Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

“BELAJAR”
KELAS PENGANTAR PSIKOLOGI E
Dosen Pengampu: Maria Nugraheni Mardi R., M.Psi., Psi.

KELOMPOK:
CATHERINE NOVIANA 802023096
CHARRLOTE TORRES 802023012
DAMAI YUANITA UTAMI 802023269
DAVINA IZAZ DHAU 802023137

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2023
RANGKUMAN MATERI
(BELAJAR)

A. SUB BAB 1

Menurut winkel telah menyatakan bahwa pengertian belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Dalam belajar
mempunyai banyak aspek yang harus dimiliki dan diketahui oleh setiap individu di dalam
dunia Pendidikan.

1.Tipe – Tipe belajar

1.1 Belajar Asosiatif

merupakan proses dimana manusia dan makhluk hidup lainnya membangun


hubungan/asosiasi antara 2 fenomena/lebih. Pembelajaran ini mengandaikan perubahan
dalam perilaku subjek yang memperolehnya ke titik mengantisipasi rangsangan akan
mengarah pada kemunculan rangsangan lainnya. Untuk itu perlu adanya
koneksi,kebiasaaan, atau asosiasi terhadap hubungan antara 2 elemen tersebut.
Pembelajaran asosiatif ini secara khusus dikerjakan oleh behaviorisme, Behaviorime
adalah teori belajar yang focus pada perilaku yang diamati,tidak melihat dari aktivitas
mental seperti berfikir. Awalnya behaviorisme menilai pembelajaran asosiatif hanya
bergantung pada sifat-sifat rangsangan & dipresentasikan, dengan sementara menjadi
subjek yang pasif yang hanya menangkap hubungan. Tetapi, karena kognitif & perilaku
konitif telah berkembang, pemahaman fenomena ini telah memasukkan lebihh banyak
variable kognitif dari subjek, menjadi elemen lebih pasif. Pembelajaran asosiatif
dianggap untuk memungkinkan kita dapat membuat prediksi & menetapkan strategi baru
yang berasal dari penerimaan informasi yang diijinkan olehnya, membangun hubungan
kausal berdasarkan paparan berulang terhadap rangsangan. Jadi kita tidaka hanya
mengasosiasikan rangsangan, tetapi ide,konsep,dan pemikiran sehingga dapat
mengembangkan pengetahuan baru tanpa harus mengalami rangsangan yang nyata.

1.2 Belajar Observasional

Adapun hal-hal yang kita pelajri bukan dari hasil konsekuensi langsung, melainkan
berasal dari proses adanya imitasi dari hasil pengamatan yang memperlihatkan suatu
perilaku. Pembelajaran observasional berbeda dengan pembelajaran asosiatif karena
pembelajaran ini bergantung pada proses mental. Pembelajar harus memusatkan
perhatian,mengingat, mereproduksi hal yang dilakukan oleh subjek. Contohnya seperti,
bayi akan melihat apa yang dilakukan orang dewasa (adanya imitasi yang membuat bayi
tersebut mengatasi masalahnya), lalu dari pengamatan ia mencari cara bagaimana ia bisa
melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh orang dewasa. Pembelajaran ini yaitu
belajar yang terjadi melalui observasi dan imitasi perilaku orang lain.

B. SUB BAB 2

Pengondisian klasik yaitu salah satu paling dasar tetapi pada saat yang Bersamaan
Sebagian besar jenis pembelajaran asosiatif yang telat diselidiki, dan penelitiannya
berfungsi untuk memperdalam fenomena asosiasi. Pengondisian klasik merupakan proses
dimana Ketika stimulus netral (sebelum pengondisian) diasosiasikan dengan stimulus
bermakna (setelah pengondisian) dan mencapai kemampuan untuk memunculkan
respons.

1. Penelitian PAVLOV

Ivan pavlov seorang fisiolog Rusia.Pavlov melakukan eksperimen tentang proses


belajar dasar. Awal mulanya Pavlov sudah mempelajari sekresi dari asam perut dan
salivasi pada anjing sebagai respons terhadap masuknya makanan dalam berbagai macam
dan jumlaj. Ketika melakukan eksperimen ini, ia mengobservasi hal yang menarik yaitu
terkadang sekresi perut salivasi akan mulai muncul pada anjing tersebut, bahkan Ketika
mereka belum makan apapun. Sang eksperimenter yang biasanya membawa makanan
untuk anjing tersebut, atau terdengar suara langkahan kaki sang eksperimenter, sudah bisa
menghasilkan salivasi pada anjing tersebut. Lalu ia meliihat bahwa anjing tersebut tidak
hanya merespons berdasarkan rasa laparnya, tetapi dari hasil proses belajar,hal ini disebut
sebagai pengondisian klasik. Lalu pavlov melakukan demonstrasi pengondisian klasik.
Pavlov melakukan pemasangan sebuah tabung ke kelenjar ludah seekor anjing, agar
memudahkan dalam mengukur salivasi yang terjadi pada anjing tersebut. Kemudian ia
membunyikan sebuah bel dan beberapa detik kemudian ia memberikan daging kepada
anjing tersebut. Pemasanan ini terjadi berulangkali dan direncanakan dengan hati-
hati,sehingga waktu yang dihabiskan antara presentasi bel dan daging sama. Awalnya
anjing tersebut akan berliur hanya melihat daging saja, namun pada saat bel dibunyikan
anjing tersebut mengeluarkan liur. Dan pada saat diberhentikan pemberian dagin dan tetap
membunyikan suara bel anjing tersebut tetap berliur. Yang artinya anjing tersebut telah
secara klasik terkondisi untuk mengeluarkan air liur setelah mendengar bel. Berarti anjing
tersebut sudah melakukan pembelajaran asosiatif melalui pegondisian klasik.

2. Pengondisian Klasik Pada Manusia

Sama halnya seperti pengondisian klasik kepada hewan, pengondisian klasik pada
manusia juga dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada kali ini dilakukan penelitian
kepada seorang bayi berumur 11 bulan dimana awalnya Albert ini tidak takut kepada
tikus. Dilakukan eksperimen pada saat Albert memegang seekor tikus, sang
eksperimenter memperdengarkan suara keras yang membuat Albert nangis ketakutan.
Lalu efek ini berkelanjutan dimana menimbulkan trauma pada albert pada saat melihat
objek yang mirip dengan tikus dia langsung menunjukkan rasa taku, dan eksperimen ini
berakhir karena Albert meninggal pada umur 5 tahun karena sakit-sakitan. Seperti contoh
eksperimen lainnya pada saat seorang anak bayi bermain dan tidak sengaja memecahkan
barang yang tidak sengaja ia pegang lalu ibunya berteriak karena barang tersebut barang
kesayangan ibunya, lalu setiap anak ini melakukan hal yang ceroboh, seperti menjatuhkan
barang, merusak barang ibunya berteriak, suatu Ketika pada saat ibunya berteriak padahal
anak tersebut tidak melakukan kesalahan dia langsung trauma dan menunjukkan rasa
takut. Dari eksperimen ini dapat disimpulkan yang awalnya stimulus netral tetapi
menimbulkan stimulus tidak terkondisikan lalu menjadi stimulus terkondisikan dan
respon terkondisikan.

C. SUB BAB 3
1. Pengondisian Operan

Pengondisian operan merupakan pembelajaran suatu respon yang telah disadarinya


lebih diperkuat atau diperlemah, tergantung kepada kondisi konsekuensi yang didapatkan

2. Hukum Efek Thorndike

Menurut Thorndike belajar itu merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi antara


peristiwa yang akhirnya bisa disebut dengan stimulus dan respon. Stimulus sendiri
merupakan suatu perubahan yang berasal dari lingkungan eksternal yang mengaktifkan
manusia untuk bereaksi/ bekerja sedangkan Respon adalah merupakan tingkah laku dari
seseorang yang muncul difaktori oleh adanya stimulus.

2
2.1 Hukum-Hukum Thorndike
Hukum kesiapan ( Law of Readiness ) artinya jika suatu organism didukung oleh
kesiapan yang cukup kuat maka akan memperoleh stimulus dan tingkah laku yang akan
memuaskan individu tersebut. Hukum ini juga menyatakan bahwa jika belajar akan
berhasil jika peserta didik sudah siap menerima materi dan siap untuk belajar. Jika tetap
diberikan kepada peserta didik yang belum siap belajar maka sistem pembelajaran tidak
akan menghasilkan hasil yang baik.

Hukum Latihan ( law of Excersice ) artinya hukum ini merupakan hubungan Latihan
yang membuat hubungan stimulus dan respon seseorang menjadi semakin kuat.
contohnya jika semakin sering Tindakan itu dilakukan maka akan semakin kuat. Dan
sistem dari hukum ini adalah pengulangan dimana semakin sering diulang maka akan
semakin kuat tertanam di fikiran seseorang.

Hukum Akibat ( law of Effect ) artinya hubungan antara stimulus dan respon akan
semakin kuat jika Tindakan yang dilakukan menyenangkan, dan akan semakin melemah
jika Tindakan yang dilakukan kurang menyenangkan.

Hukum Reaksi Bervariasi ( Multi Response ) yang artinya Bahasa setiap individu
harus diawali dengan proses trial and error yang akan memunculkan bermacam macam
respon sampai akhirnya menemukan respon yang tepat untuk menyelesaikan sebuah
masalah.

Hukum Sikap ( Set / Attitude) artinya sebuah perilaku belajar seseorang tidak hanya
bisa diukur atau ditentukan oleh hubungan stimulus dan respon itu sendiri tetapi juga bisa
ditentukan oleh hal yang ada di dalam diri individu tersebut baik kognitif,emosi,sosial
maupun psikomotoriknya.

Hukum Aktivitas Berat Sebelah (Prepotency of Element) hukum ini telah menyatakan
bahwa setiap individu akan memberikan respon hanya pada stimulus tententu saja sesuai
dengan persesipnya terhadap semua situasi atau disebut respon selektif

Hukuman Respon by Analogy merupakan hukum yang mengatakan bahwa individu


juga bisa memberikan respon pada situasi yang belum dialami, karena individu bisa
menghubungkan situasi yang lama dan situasi yang baru sehingga terjadi perpindahan
unsur yang pernah dikenal kesituasi yang baru. Semakin banyak unsur yang sama akan
semakin mudah mengalami perpindahan.
Hukum Perpindahan Asosiasi yang menjelaskan bahwa proses peralihan unsur situasi
lama ke situasi yang baru secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit
unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur yang lama.

3. Pendekatan Skinner Dalam Pengondisian Operant

Pandangan Skinner terhadap Manusia yaitu manusia merupakan individu yang


dibentuk melalui lingkungan sekitar dengan adanya shaping yang merupakan sebuah
upaya bertahap yang mengubah dan membentuk tingkah laku mulai dari yang sederhana
sampai tingkah laku yang kompleks. Skinner juga menganggap bahwa manusia bukan
makhluk yang pasif melainkan manusia merupakan makhluk yang aktif (operant
conditioning).

3
3.1 Jenis Perilaku Organisme menurut Skinner

Menurut Skinner ada 2 jenis perilaku organisme yaitu Respondent Behavior dan
Operant Behavior. Respondent Behavior adalah sebuah perilaku yang muncul secara
otomatis,spontan atau perilaku yang muncul tanpa perlu dipelajari. Sedangkan Operant
Behavior adalah perilaku yang dipelajari akan muncul secara langsung atau tidak
langsung pada sebuah kegiatan.

3.2 Komponen / Bentuk Operant Conditioning

Dalam teori Operant Conditioning Skinner menuangkan pemikirannya yaitu dengan


adanya penguatan (reinforcement) yaitu adalah penguatan positif atau reward dan
penguatan negatif atau punishment. Penguatan positif sendiri adalah sebuah respon yang
memperkuat atau mendorong sebuah tingkah laku tidak balas. Sedangkan penguatan
negatif adalah penguatan yang mendorong individu untuk menghindari suatu Tindakan
balas tertentu yang tidak memuaskan.

4. Shaping

Teknik Shaping merupakan sebuah proses atau upaya bertahap yang digunakan untuk
membentuk suatu perilaku individu yang dimulai dari perilaku yang sederhana sampai
perilaku kompleks.

Teknik Shaping sendiri melibatkan 3 komponen utama yaitu dengan menentukan


tujuan perilaku harus jelas dan spesifik. Lalu kita membuat rencana shaping yang
bertujuan untuk mencapai tujuan atau perilaku yang harus diambil untuk mencapai tujuan
itu. Dan komponen shaping yang ketiga, yaitu dengan memberikan penguatan dengan
cara bertahap jika sebuah perilaku sudah mendekati tujuan maka penguatan positif
shaping bisa dilakukan dengan memberikan pujian atau hadiah.

4
4.1 Langkah- Langkah Shaping

Menurut B.F Skinner ada beberapa Langkah Shaping yang harus dilakukan yaitu:

a. Membuat analisis ABC


- Antecedent ( penyebab sikap )
- Behavior ( sikap yang dipermasalahkan )
- Consequence ( akibat yang diperoleh dari sikap tersebut )
b. Menetapkan tujuan sikap khusus yang ingin dicapai Bersama
c. Menentukan Bersama jenis reinforcement yang akan digunakan
d. Menyusun perencanaan tahapan sikap dari sikap awal hingga sikap akhir
e. Perencanaan bisa diubah sewaktu-waktu selama program shaping berjalan
f. Menentukan waktu untuk pemberian reinforcement

5. Prinsip Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah respon positif yang akan diberikan oleh guru
terhadap peserta didik / individu yang bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan sebuah perilaku di dalam pembelajaran. Dan penguatan dilakukan secara
sengaja untuk membuat sebuah tingkah laku bisa terulang kembali. Penguatan positif
diberikan kepada peserta didik dapat memotivasi serta dapat mengembangkan pemikiran
peserta didik menuju arah yang lebih baik.

5
5.1 Prinsip – Prinsip penguatan

Menurut Moh. Uzer Usman ada tiga prinsip dalam penguatan yang harus diperhatikan
dalam penggunaan penguatan. yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan , dan
menghindari respon negatif.

a. Kehangatan dan keantusiasan


Sikap dan gerak yang diberikan guru termasuk suara, mimik, dan gerak badan
akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan
penguatan.

b. Kebermaknaan

Penguatan sebaiknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan


individu atau seorang siswa sehingga ia mengerti dan semakin yakin bahwa pantas
untuk diberikan penguatan.

c. Menghindari penggunaan respon yang negatif

Munculnya respon negatif yang berasal dari guru terhadap individu/ siswa akan
mematahkan semangat siswa tersebut dalam mengembangkan dirinya.

6. Analisis Perilaku Terapan merupakan salah satu jenis terapi yang berfokus pada
meningkatkan perilaku seseorang.
D. SUB BAB 4
a. Pembelajaran Observasi

merupakan pembelajaran yang menggambarkan proses belajar dengan mengamati


orang lain,menyimpan informasi juga mereplikasi perilaku yang diamati. Contoh
Pembelajaran Observasi adalah seorang anak kecil melihat ibunya melipat pakaian,
kemudian ia mengambil beberapa pakaian dan meniru melipat pakaian tersebut .
Observasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi apapun dari suatu
peristiwa dengan cara mengamati secara langsung.

a.1 Ciri – Ciri Observasi


a. Objektif dilakukan dengan berdasarkan kepada keadaan objek Tunggal nyata yang
diamati secara langsung
b. Faktual dilakukan sesuai fakta yang berasal dari pengamatan yang terbukti
kebenarannya tanpa berbagai dugaan yang tidak jelas
c. Sistematik dilakukan sesuai dengan metode yang sudag ditentukan dari awal dan tidak
asal asalan

a.2 Manfaat Observasi


a. Merekam suatu kejadian peristiwa cara runtut dan kronologis
b. Menjelaskan tentang suatu kejadian dengan tingkat keakuratan yang tinggi
c. Hasil penemuan kemudian dapat ditafsirkan dengan mudah
d. Hasil observasi juga dapat membantu menginterpretasikan suatu keadaan di dunia
nyata
e. Dapat digabungkan dengan menggunakan teknik lain untuk menghasilkan laporan

a.3 Tujuan Observasi


a. Menggambarkan objek yang berhubungan dengan pengamatan panca Indera
b. Mendapatkan kesimpulan
c. Mendaptkan data dan informasi
a.4 Kelebihan Observasi
a. Memperoleh data dari subjek secara langsung baik komunikasi verbal/tidak
b. mencatat perilaku pertumbuhan serta hal hal terkait fenomena yang kejadiannya
secara langsung
a.5 Kekurangan Observasi
a. memerlukan waktu yang sangat lama dalam melakukan pengamatan untuk kejadian
ataupun peristiwa tertentu
b. pengamatan ini kemudian berlangsung dengan lebih lama dan tidak dapat dilakukan
secara langsung
a.6 Metode Observasi
a. Observasi partisipatif adalah metode yang bertujuan untuk memperoleh data yang
lengkap
b. Observasi terus terang/tersamar adalah Teknik dimana peneliti mengungkapkan terus
terang kepada narasumber/komunitas/Masyarakat bahwa peneliti sedang melakukan
observasi sehingga seluruh proses penelitian diketahui
c. Observasi tidak terstruktur adalah Teknik yang digunakan Ketika fokus penelitian
belum jelas atau fokus berkembang selama observasi berlangsung
a.7 Tahapan dalam pembelajaran Observasi
a. Perhatian dalam pembelajaran observasi artinya Seorang pengamat harus memiliki
pola pikir yang benar untuk melakukannya. Seperti memiliki energi untuk
belajar,tetap fokus pada apa yang dilakukan,dan mengamati waktu yang cukup untuk
memahami apa yang akan dilakukan.
b. Penyimpanan dalam pembelajaran observasi artinya Pengamat harus mampu
memusatkan perhatain pada perilaku model dan pengamat harus mampu mengingat
apa yang dilihat, jika pengamat tidak dapat mengingat perilaku model,mereka perlu
Kembali ke tahap pertama lagi dan pengamat harus mampu menyimpan informasi
c. Reproduksi pembelajaran observasi artinya Pengamat mencoba untuk mereplikasinya,
setiap Individu akan memiliki kapasitas unik mereka sendiri dalam hal meniru
perilaku tertentu,yang berarti bahwa dengan fokus dan ingatan yang
sempurna,beberapa perilaku mungkin tidak mudah ditiru
d. Motivasi dalam pembelajaran observasi artinya Motivasi dapat meningkatkan jika
pengamat melihat model menerima hadiah karena terlibat dalam perilaku tertentu dan
pengamat percaya bahwa mereka juga akan menerima hadiah jika mereka meniru
perlikau itu. Motivasi dapat menurun jika pengamat memiliki pengetahuan atau
menyaksikan model di hukum karena perilaku tertentu.

E. SUB BAB 5

Faktor Kognitif dalam pembelajaran bagaimana seorang mampu beradaptasi dan


mempelajari suatu objek serta kejadian kejadian yang ada di sekitarnya. Aspek kognifitif
dalam pembelajaran merupakan bentuk kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri
sendiri atau untuk belajar pada tahap tertentu. Tujuan perilaku adalah suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya

1. Tujuan Perilaku
Perilaku belajar adalah suatu sikap yang muncul dari diri siswa dalam
menanggapi dan meresponi stetiap kegiatan belajar mengajar yang terjadi dan juga
menunjukkan sikapnya apakah antusias dan bertanggung jawab atas kesempatan
belajar yang diberikan kepadanya
2. Wawasan Pembelajaran
Wawasan pembelajaran adalah wawasan yang di butuhkan oleh seorang dalam
memusatkan perhatiannya kepada hal hal yang berkenaan dengan memandang
serta cara bersikap yang lebih umum

F. SUB BAB 6
Kendala Biologis Dalam pembelajaran, terdapat faktor yang dapat mempengaruhi
suatu proses pembelajaran tersebut, salah satunya yaitu faktor biologis. Faktor biologis
merupakan sebuah kondisi yang berkaitan dengan tubuh atau badan fisiologis pada setiap
diri masing-masing atau individu. Faktor biologis juga dapat menimbulkan bermacam-
macam kendala. Hal tersebut dikarenakan kondisi tubuh atau fisik seseorang sangat
berperan penting dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, jika seorang individu akan
melakukan aktivitas belajar atau mengajar, maka individu tersebut harus memiliki kondisi
tubuh yang sehat. Jika tidak, maka aktivitas belajar tersebut akan terganggu dan menjadi
tidak maksimal karena kondisi tubuh yang tidak memumpuni.

Pengaruh Budaya merupakan salah satu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
oleh sekelompok orang dan diwariskan kepada generasi selanjutnya (Umam, 2021).
Budaya berpengaruh dalam pembelajaran dikarenakan budaya menciptakan karakteristik
setiap individu yang berbeda-beda. Sehingga, segala bentuk proses belajar, metode
belajar, pada setiap individu pun dapat berbeda-beda. Proses atau metode belajar yang
berbeda-beda tersebut dapat disebut juga dengan Emotional Type of Learning. Metode-
metode pembelajaran tersebut diantaranya:

Sensory Type of Learning yaitu dapat disebut juga dengan belajar berdasarkan
pengamatan. Seseorang akan menggunakan pengamatan sensorisnya untuk belajar,
contohnya dengan melihat, meraba, mendengar, mengecap, dan lain sebagainya.

Memory Type of Learning adalah budaya belajar yang sudah sangat sering digunakan
oleh kebanyakan orang. Memory type of learning merupakan belajar dengan metode
menghafal. Seseorang biasanya akan menghafal dengan memahami materi dengan teliti,
mengaitkan materi dengan kejadian nyata di sekitarnya, ada pula yang menghafal dengan
mengulangi apa yang mereka ucapkan atau mereka hafalkan.

Motor Type of Learning atau pembelajaran motoris disebut juga dengan belajar
berdasarkan gerak praktek yang berkaitan dengan latihan. Praktek tersebut nantinya akan
membentuk suatu perubahan yang terjadi karena latihan, bukan karena suatu
perkembangan yang terjadi dengan sendirinya.

Problem Solving Type of Learning merupakan budaya belajar dengan memecahkan


masalah biasanya dianggap lebih seru dan menantang untuk sebagian orang. Metode
pembelajaran ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau pembelajaran, seperti
sejarah, biologi, ilmu mengenai alam, perhitungan, dan lain sebagainya.
Dari beberapa metode belajar tersebut, masih banyak lagi metode belajar yang
dijadikan budaya oleh beberapa orang. Seseorang individu akan terbiasa dengan beberapa
metode pembelajaran yang sudah menjadi kebiasaan orang-orang terdahulu mereka dan
setelahnya diturunkan kepada anak cucunya hingga menjadi sebuah tradisi atau budaya
belajar

Kendala Psikologis ini berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang nantinya
akan berpengaruh dalam proses pembelajaran. Jika seseorang memiliki kondisi mental
yang baik, kemungkinan besar orang tersebut akan lebih unggul dalam pembelajaran.
Kendala kendala psikologis yang muncul pada proses pembelajaran antara lain kurangnya
motivasi, intelegensi atau kecerdasan yang kurang mencukupi , minat individu yang
rendah, ketidaksiapan dalam berinteraksi atau memberi respon, serta bakat yang tidak
dikembangkan. Jika kendala-kendala tersebut ditangani maka hasil belajar dari setiap
individu dapat lebih optimal. Beberapa cara menangani kendala psikologis dalam

pembelajaran yaitu Memotivasi dan mendorong diri untuk melakukan suatu tindakan
yang diperlukan untuk kebutuhan diri sendiri, menyiapkan dan mematangkan intelegensi
atau kecakapan dalam menghadapi situasi pada diri masing-masing

Memunculkan ketertarikan pada hal yang sedang dipelajari sehingga dapat dijadikan
suatu minat yang cenderung diperhatikan secara terus-menerus, Memiliki sikap perhatian
terhadap apa yang sedang dipelajari sehingga menciptakan sebuah ke kreativitas an.

G. SUB BAB 7
Tikus dapat mengalami stres karena bisa saja dia menjadi bahan eksperimen
pengkondisian klasik di mana dia harus melakukan hal yang baru menjadi kebiasaan baru
bagi dia di mana sebelumnya dia belum pernah melakukannya dan tikus tikus tersebut
mengeluarkan respon yang tidak bagus yaitu ia mengalami stres mengapa tikus mudah
mengalami stres karena neuron di hippocampus lebih sedikit dibanding manusia. Neuron
di hippocampus ini berguna untuk proses belajar dan emosi. karena neuron di hipocampus
tikus itu sedikit itu memungkinkan tikus mengalami stres lebih mudah dibanding manusia
akibat hal yang harus dia lakukan untuk menjadi kebiasaan barunya dia atau hal yang
belum pernah ia lakukan dan terpaksa untuk melakukan hal tersebut dan mengeluarkan
respon stres bagi si tikus.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.sainte-anastasie.org/articles/psicologa/aprendizaje-asociativo-tipos-y-
caractersticas.html
https://id.sainte-anastasie.org/articles/psicologa/aprendizaje-asociativo-tipos-y-
caractersticas.html
Robert S.Feldman. 2012. Pengantar psikologi. Jakarta: Salemba Humanika
https://www.kompasiana.com/erminurcholimah/5a14b24e3c2c7535bc3b7682/minat-dan-
proses-proses-yang-mempengaruhi-belajar

https://www.gramedia.com/literasi/budaya/

https://www.materikonseling.com/2021/09/gambaran-umum-pembelajaran-observasi.html
- :~:text=Pembelajaran%20observasi%20menggambarkan%20proses%20belajar,kemudian
%20mereplikasi%20perilaku%20yang%20diamati
https://dqlab.id/teknik-pengolahan-data-kualitatif-mengenal-3-tipe-observasi
- :~:text=Observasi%20dapat%20dibedakan%20menjadi%203,observasi%20dalam
%20mengumpulkan%20data%20kualitatif
https://www.gramedia.com/literasi/apa-itu-observasi/
https://www.materikonseling.com/2021/09/gambaran-umum-pembelajaran-observasi.html
https://www.detik.com/jabar/jabar-gaskeun/d-6200433/kognitif-adalah-perkembangan-
kemampuan-dan-fungsinya - :~:text=Menurut%20Drever%20(2004)%20kognitif
%20adalah,makna%2C%20penilaian%2C%20dan%20penalaran
https://educhannel.id/blog/artikel/wawasan-kependidikan.html - :~:text=Wawasan
%20Pendidikan%20adalah%20wawasan%20yang,seperti%20wawasan%20dalam%20hal
%20belajar
https://www.google.com/search?
q=pendekatan+skinner+dalam+pengondisian+operant&oq=pendekata&aqs=chrome.0.69i59j
0i131i433i512j69i64j69i57j0i433i512j0i512j69i60l2.1537j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://educhannel.id/blog/artikel/teknik-shaping.html
https://www.google.com/search?
q=kelemahan+dan+kelebihan+shaping+psikologi&oq=kelemahan+dan+kelebihan+shaping+
psi&aqs=chrome.1.69i57j33i160l2j33i22i29i30l7.7799j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12305/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai