َة فَا ْسعَوْ ا اِ ٰلى ِذ ْك ِر هّٰللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي ۗ َع ٰذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم ِا ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ نHِ ي لِلص َّٰلو ِة ِم ْن يَّوْ ِم ْال ُج ُم َع
َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا ِا َذا نُوْ ِد
“Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri
(berkhotbah). Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada
permainan dan perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang terbaik. (Q.S. Al-
Jumu’ah ayat 11).
3
Imam Bukhari, “Shahih Bukhari 01,” Shahih Bukhari 1–149, no. d (2009).Bukhari.
Dalam hadits lain disebutkan:
Artinya, “Berangkat Jumat adalah kewajiban bagi setiap orang yang aqil baligh,”
(HR An-Nasa’i dengan sanad sesuai standar syarat Imam Muslim).
Artinya, “Jumat adalah kewajiban bagi setiap Muslim kecuali empat orang.
Hamba sahaya yang dimiliki, wanita, anak kecil, dan orang sakit,” (HR Abu Daud
dengan sanad sesuai standar syarat Bukhari dan Muslim). 4
Shalat Sunnah
Sholat terbagi menjadi dua macam, yang pertama sholat wajib yakni sholat
yang diwajibkan bagi setiap muslim untuk mendirikannya. Yang kedua sholat
sunnah yakni sholat yang hukumnya sunnah.
Sholat sunnah dapat dikerjakan berjamaah maupun munfarid dan terbagi
dalam dua macam yakni sholat sunnah mu’akat dan ghairu mu’akad. Mu’akad
artinya dianjurkan, jadi sholat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk ummat
muslim melaksanakannya, ada juga sholat sunnah yang tidak dianjurkan
melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan berpahala
ditinggalkan tidak apa-apa.
Dalam riwayat Imam Muslim yang bersumber dari sahabat Rabi’ah bin Ka’ab
Al Aslamiy ra. Juga diterangkan bahwa Rasulullah SAW telah bersaabda yang
artinya :
“Saya pernah bermalam bersama Rasulullah SAW. Saya mendatangi beliau
sambil berkata kepadaku,”Mohonlah Saya berkata, “Saya memohon kepada
4
Redaksi Dalam Islam, “Https://Dalamislam.Com/Shalat/Asbabun-Nuzul-Shalat-Jumat,” n.d.
engkau untuk dapat menyertai engkau (ya Rasulullah) di surga”. Beliau bersabda,
“Ada lagi yang lain?” Saya menjawab, “Cukup itu saja”. Sabdanya, “Tolonglah
aku agar permohonanmu terkabul dengan jalan kamu melakukan banyak sujud
(sholat)”
Sholat sunnah disariatkan untuk menyempurnakan sholat fardu. Karena
sholat adalah amal ibadah penentu dari amal ibadah yang lain dihadapan Allah
SWT nanti, Rasulullah SAW pernah bersabda:
ْ َ َوِإنْ َف َسد، صلَ َح لَ ُه َساِئ ُر َع َملِ ِه
ت ْ صلَ َح
َ ت َّ اسبُ ِب ِه ْال َع ْب ُد َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة ال
َ ْ َفِإن، ُصاَل ة َ َأ َّو ُل َما ي
َ ُـح
َف َسدَ َساِئ ُر َع َملِ ِه
Artinya :
“Awal mula amalan yang yang dihisap atas seorang hampa pada hari kiamat nanti
adalah sholat, maka apabila sholat itu baiklah seluruh amalannya, dan apabila
Sholat itu jelek, maka jelek pulalah seluruh amalannya.” (Hadits riwayat Imam
Thabrani).
Seluruh manusia setelah meninggalkan dunia akan menjadi penduduk
akhirat, dan pada hari kiamat itu pastilah semua hamba akan menghadapi
persoalan-persoalan sehubungan dengan amalnya ketika di dunia ini. Semua
amalnya akan dihisab.
Dan kalau memang pada hari kiamat itu segudang persoalan akan
ditanyakan, lalu apakah sesuatu yang paling awal ditanyakan? Apakah yang
paling awal dihisab itu soal puasa, zakat, haji, ataukah soal-soal lainnya ? Tidak.
Sebelum dipertanyakan soal-soal lain, maka yang menjadi kunci persoalan dan
yang paling pertama ditanyakan ialah masalah sholat ini. Maka dari itu kita
dianjurkan menyempurnakan sholat fardhu dengan sholat sunnah.
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang shalat sunnah dalam sehari semalam dua belas
rakaat, maka Allah telah membangunkan untuknya rumah di surga.”
Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad, imam Muslim, imam Abu
Daud, imam An-Nasai, dan imam Ibnu Majah dari sahabat Ummu Habibah. Imam
An-Nasai (sebagaimana yang dikutip oleh imam An-Nawawi Al-Bantani)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dua belas rakaat tersebut adalah empat rakaat
sebelum shalat Dhuhur, dua rakaat setelah shalat Dhuhur, dua rakaat sebelum
shalat Asar, dua rakaat setelah shalat Maghrib, dan dua rakaat sebelum shalat Isya.
Hadis Kedua:
الظه ِْر أرْ بَعًا َوبَ ْع َدهَا أرْ بَعًا َوَأرْ بَعًا قَ ْب َل ْال َعصْ ِر
ُّ ن َوقَ ْب َلHِ صلَّى قَب َْل ْالفَجْ ِر َر ْك َعتَ ْي
َ { َم ْن:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ َوقَا َل
}َ َدخَ َل ْال َجنَّة.
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang shalat sebelum Shubuh dua rakaat, sebelum dan
setelah Dhuhur empat rakaat, serta empat rakaat sebelum Ashar, maka ia akan
masuk surga.”
Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan riwayat hadis ini.
Begitu pula dengan imam An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini pun
tidak menyebutkan perawinya. Hanya saja, imam An-Nawawi menyebutkan hadis
shahih lainnya yang di antaranya tentang keutamaan shalat sunnah qabliyah
Shubuh yang lebih baik dari pada dunia dan seisinya riwayat imam Muslim.
Selain itu, beliau juga menyebutkan hadis tentang Nabi saw. yang tidak pernah
meninggalkan empat rakaat sebelum Dhuhur dan sebelum Asar serta riwayat
imam Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi tentang bahwa Allah merahmati orang
yang shalat empat rakaat sebelum Asar.
Hadis Ketiga:
ُّ صلَّى قَ ْب َل
}الظه ِْر أرْ بَعًا َكانَ َك َع ْد ِل َرقَبَ ٍة ِم ْن بَنِ ْي إ ْس َما ِعي َْل َ { َم ْن:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َ َوقَا َل.
Nabi saw. bersabda, “Siapa yang shalat empat rakaat sebelum Dhuhur, maka ia
seperti (memerdekakan) budak dari Bani Ismail.” Hadis ini diriwayatkan oleh
imam Ath-Thabarani dari shahabat Ansar.5
5
Bincang Syariah, “Hadis-Hadis Keutamaan Shalat Sunnah,” n.d.