Anda di halaman 1dari 34

PROTOTIPE LAMPU TAMAN OTOMATIS

Proposal ini ditulis untuk tugas mata kuliah Elektronika Terpakai

Dosen : Dr. H. Asrizal, M.Si

Disusun oleh : Kelompok 2

Anggota : 1. Putri ( 17034120 )

2. Reza Novita Sari ( 17034124 )

3. Vina Lorenza ( 17034085 )

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... 3
BAB 1 ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
D. Tujuan Proyek ................................................................................................ 6
E. Manfaat Proyek .............................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 7
A. Pentingnya Pencahayaan Pada Lampu Taman ............................................... 7
B. Teknik Pencahayaan Pada Taman .................................................................. 8
C. Komponen Penyusun Rangkaian Lampu Taman Otomatis ......................... 11
1. LDR .......................................................................................................... 11
2. IC LM 358 ................................................................................................ 13
3. Relay ......................................................................................................... 15
D. Analisis Rangkaian Lampu Taman Otomatis ............................................... 19
1. Rangkaian komparator .............................................................................. 20
2. Rangkaian sakar transistor ........................................................................ 21
3. Rangkaian Lampu Taman Otomatis ......................................................... 24
BAB III ....................................................................................................................... 26
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 26
A. Metode Penelitian ......................................................................................... 26
B. Alat Dan Bahan ............................................................................................ 27
C. Blok Diagram ............................................................................................... 28
D. Desain PCB .................................................................................................. 28
E. Desain Penerapan ......................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Taman Dengan Hiasan Lampu ..................................................................... 7
Gambar 2.Bentuk LDR (Light Dependent Resistor)................................................... 12
Gambar 3. Bentuk IC LM358 ..................................................................................... 13
Gambar 4. Diagram Pin LM358 IC Terdiri Dari 8 Pin ............................................... 14
Gambar 5. Relay Magnetic Kontaktor ........................................................................ 16
Gambar 6. Cara Kerja Saklar Internal Pada Relay ...................................................... 17
Gambar 7.Kontak Internal Pada Kontaktor ................................................................. 18
Gambar 8. Kontak Internal Pada Tripper .................................................................... 19
Gambar 9. Rangkaian Elektronika Lampu Taman Otomatis ...................................... 19
Gambar 10. Rangkaian Komparator ........................................................................... 20
Gambar 11. Rangkaian saklar transistor sederhana .................................................... 23
Gambar 12.Desain PCB .............................................................................................. 28
Gambar 13. Desain Taman .......................................................................................... 29
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Fungsi lampu
adalah sebagai penerangan pada saat malam hari atau di dalam keadaan gelap,
memberi sumber energi, memberi kehidupan sarana hiburan seperti halnya di
cafeyang sangat banyak menggunakan lampu, memberi penghasil panas, memberi
penghasil gerak dan banyak lainnya. Sebagai sarana penerangan lampu banyak
digunakan di rumah, pabrik, jalan, taman,gedung dan lain-lain. Salah satu
penerapan yang paling banyak kita jumpai adalah lampu taman.
Lampu taman merupakan alat yang digunakan untuk menerangi area taman.
Pada saat sekarang ini, masih banyak masyarakat yang menggunakan lampu taman
yang dihidupkan secara manual. Keadaan ini tidak efektif karena, untuk
menghidupkan dan mematikan lampu harus ada yang melakukannya. Contohnya,
dengan penggunaan lampu taman secara manual, akan meningkatkan tingkat
pemborosan energi listrik melebihi sebelumnya. Hal ini terjadi karena kelalaian
manusia terhadap penggunaan lampu taman yang setiap harinya lupa untuk
mematikan saklar hingga saat pagi hari, sehingga lampu akan selalu dalam
keadaan hidup (ON). Sebaliknya kemalasan manusia untuk menyalakan saklar
lampu taman akan mengakibatkan area taman menjadi gelap, kondisi ini
berpengaruh kepada keamanan dan estetika dari taman itu sendiri.
Menurut Data ASEAN Centre for Energy (ACE) tahun 2013, tercatat bahwa
Indonesia termasuk negara dengan tingkat pemborosan energi listrik paling tinggi.
Tercatat 9 kota yang dianggap paling boros dalam penggunaan listrik, seperti
Jakarta, Medan, Makasar, Bali, Batam, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, dan
Palembang. Rata-rata listrik banyak digunakan untuk keperluan industri. Di negara
lain, penggunaan energi untuk industri sudah mampu untuk ditanggulangi, hanya
20% aktivitas industrial menggunakan listrik, sedangkan sisanya telah
menggunakan energi alam (energi panas matahari, energi alam seperti gas, dan
lain-lain).
Dalam mengonsumsi energi listrik, sebenarnya Indonesia hanya mengonsumsi
0.467 toe per kapita (berbeda dengan Jepang yang mengonsumsi hingga 4.14 toe
per kapita). Meski demikian, intensitas energi Indonesia mencapai 470 toe perjuta
dollar AS PBD, jauh di atas Jepang yang hanya 92.3 toe per juta dollar AS PDB.
Akibatnya pemakaian energi Indonesia adalah 1.84, jauh di atas negara-negara
Asia seperti Jepang ,Malaysia, maupun Thailand.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa Indonesia sangat boros dalam
pemakaian listrik. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah menggunakan
listrik seperlunya. Kondisi ideal yang kita inginkan adalah pada siang hari, lampu
taman mati karena tidak akan diperlukan untuk menerangi taman, karena secara
otomatis area taman akan mampu memanfaatkan sinar matahari, sehingga akan
menyebabkan tempat tersebut menjadi terang. Namun, waktu malam hari, lampu
taman akan berfungsi untuk memberikan cahaya disaat kondisi yang gelap, karena
intensitas cahaya sinar matahari sudah tidak dapat dimanfaatkan untuk malam hari,
maka dibutuhkan suatu penerangan melalui lampu taman.
Solusi alternative dalam memecahkan permasalahan ini adalah dengan
memanfaatkan sensor LDR. Sensor LDR berfungsi untuk mebuat lampu taman
menyala (ON) pada kondisi gelap dan mati (OFF) pada kondisi terang secara
otomatis tanpa harus menggunakan tenaga manusia, sehingga dapat menghindari
pemborosan energi listrik yang terjadi selama ini.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah di tulis,identifikasi masalah yang ditimbulkan
adalah:
1. Pemborosan penggunaan energy listrik di kalangan masyarakat
2. Penggunaan lampu taman yang tidak efektif
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang sesuai dengan identifikasi masalah adalah:
1. Apa keunggulan dari lampu taman otomatis?
2. Apa saja komponen yang digunakan untuk merangkai lampu taman otomatis?
3. Bagaimana analisis rangkaian lampu taman otomatis?
4. Bagaimana bentuk rancangan prototype dari lampu taman otomatis?

D. Tujuan Proyek
Tujuan dari proposal prototype lampu taman otomatis ini adalah:
1. Mengetahui keunggulan lampu taman otomatis
2. Mengetahui komponen yang di gunakan untuk merangkai lampu taman
otomatis
3. Mengetahui analisis rangkaian lampu taman otomatis
4. Mengetahui bentuk rancangan prototype lampu taman otomatis

E. Manfaat Proyek
Manfaat dari proposal rancangan proyek ini, adalah Menambah wawasan dan
pengetahuan tentang salah satu contoh rangkaian elektronika sederhana dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pentingnya Pencahayaan Pada Lampu Taman


Lampu taman adalah hal utama dalam penataan penerangan taman outdoor.
Lampu taman menambah estetika dari sebuah bangunan. Dengan adanya
penerangan dari lampu-lampu taman ini, taman akan terlihat lebih menarik dan
elegan, khususnya di malam hari. Namun ternyata tak mudah untuk membuat
tampilan taman indah di malam hari. kita harus mempertimbangkan penempatan/
lokasi lampu taman, penataan lampu taman, dan jenis lampu taman, dan teknik
agar hasil penerangannya sesuai dengan tema yang diinginkan. Tidak hanya itu,
taman yang dilengkapi dengan pencahayaan mampu memberi keamanan dan
petunjuk arah untuk pekarangan yang luas.

Gambar 1.Taman Dengan Hiasan Lampu

Berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dasar saat
akan melakukan penataan penerangan taman.
1. Menentukan tujuan utama penerangan untuk taman. Seperti untuk alas an
keamanan, pendukung aktifitas penghuni rumah, kenyaman, dan pendukung
akses menuju ke rumah.
2. Untuk menciptakan kesan kontras, manfaatkan fitur-fitur yang terdapat pad
ataman. Misalnya memberikan sorotan terhadap bayangan air, pada pot
dekoratif, pada pohon atau tanaman tertentu.
3. Menyembunyikan perlengkapan penerangan taman dibalik semak, tanaman.
Tujuannya agar taman tampak indah tanpa ada utilitas yang menganggu.
Selaian untk menambah estetika dari sebuah bangunan, lampu taman juga
difungsikan sebagai alsan keamanan. Area yang pada malam hari menjadi sangat
gelap menimbulkan ketidak nyamanan dalam beraktifitas. Kondisi pencahayaan
yang sangat minim membuat aktifitas di lokasi tersebut menjadi tidak dapat
berlangsung dengan baik. Orang akan merasa enggan untuk melakukan aktifitas
di sana, dan akibatnya kawasan tersebut menjadi sepi. Area yang pada pagi
hingga sore hari membuat orang merasa nyaman untuk berkegiatan berubah
menjadi sesuatu yang menyeramkan, menakutkan, mencekam, ditambah dengan
kesan daerah yang sepi yang membuat beranggapan sebagai tempat yang tidak
bersahabat untuk digunakan beraktifitas. Dengan penerangan yang cukup dan
perletakan yang baik, maka persepsi positif terhadap sebuah lokasi dapat
dibangun / dimunculkan.

B. Teknik Pencahayaan Pada Taman

Teknik pencahayaan menurut sumber cahayanya terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Pencahyaan Alami

Pencahayaan alami pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang


berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan,
selain menghemat energi listrik juga baik untuk kesehatan. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela
yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas
lantai.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk memperoleh pencahayaan
alami yang baik di antaranya adalah variasi intensitas cahaya matahari,
distribusi dari terangnya cahaya, efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak
antar bangunan, letak geografis,dan fungsi bangunan.

2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan BuatanPencahayaan buatan adalah pencahayaan yang


dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan
sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami
atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri
maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai
berikut:
a. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara
detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan
tepat
b. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
c. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat
kerja
d. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan,dan tidak menimbulkan
bayang-bayang.
e. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
f. Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang
dan melengkapi pencahayaan alami.
g. Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat
kerja yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk
pencahayaan umumh.Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta
efek warna dari cahaya.
Penerapan pencahayaanbuatan yang sering dipergunakan secara umum dapat
dibedakan atas 3 macam yakni:
1. Penerapan Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan.
Penerapan pencahayaanini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan
untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur
ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.
2. Penerapan Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu
arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran suatu objek karena akan tampak
lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar,
yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga
digabungkan dengan penerapan pencahayaanmerata karena bermanfaat
mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan
merata.
3. Penerapan Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya
tempat kerja yang memerlukan tugas visual.
Teknik pencahayaan menurut penempatan cahaya dapat dibedakan menjadi
beberpa bagian, yaitu:
1. Spot Lighting
Teknik Spot Lighting yaitu dengan menyorot bagian yang ingin
ditonjolkan. Caranya dengan meletakkan lampu yang cahanya terfokus
(menyorot) dari atas atau arah depan objek.
2. Up Lighting
Up lighting atau menempatkan lampu yang di sorot ke atas. Biasanya fokus
yang diterangi dalam teknik ini ialah benda yang bentuknya memanjang.
3. Silhouetting
Untuk memberi kesan dramatis, teknik silhouetting atau menampilkan
siluet juga dapat diaplikasikan dengan menempatkan lampu sorot di belakang
pohon.
4. Moon Lighting
Teknik moon lighting yait menyorot pohon dari atas kebawah, namun
menggunakan sorot lampu yang lebih menyebar. Bayangan pohon dan
cabangya akan terefleksi pada bidang datar yang memberi kesan romantic.
5. Shadow Lighting
Terakhir teknik shadow lighting, digunakan untuk menguatkan kesan
berbayang pada pepohonan. Caranya dengan menempatkan lampu dari arah
samping objek pohon atau tanaman.

C. Komponen Penyusun Rangkaian Lampu Taman Otomatis


Analisis komponen rangkaian lampu taman otomatis adalah:

1. LDR

LDR atau light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang
nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya.Besarnya
nilai hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang
diterima oleh LDR itu sendiri. Contoh penggunaannya adalah pada lampu
taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di
siang hari secara otomatis.
Resistor peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen elektronik yang
resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Fotoresistor dapat merujuk pula pada light-dependent resistor
(LDR), atau fotokonduktor. Fotoresistor dibuat dari semikonduktor
beresistansi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang
mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh
semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup
untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan
pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan
resistansinya.

Gambar 2.Bentuk LDR (Light Dependent Resistor)

LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan


resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri
dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral:

a. Laju Recovery

Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level


kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka
bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera
berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun
LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan setelah
mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu
ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu
tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus
harganya lebih besar dari 200K/ detik(selama 20 menit pertama mulai
dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada
arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang
sesuai dengan level cahaya 400 lux.

b. Respon Spectral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap
panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan
yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga,
aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga
merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena
mempunyai daya hantaryang baik .
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan
gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar
1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti
kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh
menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik
meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.

2. IC LM 358

Gambar 3. Bentuk IC LM358

IC LM358 adalah kekuatan besar, rendah serta gampang dipakai


dual channel op-amp IC. Ini dirancang serta diperkenalkan oleh
semikonduktor nasional. Terdiri dari dua kompensasi internal, gain tinggi,
op-amp independen. IC ini dirancang untuk khusus beroperasi dari catu
daya tunggal melewati beberapa tegangan. IC LM358 terdapat dalam
paket berkapasitas chip serta software op amp ini tergolong rangkaian op-
amp konvensional, blok penguatan DC, serta amplifier transduser.
LM358 IC adalah penguat operasional standar yang bagus serta amatlah
tepat untuk kebutuhan. Bisa menangani pasokan & sumber DC 3-32V
sampai 20mA per saluran. Op-amp ini amatlah tepat, apabila ingin
mengoperasikan dua op-amp terpisah untuk catu daya tunggal. IC LM
358 ini terdapat dalam paket DIP 8-pin. Berikut adalah penjelasan dari
pin Konfigurasi LM358 IC

Gambar 4. Diagram Pin LM358 IC Terdiri Dari 8 Pin

Keterangan:
Pin-1 dan pin-8 adalah o / p dari komparator
Pin-2 dan pin-6 adalah pembalik i / id
Pin-3 dan pin-5 adalah non inverting i / id
Pin-4 adalah terminal GND
Pin-8 adalah VCC +
LM358 IC Pin Configuration
LM358 IC Pin Configuration
Fitur dari LM358 IC adalah Ini terdiri dari dua op-amp internal dan
frekuensi dikompensasi untuk gain kesatuan Gain tegangan besar adalah
100 dB Lebar pita lebar adalah 1MHz Jangkauan pasokan listrik yang
luas termasuk pasokan listrik tunggal dan ganda Rentang catu daya
tunggal adalah dari 3V ke 32V Jangkauan pasokan listrik ganda adalah
dari + atau -1.5V ke + atau -16V Penyaluran arus pasokan sangat rendah,
yaitu 500 μA 2mV tegangan rendah i / p offset Mode umum rentang
tegangan i / p terdiri dari ground.

Aplikasi LM 358 berbasis sensor gelap digunakan untuk menguji


resistor yang tergantung pada cahaya, diode foto, dan transistor foto serta
LDR. Dalam rangkaian sensor gelap jika cahaya jatuh pada resistor yang
tergantung cahaya maka IC LM358 akan menyalakan LED. Ketika
sebuah transistor foto diode ditempatkan di tepat LDR maka ia akan
segera berfungsi. Tergantung berpa tingkat cahaya yang ada. Kita hanya
perl menyesuaikan dengan resistor variable untuk meyesuaikan
sensitivitas sirkuit.Keuntungan dari LM358 IC adalah:
a. Dua penguat operasional dikompensasikan secara internal
b. Dua op amp op yang diimbangi secara internal
c. Menghilangkan kebutuhan pasokan ganda
d. Memungkinkan penginderaan langsung dekat dengan GND & VOUT
e. Cocok sekali dengan semua metode logika
f. Daya mengalir sesuai untuk pengoperasian baterai

3. Relay

Relay adalah sebuah alat yang bekerja secara otomatis mengatur atau
memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip) akibat adanya
perubahan rangkaian yang lain. Relay pada awalnya berdasarkan dari
teknik telegrafi, dimana sebuah coil di energize oleh sebuah arus lemah,
dan coil ini menarik armature untuk menutup kontak.Relay merupakan
sebuah saklar magnetik yang menggunakan medan magnet dan sebuah
kumparan untuk membuka dan menutup satu atau beberapa kontak saklar
pada saat relay dialiri arus. Pada dasarnya relay terdiri dari besi lunak yang
selanjutnya berubah menjadi magnet yang menarik atau menolak suatu
pegas sehingga kontak pun menutup atau membuka. Relay sering
digunakan pada sistem elektronika sebagai sistem antar muka antara
sistem kendali dengan peralatan yang dikendalikan.Sebuah relay yang
tipikal dari jenis ini dapat diaktifkan dalam waktu sekirar 10 ms. relay
modern ditempatkan didalam sebuah kemasan yang sepenuhnya tertutup
rapat, seperti yang diperlihatkan dibawah ini. Kebanyakan diantaranya
memiliki kontak-kontak seperti SPDT, namun terdapat juga beberapa versi
DPDT. Relay-relay yang berukuran lebih besar dapat menyambungkan
arus hingga 10 A pada tenggangan 250 v AC. Tegangan maksimal untuk
pensaklaran dari tegangan maksimum DC selalu lebih rendah, seringkali
bahkan hanya setengan dari tegangan maksimum untuk AC. Terdapat juga
relay-relay miniatur, seperti yang diperlihatkan dibawah ini yang
ditancapkan pada papan rangkaian. Gambar dibawah ini memperlihatkan
simbol-simbol yang digunakan didalam diagram-diagram untuk
memmpersentantasikan kuparan relay dankontak-kontak ganti. Panah yang
dicetak berwarna hitam mengidentifikasikan kontak normal tertutup.
Sebelum mempelajari lebih dalam mengenai Time Delay Relay
(Timer), Thermal Over Load Relay (Tripper Over Load), Relay Contactor
(Relay), dan Magnetic Contactor (Kontaktor), Sebaiknya kita mempelajari
sistem kerjanya terlebih dahulu. agar mampu memahami suatu fungsi
rangkaian kerja otomatis.

a. Relay Dan Magnetic Kontaktor

Gambar 5. Relay Magnetic Kontaktor


Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk
menggerakkan penutup dan pembuka saklar internal didalamnya.
Yang membedakannya dari kedua peralatan tersebut adalah kekuatan
saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang
melaluinya.Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan
arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka saklar internalnya juga
akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus.
Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya
berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya.
Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally
Open= Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus
listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung)
dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan Normally
Open).

Gambar 6. Cara Kerja Saklar Internal Pada Relay

Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti


halnya fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang
hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat
di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan
penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain
terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama
yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah
ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A,
50Amper dan seterusnya.

Gambar 7.Kontak Internal Pada Kontaktor

b. Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay


(Tripper)

Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua


komponen ini Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC.
Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya
saja.Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja
ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita
tentukan pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri.
Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan
NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan
sumber aruslistrik.
Gambar 8. Kontak Internal Pada Tripper

Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di


Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC
nya bekerja karena mendapat daya tekan dari bimetal trip yang
terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan melengkung apabila
resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan
lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.

D. Analisis Rangkaian Lampu Taman Otomatis

Gambar 9. Rangkaian Elektronika Lampu Taman Otomatis


1. Rangkaian komparator

Komparator adalah sebuat rangkaian yang dapat membandingkan


besar tegangan masukan. Komparator adalah mirip dengan suatu penguat
operasional karena mempunyai dua tegangan masukan (nonpembalik dan
pembalik) dan suatu tegangan keluaran. Komparator berbeda dari suatu
penguat operasional linear karena mempunyai suatu keluaran dua tingkat,
tegangan rendah atau tegangan tinggi. Karenanya, komparator sering
digunakan sebagai interface dengan analog-analog digital. Prinsip sebuah
rangkaian komparator merupakan sebuah contoh dari rangkaian penguat
operasional yang membandingkan 2 tegangan masukkan serta
menghasilkan sebuah keluaran dari salah satu keadaan, yaitu lebih besar
atau lebih kecil terhadap hubungandari masukkan-masukkan tersebut.
Cara paling sederhana untuk membuat suatu komparator adalah
menghubungkan suatu penguat operasional tanpa resistor-resistor umpan
balik. Karena perolehan tegangan kalng terbuka yang tinggi, suatu
tegangan masukan positif menghasilkan saturasi positif, dan suatu
tegangan masukan negatif menghasilkan saturasi negatif. Pada gambar 10
disebut suatu detektor beban nol karena tegangan keluar secara ideal men-
switch dari rendah ke tinggi atau sebaliknya kapanpun tegangan masukan
melewati nol.

Gambar 10. Rangkaian Komparator


Komparator biasanya menggunakan Op-Amp sebagai piranti utama
dalam rangkaian.Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2
digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingga nilai tegangan yang di
referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :
V = [ R1/(R1+R2) ] (2.1)
Vsupply Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada
kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+)
maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila
tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp
akan menjadi sama dengan + Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput
lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika
sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi +
Vsupply.
Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp
untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM339
yang banyak di pasaran. Komparator merupakan rangkaian elektronik
yang akan membandingkan suatu input dengan referensi tertentu untuk
menghasilkan output berupa dua nilai (high dan low). Suatu kompara tor
mempunyai dua masukan yang terdiri dari tegangan acuan (Vreference)
dan tegangan masukan (Vinput) serta satu tegangan ouput (Voutput).

2. Rangkaian sakar transistor

Transistor Sebagai saklar adalah salah satu fungsi dari transistor itu
sendiri. Sifat saturasi dan cut off pada transistor membuat nya memiliki
karatersistik sebagai switch electric. Ketika Transistor berada dalam
kondisi saturasi maka tegangan dari Collector akan di lewatkan ke Emitor,
Namun sebalik nya, jika Transistor berada dalam kondisi cut off maka
Tegangan tidak akan di lewatkan dari dari collector ke emitter. Pemicu
kondisi transistor berada pada kondisi saturasi maupun cut off di tentukan
oleh trigger pada kaki basis Transistor.
Sebagai contoh pada transistor NPN, kondisi saturasi ketika pada basis
ada tegangan, dan sebalik nya, jika tidak ada tegangan maka transistor
akan berada pada kondisi cut – off. Transistor jenis NPN ini berkebalikan
dengan Transistor tipe PNP. Pada PNP akan terjadi Saturasi jika tidak ada
tegangan pada basisi, atau dengan kata lain basisi di hubungkan ke GND.
Sebalik nya, kondisi cut off jika ada nya tegangan pada basis.
Karena sifat Transistor ini juga sebagai penguat maka tegangan pada
basis lebih kecil dari pada tegangan di inputkan ke collector. Sebagai
contoh penulis pribadi. untuk mengontrol relay 12 volt maka kita hanya
perlu tegangan 3.3 volt sampe 5 volt untuk men trigger pada kaki basis
nya.
Transistor juga bias kita gunakan sebagai saklar untuk LED. LED
terkadang perlu kita pasang secara parallel pada kondisi dan desain
tertentu. Misalnya kita buat pada rangkaian Running LED ( Running
Text ) yang membutuhkan LED yang banyak. Sehingga jika kita
menyalakan LED langsung dari kaki Arduino atau controller lain nya
maka LED tidak akan menyala. Untuk itu perlu di buat rangkaian
Transistor sebagai Saklar nya atau sebagai penguat Tegangan dan Arus.
Rangkaian nya dapat kita lihat di bawah ini.
Relay pada dasar nya terdiri dari lilitan dan contactor. Ketika lilitan di
aliri listrik maka lilitan akan berubah menjadi magnet. ketika berubah
menjadi magnet maka magnet ini akan menarik kontaktor, sehingga
kontaktor akan terhubung. Begitu juga sebalik nya.
Dari cara kerja transistor di atas sebenar nya Transistor tidak hanya di
aplikasi sebagai pengendali LED maupun Relay. Transistor juga pada
umum nya dapat di gunakan sebagai pengendali Motor DC, Motor
Stepper, dan beban beban DC lain nya. Pemilihan Transistor sangat
penting dalam penentu beban Transistor nya. Misalnya motor dengan
beban 15A maka kita harus memilih Transistor dengan kekuatan collector
current lebih besar dari 15A, atau mungkin di paralel kan, sehingga
Transistor lebih kuat dan Tahan. Untuk lebih jelas nya baca artikel berikut,

Gambar 11. Rangkaian Saklar Transistor Sederhana

Pada bagian masukan dari dangkaian saklar transistor dengan suatu


sumber tegangan yang dapat di variabelkan.persamaan tegangan pada
loop masukan pada loop tertutup adalah:
Vi=IB.RB+VBE (2.2)
Nilai VBE adalah tegangan antara base dan emitor dari transistor.
Untuk transistor yang terbuat dari bahan silicon didapatkan tegangan
antara base dan emitor sekitar 0,7 Volt. Tegangan ini nilainya dapat
berubah dengan temperature. Arus listrik adalah:
𝑽𝒊−𝑽𝑩𝑬
IB = (2.3)
𝑹𝑩

Tegangan keluaran pada rangkaian saklar transistor diambil antara


kolektor dengan ground sehingga V0=VCE.tegangan keluaran rangkaian
dapat di tentukan dari persamaan pada loop keluaran sehingga:
V0=Vcc-Ic Rc (2.4)
Pada saat tegangan masukan kecil dari tegangan base dengan
emitor,arus tidak mengalir pada base dari transistor,transistor dalam
keadaan terputus sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kolektor
dalam keadaan ini tegangan keluaran akan maksimum atau V0=Vcc
.daerah ini disebut daerah terputus.(Asrizal.2013:90-91).
3. Rangkaian Lampu Taman Otomatis

Sistem lampu taman otomatis ini merupakan saklar elektronik yang


menggunakan LDR untuk mengindra cahaya dating. LDR akan
mengkonversi cahaya ke dalam bentuk tahanan. Nilai resistansi LDR
tergantung pada cahaya. Dimana pada keadaan gelap nilai tahanan LDR
akan besar, sedangkan pada keadaan terang nilai tahanannya kecil. Dari
gambar 9 dapat kita analisis bahwa tegangan masukan pada terminal tak
membalik dari op-amp didapat dari rangkaian pembagi tegangan. Yaitu
R1,R11 dan R LDR. Ketika nilai tahanan dan teganagan catu daya pada
rangkaian pembagi tegangan besar tegangan pada terminal tak membalik
hanya ditentukan oleh nilai tahanan LDR.Besar nilai tegangan pada
terminal membalik ditentukan oleh tahanan R1.
Tahanan-tahanan pada rangkaian pembagi tegangan yang dihubungkan
pada pada terminal membalik dan tak membalik membentuk sistem
jembatan. Dimana prinsipnya yaitu pada keadaan jembatan dalam keadaan
setimbang, tegangan masukan pada terminal tak membalik akan sama
dengan tegangan pada terminal membalik. Pada keadaan inilah kita dapat
menentukan level kekuatan cahaya yang nantinya dapat mempengaruhi
hidup atau matinya lampu.
Op-amp berfungsi sebagai komparator yang membandingkan tegangan
masukan pada terminal tak membalik dan tegangan referensi ( terminal tak
membalik ). Pada keadaan terang nilai tahanan LDR kecil sehingga
tegangan yang masuk pada terminal tak membalik kecil, nilainya lebih
rendah dari tegangan referensi. Keluaran dari komparator akan saturasi
negative atau rendah. Tegangan keluaran dari saklar transistor tinggi
sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kolektor. Sehingga transistor
putus dan tidak ada arus yang mengalir pada lampu, maka lampu padam.
Pada keadaan gelap, nilai tahanan LDR besar. Sehingga tengangan
masukan pada terminal tak membalik juga besar. Nilai tegangan tak
membalik ini melebihi tegangan referensi maka keluaran dari komparator
akan saturasi positif atau tinggi. Menyebabkan tegangan keluaran pada
kaki emitor rendah, sehingga arus maksimum mengalir pada transistor dan
relay akan terhubung. Hal ini menyebabkan lampu hidup.
(Asrizal.2013:94-95).

.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
1. Studi Literature
Studi literatur digunakan untuk mempelajari berbagai sumber referensi
(buku dan internet) yang berkaitan dan yang mendukung perancanganmodel
sistem ini.
2. Perancangan Blok Diagram Sistem.
Perancangan blok diagram sistem bertujuan untuk mempermudah
realisasi perancangan pengontrolan lampu taman otomatis.
3. Implementasi Rangkaian Pengontrol Lampu Taman Otomatis.
Implementasi rangkaian dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut :
a. Menentukan komponen dan rangkaian sistem yang digunakan.
b. Melakukan pengujian rangkaian dari setiap blok diagram di project
board.
c. Menggabungkan setiap rangkaian blok diagram yang telah diuji dan
melakukan pengujian ulang.
d. Merangkai rangkaian di PCB setelah diuji coba dan dinyatakan berhasil.
4. Pengujian Alat.
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan alat yang
dirancang dan dapat dilakukan dengan cara pengambilan data terhadap
parameter referensi yang telah ditentukan.
5. Analisa dan Kesimpulan
Analisadilakukan terhadap data-data yang diperoleh dari hasil
pengujiandan kemudian disimpulkan. Langkah terakhir, akan dilakukan
penulisan dalam bentuk laporan.
B. Alat Dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam rancangan prototype lampu taman otomatis ini
adalah:
1. Transistor BC548 1 buah
2. LDR 1 buah
3. Resistor 2 buah
4. Papan PCB 1 buah
5. Capasitor 1 buah
6. LED 7 buah
7. Dioda INN4004 1 buah
8. Relay 1 A 1 buah
9. Timah secukupnya
10. Kardus secukupnya
11. Triplek 40*40 cm
12. Kertas warna secukupnya
13. Rumput plastic secukupnya
14. Stik es 10 buah
15. Lem kertas dan kayu secukupnya
16. Kabel 7 buah
Alat yang digunakan adalah :
1. Solder
2. Bor
3. Tang
4. Gunting
5. Pisau
C. Blok Diagram

CAHAYA LDR RANGKAIAN


JEMBATAN

RANGKAIAN
KOMPARATOR

RANGKAIAN
RELAY SAKLAR
LED
NO/NC TRANSISTOR

D. Desain PCB

Gambar 12.Desain PCB


E. Desain Penerapan
Desain penerapan dari prototype lampu taman otomatis ini adalah :

Gambar 13. Desain Taman

F. Instrument Pengumpul Data


Table pengukuran nilai resistansi, tegangan masukan dan keluaran, kuat arus
dan keadaan lampu.

No Keadaan R LDR Vi (volt) Vo(Volt) Ic (mA) Keadaan


Cahaya (Ω) Lampu

1 Gelap 1183 9V 0V Nyala


KΩ
2 Terang 0.66 9V 9V Mati
KΩ

G. Teknik Analisis Data


1. Pembahasan

Pengambilan data dari rangkaian lampu taman otomatis ini pada dua
keadaan, yaitu terang dan gelap. Kondisi gelap disini, diumpamakan malam hari
sedangkan pada kondisi terang yaitu siang hari. Sensor yang digunakan untuk
mengindera cahaya yaitu sebuah LDR. Ketika kondisi terang tahanan pada LDR
akan kecil sedangkan pada kondisi gelap tahanan LDR akan besar. Kondisi inilah
yang mempengaruhi arus dalam rangkaian.

Pengambilan data pertama, yaitu pada kondisi gelap, didapatkan nilai tahanan
LDR sebesar 1183 KΩ dan nilai tegangan masukan sebesar 9 Volt. Nilai tahanan
LDR yang besar ini menyebabkan tegangan masukan pada terminal non inverting
juga besar. Apabila tegangan pada terminal non inverting ini melebihi tegangan
referensi, yaitu sebesar 4.5 Volt. Menyebabkan keluaran komparator akan saturasi
positif atau high. Akibatnya tegangan keluaran saklar transistor rendah sehingga
arus maksimum mengalir pada transistor. Selanjutnya relay NO akan terhubung
dan lampu menyala.

Pengambilan data kedua, yaitu pada kondisi terang, didaptkan nilai tahanan
LDR sebesar 0.66 KΩ dan nilai tegangan masukan adalah 9 Volt. Nilai tahanan
LDR yang kecil ini menyebabkan arus mengalir ke LDR kemudian masuk ke
terminal inveting. Nilai tegangan masukan lebih besar dari tegangan referensi,
dimana nilai tegangan referensi yaitu sebesar 4.5 V. hal ini menyebabkan
keluaran dari komparator akan saturasi negative atau rendah sebesar …….
Tegangan keluaran dari saklar transistor akan tinggi dan transistor dalam keadaan
terputus, sehingga tidak ada arus yang mengalir pada kolektor dari transistor.
Maka relay NO terputus yang menyebabkan lampu padam.
Maka dari table data terlihat bahwa pada kondisi gelap, tahanan LDR sangat
besar dan lampu menyala. Sedangkan dalam kondisi terang maka tahanan LDR
kecil yang menyebabkan lampu padam.

2. Kesimpulan

a. Lampu taman otomatis merupakan salah solusi untuk mengurangi


pemborosan listrik karena lupa mematikan lampu dan bisa membantu kita
dalam keamanan dan keindahan lingkungan rumah pada malam hari.
b. Lampu taman ini menggunakan sensor LDR yang berbasis IC LM 358
dalam rangkaian elektronikanya.
c. Pada saat kondisi gelap, tahanan LDR besar maka arus yang mengalir
kerangkaian besar yang menyababkan lampu hidup.
d. Sebaliknya saat kondisi terang tahanan LDR akan kecil maka arus yang
megalir pada rangkaian kecil sehingga lampu padam.
DAFTAR PUSTAKA
Allen Mottershead. Electronics Devices and Circuits. New Delhi : Prentice-
Hall of India, 1981.
Anastasya. 2014. Rangkaian Komparator. Palembang: Polsri.
http://eprints.polsri.ac.id/1168/3/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 19
maret 2019.
Asrizal.2013. Elektronika Dasar 2. Padang : Universitas Negeri Padang.
Automatic Garden Lighting , diakses tanggal 22 Januari 2010,
http://trensains.com/ lampu_taman.htm
Bambang Murdaka dan P. Tri Kuntoro, 2010, Fisika Dasar Listrik-Magnet,
Optika,Fisika Modern. Yogyakarta : C.V Andi OffsetKautsar.
Darmasetiawan, Christian, Lestari Puspakesuma. (1991). Teknik Pencahayaan
dan Tata Letak Lampu Jilid 1 Pengetahuan Dasar. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta..Ganslandt
Fajar. 2013. Analisa Pengaruh AntenaTerhadap Frekuensi dan Daya
Transmitter pada Catu Daya Listrik Nirkabel. Depok : Universitas
Indonesia.
Helmy. 2010. Analisa dan Rancang Bangun Rangkaian Transmitter pada
Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel. Depok : Universitas
IndonesiaKawolu.
Hesti, Emilia. 2013. Bahan Ajar Praktek Rancangan Rangkaian Elektronika.
Palembang : Politeknik Negeri SriwijayaJ.
Karlen, Mark, James Benya.(2007). Dasar-Dasar Desain
Pencahayaan.Penerbit Erlangga. Jakarta. Panero, Julius, AIA, ASID
Lampu Taman Otomatis, diakses tanggal 22 Januari 2010,
http://www.eaction.co.cc/2009/05/lampu-tamanotomatis.html
Martin Zelnik. (2003).Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Millman, J., Halkias, C.C. Integrated Electronics. Tokyo : Mc. Graw Hill
Kogakusha, 1979.
Nugroho, Sapto. 2013. Rancang Bangun Transfer Daya Listrik Tanpa Kabel.
Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2003. Belajar Sistem Cepat Elektronika. Yogyakarta ;
PT. Absolut.
Resistor foto, diakses tanggal 22 Januari 2010,
http://id.wikipedia.org/wiki/ Fotoresistor
Rudiger, Harald Hofmann.(1992).Handbook Of Interior Lighting. Erco
Edition. Germany.
Rusmadi, Dedy. 2001. Mengenal Komponen Elektronika. Bandung ; PT.
Pionir Jaya.
Sensor cahaya-LDR (Light Dependet Resistor), diakses tanggal 23 Januari
2010, http://indomicron.co.cc/elektronika/ analog/sensor-cahaya-ldr-
lightdependent-resistor/comment-page-1/
Theraja, B.L. Basic Electronics. New Delhi : S. Chand & Company, Ltd,
1982.
Wasis p. 1981. Keterampilan Elektronika. Surabaya ; PT. Usaha Nasional.
Widyantoro,Bayu., Nugroho,Adi., Widjaja, Robert R(2015). Pengaruh
Pencahayaanpada Bangunan di Malam Hari terhadapPembentukan
Persepsi Pengguna Jalan di Kawasan Retail Kota Semarang.
Semarang. ProsidingTemu Ilmiah IPLBI 2015.
Zam, Efvy Zamidra. 2002. Mudah Menguasai ElektronikaI. Surabaya ; PT.
Indah Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai