Anda di halaman 1dari 91

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas karunia dan
rahmat-NYA sehingga buku yang berjudul Pedoman Identifikasi Udang
Penaeid (Subordo Macrura Natantia) dapat terselesaikan. Buku ini disusun
berdasarkan hasil kajian pustaka dan berdasarkan pengalaman penulis dalam
melakukan identifikasi krustasea. Oleh karena keterbatasan yang ada, buku
ini baru memuat pedoman identifikasi bagi udang yang termasuk dalam Sub
Ordo Macrura Natantia, terutama udang.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada


seluruh staf pengajar pada Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro, yang senantiasa memberikan dukungan terhadap penulis dalam
penerbitan buku ini, khususnya Dr.Norma Afiati, yang telah memberikan
bantuan referensi.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh
karenanya saran dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan demi untuk
penyempurnaan dan perbaikan di masa yang akan datang..

Akhirnya kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat dalam


rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu-
ilmu perikanan.
Semarang, Maret 2008
Penulis

Dr.Ir. Suradi Wijaya Saputra, MS.


CARA MENGGUNAKAN BUKU INI

Buku pedoman identifikasi ini ditulis secara pasangan, dan untuk


masing-masing superfamili diawali ciri – ciri umum, aspek biologi, habitat
dan perikanannya. Bagian-bagian tubuh yang merupakan kunci dalam
identifikasi dilengkapi dengan gambar. Istilah-istilah teknis sebagian tetap
ditulis dalam bahasa aslinya, karena padanan katanya kadang-kadang
panjang dan justru mengaburkan makna sesungguhnya. Untuk itu maka buku
ini dilengkapi dengan glosari, yang dapat membantu menterjemahkan istilah-
istilah tersebut.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................. iv

A. SISTIMATIKA UDANG........................................................... 1

B. ANATOMI DAN CARA PENGUKURAN ............................. 5

C. KARAKTERISTIK UDANG SUBORDO MACRURA

NATANTIA ............................................................................. 14

1. Superfamili Sergestoidea ................................................. 14


2. Superfamili Penaeoidea ................................................... 15

D. INFRAORDO STENOPODIDEA ........................................... 16

E. INFRAORDO CARIDEA ...................................................... 17

BAB III
KUNCI IDENTIFIKASI INFRAORDO PENAEIDEA

A. SUPERFAMILI: SERGESTOIDEA ........................................ 19

1. Kunci Jenis Kelamin pada Acetes ...................................... 19


2. Kunci Identifikasi Acetes Betina ..................................... 22
3. Kunci Identifikasi Acetes Jantan ...................................... 25

B. SUPERFAMILI: PENAEOIDEA ............................................ 27

1. Famili Aristeidae ................................................................ 29


Daftar Isi
a. Ciri-ciri Umum ............................................................ 29
b. Habitat, Biologi, dan Perikanan .................................. 31
c. Kunci Identifikasi Famili Aristeidae ........................... 33
2. Famili Solenoceridae .......................................................... 34

a. Ciri-ciri umum ............................................................. 34


b. Habitat, Biologi, dan Perikanan .................................. 35
c. Kunci identifikasi Solenoceridae ................................ 37
3. Famili Penaeidae ................................................................. 45

a. Ciri-ciri Umum ............................................................ 45


b. Habitat, Biologi, dan Perikanan .................................. 47
c. Kunci Identifikasi Genera Penaeidae .......................... 51
d. Kunci Identifikasi Spesies Atypopenaeus .................... 58
e. Kunci Identifikasi Metapenaopsis .............................. 58
f. Kunci Identifikasi Metapenaeus ................................. 62
g. Kunci Identifikasi Parapenaopsis ............................... 73
h. Kunci Identifikasi Parapenaeus ................................... 77
i. Kunci Identifikasi Penaopsis ...................................... 83
j. Kunci Identifikasi Penaeus ......................................... 85
k. Kunci Identifikasi Trachypenaeus .............................. 94
PUSTAKA ..................................................................................... 97
GLOSSARY .................................................................................. 99

v
A. SISTIMATIKA UDANG

Secara garis besar kedudukan udang dalam sistematika dapat


digambarkan sebagai berikut.
Klas: Krustasea
Ordo: Macrura
Suborder: Macrura Natantia
Infraordo: Penaeidea
Superfamili Sergestoidea
Famili: Luciferidae
Sergestidae
Superfamili: Penaeoidea
Famili: Aristeidae
Solenoceridae
Penaeidae
Sicyoniidae
Infraordo: Stenopodidea
Famili: Stenopodidae
Infraordo: Caridea
Superfamili: Pasiphaeoidea
Famili: Pasiphaeidae
Superfamili: Oplophoridea
Famili: Oplophoridae
Superfamili: Atyoidea
Famili: Atyidae
Superfamili: Bresilioidea
Famili: Bresiliidae
Superfamili: Nematocarcinoidea
Famili: Eugonatonotidae
Nematocarcinidae
Rhynchocinetidae
Superfamili: Psalidopodoidea
Famili: Psalidopodidae
Superfamili: Stylodactyloidea
Famili: Stylodactylidae
Superfamili: Campylonotidea
Famili: Bathypalaemonellidae
Superfamili: Palaemonoidea
Famili: Anchistioididae
Gnathophyllidae
Hymenoceridae
Palaemonidae
Superfamili: Alpheoidea
Famili: Alpheidae
Hippolytidae
Ogyrididae
Superfamili: Processoidea
Famili: Processidae
Superfamili: Pandaloidea
Famili: Pandalidae
Thalassocarididae
Superfamili: Crangonoidea
Famili: Crangonidae
Glyphocrangonidae

Secara taksonomi, udang termasuk krustasea dalam sub ordo Macrura


Natantia, yang berbeda dari lobster (sub ordo Macrura Reptantia). Pada
umumnya tubuh pipih lateral, pleopoda (appendage abdomen) berkembang
baik, sternum thoracic sering kecil dan tidak mudah diamati. Pleuron pada
abdomen pertama (atau lempeng lateral) berkembang baik (sebesar pleura
segmen berikutnya) dan telson umumnya meruncing ke arah distal.

Pada referensi sering dijumpai terminologi shrimp dan prawn untuk


menjelaskan udang. Pengertian shrimp dan prawn secara taksonomi tidak

Kunci Identifikasi Udang 2


ada batasan yang jelas. Shrimp biasanya digunakan untuk spesies udang yang
berukuran kecil, sedangkan prawn digunakan untuk spesies uang yang
berukuran besar. Meskipun demikian penggunaannya sering rancu pada
suatu negara atau wilayah.

