Lapisan terluar, yaitu lapisan Polietilen berfungsi untuk melindungi terhadap kelembaban
atau moisture. Lapisan ini berfungsi melindungi dari basah atau air. Jadi jika terkena air, air
tersebut tidak akan menyerap, air akan langsung mengalir seperti jika air menyentuh daun talas.
2. Kemudian setelah itu ada lapisan kertas yang menjaga stabilitas dan kekuatan. Kertas
melindungi agar kemasan tetap kokoh dan kuat.
3. Setelah lapisan kertas diselingi lagi oleh lapisan Polietilen sebagai lapisan perekat. Jadi
berfungsi sebagai proteksi lapisan kedua.
4. Lalu dilapisi oleh Aluminium foil yang berfungsi sebagai pelindung terhadap gas (udara),
sinar, bau dan rasa atau flavor. Lapisan ini dapat menjaga kualitas minuman atau makanan agar
tetap tidak berubah rasa.
5. Lapisan kelima diselingi lagi oleh lapisan Polietilen sebagai lapisan perekat. Dengan
demikian ada triple pelindungan polietilen.
6. Dan yang terakhir menggunakan lapisan M-polietilen sebagai lapisan paling dalam yang
kontak dengan produk dan berfungsi pada penge-seal-an (pengkeliman).
Apabila membahas tentang makanan siap saji yang tersedia di berbagai pusat perbelanjaan,
tentunya tidak terlepas dari kemasan yang digunakan. Kemasan pangan adalah bahan yang
digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung
dengan pangannya maupun tidak. Pemilihan kemasan ini perlu dipertimbangan dengan baik,
karena penggunaan kemasan yang kurang tepat dengan jenis makanan yang akan dikemas akan
menimbulkan interaksi antara keduanya.
1. Aluminium foil
Bahan kemasan aluminium dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang kaku seperti pada kaleng
dan bahan pengemas yang fleksibel seperti aluminium foil. Bahan pengemas dari aluminium
bersifat impermeable (tidak dapat ditembus) oleh cahaya, gas, air, bau dan bahan pelarut yang
tidak dimiliki oleh bahan pengemas fleksibel lainnya. Aluminium foil banyak digunakan untuk
mengemas produk coklat, bahan bahan bakery, produk olahan susu, keripik dan lain-lain.
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aluminium foil pada masakan dapat meningkatkan
asupan aluminium dalam makanan. Kelebihan asupan aluminium berpotensi meningkatkan
risiko Neurological Toxicity. Dengan demikian, tidak disarankan untuk menggunakan
aluminium foil untuk memasak atau membungkus makanan yang masih panas. Walau begitu,
untuk mengemas makanan masih diperbolehkan selama dilakukan dengan benar.
Kemasan aluminium yang paling sering digunakan adalah aluminium foil. Kemasan ini
merupakan lembaran logam aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan <15 mm.
Ketebalan aluminium foil ini akan menentukan sifat protektifnya terhadap oksigen. Aluminium
foil yang kurang tebal akan mudah dilalui oleh oksigen sehingga makanan yang dikemas
dengan kemasan ini mudah teroksidasi (berinteraksi dengan oksigen). Ukuran foil yang
umumnya digunakan adalah 0.009 mm (untuk permen dan susu) dan 0.05 mm (untuk tutup
botol multitrip).
Sebagai kemasan pangan, aluminium memiliki beberapa sifat yaitu hermetis, fleksibel, tidak
tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berlemak dan
bahan-bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarin dan yogurt. Selain sebagai bahan
pengemas utama, aluminium foil juga banyak digunakan sebagai bahan pelapis. Kemasan
aluminium dapat digunakan untuk mengemas produk buah, sayur, daging, ikan, kerang, susu,
dan minuman.
2. Tetrapack
Tetrapack merupakan salah satu jenis kemasan dengan bahan dasar karton. Dalam
pengolahannya tetrapack menjalani pelapisan kembali agar makanan yang dikemas tidak
mudah rusak. Umumnya tetrapack terdiri dari lapisan karton (74%), polyethylene (21%) dan
aluminium foil (5%).
Masing-masing bahan memiliki fungsi yang berbeda yaitu :
1. Karton: memberikan stabilitas, kekuatan, dan kehalusan pada permukaan tetrapack.
2. Polyethylene: menjaga kelembaban udara dan membuat aluminium foil menempel dengan baik
pada karton.
3. Aluminium foil: melindungi makanan yang dikemas dari oksigen dan cahaya serta
mempertahankan rasa makanan agar tidak berubah akibat oksidasi.
Tetrapack memiliki beberapa kelebihan yaitu:
Tahan terhadap ciaran, uap air, dan gas
Memiliki tingkat kekakuan yang baik
Pencetakan desain kemasan yang mudah
Ramah terhadap lingkungan (dapat didaur ulang)
Dikemas menggunakan teknologi aseptik
Biaya produksi cenderung lebih murah
Bahan Mentah
Wadah susu terbuat dari kertas karton yang dilapisi plastik tahan air, umumnya polietilen.
Bubur kayu yang digunakan untuk membuat kertas karton untuk karton susu adalah campuran
kayu lunak dan kayu keras. Kayu lunak biasanya jenis pinus, meskipun pohon yang sebenarnya
digunakan bervariasi tergantung pada lokasi pabrik kertas. Kayu lunak menghasilkan serat
kayu panjang yang memberikan kekuatan pada kertas karton. Kayu keras berasal dari pohon
gugur seperti pohon ek. Kayu keras memiliki serat lebih pendek yang membuat permukaan
cetak lebih baik. Bubur kertas untuk papan karton susu biasanya 60% kayu keras dan 40%
lunak.
Beberapa bahan kimia lain digunakan untuk membuat karton susu. Salah satunya adalah klor
oksigen, yang memutihkan bubur kayu. Bahan kimia lain yang spesifik untuk setiap produsen
ditambahkan ke kertas untuk menambah kekuatan. Pigmen kimia dalam tinta juga digunakan
untuk proses pencetakan.
Proses Produksi
Membuat kertas karton
1. Kertas tebal yang digunakan untuk karton susu dikategorikan sebagai jenis kertas karton.
Biasanya dibuat pada mesin Fourdrinier, salah satu jenis pembuatan kertas tertua dan paling
umum. Prosesnya dimulai dengan serpihan kayu. Keripik dipanaskan dan dimandikan dengan
bahan kimia yang melunakkannya dan memecahnya menjadi serpihan kecil serat kayu. Pulpa
diputihkan dalam bak klorin beroksigen. Bubur kemudian dicuci dan melewati beberapa layar,
untuk menghilangkan kotoran. Selanjutnya, pulp diumpankan melalui mesin yang disebut
refiner, yang menggiling serat kayu di antara cakram yang berputar.
Bubur olahan mengalir ke kotak utama mesin Fourdrinier. Di headbox, campuran air dan pulp
tersebar di layar yang terus bergerak. Air mengalir ke bawah melalui lubang di layar,
meninggalkan tikar serat kayu basah. Matras ditarik melalui rol besar yang memeras air
tambahan. Selanjutnya, kertas karton dikeringkan, dengan melewatkannya di atas silinder yang
dipanaskan dengan uap.
Menerapkan lapisan tahan air
2. Karton kering selanjutnya bergerak melalui rol ekstruder. Saat kertas karton ditarik melalui
rol, mesin mengeluarkan sejumlah kecil polietilen cair. Polietilen menempel pada kedua sisi
kertas karton dalam film tipis. Beberapa tingkat polietilen dapat digabungkan dalam ekstruder,
dan mesin sebenarnya meletakkan beberapa lapisan film dalam satu lintasan. Lapisan yang
berbeda menyelesaikan tugas yang berbeda, seperti mengurangi penetrasi kelembaban,
mengurangi penetrasi oksigen, dan membantu dalam retensi minyak atsiri. Saat kertas karton
masuk melalui alat ekstrusi, kertas itu melewati roller dingin, yang mendinginkan kedua
permukaan. Kertas tersebut sekarang memiliki lapisan anti air yang sangat mengkilap. Ini
digulung menjadi gulungan besar, untuk diangkut ke area pencetakan. Rol biasanya berukuran
120 in (3,05 m), terlalu besar untuk masuk ke mesin cetak dan pemotong. Gulungan besar
dipotong menjadi gulungan yang lebih sempit, lebarnya ditentukan oleh dimensi yang
diinginkan dari karton jadi.