PENDAHULUAN
Suatu kegiatan usaha atau bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, memiliki
tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik perusahaan
modal usahanya telah kembali serta mendapatkan hasil atau margin. Hasil atau
margin yang didapat berguna untuk memberikan tambahan modal (investasi baru)
keuntungan sangat penting karena dalam mencapai target yang telah ditetapkan
atau bahkan melebihi dari target yang diinginkan merupakan prestasi tersendiri
bagi pihak manajemen. Prestasi ini merupakan suatu ukuran untuk menilai
jika manajemen gagal mencapai target, hal tersebut merupakan cerminan sebuah
dapat merusak citra dan kepercayaan dari pemilik kepada karir manajemen pada
masa yang akan datang. Ukuran pencapaian target perusahaan biasanya ditentukan
dari banyaknya jenis barang atau jasa yang telah diproduksi oleh perusahaan.
Setelah barang dan jasa diproduksi kemudian dijual kepada konsumen dengan
35
cara tunai ataupun kredit (adanya piutang usaha) (Kasmir, 2015:2).
36
PT Marga Nusantara Jaya merupakan sebuah perusahaan distributor dari PT
Marga Nusantara Jaya adalah anak perusahaan kedua setelah PT Sinar Intermark
Nusantara Jaya sangat beragam yaitu mulai produk farmasi, kembang gula,
Farmasi yang menjadi tulang punggung kelompok usaha Konimex, saat ini
telah memiliki lebih dari 121 merek produk. Hal ini sejalan dengan strategi
pemasaran perusahaan yaitu membangun citra merek yang kuat, sejalan dengan
visi korporat. Pada mulanya hanya memproduksi obat-obat bebas (OTC), kini
(Ethical) serta produk nonkuratif antara lain vitamin. Semula perusahaan hanya
sirup, salep, krim, kapsul serta tablet effervescent. Beberapa merek produk farmasi
Konimex yang populer di masyarakat antara lain yaitu Konidin, Neo Napacin,
37
Produk kedua yang dipasarkan oleh PT Marga Nusantara adalah kembang
usaha ke industri makanan sehat pada tahun 1980. Selain karena faktor peluang
kembang gula tak jauh berbeda dengan farmasi. Divisi kembang gula Nimm’s ini
sejak berdiri telah dilengkapi dengan mesin-mesin canggih dan mutakhir. Hal
bentuk kembang gula, antara lain hard candy, chewy candy, deposit candy dan
compressed candy. Inovasi dalam hal rasa juga telah menghasilkan berbagai
varian kembang gula rasa unik dan sangat digemari oleh mayarakat yaitu antara
alami sudah dipasarkan antara lain Konicare Minyak Telon, Konicare Minyak
38
Kayu Putih, Virugon, Herba Drink Sari Jahe, Sari Temulawak dan Kunir Asam.
ringan ini merupakan produk pelengkap setelah produk kembang gula mengalami
sobisco yang merupakan produk biskuit dan coklat, diantaranya yaitu Snip Snaps,
Berikut pengamatan peneliti pada data penjualan dan piutang usaha lima
belas cabang PT Marga Nusantara Jaya periode tahun 2014-2015 sebagai berikut :
Tabel 1
Data Penjualan dan Piutang Usaha pada PT Marga Nusantara Jaya
Tahun 2014 – 2015 (Dalam Jutaan Rupiah)
No Cabang Akumulasi Penjualan % Naik Akumulasi Piutang Usaha % Naik
Turun Turun
2014 2015 2014 2015
Wilayah Regional Manajer I
1 Jakarta 1 Rp 5.466,42 Rp 5.974,14 9,29% Rp 3.165,77 Rp 3.384,49 6,91%
2 Bogor Rp 5.732,75 Rp 5.833,64 1,76% Rp 3.847,35 Rp 3.978,29 3,40%
Wilayah Regional Manajer II
3 Semarang 1 Rp 4.978,65 Rp 4.285,34 -13,93% Rp 1.979,68 Rp 2.573,22 29,98%
4 Purwokerto Rp 2.934,59 Rp 2.653,78 -9,57% Rp 1.243,37 Rp 1.575,37 26,70%
5 Tegal Rp 3.745,64 Rp 3.274,55 -12,58% Rp 1.472,43 Rp 1.625,98 10,43%
Wilayah Regional Manajer III
6 Bandung Selatan Rp 4.524,23 Rp 4.486,38 -0,84% Rp 2.162,56 Rp 2.464,66 13,97%
7 Cirebon Rp 3.877,87 Rp 3.638,22 -6,18% Rp 1.694,66 Rp 1.868,32 10,25%
Wilayah Regional Manajer IV
8 Surabaya 1 Rp 5.286,55 Rp 4.859,68 -8,07% Rp 3.288,44 Rp 2.977,48 -9,46%
9 Surabaya 2 Rp 5.363,99 Rp 4.877,55 -9,07% Rp 3.109,53 Rp 2.798,27 -10,01%
Wilayah Regional Manajer V
10 Banda Aceh Rp 3.558,97 Rp 3.895,79 9,46% Rp 1.895,66 Rp 1.977,34 4,31%
11 Medan Rp 4.553,65 Rp 3.947,48 -13,31% Rp 2.645,86 Rp 1.987,96 -24,87%
Wilayah Regional Manjer VI
12 Pontianak Rp 3.588,43 Rp 3.422,96 -4,61% Rp 1.886,75 Rp 1.657,63 -12,14%
13 Banjarmasin Rp 3.784,15 Rp 3.559,75 -5,93% Rp 1.963,53 Rp 1.822,86 -7,16%
Wilayah Regional Manajer VII
14 Makasar Rp 3.957,44 Rp 4.288,29 8,36% Rp 1.977,76 Rp 2.396,45 21,17%
39
15 Palu Rp 3.675,53 Rp 3.753,95 2,13% Rp 1.764,74 Rp 1.835,46 4,01%
atau turun data penjualan dan data piutang masing-masing kelima belas Cabang
PT Marga Nusantara Jaya. Data penjualan Cabang PT Marga Nusantara Jaya yang
tahun 2014-2015 adalah Cabang Banda Aceh Wilayah Regional Manajer V yaitu
sebesar 9,46% dan paling rendah adalah Cabang Bogor Wilayah Regional
Manajer I yaitu sebesar 1,76%. Adapun data penjualan pada Cabang PT Marga
2014-2015 adalah Cabang Bandung Selatan Wilayah Regional Manajer III yaitu
sebesar -0,84% dan paling rendah adalah Cabang Semarang I Wilayah Regional
juga mengalami perkembangan prositif dan negatif dalam kurun waktu periode
tahun 2014-2015. Data piutang usaha Cabang PT Marga Nusantara Jaya yang
Regional Manajer II yaitu sebesar 29,98% dan paling rendah adalah Cabang
Bogor Wilayah Regional Manajer I yaitu sebesar 3,40%. Adapun data piutang
sebesar -7,16% dan paling rendah adalah Cabang Medan Wilayah Regional
Manajer V yaitu sebesar -24,87%. Data piutang usaha berbeda dengan data
40
penjualan perusahaan. Jika data penjualan naik berarti kinerja perusahaan makin
baik, tetapi jika piutang usaha makin naik maka kinerja perusahaan makin turun.
Beberapa data pada tabel 1 tersebut jika diamati terdapat adanya data
negatif atau penurunan, akan tetapi tidak diiringi dengan penurunan jumlah
piutang usaha. Hal ini dapat dilihat pada data Wilayah Regional Manajer II yaitu
Semarang 1, Purwakerto dan Tegal dan Wilayah Regional Manajer III yaitu
sebesar 13,93% tetapi piutang usaha mengalami kenaikan sebesar 29,98%. Data
sebesar 12,58% tetapi piutang usaha mengalami kenaikan sebesar 10,25%. Data
Penurunan data penjualan yang disertai dengan naiknya data piutang usaha
yang naik dan data piutang naik, data penjualan naik diikuti dengan naiknya data
piutang, data penjualan yang turun diikuti dengan penurunan data piutang serta
data penjualan turun diikuti dengan kenaikan data piutang. Kemungkinan pada
41
laporan keuangan data yang terakhir melambangkan jeleknya sistem manajemen
Fenomena pergerakan naik dan turunnya data penjualan dan piutang usaha
naik dan turunya data penjualan dan piutang usaha pada PT Marga Nusantara Jaya
penurunan dan data piutang usaha mengalami kenaikan. Kenaikan penjualan serta
PT Marga Nusantara Jaya perlu diusahakan dengan sistem manajemen yang baik
dan handal baik dari segi pemasaran, terutama sekali di bidang keuangan pada
waktu pendek dan jangka waktu panjang. Dalam jangka waktu pendek lebih
42
panjang lebih menekankan pada jumlah pembeli serta besarnya pembelian produk
Dengan demikian tujuan pencapaian laba jangka panjang dalam suatu perusahaan
biaya, antara lain biaya untuk analis kredit dan penagihan piutang serta
lancar serta bagian terbesar dari total aset perusahaan. Akibat jumlahnya yang
perusahaan. Untuk itu pihak perusahaan perlu membuat sistem penagihan yang
Dalam suatu perusahaan, penjualan dan penagihan piutang atas produk yang
perlu dilakukan penagihan yang insentif agar piutang dapat tertagih sesuai dengan
43
Berbagai upaya yang dilakukan perusahaan atas penjualan dan penagihan
piutang, tidak akan berarti bagi pencapaian keuntungan perusahan jika tidak
piutang produk perusahaan diharapkan akan dapat melindungi dari bahaya sebagai
serta penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Sistem pengendalian
karyawan pada hukum dan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
(Sujarweni, 2015:69).
memadai bahwa tujuan tertentu akan tercapai. Sasaran perusahaan dapat berupa
sasaran finansial ataupun non finansial. Sasaran finansial secara umum misalnya
Sasaran finansial secara khusus misalnya berupa perbaikan aliran kas yang masuk
44
pengendalian intern berkaitan erat dengan auditor. Sedangkan auditor mempunyai
adalah sistem kerangka yang telah ditetapkan manajemen dalam mencapai sasaran
dijalankan oleh perusahaan ada beberapa yang benar-benar relevan dengan audit
Kebijakan dan prosedur yang relevan terhadap audit adalah kebijakan dan
laporan keuangan, dan kebijakan serta prosedur lainnya yang menyangkut data
yang dipakai auditor saat menerapkan prosedur auditing misalnya data statistik
Disisi lain ada kebijakan dan prosedur yang tidak relevan dengan audit
penting bagi perusahaan, namun tidak berkaitan langsung dengan audit terhadap
45
laporan keuangan, oleh karena itu tidak perlu dipertimbangkan.
pengendalian internal pada laporan data keuangan yang berupa data penjualan dan
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
46
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
perusahaan.
47
48
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
49
50
b. Pentingnya Pengendalian Internal
bagi manajemen dan auditor sangat penting dalam berbagai literatur yang
51
tingkat risiko pengendalian taksiran untuk asersi tertentu.
kas yang masuk dan pendapatan perlembar saham. Sasaran non finansial
penelitian pasar.
52
3) Mendorong efisiensi
sebagai berikut:
1) Pengendalian Administratif
2) Pengendalian Akuntansi
53
pengamanan kekayaan perusahaan dan kepercayaan catatan-catatan,
Contoh : datang tepat waktu adalah suatu etika yang baik dll.
c) Struktur organisasi
54
jajaran tinggi perusahaan juga harus diawasi oleh suatu
komite audit.
tangung jawabnya.
5) Kegiatan pengendalian.
55
d. Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan
perusahaan
perusahaan yaitu :
56
dalam sistem komputer.
5. Pemantauan (Monitoring)
dalam perusahaan.
2. Penjualan
a. Definisi Penjualan
57
menurut Ardana dan Lukman (2016:128) adalah suatu kegiatan yang
terdiri dari tansaksi penjualan barang atau jasa, secara kredit maupun
b. Siklus Penjualan
berulang dan diikuti dengan proses perekaman data dan informasi bisnis.
dalam dua sub aktivitas atau dua sub prosedur yaitu sub aktivitas
Meskipun jenis perusahaan dan tipe organisasi bisnis saat ini telah
58
kepada calon pelanggan.
a) Jurnal penjualan
59
1) Prosedur order penjualan
dan memberikan tanda pembayaran yang berupa pita register kas dan
mengambil barang.
pembeli.
penjualan tunai.
oleh pembeli. Jumlah dan jatuh tempo pembayaran disepakati oleh kedua
60
belah pihak. Dalam sistem penjualan kredit terdapat beberapa prosedur
3) Prosedur pengiriman
3. Piutang
a. Pengertian Piutang
piutang usaha, piutang wesel dan piutang lainnya. Piutang usaha adalah
jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat penjualan barang
61
atau jasa secara kredit. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat
ditagih dalam jangka yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 hari
barang atau jasa secara kredit maupun melalui peminjam sejumlah uang.
lancar atau aktiva tidak lancar (jangka panjang) biasanya piutang wesel
yang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit
debitur akan dilaporkan dalam neraca kreditur sebagai aktiva lancar atau
sebagai hasil dari penanaman modal) piutang pajak (tagihan subyek pajak
62
Disamping klasifikasi umum seperti diatas, piutang dapat
lancar dan tidak lancar. Piutang dagang (trade receivable) dihasilkan dari
kegiatan normal bisnis perusahaan, secara kredit barang atau jasa kepada
(notes receivable) .
yang diperoleh dari tingkat investasi tertentu tersebut dengan biaya yang
63
1. Standar kredit (credit standard) adalah pedoman yang digunakan
maksimal 10 hari.
c. Pengendalian Piutang
dasarnya ada tiga bidang pengendalian yang umum dilakukan, pada titik
1. Pemberian kredit
Dalam hal ini kebijakan kredit dan syarat penjualan kredit harus
64
keadaan keuangannya, dan juga tidak boleh menimbulkan kerugian
Dalam hal ini harus dilakukan usaha yang aktif untuk memperoleh
dilakukan dengan baik, tetapi jika admistrasi piutang itu kurang baik,
65
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau
Makin tinggi plafond yang ditetapkan berarti makin besar pula dana
66
secara pasif.
Tabel 1
Studi Penelitian Terdahulu
67
Sumber : Data Studi Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pemikiran
Dalam suatu perusahaan, penjualan dan penagihan piutang atas produk yang
68
serta pengawasan diperlukan evaluasi pengendalian internal atas penjualan dan
internal yang baik atas penjualan dan penagihan piutang perusahaan. Beberapa
manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika, filosofi yang dianut oleh
manajemen dan gaya operasional yang dipakai oleh manajemen serta adanya
berbagai proses dan upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
otoritas atas transaksi atau kegiatan, pembagian tugas dan tanggung jawab,
rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik, perlindungan yang
menghindari kerugian yang besar atas kegiatan penjualan dan penagihan piutang
69
perusahaan. Tiga kelompok risiko yang dihadapi perusahaan yaitu adanya risiko
strategis yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara yang salah, risiko finansial yaitu
formulir yang siap diinput ke dalam sistem komputer, file data dibaca dan
diperbarui isinya, serta data diproses agar menjadi informasi yang berguna bagi
apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat segera diambil
X1
70
Y1
X2
Y2
Gambar I
Kerangka Pemikiran
71
72
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pemilihan Metode
atau hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Adapun
murni atau survey. Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
menjadi anggota sampel. Populasi bukan hanya sekedar data jumlah yang ada
pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua
73
74
Tabel 2
Data Nama Cabang PT Marga Nusantara Jaya
No Cabang / Depo No Cabang / Depo No Cabang / Depo
RM I RM IV RM VII
1 Jakarta 1 25 Surabaya 1 50 Makasar
2 Jakarta 2 26 Surabaya 2 51 Palu
3 Jakarta 3 27 Surabaya 3 52 Manado
4 Bekasi 28 Malang 53 Kendari
5 Karawang 29 Jember 54 Gorontalo
6 Tangerang 30 Denpasar 55 Ambon
7 Serang 31 Mataram 56 Jayapura
8 Bogor 32 Kupang 57 Pare-Pare
RM II RM V
9 Semarang 1 33 Banda Aceh
10 Semarang 2 34 Medan
11 Surakarta 35 Deli Serdang
12 Purwokerto 36 Pematang Siantar
13 Tegal 37 Padang Sidimpuan
14 Yogyakarta 38 Pekan Baru
15 Madiun 39 Batam
16 Kediri 40 Padang
41 Jambi
42 Bengkulu
RM III RM VI
17 Bandung Selatan 43 Pontianak
18 Bandung Utara 44 Singkawang
19 Cirebon 45 Banjar Masin
20 Sukabumi 46 Balik Papan
21 Tasikmalaya 47 Samarinda
22 Palembang 48 Berau
23 Pangkal Pinang 49 Palangkaraya
24 Bandar Lampung
Sumber : Data Primer PT Marga Nusantara Jaya
75
2. Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel
wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Adapun sampel
Tabel 2
Data Nama Sampel Cabang PT Marga Nusantara Jaya
No Cabang/Depo No Cabang/Depo No Cabang/Depo No Cabang/Depo
RM I RM III RM V RM VII
1 Jakarta 1 6 Bandung Selatan 10 Banda Aceh 14 Makasar
2 Bogor 7 Cirebon 11 Medan 15 Palu
RM II RM IV RM VI
3 Semarang 1 8 Surabaya I 12 Pontianak
4 Purwokerto 9 Surabaya II 13 Banjarmasin
5 Tegal
hasil hitungan, terutama hitungan dalam bentuk rasio antara satu perusahaan
dengan perusahaan yang lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis (Fahmi,
2014:138). Oleh karena itu secara cross section diperoleh perhitungan yaitu
76
observasi. Dengan demikian diperoleh data observasi sebanyak 30 data.
a. Penjualan
b. Penagihan Piutang
dari pelanggan sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara
Tabel 3
Definisi Operasional Variabel
Item
Variabel Dimensi Indikator Pernyataa
n
Lingkuangan Pengendalian Komitmen manajemen 1
Filosofi manajemen & gaya operasi 2
Komite audit Dewan Direksi 3
Pembagian tugas dan tanggung jawab 4
Kebijakan dan praktik SDM 5
Pengaruh dari luar 6
SPI atas
Kegiatan pengendalian 7
Penjualan
Aktivitas Pengendalian Pemberian otaritas atas transaksi 1
Pembagian tugas & tanggung jawab 2
Penggunaan dokumen & catatan 3
Perlindungan kekayaan & catatan 4
Pemeriksaan independen 5
Penaksiran Risiko Risiko strategis 1
Risiko finansial 2
Risiko informasi 3
77
Informasi dan Komunikasi Bagaimana transaksi diawali 1
Bagaimana data dicatat 2
Bagaimana data dibaca & diorganisasi 3
Bagaimana data diproses 4
Bagaimana informasi dilakukan 5
Bagaimana transaksi berhasil 6
Pemantauan Supervisi yang efektif 1
Akuntansi pertanggungjawaban 2
Audit internal 3
Lingkuangan Pengendalian Komitmen manajemen 1
Filosofi manajemen & gaya operasi 2
Komite audit Dewan Direksi 3
Pembagian tugas dan tanggung jawab 4
Kebijakan dan praktik SDM 5
Pengaruh dari luar 6
Kegiatan pengendalian 7
Aktivitas Pengendalian Pemberian otaritas atas transaksi 1
Pembagian tugas & tanggung jawab 2
Penggunaan dokumen & catatan 3
Perlindungan kekayaan & catatan 4
SPI atas Pemeriksaan independen 5
Penagihan
Penaksiran Risiko Risiko strategis 1
Piutang
Risiko finansial 2
Risiko informasi 3
Informasi dan Komunikasi Bagaimana transaksi diawali 1
Bagaimana data dicatat 2
Bagaimana data dibaca & diorganisasi 3
Bagaimana data diproses 4
Bagaimana informasi dilakukan 5
Bagaimana transaksi berhasil 6
Pemantauan Supervisi yang efektif 1
Akuntansi pertanggungjawaban 2
Audit internal 3
78
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
untuk memperolah konsep dan landasan teori yang bersumber dari buku
Administration Officer) dan Pool Faktur pada kelima belas sampel cabang PT
79
likers dengan penilaian skor 1 = sangat tidak setuju (STS); skor 2 = tidak
setuju (TS); skor 3 = netral (N); skor 4 = setuju (S) dan skor sangat setuju (SS).
1. Kategori Penilaian
Kuesioner yang telah diberi jawaban oleh responden akan dinilai berdasarkan
= 24 x 30 x 5 = 3600
= 24 x 30 x 1 = 720
Tabel 3
80
Kriteria Penilaian
total pengendalian internal atas penjualan dan piutang. Dapat juga dilakukan
Penjualan :
81
Jumlah Pernyataan IKP
Penagihan Piutang :
Keterangan :
LP = Lingkungan Pengendalian
AP = Aktivitas Pengendalian
PR = Penaksiran Risiko
P = Pemantauan
82
IKP = Informasi dan Komunikasi Penjualan
PP = Pemantauan Penjualan
83