011 baru bisa diselesaikan 55,3 persen. “Sementara 23,4
persen di antaranya belum ditindaklanjuti dan bahkan tidak bisa ditindaklanjuti dengan
alasan yang sah, dengan potensi kerugian negara sekitar Rp 24,91 triliun,” ujar Farouk
Muhammad. Untuk bidang penegakan hukum, menurut Farouk, terdapat deviasi yang
cukup besar antara perkara yang dijatuhi hukuman, dituntut, disidik dan yang dilaporkan.
Dari jumlah perkara yang ditangani Polri, Kejaksaandan KPK dalam kurun waktu 4 tahun
terakhir rata-rata 2.548 kasus per tahun, jumlah perkara yang dituntut rata-rata 1.257
(Kejaksaan) dan 78 (KPK) atau 52,4 persen yang divonis bebas sekitar 10 persen,”
ungkapnya. “Data itu menunjukkan sistem penegakan hukum masih belum efektif,”
tegasnya.
Seminar nasionalitu, kata senator asal Nusa Tenggara Barat, diharapkan dapat
menemukan masukan-masukan dalam rangka meminimalisir deviasi antara rekomendasi
BPK dengan tindaklanjutnya dan praktik penyimpangan. Sementara di bidang hukum,
dapat diminimalisir deviasi antara jumlah kasus yang masuk, yang ditangani dan yang di
adili. Seminar juga akan mencoba memaparkan fenomena penyalahgunaan keuangan
yang disebabkan oleh kekuasaan dan pelanggaran hukum terkait pengelolaan keuangan
mulai dari prinsip-prinsip lemahnya transparansi, benturan dan multitafsir peraturan
perundang-undangan, sistem integrasi yang setengah-setengah dan peluang-peluang
hokum yang masih bisa dimanfaatkan untuk penyalahgunaan kekuasaan serta kelemahan
sistem atau lembaga pengawasan dalam sistem desentralisasi otonomi daerah, imbuhnya.
(fas/jpnn)
Sumber:http://www.jpnn.com/read/2011/12/13/111151/
Rumuskan pendapat atau pertanyaan melalui tabel di bawah ini!
( tugas 1 buku paket pkn kelas XII hal 38 )

No Pendapat atau Pertanyaan


1 Apa tema pagelaran seminar dan lokarya oleh Dewan Perwakilan Daerah ( DPD) ?

2 Apa yang dimaksud dengan sistem Perencanaan dan Penganggaran?

3 Pendapat saya, bahwa kasus penggaran ini sangatlah berpengaruh terhadap


perekonomian Negara, dan itu sangat mengganggu bagi rakyat yang sangat
memerlukannya.

4 Apa pendapat Farouk mengenai kasus penggaran dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ?

5 Apa harapan senator asal Nusa Tenggara Barat mengenai hal penganggaran ini?
TugasMandiri 2.1
( tugas 2 )

2. pengertian keuangan negara menurut para pakar.

No NamaPakar Rumusan Pengertian Keuangan Negara


1 M. Hadi ( 1973:2 ) Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban yang
dapat dinilai dengan uang, demikian pula dengan sesuatu,
baik berupa uang maupun barang, berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban.
2 M. Subagio( 1988:11 ) Keuangan Negara adalah terdiri atas hak dan kewajiban
Negara yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula
segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat
dijadikan milik Negara berhubung dengan Negara meliputi
hak menciptakan uang, hak mendapatkan hasil, hak
melakukan pungutan, hak meminjam, dan hak memaksa.
3 Harjono Sumosudirjo Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban yang
(1983:50) dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu
baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan
kekayaan Negara ,berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.

3. Pengertian keuangan negara

Jawab :

Persamaan : Keuanngan Negara adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai
dengan uang, demikian pula dengan sesuatu, baik berupa uang maupun barang.
Perbedaan : Ada yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan Negara meliputi
hak menciptakan uang, hak mendapatkan hasil, hak melakukan pungutan, hak meminjam,
dan hak memaksa, dan ada pula yang dapat dijadikan kekayaan Negara , berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Menurut saya, Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban yang bernilai uang,
dan dapat dijadikan kekayaan Negara.(

4. sumber-sumber keuangan negara . Tuliskan pada tabel di bawah ini.

