“BELAJAR”
KELAS PENGANTAR PSIKOLOGI E
Dosen Pengampu: Maria Nugraheni Mardi R., M.Psi., Psi.
KELOMPOK:
CATHERINE NOVIANA 802023096
CHARRLOTE TORRES 802023012
DAMAI YUANITA UTAMI 802023269
DAVINA IZAZ DHAU 802023137
A. SUB BAB 1
Menurut winkel telah menyatakan bahwa pengertian belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Dalam belajar
mempunyai banyak aspek yang harus dimiliki dan diketahui oleh setiap individu di dalam
dunia Pendidikan.
Adapun hal-hal yang kita pelajri bukan dari hasil konsekuensi langsung, melainkan
berasal dari proses adanya imitasi dari hasil pengamatan yang memperlihatkan suatu
perilaku. Pembelajaran observasional berbeda dengan pembelajaran asosiatif karena
pembelajaran ini bergantung pada proses mental. Pembelajar harus memusatkan
perhatian,mengingat, mereproduksi hal yang dilakukan oleh subjek. Contohnya seperti,
bayi akan melihat apa yang dilakukan orang dewasa (adanya imitasi yang membuat bayi
tersebut mengatasi masalahnya), lalu dari pengamatan ia mencari cara bagaimana ia bisa
melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh orang dewasa. Pembelajaran ini yaitu
belajar yang terjadi melalui observasi dan imitasi perilaku orang lain.
B. SUB BAB 2
Pengondisian klasik yaitu salah satu paling dasar tetapi pada saat yang Bersamaan
Sebagian besar jenis pembelajaran asosiatif yang telat diselidiki, dan penelitiannya
berfungsi untuk memperdalam fenomena asosiasi. Pengondisian klasik merupakan proses
dimana Ketika stimulus netral (sebelum pengondisian) diasosiasikan dengan stimulus
bermakna (setelah pengondisian) dan mencapai kemampuan untuk memunculkan
respons.
1. Penelitian PAVLOV
Sama halnya seperti pengondisian klasik kepada hewan, pengondisian klasik pada
manusia juga dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada kali ini dilakukan penelitian
kepada seorang bayi berumur 11 bulan dimana awalnya Albert ini tidak takut kepada
tikus. Dilakukan eksperimen pada saat Albert memegang seekor tikus, sang
eksperimenter memperdengarkan suara keras yang membuat Albert nangis ketakutan.
Lalu efek ini berkelanjutan dimana menimbulkan trauma pada albert pada saat melihat
objek yang mirip dengan tikus dia langsung menunjukkan rasa taku, dan eksperimen ini
berakhir karena Albert meninggal pada umur 5 tahun karena sakit-sakitan. Seperti contoh
eksperimen lainnya pada saat seorang anak bayi bermain dan tidak sengaja memecahkan
barang yang tidak sengaja ia pegang lalu ibunya berteriak karena barang tersebut barang
kesayangan ibunya, lalu setiap anak ini melakukan hal yang ceroboh, seperti menjatuhkan
barang, merusak barang ibunya berteriak, suatu Ketika pada saat ibunya berteriak padahal
anak tersebut tidak melakukan kesalahan dia langsung trauma dan menunjukkan rasa
takut. Dari eksperimen ini dapat disimpulkan yang awalnya stimulus netral tetapi
menimbulkan stimulus tidak terkondisikan lalu menjadi stimulus terkondisikan dan
respon terkondisikan.
C. SUB BAB 3
1. Pengondisian Operan
2
2.1 Hukum-Hukum Thorndike
Hukum kesiapan ( Law of Readiness ) artinya jika suatu organism didukung oleh
kesiapan yang cukup kuat maka akan memperoleh stimulus dan tingkah laku yang akan
memuaskan individu tersebut. Hukum ini juga menyatakan bahwa jika belajar akan
berhasil jika peserta didik sudah siap menerima materi dan siap untuk belajar. Jika tetap
diberikan kepada peserta didik yang belum siap belajar maka sistem pembelajaran tidak
akan menghasilkan hasil yang baik.
Hukum Latihan ( law of Excersice ) artinya hukum ini merupakan hubungan Latihan
yang membuat hubungan stimulus dan respon seseorang menjadi semakin kuat.
contohnya jika semakin sering Tindakan itu dilakukan maka akan semakin kuat. Dan
sistem dari hukum ini adalah pengulangan dimana semakin sering diulang maka akan
semakin kuat tertanam di fikiran seseorang.
Hukum Akibat ( law of Effect ) artinya hubungan antara stimulus dan respon akan
semakin kuat jika Tindakan yang dilakukan menyenangkan, dan akan semakin melemah
jika Tindakan yang dilakukan kurang menyenangkan.
Hukum Reaksi Bervariasi ( Multi Response ) yang artinya Bahasa setiap individu
harus diawali dengan proses trial and error yang akan memunculkan bermacam macam
respon sampai akhirnya menemukan respon yang tepat untuk menyelesaikan sebuah
masalah.
Hukum Sikap ( Set / Attitude) artinya sebuah perilaku belajar seseorang tidak hanya
bisa diukur atau ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon itu sendiri tetapi juga bisa
ditentukan oleh hal yang ada di dalam diri individu tersebut baik kognitif,emosi,sosial
maupun psikomotoriknya.
Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of Element) hukum ini telah menyatakan
bahwa setiap individu akan memberikan respon hanya pada stimulus tententu saja sesuai
dengan persesipnya terhadap semua situasi atau disebut respon selektif
3
3.1 Jenis Perilaku Organisme menurut Skinner
Menurut Skinner ada 2 jenis perilaku organisme yaitu Respondent Behavior dan
Operant Behavior. Respondent Behavior adalah sebuah perilaku yang muncul secara
otomatis,spontan atau perilaku yang muncul tanpa perlu dipelajari. Sedangkan Operant
Behavior adalah perilaku yang dipelajari akan muncul secara langsung atau tidak
langsung pada sebuah kegiatan.
4. Shaping
Teknik Shaping merupakan sebuah proses atau upaya bertahap yang digunakan untuk
membentuk suatu perilaku individu yang dimulai dari perilaku yang sederhana sampai
perilaku kompleks.
4
4.1 Langkah- Langkah Shaping
Menurut B.F Skinner ada beberapa Langkah Shaping yang harus dilakukan yaitu:
5. Prinsip Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah respon positif yang akan diberikan oleh guru
terhadap peserta didik / individu yang bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan sebuah perilaku di dalam pembelajaran. Dan penguatan dilakukan secara
sengaja untuk membuat sebuah tingkah laku bisa terulang kembali. Penguatan positif
diberikan kepada peserta didik dapat memotivasi serta dapat mengembangkan pemikiran
peserta didik menuju arah yang lebih baik.
5
5.1 Prinsip – Prinsip penguatan
Menurut Moh. Uzer Usman ada tiga prinsip dalam penguatan yang harus diperhatikan
dalam penggunaan penguatan. yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan , dan
menghindari respon negatif.
b. Kebermaknaan
Munculnya respon negatif yang berasal dari guru terhadap individu/ siswa akan
mematahkan semangat siswa tersebut dalam mengembangkan dirinya.
6. Analisis Perilaku Terapan merupakan salah satu jenis terapi yang berfokus pada
meningkatkan perilaku seseorang.
D. SUB BAB 4
a. Pembelajaran Observasi
E. SUB BAB 5
1. Tujuan Perilaku
Perilaku belajar adalah suatu sikap yang muncul dari diri siswa dalam
menanggapi dan meresponi stetiap kegiatan belajar mengajar yang terjadi dan juga
menunjukkan sikapnya apakah antusias dan bertanggung jawab atas kesempatan
belajar yang diberikan kepadanya
2. Wawasan Pembelajaran
Wawasan pembelajaran adalah wawasan yang di butuhkan oleh seorang dalam
memusatkan perhatiannya kepada hal hal yang berkenaan dengan memandang
serta cara bersikap yang lebih umum
F. SUB BAB 6
Kendala Biologis Dalam pembelajaran, terdapat faktor yang dapat mempengaruhi
suatu proses pembelajaran tersebut, salah satunya yaitu faktor biologis. Faktor biologis
merupakan sebuah kondisi yang berkaitan dengan tubuh atau badan fisiologis pada setiap
diri masing-masing atau individu. Faktor biologis juga dapat menimbulkan bermacam-
macam kendala. Hal tersebut dikarenakan kondisi tubuh atau fisik seseorang sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, jika seorang individu akan
melakukan aktivitas belajar atau mengajar, maka individu tersebut harus memiliki kondisi
tubuh yang sehat. Jika tidak, maka aktivitas belajar tersebut akan terganggu dan menjadi
tidak maksimal karena kondisi tubuh yang tidak memumpuni.
Pengaruh Budaya merupakan salah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
oleh sekelompok orang dan diwariskan kepada generasi selanjutnya (Umam, 2021).
Budaya berpengaruh dalam pembelajaran dikarenakan budaya menciptakan karakteristik
setiap individu yang berbeda-beda. Sehingga, segala bentuk proses belajar, metode
belajar, pada setiap individu pun dapat berbeda-beda. Proses atau metode belajar yang
berbeda-beda tersebut dapat disebut juga dengan Emotional Type of Learning. Metode-
metode pembelajaran tersebut diantaranya:
Sensory Type of Learning yaitu dapat disebut juga dengan belajar berdasarkan
pengamatan. Seseorang akan menggunakan pengamatan sensorisnya untuk belajar,
contohnya dengan melihat, meraba, mendengar, mengecap, dan lain sebagainya.
Memory Type of Learning adalah budaya belajar yang sudah sangat sering digunakan
oleh kebanyakan orang. Memory type of learning merupakan belajar dengan metode
menghafal. Seseorang biasanya akan menghafal dengan memahami materi dengan teliti,
mengaitkan materi dengan kejadian nyata di sekitarnya, ada pula yang menghafal dengan
mengulangi apa yang mereka ucapkan atau mereka hafalkan.
Motor Type of Learning atau pembelajaran motoris disebut juga dengan belajar
berdasarkan gerak praktek yang berkaitan dengan latihan. Praktek tersebut nantinya akan
membentuk suatu perubahan yang terjadi karena latihan, bukan karena suatu
perkembangan yang terjadi dengan sendirinya.
Kendala Psikologis ini berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang nantinya
akan berpengaruh dalam proses pembelajaran. Jika seseorang memiliki kondisi mental
yang baik, kemungkinan besar orang tersebut akan lebih unggul dalam pembelajaran.
Kendala kendala psikologis yang muncul pada proses pembelajaran antara lain kurangnya
motivasi, intelegensi atau kecerdasan yang kurang mencukupi , minat individu yang
rendah, ketidaksiapan dalam berinteraksi atau memberi respon, serta bakat yang tidak
dikembangkan. Jika kendala-kendala tersebut ditangani maka hasil belajar dari setiap
individu dapat lebih optimal. Beberapa cara menangani kendala psikologis dalam
pembelajaran yaitu Memotivasi dan mendorong diri untuk melakukan suatu tindakan
yang diperlukan untuk kebutuhan diri sendiri, menyiapkan dan mematangkan intelegensi
atau kecakapan dalam menghadapi situasi pada diri masing-masing
Memunculkan ketertarikan pada hal yang sedang dipelajari sehingga dapat dijadikan
suatu minat yang cenderung diperhatikan secara terus-menerus, Memiliki sikap perhatian
terhadap apa yang sedang dipelajari sehingga menciptakan sebuah ke kreativitas an.
G. SUB BAB 7
Tikus dapat mengalami stres karena bisa saja dia menjadi bahan eksperimen
pengkondisian klasik di mana dia harus melakukan hal yang baru menjadi kebiasaan baru
bagi dia di mana sebelumnya dia belum pernah melakukannya dan tikus tikus tersebut
mengeluarkan respon yang tidak bagus yaitu ia mengalami stres mengapa tikus mudah
mengalami stres karena neuron di hippocampus lebih sedikit dibanding manusia. Neuron
di hippocampus ini berguna untuk proses belajar dan emosi. karena neuron di hipocampus
tikus itu sedikit itu memungkinkan tikus mengalami stres lebih mudah dibanding manusia
akibat hal yang harus dia lakukan untuk menjadi kebiasaan barunya dia atau hal yang
belum pernah ia lakukan dan terpaksa untuk melakukan hal tersebut dan mengeluarkan
respon stres bagi si tikus.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.sainte-anastasie.org/articles/psicologa/aprendizaje-asociativo-tipos-y-
caractersticas.html
https://id.sainte-anastasie.org/articles/psicologa/aprendizaje-asociativo-tipos-y-
caractersticas.html
Robert S.Feldman. 2012. Pengantar psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
https://www.kompasiana.com/erminurcholimah/5a14b24e3c2c7535bc3b7682/minat-dan-
proses-proses-yang-mempengaruhi-belajar
https://www.gramedia.com/literasi/budaya/
https://www.materikonseling.com/2021/09/gambaran-umum-pembelajaran-observasi.html
- :~:text=Pembelajaran%20observasi%20menggambarkan%20proses%20belajar,kemudian
%20mereplikasi%20perilaku%20yang%20diamati
https://dqlab.id/teknik-pengolahan-data-kualitatif-mengenal-3-tipe-observasi
- :~:text=Observasi%20dapat%20dibedakan%20menjadi%203,observasi%20dalam
%20mengumpulkan%20data%20kualitatif
https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-observasi/
https://www.materikonseling.com/2021/09/gambaran-umum-pembelajaran-observasi.html
https://www.detik.com/jabar/jabar-gaskeun/d-6200433/kognitif-adalah-perkembangan-
kemampuan-dan-fungsinya - :~:text=Menurut%20Drever%20(2004)%20kognitif
%20adalah,makna%2C%20penilaian%2C%20dan%20penalaran
https://educhannel.id/blog/artikel/wawasan-kependidikan.html - :~:text=Wawasan
%20Pendidikan%20adalah%20wawasan%20yang,seperti%20wawasan%20dalam%20hal
%20belajar
https://www.google.com/search?
q=pendekatan+skinner+dalam+pengondisian+operant&oq=pendekata&aqs=chrome.0.69i59j
0i131i433i512j69i64j69i57j0i433i512j0i512j69i60l2.1537j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://educhannel.id/blog/artikel/teknik-shaping.html
https://www.google.com/search?
q=kelemahan+dan+kelebihan+shaping+psikologi&oq=kelemahan+dan+kelebihan+shaping+
psi&aqs=chrome.1.69i57j33i160l2j33i22i29i30l7.7799j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12305/5/BAB%20II.pdf