Terdapat sekitar 3 047 spesies udang yang telah terdata, dan dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok besar (Infraordo) yaitu :
1. Infraordo Penaeidea, ysng terdiri dari Superfamili Sergestoidea (sekitar
94 spesies) dan Superfamili Penaeoidea (376 spesies)
2. Infraordo Stenopodidea (376 spesies).
3. Infraordo Caridea (2 517 spesies)

Ceridea mempunyai jumlah spesies yang paling dominan, meskipun


hanya beberapa spesies yang cukup melimpah dan penting bagi perikanan.
Jumlah pasti spesies udang yang ada belum diketahui, terutama dari Caridea
dan Stenopodidea. Spesies udang yang memiliki nilai komersial penting baru
beberapa yang telah dilakukan penelitian secara mendalam. Sedangkan
penelitian yang dilakukan terhadap spesies udang non ekonomis penting
masih sangat terbatas. Penelitian tentang Caridea di Philipina dan daerah
sekitarnya, menunjukkan bahwa 528 spesies ditemukan di daerah tersebut.

Udang Caridea tersebar luas di perairan laut, payau dan air tawar, dari
daerah perairan di pegurunungan yang tinggi sampai dengan perairan
terumbu karang dan laut dalam. Saat sekarang udang tawar yang diketahui
memiliki nilai ekonomis tinggi baru Macrobrachium rosenbergii. M.
rosenbergii merupakan spesies besar, kadang-kadang ditemukan di laut dan
telah diusahakan secara ekstensif, serta telah dibudidayakan di beberapa
negara.

Kunci Identifikasi Udang 3


Stenopodidea (dengan famili tunggal Stenopodidae) tidak mempunyai
nilai ekonomis penting, namun beberapa spesies darinya, terutama spesies
yang hidup di ekosistem terumbu karang, kadang-kadang dijadikan hiasan di
akuarium sehingga mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Udang yang paling komersial adalah udang anggota Penaoidea. Pada


saat ini kira-kira 300 spesies udang ekonomis penting tersebar luas di dunia
dan hanya sekitar 100 spesies yang tertangkap. Sebagian spesies dari
Penaeidae berukuran sedang dan sering ditemukan dalam jumlah besar di
perairan dangkal sepanjang continental shelf, pada perairan dengan dasar
yang berlumpur.

Spesies anggota Superfamili Penaeoidae dari famili Aristiidae dan


Solenoceridae hidup di perairan laut dalam, dan sebagian besar belum
dieksploitasi. Dua famili tersebut sering tertangkap dengan menggunakan
trawl. Hal ini mengidikasikan bahwa udang tersebut memiliki potensi
komersial untuk pengembangan perikanan laut dalam di masa mendatang.
Sedangkan spesies anggota Superfamili Penaeoidae dari famili Sicyonidae
umumnya berukuran kecil, tidak melimpah, dan tidak memiliki potensi
komersial.

Udang Sergestoidea umumnya berukuran kecil dan secara ekonomi


tidak penting, kecuali genus Acetes. Udang pelagis tersebut hidup di perairan
dangkal, di estuaria dan sering ditemukan melimpah. Acetes dimanfaatkan
secara luas menggunakan push net, bag net dan seine, dan mempunyai nilai
ekonomis penting, khususnya di negara-negara Asia Tenggara.

Kunci Identifikasi Udang 4


B. ANATOMI DAN CARA PENGUKURAN

Guna membantu dalam melakukan identifikasi, ada baiknya kita


memahami terlebih dahulu terminologi teknis, cara pengukuran bagian –
bagian tubuh udang yang menjadi kunci identifikasi, serta berbagai istilah
yang sering digunakan dalam melakukan identifikasi udang.

Gambar 1. Anatomi tubuh udang beserta bagian-bagiannya dan ukuran-


ukurannya (tampak lateral, sumber : Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 5


Gambar 2. Karapas udang beserta bagian-bagiannya (atas: tampak lateral;
bawah: tampak dorsal, sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 6


Gambar 3. Pereiopoda dengan lengan (sumber: Chan, 1998)

Gambar 4. Bagian proximal dari pereiopoda (skematik) (sumber: Chan,


1998)

Kunci Identifikasi Udang 7


Gambar 5. Tipe-tipe duri pada telson (sumber: Chan, 1998)

Gambar 6. Anatennule dan bagian-bagiannya (sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 8


a

Gambar 7. Tipe dasar telikum pada udang penaeid betina (tampak ventral)
(a: Penaeus; b: Parapenaeopsis; c: Metapenaeus; d:
Metapenaeopsis).

Kunci Identifikasi Udang 9


a
b

c d

Gambar 8. Tipe dasar petasma pada udang penaeid jantan (tampak ventral)
(a: Penaeus; b: Parapenaeopsis; c: Metapenaeus; d:
Metapenaeopsis).

Kunci Identifikasi Udang 10


Gambar 9. Perbedaan morfologi antara udang dan lobster (Sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 11


C. KARAKTERISTIK UDANG SUBORDO MACRURA
NATANTIA

1. INFRAORDO PENAEIDEA

a. Superfamili Sergestoidea

Udang dari Superfamili Sergestoidea umumnya berukuran kecil sampai


dengan mikroskopis, tubuh kokoh, pipih secara lateral, cangkang agak lunak,
rostrum dan 2 (dua) pasang pereiopoda terakhir mereduksi (tidak ada pada
Luciferidae). Abdomen dengan bagian posterior pleura (lempeng lateral)
menutup bagian anterior pleura berikutnya. Udang jantan dengan organ
kopulatory besar, terdapat pada pasang pleopoda pertama. Udang anggota
Sergestoidea umumnya pelagis, dengan telur dilepas langsung ke perairan
(telur dibawa pada pasang ke dua dari pereiopoda pada Luciferidae).

Gambar 10. Sergestoidea (Sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 12


b. Superfamili Penaeoidea

Udang dari famili Penaeoidea berukuran kecil sampai dengan besar,


seluruh pasangan pereiopoda berkembang baik, dengan tiga pasang pertama
membetuk capit, dan tidak ada capit yang secara khusus membesar. Bagian
posterior pleura menutup bagian anterior pleura berikutnya. Organ
kopulatory besar (Gambar 8). Pada udang jantan, petasma terdapat pada
pasangan pertama pleopoda. Pada udang betina, telikum terdapat pada
posterior thoracic sternite atau diantara pereiopoda ke 4 dan 5 (Gambar 7).
Telur dilepas ke perairan, tidak ada sisa pada abdomen betina.

Gambar 11. Penaeoidea (Sumber: Chan, 1998)

2. INFRAORDO STENOPODIDEA

Stenopodidea umumnya berukuran kecil, 5 pasang pereiopodanya


berkembang baik, dengan 3 pasang pertama berkembang membentuk capit.
Pasangan ke 3 sangat besar dan massive. Bagian posterior pleura menutup

Kunci Identifikasi Udang 13


bagian anterior pleura berikutnya. Jantan dan betina tanpa organ kopulatory
khusus yang besar, betina membawa telur pada bagian abdomen hingga
menetas.

Gambar 12. Stenopodidea (Sumber: Chan, 1998)

3. INFRAORDO CARIDEA

Caridea umumnya berukuran sangat kecil hingga besar. Lima pasang


pereipoda berkembang baik, dua pasang pereiopoda yang pertama dengan
atau tanpa capit, tapi pasang pereiopoda ke tiga terdapat capit. Pleura ke dua
berkembang melebar, berbentuk buah pear dan overlaping dengan bagian
posterior pleura pertama dan bagian anterior dari pleuron ke tiga. Jantan dan
betina tanpa organ kopulasi khusus yang besar pada pasang pertama
pleopoda, atau posterior thoracic sternite. Betina membawa telur pada
abdomen hingga menetas.

Kunci Identifikasi Udang 14


Gambar 13. Caridea (Sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 15


D. KUNCI IDENTIFIKASI UDANG PENAEIDEA

1. SUPERFAMILI SERGESTOIDEA
1a. Kepala memanjang (Gambar 14), tidak branchiae, ukuran
sangat kecil, panjang tubuh ± 1 cm .................................... Luciferidae

1b. Kepala tidak secara khusus memanjang, ada branchiae,


ukuran kecil, panjang tubuh dewasa umumnya lebih dari
2 cm .....Sergestoidae .......................................................... 2

Gambar 14. Luciferidae (Sumber: Chan, 1998)

2a. Pereiopoda ke 4 atau ke 5 hampir hilang, mereduksi


menjadi sepasang protumberances (tonjolan
membengkak, genital coxae) pada udang jantan (Gambar
15). Maxillae pertama dan maxilliped pertama tanpa palp.
Maxillae ke dua dengan lobe (bangunan bundar) tunggal
yang tak terpisah ............................................................... Acetes

Kunci Identifikasi Udang 16


Gambar 15. Acetes (Sumber: Chan, 1998)

2b. Pereiopoda ke 4 atau pereiopoda ke 5 ada, dengan


pereiopoda ke 5 lebih pendek dari pereiopoda ke 4
(Gambar 16). Maxillae pertama dan maxilliped pertama
dengan palp. Maxillae ke dua dengan 2 lobe .................... genera lain

Gambar 16. Sergestes (Sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 17


a. Kunci Jenis Kelamin pada Acetes

1a. Sepasang protuberanches (genital coxae Gambar 15) di


antara pereiopoda ke 3 dan pleopoda pertama.
Antennular flagella bawah dengan 1 atau 2 duri penjepit,
atau modifikasi darinya (Gambar 17a). Petasma (Gambar
17b) berada pada pleopoda pertama ................................. jantan

1b. Tidak ada protuberanches pada daerah genitalnya;


antenullar flagella bawah tanpa duri, petasma tidak ada .. betina

Gambar 17. Antennular flagellum pada udang jantan (Sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 18


c. Kunci Identifikasi Acetes Betina

1a. Apex telson membulat atau truncated (Gambar 18a). ........ 2

1b. Apex telson berbentuk segitiga (Gambar 18b) ................... 3

Gambar 18. Apex dari telson

2a. Thoracic sternite (lempeng ventral pada thorax) yang ke


tiga mengarah ke posterior (Gambar 19b) ....................... A. japonicus

2b. Thoracic sternite (lempeng ventral pada thorax) yang ke


tiga tidak mengarah ke posterior (Gambar 19a) .............. A. serrulatus

Gambar 19. Pangkal (segmen ke dua paling proximal dari suatu appendage
thoracic) dari pereiopoda ke tiga (Sumber: Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 19


3a. Gigi procurved terdapat dasar/pangkal pleopoda pertama 4

3b. Gigi procurved tidak terdapat di antara segmen II paling


proximal pleopoda pertama ............................................. 6

4ª. Tepi bagian dalam dari dasar/pangkal pereiopoda ke tiga


dengan proyeksi meruncing yang ramping. Thoracic
sternite (lempeng ventral pada thorax) III dan IV
terdapat kanal yang dalam longitudinal ........................... A. indicus

4b. Tepi bagian dalam dari dasar/ pangkal pereiopoda III


tanpa proyeksi meruncing yang ramping. Thoracic
sternite III dan IV tidak ada kanal longitudinal ............... 5

5a. Segmen I dari antennular peduncle (tangkai yang


menopang antennular) sepanjang segmen II dan II; tepi
dalam distal (jauh dengan pusat tubuh) dari dasar
pereiopoda III berakhir pada suatu proyeksi yang tumpul
........................................................................................... A. intermedius

5b. Segmen I dari antennular peduncle lebih panjang


daripada segmen II dan I; dasar pereiopoda III tanpa
proyeksi .............................................................................. A. erythraeus

6a. Antennular flagellum bawah dengan 20 segmen atau


kurang, tepi dalam bagian distal dari dasar pereiopoda III
berakhir pada suatu proyeksi; sepasang protuberanches
kecil terdapat pada bagian anterior dari thoracic sternite
III ....................................................................................... A. sibogae

6b. Antennular flagellum bawah dengan 20 segmen atau


lebih, tepi dalam dalam distal dari dasar pereiopoda III

Kunci Identifikasi Udang 20


tanpa proyeksi; sepasang protuberanches besar terdapat
pada bagian anterior dari thoracic sternite III ................. A. Vulgaris

c. Kunci Identifikasi Acetes Jantan

1a. Tepi anterior dari genital coxae membulat; petasma tanpa


pars astringens (Gambar 17b) ........................................ 2

1b. Tepi anterior dari genital coxae meruncing; petasma


dengan pars astringens (Gambar 17b) ............................ 4

2a. Gigi procurved terdapat di antara segmen II proximal dari


pleopoda I, antennular flagellum bawah dengan satu
clasping sipne .................................................................. A. indicus

2b. Gigi procurved tidak ada di antara segmen II paling


proximal dari pleopoda I, antennular flagellum bawah
dengan 2 clasping sipne ................................................... 3

3ª. Antennular flagellum bawah dengan proyeksi berbentuk


segitiga ............................................................................ A. serrulatus

3b. Segmen pertama dari cabang utama antennular flagellum


bawah tanpa proyeksi segitiga .......................................... A. japonicus

4a. Gigi procurved terdapat di antara segmen II proximal dari


pleopoda I .......................................................................... 5

4b. Gigi procurved tidak ada di antara segmen II proximal


dari pleopoda I ................................................................... 6

Kunci Identifikasi Udang 21


5a. Segmen I antennular peduncle lebih pendek dari segmen
II dan III; capitulum petasma dengan 3 sampai 5 tonjolan
mirip pancing besar di sepanjang tepi luar ........................ A. intermedius

5b. Segmen I dari antennular peduncle lebih panjang dari


segmen II dan III sedemikian rupa, capiculum dari
petasma dengan 1 mirip pancing besar sepanjang tepi
luar ................................................................................. A. erythraeus

6a. Antennular flagellum bawah dengan 12 segmen atau


kurang, capitulum petasma dengan sebuah mirip pancing
besar dan sering ada tambahan satu di tepi bagian luar ..... A. sibogae

6b. Antennular flagellum bawah dengan 17 segmen atau


lebih, capitulum petasma dengan 3 mirip pancing besar
di sepanjang tepi luar ........................................................ A. vulgaris

Kunci Identifikasi Udang 22


2. SUPERFAMILI: PENAEOIDEA
1a. Rostrum sangat pendek dengan 1 atau 2 gigi atas, atau
antenullar flagellum atas sangat pendek dan melekat
pada dasar segmen distal antennular (Gambar 20) ......... Aristeidae

Gambar 20. Aristeidae (Sumber: Chan, 1998)

1b. Rostrum selalu dengan lebih dari 3 gigi atas, antennular


flagellum atas dan bawah sama panjang, dan melekat
pada ujung antennular peduncle ...................................... 2

2a. Pleopoda dengan hanya 1 cabang; abdomen sering dengan


banyak kanal yang dalam dan groove (celah, cekungan)
(Gambar 21) ..................................................................... Sicyoniidae

Gambar 21. Sicyoniidae (Sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 23


2b. Pleopoda dengan 2 cabang; abdomen tanpa atau dengan
sedikit groove ..................................................................... 3

3ª. Cervical groove sangat jelas dan memanjang sampai


dengan sekitar dorsal karapas, terdapat duri post-orbital
maupun post-antennal (Gambar 22) .................................. Solenoceriidae

3b. Cervical groove jauh dari dorsal karapas, duri post-orbital


dan post-antennal tidak ada (Gambar 23) ....................... Penaeidae

Gambar 22. Solenoceridae (Sumber: Chan, 1998)

Gambar 23. Penaeidae (Sumber: Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 24


a. Famili: Aristeidae
1) Ciri-ciri Umum
Udang ini memiliki ciri: a) rostrum sangat panjang pada udang betina
dan jantan muda, tetapi pada udang jantan menjadi agak pendek setelah
dewasa, dan selalu ditemukan lebih dari 2 gigi atas (subfamili Aristeinae);
atau b) rostrum pendek, tidak mencapai belakang mata, dengan 1 atau 2 gigi
atas (subfamili Benthesicyminae). Tidak memiliki proyeksi pada pangkal
tangkai mata, tetapi terdapat turbercle pada bagian dalamnya (sangat kecil
pada Aristaeomorpha). Pada subfamili Aristeinae, antennular flagellum atas
sangat pendek dan melekat ke pangkal antennular segmen distal. Karapas
tidak ada duri post-orbital dan post-antennal. Cervical groove ke dua-duanya
panjang, memanjang sampai ke dorsal karapas, atau sangat pendek.
Ke lima pasang pereiopoda berkembang baik, pereiopoda ke empat
memiliki 2 arthrobranch yang berkembang baik (tersembunyi di bawah
karapas). Pada udang jantan, sepasang endopod ke dua dari pleopoda
(abdominal appendages) dengan appendix masculina dan appendix interna,
tetapi tanpa proyeksi lateral. Pleopoda ke tiga dan ke empat bercabang 2.
Telson dengan 1 sampai 4 pasang duri lateral yang dapat digerakan. Warna:
ciri khas dari udang laut dalam, tubuh kemerahan atau merah tua, kadang-
kadang putih pucat dengan garis silang merah pada abdomen.

Kunci Identifikasi Udang 25


Gambar 24. Aristeidae (Sumber: Chan, 1998)

2) Habitat, Biologi, dan Perikanan


Semua spesies dari anggota famili Aristeidae hidup di laut dan pada
perairan yang sangat dalam (umumnya lebih dalam dari 300 m), dengan
pengecualian anggota dari subfamili Benthesicyminae yakni Bathypelagic
(sampai kedalaman sekitar 5 413 m), sedangkan anggota Aristeinae adalah
bentik dan lebih suka dasar yang halus. Udang Aristeid umumnya berukuran
besar dan dapat mencapai panjang tubuh 33 cm. Jenis kelamin mudah
dibedakan dengan adanya organ copulatory (petasma) pada pasangan
pertama pleopoda untuk udang jantan, sedangkan pada udang betina
mempunyai posterior thoracic sternites yang dimodifikasi menjadi suatu
organ penerima sperma (spermreceptacle tanda yang menarik) atau telikum,
yang menerima spermatophore atau kantong sperma (spermsacs) (biasanga
warnanya keputihan atau kekuningan) setelah matang. Bentuk petasma dan
telikum sering spesifik dan sangat membantu untuk identifikasi spesies.
Telur kecil dan banyak, dilepaskan langsung ke perairan dan tidak
menyisakan pada abdomen betina. Larvae bersifat planktonis dan memiliki
stadia nauplius. Saat sekarang terdapat 11 genera dan 29 spesies udang
Kunci Identifikasi Udang 26
Aristeid ditemukan dari Pasifik Tengah Bagian Barat, tetapi bukan ekonomis
penting karena berada pada perairan laut dalam. Meskipun demikian, pada
beberapa spesies cukup melimpah, ukuran cukup besar dan umumnya
tertangkap dengan trawl pada laut dalam, sehingga di masa yang akan datang
merupakan potensi untuk dikembangkan.

3) Kunci identifikasi famili Aristeidae

1a. Rostrum dengan 5 gigi atas, duri hepatik ada (Gambar 25) Aristaeomorpha foliacea

1b. Rostrum dengan hanya 3 gigi atas, duri hepatik tidak ada
(Gambar 26) ...................................................................... 6

Gambar 25. Karapas (tampak lateral) pada Aristaeomorpha (Sumber: Chan,


1998)

Gambar 26. Karapas (tampak lateral) pada Aristeus (Sumber: Chan, 1998)

2a. Crest pada karapas tanpa kanal yang jelas (Aristeus) ........ Aristeus virilis

Kunci Identifikasi Udang 27


2b. Crest pada karapas sangat nyata dan kanal ramping
(Plesiopenaeus) ................................................................. P. Edwardsianus

b. Famili Solenoceridae
1) Ciri-ciri Umum
Rostrum berkembang baik (memanjang mencapai pertengan mata),
selalu memiliki lebih dari 3 gigi atas (termasuk pada karapas); tidak ada
proyeksi pada dasar tangkai mata, tetapi terdapat suatu tubercle pada sisi
dalamnya. Antennular flagella atas maupun bawah panjang (kuat pipih
secara lateral dan seperti tabung pada Solenocera), sama panjang, dan
melekat pada ujung antennular peduncle. Karapas dengan duri post-orbital
atau post-antennal; cervical groove panjang, memanjang sampai sekitar
bagian dorsal karapas. Lima pasang pereiopoda semuanya berkembang baik,
pereiopoda ke lima memiliki 2 arthrobranchs yang berkembang baik
(tersembunyi di bawah karapas). Pada udang jantan, endopoda dari pleopoda
ke dua dengan appendix masculina, appendix interna, dan proyeksi lateral.
Pleopoda III dan IV bercabang dua. Telson umumnya dengan sedikitnya
sepasang duri lateral yang tidak bergerak.
Warna: umumnya pink sampai merah; kadang-kadang pucat pada
ujung antennular flagella dan uropoda.

Kunci Identifikasi Udang 28


Gambar 27. Beberapa Ciri Kunci pada Solenoceridae (Sumber: Chan, 1998)

2) Habitat, Biologi, dan Perikanan


Ditemukan pada perairan dalam lepas pantai, dari kedalaman 2
sampai dengan 5 700 m (umumnya lebih dari 20 m). Pada umumnya bentik
dengan lebih menyukai dasar perairan yang lunak. Spesies dari genus
Solenocera sering membenam dalam lumpur pada saat siang hari, dengan
hanya antennular flagella mirip tabung menyembul ke luar untuk respirasi.
Panjang tubuh berkisar antara 2.5 sampai 21.5 cm, tapi sebagian besar
spesies berukuran sedang. Jenis kelamin mudah dibedakan dengan adanya
organ copulatory yang besar (petasma) yang terletak pada pasangan pertama
pleopoda pada udang jantan, sedangkan pada udang betina mempunyai
posterior thoracic sternites yang dimodifikasi menjadi penampung sperma
yang besar (telikum), yang menerima spermatophores atau kantong sperma
(biasanya keputihan atau kekuningan) setelah matang.
Bentuk dari petasma dan thelycum seringkali spesifik dan sangat
berguna untuk identifikasi spesies. Telur kecil dan banyak, dan langsung
dilepas ke perairan dan tidak menyisakan pada abdomen betina. Larva

Kunci Identifikasi Udang 29


planktonis dan memiliki stadia nauplius. Terdapat sekitar 8 genera dan 36
spesies udang Solenocerid yang telah tercatat. Udang-udang tersebut
umumnya ditemukan di perairan dalam, dan hanya ada beberapa yang ikut
tertangkap (bycatch) dalam perikanan trawl. Meskipun demikian, belum
semua spesies dari Solenoceridae teridentifikasi, dan sebagian besar darinya
belum diusahakan secara komersial dan status taksonomi beberapa spesies
belum jelas.

Gambar 28. Beberapa Ciri Kunci pada genus Solenocera (Sumber: Chan,
1998)

3) Kunci identifikasi Solenoceridae

1a. Antennular flagella agak membulat dan seperti benang


(Gambar 29a), rostrum kokoh convex (Gambar 30a),
exopoda dari uropoda dengan duri disto-lateral
(Halioporoides) ................................................................. H. Sibogae

Kunci Identifikasi Udang 30


Gambar 29. Penampang melintang dari antennula fagellum (Sumber: Chan,
1998).

1b. Antennular flagella agak silindir dan seperti bola


(Gambar 29b), rostrum hampir horisontal (Gambar 30b),
exopoda pada uropoda tanpa duri disto-lateral
(Solenosera) ..................................................................... 2

Gambar 30. Karapas (tampak lateral) (Sumber: Chan, 1998).

2a. Telson tanpa duri lateral (Gambar 31a) .............................. S. crassicornis

2b. Telson dengan duri lateral (Gambar 31b) .......................... 3

Kunci Identifikasi Udang 31


Gambar 31. Telson (tampak dorsal) pada Solenocera (Sumber: Chan, 1998).

3a. Post-rostral crest (bagian yang menonjol) meninggi ....... 4

3b. Post-rostral crest lunak dan rendah ................................... 10

4a. Post-rostral crest sangat tinggi dan seperti lempengan


(gambar 32a dan b) .......................................................... 5

4b. Post-rostral crest terpisah tapi tidak seperti lempengan


(gambar 33a dan b) ........................................................... 6

Gambar 32. Karapas (a: Solenocera coprai, b: Solenocera alticarinata)


(Sumber: Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 32


a b
Gambar 33. Karapas (a: Solenocera coelbeli, Sumber: Crosnier, 1989 dalam
Chan, 1998) b: Solenocera australiana, (Sumber: Chan, 1998).

5a. Rostrum memanjang mencapai 2/3 mata, post-rostral


crest di belakang cervical notch dengan bagian anterior
secara jelas lebih tinggi dari pada bagian posterior
(Gambar 32a) .................................................................... S. choprai

5b. Rostrum berkembang mencapai 1/2 mata, post-rostral


crest di belakang cervical notch dengan bagian posterior
secara jelas lebih tinggi dari pada bagian posterior
(Gambar 32b) .................................................................. S. alticarinata

6a. Post-rostral crest terpisah dari gigi post-rostral oleh suatu


notch di atas cervical groove (Gambar 33a) ...................... S. koelbeli

6b. Tidak ada notch di antara gigi post-rostral dan post-


rostral crest (Gambar 33b) ............................................... 7

7a. Bagian poterior hepatik groove dan bagian anterior


branchiocardiac groove ke duanya sangat terpisah dan
melengkung ke bagian bawah; posterior crest di
belakang cervical groove kadang-kadang dengan gigi
atas; bagian median segmen abdomen pertama sangat
sempit dan dorsal crest pada segmen abdomen ke dua
terpisah (gambar 34a) ....................................................... S. Alfonso

Kunci Identifikasi Udang 33


Gambar 34. Abdomen (tampak dorsal) (Sumber: Crosnier, 1989 dalam Chan,
1998)

7b. Bagian posterior hepatik groove dan bagian anterior


branchiocardiac groove ke duanya tidak terpisah dan
melengkung ke bawah; posterior crest di belakang
cervical groove tanpa gigi; bagian tengah dari segmen
abdomen pertama cukup luas dan dorsal crest pada
segmen abdomen ke dua tidak terpisah ........................... 9

8a. Rostrum dengan batas bagian bawah hampir convex


(Gambar 35a); petasma dengan tepi distal berduri dengan
banyak spinules panjang (Gambar 31b); telikum dengan
ridge (tonjolan) posterior thoracic hampir lurus (Gambar
32a) .................................................................................. S. australiana

Kunci Identifikasi Udang 34


a b c

Gambar 35. Rostrum (tampak lateral, a: Solenocera australiana; b:


Solenocera melanth ; c: Solenocera halli ) (Sumber: Crosnier,
1989 dalam Chan, 1998)
8b. Rostrum dengan sisi bawah seperti gergaji, sangat lurus
atau hampir concave (Gambar 35b,c); petasma dengan
spinules pada tepi distal pendek, dan tidak begitu jelas;
telikum dengan tonjolan posterior thoracic yang kokoh
bilobed (bercabang dua) (gambar 37b,c) ......................... 9

Gambar 36. Petasma pada Solenosera (Sumber: Pérez Farfante dan Grey, 1980
dalam Chan, 1998)

Kunci Identifikasi Udang 35


Gambar 37. Telikum pada Solenosera (Sumber: Pérez Farfante dan Grey, 1980
dalam Chan, 1998).

9a. Ujung anterior hepatik crest sangat convex (Gambar 38a);


petasma dengan dorso-lateral lobule dengan 0 – 13
terminal spinules (Gambar 36a); telikum terdapat 2 – 3
pasang protuberanches di tengah, dengan pasangan
submediannya lebih besar daripada lateralnya (Gambar
37c) .................................................................................. S. melantho

9b. Ujung anterior dari hepatik crest hanya convex ramping


atau hampir lurus (Gambar 38b); petasma dengan dorso-
lateral lobule ditopang 18-40 terminal spinules (Gambar
36c); telikum selalu ditopang 2 pasang protuberanches di
tengah, dengan pasangan submediannya lebih kecil
daripada pasangan lateralnya (Gambar 37c) .................... S. Halli

Kunci Identifikasi Udang 36


Gambar 38. Sudut Anterior pada Karapas (Sumber: Crosnier, 1989 dalam
Chan, 1998).

