Anda di halaman 1dari 5

LAMA WAKTU PENGOMPOSAN SAMPAH MENGGUNAKAN

METODE LEACHATE CIRCULATION


DAN WINDROW
Deri Kermelita, Ullya Rahmawati, Yessy Sasmita

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Kesehatan Lingkungan,


Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Bengkulu
jmkbengkulu@gmail.com

Abstrac: Garbage are goods that are not used and disposed of by the owner of the
previous user. Waste management can be done with composting. Constraints
society in the procces that takes a long time between 2-3 months. The purpose of
research is to compare the length of time waste composting using leachate
circulation and windrow. This type of research is experimentation with the design
of post test with control. There are 12 sample, 2 treatment and 1 control. The first
treatment using activator starbio with bioreactor leachate circulation and the
second treatment using activator starbio with bioreactor windrow. The analysis of
research using univariate analysis and bivariate analysis with anova and LSD. The
result stated that the establishment of a long time with activator starbio using
bioreactor leachate circulation is 10 days and the addition of compost activator
starbio using bioreactor windrow is 7 days. Expected use of activator starbio with
bioreactor leachate circulation and windrow on organic waste can be a solution,
especially for people in overcoming the prolem of composting which takes a long
time to be faster.
Keywords: Compost, Leachate Circulation, Windrow

Abstrak: Sampah merupakan barang yang sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan
pembuatan kompos. Kendala masyarakat dalam proses pengomposan terletak
pada proses yang memerlukan waktu lama antara 2-3 bulan. Tujuan penelitian
adalah untuk diketahui perbandingan lama waktu pengomposan sampah
menggunakan metode leachate circulation dan windrow. Jenis penelitian adalah
eksperimen dengan desain Post Test With Control. Jumlah sampel kompos ada
12, jumlah perlakuan 2 dan 1 kontrol. Perlakuan 1 menggunakan aktivator starbio
dengan bioreaktor leachate circulation dan perlakuan 2 menggunakan aktivator
starbio dengan bioreaktor windrow. Analisis penelitian menggunakan analisis
univariat secara deskriptif dan analisis bivariat dengan uji anova dan uji LSD.
Hasil penelitian menyatakan bahwa lama waktu (hari) terbentuknya kompos
dengan penambahan aktivator starbio menggunakan bioreaktor leachate
circulation yaitu 10 hari dan penambahan starbio dengan bioreaktor windrow
yaitu 7 hari. Diharapkan penggunaan starbio dengan menggunakan bioreaktor
leachate circulation dan windrow dalam sampah organik ini dapat menjadi sebuah
solusi khususnya bagi masyarakat dalam mengatasi masalah pengomposan yang
memerlukan waktu yang lama menjadi lebih cepat.
Kata Kunci : Kompos, Leachate Circulation, Windrow

028
Kermelita, dkk, Lama Waktu Pengomposan Sampah Menggunakan Metode… 029

Permasalahan sampah dimulai saat Maret sampai 23 Mei 2016. Sedangkan


meningkatnya jumlah manusia dan hewan tempat penelitian ini dilakukan di
penghasil sampah, dengan semakin Workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan
padatnya populasi penduduk di suatu area. Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Daerah pedesaan yang jumlah
penduduknya masih relatif sedikit, PEMBAHASAN
permasalahan sampah tidak begitu terasa 1. Perlakuan Penggunaan Aktivator
karena sampah yang dihasilkan dapat Starbio Sebanyak 100 ml pada
ditanggulangi dengan cara sederhana Bioreaktor Leachate Circulation.
misalnya dibakar, ditimbun atau dibiarkan
mengering sendiri, sedangkan, daerah
Perlakuan Waktu (Hari)
dengan penduduk padat (permukiman atau
perkotaan) yang area terbukanya tinggal 1 10
2 9
sedikit, dirasakan bahwa sampah menjadi 3 9
masalah tersendiri (Suryono, et al, 2010). 4 10
Pengolahan sampah rumah tangga Rerata 9,50
dan sampah sejenisnya yang terdiri dari Berdasarkan hasil penelitian
pengurangan sampah. Pengolahan yang penambahan aktivator starbio dengan
dimaksud dalam bentuk mengubah bioreaktor leachate circulation dapat
karakteristik, komposisi dan jumlah mempercepat terbentuknya kompos dengan
sampah. Pada proses pengomposan secara lama waktu pengomposan 10 hari. Hal ini
alami memerlukan waktu yang cukup lama dapat terjadi karena didalam ada
mencapai 3-4 bulan. mikroorganisme Lumbricus (Bakteri asam
Metode pengomposan leachate laktat), sedikit bakteri fotosintetik,
circulation dan windrow memiliki Actinomicetes, sterptomycetes sp yang
beberapa keunggulan. Sesuai dengan berfungsi sebagai pengurai sampah serta
penelitian yang telah dilakukan oleh penggunaan metode leachate circulation
Syafrudin, et al (2011), perlakuan dapat menunjang dapat mempercepat
pemberian aerasi dan resirkulasi lindi waktu pengomposan sampah dikarenakan
dengan penambahan lumpur tinja efektif pada bioreaktor ini dialirkan kembali lindi
mempercepat laju proses degradasi sampah ke kompos, sehingga lindi yang kaya
dalam bioreactor lanfill, dapat dengan zat organik dan bakteri tersebut
meningkatkan reduksi volume sampah dapat membantu proses pengomposan
sebanyak 14,4 % lebih besar dibandingkan semakin lebih cepat.
dengan reaktor kontrol, selain itu air lindi
Hasil Pengamatan Parameter Bentuk Fisik, Bau dan
yang sebelumnya memiliki volume yang Warna
cukup banyak berkurang secara signifikan Perubahan bentuk fisik, bau, dan warna pada
setelah di resirkulasi. Air lindi juga kompos
menjadi tidak berbau dan nilai BOD/COD- Rerata
Rerata Rerata
nya memenuhi standar yaitu di bawah 100 Bentuk
Bau Warna
Fisik
mg/l dan 1000 mg/l (Syafrudin, et al,
Leachate
2011). Circulation
8 hari 8 hari 8 hari

BAHAN DAN CARA KERJA Penentuan kompos matang didasarkan


Penelitian ini adalah true pada parameter bentuk fisik, bau dan
eksperiment dengan menggunakan desain warna. Bentuk fisik mengalami
post test with contro, Jenis data yang perubahan hingga menjadi hancur
dikumpulkan yaitu data primer. Waktu terjadi pada hari ke-8, perubahan bau
penelitian ini dilaksanakan pada bulan 16 menjadi seperti tanah terjadi pada hari
030 Jurnal Media Kesehatan, Volume 11 Nomor 1, Juni 2018, hlm. 028-101

ke-8 dan perubahan warna menjadi pengomposan. Berdasarkan hasil


coklat kehitaman terjadi pada hari ke-8. penelitian penambahan starbio dengan
Keadaan ini menunjukkan bahwa bioreaktor windrow dapat mempercepat
mikroorganisme yang ada telah terbentuknya kompos dengan lama
mendekomposisi bahan kompos. waktu pengomposan 7 hari
Hasil Berat Akhir Kompos dibandingkan dengan kontrol dan
kelompok perlakuan metode leachate
Berat Rerata berat
Tipe Bioreaktor
Awal Akhir
circulation. Bioreaktor windrow dapat
membantu mempercepat waktu
Leachate
Circulation
6 kg 3,0 kg pengomposan karena menggunakan
sistem aerasi atau aliran udara
(windrow). Udara dapat membantu
Pada akhir pengomposan ditimbang mikroorganisme pengurai dalam
berat akhir kompos untuk menunjang mendekomposisi bahan-bahan kompos.
penentuan kompos matang. Berat awal
Hasil Pengamatan Parameter Bentuk Fisik, Bau dan
dari bahan kompos sebanyak 6 kg dan Warna
rerata berat akhir pada kompos adalah
Perubahan bentuk fisik, bau, dan warna pada
3,0 kg. Penyusutan terjadi karena kompos
bakteri pengurai didalam bioreaktor Rerata
Rerata Rerata
bekerja sehingga bahan sampah dapat Bentuk
Bau Warna
Fisik
diurai menjadi kompos.
Windrow 6 hari 6 hari 5 hari
2. Perlakuan Penggunaan Aktivator
Sampah atau bahan kompos awalnya
Starbio Sebanyak 100 ml pada
secara fisik berbentuk potongan-potongan
Bioreaktor Windrow
kecil, berbau seperti tanah dan berwarna
hijau. Keadaan ini akan mengalami
Perlakuan Waktu (Hari) perubahan selama proses pengomposan
yakni bahan kompos berangsur-angsur
1 7
akan hancur dengan adanya proses
2 7 dekomposisi dari bakteri pengurai. Bentuk
3 8 fisik mengalami perubahan hingga menjadi
hancur seperti tanah terjadi pada hari ke-6.
4 7
Perubahan bau menjadi seperti tanah
Rerata 7,25 terjadi pada hari ke-6 dan warna kompos
juga mengalami perubahan yaitu bahan
Penelitian pengomposan menggunakan kompos berbau seperti tanah pada hari ke-
aktivator starbio dengan bioreaktor 5.
windrow dapat mempengaruhi waktu
Hasil Berat Akhir Kompos berat akhir kompos pada bioreaktor
windrow yaitu 3,3 kg. Penyusutan
Rerata berat terjadi karena bakteri pengurai yang
Tipe Bioreaktor Berat Awal
Akhir mendekomposisi sampah menjadi
Windrow 6 kg 3,3 kg
kompos matang.
3. Perbandingan Lama Waktu
Pada akhir pengomposan dilakukan Pengomposan dengan Metode Leachate
penimbangan berat kompos. Berat awal Circulatio Dan Windrow
dari kompos adalah 6 kg dengan rerata
Kermelita, dkk, Lama Waktu Pengomposan Sampah Menggunakan Metode … 031

Windrow 7,25 0,500 6,45 –


8,05
Hasil Uji One Way Anova Lama Waktu Terbentukya
Kompos
Perlakuan Mean SD 95% ρ value
Cl Hasil Uji LSD Perbedaan Lama Waktu Terbentukya
Kontrol 14,75 2,062 11,47 Kompos
– Rerata ρ value
18,03 Perlakuan beda
Leachate 9,50 0,577 8,58 – 0,000 (Hari)
Circulation 10,42 Leachate 5 0,000
Kontrol
Circulation
Kontrol Windrow 8 0,000

Leachate 2 0,033
Windrow
Circulation
Hasil Uji One Way Anova pengomposan tersebut, baik secara aerobik
menyatakan bahwa ada perbedaan lama maupun anaerobik.
waktu pengomposan sampah antara 4. Produk Pengolahan Sampah Organik
metode leachate circulation dan windrow ρ Berupa Kompos
value 0,000 < 0,05. Metode leachate Hasil Berat Akhir Kompos
circulation dan windrow dapat
memperngaruhi lama waktu pengomposan
Rerata berat
karena pada metode ini lindi sebagai Tipe Bioreaktor Berat Awal
Akhir
limbah cair yang timbul akibat masuknya
air eksternal ke dalam timbunan sampah, Kontrol 6 kg 2,8 kg
melarutkan dan membilas materi terlarut,
termasuk juga materi organik hasil proses Leachate 6 kg 3,0 kg
dekomposisi biologis (Damanhuri, et al, Circulation
2010). Windrow
6 kg 3,3 kg
Hasil uji LSD menyataka bahwa
metode windrow lebih efektif dalam Hal ini dikarenakan pada bioreaktor
mempercepat pengomposan sampah windrow proses degradasi sampah tidak
hingga terbentuk menjadi kompos. Dengan terlalu besar dan kompos sudah matang.
rata-rata lama waktu pembentukan kompos Sedangkan pada biorekator leachate
7 hari ρ value 0,033 < 0,05. Hal ini sesuai circulation kompos mengalami proses
dengan pendapat Indriani (2011) Kondisi degradasi sampah yang besar karena lindi
aerasi dan kelembaban perlu dijaga agar menambah besar terjadinya degradasi
mikroorganisme dapat bekerja secara sampah sehingga penyusutannya semakain
optimal. Kelembaban yang lebih rendah besar.
atau lebih tinggi dapat menyebabkan Rerata berat akhir kompos paling
mikroorganisme tidak berkembangbiak banyak pada bioreaktor windrow yaitu 3,3
atau mati. Adapun kebutuhan aerasi kg dengan lama waktu pengomposan yang
tergantung dari proses berlangsungnya cepat sekitar 7 hari dapat menghasilkan
kompos yang cukup banyak.
KESIMPULAN
Pengomposan dengan menggunakan dengan menggunakan aktivator starbio
aktivator starbio sebanyak 100 ml pada sebanyak 100 ml pada bioreaktor windrow
bioreaktor leachate circulation membutuhkan lama waktu selama 7 hari,
membutuhkan lama waktu terbentuknya ada perbedaan waktu antara bioreaktor
kompos selama 10 hari, pengomposan leachate circulation dan windrow dengan ρ
032 Jurnal Media Kesehatan, Volume 11 Nomor 1, Juni 2018, hlm. 028-101

value 0,000 < 0,05. Penggunaan aktivator sampah organik menggunakan bioreaktor
starbio dengan metode windrow lebih leachate circulation dan windrow agar
efektif dibandingkan dengan bioreaktor mendapatkan pupuk atau kompos dengan
leachate circulation. Bioreaktor windrow cepat tanpa harus membeli pupuk kimia
dapat mempercepat waktu terbentukya yang dapat mencemari tanah. Bagi
kompos. Bagi masyarakat dapat mengelola akademik diharapkan hasil penelitian ini
sampah organik dengan memanfaatkan dapat dijadikan literatur pada pembelajaran
aktivator starbio untuk mempercepat akademik khususnya bagi Jurusan
terbentuknya kompos dengan aktivator Kesehatan Lingkungan.
starbio sebanyak 100 ml dengan 6 kg

DAFTAR RUJUKAN Notoatmodjo, S., 2010. Pengolahan dan Analisa


Data.. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Ali, Muamar. 2011. Rembesan Air Lindi (Leachate) Jakarta: Rineka Cipta, 176-178.
Dampak pada Tanaman Pangan dan Prasojo, S. 2012. Memupuk Uang dari Sampah.
Kesehatan. Surabaya: Upn Press Jakarta: Bestari.
Anindita, Fiona. 2012. Pengomposan dengan Riyanto, Agus. 2011. Pengolahan dan Analisis
Menggunakan Metode In- Vessel system Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
untuk sampah UPS Kota Depok. Jurnal Sofian. 2006. Sukses Membuat Kompos dari
Teknik, Universitas Indonesia. Depok. Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Anonim, tentang Pengolahan Sampah Rumah Sunardi. 2009. Efektivitas Pemberian Starbio
Tangga dan Sampah Sejenisnya yang Terhadap Pertumbuhan Anthurium
Terdiri dari Pengurangan Sampah. UU No. Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii)
18 tahun 2008. Giant pada Media Tanam Campuran Akar
Basriyanta. 2007. Memanen Sampah. Yogyakarta: Pakis dan Sekam Bakar. Jurnal Studi
Kanisius Biologi, Universitas Muhammadiyah
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Surakarta. Surakarta.
Lingkungan. Jakarta: EGC Suryono dan Budiman C. 2010. Ilmu Kesehatan
Damanhuri, et al. 2010. Diktat Kuliah Pengelolaan Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan
Sampah, Institut Teknologi Bandung. Lingkungan. Jakarta: EGC
Bandung. Diakses dari : Sutanto, Rachman. 2006. Pertanian Organik
http://www.kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp- Menuju Pertanian Alternatif dan
content/uploads/2010/09/.pdf tanggal 31 Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius
Januari 2016 Syafrudin, et al. 2011. Studi Pengaturan Aerasi dan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bengkulu Resirkulasi Lindi Terhadap Laju Proses
(2015). Timbulan sampah Kota Bengkulu Degradasi Sampah pada Bioreactor Landfill.
tahun 2015. Bengkulu Jurnal Teknik Lingkungan Ft Undip. Vol.
Indriani, Y, H. 2011. Membuat Kompos Secara 32. ISSN 0852-1697. Universitas
Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya Diponegoro. Semarang
Isroi. 2008. Pengomposan Limbah Padat Organik.. Wahyono, S. Firman L. Sahwan. 2008. Dinamika
http://www.ipard.com/art Perubahan temperatur dan reduksi volume
perkebunan/KomposLimbahPadatOrganik. limbah dalam proses pengomposa (Studi
pdf. Diakses 27 Januari 2016 Kasus Pengomposan di RPH Cakung –
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Jakarta Timur). Jurnal Penelitian Teknologi
Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Lingkungan. Badan Pengkajian dan
Cipta. Penerapan Teknologi. Jawa Timur
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Metodologi Wahyono, Sri, et al. 2011. Membuat Pupuk
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Organik Granul dari Angka Limbah. Jakarta
Cipta. Selatan: PT. Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai