Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada umumnya, atap rumah menggunakan genteng dengan kuda-kuda dari kayu.
Namun, karena proses pembalakan liar, kebakaran hutan, dan alih fungsi lahan, jumlah kayu
berkualitas di Indonesia terus menyusut. Akibatnya, harga kayu di pasaran terus merangkak
naik. Parahnya, harga mahal pun tidak menjamin kualitas kayu. Padahal, atap sangat penting.
Selain melindungi dari panas dan hujan, atap merupakan pelindung isi rumah seperti
furniture, alat elektronik, dan peralatan lainnya.

Seiring Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. sejak 1995,
Indonesia mulai mengenal atap baja ringan. Namun, atap baja ringan ini baru booming pada
2000-an.

Atap baja ringan lebih terbukti kuat, praktis, irit desain, perawatannya mudah, dan
ketahanannya bisa mencapai 15 tahun.Dilihat dari strukturnya, baja ringan lebih tipis.
Ketebalan yang banyak ditemui di pasaran mulai 0,4 milimeter hingga 1 milimeter. Derajat
kekuatan tarik baja ringan mencapai 550 Mpa, lebih tinggi dibanding baja biasa sekitar 300
MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis.Tidak
mudah ambruk ataupun patah. Bahkan, jika gempa menerjang. Hal ini disebabkan elastisitas
baja yang baik.Ketika terjadi kebakaran, atap baja ringan tidak langsung dilalap api. Bukan
berarti atap baja ringan tahan terhadap api, namun atap baja ringan tidak seperti kayu, jika
terjadi kebakaran malah memperbesar api.Tidak dimakan rayap, berbeda dengan kayu yang
setiap saat terancam rayap.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSTRUKSI ATAP PURLIN

Purlin merupakan Frame nonstruktural yang di baut pada cleat diatas rafter
untuk dudukan sheeting atap. Biasa terbuat dari Lhip-Channel, CNP atau Z-Section.

Purlin juga merupakan profil baja ringan hitensile dengan bentuk kanal c, mempunyai
ukuran dan ketebalan tertentu, CNP atau sering juga disebut: balok purlin, kanal C, C-
channel, profil C atau besi CNP biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan
penutup atap), rangka komponen arsitektural, konstruksi pergudangan dan pertokoan,
dll
Purlin dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kebutuhan. Antara lain :
1. Purlin digunakan sebagai Gording atap

Biasanya pada bangunan baja


konvensional, material yang dipakai
untuk gording dan dudukan cladding
( girts ) adalah besi CNP biasa. Dan
biasanya komponen ini sering rusak /
karatan.

2
2. Purlin digunakan sebagai Girt / dudukan cladding

Purlin juga bisa diaplikasikan sebagai


dudukan clading / girts. Sistem
pemasangan sama dengan pemasangan
gording. Sag Rod / Trekstang tetap
dIutuhkan pada aplikasi tersebut.

3. Purlin digunakan sebagai Light Pre – Engineered Building ( Light PEB )


4.

Dikombinasikan dengan part lain ( mis.


Bracket dan chemical angkur ), serta
disukung software khusus, Purlin
menjadi suatu konstruksi yang kuat,
ringan dan dijamin kekuatan
strukturnya

B. KONSTRUKSI RANGKA BAJA RINGAN

Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur
paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat
sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa
ditambahkan selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan
tungsten. Dengan memvariasikan kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan
kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain membuatnya
menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility).

Langkah untuk mengganti konstruksi atap kayu dengan material baja ringan dan genteng
metal adalah langkah tepat, karena langkah tersebut juga sudah sesuai dengan program
pemerintah untuk ‘GO GREEN’ menjadikan rumah kita ramah lingkungan. Dengan
mengganti material kayu dengan material alternatif ini berarti anda juga telah membantu
menyelamatkan hutan dan mencegah terjadinya bencana alam.

3
Sesuai dengan namanya, material ini juga sangat ringan, bobotnya per meter persegi hanya
sekitar 12 kg dibandingkan dengan rangka kayu yang berbobot sekitar 40 kg/m2.

Walaupun ringan tapi anda tidak perlu khawatir karena material berbahan baku zincalume
atau galvalume ini daya tahannya lebih unggul dibandingkan material kayu. Selain itu
kecepatan dalam perakitan (20-30 m2/hari) dengan tenaga kerja yang lebih sedikit akan
memberikan nilai ekonomis sehingga dapat menekan biaya pembangunan.

Biaya per meter persegi jika ingin merenovasi atap dengan material baja ringan juga sangat
tergantung kualitas dan merek dagang material ini di pasaran, kisaran harganya antara 110
ribu – 180 ribu per m2. Jika dibandingkan dengan harga kayu yang tahan rayap tentunya
harga baja ringan ini relatif murah karena anda harus mencari kayu dengan kualitas kelas I
yang sangat mahal.

Pengerjaan konstruksi atap baja ringan ini membutuhkan keahlian khusus, sehingga
praktisnya anda dapat menghubungi beberapa aplikator baja ringan untuk dapat
membandingkan harga serta kualitasnya. Anda cukup menyerahkan desain arsitektur dari
bangunan anda atau mengundang aplikator tersebut untuk mensurvei bangunan anda dan
mereka akan membuat rancangan atap dengan menggunakan software khusus yang hasilnya
lebih akurat.

Konstruksi atap baja ringan ini tidak membutuhkan konstruksi tambahan karena bobotnya
lebih ringan dari material kayu, sehingga struktur rumah anda sudah cukup kuat untuk
menahan beban atap tersebut. Hanya ada sedikit catatan untuk material penutup atap atau
genteng yang akan digunakan, karena semakin berat jenis genteng yang digunakan, maka
jarak antar rangka kuda-kudanya semakin rapat sehingga beban atap pun akan semakin berat.

4
Aplikasi Rangka atap baja Ringan dengan Atap Metal

Kekurangan lain dari material ini karena sistem rangkanya yang cukup rumit terlihat
kurang menarik untuk diekspos tidak seperti halnya kayu. Juga tidak sefleksibel kayu untuk
dipotong dan dibentuk profilnya sehingga konstruksi ini jarang digunakan untuk bangunan-
bangunan berlanggam tradisional. Selain itu karena kekuatannya merupakan jaringan yang
saling mempengaruhi satu sama lain, maka desain, perhitungan dan aplikasinya harus benar-
benar akurat karena kelemahan di satu sisi akan mempengaruhi seluruh konstruksi atap.

saat ini solusi yang paling tepat untuk mengatasi kontruksi atap yang berat dengan biaya yang
terjangkau adalah dengan menggunakan konstruksi atap baja ringan dan penutup atap
genteng metal. Di luar negeri sudah ditemukan beberapa alternatif penutup atap yang lebih
ringan lagi seperti atap berbahan serat fiber, lateks dan sebagainya tetapi belum berkembang
di Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi, akan ditemukan solusi-solusi lain
yang lebih tepat guna di masa yang akan datang.

5
Konstruksi Baja Ringan

Konstrusi Rangka Atap Baja Ringan

Berbeda dengan baja konvensional, baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang
memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional. Baja ringan
ini termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin (cold form steel). Rangka atap baja
ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan atap baja ringan dan konstruksi sipil.
Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550
MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan untuk rangka atap
ini untuk mengkompensasi bentuk atap baja yang tipis. Ketebalan baja ringan untuk atap
ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4mm – 1mm.

Rangka atap baja ringan untuk bangunan rumah tinggal Rasanya sudah biasa, tetapi untuk
bangunan bentang lebar rasanya masih sedikit yang mengaplikasikannya, sampai ada
kontraktor yang bilang bahwa atap baja ringan terbatas untuk bentang kecil saja, nah berbekal
perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa selama masih bisa dianalisis bentang
berapa pun baja ringan bisa dipasang

Jika sebelumnya fokus kuda-kuda baja ringan hanya untuk pengganti kuda-kuda kayu pada
proyek rumah tinggal, kantor dll. Perkembangan selanjutnya kuda-kuda baja ringan bisa
menjadi alternatif pengganti kuda-kuda baja konvensional.

Kelebihan dan Kekurangannya:

Kelebihan:

1. Karena bobot rangka atap yang ringan menurut konstruksi sipil maka dibandingkan kayu,
beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah (jadi lebih irit
strukturnya)
2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
3. Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja atap ringan…?.)Pemasangan
rangka baja relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.

6
4. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah karena panas dan
dingin (itu kata aplikatornya lho).

Kekurangannya :

1. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang
berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah
hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian kurang memenuhi
syarat keamanan, maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan
strukturnya langsung dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya)
3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai
profil. (makanya jarang digunakan pada bangunan tradisional…)

Keunggulan Konstruksi Atap baja Ringan

Atap Baja Ringan (Truss) menawarkan alternatif konstruksi atap rumah dengan
menggunakan bahan baku baja lapis Zincalume (55% Alumunium, 43.5% Zinc dan 1.5%
Silikon) atau baja Galvanis yang telah dibentuk menjadi profil-profil batangan dengan
ketebalan dan panjang yang dapat dipesan sesuai kebutuhan.

