Anda di halaman 1dari 32

KUNCI JAWABAN BUKU KERJA BIOLOGI SMA KELAS XI

BAB 1 SEL SATUAN TERKECIL KEHIDUPAN


Kegiatan 1.1 Mengenal Struktur Sel Prokariota

dindin sel fla ela

ribosom
ka sul

ili
nukleoid
membran sel

Kegiatan 1.2 Mengenal Struktur Sel Eukariota pada Tumbuhan

membran nuklear
RE kasar

nukleolus
RE halus
sentriol

badan Golgi vakuola pusat

mitokondria kloroplas
peroksisom dinding sel

membran sel lasmodesmata

Kegiatan 1.3 Mengenal Struktur Sel Eukariota pada Hewan

flagela
membran nuklear

RE halus
nukleolus

RE kasar
badan Golgi
sentrosom
mitokondria
eroksisom
membran lasma
mikrovili
lisosom
Kegiatan 1.4 Mengenal Perbedaan Struktur Sel Prokariota dan Sel Eukariota

Struktur Fungsi Prokariota Eukariota


Hewan Tumbuhan
Membran Mengisolasi isi sel dari ada ada ada
plasma lingkungan, mengatur
perpindahan materi dari dan
ke sel, komunikasi dengan
sel-sel lainnya.
Dinding sel Melindungi dan menahan sel. ada tidak ada ada
Nukleus Mengontrol aktivitas sel. tidak ada ada ada
Nukleolus Sintesis ribosom. tidak ada ada ada
Mitokondria Menghasilkan energi melalui tidak ada ada ada
metabolisme aerobik.
Kloroplas Melakukan fotosintesis. ada tidak ada ada
Ribosom Tempat sintesis protein. ada ada ada
Retikulum Sintesis komponen membran tidak ada ada ada
endoplasma dan lipid.
Badan golgi Pembungkusan dan tidak ada ada ada
modifikasi protein dan lipid,
sintesis karbohidrat.
Lisosom Mengandung enzim tidak ada ada ada
pencernaan.
Vakuola Berisi air dan sampah, ada tidak ada ada
pusat menyediakan tekanan turgor
untuk menyokong sel.
Sentriol Sintesis mikrotubulus, tidak ada ada tidak ada
menghasilkan spindel.

Evaluasi Bab 1
A.
1. D 6. C 11. E
2. C 7. B 12. D
3. C 8. A 13. D
4. C 9. E 14. A
5. E 10. B 15. E

B.
1. Perbedaan yang paling mencolok antara sel prokariota dan sel eukariota adalah ukuran sel
prokariota sangat kecil 0,0001 – 0,0003 mm atau10 x lebih kecil dari sel eukariota.
2.

Struktur Fungsi Hewan Tumbuhan


Membran Mengisolasi isi sel dari lingkungan, ada ada
plasma mengatur perpindahan materi dari
dan ke sel, komunikasi denagn sel-sel
lainnya.

Dinding sel Melindungi dan menahan sel. tidak ada ada

Nukleus Mengontrol aktivitas sel. ada ada

Nukleolus Sintesis ribosom. ada ada

Mitokondria Menghasilkan energi melalui ada ada


metabolisme aerobik.

Kloroplas Melakukan fotosintesis. tidak ada ada

Ribosom Tempat sintesis protein. ada ada

Retikulum Sintesis komponen membran dan ada ada


endoplasma lipid.

Badan golgi Pembungkusan dan modifikasi ada ada


protein dan lipid, sintesis karbohidrat.

Lisosom Mengandung enzim pencernaan. ada ada

Vakuola pusat Berisi air dan sampah, menyediakan tidak ada ada
tekanan turgor untuk menyokong sel.

Sentriol Sintesis mikrotubulus, menghasilkan


spindel. ada tidak ada

3. Perbedaan gambar yang dihasilkan mikroskop cahaya, TEM, SEM, dan STM adalah:
Macam Deskripsi
Mikroskop cahaya Menghasilkan pembesaran objek hingga 1.000 x, dapat
mengamati sel hidup.
Mikroskop TEM Menghasilkan pembesaran objek hingga 500.000 x, mengamati
objek yang telah mati.
Mikroskop SEM Menghasilkan pembesaran objek hingga 150.000 x, mengamati
objek yang telah mati, tampilan objek dalam bentuk tiga
dimensi.
Mikroskop STM Menghasilkan pembesaran objek hingga 1.000.000 x, mengamati
objek yang telah mati, dapat mengamati molekul penyusun
lapisan luar sel.

4. Fungsi dindingproses
terlibat dalam sel pada tumbuhan
transpor, adalah
absorpsi, membatasi ukuran sel, melindungi isi sel, serta
dan sekresi.
5. Struktur membran sel adalah lapisan yang mengelilingi bagian luar sel, tersusun atas dua lapis
molekul fosfolipid (bagian kepala yang suka air / hidrofilik, dan bagian ekor yang tidak suka
air / hidrofobik)
Fungsi membran sel adalah untuk memisahkan sitoplasma sel dari lingkungan luar dan media
transportasi substansi tertentu dari dalam atau keluar sel.

BAB 2 KOMPONEN KIMIAWI SEL

Kegiatan 2.1 Unsur, Senyawa, Senyawa Organik, dan Senyawa Anorganik

No. Komponen Pengertian Contoh


1. Unsur Bahan yang terdiri atas satu macam atom; Oksigen dan
substansi yang tidak dapat dipecah menjadi nitrogen.
substansi yang lebih sederhana dengan
menggunakan cara-cara yang biasa.
2. Senyawa Zat tunggal yang masih dapat diuraikan Garam dan air.
menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana, dan
sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur-unsur
pembentuknya.
3. Senyawa Senyawa yang sebagian besar terdiri atas unsur Karbohidrat dan
Organik karbon. protein.
4. Senyawa Senyawa yang tidak mengandung unsur karbon. Air dan sodium
Anorganik klorida.
Evaluasi Bab 2

A.
1. C 6. A 11. A
2. B 7. B 12. D
3. C 8. C 13. A
4. E 9. C 14. A
5. E 10. C 15. A
B.
1.
Unsur Senyawa
Substansi sel yang tidak dapat dipecah lagi Substansi sel yang dapat dipecah menjadi
menjadi substansi yang lebih sederhana beberapa unsur.
dengan menggunakan cara-cara yang biasa.

2. Komponen kimiawi yang menyusun sel adalah protein, asam nukleat, karbohidrat, dan
lipid.
3. Tiga struktur bagian yang menyusun nukleotida adalah lima gula karbon, yaitu ribosa atau
deoksiribosa, kelompok fosfat dan nitrogen yang mengandung basa pembeda
antarnukleotida.
4. Nukleotida deoksiribosa mengandung basa adenin, guanin, sitosin, dan timin. Sedangkan
nuklotida ribosa terikat pada adenin, guanin, sitosin, dan urasil yang menggantikan timin.
5. Karbohidrat : karbon, hidrogen, dan oksigen.
Protein: karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Lipid: karbon, hidrogen, dan oksigen.
Asam nukleat: karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan fosfor.

