Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan secara umum berarti kegiatan jual beli barang dan/atau


jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atas
barang dan/atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi (SK
MENPERINDAG No. 23/MPP/Kep/1/1998). Dalam Al-quran, perdagangan
dijelaskan dalam tiga bentuk, yaitu tijarah (perdagangan), bay’ (menjual) dan
Syira’ (membeli). Selain istilah tersebut masih banyak lagi istilah-istilah lain
yang berkaitan dengan perdagangan, seperti dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb,
dan sejumlah perintah melakukan perdagangan global (QS. Al-Jum’ah : 9).

Islam memang menghalalkan usaha perdagangan, perniagaan dan atau


jual beli. Namun tentu saja untuk orang yang menjalankan usaha
perdagangan secara Islam, dituntut menggunakan tata cara khusus, ada aturan
mainnya yang mengatur bagaimana seharusnya seorang Muslim berusaha di
bidang perdagangan agar mendapatkan berkah dan ridha Allah SWT di
dunia dan akhirat.

Aturan main perdagangan Islam, menjelaskan berbagai etika yang


harus dilakukan oleh para pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli.
Dan diharapkan dengan menggunakan dan mematuhi etika perdagangan
Islam tersebut, suatu usaha perdagangan dan seorang Muslim akan maju dan
berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah Allah SWT di dunia dan
di akhirat. Etika perdagangan Islam menjamin, baik pedagang maupun
pembeli, masing-masing akan saling mendapat keuntungan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aya Al-Qur’an Tentang Perdagangan

1. Surat Al-Jumuah ayat 9-11

‫َّللاِ َو َذ ُروا ْالبَ ْي َع َذ ِل ُك ْم‬


َّ ‫ص ََلةِ ِم ْن يَ ْو ِم ْال ُج ُمعَ ِة فَا ْسعَ ْوا إِلَى ِذ ْك ِر‬
َّ ‫ِي ِلل‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا إِ َذا نُود‬
ِ‫َّللا‬
َّ ‫ض ِل‬ ْ َ‫ض َوا ْبتَغُوا ِم ْن ف‬ ِ ‫ص ََلة ُ فَا ْنت َ ِش ُروا فِي ْاْل َ ْر‬
َّ ‫ت ال‬ ِ َ‫ضي‬ ِ ُ‫ )فَإ ِ َذا ق‬9( َ‫َخي ٌْر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬
‫ارة ً أ َ ْو لَ ْه ًوا ا ْنفَضُّوا ِإلَ ْي َها َوت ََر ُكوكَ قَائِ ًما‬َ ‫ ) َو ِإ َذا َرأ َ ْوا تِ َج‬10( َ‫يرا لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬ َّ ‫َوا ْذ ُك ُروا‬
ً ِ‫َّللاَ َكث‬
َ‫لر ِازقِين‬ َّ ‫َّللاُ َخي ُْر ا‬َّ ‫ارةِ َو‬ ِ َ‫َّللاِ َخي ٌْر ِمنَ اللَّ ْه ِو َو ِمن‬
َ ‫الت َج‬ َّ ‫قُ ْل َما ِع ْن َد‬

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang


pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya
supaya kamu beruntung. Dan apabila melihat perniagaan atau permainan, mereka
bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri
(berkhotbah). Katakanlah:` Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada
permainan dan perniagaan `, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.1

2. Asbabun Nuzul

Diriwayatkan oleh asy-Syaikhaan (al-Bukhari & Muslim) yang bersumber dari


Jabir bahwa ketika Rasulullah saw. berkhotbah pada hari Jum’at, datanglah
kafilah yang membawa dagangan dari Syam. Orang-orang yang mendengarkan
khotbah pada keluar untuk menyambut rombongan kafilah itu, sehingga hanya
tinggal dua belas orang saja yang duduk mendengarkannya. Ayat ini (al-Jumu’ah:

1
Mushaf Awwal Al-Qur’an Terjemah 20 Baris Ayat Pojok Tidak Terputus. Hal 278

2
turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa apa yang ada
di sisi Allah jauh lebih baik daripada apa yang ada pada perniagaan.2

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Jarir, bahwa apabila gadis-
gadis yang menikah, berlangsunglah keramaian dengan seruling dan alat musik
lainnya. Sehingga orang-orang pada pergi melihat keramaian itu dan
meninggalkan Rasulullah saw. yang sedang berdiri berkhotbah di atas mimbar.
Maka turunlah ayat ini (al-Jumu’ah: 11) yang menegaskan bahwa nikmat yang
diberikan Allah lebih baik daripada keramaian dan perniagaan.

Ayat al-Jumu’ah: 11 ini turun berkenaan dengan kedua peritiwa tersebut di atas.

Dalam riwayat lain dikemukakan, apabila ada gadis-gadis yangmenikah,


berlangsunglah keramaian dengan seruling dan alat-alat musik lainnya, sehingga
orang-orang pergi melihat keraiamian itu dan meninggalkan Rasulullah saw. Yang
sedang berdiri berkhutbah diatas mimbar. Maka turunlah ayat ini yang
menegaskan bahwa nikmat yang diberikan Allah lebih baik daripada keramaian
dan perniagaan.3

Ibnu Mundzir meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari Jabir,


yang menyebutkan kisah pernikahan dan datangnya kafilah itu secara bersamaan.
Hadits ini diriwayatkan melalui satu jalan. Disebutkan bahwa ayat ini (al-
Jumu’ah: 11) turun berkenaan dengan kedua peristiwa itu.4

Abdurrahman Nasiruddin as-Sa’adi dalam kitab Tasysir Qur’anil karim fi


tafsiri Kalamil Munnan menjelskan bahwa Allah memerintahkan hambanya yang
beriman agar bersegera untuk hadir dan melaksanakan sholat jum’at ketika
panggilan sudah dikumandangkan, lafadz as-sa’yu (melangkah) memiliki makna

2
K.H.Q. Shaleh, H.A.A. Dahlan dkk, Asbabun Nuzul Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-
Qur’an. Hal 573
3
Ibid
4
K.H.Q. Shaleh, H.A.A. Dahlan dkk. Op. Cit. Hal 574

3
bersegera untuk melaksanakan ibadah sholat jum’at dan meninggalkan aktifitas
yang lain, karena sholat jum’at menjadi skala prioritas.5

Ahmad Ibnu Muhammad Al-Shawi Al-Maliki Dalam kitab tafsirnya


menjelskan bahwa makna dari surat al Jumu’ah tersebut ialah bahwa makna dari
lafadz fantasyiru adalah litholabati aw tasharrufi fi hawaaijikum yakni berdagang
atau menggunakan harta untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup.6

3. Makna Mufradat
‫نودي للصالة‬ : yang dimaksud dengan nuudiya lis sholat di sini adalah adzan
(panggilan/ seruan) di mana khotib telah duduk di atas mimbar, karena di masa
Rasulullah tidak ada adzan selain itu. Atau bisa juga berarti adzan yang kedua
yakni sejak masa khalifah Utsman bin Affan sampai zaman kita sekarang, beliau
menambahkan adzan menjadi dua kali karena banyaknya manusia yang masih
berada di luar mesjid ketika itu
‫فاسعوا‬ : berarti famsyuu (berjalanlah kalian)
‫فانتشروا‬ : menyebarlah
‫من فضل هللا‬ : yang dimaksud dengan karunia Allah adalah rezki yang Allah
karuniakan

Imam Jalaluddin jalalain menerangkan dalam tafsirnya, tafsir Jalalain bahwa


kata min disana bermakna fii (pada), kata dzikrillah bermakna as-sholat (sholat),
kata wa Dzaru’ bermakna Tarakuu Aqdahu, dan menjelaskan bahwa hal itu lebih
baik, maka Allah memerintahkan agar mereka melaksanakannya. 7Dalam ayat
selanjutnya menunjukan kalimat yang bershigat fiil amar (perintah) lafadz
fantasyiruu namaun dalam ayat ini bermakna Ibahah (kebolehan) bukan
bermakna Amr (perintah). Dan lafadz wabthagu bermakna uthlubu (carilah) rizki
atau karunia Allah.8

5
Abdurrahman bin Muhammad Nasiruddin as-Sa’adi, Taysir Qur’anil Karim Fi Tafsiri Kalamil
Munnan. Darul Hadits. Hal 959.
6
Ahmad Ibnu Muhammad Al-Shawi Al-Maliki. Tafsir as-Shawi. Juz 3. Darul Hadits. Hal 252.
7
Jalalin, Tafsir jalalain. Haramain
8
ibid

4
4. Surat Al Baqoroh Ayat 198

‫َّللاَ ِع ْندَ ْال َم ْش َع ِر‬


‫ت فَا ْذ ُك ُروا ه‬ ْ َ‫علَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح أ َ ْن ت َ ْبتَغُوا فَض اًْل ِم ْن َر ِب ُك ْم فَإِذَا أ َف‬
َ ‫ضت ُ ْم ِم ْن‬
ٍ ‫ع َرفَا‬ َ ‫ْس‬ َ ‫لَي‬
َ‫ْال َح َر ِام َوا ْذ ُك ُروهُ َك َما َهدَا ُك ْم َو ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ِم ْن قَ ْب ِل ِه َل ِمنَ الضهالِين‬

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada
Allah di Masyarilharam. Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana
yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-
benar termasuk orang-orang yang sesat.9

5. Asbabun Nuzul

Menurut suatu riwayat, pada zaman jahiliah terkenal pasar-pasar yang


bernama “Ukadz, Majinnah, dan Dzulmajaz. Kaum Muslimin merasa berdosa
untuk berdagang pada musim haji. Maka turunlah ayat: laisa ‘alaikum junaahun
an tabtaghuu fadl-lam mir rabbikum (“Dan tidak ada dosa bagimu untuk mencari
karunia [rizki hasil perniagaan] dari Rabb-mu.”) Yaitu dalam musim haji.10

Menurut riwayat lain, Abu Umamah at-taimi bertanya kepada Ibnu ‘Umar
tentang menyewakan kendaraan sambil menunaikan ibdah haji. Ibnu ‘Umar
menjawab (tidak ada dosa bagi kamu untuk mencari karunia[rezeki hasil
perniagaan}dari Rabbmu).11

Hal yang sama juga diriwayatkan oleh Abdur Razzaq, Said bin Manshur dan yang
lainnya, dari Sufyan bin `Uyainah.

Dan Abu Dawud dan yang lainnya juga meriwayatkan dari Yazid bin Abu
Ziyad, dari Mujahid, dari Ibnu `Abbas, ia berkata: “Mereka sangat takut untuk
berjual beli dan berdagang pada musim haji, mereka mengatakan bahwa musim

9
Mushaf Awwal Al-Qur’an Terjemah 20 Baris Ayat Pojok Tidak Terputus. Hal 17
10
K.H.Q. Shaleh, H.A.A. Dahlan dkk. Op. Cit. Hal 63

11
ibid

5
haji adalah hari-hari untuk berdzikir. Maka Allah Ta’ala menurunkan ayat: laisa
‘alaikum junaahun an tabtaghuu fadl-lam mir rabbikum (“Dan tidak ada dosa
bagimu untuk mencari karunia [rizki hasil perniagaan] dari Rabb-mu.”). rasulullah
memanggil orang itu dan berkata “ kamu termasuk orang yang berhaji.

Dan firman-Nya: fa idzaa afadl-tum min ‘arafaatin fadzkurullaaHa ‘indal


masy’aril haraam (“Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berdzikirlah
kepada Allah di Masyaril-haram.”) haram.

“Ditashrifkannya kata Arafaat meskipun menjadi sebutan nama untuk jenis


muannats (perempuan), karena pada dasarnya kata itu merupakan jamak, seperti
misalnya, muslimaat dan mukminaat, dijadikan nama untuk tempat tertentu,
karena itu ditimbang menurut aslinya maka-ditashrifkan. Demikian yang menjadi
pilihan Ibnu Jarir.

Imam Jalalin menjelaskan dalam tafsirnya, yakni tafsir jalalain bahwa kata
tabtaghu bermakna tathlubu, kata fadzlan bermakna rizqan, dengan cara tijarah
(perniagaan) ketika sedang melaksanakan haji ayat ini berkaitan dengan
kekhawatiran kaum Muslimin tentang kebolehan berniaga pada musim haji dan
sedang melaksanakan haji.12

6. Makna Mufradat

َ ‫لَي‬
‫ْس‬ : Tidak ada

‫علَ ْي ُك ْم‬
َ : bagimu

‫ ُجنَا ٌح‬: dosa

‫ أ َ ْن ت َ ْبتَغُوا‬: untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan)

‫ ِم ْن َربِ ُك ْم‬: dari Tuhanmu

12
Imam jalalain, Haramain. Hal. 29.

6
B. PRINSIP DALM BERDAGANG
1. Berdagang Harus Sportif

· An Nisa' Ayat 29

‫اض ِم ْن ُك ْم‬
ٍ ‫ع ْن ت ََر‬
َ ‫ارة ا‬ ِ َ‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا ََل ت َأ ْ ُكلُوا أ َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْي َن ُك ْم بِ ْالب‬
َ ‫اط ِل ِإ هَل أ َ ْن ت َ ُكونَ تِ َج‬
‫َّللاَ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي اما‬ َ ُ‫َو ََل ت َ ْقتُلُوا أ َ ْنف‬
‫س ُك ْم إِ هن ه‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.(QS. 4:29)

Allah SWT melarang mengambil harta orang lain dengan jalan yang batil
(tidak benar), kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka.

Kemudian Allah menerangkan bahwa mencari harta, dibolehkan


dengan cara berniaga atau berjual beli dengan dasar suka sama suka tanpa
suatu paksaan. Karena jual beli yang dilakukan secara paksa tidak sah
walaupun adabayaran atau penggantinya. Kemudian ayat 29 ini diakhiri
dengan penjelasan; bahwa Allah melarang orang-orang yang beriman
memakan harta yang batil dan membunuh orang lain atau membunuh diri
sendiri itu adalah karena kasih sayang Allah kepada hamba Nya demi
kebahagiaan hidup mereka di dunia dan di akhirat.

Thaha Ayat 111

Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang
Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya
telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.(QS. 20:111)

7
Di kala itu tunduklah semua muka merasa rendah diri di hadapan Allah
Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa Yang akan memberikan putusan
terakhir mengenai nasib mereka masing-masing sesuai dengan iman dan
amal mereka, putusan dari Yang Maha Adil yang tidak dapat dibantah dan
disangkal dan harus dilaksanakan. Di kala itu menyesallah orang-orang
yang ingkar dan berdosa mengapa dia di dunia dahulu mengikuti kemauan
setan dan hawa nafsu, mementingkan duniawi tanpa menghiraukan
sedikitpun bahwa mereka akan menemui hari berhisab, menghina serta
memperolok-olokan seruan para Nabi dan Rasul untuk kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat.

2. Berdagang Tidak Boleh Spekulasi

At Taubah Ayat 34

َ‫صدُّون‬ُ َ‫اط ِل َوي‬ ِ َ‫اس بِ ْالب‬ ِ ‫ان لَيَأ ْ ُكلُونَ أ َ ْم َوا َل النه‬
ِ َ‫الر ْهب‬
ُّ ‫ار َو‬ ‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا إِ هن َكثِ ا‬
ِ َ‫يرا ِمنَ ْاْلَحْ ب‬
‫ب أ َ ِل ٍيم‬
ٍ ‫َّللاِ فَبَش ِْر ُه ْم بِعَذَا‬
‫سبِي ِل ه‬َ ‫ضةَ َو ََل يُ ْن ِفقُونَ َها فِي‬‫َب َو ْال ِف ه‬
َ ‫َّللاِ َوالهذِينَ يَ ْكنِ ُزونَ الذهه‬ َ ‫ع ْن‬
‫سبِي ِل ه‬ َ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang


alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan
jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
siksa yang pedih.13

Pada ayat ini diterangkan bahwa kebanyakan pemimpin dan pendeta orang
Yahudi dan Nasrani telah dipengaruhi oleh cinta harta dan pangkat. Karena itu
mereka tidak segan-segan menguasai harta orang lain dengan jalan yang tidak
benar dan dengan terang-terangan menghalang-halangi manusia beriman kepada
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Sebab kalau mereka membiarkan

13
Mushaf Awwal Al-Qur’an Terjemah 20 Baris Ayat Pojok Tidak Terputus. Hal 97

8
pengikut mereka membenarkan dan menerima dakwah Islam tentulah mereka
tidak dapat lagi bersikap sewenang-wenang terhadap mereka dan akan hilanglah
pengaruh dan kedudukan yang mereka nikmati selama ini.

