Anda di halaman 1dari 2

eks Renungan Muhasabah Diri

Teks Muhasabah Diri, berhenti sejenak dalam kehidupan bukan berarti menyerah dalam
menjalaninya, akan tetapi terkadang diri ini , tubuh ini perlu di "refresh" sejenak agar mampu
mengevaluasi, apa-apa saja yang telah kita lakukan selama ini, apakah banyak kebaikan atau
keburukan? ini adalah teks "renungan Muhasabah " oleh :ust Muh Rosyid,S.Pd,MM., biasa
disampaikan dalam kegiatan renungan...bacalah sambil meresapi tiap isinya.. Insya Allah Kita akan
merasakan ketenangan jiwa..
.Saudara -saudara sekalian. Ambilah selembar kertas, dan alat tulis masing – masing.
Tuliskan nama Anda dengan lengkap, bukan nama panggilan. Perhatikanlah nama itu dengan baik,
tataplah... Kelak nama ini akan tertulis pada batu nisanmu.
Di bawahnya tulislah nama ibumu, ibundamu yang kau cintai. Yang telah mengandungmu di dalam
rahimnya, melahirkanmu, dan mengasuhmu hingga engkau dewasa.
Selanjutnya tulislah nama ayahmu, seorang laki – laki yang telah berjalan jauh, membanting tulang
mencari sesuap nasi, untuk menghidupi keluarganya.
Di bawahnya tulislah nama istri atau nama suamimu, orang yang telah dijodohkan Tuhan untuk menjadi
pendampingmu, untuk selama – selamanya.
Di bawahnya lagi, tulislah nama anak – anakmu yang kau cintai, permata – mata hatimu, yang telah
diamanahkan Tuhan kepadamu.
Saudara – saudaraku............ Marilah dengan perlahan – lahan, kita tundukan kepala, kemudian
pejamkanlah mata, rasakanlah ketenangan... rasakanlah ketenangan itu lebih dalam lagi. Bayangkan
seakan – akan kita sedang berjalan di suatu jalan yang lurus, lurus sekali... Dan di ujung jalan itu ada
sebuah rumah... di sudut ruang dalam rumah itu, ada sebuah kursi, di atas kursi itu duduk seorang
wanita, kita pandangi wajah wanita itu, ternyata dia adalah ibumu, ibumu yang tercinta. Dialah seorang
wanita yang telah mengandungmu di dalam rahimnnya selama 9 bulan 10 hari. Dan ketika
melahirkanmu ia berjuang antara hidup dan mati, menahan sakit, dan bersimbah darah ketika
menghadirkanmu ke dunia. Pandangilah lagi wajah ibumu, yang kini telah nampak semakin tua.
Di samping ibumu, duduk seorang lki – laki, yang telah lanjut usia, itulah ayahandamu tercinta. Seorang
laki – laki yang telah berjalan jauh, bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Dan
sewaktu engkau masih kecil, dia juga sering mengendongmu, meninabobokanmu. Sehingga engkau
sering tertidur di pundaknya yang bidang. Tetapi laki – laki itu kini sudah semakin tua, tinggal gurat –
gurat diwajahnya yang keletihan, namun dia adalah seorang laki –laki yang bertanggung jawab dan
berjasa kepada keluarganya.
Apa yang telah engkau lakukan kepada orang tuamu. Engkau kini mungkin sering melupakannya.
Bahkan mungkin kini, kedua orang tuamu telah tiada. Berdoa untuk keduanya, engkau pun mungkin
sering melupakannya. Ya Allah yang Maha Besar, ampunilah dosa – dosaku, ampunilah dosa –dosaku,
ampunilah segala kelalaianku. Mereka adalah orang – orang yang paling berjasa dalam hidupku,
mengapa ya Allah, aku menjadi orang yang sering melupakannya.
"Relakah kita orang tua kita disiksa, karena lalainya kita sebagai anak (gemar bermaksiat), sudah cukup
susah payah lah beliau di dunia, tapi yang kita berikan belumlah terbayar di dunia, masih kita berikanlah
pemberat dosa untuk beliau dengan bermaksiat kepada Allah...
Astagfirullah al`adzim. Ampunilah ya Allah kedua orang tuaku, tempatkanlah keduanya ya Allah di
tempat yang terbaik disisi-Mu. Allahumagfir li,wa liwaalidaya warhamhumaa kamaa robayani
shoghiiroo. Ya Allah ampunilah aku, dan ampunilah kedua orang tuaku, sayangilah mereka ya Allah,
sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu kecil....
Saudara – saudaraku marilah kita sekarang tengok suami/isteri kita masing – masing. Adakah kita
sehari – hari telah menjalankan kewajiban kita kepadanya. Pasangan yang telah dijodohkan Tuhan
bagi kita. Yang sering kita lakukan sehari –hari, dengan tidak kita sadari, kita malah sering menyakiti
hatinya. Sering kita berkata – kata yang tidak semestinya. Pasangan yang begitu setia kepada kita, tapi
kita sering mengkhianatinya, kita kadang ”selingkuh” kepadanya, baik terbesit dalam pikiran
maupun perbuatan. Ya Allah ampunilah aku, banyak sekali dosa – dosa yang telah kuperbuat, apakah
aku akan sanggup untuk menanggungnya, dihadapan pengadilan-Mu kelak.... Ya Allah, berikanlah aku
hati yang lembut, yang tulus ikhlas mengasihi pasangan kita masing masing fi dunia wal akhiroh.
Sekarang marilah kita tengok anak – anak kita, malaikat – malaikat kecil yang telah dititipkan dan
diamanahkan Tuhan kepada kita. Adakah engkau sekalian telah memperhatikan mereka dengan
seksama, memperhatikan kebutuhan hidupnya, memperhatikan pendidikannya. Engkau kadang sering
tidak sabar kepadanya, memarahinya, malah kadang – kadang memukulnya. Ya Allah apa yang telah
kuperbuat kepada mereka. Mereka adalah buah kasih sayang kami berdua. Banyak benar kelalaian
yang telah aku perbuat kepada mereka. Kalau aku mencelanya, sesungguhnya dengan tidak sadar aku
telah mengajari mereka memaki dan mencela pula. Kalau aku mengasarinya, sesungguhnya aku telah
menanamkan sifat kasar pula kepadanya. Jika aku membesarkan anak – anak dengan olok – olok,
sesungguhnya aku telah menanamkan rasa rendah diri dalam dirinya.
Ya Allah banyak nian kelalaianku dalam mendidik anak – anakku. Sadar atau tidak sadar, kadang aku
telah memberi mereka makan dari rezeki yang tidak halal, dari rezeki yang haram. Kelak kemudian hari
anak –anak ini akan menuntut dihadapan Allah, ”Ya Allah masukkanlah ayah dan ibuku ke neraka,
karena selama ini mereka telah memberiku makan dari rezeki yang haram”. Ya Allah ampunilah segala
dosa-dosaku. Robbana dzolamna anfunasna = Ya Allah kami telah menzalimi diri kami sendiri. Wa
illam tagfirlana wa tarhamna la nakuunanna minal khaasirin = jika engkau tidak mengampuni dosa
–dosa kami, niscaya kami adalah termasuk orang – orang yang mendapat kerugian.
Berkatilah pekerjaanku Ya Allah, berikanlah kami rezeki yang halal, melimpah dan barokah. Berikanlah
kami ilmu yang manfaat, agar kami dapat mengembangkan diri kami, dan mampu mengemban amanat
untuk membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Robbana atina
fi dunya khasanah, wa fil akhiroti khasanah wa qina adzabanar. Walhamdu lillahhorobbil alamin.
Wassalamu alaikum waroh matullahi wa barokatuh.

Anda mungkin juga menyukai