BAB 3 SEL DALAM LINGKUNGANNYA

Kegiatan 3.1 Difusi

Faktor yang memengaruhi proses difusi adalah gradien konsentrasi melewati membran, ukuran
molekul, dan semudah apa molekul tersebut larut dalam lemak.

Kegiatan 3.3 Mengenal Macam-Macam Mekanisme Transpor Zat pada Membran Sel

No. Macam Deskripsi


Mekanisme
Transpor

1. Transpor pasif Perpindahan substansi ke dalam atau ke luar sel mengikuti


gradien konsentrasi yang menurun.

2. Difusi Perpindahan substansi seperti air, gas-gas mudah terlarut (seperti


sederhana oksigen dan karbon dioksida) serta molekul-molekul yang larut
dalam lemak (seperti etil alkohol dan vitamin A) melalui lapisan
ganda fofolipid.
3. Difusi Proses difusi yang dibantu oleh protein-protein tertentu pada
terfasilitasi membran plasma.

4. Osmosis Difusi air yang melewati membran semi permeabel, air bergerak
melewati membran dari konsentrasi molekul air bebas yang tinggi
ke konsentrasi molekul air bebas yang rendah atau tekanan air
tinggi ke tekanan air rendah.

5. Transpor aktif Pemindahan substansi-substansi melewati membran sel melawan


gradien konsentrasi dengan menggunakan energi.

6. Endositosis Transpor zat pada membran plasma dimana membran plasma


melengkung masuk ke dalam, membentuk kantong yang
menjebak molekul-molekul. Kantong tersebut terus menekan ke
dalam sampai membentuk kantong tertutup yang membebaskan
diri dari membran plasma dan masuk ke dalam sel.

7. Eksositosis Transpor zat pada membran plasma dimana kantong di dalam sel
yang mengandung protein dan molekul lain dipindahkan ke luar
melalui sisi terluar sel sampai menyentuh membran plasma.
Kemudian membran kantong bersatu dengan membran plasma
dan isi dari kantong dikeluarkan dari sel.

Kegiatan 3.4 Mengenal Model Membran Plasma

Daerah hidrofilik
protein Polar bersifat
hidrofilik

Fosfolipid Nonpolar bersifat


bilayer hidrofobik

Daerah hidrofobik
protein

Evaluasi Bab 3

A.
1. B 6. A 11. E
2. B 7. C 12. A

3. C
4. B 8. D
9. D 13. C
14. A
5. B 10. C 15. E

B.
1. Model membran plasma yang dikenalkan S.J. Singer dan G.L. Nicolson adalah model mosaik
cair yaitu struktur dasar membran dimana terdapat protein yang mengambang di dua lapisan
lipid.
2. Difusi: perpindahan molekul-molekul dalam cairan mengikuti gradien konsentrasi yang
menurun, dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah.
3. Osmosis: difusi air yang melewati membran semi permeabel, air bergerak melewati membran
dari konsentrasi molekul air bebas yang tinggi ke konsentrasi molekul air bebas yang rendah
atau tekanan air tinggi ke tekanan air rendah.
4. Transpor pasif : perpindahan substansi ke dalam atau ke luar sel mengikuti gradien konsentrasi
yang menurun.
Transpor aktif: pemindahan substansi-substansi melewati membran sel melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi.
5. - Larutan isotonik : larutan yang memiliki konsentrasi air di dalam dan di luar sel sama.
Tidak ada kecenderungan air untuk masuk atau keluar dari sel darah merah.
- Larutan hipertonik : larutan yang memiliki konsentrasi partikel-partikel terlarut lebih
tinggi dari pada sitoplasma sel dan menyebabkan air meninggalkan sel secara osmosis. Sel
darah merah akan mengerut karena air di dalam sel keluar dari sel secara osmosis sampai
konsentrasi air di dalam dan di luar sel sama.
- Larutan hipotonik : larutan yang memiliki konsentrasi partikel-partikel terlarut lebih kecil
daripada sitoplasma sel dan menyebabkan air masuk ke dalam sel secara osmosis. Sel darah
merah akan menggembung bahkan meledak pecah di dalam air murni.

BAB 4 STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Kegiatan 4.1 Mengamati Jaringan pada Akar Dikotil

Epidermis
(dermal)

Korteks
(dasar)

Stele
(pembuluh)

Kegiatan 4.2 Mengamati Jaringan pada Batang Dikotil

Epidermis

Korteks

Empulur

Ikatan
pembuluh
Kegiatan 4.3 Mengamati Jaringan pada Batang Monokotil

Epidermis

Jaringan dasar

Ikatan pembuluh

Kegiatan 4.4 Mengamati Jaringan pada Daun

Epidermis atas
Parenkim palisade

Tulang daun Parenkim


bunga karang

Rongga udara
Epidermis bawah

Stomata Sel penjaga

Kutikula
Kolenkim
Epidermis atas

Parenkim Stomata
palisade

Parenkim
bunga karang Epidermis bawah

Xilem Tulang daun


Floem
Sel penjaga
Evaluasi Bab 4
A.
1. E 6. D 11. C
2. A 7. B 12. D
3. D 8. E 13. E
4. E 9. A 14. A
5. C 10. D 15. B
B.

1. Tonoplas adalah membran vakuola pada sel tumbuhan.


2. Kita bisa membedakan antara sel tumbuhan satu dengan sel tumbuhan lainnya dengan melihat
karakteristik sel tersebut. Setiap jenis tumbuhan yang berbeda memiliki karakteristik yang
berbeda pula. Misalnya sel epidermis pada dikotil memiliki stomata yang terletak tersebar di
permukaan daun. Sedangkan sel epidermis monokotil dan konifer tersusun sejajar dengan
sumbu panjang dari daun.
3. Fungsi sel pendamping pada elemen tapis adalah membuat dan menyekresikan subtansi-
substansi ke dalam elemen-elemen tapis serta membuang zat buangan yang dihasilkannya.
4. Sel-sel akar memanjang (elongasi) dengan penambahan sel-sel baru hasil pembelahan sel
meristem apikal yang merupakan titik tumbuh akar.
5. Pada batang monokotil berkas pembuluh terlihat tersebar dan bertipe kolateral tertutup artinya
di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.
Pada batang dikotil berkas pembuluh tersusun dalam lingkaran silinder dengan letak xilem dan
floem yang saling bersisian, di antaranya terdapat kambium intravasikular.

BAB 5 STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN

Kegiatan 5.1 Mengenal Jaringan Epitel pada Hewan

Epitel pipih
berlapis banyak

Epitel pipih
selapis

Epitel kubus
selapis
Epitel silindris
selapis
Kegiatan 5.2 Mengenal Jaringan Ikat pada Hewan

a Keterangan :
b d A : jaringan ikat longgar
c e a : sel
A B b : serat kolagen
c : serat elastis(rekuler)
f
g B : jaringan adiposa

h C d
e :: droplet
nukleuslemak
i
j C : darah
f : sel darah putih
k D g : sel darah merah
l n h : plasma
m o
E F

D : jaringan ikat padat E : tulang F : jaringan rawan


i : sel Inti(nkleus) k : saluran pusat n : sel kondrosit
j : serat kolagen l : matriks o : matriks
m : sel lakuna

Kegiatan 5.3 Mengenal Jaringan Otot pada Hewan

serabut otot

nukleus nukleus
pertemuan
unit serabut otot antara 2 sel
kontraksi
otot

otot jantung
otot rangka

serabut otot
otot polos
Kegiatan 5.4 Mengenal Jaringan Saraf pada Hewan

arah signal
dendrit

badan sel

akson jalur sinyal

nukleus
nodus
selubung Ranvier knop sinaptik
mielin

Evaluasi Bab 5
A.
1. B 6. E 11. E
2. C 7. D 12. D
3. E 8. C 13. C
4. A 9. C 14. A
5. D 10. D 15. A

B.
1. Fungsi jaringan epitel:
a. Lapisan paling luar yang melindungi tubuh.
b. Sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi yang mengatur tekanan osmotik cairan tubuh.
c. Melakukan proses absorbsi.
d. Sebagai kelenjar.
e. Membantu proses respirasi.
f. Sebagai alat penerima rangsang dari luar.
g. Sebagai alat gerak.
2. Jaringan epitel selapis biasanya terdapat di tempat-tempat yang tidak berisiko mengalami
banyak kerusakan dan hanya berfungsi dalam absorpsi dan filtrasi. Sementara itu, epitel
berlapis banyak sering ditemukan di tempat yang berisiko mengalami banyak kerusakan dan
biasanya sel-sel epitelnya dapat beregenerasi dengan cepat.
3. Darah dimasukkan dalam jaringan ikat karena darah mengandung sel-sel seperti sel makrofag,
sel plasma, dan sel leukosit yang tertanam dalam cairan. Selain itu darah juga mengandung
komponen substansi dasar yaitu plasma yang bersifat amorf, homogen, kental, dan mengisi
ruang kosong antara sel-sel tersebut.
4. Jaringan yang terdapat pada jantung dan fungsinya:
- Jaringan otot merupakan jaringan utama pembangun jantung.
- Jaringan epitel yang melapisi sekat-sekat yang ada dalam jantung mencegah kebocoran dan
menyediakan permukaan halus sehingga darah mengalir dengan sedikit gesekan.
- Jaringan ikat membuat jantung elastis dan memperkuat dinding serta katup-katupnya.
- Jaringan saraf mengatur ritme kontraksi otot-otot jantung.
5. 12 sistem organ dalam tubuh manusia:
a. Sistem pencernaan makanan
b. Sistem otot
c. Sistem rangka
d. Sistem sirkulasi
e. Sistem respirasi
f. Sistem ekskresi
g. Sistem integumen
h. Sistem saraf
i. Sistem endokrin
j. Sistem imunitas
k. Sistem limfatik
l. Sistem reproduksi

BAB 6 SISTEM GERAK

Kegiatan 6.1 Mengenal Rangka Manusia

2.
No. Nama Tulang pada Jumlah (kiri Nama Tulang pada Kaki Jumlah (kiri
Tangan dan kanan) dan kanan)
1. Tulang lengan atas 2 Tulang paha (femur) 2
(humerus)
2. Tulang pengumpil 2 Tulang kering (tibia) 2
(radius)
3. Tulang hasta (ulna) 2 Tulang betis (fibula) 2
4. Tulang pergelangan 16 Tulang tempurung lutut 2
tangan (karpal) (patela)
5. Tulang telapak tangan 10 Tulang pergelangan kaki 14
(metakarpal) (tarsal)
6. Tulang jari tangan 28 Tulang telapak kaki 10
(falang) (metatarsal)
7. Tulang jari kaki (falang) 28

3.
No. Nama Tulang Jumlah
1. Tulang dahi (frontal) 1
2. Tulang ubun-ubun (parietal) 2
3. Tulang pelipis (temporal) 2
4. Tulang baji (sfenoid) 1
5. Tulang tapis (etmoid) 1
6. Tulang kepala belakang (oksipital) 1
7. Tulang pipi (zigomatik) 2
8. Tulang hidung (nasal) 2
9. Tulang rahang atas (maksila) 1
10. Tulang rahang bawah (mandibula) 1
11. Tulang air mata (lakrimal) 2
12. Tulang langit-langit (palatum) 1
13. Tulang vomer 1
14. Tulang konka depan 1

4.
No. Nama Tulang Jumlah
1. Tulang leher (vertebra servikalis) 7
2. Tulang punggung (vertebra torakalis) 12
3. Tulang pinggang (vertebra lumbalis) 5
4. Tulang panggul (sakrum) 1
5. Tulang ekor (koksik) 1

Pertanyaan dan Kesimpulan:


1.30
2. 30
3. 22
4. 26
5. 24
6.199
7. Sistem Rangka

Rangka Aksial Rangka Apendikular

Tulang Tulang Tulang Gelang bahu Anggota badan


tengkorak belakang rusuk dan dada dan panggul atas dan bawah

8. Fungsi Rangka:
a. Memberi bentuk pada tubuh.
b. Menahan dan menegakkan tubuh.
c. Melindungi organ-organ vital dalam tubuh, misalnya otak dilindungi oleh tengkorak.
d. Merupakan tempat pelekatan bagi otot rangka.
e. Merupakan alat gerak pasif.
f. Merupaan tempat untuk pebentukan sel-sel darah.

Kegiatan 6.2 Mengenal Persendian pada Tubuh Kita

Jenis Sendi
Sendi mati Sendi kaku Sendi gerak

Sendi Sendi Sendi Sendi Sendi Sendi


engsel pelana putar peluru geser elipsoid

Kegiatan 6.3 Mengenal Sifat Kerja Otot pada Tubuh Kita


No. Sifat Kerja Otot Deskripsi Contoh
1. Sinergis Otot yang bekerja bahu-membahu. Menelungkupkan
telapak tangan
2. Antagonis Otot yang bekerja berlawanan, ada otot Otot bisep dan trisep
yang kontraksi dan otot yang lainnya
relaksasi.

Kegiatan 6.4 Beberapa Gangguan pada Sistem Gerak


No. Gangguan dan Kelainan pada Rangka Deskripsi
Tubuh
1. Osteoporosis Penipisan jaringan tulang yang membuat
tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
2. Rakitis Kurang mengonsumsi kalsium, fosfor, dan
vitamin D.
3. Osteomielitis Infeksi pada tulang karena bakteri
Staphylococcus.
4. Reumatoid artritis Penyakit karena peradangan dan penebalan
membran sinovial yang diikuti degenerasi
tulang.
5. Patah tulang Tulang patah atau retak karena kecelakaan.

No. Gangguan dan kelainan pada otot Tubuh Deskripsi


1. Keseleo Cedera otot yang menyebabkan ligamen
terlepas dari tulang.
2. Mialgia Infeksi atau peradangan pada otot.
3. Distrofi otot Penyusutan pada otot.

Evaluasi Bab 6
A.
1. C 6. E 11. E 16.A
2. B 7. A 12. B 17.C
3. D 8. C 13. C 18.B
4. C 9. D 14. C 19.E
5. A 10. D 15. C 20.C
B.
1. Komponen penyusun sistem gerak adalah rangka dan otot.
2. Berdasarkan sifatnya persendian dibagi menjadi tiga macam yaitu sendi mati (sinartrosis),
sendi kaku (amfiartrosis), dan sendi gerak (diartrosis).
Berdasarkan arah geraknya persendian dibagi menjadi enam macam yaitu sendi engsel, sendi
pelana, sendi putar, sendi peluru, sendi geser, dan sendi elipsoid.
3. Sifat kerja otot adalah:
- Sinergis yaitu otot yang bekerja bahu-membahu, contohnya menelungkupkan telapak
tangan
- Antagonis yaitu otot yang bekerja berlawanan, ada otot yang kontraksi dan yang lainnya
relaksasi. Contohnya otot bisep dan trisep
4. Kelainan yang terjadi pada sistem gerak antara lain:
- Osteoporosis : penipisan jaringan tulang yang membuat tulang menjadi rapuh dan mudah
patah.
- Rakitis : bentuk tulang yang abnormal karena kurang mengonsumsi kalsium, fosfor, dan
vitamin D.
- Osteomielitis : infeksi pada tulang karena bakteri Staphylococcus
- Reumatoid arthritis : penyakit karena peradangan dan penebalan membran sinovial yang
diikuti degenerasi tulang.
- Patah tulang : tulang patah atau retak karena kecelakaan.
- Keseleo : cedera otot yang menyebabkan ligamen terlepas dari tulang.
- Mialgia : infeksi atau peradangan pada otot.
- Distrofi otot : penyusutan pada otot.
5. Kontraksi pada otot terjadi jika sarkomer memendek karena filamen halus bergerak melewati
filamen kasar. Sarkomer yang berkontraksi penuh filamen halusnya tumpang tindih di bagian
tengah sarkomer. Pergeseran filamen pada sarkomer dipengaruhi oleh ion Ca 2+ dan
ketersediaan ATP.

BAB 7 SISTEM PEREDARAN DARAH


Kegiatan 7.4 Penyakit pada Sistem Peredaran Darah

No. Penyakit atau Gangguan Cara Mengatasi


1. Arteriosklerosis Diet rendah lemak, berhenti merokok, dan olahraga teratur.
Konsumsi obat pemecah tumpukan kalsium dan pencegah
pembekuan darah.
2. Hipertensi Mengatur pola makan, menurunkan berat badan
menghentikan konsumsi alkohol, berhenti merokok,
olahraga teratur.
3. Jantung koroner Berhenti merokok, berolahraga secara teratur, makan
makanan rendah lemak, dan konsumsi obat penurun
kolesterol darah.
4. Hemofilia Mencegah terjadinya luka, tranfusi plasma darah yang
mengandung faktor pembeku.
5. Leukeumia Transfusi sel darah merah yang kurang, kemoterapi, dan
imunoterapi
6. Anemia Memakan makanan yang banyak mengandung zat besi,

mengonsumsi obat yang limpa.


merah, dan pemotongan menaikkan produksi sel darah

Kegiatan 7.5 Sistem Peredaran Darah pada Hewan


A.
1. Terbuka yaitu tidak adanya kapiler sehingga begitu pembuluh arteri berakhir darah
langsung memasuki jaringan tubuh.
a. bintang laut
b. serangga
c. kaki seribu
2. Tertutup yaitu darah selalu berada di dalam pembuluh darah.
a. cacing tanah
b. sapi
c. burung
B.
1. Sistem peredaran darah pada serangga
a. pembuluh anterior
b. pembuluh lateral
c. pori (ostium)
d. jantung pembuluh
2. Sistem peredaran darah pada cacing tanah
a. jantung dorsal
b. jantung
c. pembuluh ventral
3. Sistem perdaran darah pada ikan
a. arteri kaya O2
b. arteriol tubuh
c. kapiler tubuh
d. kapiler insang
e. arteri miskin O2
f. vartikel
g. atrium
h. vena
i. venul
Evaluasi Bab 7
A.
1. D 6. E 11. D
2. A 7. D 12. C
3. B 8. E 13. D
4. C 9. B 14. B
5. C 10. C 15. E
B.
1. Penderita anemia berkulit pucat dan mudah lemas karena kekurangan pasokan oksigen untuk
jaringan tubuhnya.
2. Kerusakan hati dapat berpengaruh pada sistem peredaran darah karena hati berperan dalam
merombak sel darah merah yang telah rusak dan menyediakan zat besi hasil rombakan untuk
membentuk sel darah merah yang baru lagi.
3. Mekanisme pembekuan darah: ketika terjadi luka keping-keping darah akan berkumpul di
ujung pembuluh darah yang terputus, keping darah juga melepaskan substansi yang menarik
leih banyak keeping darah dan melepaskan ion kalsium yang akan memperbanyak gumpalan
dan melepaskan substansi yang memperlama terjadinya kejang. Keping darah memicu
keluarnya enzim thrombin. Enzim thrombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin
menempel satu sama lain membentuk jaringan berserat yang akan menjerat sel darah dan
keping darah. Jaringan protein ini menghentikan aliran darah dan membuat darah menjadi
padat seperti gel.
Komponen darah yang terlibat adalah keping darah dan sel darah merah.
4. Aglutinin merupakan antibodi berupa protein spesifik pada membran plasma di sel darah
merah.
Aglutinogen merupakan antigen berupa protein spesifik pada membran plasma di sel darah
merah.
5. Kolesterol dapat menyebabkan penyakit jantung koroner karena kolesterol dapat tertimbun di
arteri koroner sehingga arteri tersumbat, menyebabkan hanya sedikit darah yang dapat
mencapai otot jantung.

