ribosom
ka sul
ili
nukleoid
membran sel
membran nuklear
RE kasar
nukleolus
RE halus
sentriol
mitokondria kloroplas
peroksisom dinding sel
flagela
membran nuklear
RE halus
nukleolus
RE kasar
badan Golgi
sentrosom
mitokondria
eroksisom
membran lasma
mikrovili
lisosom
Kegiatan 1.4 Mengenal Perbedaan Struktur Sel Prokariota dan Sel Eukariota
Evaluasi Bab 1
A.
1. D 6. C 11. E
2. C 7. B 12. D
3. C 8. A 13. D
4. C 9. E 14. A
5. E 10. B 15. E
B.
1. Perbedaan yang paling mencolok antara sel prokariota dan sel eukariota adalah ukuran sel
prokariota sangat kecil 0,0001 – 0,0003 mm atau10 x lebih kecil dari sel eukariota.
2.
Vakuola pusat Berisi air dan sampah, menyediakan tidak ada ada
tekanan turgor untuk menyokong sel.
3. Perbedaan gambar yang dihasilkan mikroskop cahaya, TEM, SEM, dan STM adalah:
Macam Deskripsi
Mikroskop cahaya Menghasilkan pembesaran objek hingga 1.000 x, dapat
mengamati sel hidup.
Mikroskop TEM Menghasilkan pembesaran objek hingga 500.000 x, mengamati
objek yang telah mati.
Mikroskop SEM Menghasilkan pembesaran objek hingga 150.000 x, mengamati
objek yang telah mati, tampilan objek dalam bentuk tiga
dimensi.
Mikroskop STM Menghasilkan pembesaran objek hingga 1.000.000 x, mengamati
objek yang telah mati, dapat mengamati molekul penyusun
lapisan luar sel.
4. Fungsi dindingproses
terlibat dalam sel pada tumbuhan
transpor, adalah
absorpsi, membatasi ukuran sel, melindungi isi sel, serta
dan sekresi.
5. Struktur membran sel adalah lapisan yang mengelilingi bagian luar sel, tersusun atas dua lapis
molekul fosfolipid (bagian kepala yang suka air / hidrofilik, dan bagian ekor yang tidak suka
air / hidrofobik)
Fungsi membran sel adalah untuk memisahkan sitoplasma sel dari lingkungan luar dan media
transportasi substansi tertentu dari dalam atau keluar sel.
A.
1. C 6. A 11. A
2. B 7. B 12. D
3. C 8. C 13. A
4. E 9. C 14. A
5. E 10. C 15. A
B.
1.
Unsur Senyawa
Substansi sel yang tidak dapat dipecah lagi Substansi sel yang dapat dipecah menjadi
menjadi substansi yang lebih sederhana beberapa unsur.
dengan menggunakan cara-cara yang biasa.
2. Komponen kimiawi yang menyusun sel adalah protein, asam nukleat, karbohidrat, dan
lipid.
3. Tiga struktur bagian yang menyusun nukleotida adalah lima gula karbon, yaitu ribosa atau
deoksiribosa, kelompok fosfat dan nitrogen yang mengandung basa pembeda
antarnukleotida.
4. Nukleotida deoksiribosa mengandung basa adenin, guanin, sitosin, dan timin. Sedangkan
nuklotida ribosa terikat pada adenin, guanin, sitosin, dan urasil yang menggantikan timin.
5. Karbohidrat : karbon, hidrogen, dan oksigen.
Protein: karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Lipid: karbon, hidrogen, dan oksigen.
Asam nukleat: karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan fosfor.
Faktor yang memengaruhi proses difusi adalah gradien konsentrasi melewati membran, ukuran
molekul, dan semudah apa molekul tersebut larut dalam lemak.
Kegiatan 3.3 Mengenal Macam-Macam Mekanisme Transpor Zat pada Membran Sel
4. Osmosis Difusi air yang melewati membran semi permeabel, air bergerak
melewati membran dari konsentrasi molekul air bebas yang tinggi
ke konsentrasi molekul air bebas yang rendah atau tekanan air
tinggi ke tekanan air rendah.
7. Eksositosis Transpor zat pada membran plasma dimana kantong di dalam sel
yang mengandung protein dan molekul lain dipindahkan ke luar
melalui sisi terluar sel sampai menyentuh membran plasma.
Kemudian membran kantong bersatu dengan membran plasma
dan isi dari kantong dikeluarkan dari sel.
Daerah hidrofilik
protein Polar bersifat
hidrofilik
Daerah hidrofobik
protein
Evaluasi Bab 3
A.
1. B 6. A 11. E
2. B 7. C 12. A
3. C
4. B 8. D
9. D 13. C
14. A
5. B 10. C 15. E
B.
1. Model membran plasma yang dikenalkan S.J. Singer dan G.L. Nicolson adalah model mosaik
cair yaitu struktur dasar membran dimana terdapat protein yang mengambang di dua lapisan
lipid.
2. Difusi: perpindahan molekul-molekul dalam cairan mengikuti gradien konsentrasi yang
menurun, dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah.
3. Osmosis: difusi air yang melewati membran semi permeabel, air bergerak melewati membran
dari konsentrasi molekul air bebas yang tinggi ke konsentrasi molekul air bebas yang rendah
atau tekanan air tinggi ke tekanan air rendah.
4. Transpor pasif : perpindahan substansi ke dalam atau ke luar sel mengikuti gradien konsentrasi
yang menurun.
Transpor aktif: pemindahan substansi-substansi melewati membran sel melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi.
5. - Larutan isotonik : larutan yang memiliki konsentrasi air di dalam dan di luar sel sama.
Tidak ada kecenderungan air untuk masuk atau keluar dari sel darah merah.
- Larutan hipertonik : larutan yang memiliki konsentrasi partikel-partikel terlarut lebih
tinggi dari pada sitoplasma sel dan menyebabkan air meninggalkan sel secara osmosis. Sel
darah merah akan mengerut karena air di dalam sel keluar dari sel secara osmosis sampai
konsentrasi air di dalam dan di luar sel sama.
- Larutan hipotonik : larutan yang memiliki konsentrasi partikel-partikel terlarut lebih kecil
daripada sitoplasma sel dan menyebabkan air masuk ke dalam sel secara osmosis. Sel darah
merah akan menggembung bahkan meledak pecah di dalam air murni.
Epidermis
(dermal)
Korteks
(dasar)
Stele
(pembuluh)
Epidermis
Korteks
Empulur
Ikatan
pembuluh
Kegiatan 4.3 Mengamati Jaringan pada Batang Monokotil
Epidermis
Jaringan dasar
Ikatan pembuluh
Epidermis atas
Parenkim palisade
Rongga udara
Epidermis bawah
Kutikula
Kolenkim
Epidermis atas
Parenkim Stomata
palisade
Parenkim
bunga karang Epidermis bawah
Epitel pipih
berlapis banyak
Epitel pipih
selapis
Epitel kubus
selapis
Epitel silindris
selapis
Kegiatan 5.2 Mengenal Jaringan Ikat pada Hewan
a Keterangan :
b d A : jaringan ikat longgar
c e a : sel
A B b : serat kolagen
c : serat elastis(rekuler)
f
g B : jaringan adiposa
h C d
e :: droplet
nukleuslemak
i
j C : darah
f : sel darah putih
k D g : sel darah merah
l n h : plasma
m o
E F
serabut otot
nukleus nukleus
pertemuan
unit serabut otot antara 2 sel
kontraksi
otot
otot jantung
otot rangka
serabut otot
otot polos
Kegiatan 5.4 Mengenal Jaringan Saraf pada Hewan
arah signal
dendrit
badan sel
nukleus
nodus
selubung Ranvier knop sinaptik
mielin
Evaluasi Bab 5
A.
1. B 6. E 11. E
2. C 7. D 12. D
3. E 8. C 13. C
4. A 9. C 14. A
5. D 10. D 15. A
B.
1. Fungsi jaringan epitel:
a. Lapisan paling luar yang melindungi tubuh.
b. Sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi yang mengatur tekanan osmotik cairan tubuh.
c. Melakukan proses absorbsi.
d. Sebagai kelenjar.
e. Membantu proses respirasi.
f. Sebagai alat penerima rangsang dari luar.
g. Sebagai alat gerak.
2. Jaringan epitel selapis biasanya terdapat di tempat-tempat yang tidak berisiko mengalami
banyak kerusakan dan hanya berfungsi dalam absorpsi dan filtrasi. Sementara itu, epitel
berlapis banyak sering ditemukan di tempat yang berisiko mengalami banyak kerusakan dan
biasanya sel-sel epitelnya dapat beregenerasi dengan cepat.
3. Darah dimasukkan dalam jaringan ikat karena darah mengandung sel-sel seperti sel makrofag,
sel plasma, dan sel leukosit yang tertanam dalam cairan. Selain itu darah juga mengandung
komponen substansi dasar yaitu plasma yang bersifat amorf, homogen, kental, dan mengisi
ruang kosong antara sel-sel tersebut.
4. Jaringan yang terdapat pada jantung dan fungsinya:
- Jaringan otot merupakan jaringan utama pembangun jantung.
- Jaringan epitel yang melapisi sekat-sekat yang ada dalam jantung mencegah kebocoran dan
menyediakan permukaan halus sehingga darah mengalir dengan sedikit gesekan.
- Jaringan ikat membuat jantung elastis dan memperkuat dinding serta katup-katupnya.
- Jaringan saraf mengatur ritme kontraksi otot-otot jantung.
5. 12 sistem organ dalam tubuh manusia:
a. Sistem pencernaan makanan
b. Sistem otot
c. Sistem rangka
d. Sistem sirkulasi
e. Sistem respirasi
f. Sistem ekskresi
g. Sistem integumen
h. Sistem saraf
i. Sistem endokrin
j. Sistem imunitas
k. Sistem limfatik
l. Sistem reproduksi
2.
No. Nama Tulang pada Jumlah (kiri Nama Tulang pada Kaki Jumlah (kiri
Tangan dan kanan) dan kanan)
1. Tulang lengan atas 2 Tulang paha (femur) 2
(humerus)
2. Tulang pengumpil 2 Tulang kering (tibia) 2
(radius)
3. Tulang hasta (ulna) 2 Tulang betis (fibula) 2
4. Tulang pergelangan 16 Tulang tempurung lutut 2
tangan (karpal) (patela)
5. Tulang telapak tangan 10 Tulang pergelangan kaki 14
(metakarpal) (tarsal)
6. Tulang jari tangan 28 Tulang telapak kaki 10
(falang) (metatarsal)
7. Tulang jari kaki (falang) 28
3.
No. Nama Tulang Jumlah
1. Tulang dahi (frontal) 1
2. Tulang ubun-ubun (parietal) 2
3. Tulang pelipis (temporal) 2
4. Tulang baji (sfenoid) 1
5. Tulang tapis (etmoid) 1
6. Tulang kepala belakang (oksipital) 1
7. Tulang pipi (zigomatik) 2
8. Tulang hidung (nasal) 2
9. Tulang rahang atas (maksila) 1
10. Tulang rahang bawah (mandibula) 1
11. Tulang air mata (lakrimal) 2
12. Tulang langit-langit (palatum) 1
13. Tulang vomer 1
14. Tulang konka depan 1
4.
No. Nama Tulang Jumlah
1. Tulang leher (vertebra servikalis) 7
2. Tulang punggung (vertebra torakalis) 12
3. Tulang pinggang (vertebra lumbalis) 5
4. Tulang panggul (sakrum) 1
5. Tulang ekor (koksik) 1
8. Fungsi Rangka:
a. Memberi bentuk pada tubuh.
b. Menahan dan menegakkan tubuh.
c. Melindungi organ-organ vital dalam tubuh, misalnya otak dilindungi oleh tengkorak.
d. Merupakan tempat pelekatan bagi otot rangka.
e. Merupakan alat gerak pasif.
f. Merupaan tempat untuk pebentukan sel-sel darah.
Jenis Sendi
Sendi mati Sendi kaku Sendi gerak
Evaluasi Bab 6
A.
1. C 6. E 11. E 16.A
2. B 7. A 12. B 17.C
3. D 8. C 13. C 18.B
4. C 9. D 14. C 19.E
5. A 10. D 15. C 20.C
B.
1. Komponen penyusun sistem gerak adalah rangka dan otot.
2. Berdasarkan sifatnya persendian dibagi menjadi tiga macam yaitu sendi mati (sinartrosis),
sendi kaku (amfiartrosis), dan sendi gerak (diartrosis).
Berdasarkan arah geraknya persendian dibagi menjadi enam macam yaitu sendi engsel, sendi
pelana, sendi putar, sendi peluru, sendi geser, dan sendi elipsoid.
3. Sifat kerja otot adalah:
- Sinergis yaitu otot yang bekerja bahu-membahu, contohnya menelungkupkan telapak
tangan
- Antagonis yaitu otot yang bekerja berlawanan, ada otot yang kontraksi dan yang lainnya
relaksasi. Contohnya otot bisep dan trisep
4. Kelainan yang terjadi pada sistem gerak antara lain:
- Osteoporosis : penipisan jaringan tulang yang membuat tulang menjadi rapuh dan mudah
patah.
- Rakitis : bentuk tulang yang abnormal karena kurang mengonsumsi kalsium, fosfor, dan
vitamin D.
- Osteomielitis : infeksi pada tulang karena bakteri Staphylococcus
- Reumatoid arthritis : penyakit karena peradangan dan penebalan membran sinovial yang
diikuti degenerasi tulang.
- Patah tulang : tulang patah atau retak karena kecelakaan.
- Keseleo : cedera otot yang menyebabkan ligamen terlepas dari tulang.
- Mialgia : infeksi atau peradangan pada otot.
- Distrofi otot : penyusutan pada otot.
5. Kontraksi pada otot terjadi jika sarkomer memendek karena filamen halus bergerak melewati
filamen kasar. Sarkomer yang berkontraksi penuh filamen halusnya tumpang tindih di bagian
tengah sarkomer. Pergeseran filamen pada sarkomer dipengaruhi oleh ion Ca 2+ dan
ketersediaan ATP.
B.
vakuola kontraktil
vakuola
makanan
silia
A Keterangan:
b c A : Sel-sel tubulus pada metanefridium
a mengubah komposisi cairan selom.
B : Cairan selom memasuki
metanefridium melalui nefrostom.
e f g C : Sel-sel tubulus memproduksi cairan
d urine yang diekskresikan melalui
B C nefridiofor.
a : metanefridium b : kapiler
c : kandung kemih d : nefrostom
e : tubulus pengumpul f : nefridiofor
g : urine
a Keterangan :
a : tubulus Malpighi
b : usus tengah (lambung)
c c : rektum
d d : usus
b e : garam, air, dan limbah nitrogen
f : tubulus Malpighi
e k l g : usus tengah
h : reabsorbsi air, ion, dan molekul
f organik penting
i : usus
j j : rektum
i k : feses dan urine
l : anus
g h
Kegiatan 10.4 Cara Kerja Ginjal
1. Tahap filtrasi glomerulus
Terjadi pada kapiler glomerulus dalam kapsul Bowman.
Hasil dari tahap ini berupa filtrate glomerulus (urine primer).
Kandungannya adalah serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.
2. Tahap reabsorpsi
Terjadi pada tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan
saluran pengumpul.
Hasil dari tahap ini berupa urine sekunder.
Kandungannya adalah garam dan zat-zat yang bersifat racun seperti ureum, sedangkan zat-
zat yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino tidak ditemukan dalam urine
sekunder.
3. Tahap augmentasi (sekresi)
Terjadi pada tubulus kontortus distal.
Hasil dari tahap ini berupa urine.
Kandungannya adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu.
bagian depan
2. Jerawat lipatan siku. kulit karena bakteri yang hidup di sekitar folikel rambut
: pembengkakan
menguraikan sebum yang tidak dapat keluar ke permukaan kulit. Sebum tidak dapat keluar
karena tersumbat oleh keratin yang mengandung sel-sel kulit mati.
3. Pielonefritis : pembengkakan ginjal karena infeksi bakteri yang bermula dari kandung
kemih lalu menyebar ke ginjal.
4. Glomerulonefritis : pembengkakan glomerulus ginjal karena sistem kekebalan tubuh rusak
akibatnya antibodi dan substansi lain yang berbentuk partikel besar di aliran darah akan
terjebak di glomerulus.
5. Batu ginjal : struktur kecil, kristal yang terbentuk di ginjal atau saluran urinari.
6. Prostatis : peradangan pada prostat yang membuat penderita sulit buang air kecil.
Disebabkan oleh bakteri dan nonbakteri.
7. Diabetes Insipidus : penyakit karena kekurangan hormon vasopresin yang mengatur jumlah
sekresi urin oleh ginjal.
Evaluasi Bab 10
A.
1. A 6. C 11. D
2. D 7. B 12. B
3. B 8. E 13. D
4. E 9. A 14. E
5. A 10.D 15. C
B.
1. Untuk menjaga keseimbangan osmosis tubuh, ikan air laut beradaptasi dengan cara banyak
meminum air laut dan menghasilkan sedikit urin. Selain itu ikan air laut berusaha
menghilangkan kadar garam berlebih dalam tubuhnya lewat insang atau desalinasi.
2. a. Filtrasi : proses penyaringan yang terjadi pada kapiler glomerulus dalam kapsul Bowman.
b. Reabsorbsi : penyerapan kembali filtrat glomerulus sehingga substansi yang masih berguna
seperti glukosa, asam amino, dan air dikembalikan ke darah.
c. Augmentasi : proses penambahan zat-zat seperti ion hidrogen, ion kalium, amonia, dan
obat-obatan tertentu dari darah ke dalam filtrat di tubulus kontortus distal.
3. Keberadaan gula dalam urin berbahaya karena menunjukkan adanya penyakit diabetes
mellitus. Penyakit ini menyebabkan kadar gula dalam tubulus distal berlebih sehingga dapat
mengganggu kerja ginjal (mengganggu proses reabsorbsi).
4. Proses pembentukan urin tidak membutuhkan kerja bakteri sedangkan proses pembentukan
feses membutuhkan kerja bakteri menguntungkan yang hidup di dalam usus besar. Oleh karena
itu tidak ditemukan bakteri di dalam urin orang yang sehat.
5. Sistem ekskresi pada belalang dilakukan oleh pembuluh malphigi yaitu kumpulan benang
halus yang berwarna putih kekuningan dengan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus.
Darah mengalir lewat pembuluh malphigi. Saat cairan bergerak melewati pembuluh, bahan
yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam
diserap kembali secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke dalam usu
halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat diekskresikan ke anus bersama feses.
Sistem Saraf
- Katarak: kekeruhan pada lensa yang dapat menyerang sebagian ataupun keseluruhan lensa.
5. Mekanisme mendengar pada manusia: gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar
yang menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut kemudian diteruskan
menuju tulang landasan dan sanggurdi, melalui tulang martil yang terkait pada membran itu.
Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sendiri, maka tulang tersebut
memperbesar getaran yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibuli menuju perilimfa.
Getaran perilimfa dialihkan melalui membran menuju endolimfa dalam saluran koklea.
Rangsangan terus mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ corti, untuk kemudian
dihantarkan menuju otak oleh saraf auditori.
2n
spermatogonium
diferensiasi
2n spermatosit primer
pembelahan meiosis I
n n
spermatosit sekunder
pembelahan meiosis II
n n n n spermatid
spermiogenesis
2n oogonium
diferensiasi
oosit primer
2n
oosit sekunder
pembelahan meiosis I
n n
badan polar
pertama
diferensiasi
n n
badan polar
kedua
ovum
Kegiatan 12.3 Penyakit pada Sistem Reproduksi
b c Keterangan:
a a : korpus luteum
b : degenerasi korpus luteum
c : oosit primer di dalam folikel
d : folikel yang pecah
d e : oosit sekunder
f : ovulasi
g : ovarium
i h : folikel matang
e i : folikel sedang tumbuh
h
f g
Evaluasi Bab 12
A.
1. C 6. C 11. B 16. D
2. C 7. C 12. D 17. D
3. E 8. A 13. B 18. A
4. C 9. C 14. C 19. D
5. B 10. B 15. B 20. C
B.
1. Komponen penyusun organ reproduksi pria :
- Genitalia bagian dalam : testis, epididimis, saluran vas deferens, dan saluran ejakulatori.
- Genitalia bagian luar : skrotum, penis, dan uretra.
Komponen penyusun organ reproduksi wanita :
- Genitalia bagian dalam : uterus, serviks, ovarium, dan oviduk.
- Genitalia bagian luar : mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, vestibula, kelenjar
Bartholin, hymen, dan vagina.
2. Mekanisme spermatogenesis :
- Spermatogonia melakukan mitosis menghasilkan spermatosit primer.
- Spermatosit primer melakukan meiosis dua kali menghasilkan spermatid.
- Spermatid terdifferensiasi secara fisik menjadi spermatozoa.
Mekanisme oogenesis :
- Sel kecambah primordial berdiferensiasi menjadi oogonium.
- Oogonium melakukan mitosis menjadi oosit primer.
- Oosit primer melakukan meiosis pertama menjadi oosit sekunder dan polosit pertama.
- Oosit sekunder melakukan meiosis kedua menghasilkan ovum dan polosit kedua.
3. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan. Menstruasi terjadi pada sekitar hari ke 28 dalam siklus
menstruasi, jika ovum tidak mengalami pembuahan maka endometrium akan luruh. Proses
peluruhan dinding rahim berlangsung selama 3-5 hari, kadang hingga 7 hari.
4. Kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia :
- Kriptorkidisme : satu atau kedua testis tidak berada dalam skrotum sejak lahir, tetapi tetap
berada di saluran yang ada di rongga tubuh.
- Kanker rahim : penyakit kanker pada rahim.
- AIDS : penyakit yang disebabkan beraktivitas seksual dengan penderita AIDS.
- Sifilis : penyakit yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. Gejalanya berupa borok di
alat kelamin dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
5. Kehamilan terjadi setelah proses pembuahan. Kehamilan dimulai dengan peristiwa
pembelahan sel sampai pembentukan blastosis. Kemudian blastosis menempel ke
endometrium yang disebut dengan tahap implantasi. Tahap selanjutnya adalah pembentukan
plasenta. Tahap terakhir adalah embriogenesis atau pembentukan embrio yang terhidupkan.
Pada tahap ini sistem organ menjadi lengkap hingga waktu kelahiran.
BAB 13 SISTEM IMUNITAS
Sistem Limfatik
B.
1. C 6. D 11. D 16. D
2. A 7. E 12. D 17. A
3. C 8. D 13. D 18. D
4. D 9. D 14. D 19. B
5. D 10. B 15. C 20. B
B.
1. Komponen sistem imun:
- Makrofag : sel darah putih berukuran besar yang terus menerus mencari molekul-molekul
antigen dari organisme asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti bakteri, virus, dan jamur.
- Limfosit : sel darah putih yang berfungsi untuk mengenali dan menghancurkan antigen-
antigen penginvasi.
- Reseptor antigen : suatu struktur khusus yang terdapat di permukaan limfosit yang dapat
mengikat struktur khusus yang terdapat di antigen, mirip seperti kunci dan anak kunci.
- Sel-sel pengenal antigen : molekul pengangkut yang akan mengangkut antigen menuju
permukaan sel, tempat limfosit T dapat mengenal mereka sebagai antigen.
- Antibodi : protein yang diproduksi oleh sel-sel limfosit B.
2. Peran Limfosit T pembunuh : menghancurkan sel-sel yang memiliki antigen spesifik yang
dikenali oleh limfosit T pembunuh.
Peran Limfosit T penolong : mengatur sistem imunitas dengan mengontrol kualitas dan
kekuatan semua respons imunitas yang ada.
3. Kelainan pada sistem imun :
- Lupus Eritematosus Sistemik : Sistem imunitas memperlakukan jaringan tubuh sendiri
sebagai unsur asing yang harus dilawan dan dihancurkan.
- Miastenia Gravis : merupakan penyakit autoimun bukan bawaan yang ditandai oleh adanya
antibodi dalam darah yang menghancurkan sel-sel otot sebagai salah satu tempat bagi
molekul-molekul asetilkolin.
- SCID : Penderita tidak memiliki limfosit T dan limfosit B sehingga tidak memiliki respons
imunitas adaptif.
- AIDS : Penyakit yang disebabkan virus HIV yang merusak sel-sel T penolong sehingga
penderita rentan terhadap semua agen penginfeksi.
- Alergi : sistem imunitas yang hipersensitif terhadap antigen lemah yang pada umumnya
tidak menimbulkan respon imunitas.
4. Respon imunitas adaptif :
- Respons Imunitas Humoral : protein yang disebut antibodi yang dapat menempel dan
menghancurkan antigen muncul di darah dan cairan tubuh lainnya. Respons imunitas
humoral melawan penginvasi yang beraksi di luar sel seperti bakteri dan senyawa beracun
yang dihasilkan organisme. Selain itu juga dapat mencegah virus untuk memasuki sel.
- Respons imunitas sel yang dimediasi : sel-sel yang dapat menghancurkan sel-sel lain
diaktifkan. Aktivitas penghancuran tersebut terbatas pada sel-sel terinfeksi atau
menghasilkan antigen spesifik. Respon imunitas sel yang dimediasi dihasilkan di dalam sel
tubuh untuk melawan penginvasi, seperti virus. Selain itu, respon imunitas sel yang
dimediasi juga dapat menghancurkan sel-sel mutan, seperti sel-sel kanker.
5. Autoimun adalah gangguan fungsi sistem imunitas dimana jaringan tubuh dikenali sebagai
benda asing sehingga jaringan tubuh sendiri diserang dan dihancurkan oleh sistem imunitas.