Bait pertama :
Yang artinya adalah kesadaran akan perjalanan hidup yang selalu akan
berakhir dan tak dapat dipungkiri bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mati.
Bait kedua :
Yang artinya dengan skemata yang ada pada otak kita akan terbayang seorang
anak-anak dengan sifatnya yang polos, lugu, dan lucu. Tapi, secara
keseluruhan bait 2, bukanlah anak-anak yang ada dibenak kita. “Bukan kanak”
ditunjang dengan kata-kata pendukungnya, menunjukkan sikap kedewasaan
“Aku” lirik
Bait ketiga :
Pada bait ini terasa kental sekali “aroma kematian” dan kepasrahan dari si Aku
lirik. Isi dalam puisi ini, sangat patut kita renungkan sebagai nasihat dan
pepatah hidup kita. Seperti, kata-kata hidup hanya menunda kekalahan telah
menjadi semacam pepatah dan terasa tidak asing di telinga kita. Kiasan
kekalahan sangat menarik untuk diperhitakan; padahal yang kita kenal selama
ini adalah hidup hanya menunda kemenangan. Kekalahan adalah simbol dari
kepasrahan dan sangat kental dengan aroma kematian
3. Tentukan Amanat puisi tersebut ?
Jawaban :
Puisi ini cocok dibaca oleh semua kalangan karena pada saat ini masyarakat
cenderung bekerja keras tetapi lupa pada penciptanya. Puisi ini dapat
mengajarkan kita bahwa sesungguhnya sekeras apapun kita berusaha tetap
saja semua jalan hidup dan keputusan Allah Swt yang menentukannya.
b.) Majas Alegori (menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau
penggambaran)
Nama :
No Absen :
Kelas : VIII-C