Oleh:
Efi Ratna Sari
(1413206018)
S1 FARMASI
TULUNGAGUNG
2016
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Choirul Huda, S.farm.,Apt selaku
dosen pembimbing karena dengan adanya tugas ini dapat menambah wawasan kami.
Laporan ini berisikan tentang “Perbandingan Senyawa Tanin Pada Tanaman Putri
Malu dan Daun Alpukat Sebagai Pewarna Alami Dengan Menggunakan Metode
Soxhletasi”
Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembacanya serta dapat memenuhi tugas fitokimia seperti yang diharapkan. Makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
Penyusun
Halaman Judul
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................2
3.1 Alat......................................................................................................6
3.2 Bahan...................................................................................................6
3.3 Prosedur................................................................................................6
BAB V PENUTUP...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbandingan senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun
alpukat sebagai pewarna alami dengan menggunakan metode soxhletasi.
2. Mengetahui metode ekstraksi dan pelarut yang cocok untuk penarikan
senyawa tannin pada tanaman putri malu dan daun alpukat.
3. Mengetahui hasil rendemen senyawa tannin pada tanaman putri malu dan
daun alpukat.
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui perbandingan senyawa tannin pada tumbuhan putri malu dan
daun alpukat sehingga dapat diketahui efektifitas tanaman putri malu dan daun
alpukat sebagai pewarna alami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanin hidrolisis adalah tanin pada pemanasan dengan asam klorida atau asam
sulfat menghasilkan asam galat atau asam elagat. Tanin terkondensasi adalah tanin
pada pemanasan dengan asam klorida menghasilkan phlobaphenes seperti
phloroglucinol (Browning, 1966).
Tanin dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan, baik tumbuhan
tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda.
Sumber tanin antara lain diperoleh dari jenis bakau-bakauan atau jenis-jenis dari
tumbuhan seperti akasia (Acacia sp), ekaliptus (Eucalyptus sp), pinus (Pinus sp) dan
sebagainya. Tanin selama ini banyak digunakan sebagai bahan perekat tipe eksterior,
yang terutama terdapat pada bagian kulit kayu. Tanin memiliki sifat antara lain dapat
larut dalam air atau alkohol karena tanin banyak mengandung fenol yang memiliki
gugus OH, dapat mengikat logam berat, serta adanya zat yang bersifat anti rayap dan
jamur (Carter et al., 1978).
Tanin dapat digunakan sebagai pewarna alami, menurut Prayitno dkk., (2003)
diketahui bahwa daun alpukat mengandung senyawa tannin, sebagai zat pewarna
BAB III
METODOLOGI
a.1 Alat
5 FITOKIMIA “REVIEW JURNAL”
Seperangkat alat soxhlet
a.2 Bahan
Daun alpukat yang tua (yang dekat dengan pangkal dan berwarna hijau tua)
a.3 Prosedur
4. Diisi dengan pelarut pada labu alas bulat sebanyak 2/3 bagian dari isi
labu yaitu 350 ml. Selanjutnya, Water bath difungsikan,dan pada saat
yang sama air pendingin dialirkan menuju pendingin tegak.
b) Daun Alpukat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari tabel dapat diketahui rerata total tanin dengan perlakuan proporsi
pelarut dan waktu ekstraksi memiliki sangat mempengaruhi hasil. Dengan kata
lain proporsi pelarut dengan waktu ekstraksi berpengaruh pada total tanin ekstrak
yang dihasilkan. Pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama dengan
senyawa tanin yang diekstrak dan waktu ekstraksi dengan soxhletasi yang lebih
lama akan menghasilkan ekstrak senyawa tannin yang maksimal. Dari hasil
diketahui total tanin tertinggi didapat pada perlakuan waktu ekstraksi 180 menit.
Hal ini dikarenakan semakin lama waktu ekstraksi, maka kontak antara pelarut
dan bahan yang diekstrak juga akan semakin lama, sehingga ekstraksi senyawa
pada bahan juga akan semakin banyak. Robinson (1995) menyatakan struktur
senyawa tanin tersusun atas atom-atom yang berbeda dan tanin memiliki gugus
hidroksi lebih dari satu dan memiliki momen dipol tidak sama dengan nol (μ ≠ 0)
yang menyebabkan tanin bersifat polar, sehingga harus dilarutkan dengan pelarut
Grafik Kadar tannin di dalam pelarut yang diambil setiap selang waktu 20 menit
pada berbagai jenis pelarut
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perbandingan antara ektraksi pada tanaman putri malu dan
daun apukat diketahui bahwa kendungan senyawa tanin lebih banyak diperoleh
pada daun apukat denga total tanin daun apukat sebesar 22,07%, sedangkan pada
tanaman putri malu tannin secara murni hanya sebesar 3,65% dari total berat
sampel. Sehingga dapat dikatakan tannin pada daun apukat memiliki efektifitas
lebih besar yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dibandingkan dengan
tanaman putri malu.
Winarno, and Rahayu, T.S., (1994), Bahan Tambahan untuk Makanan dan
Kontaminan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Chavan, U.D., Shahidi, F., and Naczk, M., (2001), Extraction of condensed tannins
from beach pea (Lathyrus maritimus L.) as affected by different solvents,
Food Chemistry, 75, pp. 509-512
Prabhu, K.H. and Teli, M.D., (2011), Eco-Deing using Tamarindus Indica L. Seed
Coat Tannin as a Natural Mordant for Textiles with Antibacterial Activity,
Journal of Saudi Chemical Society : xxx, xxx–xxx, Article in Press.
Marnoto, T., (2010), Analisis Numerik dan Pemrograman dengan Bahasa Scilab,
percetakan UPN “Veteran”, Yogyakarta.
Markom, M., Hasan, M., Daud, W.R.W., Singh, H., and Jaim, J.M., (2007),
Extraction of hydrolysable tannins from Phyllanthus niruri Linn:Effects of
solvents and extraction methods, Separation andPurification Technology, 52,
pp. 487-496.