Keunggulan menggunakan Rangka Atap Baja Ringan:

1. Lebih mengutamakan struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti
jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya.
2. konstruksi atap baja stabil dan aman
3. Menggunakan tumpuan sendi dan roll
4. Prefabrikasi perkomponen
5. Atap baja Tahan terhadap karat, rayap dan perubahan cuaca dan kelembaban
6. Atap baja Bisa dipakai dengan genteng metal maupun keramik atau beton yang berat
7. Atap baja Dirancang stabil terhadap tekuk, puntir serta muai/mulur
8. Pemasangan yang profesional dan terlatih hingga cepat pengerjaannya
9. Terdapat banyak pilihan jenis kuda-kuda
10. Pemilihan bentang: 6 m – 8 m (bentang kecil), 8 m – 10 m (bentang menengah), 10 m – 12 m
(bentang besar)
11. Lebih dari 12 m (bentang khusus)
12. Tersedia material dengan galvalume, zincalume dan galvanized

Dengan konstruksi baja ringan yang kuat dan benar akan mampu menopang beban yang
berada di atas pada atap rumah anda. Dalam pemasangan konstruksi atap baja ringan untuk
atap rumah anda akan dikerjakan oleh orang-orang yang telah berpengalaman di bidang
pemasangan rangka atap baja ringan yang dilengkapi dengan perhitungan-perhitungan yang
matang untuk setiap sisi pemasangan atap baja.

7
Jenis Lapisan Untuk Atap Baja Ringan

Sebuah bangunan, baik bangunan biasa atau bangunan bertingkat, tentu memerlukan atap.
Atap bangunan adalah pelindung bagi orang yang berada di dalam bangunan dari panas dan
hujan. Atap bangunan dapat terbuat dari asbes, sirap, seng, genteng metal, genteng keramik,
genteng beton, dan multiroof. Atap baja ringan adalah atap yang terbuat dari baja yang
ringan dan tipis.

Atap baja ringan terbuat dari baja sehingga mempunyai kekuatan yang lebih baik dibanding
atap jenis lain. Namun mempunyai harga yang relatif lebih mahal dibanding beberapa jenis
atap lain. Atap baja ringan harus dipilih yang mempunyai kualitas yang baik yaitu
menggunakan baja mutu tinggi (high tension steel) G550. G550 adalah tension strength
minimum 550 Mpa.

Atap sebuah rumah harus mempunyai ketahanan terhadap berbagai perubahan dan kondisi
cuaca yang ada. Atap sebuah bangunan harus kuat dan awet. Selain itu atap rumah harus anti
karat, tahan terhadap air hujan dan panas matahari. Biasanya atap baja ringan dilapisi
(coating) oleh lapisan tertentu. Lapisan tersebut untuk anti karat dan korosif, juga agar tahan
terhadap air hujan yang mengandung garam.

Lapisan anti karat yang biasanya dipakai untuk atap baja ringan adalah lapisan allumunium
dan zinc (lapisan az) dan lapisan zinc (lapisan z). Lapisan allumunium dan zinc, misalnya
Galvalume atau Zincalume. Sedangkan lapisan zinc misalnya Galvanis. Lapisan-lapisan
tersebut tentu saja disesuaikan untuk kegunaannya. Ketebalan lapisan anti karat menurut
American Society for Testing and Materials (ASTM), adalah 150 gr/m2 untuk lapisan az, dan
180 gr/m2 untuk lapisan z. Tetapi untuk mengetahui ketebalan lapisan sebuah atap rumah
harus dilakukan pengujian di laboratorium. Karena secara kasat mata hal tersebut sulit
diketahui.

Cara pemasangan :
b. Tumpuan Baja Ringan Pada
a. Sambungan Atas Baja Ringan Dinding ( Pitching Point )
( Top Chord )

8
c. Skor Pengaku ( Web )

C. KONSTRUKSI GRID SHELL ( Cangkang )


Shell adalah struktur tipis berupa plat lengkung yang terbuat dari beton bertulang.
Cangkang dibentuk untuk menyalurkan gaya yang diaplikasikan oleh tegangan membaran;
gaya tekan, tarik dan geser pada bidang permukaannya. Karena ketipisannya tesebut struktur
shell memiliki ketahanan tekuk yang rendah, serta tidak cocok untuk beban terpusat.

Istilah shell digunakan untuk menggambarkan struktur yang mempunyai kekuatan dan
kekakuan karena bentuknya yang tipis, natural, dan melengkung seperti cangkang telur,
kerang, kura-kura, dan tengkorak manusia.

Keuntungan
1. Konstruksi yang sangat ringan. Untu k shell rentangan 30 meter dibutuhkan ketebalan
sekitar 60 mm

9
2.Beban mati dapat mengurangi beban pondasi dan sistem penopangnya
3.Mendapatkan keuntungan dari fakta bahwa bentuk yang melengkung dapat terentang lebih
panjang
4.Secara estetika, shell terlihat lebih bagus dibandingkan dengan bentuk konstruksi lainnya

Kerugian
1.Shuttering problems
2.Diperlukan akurasi yang lebih besar pada bekisting
3.Diperlukan tenaga kerja dan pengawasan yang baik
Material
Material yang paling cocok untuk konstruksi struktur shell adalah beton, karena beton
adalah material yang ketika dicampur dengan air dapat membentuk berbagai macam bentuk
yang berpusat di dalam bekisting. Bagian kecil tulangan bisa ditekuk untuk mengikuti
kelengkungan

shell.Saat semen sudah mengering dan beton sudah mengeras, r.c.c. membran
berperan sebagai shell yang kuat dan kaku dan berfungsi sebagai struktur sekaligus penutup
bangunan

Bangunan Dengan Struktur Cangkang:


bacardi bottling plant

Teater imax keong mas, tmii jakarta

10
Opera house

Penerapan Struktur Cangkang pada Bangunan Bertingkat Tinggi


Penggunaan struktur cangkang seringkali hanya diterapkan pada bangunan berbentang
lebar dikarenakan sifat dari struktur cangkang yang lengkung, tipis, serta kuat yang
dipandang sangat cocok untuk dijadikan sebagai sistem struktur bangunan berbentang lebar,
khususnya pada atap bangunan. Penggunaan struktur cangkang untuk bangunan tinggi sangat
jarang. Hal ini disebabkan oleh pemahaman sistem struktur bangunan tinggi yang harus
benar-benar mempertimbangkan kekakuan dan kekuatan struktur terhadap gaya lateral,
sedangkan struktur cangkang yang merupakan struktur lengkung dianggap kurang memiliki
kekakuan saat akan menerima beban dari sebuah bangunan berlantai banyak.

11
Namun, Viljo
Revell
menggunakan titik
lengkungan pada
struktur cangkang
menjadi aspek
untuk menambah
kekakuan dari suatu
bangunan sehingga
dapat menjadi
bangunan berlantai
banyak. Hal ini
dibuktikan pada
Toronto City Hall
yang dibangun dengan bentuk bulan sabit saling berhadapan Penggunaan struktur cangkang
pada Toronto City Hall membuka bentukanbentukan struktur baru terhadap fasade bangunan
sehingga tidak lagi harus selalu menggunakan sekunder skin untuk menciptakan lengkungan.

Adapun aplikasi struktur cangkang pada bangunan berlantai banyak dilakukan oleh I. M. Pei
pada bangunannya, The Hyperboloid yang pada tahun 1956 diajukan untuk menjadi
kompetitor untuk dibangun di kota New York, menduduki tempat Grand Central saat ini.

The Hyperboloid merupakan bentukan struktur cangkang, namun memiliki banyak bukaan.
Bangunan ini dapat dikategorikan sebagai cangkang karena merupakan hasil bentukan dari
sifatnya yang tipis namun kuat,dapat menciptakan lengkungan pada permukaan atau fasade
bangunan sehingga tidak perlu membuat struktur sekunder (sekunder skin) untuk
menciptakan lengkungan.

Blue Scope (Baja Lapis)


Merupakan suatau brand yang mengeluarkan baja lapis dengan beberapa warna.Baja lapis
secara umum terbuat dari bahan baku yang dikelompokan menjadi 2 yaitu:

 Galvanised/ Zincoated : Baja lapis seng


 Aluzinc/ Zinc-Alumunium coated : Baja lapis alumunium seng
Kelebihan :

 Memiliki perlindungan anti korosi yang sangat baik dan didukung oleh garansi resmi
dari NS BlueScope Indonesia terhadap porforasi yang disebabkan oleh korosi selama
10 tahun dengan syarat dan ketentuan berlaku.
 Menggunakan teknologi pigmen khusus, yang membuat atap baja yang terbuat dari
BlueScope lebih dingin 6 derajat Celcius jika dibandingkan atap yang terbuat dari
genteng metal lainnya, sehingga akan memberikan kenyamanan yang lebih maksimal.

12
 Dengan ragam pilihan 20 warna yang indah dan yang sangat cocok dengan rumah
impian Anda, sehingga menjadikan rumah Anda memukau dan mempesona sesuai
dengan pilihan warna yang Anda inginkan.

D. KONSTRUKSI SAMBUNGAN PADA BAJA

Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2


(dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian–bagian logam ini dapat dilakukan
dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.
Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri dari
metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada suatu konstruksi
sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini mengingat efisiensi
sambungan.
Pemilihan metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi sambungan
harus dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan mempertimbangkan beberapa
faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan
sambungan, penggunaan konstruksi sambungan dan faktor ekonomis.

Fungsi/ Tujuan Sambungan Baja


Suatu konstruksi bangunan baja adalah tersusun atas batang-batang baja yang digabung
membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai macam teknik
sambungan. Adapun fungsi / tujuan sambungan baja antara lain :
a) Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan konstruksi sesuai
kebutuhan.
b) Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan
sebagainya).
c) Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
d) Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi mengalami rusak.
e) Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi yang dapat bergerak
missal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan suhu.

Proses Pekerjaan Sambungan Baja


Proses pengerjaan sambungan yang dimaksud adalah bagaimana pengerjaan
konstruksi sambungan itu dilakukan seperti: sambungan untuk konstruksi tangki dari bahan
pelat lembaran. Untuk menentukan sambungan yang cocok dengan kondisi tangki ini ada
beberapa alternatif persyaratan. Persyaratan yang paling utama adalah tangki ini tidak
boleh bocor. Tangki harus tahan terhadap tekanan. Proses penyambungannya hanya dapat
dilakukan dari sisi luar dan sebagainya. Jika dipilih sambungan baut dan mur kurang sesuai,
sebab sambungan ini kecenderungan untuk bocor besar terjadi.
Sambungan lipat akan sulit dilakukan sebab tangki yang dikerjakan cukup besar dan
bahannya juga cukup tebal, sehingga akan sulit untuk dilakukan pelipatan. Persyaratan
yang paling sesuai untuk kondisi tangki ini adalah sambungan las. Sambungan las
mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang

13
memadai. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las
lebih sederhana dan relatif murah, maka yang paling mendekati sesuai untuk konstruksi
tangki ini adalah sambungan las.

Kekuatan Sambungan Pada Baja

Contoh pertimbangan penggunaan sambungan ini adalah pembuatan tangki. Dengan


persyaratan seperti pada uraian di atas, maka pemilihan metoda penyambungan yang cocok
untuk tangki jika ditinjau dari sisi kekuatannnya adalah sambungan las. Sambungan las ini
mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan
dengan sambungan yang lainnya.

Kerapatan Sambungan
Tangki biasanya digunakan untuk tempat penyimpanan cairan maka pemilihan sambungan
yang tahan terhadap kebocoran ini diantaranya adalah sambungan las. Kriteria sambungan las
ini merupakan pencairan kedua bagian bahan logam yang akan disambung ditambah dengan
bahan tambah untuk mengisi celah sambungan. Pencairan bahan dasar dan bahan tambah
ini menjadikan sambungan las lebih rapat dan tahan terhadap kebocoran.

Penggunaan Kontruksi Sambungan


Penggunaan dimana konstruksi sambungan las itu akan digunakan juga merupakan
pertimbangan yang tidak dapat diabaikan apalagi jika konstruksi tersebut bersentuhan
dengan bahan makanan. Kemungkinan lain jika konstruksi sambungan tersebut digunakan
untuk penyimpanan bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan logam. Untuk
konstruksi tangki yang digunakan sebagai bahan tempat penyaluran minyak, maka
sambungan las masih sesuai dengan penggunaan konstruksi tangki ini.

Faktor Ekonomis Sambungan Baja


Faktor ekonomis yang dimaksud dalam pemilihan untuk konstruksi sambungan ini
adalah dipertimbangkan berdasarkan biaya ke-seluruhan dari setiap proses penyambungan.
Biaya ini sejalan dengan ketersediaan bahan-bahan, mesin yang digunakan juga transportasi
dimana konstruksi tersebut akan di instal. Besar kecilnya konstruksi sambungan dan volume
kerja sambungan juga menjadi bahan pertimbangan secara keseluruhan.
Contoh pemilihan metoda yang tepat untuk suatu konstruksi sambumgam dapat dilihat pada
perakitan file cabinet. Metoda perakitan file cabinet yang digunakan adalah
metoda penyambungan dengan las titik. Pertimbangan pemilihan ini mengingat proses
penyambungan dengan las titik ini sedehana, mempunyai kekuatan sambungan yang baik dan
hasil penyambungannya tidak menimbulkan cacat pada plat. Metoda-metoda penyambungan
yang umum digunakan untuk kostruksi sambungan plat-plat tipis ini diantaranya :
a) Metoda penyambungan dengan lipatan
b) Metoda penyambumgan dengan keling
c) Metoda penyambungan dengan solder
d) Metoda penyambungan dengan las titik
e) Metoda las busur

14
f) Metoda las oksi-asetilen
g) Metoda penyambungan baut dan mur
Masing-masing metoda penyambungan ini mempunyai proses pengerjaan yang berbeda-beda.

METODE PENYAMBUNGAN BAJA DENGAN LIPATAN

Sambungan pelat dengan lipatan ini sangat baik digunakan untuk konstruksi
sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar. Ketebalan pelat yang baik
disambung berkisar di bawah 1 (satu) mm, sebab untuk penyambungan pelat yang
mempunyai ketebalan di atas 1 mm akan menyulitkan untuk proses pelipatannya.
Proses penyambungan pelat dengan metoda pelipatan ini dapat dilakukan secara
manual di atas landasan-landasan pelat dan mesinmesin pelipat.

Jenis-jenis Sambungan Lipat

Jenis-jenis sambungan pelat ini diantaranya:


a) Sambungan berimpit (lap seam)
b) Sambungan berimpit dengan solder (soldered seam)
c) Sambungan lipat (grooved seam)
d) Sambungan bilah (cap strip seam)
e) Sambungan tegak (standing seam)

15
f) Sambungan alas luar (lap bottom seam)
g) Sambungan alas dalam (insert bottom seam)
h) Sambungan alas tunggal (sigle bottom seam)
i) Sambungan alas ganda (double bottom seam)
j) Sambungan sudut ganda (corner double seam)
k) Sambungan siku (elbow seam)
l) Sambungan siku timbal balik (reversible elbow seam)
m) Sambungan sudut tepi (flange dovetail seam)

Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Alas Ganda


 Pelat ditekuk menjadi siku
 Pelat ditekuk kembali dengan jarak tekuk sebagai pelat
 Sambungkan pelat tegak dengan pelat alas
 Kedua pelat bersamaan ditekuk

Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Berimpit

16
Proses pengerjaan sambungan berimpit ini dilakukan dengan tahapan berikut:
 Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung sampai membentuk seperti lipatan.
 Sambungkan kedua pelat menjadi rapat.
 Kuatkan sambungan dengan alat pembentuk sambungan.

Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Sudut


Proses pengerjaan sambungan sudut :
 Tekuk kedua sisi pelat yang akan disambung atau seperti pada proses
penyambungan lipat yang sudah diberi penguatan dengan bar
 Setelah sambungan terbentuk tekuk bagian yang berlebih pada sisi atas pelat
 Rapikan dan ratakan pemukulan pada sambungan pelat yang terbentuk.

Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Bodi


Proses pengerjaan sambungan bodi atau kotak saluran segiempat:
 Tekuk keempat sisi saluran dari kedua saluran yang akan disambungkan
 Buat bilah sambungan sesuai dengan panjang dan besarnya lipatan yang
direncanakan.
 Rapatkan kedua saluran dan sorong dari tepi bilah yang sudah terbentuk sampai
sambungan saluran tersebut tertutup.
 Lakukan penyambungan untuk sisi-sisi pelat yang lainnya.

17
 Setelah terbentuk sambungan lakukan pemukulan penguatan sambungan sampai
merata.

Langkah-Langkah Pengerjaan Pada Sambungan Tutup Melengkung


Sambungan lengkung pada prinsipnya hampir sama dengan sambungan siku. Tetapi
yang menjadi kendala biasanya pada proses penekukan bidang lengkungan. Pemukulan
bidang lengkung ini sebaiknya dilakukan secara bertahap.

Proses pekerjaan Sambungan Lipat


Lebarnya lipat sambungan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan pelat dan
jenis pelat yang digunakan. Untuk konstruksi sambungan lipat ini dengan ketebalan pelat di
bawah 1 mm, lebar lipatan yang digunakan berkisar antara 3 – 5 mm. Untuk mendapatkan
hasil sambungan lipatan yang baik dibutuhkan ketelitian dan ketekunan serta
memperhitungkan radius lipatan. Permukaan pelat pada daerah sambungan juga sangat
berpengaruh terhadap kualitas sambungan. Apabila sambungan lipatan pelat dipukul tidak
merata atau menimbulkan cacat bekas pukulan maka kualitas sambungan akan buruk.

3.METODE PENYAMBUNGAN BAJA DENGAN PAKU KELING


Paku keling (rivet) adalah salah satu alat penyambung atau profil baja, selain baut
dalam las. Paku keling terdiri dari sebuah baja yang pendek yang mudah ditempa dan
berbentuk mangkuk setengah bulatan, dengan bentuk sebagai berikut :

Keterangan :
d = Diameter Paku Keling
S = Jumlah tebal baja yang disambung (S < 4d)
Tonjolan = 4/3 d sampai dengan 7/3 d (untuk membentuk kepala penutup)

18
Pada saat paku keling dalam keadaan plastis, paku keling dipukul dengan palu sehingga akan
terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi yang lainnya. Dan biasanya, paku keling akan
mengembang sehingga mengisi seluruh lubang. Penggunaan paku keling sebagai alat
penyambung lebih kaku bila dibandingkan dengan penggunaan baut.

Sambungan Keling Biasa (Rivet)


Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana. Penggunaan
metoda penyambungan dengan riveting ini sangat baik digunakan untuk penyambungan
pelat-pelat alumnium, sebab plat plat aluminium ini sangat sulit disolder atau dilas.
Dari metoda-metoda lain yang digunakan untuk proses penyambungan aluminiu metoda
riveting inilah yang sangat sesuai digunakan, dan mempunyai proses pengerjaan yang mudah
dilakukan.
Jenis-jenis rivet dibagi menurut bentuk kepalanya:

Rivet atau dalam istilah sehari-hari sering disebut paku keling adalah suatu metal pin yang
mempunyai kepala dan tangkai rivet. Bentuk dan ukuran dari rivet ini telah
dinormalisasikan menurut standar dan kodenya. Pengembangan penggunaan rivet dewasa ini
umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang
relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing-masing
jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya. Dimensi Rivet antara lain yaitu :

19
Teknik Pemasangan Paku Keling :
1. Plat yang akan disambung dibuat lubang, sesuai diameter paku keling yang akan
digunakan. Biasanya diameter lubang dibuat 1.5 mm lebih besar dari diameter paku
keling.
2. Paku keling dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
3. Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
4. Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk
ke bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
5. Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan.
6. Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan
uap tergantung jenis dan besar paku keling yang akan dipasang.

Sambungan Paku Tembak (Blind Rivet Special)

20
Rivet spesial adalah rivet yang pemasangan kepala bawahnya tidak memungkinkan
menggunakan bucking bar. Penggunaan rivet jenis ini dikarnakan terlalu sulit kondisi tempat
pemasangan bucking bar pada sisi shop headnya, sehingga sewaktu pembentukan kepala
shopnya tidak dapat menggunakan bucking bar. Dari kenyataannya inilah diperlukan rivet
spesial yang pemasangan hanya dilakukan pada salah satu sisi saja. Kekuatan rivet spesial ini
tidak sepenuhnya diperlukan dan rivet tipe ini lebih ringan beratnya dari rivet-rivet yang lain.
Rivet spesial diproduksi oleh pabrik dengan karakteristik tersendiri. Demikian pula untuk
pemasangan dan pembongkarannya memerlukan perlatan yang khusus atau spesial.
Komposisi rivet spesial ini mengandung 99,45 % aluminium murni, sehingga kekuatannya
tidak menjadi faktor utama. Dimensi rivet spesial ini dapat dilihat pada tabel berikut menurut
standar diamond brand.
Dimensi Paku Tembak antara lain adalah :

Teknik dan prosedur riveting


Teknik dan prosedur pemasangan rivet pada konstruksi sambungan meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Membuat gambar layout pada pelat yang akan di bor dengan menandai setiap lobang
pengeboran menggunakan centerpunch.
b) Mata bor yang digunakan harus tajam sesuai dengan ketentuan sudut mata bor untuk
setiap jenis bahan yang akan dibor .
c) Pengeboran komponen-komponen yang dirakit harus dibor dengan posisi tegak lurus
terhadap komponen yang akan dirivet. Komponen yang dibor sebaiknya dijepit, untuk
menghindari terjadinya pergeseran komponen selama pengeboran.
d) Pengeboran awal dilakukan sebelum pengeboran menurut diameter rivet yang
sebenarnya. Pre hole (lobang awal) yang dikerjakan ukurannya lebih kecil daripada
diameter rivet

Teknik pemasangan rivet


a) Pemasangan rivet countersink
Pemasangan rivet tipe countersink ini dapat dilakukan dengan machine countersink
atau dimpling. Pengerjaan dengan mesin countersink umumnya digunakan untuk
21
pelatpelat yang tebal. Dan pengerjaan dimpling digunakan pada pelat-pelat yang
relatif tipis. Pemasangan rivet dengan mesin countersink.
Pembentukan sisi pelat yang akan disambung pada rivet countersink ini dapat
digunakan alat pilot countersink atau dengan contersink drill bit. Kedua alat ini dapat
dipasang pada mesin bor atau pada bor tangan. Penggunaan alat countersink ini
dilakukan setelah pelat yang akan disambung dideburring terlebih dahulu.
b) Dimpling
Pelat-pelat yang tipis penggunaan rivet countersink dapat dilakukan dengan cara
dimpling. Penggunaan dimpling ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
c) Pemasangan rivet spesial
Prosedur awal pemasangan rivet spesial ini sama halnya dengan pemasangan rivet
lainya. Tetapi pada pemasangan rivet spesial ini menggunakan alat yakni tang
penembak rivet (gun rivet).
Pada gambar di bawah berikut dapat dilihat pemasangan rivet ini.

Langkah-Langkah :
a) Langkah awal pemasangan rivet ini adalah dengan mengebor terlebih dahulu kedua pelat
yang akan disambung
b) Lobang dan penggunaan mata bor disesuaikan dengan diameter rivet yang digunakan.
c) Bersihkan serpihan bekas pengeboran pada pelat.
d) Masukan rivet diantara kedua pelat .
e) Tarik rivet dengan memasukan inti rivet pada penarik yang ada di gun rivet.
f) Penarikan dilakukan dengan menekan tangkai gun secara berulang-ulang sampai inti
rivet putus.

Solder adalah suatu proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan
panas untuk mencairkan bahan tambah sebagai penyambung, dan bahan pelat yang
disambung tidak turut mencair.
Ditinjau dari segi penggunaan panas maka proses penyolderan ini dibagi dalam dua
kelompok, yakni solder lunak dan solder keras. Penggunaan solder dari berbagai jenis bahan,
biasanya dititik beratkan pada kerapatan sambungan, bukan pada kekuatan

22
sambungan terutama pada solder lunak. Dalam melakukan proses penyolderan ini dibutuhkan
fluks yang berfungsi untuk membersihkan bahan serta sebagai unsur pemadu dan pelindung
sewaktu terjadinya proses penyolderan.

Solder Lunak
Penggolongan solder lunak berdasarkan temperatur yang digunakan untuk proses
penyolderan. Temperatur yang digunakan solder lunak ini berkisar di bawah 4500.
 Penggunaan
Penggunaan solder lunak biasanya untuk konstruksi sambungan yang tidak membutuhkan
kekuatan tarik yang tinggi, tetapi dititik beratkan pada kerapatan sambungan.
 Fluks
Fluks yang digunakan dari berbagai macam jenis sesuai dengan bahan atau material yang
disambung. Pada tabel berikut ini dapat dilihat berbagai macam jenis fluks
dan penggunaannya.
 Panas pembakaran
Panas yang dibutuhkan untuk penyolderan dengan temperatur rendah ini dapat diperoleh
dari beberapa sistem pemanasan diantaranya adalah sistem pemanasan menggunakan
arus listrik sebagai sumber panas penyolderan.

 Proses penyolderan
Proses penyolderan ini dilakukan dengan beberapa langkah pengerjaan sebagai berikut :
1. Persiapkan peralatan solder serta membersihkan bahan yang akan disolder.
Batang solder selanjutnya dipanaskan pada tungku pemanas atau dengan listrik.
2. Daerah bahan yang akan disolder dibersihkan dengan mengoleskan fluks.
3. Setelah kepala solder panas, letakanlah di atas bahan yang akan disolder, agar
panas merata seluruhnya.

23
4. Oleskanlah fluks dan bahan tambah pada daerah yang akan disambung dengan
menggunakan kepala solder yang panas. Sampai merata pada seluruh daerah
bahan yang disambung.
5. Hasil penyolderan yang baik dapat dilihat pada gambar di sebelah. Terlihat bahan
tambah masuk kecelah – celah sambungan.

Solder Keras (Brazing)


Solder keras dibagi dalam dua kelompok yakni : Brazing dan silver. Pembagian kelompok
ini berdasarkan komposisi penyolderan, titik cair dan fluks yang digunakan. Brazing
mempunyai komposisi kandungan tembaga dan seng. Fluks yang digunakan dalam proses
penyolderan adalah boraks dengan menggunakan pemanas antara bbo 880* - 890* C. Silver
mempunyai komposisi kandungan perak. Tembaga dan seng. Fluks yang dipakai dalam
proses penyolderan silvering ini ada dua yakni tenacity dan easy flo. Temperatur
yang digunakan untuk penyolderan berkisar 7500 C.
 Penggunaan
Proses penyambungan dengan solder keras ini mempunyai konstruksi sambungan yang
kuat dan rapat serta tahan terhadap panas. Penggunaan konstruksi sambungan
ini umumnya untuk menyambung pipa-pipa bahan bakar dan konstruksi sambungan
lainnya. Kelebihan solder keras ini sangat baik digunakan untuk penyambungan dua
buah bahan yang berlainan jenis.

 Panas pembakaran
Panas pembakaran untuk proses penyolderan ini sekitar di bawah 900* C. dan alat
pemanas yang digunakan adalah brander pemanas dengan menggunakan gas pembakar.
 Komposisi solder keras
Komposisi solder keras dapat dilihat pada tabel berikut :

24
 Proses penyolderan solder keras
1. Bahan yang akan disambung harus bersih.
2. Sisi pelat yang akan disambung harus diberi jarak antara pelat satu dengan pelat
sambungan sekitar 0,10 mm.
3. Fluks yang digunakan harus dalam kondisi baik.
4. Bahan yang akan disambung terlebih dahulu dipanaskan sampai merata sesuai
dengan temperatur penyolderan. Pemansan bahan tidak dilakukan sampai mencair.
5. Selanjutnya bahan tambah ujungnya dipanaskan, lalu dicelupkan pada fluks,
sehinga fluks melekat pada bahan tambah.
6. Setelah fluks melekat pada bahan tambah maka bahan tambah dicairkan pada
daerah yang akan disambung dengan pembakaran solder.
7. Pencairan bahan tambah dilakukan secara merata, sampai cairan bahan tambah
masuk kecelah–celah sambungan.
 Berdasarkan cara pengadaan energi panasnya, penyolderan/pematrian diabagi
dalam tujuh kelompok yaitu:
1. Patri busur, di mana panas dihasilkan dari busur listrik dengan elektroda karbon
atau dengan elektroda wolfram
2. Patri gas, dimana panas ditimbulkan karena adanya nyala api gas
3. Patri solder, di mana gas dipindahkan dari solder besi atau tembaga yang
dipanaskan
4. Patri tanur, di mana tanur digunakan sebagai sumber panas
5. Patri induksi, di mana panas dihasilkan karana induksi listrik frekuensi tinggi
6. Patri resistensi, di mana panas dihasilkan karena resitensi listrik
7. Patri celup, di mana logam yang disambung dicelupkan ke dalam logam patri cair.
1. METODE PENYAMBUNGAN BAJA DENGAN LAS
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong logam dengan
pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. “Pengelasan”
dalam bentuk paling sederhana telah dikenal dan digunakan sejak beberapa ribu tahun
yang lalu. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai
menggunakan pengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 sebelum masehi (SM),
untuk membuat pipa tembaga dengan memalu lembaran yang tepinya saling menutup.
Disebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM terdiri
dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan pemukulan. Jenis pengelasan
ini, yang disebut pengelasan tempa (forge welding), merupakan usaha manusia yang
pertama dalam menyambung dua potong logam. Dewasa ini pengelasan tempa secara
praktis telah ditinggalkan dan terakhir dilakukan oleh pandai besi. Pengelasan yang
kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah sangat berkembang.

Proses dasar
Menurut Welding Handbook, proses pengelasan adalah “proses penyambungan bahan
yang menghasilkan peleburan bahan dengan memanasinya hingga suhu yang tepat dengan
atau tanpa pemberian tekanan dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi.” ; Energi
pembangkit panas dapat dibedakan menurut sumbernya: listrik, kimiawi, optis, mekanis, dan
bahan semikonduktor.

25
Proses pengelasan yang paling umum, terutama untuk mengelas baja struktural yang
memakai energi listrik sebagai sumber panas; dan paling banyak digunakan adalah busur
listrik (nyala). Busur nyala adalah pancaran arus listrik yang relatif besar antara elektroda
dan bahan dasar yang dialirkan melalui kolom gas ion hasil pemanasan. Kolom gas ini
disebut plasma. Pada pengelasan busur nyala, peleburan terjadi akibat aliran bahan yang
melintasi busur dengan tanpa diberi tekanan. Proses lain (yang jarang dipakai untuk struktur
baja) menggunakan sumber energi yang lain, dan beberapa proses ini menggunakan tekanan
tanpa memandang ada atau tidak adanya pencairan bahan. Pelekatan (bonding) dapat juga
terjadi akibat difusi. Dalam proses difusi, partikel seperti atom di sekitar pertemuan saling
bercampur dan bahan dasar tidak mencair.

Pengelasan Busur Nyala Logam Terlindung (SMAW)


Pengelasan busur nyala logam terlindung (Shielded metal arc welding) merupakan salah
satu jenis yang paling sederhana dan paling canggih untuk pengelasan baja struktural. Proses
SMAW sering disebut proses elektroda tongkat manual. Pemanasan dilakukan dengan busur
listrik (nyala) antara elektroda yang dilapis dan bahan yang akan disambung. Rangkaian
pengelasan diperlihatkan pada Gambar 6.13. Elektroda yang dilapis akan habis karena logam
pada elektroda dipindahkan ke bahan dasar selama proses pengelasan. Kawat elektroda
(kawat las) menjadi bahan pengisi dan lapisannya sebagian dikonversi menjadi gas
pelindung, sebagian menjadi terak (slag), dan sebagian lagi diserap oleh logam las. Bahan
pelapis elektroda adalah campuran seperti lempung yang terdiri dari pengikat silikat dan
bahan bubuk, seperti senyawa flour, karbonat, oksida, paduan logam, dan selulosa. Campuran
ini ditekan dari acuan dan dipanasi hingga diperoleh lapisan konsentris kering yang keras.

Pemindahan logam dari elektroda ke bahan yang dilas terjadi karena penarikan molekul dan
tarikan permukaan tanpa pemberian tekanan. Perlindungan busur nyala mencegah
kontaminasi atmosfir pada cairan logam dalam arus busur dan kolam busur, sehingga tidak
terjadi penarikan nitrogen dan oksigen serta pembentukan nitrit dan oksida yang dapat
mengakibatkan kegetasan.

26
Lapisan elektroda berfungsi sebagai berikut:
1) Menghasilkan gas pelindung untuk mencegah masuknya udara dan membuat busur
stabil.
2) Memberikan bahan lain, seperti unsur pengurai oksida, untuk memperhalus struktur
butiran pada logam las.
3) Menghasilkan lapisan terak di atas kolam yang mencair dan memadatkan las untuk
melindunginya dari oksigen dan nitrogen dalam udara, serta juga memperlambat
pendinginan.

Pengelasan Busur Nyala Terbenam (SAW)


Pada proses SAW (Submerged Arc Welding), busurnya tidak terlihat karena tertutup
oleh lapisan bahan granular (berbentuk butiran) yang dapat melebur (lihat Gambar 6.14).
Elektroda logam telanjang akan habis karena ditimbun sebagai bahan pengisi. Ujung
elektroda terus terlindung oleh cairan fluks yang berada di bawah lapisan fluks granular yang
tak terlebur. Fluks, yang merupakan ciri khas dari metode ini, memberikan penutup sehingga
pengelasan tidak menimbulkan kotoran, percikan api, atau asap. Fluks granular biasanya
terletak secara otomatis sepanjang kampuh (seam) di muka lintasan gerak elektroda. Fluks
melindungi kolam las dari atmosfir, berlaku sebagai pembersih logam las, dan mengubah
komposisi kimia dari logam las.
Las yang dibuat dengan proses busur nyala terbenam memiliki mutu yang tinggi dan merata,
daktilitas yang baik, kekuatan kejut (impact) yang tinggi, kerapatan yang tinggi dan tahan
karat yang baik. Sifat mekanis las ini sama baiknya seperti bahan dasar.

Pengelasan Busur Nyala Logam Gas (GMAW)


Pada proses GMAW (Gas Metal Arc Welding), elektrodanya adalah kawat menerus dari 1
gulungan yang disalurkan metalui pemegang elektroda (alat yang berbentuk pistol seperti
pada Gambar 6.15). Perlindungan dihasilkan seluruhnya dari gas atau campuran gas yang
diberikan dari luar. Mula-mula metode ini dipakai hanya dengan perlindungan gas mulia
(tidak reaktif) sehingga disebut MIG (Metal Inert Gas/gas logam mulia). Gas yang reaktif
biasanya tidak praktis, kecuali C02 (karbon dioksida). Gas C02, baik C02 saja atau dalam
campuran dengan gas mulia, banyak digunakan dalam pengelasan baja.

27
Argon sebenarnya dapat digunakan sebagai gas pelindung untuk pengelasan semua logam,
namun, gas ini tidak dianjurkan untuk baja karena mahal serta kenyataan bahwa gas
pelindung dan campuran gas lain dapat digunakan. Untuk pengelasan baja karbon dan
beberapa baja paduan rendah baik (1) 75% argon dan 25% CO, ataupun (2) 100% ‘C02 lebib
dianjurkan [101 . Untuk baja paduan rendah yang keliatannya (toughness) penting, Pustaka [
10] menyarankan pemakaian campuran dari 60-70% helium, 25-30% argon, dan 4-5% C02

Selain melindungi logam yang meleleh dari atmosfir, gas pelindung mempunyai fungsi
sebagai berikut.
1) Mengontrol karakteristik busur nyala dan pernindahan logam.
2) Mempengaruhi penetrasi, lebar peleburan, dan bentuk daerah las.
3) Mempengaruhi kecepatan pengelasan.
4) Mengontrol peleburan berlebihan (undercutting).
Pencampuran gas mulia dan gas reaktif membuat busur nyala lebih stabil dan kotoran selama
pernindahan logam lebih sedikit. Pemakaian C02 saja untuk pengelasan baja merupakan
prosedur termurah karena rendahnya biaya untuk gas pelindung, tingginya kecepatan
pengelasan, lebih baiknya penetrasi sambungan, dan baiknya sifat mekanis timbunan las.
Satu-satunya kerugian ialah pernakaian C02 menimbulkan kekasaran dan kotoran yang
banyak.

Pengelasan Busur Nyala Berinti Fluks (FCAW)


Proses FCAW (Flux Cored Arc Welding) sama seperti GMAW tetapi elektroda logam
pengisi yang menerus berbentuk tubular (seperti pipa) dan mengandung bahan fluks dalam
intinya. Bahan inti ini sama fungsinya seperti lapisan pada SMAW atau fluks granular pada
SAW. Untuk kawat yang diberikan secara menerus, lapisan luar tidak akan tetap lekat pada
kawat. Gas pelindung dihasilkan oleh inti fluks tetapi biasanya diberi gas pelindung
tambahan dengan gas C02.

Pengelasan-Terak Listrik (ESW)


Proses ESW (Electroslag Welding) merupakan proses mesin yang digunakan terutama
untuk pengelasan dalam posisi vertikal. Ini biasanya dipakai untuk memperoleh las lintasan
tunggal (satu kali jalan) seperti untuk sambungan pada penampang kolom yang besar.

28
Logam las ditimbun ke dalam alur yang dibentuk oleh tepi plat yang terpisah dan ”sepatu”
(alas) yang didinginkan dengan air. Terak cair yang konduktif melindungi las serta
mencairkan bahan pengisi dan tepi plat. Karena terak padat tidak konduktif, busur nyala
diperlukan untuk mengawali proses dengan mencairkan terak dan memanaskan plat. Busur
nyala dapat dihentikan setelah proses berjalan dengan baik. Selanjutnya, pengelasan
dilakukan oleh panas yang ditimbulkan melalui tahanan terak terhadap aliran arus listrik.
Karena pemanasan akibat tahanan digunakan untuk seluruh proses kecuali sumber panas
mula-mula, proses SAW sebenarnya bukan merupakan proses pengelasan busur nyala.

Pengelasan Stud
Proses yang paling umum digunakan dalam pengelasan stud (baut tanpa ulir) ke bahan
dasar disebut pengelasan stud busur nyala (arc stud welding). Proses ini bersifat otomatis
tetapi karakteristiknya sama seperti proses SMAW. Stud berlaku sebagai elektroda, dan busur
listrik timbul dari ujung stud ke plat. Stud dipegang oleh penembak yang mengontrol waktu
selama proses. Perlindungan dilakukan dengan meletakkan cincin keramik di sekeliling
ujung studpada penembak. Penembak diletakkan dalam posisinva dan busur ditimbulkan
pada saat cincin keramik berisi logam cair. Setelah beberapa saat, penembak
mendorong stud ke kolam yang mencair dan akhirnya terbentuk las sudut (fillet weld) keeil di
sekeliling stud. Penetrasi sempurna di seluruh penampang lintang stud diperoleh dan
pengelasan biasanya selesai dalam waktu kurang dari satu detik.

Kemampuan dilas dari baja struktural


Kebanyakan baja konstruksi dalam spesifikasi ASTM dapat dilas tanpa prosedur
khusus atau perlakuan khusus. Kemampuan dapat dilas (weldability) dari baja adalah ukuran
kemudahan menghasilkan sambungan struktural yang teguh tanpa retak. Beberapa baja
struktural lebih sesuai dilas dari pada yang lain. Prosedur pengelasan sebaiknya didasarkan
pada kimiawi baja bukan pada kandungan paduan maksimum yang ditetapkan, karena
kebanyakan hasil pabrik berada di bawah batas paduan maksimum yang ditentukan oleh
spesifikasinya.

Jenis sambungan las


Jenis sambungan tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran dan profil batang yang
bertemu di sambungan, jenis pembebanan, besarnya luas sambungan yang tersedia untuk
pengelasan, dan biaya relatif dari berbagai jenis las. Sambungan las terdiri dari lima jenis
dasar dengan berbagai macam variasi dan kombinasi yang banyak jumlahnya. Kelima
jenis dasar ini adalah sambungan sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi,
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.16.

29
Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujungujung plat datar
dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis sambungan ini ialah
menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan lewatan tunggal seperti dalam
Gambar 6.16(b). Bila digunakan bersama dengan las tumpul penetrasi sempurna (full
penetration groove weld), sambungan sebidang menghasilkan ukuran sambungan minimum
dan biasanya lebih estetis dari pada sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung
yang akan disambung biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan)
dan dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat dilakukan,
dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara teliti. Akibatnya,
kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat mengontrol proses pengelasan
dengan akurat.

Sambungan Lewatan
Sambungan lewatan pada Gambar 6.17 merupakan jenis yang paling umum. Sambungan ini
mempunyai dua keuntungan utama:
1. Mudah disesuaikan.
Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam pembuatannya bila
dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut dapat digeser untuk
mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau untuk penyesuaian panjang.

2. Mudah disambung.
Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan biasanya
dipotong dengan nyala (api) atau geseran. Sambungan lewatan menggunakan las sudut
sehingga sesuai baik untuk pengelasan di bengkel maupun di lapangan. Potongan yang
akan disambung dalam banyak hal hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat
pemegang khusus.
3. Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk menyambung plat
yang tebalnya berlainan.

Sambungan Tegak

30
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up) seperti
profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat samping (bearing
stiffener), penggantung, konsol (bracket). Umumnya potongan yang disambung membentuk
sudut tegak lurus seperti pada Gambar 6.16(c). Jenis sambungan ini terutama bermanfaat
dalam pembuatan penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut
maupun las tumpul.

Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks segi
empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen puntir yang
besar.

Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk menjaga
agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk mempertahankan kesejajaran
(alignment) awal. Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan
kombinasi kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya
terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan lainnya,
perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan) terbaik dalam setiap
persoalan.

5.4 Jenis las


Jenis las yang umum adalah las tumpul, sudut, baji (slot), dan pasak (plug) seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 6.18. Setiap jenis las memiliki keuntungan tersendiri yang
menentukan jangkauan penia-kaiannya. Secara kasar, persentase pemakaian keempat jenis
tersebut untuk konstruksi las adalah sebagai berikut: las tumpul, 15%; las sudut, 80%; dan
sisanya 5% terdiri dari las baji, las pasak dan las khusus lainnya.

Las Tumpul

31
Las tumpul (groove weld) terutama dipakai untuk menyambung batang struktural yang
bertemu dalam satu bidang. Karena las tumpul biasanya ditujukan untuk menyalurkan semua
beban batang yang disambungnya, las ini harus memiliki kekuatan yang sama seperti
potongan yang disambungnya. Las tumpul seperti ini disebut las tumpul penetrasi sempurna.
Bila sambungan direncanakan sedemikian rupa hingga las tumpul tidak diberikan sepanjang
ketebalan potongan yang disambung, maka las ini disebut las tumpul penetrasi parsial.

Banyak variasi las tumpul dapat dibuat dan masing-masing dibedakan menurut bentuknya.
Las tumpul umumnya memerlukan penyiapan tepi tertentu dan disebut menurut jenis
penyiapan yang dilakukan. Gambar 6.19 memperlihatkan jenis las tumpul yang umum dan
menunjukan penyiapan alur yang diperlukan. Pemilihan las tumpul yang sesuai tergantung
pada proses pengelasan yang digunakan, biaya penyiapan tepi, dan biaya pembuatan las. Las
tumpul juga dapat dipakai pada sambungan tegak.

Las Sudut
Las sudut bersifat ekonomis secara keseluruhan, mudah dibuat, dan mampu
beradaptasi, serta merupakan jenis las yang paling banyak dipakai dibandingkan jenis las
dasar yang lain. Beberapa pemakaian las sudut diperlihatkan pada Gambar 6.20. Las ini
umumnya memerlukan lebih sedikit presisi dalam pemasangan karena potongannya saling
bertumpang (overlap), sedang las tumpul memerlukan kesejajaran yang tepat dan alur
tertentu antara potongan. Las sudut terutama menguntungkan untuk pengelasan di lapangan,
dan untuk menyesuaikan kembali batang atau sambungan yang difabrikasi dengan toleransi
tertentu tetapi tidak cocok dengan yang dikehendaki. Selain itu, tepi potongan yang
disambung jarang memerlukan penyiapan khusus, seperti pemiringan (beveling). atau
penegakan, karena kondisi tepi dari proses pemotongan nyala (flame cutting) atau
pemotongan geser umumnya memadai.

32
Las Baji dan Pasak
Las baji dan pasak dapat dipakai secara tersendiri pada sambungan seperti yang
diperlihatkan dalam Gambar 6.21(c) dan (d), atau dipakai bersama-sama dengan las sudut
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 9.34. Manfaat utama las baji dan pasak ialah
menyalurkan gaya geser pada sambungan lewatan bila ukuran sambungan membatasi panjang
yang tersedia untuk as sudut atau las sisi lainnya. Las baji dan pasak juga berguna untuk
mencegah terjadinya tekuk pada bagian yang saling bertumpang.

Faktor yang mempengaruhi mutu sambungan las


Untuk memperoleh sambungan las yang memuaskan, gabungan dari banyak keahlian
individu diperlukan, mulai dari perencanaan las sampai operasi pengelasan. Faktor-faktof
yang mempengaruhi kualitas sambungan las.

Elektroda yang sesuai, alat las, dan prosedur


Ukuran elektroda dipilih berdasarkan ukuran las yang akan dibuat dan arus listrik
yang dihasilkan oleh alat las. Karena umumnya mesin las mempunyai pengatur untuk
memperkecil arus listrik, elektroda yang lebih kecil dari kemampuan maksimum mudah
diakomodasi dan sebaiknya digunakan. Oleh karena penimbunan logam las pada pengelasan
busur nyala terjadi akibat medan elektromagnetis dan bukan akibat gravitasi, pengelasan
tidak harus dilakukan pada posisi tidur atau horisontal. Empat posisi pengelasan utama
diperlihatkan pada Gambar
Sebaiknya dihindari (bila mungkin) posisi menghadap ke atas karena merupakan posisi yang
paling sulit. Sambungan yang dilas di bengkel biasanya diletakkan pada posisi tidur atau
horisontal, tetapi las lapangan dapat sembarang posisi pengelasan yang tergantung pada
orientasi sambungan. Posisi pengelasan untuk las lapangan sebaiknya diperhatikan dengan
teliti oleh perencana.

33
Persiapan tepi yang sesuai
Persiapan tepi yang umum, untuk las tumpul diperlihatkan pada Gambar 6.21. Lebar
celah (root opening) R adalah jarak pisah antara potongan yang akan disambung dan dibuat
agar elektroda dapat menembus dasar sarnbungan. Semakin kecil lebar celah, semakin
besarlah sudut lereng yang harus dibuat. Tepi runcing pada Gambar 6.21(a) akan mengalami
pembakaran menerus (burn-through) jika tidak diberikan plat pelindung (backup plate)
seperti pada Gambar 6.21(b).

Plat pelindung umumnya digunakan bila pengelasan, dilakukan hanya dari satu sisi. Masalah
pembakaran menerus dapat dibatasi jika lerengnya diberi bagian tegak seperti pada Gambar
6.21(c). Pembuat las sebaiknya tidak memberikan plat pelindung bila sudah ada bagian tegak,
karena kemungkinan besar kantung gas akan terbentuk sehingga merintangi las penetrasi
sempurna. Kadang-kadang pemisah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.21(d)
34
diberikan untuk mencegah pembakaran menerus, tetapi pemisah ini dicabut kembali sebelum
sisi kedua dilas.

Pengontrolan
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas las adalah penyusutan. Jika las titik diberikan
secara menerus pada suatu plat, maka plat akan mengalami distorsi (perubahan geometri).
Distorsi ini akan terjadi jika tidak berhati-hati baik dalam perencanaan sambungan maupun
prosedur pengelasan. Berikut ini adalah ringkasan cara untuk memperkecil distorsi
1. Perkecil gaya susut dengan:
 Menggunakan logam las minimum; untuk las tumpul, lebar celah jangan lebih besar
dari yang diperlukan, jangan mengelas berlebihan
 Sedapat mungkin mempersedikit jumlah lintasan
 Melakukan persiapan tepi dan penyesuaian yang tepat
 Menggunakan las terputus-putus, minimal untuk sambungan prakonstruksi
 Menggunakan langkah mundur (backstepping), yaitu menimbun las pada las
sebelumnya yang telah selesai, atau menimbun dalam arah berlawanan dengan arah
pengelasan sambungan.
 Biarkan penyusutan terjadi dengan:
 Mengungkit plat sehingga setelah penyusutan terjadi plat akan berada pada posisi
yang tepat.
 Menggunakan potongan yang diberi lenturan awal.
2. Seimbangkan gaya susut dengan:
 Melakukan pengelasan simetris; las sudut pada setiap sisi potongan menghasilkan
pengaruh yang saling menghilangkan
 Menggunakan segmen las tersebar
 Pemukulan, yaitu meregangkan logam dengan sejumlah pukulan
 Menggunakan klem, alat pemegang dan lain-lain; alat ini membuat logam las
meregang ketika mendingin.

35
Cacat yang mungkin terjadi pada las

Teknik dan prosedur pengelasan yang tidak baik menimbulkan cacat pada las yang
menyebabkan diskontinuitas dalam las. Cacat yang umumnya dijumpai ialah (Gambar
6.24.):
1. Peleburan Tak Sempurna
Peleburan tak sempurna terjadi karena logam dasar dan logam las yang berdekatan
tidak melebur bersama secara menyeluruh. Ini dapat terjadi jika permukaan yang akan
disambung tidak dibersihkan dengan baik dan dilapisi kotoran, terak, oksida, atau
bahan lainnya. Penyebab lain dari cacat ini ialah pemakaian peralatan las yang arus
listriknya tidak memadai, sehingga logam dasar tidak mencapai titik lebur. Laju
pengelasan yang terlalu cepat juga dapat menimbulkan pengaruh yang sama.
2. Penetrasi Kampuh yang Tak Memadai
Penetrasi kampuh yang tak memadai ialah keadaan di mana kedalaman las kurang dari
tinggi alur yang ditetapkan. Keadaan ini diperlihatkan pada sambungan dalam Gambar
9.37 yang seharusnya merupakan penetrasi sempurna. Penetrasi kampuh parsial hanya
dapat diterima bila memang ditetapkan demikian.
Cacat ini, yang terutama berkaitan dengan las tumpul, terjadi akibat perencanaan alur
yang tak sesuai dengan proses pengelasan yang dipilih, elektroda yang terlalu besar,
arus listrik yang tak memadai, atau laju pengelasan yang terlalu cepat.
3. Porositas
Porositas terjadi bila rongga-rongga atau kantung-kantung gas yang kecil terperangkap
selama proses pendinginan. Cacat ini ditimbulkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi
atau busur nyala yang terlalu panjang. Porositas dapat terjadi secara merata tersebar
dalam las, atau dapat merupakan rongga yang besar terpusat di dasar las sudut atau
dasar dekat plat pelindung pada las tumpul. Yang terakhir diakibatkan oleh prosedur
pengelasan yang buruk dan pemakaian plat pelindung yang ceroboh.

36
4. Peleburan Berlebihan
Peleburan berlebihan (uncercutting) ialah terjadinya alur pada bahan dasar di dekat
ujung kaki las yang tidak terisi oleh logam las. Arus listrik dan panjang busur nyala
yang berlebihan dapat membakar atau menimbulkan alur pada logam dasar. Cacat ini
mudah terlihat dan dapat diperbaiki dengan memberi las tambahan.

5. Kemasukan Terak
Terak terbentuk selama proses pengelasan akibat reaksi kimia lapisan elektroda yang
mencair, serta terdiri dari oksida logam dan senyawa lain. Karena kerapatan terak kecil
dari logam las yang mencair, terak biasanya berada pada permukaan dan dapat
dihilangkan dengan mudah setelah dingin. Namun, pendinginan sambungan yang
terlalu cepat dapat menjerat terak sebelum naik ke permukaan. Las menghadap ke atas
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.22(d) sering mengalami kemasukan terak dan
harus diperiksa dengan teliti. Bila beberapa lintasan las dibutuhkan untuk memperoleh
ukuran las yang dikehendaki, pembuat las harus membersihkan terak yang ada sebelum
memulai pengelasan yang baru. Kelalaian terhadap hal ini merupakan penyebab utama
masuknya terak.
6. Retak
Retak adalah pecah-pecah pada logam las, baik searah ataupun transversal terhadap
garis las, yang ditimbulkan oleh tegangan internal. Retak pada logam las dapat
mencapai logam dasar, atau retak terjadi seluruhnya pada logam dasar di sekitar las.
Retak mungkin merupakan cacat las yang paling berbahaya, namun, retak halus yang

37
disebut retak mikro (mikrofissures) umumnya tidak mempunyai pengaruh yang
berbahaya. Retak kadang-kadang terbentuk ketika las mulai memadat dan umumnya
diakibatkan oleh unsur-unsur yang getas (baik besi ataupun elemen paduan) yang
terbentuk sepanjang serat perbatasan. Pemanasan yang lebih merata dan pendinginan
yang lebih lambat akan mencegah pembentukan retak “panas”. Pemakaian elektroda
rendah-hidrogen bersama dengan pemanasan awal dan akhir yang sesuai akan
memperkecil retak “dingin” ini.

METODE PENYAMBUNGAN BAJA DENGAN BAUT DAN MUR


Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan las.
Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam
dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu : Baut yang diulir
penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut berkekuatan tinggi umumnya
terdiri dari 3 type yaitu :
 Tipe 1 : Baut baja karbon sedang,
 Tipe 2 : Baut baja karbon rendah,
 Tipe 3 : Baut baja tahan karat.
Walaupun baut ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi masih
banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis.

jenis Baut
Pada umumnya baut yang digunakan untuk menyambung profil baja ada 2 jenis, yaitu :
 Baut yang diulir penuh
Baut yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut sampai ujung baut diulir.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 1 berikut.

Diameter baut yang diulir penuh disebut Diameter Kern (inti) yang ditulis dengan
notasi k d atau 1 d pada Tabel Baja tentang Baut, misalnya :

38
Kalau baut yang diulir penuh digunakan sebagai alat penyambung, maka ulir baut
akan berada pada bidang geser. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

 Baut yang tidak diulir penuh

Baut yang tidak diulir penuh ialah baut yang hanya bagian ujungnya diulir. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan Gambar berikut ini:

Diameter nominal baut yang tidak diulir penuh ialah diameter terluar dari batang baut.
Diameter nominal ialah diameter yang tercantum pada nama perdagangan, misalnya
baut M16 berarti diameter nominal baut tersebut = 16 mm.

39
baut Hitam
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai ASTM A307, dan
merupakan jenis baut yang paling murah. Namun, baut ini belum tentu menghasilkan
sambungan yang paling murah karena banyaknya jumlah baut yang dibutuhkan pada suatu
sambungan. Pemakaiannya terutama pada struktur yang ringan, batang sekunder atau
pengaku, anjungan (platform), gording, rusuk dinding, rangka batang yang kecil dan lain-lain
yang bebannya kecil dan bersifat statis. Baut ini juga dipakai sebagai alat penyambung
sementara pada sambungan yang menggunakan baut kekuatan tinggi, paku keling, atau las.
Baut hitam (yang tidak dihaluskan) kadangkadang disebut baut biasa, mesin, atau kasar, serta
kepala dan murnya dapat berbentuk bujur sangkar.

Baut Sekrup (Turned Bolt)


Baut yang secara praktis sudah ditinggalkan ini dibuat dengan mesin dari bahan
berbentuk segienam dengan toleransi yang lebih kecil (sekitar 5’0 inci.) bila dibandingkan
baut hitam. Jenis baut ini terutama digunakan bila sambungan memerlukan baut yang pas
dengan lubang yang dibor, seperti pada bagian konstruksi paku keling yang terletak
sedemikian rupa hingga penembakan paku keling yang baik sulit dilakukan. Kadang-kadang
baut ini bermanfaat dalam mensejajarkan peralatan mesin dan batang struktural yang
posisinya harus akurat. Saat itu baut sekrup jarang sekali digunakan pada sambungan
struktural, karena baut kekuatan tinggi lebih baik dan lebih murah.

Baut Bersirip (Ribbed Bolt)


Baut ini terbuat dari baja paku keling biasa, dan berkepala bundar dengan tonjolan
sirip-sirip yang sejajar tangkainya. Baut bersirip telah lama dipakai sebagai alternatif dari
paku keling. Diameter yang sesungguhnya pada baut bersirip dengan ukuran tertentu sedikit
lebih besar dari lubang tempat baut tersebut. Dalam pemasangan baut bersirip, baut
memotong tepi keliling lubang sehingga diperoleh cengkraman yang relatif erat. Jenis baut
ini terutama bermanfaat pada sambungan tumpu (bearing) dan pada sambungan yang
mengalami tegangan berganti (bolak-balik). Variasi dari baut bersirip adalah baut dengan
tangkai bergerigi (interference-body bolt.) yang terbuat dari baja baut A325. Sebagai
pengganti sirip longitudinal, baut ini memiliki gerigi keliling dan sirip sejajar tangkainya.
Karena gerigi sekeliling tangkai memotong sirip sejajar, baut ini kadang-kadang disebut baut
bersirip terputus (interrupted-rib). Baut bersirip sukar dipasang pada sambungan yang terdiri
dari beberapa lapis pelat. Baut kekuatan tinggi A325 dengan tangkai bergerigi yang sekarang
juga sukar dimasukkan ke lubang yang melalui sejumlah plat; namun, baut ini digunakan bila
hendak memperoleh baut yang harus mencengkram erat pada lubangnya. Selain itu, pada saat
pengencangan mur, kepala baut tidak perlu dipegang seperti yang umumnya dilakukan pada
baut A325 biasa yang polos.

