Anda di halaman 1dari 11

TOKOH DALAM CERITA

1. Hestafia Ade Ayu Sasmita sebagai IPSRS1 dan Keluarga Pasien

2. Kartika Dwi Ananda sebagai IPSRS 2

3. Minkhatun Saniyah sebagai KPK 1 dan Pasien

4. Merlin Indriyani sebagai KPK 3 dan Pasien

5. Sebastian Alfarizi sebagai Wakil Direktur RS dan Pasien

6. Erna Nur Hasan sebagai Pemborong dan IPSRS 3

7. Tiara Bela Krisnaningsih sebagai Bendahara dan Keluarga Pasien

8. Vita Krisdana Apriani sebagai KPK 2 dan Perawat

*Semua anggota kelompok menjadi Narator dan Operator


NASKAH DIALOG

Rumah Sakit A merupakan rumah sakit daerah yang sudah terkenal dan memiliki
pasien yang cukup banyak. Semakin banyaknya pasien yang datang, RS A
membutuhkan peralatan tambahan untuk menunjang pelayanan. Salah satu alat
yang di butuhkan yaitu CT Scan.

Pak Wandi : “ Melihat banyaknya pasien yang datang, seperti nya kita
membutuhkan tambahan alat CT Scan ya pak?

Pak Dono : “ Betul Pak Wandi, agar pasien yang datang tidak
menunggu terlalu untuk periksa CT Scan

Pak Wandi : “ Kalau begitu nanti saya coba bicarakan ke pak direktur”

*kemudiah hari pukul 09.00 WIB di ruang Direktur *

Pak Wandi : Pak Wandi mengetuk pintu “ Permisi Pak”

Pak Direktuk : Iya masuk, ooh Pak Wandi silahkan duduk pak.

Pak Wandi : Begini pak, melihat banyakya pasien yang datang untuk

CT Scan saya dan rekan-rekan radiologi telah berdiskusi


untuk menambah alat CT Scan, ini juga bertujuan untuk
menghindari agar pasien tidak menunggu antrian terlalu
lama.

Pak Direktur : “Oooh begitu, saya juga sudah mempertimbangkan dari

jauh-jauh hari mau menambah alat CT Scan, kebetulan Pak


Wandi datang jadi bisa mulai besok survey dengan Bu Hesti
tentang harga dan kualitas CT Scan yang bagus”

Pak Wandi : “ Baik pak besok saya akan mulai survey tentang harga
dan kualitas CT Scan, kalau begitu saya permisi pak
terimakasih atas waktunya”

Pak Direktur : “ Iya sama-sama, monggo silahkan”


(Pak Wandi meninggalkan ruang Direktur dan kembali ke ruangannya)

*Tiba di ruang bidang pengadaan alat*

Pak Dono : “ Bagaimana Pak Wandi, di acc oleh direktur atau tidak?”.

Pak Wandi : “Di acc pak, dan besok saya dan Bu Hesti selaku

bendahara rumah sakit akan mulai survey tentang CT Scan”.

Pak Dono : “Syukurlah kalau begitu, jadi pasien kita mendapat

pelayanan lebih baik lagi”.

Pak Wandi : “Iya pak, saya akan menghubungi Bu Hesti agar besok

bisa ikut dengan saya survey CT Scan”

Pak Dono : “Kalau begitu saya permisi mau menyelesaikan tugas-

tugas pak”

Pak Wandi : “ Iya monggo Pak Dono”

*Pak Wandi segera menghubungi bendahara rumah sakit yang bernama Bu Hesti*

Pak Wandi : Pak Wandi menemui bendahara rumah sakit “Permisi

Bu Hesti”.

Bu Hesti : “Iya Pak Wandi ada apa ya?”

Pak Wandi : “Jadi begini bu Pak Direktur berencana untuk menambah

alat CT Scan di rumah sakit kita dan saya ditugaskan untuk


mensurvei harga dan kualitas CT Scan yang akan dibeli dan
Pak Direktur menugaskan Bu Hesti untuk ikut survey
bersama saya.

Bu Hesti : “ Kebetulan saya besok tidak ada kegiatan pak, jadi

insyallah besok saya bisa pak.”


Pak Wandi : “ Baiklah kalau begitu, besok kita berangkat gasik saja ya

bu, sekitar pukul 09.00 WIB”

Bu Hesti : “ Baik pak”

*Keesokan harinya Pak Wandi dan Bu Hesti melakukan survey*

Pak Wandi : “Permisi pak saya mau survey alat CT Scan ada apa tidak

Penjual Alkes : “Ooh ada pak, silahkan dilihat lihat dulu.” (memberikan

katalog)

Pak Wandi : “Mari bu kita lihat-lihat terlebih dahulu”

Bu Hesti : “Baik pak”

Penjual Alkes : “ Ada banyak model dan macamnya bu,dengan kualitas

bagus dan keluaran terbaru”

Bu Hesti : “ Bedanya sama yang dulu apa mba”

Penjual alkes : “ Kalo ini di dukung dengan teknologi terbaru bu, jadi lebih

canggih dan lebih jelas di hasilnya”

Bu Hesti : “ Bagaimana Pak Wandi, menurut saya sih ini saja”

Pak Wandi : “ Iya sih bu kualitasnya juga bagus, tapi harganya gimana

mba?”

Penjual Alkes : “ Tenang Pak, Bu nanti saya diskon soalnya sudah

langganan, itu juga ada garansinya pak selama 5 tahun”

Bu Hesti : “ Ya sudah, kalau kami pesen kira-kira datangnya

kapan mba?”

Penjual Alkes : “ Paling 2 minggu sudah datang bu, soalnya kita ngambil
dari pusat dulu barangnya.”

Pak Wandi : “ Ya sudah mba, kita bicarakan dulu ke pak direktur nanti

kalau acc kami kesini lagi”

Penjual Alkes : “ Baik pak kalu begitu”

Bu Hesti : “ Terimakasih mba, Permisi”

Penjual Alkes : “ Nggih bu, sama sama”

Lanjutna ya em wkwk, ngko n kana apa apa ngomong wkk

*Keesokan harinya*

IPSRS menemui Wakil Direktur Keuangan dan Pembangunan di ruang kerjanya

IPSRS 1 : “Assalamu’alaikum, selamat pagi Pak.”

Wakadir : “Wa’alaikum salam, silahkan masuk Bu.”

IPSRS 2 : “ Begini Pak, tujuan kami kesini kami ingin mengonfirmasi


mengenai gedung baru yang semalam mengalami kerusakan cukup
parah setelah terjadinya gempa.”

Wakadir : “ Maksudnya bagaimana ya Bu?”

IPSRS 1 : “ Begini Pak, jadi yang mengalami kerusakan itu justru adalah
gedung baru sedangkan gedung yang lama tidak mengalami
kerusakan yang berarti dan masih dapat digunakan, seharusnya
gedung yang baru kan justru konstruksinya yang lebih kuat”

Wakadir : “ Ya namanya juga gempa, ya wajar saja kalo terjadi kerusakan.”


IPSRS 3 : “Tapi ini menurut saya aneh pak”

IPSRS 1 : “ Iya seperti tidak wajar Pak, saya merasa ada yang janggal dengan
bangunan tersebut.”

IPSRS 2 : “Maaf kalo saya lancang Pak, tetapi setelah saya lihat sepertinya
konstruksinya memang kurang bagus”.

Wakadir : “ Kenapa anda berpikiran seperti itu? Apa buktinya?”

IPSRS 1 : “ Buktinya seperti yang saya katakan tadi Pak, bahwa bangunan
yang lama justru lebih kokoh dari bangunan yang baru.”

Wakadir : “ Tetapi saya sudah mengusahakan yang terbaik, dan saya sudah
bekerjasama dengan pemborong yang menurut saya kinerja timnya
bagus dan setau saya bahan bangunan yang digunakan merupakan
bahan yang kualitasnya paling bagus.”

IPSRS 2 : “ Kalo begitu, apakah Bapak bisa menunjukan laporan


pembelajaannya kepada kami?”

Wakadir : “ Ya nanti saya carikan, hari ini saya sedang sibuk”

IPSRS 3 : “Baik Pak, kami tunggu secepatnya. Terimakasih.”

(IPSRS 1, 2 dan 3 berjalan keluar ruangan Wakil Direktur Keuangan dan


Pembangunan)

*Sore harinya*

Wakadir, Bendahara Rumah Sakit dan Pemborong bertemu disebuah tempat untuk
membahas

rincian biaya pembelanjaan rumah sakit.


Wakadir : “ Bagaimana ini, saya kemarin didatangi pihak IPSRS menanyakan
laporan anggaran pembangunan rumah sakit”

Bendahara : “ Lalu bagaimana pak, apa bapak sudah memberikan laporan


pembelanjaannya?”

Wakadir : “Belum Bu, saya menjanjikan akan memberikannya besok.”

Bendahara : “ Baiklah kalau begitu “

Pemborong : “Bagaimana ini kalo sampai ketahuan, saya tidak mau kalau kita
ketahuan terus kita di penjara?”

Bendahara : “ Tenang saja, kemarin saya sudah memanipulasi datanya, saya


merubah harga bahan-bahan bangunan dalam laporan pembelanjaan
lebih tinggi dari harga seharusnya.”

Pemborong : “ Saya tidak mau ikut campur lagi, jika kalian tertangkap jangan
bawa nama saya”

Bendahara : “ Ya tidak boleh begitu kan ini rencana dari kita bertiga”

Wakadir : “Iya kita lakukan semua ini bersama. Saya minta datanya untuk
saya berikan besok ke IPSRS.”

Bendahara : “Iya Pak, ini kebetulan saya bawa.”

Pemborong : “Bagus”

*Keesokan harinya*

Pada pagi hari pihak IPSRS kembali menemui Wakil Direktur Keuangan dan
Pembangunan di ruangannya untuk meminta laporan pembelanjaan pembangunan.

IPSRS 1 : “ Assalamu’alaikum Pak”

Wakadir : “Wa alaikum salam, silahkan masuk. Oh ya, Bu ini laporan


pembelanjaan pembangunan yang kemarin ibu minta.”
IPSRS 1 : “Iya Pak, terimakasih. Saya bawa dulu dokumennya ya pak. Saya
permisi.”

(IPSRS 1 kembali ke Ruangannya untuk mengecek laporan pembelanjaan tersebut)

Setelah dilakukan pengecekan ternyata terdapat kejanggalan pada laporan


tersebut.Harga bahan-bahan bangunan yang tertera pada laporan tersebut tidak
sesuai dengan harga bahan bangunan di pasaran, harga pada laporan tersebut lebih
tinggi dari pada harga di pasaran. Karena adanya keanggalan tersebut, pihak IPSRS
kemudian mencurigai jika telah terjadi penggelapan dana oleh pihak-pihak tertentu.
Untuk menindaklanjuti kecurigaan tersebut, pihak IPSRS kemudian menghubungi
KPK agar dapat melakukan pemeriksaan pada oknum yang dicurigai.

*Keesokan harinya pihak KPK datang ke rumah sakit untuk menemui pihak IPSRS
yang melaporkan kecurigaan adanya penggelapan dana.”

KPK 1 : “Selamat siang, saya petugas KPK, kedatangan saya kesini untuk
mendapatkan keterangan lebih lanjut atas laporan IPSRS mengenai
dugaan adanya penggelapan dana pembangunan yang terjadi di
rumah sakit ini.”

IPSRS 1 : “ Selamat siang Bu, saya yang kemarin memberikan laporan


kepada pihak KPK mengenai adanya kecurigaan penggelapan dana
di rumah sakit ini. Kami menduga penggalapan dana tersebut
dilakukan atas kerjasama Wakil Direktur Keuangan dan
Pembangunan, Bendahara dan Pemborong.”

KPK 1 :“Mengapa anda bisa mencurigai ketiga oknum tersebut melakukan


penggelapan dana?”
IPSRS 1 : “ Jadi begini Bu, kemarin telah terjadi kerusakan cukup parah di
gedung baru akibat adanya gempa. Menurut saya, kerusakan itu
seharusnya tidak cukup parah karena gedung bangunan yang lama saja
tidak mengalami kerusakan yang berarti.Setelah saya selidiki dengan
rekan saya ternyata ditemukan kejanggalan terkait laporan
pembelanjaan pembangunan yang ada.Pada laporan tersebut harga-
harga bahan bangunan yang yang tertera lebih mahal dari harga bahan
bangunan yang ada di pasaran.Saya menduga telah terjadi manipulasi
data harga bahan bangunan tersebut.’

KPK 1 : “Baik, setelah saya dengar laporan dari anda, saya memutuskan akan
menindaklanjuti kasus ini.”

IPSRS 3 : “Benar bu apa yang sudah disampaikan rekan saya”

KPK 1 : “ Iya saya sudah mendengarkannya”

IPSRS 1 : “Baik Bu terimakasih, ini laporan pembelanjaan pembangunan yang


saya dapatkan dari wakil direktur, silahkan ibu mengeceknya.”

KPK 1 : “ Baik terimakasih untuk kerjasamanya, saya akan membawa


laporan ini untuk diselidiki lebih lanjut dan sebagai barang bukti.
Besok saya akan datang lagi untuk membawa Wakil Direktur
Keuangan dan Pembangunan ke kantor KPK agar dapat memberikan
penjelasan.”

(KPK 1 meninggalkan rumah sakit)

*Keesokan harinya*

KPK kembali mendatangi rumah sakit untuk menemui Wakil Direktur Keuangan
dan Pembangunan dan membawa Wakil Direktur Keuangan dan Pembangunan ke
kantor KPK untuk dimintai keterangan.
KPK 3 : “ Selamat Siang Pak, benar ini dengan Wakil Direktur Keuangan
dan Pembangunan”

Wakadir : “Iya benar Bu, saya sendiri.”

KPK 3 : “ Saya dari KPK, tujuan saya kesini saya akan membawa
anda ke kantor KPK sesuai dengan surat perintah yang ada untuk
dilakukan pemeriksaan terkait dugaan penggelapan dana
pembangunan gedung rumah sakit yang anda lakukan.”

Wakadir : “ Tapi pak....”

KPK 1 : “ Sudahlah mengaku saja”

KPK 3 : “ Nanti bisa bapak jelaskan dikantor saja”

(Pihak KPK membawa Wakadir ke kantor KPK)

Setelah sampai di kantor KPK dan dilakukan pemeriksaan, Wakadir akhirnya


mengakui jika memang benar dia dan beberapa rekannya melakukan penggelapan
dana pembangunan rumah sakit dengan membeli bahan bangunan yang lebih murah
dari yang di anggarkan, kemudian memanipulasi data yang ada. Pada pemeriksaan
itu terungkap dua nama lainnya yang juga terlibat dengannya dalam melakukan
penggelapan dana.

KPK 2 : “ Apakah benar anda melakukan penggelapan dana


pembangunanan rumahsakit dengan membeli bahan bangunan yang
lebih murah dan kemudian memanipulasi data yang ada?”

Wakadir : “ Iya Bu, saya memang melakukan penggelapan dana tersebut.”

KPK 2 : “Selain anda, apakah ada oknum lainnya yang terlibat dalam
kasus penggelapan dana ini?”

Wakadir : “ Ada dua orang lagi yang bekerja sama dengan saya, yaitu
Bendahara Rumah Sakit dan Pemborong.”
Setelah mendapatkan keterangan dari Wakil Direktur Keuangan dan Pembangunan,
anggota KPK lainnya menangkap Bendahara Rumah Sakit dan Pemborong.

Akhirnya, ketiga tersangka penggelapan dana pembangunan rumah sakit tersebut


berhasil ditangkap KPK. Kemudian mereka harus mempertanggung jawabkan atas
perbuatan yang telah mereka lakukan di hadapan pengadilan sesuai dengan hukum
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai