Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

ANALISIS TEORI BELAJAR BEHAVIORISME


DosenPembimbing :Wulan P. Saroinsong, S.Psi., M.Pd

Disusun Oleh :

Maya Herdianti Purnama 2015 A (15010684024)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah
diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ANALISIS TEORI BELAJAR BEHAVIORISME”.
Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Psikologi Pendidikan.Makalah ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dansarannya dari pembaca yang bersifat membangun. Saya berharap,
semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Surabaya, 04 November 2015

Penulis
CURICULUM VITAE

NAMA : ILHAM MAHMUD

USIA : 6 TAHUN

ALAMAT : DSN. BANGILAN DS.SUGIHWARAS


KEC.BAGOR, KAB.NGANJUK

AGAMA : ISLAM

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

SEKOLAH : TK PERTIWI SUGIHWARAS BAGOR

KELOMPOK BELAJAR :B

NAMA IBU : ZUARIYAH

NAMA AYAH : TOWO

KARAKTERISTIK : Ilham merupakan anak yang sangat aktif, tidak bisa


diam, punya rasa ingin tahu yang besar, suka iseng sama temennya, masih manja sama
ibunya.
HASIL OBSERVASI

HASIL OBSERVASI
PERILAKU ANAK YANG DAPAT REWARD
DIRUMAH DISEKOLAH
Ilham merupakan anak dengan Berdasarkan hasil observasi pada
karakteristik yang sangat aktif, tidak bisa tanggal 6 November 2015 di TK Pertiwi
diam, suka iseng dengan temannya, punya Sugihwaras Bagor, penulis mengamati
rasa ingin tahu yang sangat besar, dan agak tingkah laku Ilham di kelasnya setelah
manja sama ibunya. Berdasarkan hasil diberi punisment dan reward oleh gurunya.
observasi pada tanggal 6 November 2015 Pada ketika materi sedang berlangsung, dan
dirumah Ilham, penulis mengamati tingkah diberi tugas menggunting dan menempel.
laku Ilham dirumah ketika diberi penguatan, Ketika diberi tugas tersebut, Ilham tidak
reward, dan punishment oleh ibunya. mau mengerjakan tugas tersebut dan malah
Penulis mengamati ilham pada saat dia iseng mengganggu temannya yang sedang
sedang menonton tv dirumah setelah pulang mengerjakan tugasnya.
sekolah namun dia belum ganti seragam dan Guru Ilham mengetahui hal tersebut,
masih memakai seragam sekolah lalu lalu menghampiri Ilham dan memberi Ilham
menonton televisi. punishment. Punishment yang diberi guru
Ibunya Ilham mengetahui hal tersebut, Ilham itu berupa seperti kalimat yang
lalu ibunya Ilham berkata begini dari mengingatkan. Guru Ilham bilang begini
kejauhan “Dek ganti baju dulu terus makan “Ilham kamu kok tidak ngerjain tugasnya,
siang nanti nonton tv lagi”. Ibunya Ilham mau ibu kasih bintang 1 saja ya? Ayo
bilang begitu, namun Ilham tidak dikerjakan tugasnya kalo enggak nanti ibu
menghiraukannya.Ilham pun melakukan kasi bintang satu sama ibu bilangin ke bu
penolakan dan bilang “Nanti bun, Ilham kepala sekolah lho. Kalo dikerjain nanti ibu
masih nonton tv”. Setelah Ilham melakukan beri bintang 5 Ilham”. Ilham setelah diberi
penolakan, ibu Ilham datang menghampiri punishment, dia menunjukkan tingkah laku
Ilham berdiri dekat televisi dan berkata nurut dan mau mengerjakan tugas.
“Dek kamu kalo enggak ganti baju sama Setelah Ilham selesai mengerjakan
makan dulu nanti tv nya bunda matiin lho.”. tugas lalu guru Ilham memberi Ilham
Ibu Ilham memberi punishment reward berupa bintang dengan jumlah 5
berupa larangan menonton televisi sebelum bintang. Dan Ilham pun sangat senang
ganti baju dan makan siang. Kemudian mendapat 5 bintang.
Ilham setelah diberi punishment seperti itu
dia menunjukkan sikap yang agak nurut.
Dia akhirnya mau ganti baju dan makan
siang dulu. Setelah Ilham ganti baju dan
makan siang , ibu Ilham memberikan
reward berupa pembolehan menonton
televisi kembali kepada Ilham setelah ganti
baju dan makan siang.

TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISME


Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan
melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Pendekatan behavioral
menekankan arti penting dari bagaimana anak membuat hubungan antar pengalaman dan
perilaku.

1. Pengondisian Klasik (Classical Condotioning)

Pada awal tahun 1990-an, psikolog Rusia Ivan Panlov tertarik pada cara tubuh
mencerna makanan. Dalam eksperimennya, dia secara rutin meletakkan bubur daging di
depan mulut anjing, yang menyebabkan anjing mengeluarkan air liur.Anjing itu berliur saat
merespons sejumlah stimulus yang diassosiasikan dengan makanan seperti ketika ia melihat
pring makanan, orang membawa makanan.Pavlov menyadari bahwa asosiasi terhadap
penglihatan dengan makanan ini merupakan tipe pembelajaran yang penting, yang kemudian
dikenal sebagai pengondisian klasik (classical conditioning)

Pengondisian klasik adalah tipe pembelajaran dimana suatu organisme belajar untuk
mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli.Dalam pengondisian klasik stimulus (seperti
melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan
menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama.

N
Tipe Stimuli Tipe Respon
o
Unconditioned Stimulus (US)
Unconditioned stimulus adalah Unconditioned Response(UR)
sebuah stimulus yang secara Unconditioned response adalah respon
otomatis menghasilkan respons yang tidak dipelajari yang secara
1.
tanpa ada pembelajaran terlebih otomatis dihasilkan oleh US. Dalam
dahulu.Dalam eksperimen Pavlov eksperimen Pavlov air liur anjing yang
makanan adalah US. merespon manakan adalah UR.

2. Conditioned Stimulus Conditioned Response


Conditioned stimulus adalah Conditioned response adalah respons
stumulus yang sebelumnya netral yang dipelajari yakni respon terhadap
yang akhirnya menghasilkan stimulus yang terkondisikan yang muncul
conditioned response setelah setelah terjadi pasangan US-CS
diasosiasikan dengan US. Diantara
stimuli yang terkondisikan dalam
eksperimen Pavlov adalah beberapa
penglihatan dan suara yang terjadi
sebelum anjing menyantap
makanan, seperti suara pintu
tertutup sebelum makanan
ditempatkan dipiring anjing.

Pengondisian klasik dapat berupa pengalaman negatif dan positif dalam diri anak
dikelas. Diantara hal-hal disekolah anak yang menghasilkan kesenangan karena telah
dikondisikan secara klasik adalah lagu favorit, perasaan bahwa kelas adalah tempat yang
aman dan menyenangkan, dan kengahatan serta perhatian guru. Anak-anak akan merasa takut
dikelas jika mereka mengasosiasikan kelas dengan teguran, dan karenanya teguran atau kritik
menjadi CS untuk rasa takut. Misalnya anak gagal dalam ujian dan ditegur dan hal ini
menghasilkan kegelisahan.

2. Pengondisian Operan (Operant Conditioning)

Pengondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi


dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan diulangi. Arsitek
pertama dari pengondisian operan adalah B.F Skinner yang pandangannya didasarkan pada
pandangan E.L. Thorndike.

a. Hukum Efek Thorndike

E.L. Thorndike (1906) sedang mempelajari kucing dalam kotak. Untuk bisa keluar
dari kotak, kucing itu harus mengetahui cara membuka palang didalam kotak tersebut.
Pertama kucing itu melakukan respon yang tidak efektif. Seperi mencakar atau menggigit
palang kotak. Akhirnya kucing itu secara tidak sengaja menginjak pijakan yang membuka
palang pintu. Saat kucing dikembalikan ke dalam kotak dia melakukan aktivitas acak sampai
menginjak palang kotak. Pada percobaan berikutnya kucing itu semakin sedikit melakukan
aktivitas acak sampai dia akhirnya bisa langsung menginjak pijakan. Hukum efek (law effect)
menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa
perilaku yang diikuti dengan hasil negatif akan lemah.
b. Pengondisian Operan Skinner

Pengondisian operan, dimana konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan


dalam probabilitas perilaku itu akan terjadi, merupakan inti dari dari behaviorisme Skinner
(1938). Konsekuensi-imbalan atau hukuman-bersifat sementara (kontingen) pada perilaku
organisme.

c. Penguatan dan Hukuman

Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas


bahwa suatu perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman (punishment) adalah konsekuensi
yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Dalam penguatan positif, frekuensi
respon meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (reward). Penguatan
negatif, frekuensi respon meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang
merugikan (tidak menyenangkan).

PENGUATAN POSITIF
PERILAKU KONSEKUENSI PERILAKU KE
Murid mengajukan Guru menguji murid DEPAN
pertanyaan yang Murid mengajukan
bagus lebih banyak
pertanyaan
PENGUATAN NEGATIF
PERILAKU KONSEKUENSI PERILAKU KE
Murid menyerahkan Guru berhenti DEPAN
PR tepat waktu menegur murid Murid makin sering
menyerahkan pr tepat
waktu
HUKUMAN
PERILAKU KONSEKUENSI PERILAKU KE
Murid menyela guru Guru menegur murid DEPAN
langsung Murid berhenti
menyela guru

d. Prosedur pembentukan tingkah laku


Prosedur dalai pembentukan tingkah laku dalai operant conditioning adalah sebagai
berikut :

1. Dilakukan identifikasi mengenai hal apa yang merupakan reinforcer (hadiah) bagi tingkah
laku yang akan dibentuk.

2. Dilakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk


tingkah laku yang dimaksud. Komponen-komponen itu lalu disusun dalai urutan yang tepat
untuk menuju kepada terbentuknya tingkah laku yang dimaksud.

3. Dengan mempergunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan


sementara, mengidentifikasi reinforcer (hadiah) untuk masing-masing komponen itu.

4.Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan menggunakan urutan komponen-komponen


yang telah tersusun itu.

3. Koneksionisme (Teori Thorndike)

Thorndike berpendapat, bahwa yang menjadi dasar belajar itu ialah asosiasi antara
kesan pancaindera (sense impresion) dengan impuls untuk bertindak (impulse to
action).Asosiasi yang demikian disebut Bond atau Connection.Bentuk belajar yang khas baik
pada hewan maupun pada amnesia itu oleh Thorndike disifatkan Sebago trial and error
learning atau learning by selecting and connecting.Organism (pelajar, dalai eksperimen
dipergunakan hewan juga) dihadapkan kepada situasi yang mengandung problem untuk
dipecahkan; pelajar harus mencapai tujuan.Eksperimennya yang khas ialah dengan kucing
yang dimasukkan ke dalai kotak yang disebut “problem box”. Eksperimen-eksperimen
Thorndike mengenai hewan mempengaruhi pikirannya mengenai belajar atau taraf insansi
(buman). 3 hukum pokok (hukum primer) dalam belajar menurut Thorndike :

a. Law of readinnes

Merupakan prinsip tambahan yang menggambarkan taraf fisiologis bagi law of effect.
Hukum in menunjukkan keadaan dimana pelajar cenderung untuk mendapatkan kepuasan
atau ketidakpuasan, menerima atau menolak sesuatu.
b. Law of exercise

Hukum ini mengandung dua hal yaitu:

1. law of use : hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah kuat kalau
ada latihan

2. law of disuse : hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan menjadi bertambah lemah


atau terlupa kalau latihan-latihan atau penggunaan dihentikan

c. law of effect

Ini menunjukkan kepada makin kuat atau makin lemahnya hubungan Sebago akibat
daripada hasil respons yang dilakukan.

ANALISIS TINGKAH LAKU ANAK BERDASARKAN TEORI BELAJAR


BEHAVIORISME

TABEL 1

N HASIL OBSERVASI
DIRUMAH PERSAMAAN PERBEDAAN
O SEKOLAH
(KELUARGA)
1. Berdasarkan Berdasarkan Persamaan Perbedaan
hasil observasi pada hasil observasi pada tingkah laku tingkah laku
tanggal 6 November tanggal 6 November Ilham dirumah Ilham dirumah
2015 di rumah 2015 di Tk Pertiwi dan disekolah dan disekolah
Ilham penulis Sugihwaras Bagor adalah sama-sama ketika dirumah
mengamati tingkah penulis mengamati melakukan Ilham sedikit
laku Ilham setelah tingkah laku Ilham penolakan ketika berani dengan
diberi punishment disekolah. Ketika diperintah dan ibunya dan
dan reward. materi sedang sebelum diberi melakukan
Sebelum diberi berlangsung, Ilham reward penolakan ketika
punishment Ilham tidak mendengarkan diperintah ibunya.
berperilaku Ilham materi dia sangat Pertama ibunya
asyik mengobrol bilang dari
sendiri. Kemudian kejauhan, Ilham
ketika dikasih tugas, tidak
dia tidak mau menghiraukannya
mengerjakan. Dan . Setelah ibunya
tidak menuruti
guru Ilham memberi mendekati Ilham,
perintah dan sedikit
Ilham punishment . akhirnya Ilham
berani kepada
Pertama Ilham tidak mau menuruti
ibunya dengan tidak
mau mendengarkan perintah ibunya.
menghiraukan kata-
gurunya dan
kata ibunya. Setelah
menunjukan sikap
diberi punishment
penolakan. Lalu guru
Ilham akhirnya mau
Ilham mendekati
menuruti perintah
Ilham, dan Ilham agak
ibunya dan
sedikit malu dan mau
mendapatkan reward
menuruti kata
dari ibu.
gurunya. Dan gurunya
memberi reward
kepada Ilham berupa
bintang sebanyak 5
bintang.

TABEL 2
DAFTAR PUSTAKA

1. Santrock. John W. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenadamedia Group


2. Suryabrata. Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai