Apa yang kamu bayangkan jika mendengar kata IPA? Deretan nama-nama ilmiah
makhluk hidup yang harus dihafalkan? Atau susunan rumus-rumus fisika untuk menyelesaikan
suatu soal? Sepertinya tidak jauh dari kata rumit, sulit, dan memusingkan. Stigma negatif inilah
sepertinya yang masih mendominasi pemikiran peserta didik kita di bangku sekolah. Padahal
IPA merupakan jembatan untuk memahami fenomena alam yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Dalam beberapa jurnal penelitian menunjukkan hasil ketuntasan peserta didik pada
mata pelajaran IPA rata-rata masih di bawah 50%. Lantas apa yang menyebabkan siswa kurang
bergairah ketika belajar IPA?
Pada pembelajaran Fisika bagian tekanan zat cair diimplementasikan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share dengan metode eksperimen. Pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan tipe Thingking Pairing Share disini adalah guru
mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru
meminta siswa berkelompok untuk berdiskusi dan melakukan percobaan. Hasil diskusi dan
percobaan itulah yang nantinya akan didiskusikan kembali dalam kelompok besar.
Sebelum bertemu pada pertemuan yang akan membahas tekanan zat cair, Saya telah
meminta siswa untuk membagi kelompok dan membawa beberapa alat dan bahan, yaitu botol
plastik, lakban, dan paku payung. Ketika diberitahu bahwa pertemuan selanjutnya akan
melakukan percobaan, mereka sudah sangat antusias dan penasaran apa yang kami lakukan.
Disinlah sudah menjadi permulaan yang penting, Mereka bersemangat menyambut pembelajaran
IPA di pertemuan selanjutnya.
Ketika hari pembelajaran tiba, siswa sudah tidak sabar percobaan apa yang akan mereka
lakukan. Sebelum memulai pembelajaran, saya buka terlebih dahulu dengan sebuah pertanyaan:
“Kalian pernah berenang?” Hampir seluruh siswa menjawab pernah. Lalu saya tanya kembali:
“Pernah tidak mencoba menyelam sampai ke dasar? Kalian merasakan apa? Makin berat ketika
menyelam atau makin ringan?” Hampir seluruh siswa pun menjawab ketika menyelam ke dalam
air lebih berat. Lalu saya pancing kembali dengan sebuah pertanyaan: “Kira-kira apa yang
menyebabkan ketika menyelam berat ya?” Nah, ketika pertanyaan ini siswa menjawab dengan
beragam jawaban.
Pembelajaran hari itu berakhir dengan menyenangkan. Mereka menjadi paham suatu teori
Fisika tanpa harus menghafalnya. Lalu dapat dikaitkan dengan rumus. Sehingga pembelajaran
IPA tak lagi menjadi seseram hantu, tapi menjadi seindah cinta!
BIODATA PENULIS