UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN Apakah BULOG Masih Diperlukan Oleh Petani ?
Dalam membantu mewujudkan kedaulatan pangan, BULOG berperan dalam menjaga
3 (tiga) pilar ketahanan pangan yaitu Pilar Ketersediaan, Pilar Keterjangkauan dan Pilar Stabilitas. Tentunya kehadiran BULOG sangat penting bagi para petani dikarenakan setiap panen raya BULOG wajib membeli gabah/beras pada harga HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sesuai Inpres no.5 tahun 2015 apabila harga pasar sedang anjlok atau dibawah harga HPP sehingga petani tetap terlindungi dan masih memperoleh keuntungan yang wajar dalam menjalankan usahanya. Namun apabila harga pasar lebih tinggi dari harga HPP maka tidak ada kewajiban bagi petani untuk menjual ke BULOG sehingga petani dapat menikmati harga yang lebih bagus. Namun ternyata penyerapan gabah/beras petani oleh BULOG bukan tanpa masalah. Fenomena minimnya serapan beras BULOG sempat terjadi pada awal 2018. Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan BULOG menyerap beras petani hanya 56,7% atau sebanyak 2,2 juta ton dari target 3,7 juta ton pada tahun 2017, sehingga menjadikan stok beras BULOG pada akhir tahun sangat tipis di level 700 ribu ton. Menyebabkan harga beras melonjak tajam diatas harga HET (Harga Eceran Tertinggi) dan pemerintah memutuskan untuk impor 500 ribu ton untuk men-stabil-kan harga. Permasalahan utama dalam rendahnya penyerapan beras petani dalam negeri karena harga HPP yang sudah tidak relevan lagi/lebih rendah dari harga pasar sehingga petani cenderung menjual beras ke tengkulak. Meskipun BULOG menerapkan fleksibilitas harga 10% namun pada kenyataannya di lapangan saat BULOG menaikkan harga beli, harga di pasaran sudah naik lagi. Berbagai wacana sudah di angkat demi menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan menghapuskan harga HPP sehingga BULOG dapat membeli dengan harga pasar. Akan tetapi menurut saya solusi terbaik dalam menyelesaikan persoalan tersebut adalah dengan meningkatkan produksi pertanian. Membantu petani untuk menambah volume panen dengan membangun infrastruktur pertanian, distribusi pupuk yang tepat dan upgrade alat-alat pertanian sehingga saat panen raya hasil pertanian akan lebih melimpah, menyebabkan harga terjangkau dan BULOG dapat segera menyerap dengan harga HPP. Dengan begitu petani tetap bisa untung, harga beli oleh konsumen juga tidak melonjak dari harga HET dan inflasi terjaga.