Laporan Hasil Praktikum Ekologi Teresterial
Laporan Hasil Praktikum Ekologi Teresterial
EKOLOGI TERESTERIAL
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nama Anggota : - Dzikra Amalia (F1C413001)
- Fitria Andriani (F1C413010)
- Retno Putri Andini (F1C413013)
- M. Harun Alrasyid (F1C413020)
- Renny Desmasari (F1C413034)
- Rahmiatul Aini (F1C413041)
Dosen Pengampu : - Mahya Ihsan, S.Si., M.Si
- Anggit Prima Nugraha, S.Si., M.Si.
Waktu dan lokasi : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober 2015 di
lakukan di kawasan Masjid Jamik Assalam Universitas Jambi.
Alat dan Bahan : Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian adalah
tali rafia, meteran bangunan, kompas, meteran kain, pacak, plastik spesimen,
penggaris, dan alat tulis.
Pengambilan Sampel : Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode petak yaitu teknik sampling kuadrat (Quadrat Sampling Technique) Salah
satu tekniknya dibuat beberapa pada analisis vegetasi rumput yang berukuran
50x50cm, 100x50cm, 100x100cm. sedangkan pada analisis pohon berukuran
20x20cm, 10x10cm, 5x5cm, dan 1x1cm. metode ini digunakan plot berbentuk
petak baik tunggal maupun dengan menggunakan beberapa subplot. Metode ini
banyak digunakan untuk menganalisis struktur dan komposisi hutan.
Identifikasi : Hewan sampel diidentifikasi dengan buku Kunci Determinasi.
Analisis data : Data analisi vegetasi rumput digunakan analisisis Kerapatan,
Kerapatan Relatif, frekuensi, Frekuensi relatif, Indeks nilai penting, dan indeks
keanekaragaman, dan Indeks keseragaman. Pada analisis vegetasi pohon
digunakan perhitungan Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi
Relatif, Luas Basal Area, Dominasi, Indeks Nilai Penting, Indeks
Keanekargaman, dan Indeks keseragaman diketahui dengan rumus :
a. Kerapatan
-Kerapatan Mutlak(KM) = Jumlah Individu suatu jenis
Luas plot contoh/pengamatan
-Kerapatan Relatif (KR)= Kerapatan mutlak suatu jenis x 100
Jumlah total kerapatam mutkak
b. Frekuensi
-Frekuensi Mutlak (FM)= Jumlah plot yangditemptai suatu jenis
Jumlah seluruh plot pengamatan
-Frekuensi Relatif (FM)= Frekuensi suatu jenis x 100
Frekuensi total seluruh jenis
c. Luas Basal Area = 𝜋𝑟 2 atau 1 𝜋𝑑 2
4
d. Dominasi = Luas basal area suatu jenis
Luas area penelitian
g. Indeks Keseragaman = E = H’
Hmaks
Cara kerja
A. Analisis Vegetasi Rumput
1. Plot yang berukuran 50x50 cm di buat dan dicatat semua jenis yang terdapat
dalam tersebut.
2. Plot diperbesar menjadi 100x50cm, 100x100cm, 100x150cm dan seterusnya
hingga penambahan jumlah jenis dihitung di bawah 10%.
3. Spesies pada masing-masing plot di amati dan dicatat. Kemudian dibuat
kurva minimum area.
4. Setelah penambahan jumlah jenis dibawah 10% plot tersebut digunakan
sebagai ukuran minimal untuk analisis pada vegetasi tersebut.
5. 5 buah plot dibuat sesuai ukuran sebelumnya, pada setiap plot diamati dan
dicatat jenis rumput yang tumbuh.
6. Nilai kerapatan, kecepatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dan indeks
nilai penting dari masing-masing jenis tumbuhan dihitung dan dibuat dalam
bentuk tabel.
B. Analisi Vegetasi Hutan
1. Plot berukuran 20x20m dibuat sebanyak 2 buah diarea hutan yang telah di
tentukan.
2. Di dalam plot 20x20m dibuat subplot berukuran 10x10m, 5x5m, dan 1x1m.
3. Jumlah jenis dan jumlah individu dicatat, diukur diameter batang setinggi
dada orang dewasa, tinggi bebas cabang, dan tinggi total pohon.
4. Nilai K, KR, F, FR, D, DR, INP dihitung pada masing-masing jenis.
5. Untuk pola, sapling dan seedling di lakukan cara perhitungan yang sama
seperti pohon yang membedakan hanya ukran tinggi dan diameter batang.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka didapat hasil, sebagai
berikut:
1. Vegetasi Rumput
Table 1.1 Analisis Vegetasi Rumput
Ukuran Plot Spesies Jumlah
50 * 50 cm sp A Imperata cylindrica 21
sp B Asytasia intrusa 9
sp C 10
sp D Eupatorium odoratum 10
50 * 100 cm sp A Imperata cylindrical 9
sp B Asytasia intrusa 9
sp C 2
sp D Eupatorium odoratum 3
sp E 5
100 * 100 cm sp A Imperata cylindrica 20
sp B Asytasia intrusa 14
sp C 20
sp D Eupatorium odoratum 3
sp E 5
sp F 1
100 * 150 cm sp A Imperata cylindrica 40
sp B Asytasia intrusa 5
sp C 20
sp D Eupatorium odoratum 3
sp E 6
sp F 10
2. Vegetasi Hutan
Table 2.1 Analisis Pohon
2*20*20 m = 800 m² = 0,08 Ha
Jenis Jumlah KM KR % FM FR % DM DR % INP %
sp 1 1 12,5 100 0,5 100 2,035 100 300
Jumlah 1 12,5 0,5 2,035
Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman
H’ = -∑Pi In pi = 0
Hmaks = Ln 1 = 0
E = H’ / Hmaks = 0 / 0
=∞
Tabel 2.2 Analisis Tiang
2*10*10m = 200 m² = 0,02 Ha
B. Pembahasan
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Vegetasi rumput memiliki nilai keanekaragaman yang sedang dan
frekuensi cukup tinggi kelas B, dengan spesies terbanyak yang
didapatkan adalah Imperata cylindrical.
2. Vegetasi hutan, pohon memiliki nilai keanekaragaman rendah dengan
frekuensi rendah kelas E, sedangkan pada tiang, pancang dan semai
memiliki tingkat keanekaragaman yang sedang serta dengan frekuensi
tinggi kelas A.
3. Semakin banyak keanekaragaman dalam suatu ekosistem maka nilai
keanekaragamannya tinggi dan frekuensi yang tinggi pula.
DAFTAR PUSTAKA