Surat At-Taubah Ayat 35

‫ور ُه ْم َهذَا َما َكن َْزت ُ ْم ِْل َ ْنفُ ِس ُك ْم‬ ُ ‫َار َج َهنه َم فَت ُ ْك َوى بِ َها ِجبَا ُه ُه ْم َو ُجنُوبُ ُه ْم َو‬
ُ ‫ظ ُه‬ ِ ‫علَ ْي َها فِي ن‬ َ ‫يَ ْو َم يُحْ َمى‬
َ‫فَذُوقُوا َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْكنِ ُزون‬

ada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengan
dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
`Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.14

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang yang


mengumpulkan harta dan menyimpannya tanpa dinafkahkan sebagiannya pada
jalan Allah (dibayarkan zakat) bagi orang mukmin akan dimasukkan ke dalam
neraka pada hari akhirat dan di dalam neraka itu semua harta itu akan dipanaskan
dengan api lalu disetrikakan pada dahi pemiliknya begitu pula lambung dan
punggungnya, lalu diucapkan kepadanya inilah harta bendamu yang kamu simpan
dahulu.

3. Tidak Boleh Mengurangi Takaran

Surat Al A’raf Ayat 85

‫غ ْي ُرهُ قَ ْد َجا َءتْ ُك ْم بَيِنَةٌ ِم ْن َربِ ُك ْم‬


َ ‫َّللاَ َما لَ ُك ْم ِم ْن إِلَ ٍه‬
‫شعَ ْيباا قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا ه‬ُ ‫َوإِلَى َم ْديَنَ أَخَا ُه ْم‬
‫ص ًَل ِح َها ذَ ِل ُك ْم‬
ْ ِ‫ض بَ ْعدَ إ‬ ِ ‫اس أ َ ْشيَا َء ُه ْم َو ََل ت ُ ْف ِسدُوا فِي ا ْْل َ ْر‬
َ ‫سوا النه‬ ُ ‫فَأ َ ْوفُوا ْال َك ْي َل َو ْال ِميزَ انَ َو ََل ت َ ْب َخ‬
َ‫َخي ٌْر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِمنِين‬

14
ibid

9
Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka Syuaib.
Ia berkata. Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu
kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang
beriman.15

Allah swt. menceritakan bahwa kaum Madyan, yaitu kaum Nabi Syuaib
tidaklah bersyukur kepada swt. mereka di samping mereka mempersekutukan-
Nya. Akhlak mereka sangat merosot sekali sehingga kehidupan mereka
bergelimang dalam penipuan sampai kepada urusan takar-menakar, timbang-
menimbang. Menurut suatu riwayat jika orang asing datang berkunjung, mereka
sepakat menuduh bahwa uang yang dibawa orang asing itu palsu, dengan
demikian mereka menukarnya dengan harga (kurs) yang rendah sekali. Kepada
kaum ini Allah swt. mengutus Nabi Syuaib supaya dia menunjukkan kepada
mereka berupa jalan benar meninggalkan kezaliman terutama yang berupa
pengurangan hak manusia yang mereka lakukan dengan cara khianat dalam
takaran dan timbangan.

Surat Al Isra’ Ayat 35

‫س ُن ت َأ ْ ِو ا‬
‫يًل‬ َ ْ‫اس ْال ُم ْست َ ِقي ِم ذَلِكَ َخي ٌْر َوأَح‬
ِ ‫ط‬َ ‫َوأ َ ْوفُوا ْال َك ْي َل ِإذَا ِك ْلت ُ ْم َو ِزنُوا بِ ْال ِق ْس‬

Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan


neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.16

15
Mushaf Awwal Al-Qur’an Terjemah 20 Baris Ayat Pojok Tidak Terputus. 82

16
Mushaf Awwal Al-Qur’an Terjemah 20 Baris Ayat Pojok Tidak Terputus. Hal 144

10
Sesudah itu Allah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar
menyempurnakan takaran bila menakar barang. Yang dimaksud dengan
menyempurnakan takaran ialah: pada waktu menakar barang hendaknya
dilakukan dengan setepat-tepatnya dan secermat-cermatnya, tidak boleh
mengurangi takaran atau melebihkannya. Karena itu maka seseorang yang
menakar barang yang akan diterimakan kepada orang lain, demikianlah pula kalau
seseorang menakar barang orang lain, tidak boleh dikurangi, sebab tindakan
serupa itu merugikan orang lain. Demikianlah pula kalau seseorang menakar
barang orang lain yang akan ia terima untuk dirinya, tidak boleh dilebihkan, sebab
tindakan serupa itu juga merugikan orang lain. Akan tetapi apabila seseorang
menakar barang miliknya sendiri, dengan maksud dipergunakannya sendiri, maka
tidaklah berdosa apabila ia mengurangi takaran atau menambahnya menurut
sekehendak hatinya, sebab perbuatan serupa ini tidak ada yang dirugikan dan
tidak ada pula yang merasa beruntung.

Dalam pada itu Allah SWT juga memerintahkan kepada mereka agar
menimbang barang dengan neraca yang benar. Neraca yang benar ialah neraca
yang dibuat seteliti mungkin, sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada
orang yang melakukan jual beli, dan tidak memungkinkan terjadinya penambahan
dan pemgurangan.

C. Istinbaht Al-Ahkam

Dari beberapa ayat yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditarik arti
bahwa dalam surat al-jumuah disbutkan bahwa kaum muslimin dianjurkan untk
mencari karunia (rizki) dari Rabbnya. Namun dalam pencariannya harus
memperhatikan kewajiban lain, jangan sampai kesibukkan mencari rizki sampai
melalaikan kewajiban-kewajiban lain seperti shalat jum’at khusunya, karena
mencari rizki pada waktu itu hukumnya boleh (ibahah) sedangkan melakuak
shalat jum’at hukumnya adalah wajib. Tidak dapat dibenarkan meningglkan
sesuatu yang wajib karena alsalan melakukan sesuatu yang yng tidak wajib.

11
Dalam surat al-Baqarah dapat diatarik arti bahwa boleh saja seseorang
melakukan perniagaan ketika musim haji, namun dengan catatan tidak sampai
melalaikan kewajiban-kewajiban yang harsu dipenuhi ketika melaksanakan ibasah
tersebut.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya Islam mempersilahkan pemeluknya untuk melakukan berbagai cara


dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk dengan cara berniaga berdagang
atau berbisnis. Namun kaitannya dengan kepentingan orang lain islam
memberikan batassan serta aturan main bagi pelaku pasar dalam menjalankan
aktifitasya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang melibatkan dirinya
dalam bisnis atau pernniagaan.

1. Dalam bisnis perlunya menjaga unsur saling ridha


2. Dalam bisnis perlu menjaga unsur kejujuran
3. Dalam bisnis perlu menjaga unsur spotrif

Aturan-aturan tersebut dibuat semata-mata untuk kemslahatan kedua belah pihak,


apabila kedua belah pihak patuh terhadap hal tersebut maka sudah pasti setiap
transaksi yang dilakuakn akan salaing memberi kemanfaatn bagi kedua belah
pihak.

13
Daftar pustaka

Abdurrahman bin Muhammad Nasiruddin as-Sa’adi, Taysir Qur’anil Karim Fi


Tafsiri Kalamil Munnan. Darul Hadits. 2005..
Ahmad Ibnu Muhammad Al-Shawi Al-Maliki. Tafsir as-Shawi. Juz 3. Darul
Hadits.
Jalaludin As-suyuthi dan Jalaludin Al-Mahalli, Tafsir Jalalain. Haramain. 2007
Qurais Shihab. Tafsir Al-Mishbah
Kementrian Republik Indonesia, Mushaf Al-Awwal Al Qur’an Terjemah 20 baris
ayat pojok tidak terputus, Mikhrah Khazanah. Bandung. 2011
K.H.Q. Shaleh, H.A.A. Dahlan dkk. Asbabun Nuzul. CV Diponegoro. Bandung.
2009

14

Anda mungkin juga menyukai