Sistem Sambungan baut


Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai SNI 03 – 1729 –
2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN
40
GEDUNG adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-83,
SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau
penggantinya. Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun baut
A490 merupakan baut berkepala segi enam yang tebal.
Keduanya memiliki mur segi enam tebal yang diberi tanda standar dansimbol pabrik pada
salah satu mukanya. Bagian berulir baut dengan kepala segienam lebih pendek dari pada baut
standar yang lain; keadaan ini memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai baut yang
memerlukan kekuatan maksimum.

a) Beban leleh dan penarikan baut


Syarat utama dalam pemasangan baut kekuatan tinggi ialah memberikan gaya pratarik
(pretension) yang memadai. Gaya pratarik harus sebesar mungkin dan tidak menimbulkan
deformasi permanen atau kehancuran baut. Bahan baut menunjukkan kelakuan tegangan-
regangan (beban-deformasi) yang tidak memiliki titik leleh yang jelas. Sebagai pengganti
tegangan leleh, istilah beban leleh (beban tarik awal/proof load) akan digunakan untuk
baut. Beban leleh adalah beban yang diperoleh dari perkalian luas tegangan tarik dan
tegangan leleh yang ditentukan berdasarkan regangan tetap (offset strain) 0,2% atau
perpanjangan 0,5% akibat beban. Tegangan beban leleh untuk baut A325 dan A490
masingmasing minimal sekitar 70% dan 80% dari kekuatan tarik maksimumnya.

b) Teknik pemasangan

Tiga teknik yang umum untuk memperoleh pratarik yang dibutuhkan adalah metode
kunci yang dikalibrasi (calibrated wrench), metode putaran mur (turn-of the nut), dan
metode indikator tarikan langsung (direct tension indicator). Metode kunci yang
dikalibrasi dapat dilakukan dengan kunci puntir manual (kunci Inggris) atau kunci
otomatis yang diatur agar berhenti pada harga puntir yang ditetapkan. Secara umum,
masing-masing proses pemasangan memerlukan minimum 2 1/4 putaran dari titik erat
untuk mematahkan baut. Bila metoda putaran mur digunakan dan baut ditarik secara
bertahap dengan kelipatan 1/8 putaran, baut biasanya akan patah setelah empat putaran

41
dari titik erat. Metode putaran mur merupakan metode yang termurah, lebih handal, dan
umumnya lebih disukai.
Metode ketiga yang paling baru untuk menarik baut adalah metode indikator tarikan
langsung. Alat yang dipakai adalah cincin pengencang dengan sejumlah tonjolan pada
salah satu mukanya. Cincin dimasukkan di antara kepala baut dan bahan yang digenggam,
dengan bagian tonjolan menumpu pada sisi bawah kepala baut sehingga terdapat celah
akibat tonjolan tersebut. Pada saat baut dikencangkan, tonjolan-tonjolan tertekan dan
memendek sehingga celahnya mengecil. Tarikan baut ditentukan dengan mengukur lebar
celah yang ada.
c) Perancangan sambungan baut
Sambungan-sambungan yang dibuat dengan baut tegangan tinggi digolongkan menjadi:
 Jenis sambungan gesekan
 Jenis sambungan penahan beban dengan uliran baut termasuk dalam bidang geseran
[Gambar 6.11(a)]
 Jenis sambungan penahan beban dengan uliran baut tidak termasuk dalam bidang
geseran.

Sambungan-sambungan baut (tipe N atau X) atau paku keling bisa mengalami keruntuhan
dalam empat cara yang berbeda.
 Pertama, batang-batang yang disambung akan merigalaini keruntuhan melalui satu
atau lebih lubang-lubang alat penyambungan akibat bekerjanya gaya tarik (Iihat
Gambar 6.12a).
 Kedua, apabila lubang-lubang dibor terlalu dekat pada tepi batang tarik, maka baja
di belakang alat-alat penyaTnbung akan meleteh akibat geseran (Iihat Gambar
6.12b).
 Ketiga, alat penyambungnya sendiri mengalami keruntuhan akibat bekerjanya
geseran (Gambar 6.12.c).
 Keempat, satu-satu atau lebih batang tarik mengalami keruntuhan karena tidak dapat
menahan gaya-gaya yang disalurkan oleh alat-alat penyambung (Gambar 6.12d).

Untuk mencegah terjadinya keruntuhan maka baik sambungan maupun batang-batang


yang disambung harus direncanakan supaya dapat mengatasi keempat jenis keruntuhan
yang dikemukakan di atas.
 Pertama, untuk menjamin tidak terjadinya keruntuhan pada bagian-bagian yang
disambung, bagian-bagian tersebut harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga

42
tegangan tarik yang bekerja pada penampang bruto lebih kecil dari 0,6 Fy, dan yang
bekerja pada penampang etektif netto lebih kecil dari 0,5 Fy.
 Kedua, untuk mencegah robeknya baja yang terletak di belakang alat penyambung,
maka jarak minimum dari pusat lubang alat penyambung ke tepi batang dalam arah
yang sarna dengan arah gaya tidak boleh kurang dari 2 P/ Fu t . Di sini P adalah gaya
yang ditahan oleh alat penyambung, dan t adalah tebal kritis dari bagian yang
disambung.
 Ketiga, untuk menjamin supaya alat penyambung tidak runtuh akibat geseran, maka
jumlah alat penyambung harus ditentukan sesuai dengan peraturan, supaya dapat
membatasi tegangan geser maksimum yang terjadi pada bagian alat penyambung
yang kritis.

 Keempat, untuk mencegah terjadinya kehancuran pada bagian yang disambung


akibat penyaluran gaya dari alat penyambung ke batang maka harus ditentukan
jumlah minimum alat penyarnbung yang dapat mencegah terjadinya kehancuran
tersebut.

Keuntungan penggunaan baut


Keuntungan sambungan menggunakan baut antara lain :
1) Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.
2) Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
3) Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak
4) seperti paku keling dibatasi maksimum 4d ).
5) Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi berat
/jembatan.

43
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Perkembangan Teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap


kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat
membantu alam dan ekosistimnya yang terus menerus diperas habis oleh manusia untuk
kepentingan individualis. Berbagai contoh dapat kita temui seperti penggunaan kayu sebagai
bahan dasar konstruksi rumah, furniture dan mebel serta accessories yang berkaitan dengan
bahan dasar tersebut ternyata membutuhkan kayu-kayu yang bagus dan baik. Kayu yang
bagus tersebut ternyata juga berasal dari pohon-pohonan yang juga berfungsi sebagai paru-
paru dunia karena dapat mendaur ulang polusi-polusi yang dihasilkan oleh manusia itu
sendiri. Maka kita dapat sedikit bersyukur bahwa beberapa teknologi baru dapat membantu
mengurangi penggundulan Hutan yang merupakan paru-paru dunia ini. Hal ini terlihat pada
perkembangan penggunaan bahan konstruksi atap yang saat ini lebih banyak menggunakan
rangka atap dengan bahan dasar baja ringan dan bukan lagi menggunakan bahan dasar kayu.
Perkembangan pada bidang ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para ahli konstruksi,
tetapi pada waktu sebelumnya masyarakat belum mengenal atau belum memperdalam
pengetahuan akan konstruksi baja ringan yang ternyata mempunyai sifat lebih efisien
daripada menggunakan bahan dasar rangka kayu sebagai penopang konstruksi atap rumah
mereka.
Setiap bahan konstruksi yang digunakan pada rumah anda pasti mempunyai kelebihan dan
kekurangannya baik dari kekuatan, estetika bentuk atau hal lainnya. Seperti halnya dalam
penggunaan rangka atap baja pada rumah anda. Konstruksi baja ringan ini sudah mengalami
uji coba dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli bertahun-tahun dan telah lolos uji
kekuatan serta lolos pengujian hal-hal lainnya yang berhubungan dengan keselamatan
manusia. Jika kita perbandingkan dengan struktur atap konvensional yaitu rangka atap
dengan bahan dasar kayu, maka penggunaan rangka atap baja ringan akan mempunyai
perbandingan yang berbeda dari segi cara pandang setiap penggunanya, mungkin bisa
dikatakan tergantung akan lokasi dan biaya produksi untuk mendatangkan material tersebut.
Kelemahan atap baja ringan dibandingkan dengan konstruksi atap kayu seperti dalam hal
terhadap suhu yang cenderung menyerap panas lebih banyak dibandingkan dengan kayu dan
hal itu juga bergantung terhadap lokasi rumah, yaitu pada daerah iklim tropis atau bukan
tropis.

44
Pertanyaan :

1. Bagaimana jika bentang suatu bangunan lebih dari 20 m rangka atap apakah yang
lebih cocok dipakai? (Yogi Unero 160406025)
2. Apakah baja ringan biasa digabungkan dengan kayu?jika iya bagaimana
sambungannya? (Yeny Salkina 160406030)
Jawab :

1. Kuda-kuda baja sebagai pedukung atap,dengan system frame work atau


lengkung dapat mendukukung beban atap sampai dengan bentang 75
m,seperti pada hanggar pesawat,stadion,dan bangunan pabrik.

2. Karena baja ringan memiliki berapa profil maka terdapat keterbatasan


dalam membentuk profil satu sama lain. Namun sebenarnya,terdapat pula
aplikator baja ringan yang dapat membantu untuk memadukan antara baja
ringan dan kayu. Hal ini bias dilakukan untuk membuat variasi terhadap
rangka atap baja ringan dengan rangka kayu. Penyatuan kedua material ini
dapat dikombinasikan pada bagian luar jurai serta overstek kayu.

45

Anda mungkin juga menyukai