Jawab :

No Sumber Keuangan Pengertian/Deskri Contoh


Negara psi
1 Pajak Merupakan iuran  Pajak Penghasilan (PPh) adalahn pajak yang
rakyat terhadap dikenakan kepada subjek pajak untuk setiap
Negara terhadap objek pajak yang diterimanya.
UU sehingga
dapat dipaksakan
dengan tidak
mendapat imbalan
secara langsung.
2 Retribusi Adalah  Retribusi Parkir
pembayaran yang  Retribusi Gallan Parkir
dilakukan dengan
tujuan
mendapatkan
fasilitas tertentu.
3 Keuntungan  BUMN  Pertamina
BUMN/BUMD merupakan  Bank Indonesia
suatu unit
usaha yang
sebagian besar  Bank Pembangunan Daerah (BPD)
atau seluruh  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
modal berasal  Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus
dari kekayaan kota)
Negara yang
dipisahkan
serta membuat
suatu produk
atau jasa yang
sebesar-
besarnya untuk
memakmurkan
Rakyat.
 BUMD adalah
perusahaan
yang didirikan
dan dimiliki
oleh
pemerintah
daerah.
4 Denda dan Sita  Denda adalah  Denda melanggar aturan
bentuk
hukuman yang  Penyitaan Rumah oleh bank
melibatkan
uang yang
harus
dibayarkan
dalam jumlah
tertentu.
 Sita adalah
pengambilan
sesuatu yang
dilakukan oleh
petugas yang
berwajib.
5 Pencetakan Uang Perum Peruri  Mencetak Uang Republik Indonesia
merupakan Badan  Mencetak dokumen Keimigrasian (Paspor
Usaha Milik dsb), Pita Cukai, Meterai dan Dokumen
Negara (BUMN) Pertanahan (Sertifikat Tanah dsb)
satu-satunya yang
dipercaya oleh
Negara untuk
mencetak uang
rupiah (baik uang
kertas maupun
uang logam) bagi
Republik
Indonesia, sesuai
dengan Peraturan
Pemerintah
Nomor 32 tahun
2006.
6 Pinjaman Suatu jenis Suatu pinjaman memerlukan distribusi ulang aset
hutang yang dapat keuangan seiring waktu antara peminjaman
melibatkan semua ( terhutang dan penghutang (pemberihutang ) )
jenis benda
berwujud
walaupun
biasanya lebih
sering di
identifikasi
dengan pinjaman
moneter.
7 Sumbangan, Sumbangan, Sumbangan, Hadiah, dan Hibah bukan
Hadiah dan Hibah Hadiah, dan penerimaan pemerintah yang dapat dipastkan
Hibah dapat perolehannya.
diperoleh
pemerintah dari
individu,
investasi, atau
pemerintah.
8 Penyelenggaraan Jumlah yang diterima Banyak Negara menyelenggarakan undian
UndianBerhadiah pemerintah adalah berhadiah, seperti Amerika Serikat, Kanada,
selisih dari penerimaan Australia, Jepang, Jerman, Indonesia.
uang undian dikurangi
dengan biaya operasi
dan besarnya hadiah
yang dibaagikan.

5. sumber keuangan terbesar bagi Indonesia? Dari tabel diatas beserta alasan

Jawab : Pajak, karena pajak adalah pendapatan yang paling tertinggi untuk Negara di
banding dengan sumber keuangan lain
Tugas Mandiri 2.2
1. Tugas pejabat negara yang mendapatkan pelimpahan kewenangan dari Presiden dalam
mengelola keuangan negara.
(Tugas 3 buku paket PKN kelas XII hal 46)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


diuraikan bahwa Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1):
a. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
d. tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan
dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undangundang.

Jawab :

No Pejabat Tugas dalam Pengelolaan Keuangan Negara


Negara
1 Menteri  Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan
Keuangan negara untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
 Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;
 Menyusun RAPBN dan Rancangan Perubahan APBN
 Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran,
 Melakukan perjanjian internasional dibidang keuangan,
 Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah
ditetapkan dalam UU;
 Melaksanakan fungsi bendahara umum negara
 Menyusun laporan keuangan yang merupakan
pertanggunganjawaban pelaksanaan APBN;
 Melaksanakan tugas-tugas lain dibidang pengelolaan fiskal
berdasarkan UU.
2 Pimpinan  Pejabat yang bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan
Lembaga lembaga yang bersangkutan
Negra  Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya
 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
 Melaksanakan anggaran kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya
 Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan
menyetorkannya ke Kas Negara
 Mengelola utang dan piutang negara yang menjadi tanggung
jawab kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
 Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
 Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya melaksanakan tugas-tugas lain
yang menjadi tanggung jawab berdasarkan ketentuan undang-
undang
 Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya
berdasarkan ketentuan undang-undang.
3 Kepala  Untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah
Negara daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan
 Menyusun rancangan anggaraan kementerian/lembaga yang
dipimpinannya
 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran,
 Melaksanakan anggaran kememterian/lembaga
 Melaksanakan pemungutan ONBP dan menyetorkannya ke kas
negara,
 Mengelola piutang dan utang yang menjadi yanggungjawab
kementerian negara/lembaga,
 Mengelola barang milik negara
 Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian
negasra/lembagala,
 Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggungg
jawabnya berdasarkan UU.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara secara tegas dan jelas menetapkan tugas dan kewenangan setiap pejabat negara
dalam pengelolaan keuangan negara sebagai mana telah kalian tuliskan pada tabel di atas.
Akan tetapi, meskipun demikian, akhir-akhir ini sering terjadi penyalah gunaan
kewenangan oleh oknum pejabat negara, seperti melakukan tindak pidana korupsi, tindak
pidana pencucian uang dan sebagainya. Berkaitan dengan hal tersebut lakukanlah
kegiatan berikut.

a.Penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan tersebut?

Jawab : terbongkarnya kasus suap dan pemerasan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) yang melibatkan oknum aparat penegak hokum baik itu kepolisian dan atau
kepolisian sehingga menimbulkan konflik horizontal antara instansi penegak hokum yang
berkepanjangan, baik itu melalui statemen di media, baik KPK di satu pihak mau pun
kepolisian dan atau kejaksaan masing-masing merasa diri lebih baik dari instansi yang
lain dalam hal memberantas tindak pidana korupsi. (wikipedia)

b. Jenis hukuman yang pantas dijatuhkan kepada pejabat negara yang melakukan
tindakan penyalah gunaan kewenangan?

Jawab : ganjaran hukuman mati itu, merupakan langkah yang di nilai paling tepat
diterapkan bagi koruptor yang ada di negeri ini. Sebab tanpa diterapkannya hukuman
mati terhadap koruptor di negeri, pelaku kejahatan atau “pencoleng” harta dan kekayaan
negara itu akan pernah berhenti (google)
48 Kelas XII SMA/MTs
c. Solusi yang dapat diajukan untuk mengatasi persoalan tersebut?

Jawab : Negara Indonesia adalah negara hukum yang dinyatakan dengan tegas dalam
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945, jadi di sini maksudnya adalah segala sesuatu tindakan negara
atau pemerintah harus berdasarkan hukum. Tujuannya adalah agar hak-hak asasi dari
5warganya atau penduduknya dapat terlindungi dari tindakan sewenang-wenang
penguasa atau dalam hal ini negara.
Masalah korupsi bukan merupakan masalah baru di Indonesia karena telah ada sejak
tahun 1950-an. Bahkan berbagai kalangan menilai bahwa korupsi telah menjadi bagian
dari kehidupan , menjadi suatu sistem dan menyatu dengan penyelenggaraan
pemerintahan negara. Penanggulangan korupsi telah dilakukan pemerintah sejak dahulu
yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No. 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, sayangnya banyak menemui kegagalan disebabkan karena
berbagai institusi yang dibentuk untuk pemberantasan korupsi tidak menjalankan
fungsinya dengan efektif, perangkat hukum yang lemah, ditambah dengan aparat penegak
hukum yang tidak sungguh-sungguh menyadari akibat dari tindakan korupsi.1)
Keadaan tersebut tanpa disadari akan merongrong demokrasi sebagai sendi utama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, melumpuhkan nilai-nilai dan kepastian hukum serta
semakin jauh dari tujuan tercapainya masyarakat yang sejahtera.
Menurut hasil survey oleh Transparancy Internasional mengatakan bahwa Indonesia
mendudiki urutan ke 10 sebagai negara terkorup 2) ,kemudian upaya pemerintah untuk
menjerat para koruptor ini adalah dengan merevisi Undang-Undang Tindak Pidana
Korupsi yaitu dengan lahirnya UU No.31 tahun1999 yang kemudian diubah dengan UU
No.20 tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Pelaksanaan dari UU Tindak Pidana Korupsi untuk menjerat para koruptor dan menyita
harta kekayaannya masih belum efektif atau belum diterapkan sebagai mana mestinya.
Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya tindak pidana korupsi terutama yang
dilakukan oleh para pejabat negara, seperti yang dilakukan olehBahasyim Assifie, Dhana
Widiatmika, kasus korupsi Pemkab Batubara di Sumatera Selatan serta contoh-contoh
lain.
Sanksi pidana yang terdapat dalam UU No.20 tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU
No.31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, adalah sudah bagus
yaitu sanksi pidana yang dapat diterapkan terhadap para pelaku tindak pidana korupsi
berupa pidana mati, pidana penjara, dan pidana denda sudah cukup berat apabila
dijatuhkan kepada para koruptor sesuai prosedur tindakan.
Tetapi pada kenyataannya selama ini penjatuhan hukuman kepada para koruptor tidak
menjadikan menurunnya jumlah tindak pidana korupsi, bahkan cenderung naik atau
meningkat yang ditandai dengan tidak hanya lembaga eksekutif dan yudikatif yang
melakukan penyelewengan dana negara tetapi tindakan korupsi ini juga telah dilakukan
oleh lembaga legislatif.
Ada beberapa tindak pidana korupsi yang merupakan hasil temuan dari Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang akan diadili di pengadilan tetapi ketika dijatuhkan
hukuman, hakim menjatuhkan hukuman minimalnya sehingga dirasakan adanya
kekurangadilan terhadap tindakan dari aparat penegak hukum yang seolah melekukan
teori tebang pilih. Bahkan ada juga tindak pidana korupsi yang sulit dalam
pembuktiannya sehingga dijatuhi hukuman bebas.
Sejak April 2002, telah ada suatu aturan yang relatif baru sebagai salah satu alternatif
untuk menyelesaikan kasus tindak pidana korupsi yang sekarang ini banyak dilakukan
oleh pejabat publik yaitu lahirnya UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang yang telah dirubah dengan UU no. 25 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, dan telah
dirubah lagi dengan UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan Dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang( selanjutnya disebut UU TPPU).
UU pencucian uang ini memperkenalkan sistem penegakan hukum yang relatif baru
sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan persoalan mengenai tindak pidana
korupsi karena metode yang digunakan berbeda dengan penegakan hukum secara
konvensional tetapi juga memberikan kemudahan dalam penanganan perkaranya. Dimana
dengan metode anti pencucian uang, pengungkapan tindak pidana korupsi dan pelaku
tindak pidana korupsi lebih difokuskan pada penelusuran aliran dana/uang haram atau
transaksi keuangan sebagai hasil dari tindak pidana korupsipendekatan ini tidak terlepas
dari suatu pendapat bahwa hasil kejahatan merupakan “life blood of crime” artinya
merupakan darah yang menghidupi tindak kejahatan sekaligus titik terlemah dari rantai
kejahatan yang paling mudah dideteksi.3)Sehingga dengan memotong rantai kejahatan ini
selain relatif mudah dilakukan juga akan menghilangkan motivasi pelaku untuk
melakukan tindak pidana korupsi karena tujuan dari korupsi adalah untuk menikmati
hasil kajahatannya menjadi terhalangi dan sulit dilakukan.

Sumber :
 Buku PPKN K13 Kelas XII

2. Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan


(tugas 4 buku cetak pkn kelas XII hal 53)

Selain diatur oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
keberadaan BPK juga diperkuat oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Salah satu aspek yang diatur dalam
undang-undang tersebut adalah tugas dan kewenangan BPK. Pasal 6 Ayat (1) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
menyatakan bahwa BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan
Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.
Kemudian dalam Pasal 9 Ayat (1) disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, BPK
berwenang:
a. menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,
menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan
laporan pemeriksaan;

b. meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang,
unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya,
Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan
Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan
negara;

c. melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di


tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta
pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening
koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara;

d. menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai pengelolaan dan


tanggung jawab keuangan negara yang wajib disampaikan kepada BPK;

e. menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah konsultasi dengan


Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah yang wajib digunakan dalam pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;

f. menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan


negara;

g. menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK yang bekerja
untuk dan atas nama BPK;

h. membina jabatan fungsional Pemeriksa;

i. memberi pertimbangan atas Standar Akuntansi Pemerintahan; dan


j. memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah sebelum ditetapkan oleh Pemerintah Pusat/ Pemerintah
Daerah.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan dapat disimpulkan bahwa keberadaan BPK menjadi
sangat penting sebagai pilar untuk mengukur keterserapan keuangan negara serta
mengontrol penggunaannya. Coba kalian bayangkan apa yang akan terjadi apabila negara
tidak mempunyai lembaga yang berperan memeriksa penggunaan keuangannya? Tentu
saja yang akan terjadi adalah kekacauan dan penyimpangan dalam penggunaan keuangan
negara, seperti program pembangunan menjadi terhambat, tindak pidana korupsi yang
semakin meluas dan sebagainya.

Tugas Kelompok 2.1


(tugas 5 )
BPK RI Dukung Tugas Penegak Hukum Selesaikan Korupsi
Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI) menyelenggarakan Rapat Koordinasi
(Rakor) terkait dengan dukungannya terhadap tugas-tugas Aparat Penegak Hukum (APH)
dalam rangka percepatan penanganan penyelesaian tindak pidana korupsi. Rakor tersebut
merupakan implementasi dari komitmen BPK dalam pemberantasan dan pencegahan
tindak pidana korupsi.
Hal tersebut disampaikan Rizal Djalil (Ketua BPK RI periode 28 April 2014–15
Oktober 2014)) dalam jumpa pers di Kantor Pusat BPK RI, Jakarta, 26 September 2014.
Ketua BPK RI didampingi Sekretaris Jenderal BPK Hendar Ristriawan, Inspektur Utama
Mahendro Sumardjo, Plt. Kepala Biro Humas dan Kerjasama Internasional Akhsanul
Khaq.
Dukungan BPK RI terhadap penegak hukum merupakan amanat dari Undang-
Undang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dinyatakan apabila
dalam pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK segera melaporkan hal tersebut kepada
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006
tentang BPK, disebutkan Laporan BPK sebagaimana dimaksud pada Ayat (3) dijadikan
dasar penyidikan oleh pejabat penyidik yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. “Jadi kegiatan rakor yang kami lakukan ini merupakan
implementasi, pelaksanaan atau operasional dari Undang-Undang tersebut,” tegas Ketua
BPK RI.
Terkait dengan upaya percepatan penyelesaian tindak pidana keuangan negara, Ketua
BPK RI menyampaikan saat ini Pimpinan BPK RI telah mendelegasikan kewenangan
kepada Kepala Perwakilan BPK RI di seluruh Indonesia untuk menyelesaikan permintaan
dari APH. Berbeda dengan sebelumnya, yaitu semua permintaan APH harus ke kantor
Pusat.
“Tentunya kami memerlukan waktu untuk berkonsolidasi dan menyiapkan SOP, dan
SOP tersebut sudah selesai. Selama dua hari ini kami berkumpul, mendiskusikan
sekaligus mensosialisasikan SOP 56 Kelas XII SMA/MTs tersebut. Hal ini menunjukkan
realisasi dari komitmen BPK RI yang akan tetap mendukung penegak hukum, dalam
menanganai kasus tindak pidana korupsi,” ungkap Rizal Djalil.
Pada kesempatan tersebut, Ketua BPK RI juga menyampaikan, sampai dengan akhir
Juni 2014, BPK RI telah berhasil mengembalikan uang negara yang diselewengkan
sebesar Rp.43,4 triliun. Kemudian BPK RI telah menyerahkan temuan-temuan yang
berindikasi kerugian Negara kepada KPK sebanyak 175 temuan, Kejaksaan Agung
berjumlah 205 temuan, serta Kepolisian RI sebanyak 61 temuan yang terkait
penyimpangan keuangan yang berindikasi kerugian Negara.
Sumber: http://www.bpk.go.id/news/

1. Bentuk kerja sama antara BPK RI dengan aparat penegak hukum dalam
menyelesaikan berbagai kasus penyalahgunaan keuangan negara?
Jawab: Adalah dengan peningkatan kerjasama dengan pihak lain. Pihak lain yang
dimaksud adalah pihak-pihak yang berwenang dalam proses pencegahan dan
pemberantasan korupsi, antara lain yaitu Aparat Penegak Hukum (APH).
Kerjasama BPK dengan APH dalam rangka pencegahan dan pemberantasan
korupsi dituangkan dalam bentuk MoU atau kesepakatan bersama antara BPK
dengan APH yang terdiri dari kepolisian, kejaksaan dan KPK.

2. Berdasarkan temuan-temuan BPK RI ternyata potensi kerugian negara masih


cukup tinggi. Identifikasikan penyebab terjadinya hal tersebut
Jawab:
 Pertama, belum adanya prosedur dan tata yang baku terkait rincian
pembagian tugas wewenang dan beban kerja yang merata, belum ada
prosedur tata kerja yang baku terkait pengambilan kebijakan anggaran dan
operasional
 Kedua, tidak adanya bukti administrasi pertanggung jawaban dari badan
penyelenggara
 Ketiga, Manajemen yang kurang baik dan kontrol yang kurang efektif dan
kurang efisien sering di pandang sebagai penyebab, dalam arti bahwa yang
demikian itu akan memberi peluang untuk melakukan kejahatan misalkan
korupsi. Semakin besar anggaran pembangunan, semakin besar pula
kemungkinan kebocoran-kebocoran

3. Apa yang akan terjadi apabila negara terus mengalami kerugian?


Jawab:
-negara akan terpuruk dan visa jadi dihilangkan dari peta seperti yunani yang
ingin dihilangkan dari peta(google)
-maka kondisi negara akan menjadi tidak stabil terutama dalam bidang ekonomi
dan keamanan yang akan berdampak langsung pada kondisi masyarakat serta
ketertiban bermasyarakat(google)
-akan terjadi penurunan ekonomi alhasil indonesia bisa mengalami
kebangkrutan(sendiri)

4. Apa yang harus pemerintah lakukan untuk mencegah terjadinya kerugian negara?
Jawab:
Pemerintah melakukannya dengan membuat lembaga-lembaga Aparat Penegak
Hukum misalnya untuk masalah korupsi pemerintah membuat lembaga Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertujuan untuk mengurangi jumlah koruptor
di Indonesia. Selain KPK ada badan lembaga untuk memeriksa keuangan Negara
yaitu Badan Pemeriksa Keuangan yang bertujuan mengawasi keungan Negara.

5. Apa saja bentuk dukungan yang dapat kamu berikan untuk menunjang kinerja
BPK RI?
Jawab:
C.Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
1. Ketentuan Konstitusional tentang Kekuasaan Kehakiman
(Tugas 6)
Masih ingatkah kalian pendapat Montesqueiu tentang kekuasaan negara?
Montesqueiu mengelompokan kekuasaan negara menjadi tiga, yaitu kekuasaan legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Nah, coba kalian ingat kembali makna ketiga kekuasaan tersebut,
kemudian tuliskan dalam tabel di bawah ini.
No Jenis Kekuasaan Makna
1 Kekuasaan Legislatif Legislatif adalah struktur politik yang mempunyai kekuasaan untuk
membuat undang-undang. Di masa kini, lembaga tersebut disebut
dengan Dewan Perwakilan Rakyat (Indonesia), House of
Representative (Amerika Serikat), ataupun House of Common
(Inggris). Lembaga-lembaga ini dipilih melalui mekanisme
pemilihan umum yang diadakan secara periodik dan berasal dari
partai-partai politik.
2 Kekuasaan Eksekutif Eksekutif adalah kekuasaaan untuk melaksanakan undang-undang
yang dibuat oleh Legislatif. Fungsi-fungsi kekuasaan eksekutif ini
garis besarnya adalah : Chief of state, Head of government, Party
chief, Commander in chief, Chief diplomat, Dispenser of
appointments, dan Chief legislators.

Eksekutif di era modern negara biasanya diduduki oleh Presiden


atau Perdana Menteri. Chief of State artinya kepala negara, jadi
seorang Presiden atau Perdana Menteri merupakan kepada suatu
negara, simbol suatu negara. Apapun tindakan seorang Presiden
atau Perdana Menteri, berarti tindakan dari negara yang
bersangkutan. Fungsi sebagai kepala negara ini misalnya dibuktikan
dengan memimpin upacara, peresmian suatu kegiatan, penerimaan
duta besar, penyelesaian konflik, dan sejenisnya.
3 Kekuasaan Yudikatif Kekuasaan Yudikatif berwenang menafsirkan isi undang-undang
maupun memberi sanksi atas setiap pelanggaran atasnya. Fungsi-
fungsi Yudikatif yang bisa dispesifikasikan kedalam daftar masalah
hukum berikut: Criminal law (petty
offense, misdemeanor,felonies); Civil law (perkawinan, perceraian,
warisan, perawatan anak); Constitution law(masalah seputar
penafsiran kontitusi); Administrative law (hukum yang mengatur
administrasi negara); International law (perjanjian internasional).
KEKUASAAN KEHAKIMAN
(Tugas 7 buku paket PKN kelas XII hal 62)

Pasal 24
(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman
diatur dalam undang-undang.
Pasal 24A
(1) Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.
(2) Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela,
adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum.
(3) Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan
sebagai hakim agung oleh Presiden.
(4) Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim
agung.
(5) Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung
serta badan peradilan di bawahnya diatur dengan undang-undang.
Pasal 24B
(1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
(2) Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman
di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela.
PPKN 61
(3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan
undang-undang.
Pasal 24C
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umum.
(2) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
(3) Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing
tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim
konstitusi.
(5) Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan,
serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.
(6) Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta
ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan undangundang.
Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai hakim ditetapkan
dengan undang-undang.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketentuan
mengenai kekuasaan kehakiman setelah perubahan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 lebih jelas dan rinci. Hal tersebut tentu
saja akan memperkokoh pelaksanaan kekuasaan kehakiman di Indonesia.
62 Kelas XII SMA/MTs

Tugas Mandiri 2.3


(Tugas 8)
Identifikasikan dan analisis karakteristik pelaksanaan kekuasaan kehakiman
di Indonesia.
Jawab :
Kekuasaan kehakiman dalam konteks negara Indonesia , adalah kekuasaan negara
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
bersdasarkanpancasila demi terselenggarannya Negara Hukum Republik Indonesia.
Pengembangan budaya hokum masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan
hokum dalam kerangka supremasi hokum telah mendapat pengakuan dan jaminan dari
negara republic Indonesia melalui perubahan ketiga UUD republik Indonesia tahun 1945.
Pasal 1 yang menentukan behwa negara republik Indonesia adalah negara hukum
yang melaksanakan kedaulatan rakyat yang berdasarkan UUD1945. Artinya negara
republik Indonesia meletakkan hukum pada keudukan yang tertinggi sekaligus sebagai
prinsip dasar yang mengatur penyelenggaraan kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara.
Dalam rangka kekuasaan kehakiman ini, biasa digunakan beberapa istilah yaitu
pengadilan, peradilan, dan mengadili.
Pengadilan adalah badan yang melakukan peradilan , yaitu memeriksa dan memutusi
sengketa sengketa hukum dan pelanggaran hukum/ undang-undang.
Peradilan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas negara meneggakkan
hukum dan keadilan.
Kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah.
Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan
badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara,
dan oleh sebuah mahkamah konstitusi. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan
tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan membantu pencari keadilan (justice seekers
atau justisiabelen) dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat
tercapainya peradilan sedeerhana cepat dan biaya ringan.
Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilaksanakan oleh :
1. Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya :
a) lingkungan peradilan umum
kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh
pengadilan negeri , pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung.
b) lingkungan peradilan agama
kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama dilakukan oleh
pengadilan agama.
c) lingkungan peradilan militer
peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan
dalam lapangan hukum pidana.
d) dan lingkungan peradilan tata usaha negara
peradilan tata usaha negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa
tata usaha negara.
2. Mahkamah Konstitusi
Selain itu terdapat pula peradilan syariah islam di provinsi aceh, yang merupakan
pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama (sepanjang kewenangannya
menyangkut keewenangan peradilan agama) dan lingkungan peradilan umum
(menyangkut peradilan umum).
Disamping perubahan mengenai penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, UUD 1945
juga memperkenalkan suatu lembaga baru yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kekuasaan kehakiman yaitu komisi yudisial.. komisi yudisial bersifat mandiri yang
berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran mertabat serta
perilaku hakim.

2. Peran Lembaga Peradilan sebagai Pelaksanaan Kekuasaan


Kehakiman
Bagian ini akan memberikan gambaran kepada kalian mengenai peranan
lembaga peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman. Dengan
mengetahui hal tersebut, kita sebagai subjek hukum dapat mengawasi dan
mengontrol kinerja dari lembaga-lembaga peradilan. Berikut ini peran dari
masing-masing lembaga peradilan.
a. Lingkungan Peradilan Umum
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh
pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung. Pengadilan
negeri berperan dalam proses pemeriksaan, memutuskan dan menyelesaikan
perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Pengadilan tinggi berperan
dalam menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua atau
banding. Di samping itu, pengadilan tinggi juga berwenang mengadili di
tingkat pertama dan terakhir apabila ada sengketa kewenangan mengadili
antara pengadilan negeri dalam daerah hukumnya. Pada saat ini, pengadilan
tinggi juga berwenang untuk menyelesaikan pada tingkat pertama dan
terakhir sengketa hasil pemilihan kepala daerah langsung (Pilkadal).
Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan tertinggi dalam lapangan
peradilan di Indonesia. Mahkamah Agung berperan dalam proses
pembinaan lembaga peradilan yang berada di bawahnya. Mahkamah Agung
mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembinaan, organisasi,
administrasi dan keuangan pengadilan. Selain itu, dalam Pasal 20 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009, disebutkan bahwa
Mahkamah Agung mempunyai wewenang berikut.
a) Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang diberikan pada tingkat
terakhir oleh pengadilan di semua lingkungan peradilan yang berada di
bawah Mahkamah Agung, kecuali undang-undang menentukan lain
b) Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang.
c) Kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang, seperti
memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalam permohonan
grasi dan rehabilitasi.
b. Lingkungan Peradilan Agama Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan agama
dilakukan oleh pengadilan agama. Berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang RI Nomor 3
Tahun 2006, pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang orang yang
beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq,
shadaqah, dan ekonomi syari’ah.
c. Lingkungan Peradilan tata usaha negara Peradilan tata usaha negara berperan
dalam proses penyelesaian sengketa tata usaha negara. Sengketa tata usaha negara
adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan
hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di
daerah, sebagai akibat dari dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk
sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku.
d.Lingkungan Peradilan Militer Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan
proses peradilan dalam lapangan hukum pidana, khususnya bagi pihakpihak berikut.
1) Anggota TNI
2) Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan anggota
TNI
3) Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut
undang-undang
4) Seseorang yang tidak termasuk ke dalam kategori 1), 2) dan 3), tetapi menurut
keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia harus diadili oleh pengadilan militer.
e. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai 4 (empat)
kewenangan dan 1 (satu) kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk hal-hal berikut.
1) Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3) Memutus pembubaran partai politik
4) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
Proses penyelesaian perkara hukum di Mahkamah Konstitusi RI
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden diduga:
1) telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, dan tindak pidana berat lainnya;
2) telah melakukan perbuatan tercela; maupun
3) tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Tugas Mandiri 2.4


(Tugas 9)
Pilihlah satu kliping yang kalian anggap menarik untuk dianalisis. Analisis kalian
lebih dititikberatkan pada pelaksanaan fungsi dari lembaga peradilan tersebut.
Jawab :

Refleksi
(Tugas 10 buku cetak pkn kelas XII hal 65)

Setelah kalian mempelajari materi tentang pasal-pasal UUD NRI Tahun


1945 yang berkaitan dengan keuangan negara, Badan Pemeriksa Keuangan,
dan Kekuasaan Kehakiman tentu saja kalian semakin meyakini betapa
pentingnya keberadaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai satu-satunya konstitusi
yang berlaku di negara kita saat ini. Untuk memperkuat keyakinan kalian,
jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sumber keuangan yang dimiliki oleh Negara Indonesia sangat melimpah.
Itu semua merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disyukuri.
Bagaimanakah cara kalian mensyukuri anugerah tersebut?
2. Apabila kalian dipercaya untuk mengelola keuangan negara, apa yang akan kalian
lakukan?
3. Sebagai seorang pelajar, apa saja yang sudah kalian lakukan sebagai wujud
partisipasi dalam menjaga kehormatan lembaga-lembaga peradilan?

Jawab :

1. Cara saya mensyukuri anugerah tersebut dengan cara memanfaatkan sumber


keuangan yang dimiliki oleh Negara Indonesia dengan sebaik baiknya , dan
menggunakannya sesuai kebutuhan (tidak berfoya – foya)
2. Apabila saya dipercaya untuk mengelola keuangan negara , saya akan
menggunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan negara kita , tidak korupsi
atau mengambil uang yang bukan hak milik saya,menghemat pembelanjaan
ngara (tidak berfoya – foya)

Sebagai seorang pelajar, yang harus dilakukan sebagai wujud partisipasi dalam menjaga
kehormatan lembaga lembaga peradilan adalah mengikuti upacara bendera dengan
hikmat dan tenang , tidak melanggar peraturan yang telah dibuat, belajar dengan rajin,
tidak melakukan tindakan kriminal seperti mencuri

Proyek Kewarganegaraan
Mari Membuat Artikel Penelitian

(tugas 11 buku cetak pkn halaman 69)

Buatlah sebuah artikel sebanyak enam sampai delapan paragraf berdasarkan data hasil
penelitian sederhana yang kalian lakukan dilingkungan sekitar tempat tinggal kalian yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan di desa atau kelurahan tempat kalian tinggal
dengan memperhatikan hal - hal berikut.
1. Buatlah daftar pertanyaan tang berkaitan dengan masalah tersebut, misalnya yang
berkaitan dengan :

A. Bentuk iuran warga

B. Peruntukan atau penggunaan dana yang terkumpul dari iuran warga

C. Laporan penggunaan dana oleh pengelola keuangan

D. Penyelesaian perselisihan yang berkaitan dengan pemge;p;aam leiamgam

E. (hal lain yang dikembangkan sendiri)

2. Tentukan narasu,ber yang akan diwawancarai (misalanya warga, ketua RT, ketua RW,
lurah atau yang lainnya)

3. Catatlah semua data yang diperoleh dengan baik dan benar

4. Mintalah surat keterangan dari ketua RT/RW atau Lurah setempat, bahwa kalian telah
melakukan penelitian didaerah tersebut

5. Laporkanlah hasil penelitian dalam bentuk artikel yang diberi judul semenarik
mungkin

6. Apabalila sudah selesai, segera kumpulkan kepada guru untuk dipresentasikan


dihadapan teman-teman yang lain. Informasikan nilai yang kalian peroleh kepada orang
tua masing - masing sebagai bentuk tanggung jawab kalian

Jawaban :

PENELITIAN DIKAMPUNG SUKATENANG

Jawaban soal nomor 1 :


A. Bentuk iuran warga seperti uang tunai dan peralatan lainnya.
B. Iuran warga dikampung ini biasanya digunakan saat ada warga yang mengalami
musibah seperti kematian, dan iuran warga ini juga bisa digunakan pada saat
perlombaan seperti 17 agustus dan kegiatan sosial lainnya.

C. Dana yang digunakan oleh pengelola keuangan sesuai dengan rencana kerja yang
diperlukan saat ada kegiatan sosial.

D. Penyelesaian perselisihan dikampung ini dibahas secara musyawarah untuk mencari


solusi yang terbaik

E. -

Jawaban soal nomor 2 :

- Narasumber yang diwawancarai :


Nama : Ruspin

Jabatan : Ketua Rt.40 . Kampung Suka Tenang, Kelurahan 8 Ilir

Anda mungkin juga menyukai