BAB 8 SISTEM PENCERNAAN MAKANAN


Evaluasi Bab 8
A.
1. B 6. C 11. -
2. D 7. E 12. C
3. D 8. A 13. B
4. D 9. E 14. A
5. A 10. A 15. D
B.
1. Karbohidrat seperti nasi dan roti merupakan sumber energi bagi tubuh manusia, karena
karbohidrat mengandung 4 kalori energi setiap gramnya. Setelah karbohidrat dicerna melalui
sistem pencernaan akan menghasilkan glukosa. Selanjutnya glukosa akan dipecah menjadi
senyawa lebih sederhana. Proses pemecahan itu akan dihasilkan molekul penyimpan energi
siap guna yang disebut ATP. Setiap ATP dipecah, dihasilkan kalori energi yang dapat
digunakan untuk kerja tubuh.
2. Berdasarkan hasil laboratorium, orang tersebut dalam kondisi sehat karena LDLnya kurang
dari 160 mg/dL dan HDLnya lebih dari 40 mg/dL
3. Antioksidan adalah zat yang menghambat terjadi proses oksidasi.
Antioksidan berperan dalam menangkal potensi bahaya dari senyawa kimia yang disebut
radikal bebas sehingga tidak terbentuk sel kanker.
4. Pencernaan di lambung terjadi secara kimiawi dan mekanik. Pencernaan kimiawi dilakukan
oleh enzim dan asam lambung. Pencernaan mekanik terjadi dengan gerakan peristaltik yang
menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi.
5. a. Kelenjar ludah berfungsi mensekresikan air liur atau saliva untuk melakukan pencernaan
kimiawi.
b. Hati berfungsi membantu pencernaan lemak, menyimpan cadangan nutrisi, menyimpan
energi dalam bentuk glikogen, menyaring racun dan sampah dari tubuh, menyintesis
berbagai jenis protein termasuk fibrinogen dan globulin, menyimpan vitamin-vitamin larut
lemak, dan mengatur kadar berbagai substansi kimia di dalam darah.
c. Pankreas berfungsi mensekresikan enzim pencernaan yaitu enzim lipase, amilase, dan
protease.

BAB 9 SISTEM PERNAPASAN


Evaluasi Bab 9
A.
1. C 6. A 11. E
2. E 7. D 12. B
3. D 8. D 13. D
4. D 9. E 14. A
5. B 10. D 15. B
B.
1. Pernapasan dada adalah proses inhalasi yang disebabkan rongga dada membesar karena otot
tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk naik ke atas.
Pernapasan diafragma adalah proses inhalasi yang disebabkan rongga dada membesar karena
mendatarnya otot diafragma.
2. Hubungan antara sistem sirkulasi dan respirasi yaitu pada saat menghantarkan oksigen ke sel
dan membuang karbon dioksida ke luar tubuh. Oksigen yang telah masuk ke dalam tubuh
melalui proses pernapasan akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi,
sedangkan karbon dioksida hasil proses metabolisme akan dikeluarkan dari dalam tubuh oleh
sistem sirkulasi.
3. Bernapas melalui mulut tidak baik karena udara yang masuk ke dalam paru-paru melalui mulut
tidak melalui proses penyaringan sehingga partikel penyebab penyakit berbahaya dapat
menyerang paru-paru. Selain itu, udara yang masuk melalui mulut tidak melalui proses
penghangatan dan pelembapan terlebih dahulu sehingga dapat merusak struktur organ sistem
pernapasan.
4. Penyakit yang menyerang sistem pernapasan antara lain:
- Flu : penyakit yang disebabkan virus flu yang memasuki dan merusak membran organ
hidung, sehingga membran membengkak dan hidung berair.
- Laringitis : pembengkakan laring karena serangan virus, bahan pengiritasi seperti asap
rokok, atau penggunaan alat suara berlebihan.
- Bronkitis : pembengkakan membran yang terdapat pada bronkus dan bronkiolus karena
infeksi virus atau bakteri atau senyawa kimia misalnya asap rokok.
- Tuberkulosis : penyakit infeksi paru-paru akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis.
- Pneumonia : kondisi serius pada paru-paru yang dipenuhi oleh cairan dan pembengkakan
alveoli. Umumnya disebabkan oleh mikroba, virus, bakteri, mikoplasma, dan jamur.
5. Pernapasan serangga unik karena sistem respirasi serangga disusun oleh pipa kecil yang
disebut trakea. Trakea menghubungkan semua bagian tubuh dengan lubang kecil yang disebut
spirakel di permukaan tubuh serangga. Trakea bercabang-cabang di sepanjang tubuh untuk
memastikan seluruh tubuh serangga mendapat oksigen. Oksigen dan karbon dioksida
ditransportasikan ke trakea dan dari trakea ke cairan serupa darah pada serangga melalui difusi.

BAB 10 SISTEM EKSKRESI

Kegiatan 10.3 Sistem Ekskresi pada Hewan


A.
No. Jenis Hewan Alat Ekskresi
1. Hewan uniselular Vakuola kontraktil
2. Cacing pipih Protonefridium
3. Annelida dan moluska Metanefridium
4. Serangga Pembuluh Malpighi
5. Ikan Opistonefros
6. Amfibi Opistonefros
7. Reptil Metanefros
8. Burung Metanefros
9. Mamalia Metanefros

B.
vakuola kontraktil
vakuola
makanan
silia

A Keterangan:
b c A : Sel-sel tubulus pada metanefridium
a mengubah komposisi cairan selom.
B : Cairan selom memasuki
metanefridium melalui nefrostom.
e f g C : Sel-sel tubulus memproduksi cairan
d urine yang diekskresikan melalui
B C nefridiofor.

a : metanefridium b : kapiler
c : kandung kemih d : nefrostom
e : tubulus pengumpul f : nefridiofor

g : urine

a Keterangan :
a : tubulus Malpighi
b : usus tengah (lambung)
c c : rektum
d d : usus
b e : garam, air, dan limbah nitrogen
f : tubulus Malpighi
e k l g : usus tengah
h : reabsorbsi air, ion, dan molekul
f organik penting
i : usus
j j : rektum
i k : feses dan urine
l : anus
g h
Kegiatan 10.4 Cara Kerja Ginjal
1. Tahap filtrasi glomerulus
Terjadi pada kapiler glomerulus dalam kapsul Bowman.
Hasil dari tahap ini berupa filtrate glomerulus (urine primer).
Kandungannya adalah serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.
2. Tahap reabsorpsi
Terjadi pada tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan
saluran pengumpul.
Hasil dari tahap ini berupa urine sekunder.
Kandungannya adalah garam dan zat-zat yang bersifat racun seperti ureum, sedangkan zat-
zat yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino tidak ditemukan dalam urine
sekunder.
3. Tahap augmentasi (sekresi)
Terjadi pada tubulus kontortus distal.
Hasil dari tahap ini berupa urine.
Kandungannya adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu.

Kegiatan 10.5 Penyakit dan Kelainan pada Alat Ekskresi


1. Eksim dan Alergi Kulit : penyakit ini disebabkan oleh alergen. Alergen dapat memicu
mastosit di dalam kulit untuk melepaskan senyawa kimia histamin. Gejala eksim berupa
kulit memerah, bersisik, dan gatal, biasanya di lipatan tubuh seperti belakang lutut dan

bagian depan
2. Jerawat lipatan siku. kulit karena bakteri yang hidup di sekitar folikel rambut
: pembengkakan
menguraikan sebum yang tidak dapat keluar ke permukaan kulit. Sebum tidak dapat keluar
karena tersumbat oleh keratin yang mengandung sel-sel kulit mati.
3. Pielonefritis : pembengkakan ginjal karena infeksi bakteri yang bermula dari kandung
kemih lalu menyebar ke ginjal.
4. Glomerulonefritis : pembengkakan glomerulus ginjal karena sistem kekebalan tubuh rusak
akibatnya antibodi dan substansi lain yang berbentuk partikel besar di aliran darah akan
terjebak di glomerulus.
5. Batu ginjal : struktur kecil, kristal yang terbentuk di ginjal atau saluran urinari.
6. Prostatis : peradangan pada prostat yang membuat penderita sulit buang air kecil.
Disebabkan oleh bakteri dan nonbakteri.
7. Diabetes Insipidus : penyakit karena kekurangan hormon vasopresin yang mengatur jumlah
sekresi urin oleh ginjal.

Evaluasi Bab 10
A.
1. A 6. C 11. D
2. D 7. B 12. B
3. B 8. E 13. D
4. E 9. A 14. E
5. A 10.D 15. C
B.
1. Untuk menjaga keseimbangan osmosis tubuh, ikan air laut beradaptasi dengan cara banyak
meminum air laut dan menghasilkan sedikit urin. Selain itu ikan air laut berusaha
menghilangkan kadar garam berlebih dalam tubuhnya lewat insang atau desalinasi.
2. a. Filtrasi : proses penyaringan yang terjadi pada kapiler glomerulus dalam kapsul Bowman.
b. Reabsorbsi : penyerapan kembali filtrat glomerulus sehingga substansi yang masih berguna
seperti glukosa, asam amino, dan air dikembalikan ke darah.
c. Augmentasi : proses penambahan zat-zat seperti ion hidrogen, ion kalium, amonia, dan
obat-obatan tertentu dari darah ke dalam filtrat di tubulus kontortus distal.
3. Keberadaan gula dalam urin berbahaya karena menunjukkan adanya penyakit diabetes
mellitus. Penyakit ini menyebabkan kadar gula dalam tubulus distal berlebih sehingga dapat
mengganggu kerja ginjal (mengganggu proses reabsorbsi).
4. Proses pembentukan urin tidak membutuhkan kerja bakteri sedangkan proses pembentukan
feses membutuhkan kerja bakteri menguntungkan yang hidup di dalam usus besar. Oleh karena
itu tidak ditemukan bakteri di dalam urin orang yang sehat.
5. Sistem ekskresi pada belalang dilakukan oleh pembuluh malphigi yaitu kumpulan benang
halus yang berwarna putih kekuningan dengan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus.
Darah mengalir lewat pembuluh malphigi. Saat cairan bergerak melewati pembuluh, bahan
yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam
diserap kembali secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke dalam usu
halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat diekskresikan ke anus bersama feses.

BAB 11 SISTEM REGULASI


Kegiatan 11.1 Gerak Reflek pada Lutut
3.
Gerak

Gerak Biasa Gerak Refleks


4.

Sistem Saraf

Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi


Otak Sumsum Saraf Sensori Saraf Motor
Tulang Belakang

Kegiatan 11.5 Sistem Endokrin

No. Kelenjar Hormon Fungsi


1. Kelenjar
Pituitari Oksitosin Merangsang kontraksi uterus dan sel-sel
-lobus posterior kelenjar susu.
Hormon Antidiuretik Mendorong penahanan air oleh ginjal.
(ADH)
- lobus anterior Hormon Tumbuh (GH) Merangsang pertumbuhan (terutama
tulang) dan fungsi-fungsi metabolisme.
Prolaktin (PRL) Merangsang produksi dan sekresi susu .
Hormon Perangsang Merangsang produksi ovum dan sperma.
Folikel (FSH)
Hormon Lutenisasi (LH) Merangsang ovarium dan testis.
Hormon Perangsang Merangsang kelenjar tiroid.
Tiroid (TSH)
Hormon Merangsang korteks adrenal untuk
Adrenokortikotiroid menghasilkan glukokortikoid.
(ACTH)
2. Kelenjar Pineal Melatonin Terlibat dalam aktivitas ritme biologis
(harian/musiman).
3. Kelenjar tiroid Tiroksin (T4 )dan Merangsang dan memelihara proses
triodotironin (T3 ) metabolisme.
4. Piratiroid Hormon piratiroid Meningkatkan kalsium dalam darah.
5. Timus Timosin Merangsang perkembangan sel T.
6. Kelenjar
Adrenal Epinefrin dan Meningkatkan glukosa darah:
-medula adrenal norepnefrin meningkatkan aktivitas metabolisme,
mempersempit pembuluh darah tertentu.
- korteks adrenal Glukokortikoid Meningkatkan glukosa dalam darah.
Mineralokortikoid Mendorong reabsorbsi Na+ dan ekskresi
K+ dalam ginjal.
7. Pankreas Insulin Menurunkan kadar glukosa darah.
Glukagon Menaikkan kadar glukosa darah.
8. Gonad
- testis Androgen Menyokong pembentukan sperma,
perkembangan dan pemeliharaan
- ovarium Estrogen karakteristik seks sekunder laki-laki.
Merangsang pertumbuhan dinding
rahim; mendorong perkembangan dan
Progesteron
pemeliharaan karakteristik seks sekunder
wanita.
Menggalang pertumbuhan lapisan rahim.
Evaluasi Bab 11
A.
1. A 6. C 11. D 16. C
2. B 7. D 12. E 17. D
3. C 8. B 13. E 18. C
4. D 9. B 14. B 19. D

5. D 10. D 15. B 20. B


B.
1. Tiga macam sel saraf :
a. Neuron sensori: sel saraf yang membawa rangsangan atau sinyal dari sensor penerima
rangsang (reseptor sensori) ke sistem saraf pusat.
b. Interneuron: sel saraf yang mengintegrasikan data dan memancarkan (membawa) kembali
rangsangan atau sinyal.
c. Neuron motor: sel saraf yang membawa rangsangan atau sinyal ke sel efektor.
2. Gerak refleks dikontrol oleh sumsum tulang belakang. Rangsangan diterima oleh reseptor
kemudian diteruskan oleh akson ke sumsum tulang belakang. Kemudian sumsum tulang
belakang mengirimkan respon ke efektor. Gerak refleks tidak dapat dikontrol karena
gerakannya terjadi sebelum kamu mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan gerak biasa
dikontrol oleh otak sehingga kamu dapat menentukan gerakan yang akan dilakukan untuk
merespon rangsangan.
3. Perbedaan sistem saraf dan sistem hormon:
Sistem Saraf Sistem Hormon
Dibangun oleh jaringan saraf yang terdiri dari Melibatkan organ-organ, jaringan, dan sel-sel
sel-sel saraf, jaringan ikat saraf dan jaringan yang menyekresikan hormon.
ikat bias. Tidak mensekresikan substansi
seperti hormon.
Berperan mengadakan orientasi terhadap Berperan mengoordinasikan aktivitas bagian
lingkungan sekitar dengan menerima tubuh yang berbeda.
rangsang dan menanggapi rangsangan
tersebut.
Mengadakan kontrol internal agar fungsi
organ dan sistem lainnya bekerja selaras
dengan bantuan sistem endokrin.
Dapat digunakan sebagai tempat menyimpan Tidak dapat menyimpan memori dan
memori dan kecerdasan (intelegensia). kecerdasan.
4. Kelainan pada organ mata:
- Mata juling: kelainan pada satu atau beberapa otot yang menyebabkan mata tidak dapat
mengarah secara serentak.
- Rabun jauh: gangguan penglihatan dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas benda
yang letaknya jauh karena lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan benda jatuh di
depan retina.
- Rabun dekat: gangguan penglihatan dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas benda
yang letaknya dekat karena lensa mata terlalu cekung sehingga bayangan benda jatuh di
belakang retina.
- Astigmatisme: kesalahan arah rambat gelombang cahaya yang terjadi karena berkas-berkas
cahaya jatuh pada garis-garis retina, dan bukan pada titik-titik tajam.
- Presbiopia: gangguan penglihatan berupa kesalahan akomodasi yang terjadi pada orang
lanjut usia.

- Katarak: kekeruhan pada lensa yang dapat menyerang sebagian ataupun keseluruhan lensa.
5. Mekanisme mendengar pada manusia: gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar
yang menyebabkan membran timpani bergetar. Getaran-getaran tersebut kemudian diteruskan
menuju tulang landasan dan sanggurdi, melalui tulang martil yang terkait pada membran itu.
Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sendiri, maka tulang tersebut
memperbesar getaran yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibuli menuju perilimfa.
Getaran perilimfa dialihkan melalui membran menuju endolimfa dalam saluran koklea.
Rangsangan terus mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ corti, untuk kemudian
dihantarkan menuju otak oleh saraf auditori.

BAB 12 SISTEM REPRODUKSI

Kegiatan 12.1 Organ Reproduksi Manusia

Organ Reproduksi Laki-Laki

Alat genitalia bagian luar Alat genitalia bagian dalam

Skrotum Penis Testis Epididimis Saluran Saluran


vas deferens ejakulatori

Organ Reproduksi Wanita

Alat genitalia bagian luar Alat genitalia bagian dalam


Mons veneris
Labia mayor Uterus Serviks Ovarium Oviduk
Labia minor
Klitoris
Vestibula
Kelenjar Bartholin
Himen
Vagina

Kegiatan 12.2 Mengenal Proses Pembentukan Sperma dan Ovum

Bagan Pembentukan Sperma

2n
spermatogonium

diferensiasi

2n spermatosit primer

pembelahan meiosis I
n n
spermatosit sekunder
pembelahan meiosis II

n n n n spermatid
spermiogenesis

sperma sperma sperma sperma

Bagan Pembentukan Ovum

2n oogonium

diferensiasi

oosit primer
2n
oosit sekunder
pembelahan meiosis I

n n
badan polar
pertama
diferensiasi
n n
badan polar
kedua
ovum
Kegiatan 12.3 Penyakit pada Sistem Reproduksi

No. Jenis Agen Gejala Utama dan Dampak Pengobatan


Penyakit Mikroba
1. Klamidial Bakteri Alat kelamin bernanah; gatal Antibiotik
Chlamydia dan atau nyeri saat kencing;
trachomatis sering tidak ada gejala pada
wanita, dapat menyebabkan
kemandulan, dan kehamilan di
luar kandungan.
2. AIDS dan HIV Tidak ada gejala sampai ± 10 Kombinasi
Infeksi HIV tahun terinfeksi; gejala baru beragam jenis
muncul setelah mengalami obat.
diare, flu, dan penurunan berat
badan secara terus menerus,
keluar keringat berlebihan pada
malam hari, dan pembengkakan
kelenjar getah bening; gejala
berupa munculnya penyakit-
penyakit lain akibat kerusakan
sistem kekebalan tubuh (TBC
atau kanker).
3. Kondidiasis Jamur Gejala mirip trikomoniasis; Obat antijamur
Candida sering menular lewat jalur
albicans nonseksual
4. Kutil Virus Nyeri pada alat kelamin; Dihilangkan
kelamin papiloma berhubungan dengan kanker. dengan
pembekuan.
5. Herpes Virus Herpes Kelepuhan di alat kelamin; nyeri Valasiklovir
kelamin Simpleks saat kencing; peradangan kulit; (valtreks)
berhubungan dengan kanker
serviks, keguguran, dan cacat
janin dalam kandungan.
6. Gonore Bakteri Gejala mirip klamidial; kadang Antibiotik
Neisseria tidak ada gejala pada wanita.
gonorrhoeae
7. Trikomoniasi Protozoa Iritasi pada vagina; gatal; nyeri Obat-obatan
s Trichomonas saat kencing; biasanya tidak ada antiprotozoa
vaginalis gejala pada laki-laki.
8. Sifilis Bakteri Borok di alat kelamin pada Antibiotik sejak
Treponema stadium awal; penyebaran ke dini
pallidum seluruh tubuh dapat berakibat
fatal jika tidak segera diobati.
Kegiatan 12.4 Struktur Sel Sperma da Proses Oogenesis
Keterangan :
a a : kepala
b e b : nukleus
c c : sentriol
d f d : mitokondria
e : kepala
f : bagian tengah
g

b c Keterangan:
a a : korpus luteum
b : degenerasi korpus luteum
c : oosit primer di dalam folikel
d : folikel yang pecah
d e : oosit sekunder
f : ovulasi
g : ovarium
i h : folikel matang
e i : folikel sedang tumbuh
h
f g

Evaluasi Bab 12
A.
1. C 6. C 11. B 16. D
2. C 7. C 12. D 17. D
3. E 8. A 13. B 18. A
4. C 9. C 14. C 19. D
5. B 10. B 15. B 20. C
B.
1. Komponen penyusun organ reproduksi pria :
- Genitalia bagian dalam : testis, epididimis, saluran vas deferens, dan saluran ejakulatori.
- Genitalia bagian luar : skrotum, penis, dan uretra.
Komponen penyusun organ reproduksi wanita :
- Genitalia bagian dalam : uterus, serviks, ovarium, dan oviduk.
- Genitalia bagian luar : mons veneris, labia mayor, labia minor, klitoris, vestibula, kelenjar
Bartholin, hymen, dan vagina.
2. Mekanisme spermatogenesis :
- Spermatogonia melakukan mitosis menghasilkan spermatosit primer.
- Spermatosit primer melakukan meiosis dua kali menghasilkan spermatid.
- Spermatid terdifferensiasi secara fisik menjadi spermatozoa.
Mekanisme oogenesis :
- Sel kecambah primordial berdiferensiasi menjadi oogonium.
- Oogonium melakukan mitosis menjadi oosit primer.
- Oosit primer melakukan meiosis pertama menjadi oosit sekunder dan polosit pertama.
- Oosit sekunder melakukan meiosis kedua menghasilkan ovum dan polosit kedua.
3. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan. Menstruasi terjadi pada sekitar hari ke 28 dalam siklus
menstruasi, jika ovum tidak mengalami pembuahan maka endometrium akan luruh. Proses
peluruhan dinding rahim berlangsung selama 3-5 hari, kadang hingga 7 hari.
4. Kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem reproduksi manusia :
- Kriptorkidisme : satu atau kedua testis tidak berada dalam skrotum sejak lahir, tetapi tetap
berada di saluran yang ada di rongga tubuh.
- Kanker rahim : penyakit kanker pada rahim.
- AIDS : penyakit yang disebabkan beraktivitas seksual dengan penderita AIDS.
- Sifilis : penyakit yang disebabkan bakteri Treponema pallidum. Gejalanya berupa borok di
alat kelamin dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
5. Kehamilan terjadi setelah proses pembuahan. Kehamilan dimulai dengan peristiwa
pembelahan sel sampai pembentukan blastosis. Kemudian blastosis menempel ke
endometrium yang disebut dengan tahap implantasi. Tahap selanjutnya adalah pembentukan
plasenta. Tahap terakhir adalah embriogenesis atau pembentukan embrio yang terhidupkan.
Pada tahap ini sistem organ menjadi lengkap hingga waktu kelahiran.
BAB 13 SISTEM IMUNITAS

Kegiatan 13.1 Mengenal Sistem Kekebalan Tubuh pada Manusia

Sistem Kekebalan Tubuh

Imunitas tidak spesifik Imunitas spesifik

Sistem Limfatik

Pembuluh getah bening Nodus getah bening Organ-organ limfoid

Sumsum tulang Limpa Kelenjar timus Tonsil

Komponen Sistem Imun

Makrofag Limfosit Reseptor antigen Sel-sel pengenal antigen Antibodi


Limfosit B Limfosit T Sel-sel pemusnah alami

Kegiatan 13.2 Imunisasi


Imunisasi aktif: terjadi ketika sistem imunitas seseorang diaktifkan dan menghasilkan respon
imunitas primer. Imunisasi aktif dipicu dengan dua cara yaitu imunisasi alami dan
vaksinasi.
Imunisasi pasif: imunisasi ini tidak melibatkan sistem imunitas yang telah dimilki oleh orang
tersebut karena orang tersebut menerima antibodi yang diciptakan oleh orang lain
atau hewan tertentu.
Kegiatan 13.3 Kelainan dan Gangguan pada Sistem Imunisasi
1. Autoimun adalah gangguan fungsi sistem imunitas sehingga jaringan tubuh dikenali sebagai
benda asing menyebabkan jaringan tubuh sendiri diserang dan dihancurkan oleh sistem
imunitas.
2. a. Zat yang pada keadaan normal hanya terdapat di suatu tempat, mengalami kebocoran dan
masuk ke dalam peredaran darah secara umum.
b. Perubahan suatu zat dalam tubuh.
c. Sistem imunitas merespon zat asing yang menyerupai zat tubuh alami dan menyerangnya
sebagai benda asing.
d. Terdapat kelainan fungsi pada sel yang mengendalikan pembentukan antibodi.
3. a. Lupus Eritematosus Sistemik; Sistem imunitas memperlakukan jaringan tubuh sendiri
sebagai unsur asing yang harus dilawan dan dihancurkan.
b. Miastenia Gravis; Merupakan penyakit autoimun bukan bawaan yang ditandai oleh adanya
antibodi dalam darah yang menghancurkan sel-sel otot sebagai salah satu tempat bagi
molekul-molekul asetilkolin.
4. a. Defisiensi fungsi imunitas; faktor keturunan atau bukan faktor keturunan
Contoh: SCID dan AIDS
b. Alergi; sistem imunitas yang hipersensitif terhadap antigen lemah yang pada umumnya
tidak menimbulkan respon imunitas.
Contoh:
1) debu
2) lumpur
3) pollen
4) bulu kucing
5) bulu anjing
Evaluasi Bab 13

B.
1. C 6. D 11. D 16. D
2. A 7. E 12. D 17. A
3. C 8. D 13. D 18. D
4. D 9. D 14. D 19. B
5. D 10. B 15. C 20. B
B.
1. Komponen sistem imun:
- Makrofag : sel darah putih berukuran besar yang terus menerus mencari molekul-molekul
antigen dari organisme asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti bakteri, virus, dan jamur.
- Limfosit : sel darah putih yang berfungsi untuk mengenali dan menghancurkan antigen-
antigen penginvasi.

- Reseptor antigen : suatu struktur khusus yang terdapat di permukaan limfosit yang dapat
mengikat struktur khusus yang terdapat di antigen, mirip seperti kunci dan anak kunci.
- Sel-sel pengenal antigen : molekul pengangkut yang akan mengangkut antigen menuju
permukaan sel, tempat limfosit T dapat mengenal mereka sebagai antigen.
- Antibodi : protein yang diproduksi oleh sel-sel limfosit B.
2. Peran Limfosit T pembunuh : menghancurkan sel-sel yang memiliki antigen spesifik yang
dikenali oleh limfosit T pembunuh.
Peran Limfosit T penolong : mengatur sistem imunitas dengan mengontrol kualitas dan
kekuatan semua respons imunitas yang ada.
3. Kelainan pada sistem imun :
- Lupus Eritematosus Sistemik : Sistem imunitas memperlakukan jaringan tubuh sendiri
sebagai unsur asing yang harus dilawan dan dihancurkan.
- Miastenia Gravis : merupakan penyakit autoimun bukan bawaan yang ditandai oleh adanya
antibodi dalam darah yang menghancurkan sel-sel otot sebagai salah satu tempat bagi
molekul-molekul asetilkolin.
- SCID : Penderita tidak memiliki limfosit T dan limfosit B sehingga tidak memiliki respons
imunitas adaptif.
- AIDS : Penyakit yang disebabkan virus HIV yang merusak sel-sel T penolong sehingga
penderita rentan terhadap semua agen penginfeksi.
- Alergi : sistem imunitas yang hipersensitif terhadap antigen lemah yang pada umumnya
tidak menimbulkan respon imunitas.
4. Respon imunitas adaptif :
- Respons Imunitas Humoral : protein yang disebut antibodi yang dapat menempel dan
menghancurkan antigen muncul di darah dan cairan tubuh lainnya. Respons imunitas
humoral melawan penginvasi yang beraksi di luar sel seperti bakteri dan senyawa beracun
yang dihasilkan organisme. Selain itu juga dapat mencegah virus untuk memasuki sel.
- Respons imunitas sel yang dimediasi : sel-sel yang dapat menghancurkan sel-sel lain
diaktifkan. Aktivitas penghancuran tersebut terbatas pada sel-sel terinfeksi atau
menghasilkan antigen spesifik. Respon imunitas sel yang dimediasi dihasilkan di dalam sel
tubuh untuk melawan penginvasi, seperti virus. Selain itu, respon imunitas sel yang
dimediasi juga dapat menghancurkan sel-sel mutan, seperti sel-sel kanker.
5. Autoimun adalah gangguan fungsi sistem imunitas dimana jaringan tubuh dikenali sebagai
benda asing sehingga jaringan tubuh sendiri diserang dan dihancurkan oleh sistem imunitas.

Anda mungkin juga menyukai