10a. Rostrum dengan 6 - 7 gigi atas yang besar dan terpisah


dengan baik (Gambar 39a). Antennular flagella 0,8 – 1,2
kali panjang karapas dan umumnya tersusun atas kurang
dari 60 ruas ....................................................................... S. pectinulata

10b. Rostrum umumnya dengan 8-9 gigi atas yang kecil


(Gambar 39b). Antennular flagella 1,3 – 1,9 kali panjang
karapas dan tersusun atas lebih dari 60 ruas .................... S. pectinata

Kunci Identifikasi Udang 37


a b

Gambar 39. Sudut Anterior dari Karapas (a: Solenocera pectinulata ; b:


Solenocera pectinata (sumber: Crosnier, 1978 dalam Chan,
1998).

c. Famili: Penaeidae
1) Ciri-ciri Umum
Rostrum berkembang baik dan umumnya memanjang sampai
belakang mata, selalu lebih dari 3 gigi atas. Tidak ada proyeksi pada dasar
tangkai mata dan tidak ada tubercle pada sisi dalamnya. Antennular flagella
atas maupun bawah sama panjang, melekat pada ujung antennular peduncle.
Karapas tidak memiliki duri post-orbital atau post-antennal. Cervical groove
umumnya pendek, selalu dengan jarak dari dorsal karapas. Lima pasang
pereiopoda berkembang baik, pereiopoda ke empat dengan suatu
arthrobranch tunggal yang berkembang baik (tersembunyi di bawah
karapas). Pada udang jantan, endopoda dari pleopoda ke dua dengan hanya
appendix masculina. Pleopoda ke tiga dan ke empat bercabang menjadi 2
cabang. Telson meruncing, dengan atau tanpa dan/atau duri lateral yang tetap
atau yang dapat digerakkan.
Warna: warna tubuh bervariasi dari semi-translucent sampai hijau
keabuan gelap atau kemerahan, sering dengan bintik-bintik yang jelas, garis
melintang dan/atau tanda-tanda yang lain pada abdomen dan uropoda.

Kunci Identifikasi Udang 38


Spesimen hidup atau yang masih segar, khususnya genus Penaeus, dapat
dengan mudah dibedakan dari pewarnaannya.

2) Habitat, Biologi, dan Perikanan


Anggota famili biasanya hidup di laut, juvenile dan udang muda sering
ditemukan di perairan payau, kadang-kadang dengan salinitas sangat rendah
(beberapa didapatkan di perairan tawar). Beberapa udang penaeid, khususnya
dari genera Parapenaeus dan Penaeopsis, ditemukan pada perairan dalam,
dengan kedalaman lebih dari 750 m. Penaeidae sebagian besar bersifat
benthik, terutama ditemukan pada dasar yang lunak tapi beberapa species
(misal. genus Funchalia) bersifat pelagis dan yang lainnya ditemukan tinggal
di ekosistem terumbu karang (misal genera Heteropenaeus,
Trachypenaeopsis, juga beberapa Metapenaeopsis). Ukuran tubuhnya
berkisar antara 2.5 to 35 cm. jenis kelaminnya mudah dibedakan dengan
adanya organ copulatory (petasma) yang sangat besar pada pasangan
pleopoda pertama pada udang jantan, sedangkan pada udang betina memiliki
posterior thoracic sternites yang dimodifikasi menjadi sperm receptacle
tanda yang menarik (telikum) yang menerima spermatophora atau kantong
sperma (biasanya keputihan atau kekuningan setelah matang gonad). Bentuk
petasma dan telikum sering specifik dan sangat membantu dalam identifikasi
spesies. Telur kecil dan banyak, dilepaskan langsung ke perairan dan tidak
disisakan pada abdomen betina. Larva planktonis dan mempunyai stadia
nauplius.
Siklus hidup Penaeus dan Metapenaeus, dua genus udang paling
ekonomis penting cukup komplek. Lebih detail baca Saputra (2008). Udang
dewasa beruaya dari perairan pantai yang dangkal ke perairan lepas pantai
untuk memijah pada kedalaman antara 10 sampai 80 m. Telur menetas
setelah 14 sampai 24 jam setelah dibuahi menjadi larvae sederhana, yang
Kunci Identifikasi Udang 39
disebut sebagai nauplii. Nauplius akan mengalami beberapa substadia
sebelum mengalami metamorphoses menjadi stadia mysis. Larva bersifat
planktonis dan dibawa arus ke perairan pantai dan pada saat itu telah menjadi
postlarvae. Hal ini terjadi sekitar 3 (tiga) minggu setelah menetas dengan
panjang sekitar 6 - 14 mm dan telah menyerupai bentuk udang. Post-larva
bersifat planktonis, kemudian hidup di dasar perairan dangkal dengan dasar
yang halus. Pada daerah tersebut (nursery ground), PL akan tumbuh dengan
cepat menjadi juvenil, kemudian akan bergerak bertahap ke mulut sungai
atau laguna atau estuarin, sampai menjelang dewasa. Selanjutnya udang akan
bermigrasi ke perairan lepas pantai, untuk tumbuh dan matang gonad, dan
ketika mencapai spawning ground, betina matang gonad akan memijah dan
siklus akan terulang. Sebagian besar udang di daerah tersebut berumur satu
tahun, kadang-kadang lebih dari 2 tahun (atau bahkan 3 tahun).
Menurut Chan (1998) pada saat ini, 11 genera dan 112 spesies penaeid
telah ditemukan. Genus Penaeus secara ekonomis yang paling penting.
Species dari Penaeus tertangkap oleh trawls, seines, set nets, traps, dan alat
tangkap artisanal, dengan P. merguiensis dan P. monodon merupakan 2
speies paling penting. Budidaya udang Penaeus sangat terkenal di beberapa
negara, terutama Penaeus monodon.
Genus terpenting ke dua adalah Metapenaeus, yang juga telah
diusahakan dalam budidaya di tambak. Genus terpenting ke tiga adalah
Parapenaeopsis, yang banyak tertangkap sebagai sampingan (bycatch).
Genera lain yang nampaknya kurang melimpah dibanding 3 genera
sebelumnya adalah, Metapenaeopsis dan Trachypenaeus, yang kadang-
kadang juga tertangkap sebagai bycatch. Dua genera udang perairan dalam
yaitu Parapenaeus dan Penaeopsis ditinjau dari aspek perikanan kurang
penting, meskipun uji coba penangkapan dengan trawl di laut dalam
menunjukkan hasil yang cukup melimpah, khususnya Parapenaeus, dan
Kunci Identifikasi Udang 40
merupakan potensi yang menarik bagi perikanan ke depan. Masih terdapat 4
genera yang secara ekonomi kurang menarik, yakni Atypopenaeus yang
umumnya sangat kecil dan tidak melimpah, Heteropenaeus dan
Trachypenaeopsis yang ditemukan pada ekosistem terumbu karang dan
berukuran kecil, serta Funchalia yang merupakan genus laut dalam yang
bersifat pelagis.

Catatan untuk Identifikasi


Bentuk petasma pada udang jantan dan telikum pada udang betina
merupakan ciri taksonomis yang sangat penting pada beberapa genera udang
penaeid, seperti Metapenaeopsis, Metapenaeus, Parapenaeopsis,
Parapenaeus dan Trachypenaeus. Petasma dan telikum belum berkembang
penuh pada saat masih juvenil, dan oleh karenanya identifikasi terhadap
juvenil sering mengalami kesulitan. Untuk itu sangat disarankan
menggunakan spesies dewasa untuk keperluan identifikasi. Untuk
membedakan antara jantan dewasa dan juvenil adalah bahwa pada udang
jantan dewasa, bagian kanan dan kiri dari petasma are sangat kaku dan kuat
bersatu dengan yang lainnya (sangat sulit untuk dipisahkan), sedangkan pada
juvenil jantan bagian kanan dan kiri dari petasma ke duanya tidak bergabung
atau hanya unit yang lemah (mudah dipisahkan) dan kadang-kadang lunak
dengan scultpure (celah atau cekungan pada permukaan) yang tidak jelas.
Pada udang betina dewasa, telikum sculpture sangat jelas dengan tonjolan
dan lekukan sangat jelas, sedangkan pada juvenil betina, telikum hanya
mempunyai sculpture yang dangkal, dan tidak begitu jelas.

Kunci Identifikasi Udang 41


3) Kunci Identifikasi Genera Penaeidae

1a. Rostrum dengan gigi atas dan bawah (Gambar 40a) ........ 2

1b. Rostrum tanpa gigi bawah (Gambar 40b) ......................... 3

a b

Gambar 40. Rostrum pada Penaeidae (a: Penaeus; b: Metapenaeus)


(Sumber: Chan, 1998).

2a. Abdomen banyak terdapat groove yang dalam (Gambar


41a) ................................................................................... Heteropenaeus

2b. Abdomen bersih dari groove dan halus (Gambar 41b) ..... Penaeus

3a. Telson dengan sepasang duri lateral yang besar dan tetap
pada pada dekat ujung (Gambar 42) ................................. 4

3b. Telson tanpa sepasang duri lateral yang besar dan tetap
pada pada dekat ujung........................................................ 7

a b

Gambar 41. a. Hetereopenaeus lingmianus; b: Penaeus (Sumber: Chan,


1998).

Kunci Identifikasi Udang 42


Gambar 42. Telson (tampak dorsal) (Sumber: Lee and Yu, 1977 dalam Chan,
1998).

4a. Badan penuh tertutup oleh rambut pendek, dengan groove


dan crest pada karapas kabur (Gambar 43a), petasma
asimetris (Gambar 43b) maxilliped ke 3dengan duri pada
pangkal segmen abdomen ke dua, dengan dorsal carina
pendek. Karapas tanpa suture longitudinal ....................... Metapenaopsis

4b. Badan hampir tanpa rambut, dengan groove dan crest


pada karapas jelas (Gambar 44a), petasma simetris
(Gambar 44b dan 45b) ..................................................... 5

Gambar 43. Metapenaopsis (Sumber: Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 43


Gambar 44. Parapenaeus (Sumber: Chan, 1998).

5a. Karapas tanpa suture longitudinal dan vertikal (Gambar


45a), telson dengan duri lateral yang dapat digerakan ..... 6

Gambar 45. Penaopsis (Sumber: Chan, 1998).

5b. Karapas dengan suture longitudinal dan vertikal (Gambar


44a), telson tanpa duri lateral yang dapat digerakan
(Gambar 42c) .................................................................... Parapenaeus

6a. Rostrum jauh melampaui mata; duri pterygostomian ada


(Gambar 45a). Pereiopoda ke dua tanpa duri pada dasar.
Hidup di perairan dalam ................................................... Penaopsis

Kunci Identifikasi Udang 44


6b. Rostrum pendek tidak melampaui mata; duri
pterygostomian tidak ada (Gambar 46), hidup di perairan
karang ................................................................................ Trachypenaopsis richtersii

7a. Maxilliped III dengan epipoda, petasma asimetris


(Gambar 47b); (pelagis) (Gambar 47a) ........................... Funchalia

7b. Maxilliped III tanpa epipoda, petasma simetris (Gambar


48b); (hidup bentik) .......................................................... 8

Gambar 46. Trachypenaopsis richtersii (Sumber: Hayashi, 1992 dalam Chan, 1998).

Gambar 47. Funchalia taaningi (Sumber: Hayashi, 1992 dalam Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 45


8a. Pereiopoda V tanpa exopoda (karapas tanpa suture
longitudinal dan vertikal) (Gambar 48a) .......................... Metapenaeus

8b. Pereiopoda V dengan exopoda .......................................... 9

Gambar 48. Metapenaeus (Sumber: Chan, 1998).

9a. Karapas tanpa suture longitudinal dan vertikal;


pereiopoda II dengan duri ischial, mata kecil (Gambar
49) ..................................................................................... Atypopenaeus

Gambar 49. Karapas pada Atypopenaeus (tampak lateral) (Sumber: Chan,


1998).
9b. Karapas dengan suture longitudinal dan vertikal (gambar
50a dan 50b); pereiopoda II tanpa duri ischial, mata
besar .................................................................................. 10

Kunci Identifikasi Udang 46


a b
Gambar 50. Karapas (tampak lateral, a: Paramenaopsis; b: Trachypenaeus)
(Sumber: Chan, 1998).

10a. Tubuh tanpa bulu, dengan crest dan groove pada karapas
jelas; suture longitudinal panjang (Gambar 50a),
pereiopoda III tanpa epipoda ........................................... Parapenaeopsis

10b. Tubuh umumnya berambut, dengan crest dan groove


pada karapas terlihat nyata (Gambar 50a); suture
longitudinal pendek, pereiopoda III umumnya dengan
epipoda ............................................................................. Trachypenaeus

4) Kunci Identifikasi Spesies Atypopenaeus

1a. Rostrum pendek, tidak melampaui mata ............................. 2

1b. Rostrum melampaui mata ................................................. 3

2a. Duri hepatik ada ................................................................ A. stenodactylus

2b. Tidak ada duri hepatik ....................................................... A. dearmatus

3a. Crest pada segmen abdomen IV dan V sangat tinggi dan


seperti mata pisau, pereiopoda V sangat ramping,
mencapai belakang tubuh, warna pink pucat ..................... A. bicornis

Kunci Identifikasi Udang 47


3b. Crest pada segmen abdomen IV dan V tidak seperti mata
pisau, pereiopoda V sekitar 2/3 panjang tubuh, warna
oranye kemerahan ............................................................ A. formosus

5) Kunci Identifikasi Metapenaeopsis

1a. Pada posterolateral karapas terdapat stridulating organ


(Gambar 51) ...................................................................... 2

1b. Postero-lateral karapas tanpa stridulating organ .............. 7

Gambar 51. Stridulating ridge pada posterolateral karapas (Sumber: Chan,


1998).

2a. Stridulating ridge biasanya 4 – 6 (Gambar 51b) ...............

2b. Stridulating ridge lebih dari 7 (Gambar 51a) .................... 3

3a. Rostrum melampaui antennular peduncle, biasanya


terdapat 5 gigi atas (Gambar 52) ....................................... M. novaeguineae

3b. Rostrum memanjang sampai sekitar ujung antennular


peduncle, terdapat lebih dari 6 gigi atas yang teratur ........ 4

Kunci Identifikasi Udang 48


Gambar 52. Metapenaeopsis novaegineae (Sumber: Chan, 1998).

4a. Duri pterygostomian cukup berkembang (Gambar 53a) ..... 5

4b. Duri pterygostomian mereduksi (Gambar 53b) .................. 6

5a. Dorsal crest pada segmen abdomen III datar atau agak
concave ramping (Gambar 54a) ....................................... M. barbata

5b. Dorsal crest pada segmen abdomen III dengan median


groove yang dalam (Gambar 54b) ................................... M. toloensis

a b

Gambar 53. Posisi duri pterygostomian (a. Metapanaeopsis barbata; b: M.


palmensis) (Sumber: Crosnier, 1994 Chan, 1998).

6a. Rostrum dengan 9 atau 10 gigi atas ................................... M. rosea

6b. Rostrum dengan 7 atau 8 gigi atas (gambar 53b) .............. M. palmensis

Kunci Identifikasi Udang 49


Gambar 54. Segmen abdomen ke 3 (Sumber: Crosnier, 1994 dalam Chan,
1998).

7a. Rostrum membentuk suatu crest (Gambar 55) .................. M. lamella .

7b. Rostrum tidak membentuk suatu crest ............................... 8

Gambar 55. Karapas (tampak lateral) pada Metapenaopsis lamellata (Sumber:


Chan, 1998).

8a. Duri pterygostomian sangat kuat (Gambar 56a) ................ M. wellsi

8b. Duri pterygostomian sangat kecil atau tidak ada (Gambar


52b) ................................................................................... M. Mogiensis

Kunci Identifikasi Udang 50


a b

Gambar 56. Posisi duri pterygostomian (a. Metapanaopsis wellsi; b: M.


mogiensis) (Sumber: Crosnier, 1991 Chan, 1998).

6) Kunci Identifikasi Metapenaeus

1a. Rostrum sangat pendek dan tinggi, tidak sampai


melampaui mata (Gambar 57a) ........................................ M. lysianassa

1b. Rostrum berkembang melampaui mata ............................ 2

2a. Rostrum dengan gigi hampir menutup sepanjang bagian


atas (gambar 57b) .............................................................. 3

2b. 1/3 – 1/2 rostrum bagian distal tidak bergigi (Gambar 57c
dan 58) ............................................................................. 16

Kunci Identifikasi Udang 51


a

b c

Gambar 57. a: Metapenaeus lysianassa; b: M. ensis c: M. eboracensis (Sumber:


Chan, 1998).

Gambar 58. Metapenaeus tenuipes (Sumber: Miguel, 1982 dalam Chan, 1998).

3a. Telson dengan 3 pasang duri besar yang dapat digerakkan


(Gambar 59b) .................................................................... 4

3b. Telson tanpa duri besar yang dapat digerakkan (kadang2


dengan banyak spinula sangat kecil) (Gambar 59a) ......... 6

Kunci Identifikasi Udang 52


Gambar 59. Telson dan uropoda kiri (tampak dorsal) (Sumber: Motoh dan
Buri, 1984 dalam Chan, 1998).

3c. Telson tanpa duri besar yang dapat digerakkan. Ischium


pada pereiopoda pertama dengan duri yang lebih kecil
dibanding dengan duri pada dasar pereiopoda. ................. M. monoceros

4a. Pada udang jantan, proyeksi disto-lateral petasma tidak


mencapai distomediannya, dengan sepasang spinula pada
masing-masing sisi externo-distal; Pada udang betina,
telikum dengan posteromedian bengkak ogival, proyeksi
coxal pereiopoda IV sangat panjang, datar dan truncate M intermedius

4b. Pada udang jantan, proyeksi disto-lateral petasma


melampaui disto-mediannya, tanpa external spinula;
pada udang betina, telikum tanpa posteromedian
bengkak, proyeksi coxal pereiopoda IV berbentuk corong
........................................................................................... 5

5a. Pada udang jantan, ruang di antara proyeksi disto-median


petasma lebar; pada udang betina, lempeng lateral
telikum dengan celah posterior yang menaik, suatu celah
yang dalam di antara lempeng lateral dan tonjolan
melintang posterior ............................................................ M. endeavouri

Kunci Identifikasi Udang 53


5b. Pada udang jantan, ruang di antara proyeksi distomedian
petasma sempit; pada udang betina, lempeng lateral
telikum tanpa celah posterior yang menaik dan berlanjut
ke tonjolan melintang posterior ......................................... M. anchistus

6a. Pereiopoda pertama dengan duri ischius hampir sama


dengan duri basial ............................................................ M. suluensis

6b. Duri ischius pada pereiopoda pertama lebih kecil


dibanding duri basial, sangat kecil atau tidak ada .......... 7

7a. Pada udang jantan, proyeksi disto-median dari petasma


membesar/bengkak; pada udang betina, lempeng lateral
dari telikum dengan tonjolan lateral atau tonjolan menaik
........................................................................................... 8

7b. Pada udang jantan, proyeksi disto-medial dari petasma


tidak membesar/bengkak; pada udang betina, lempeng
lateral dari telikum tanpa tonjolan yang menaik ............. 12

8a. Pada udang jantan, masing-masing proyeksi disto-median


petasma membentuk gigi yang melengkung ke luar kea
rah distal. Pada udang betina, lempeng anterior telikum
dengan sepasang tubercle membulat ke arah antero-
lateral, masing-masing lempeng lateral dengan suatu
tonjolan antero-median pendek dan sekumpulan setae ..... M. insolitus

8b. Pada udang jantan, masing-masing proyeksi disto-median


petasma tanpa gigi disto-lateral. Pada udang betina,
lempeng anterior dari telikum tanpa tubercle, lempeng
lateral tanpa suatu tonjolan dan tanpa tumpukan setae ...... 9

Kunci Identifikasi Udang 54


9a. Pada udang jantan, pada tampak ventral masing-masing
proyeksi disto-median dari petasma menutupi disto-
lateralnya; merus pada pereiopoda V dengan suatu tanda
yang menarik berbentuk duri panjang melengkung ke
dalam diikuti dengan tubercle yang jelas terpisah. Pada
udang betina, tonjolan pada lempeng lateral telikum agak
sejajar atau membentuk tanda yang menarikes yang
terpisah melengkung ke dalam ke arah posterior .............. 10

9b. Pada udang jantan, pada tampak ventral masing-masing


proyeksi disto-median petasma tidak menutupi disto-
lateralnya; merus pada pereiopoda V dengan tubercle.
Pada udang betina, tonjolan pada lempeng lateral telikum
menutup masing-masing bagian posterior lainnya dan
tanpa tanda yang menarik yang jelas melengkung ke
dalam ................................................................................. 11

10a. Rostrum dengan 7-9 gigi atas. Pada udang jantan,


proyeksi disto-median petasma memanjang mencapai
sekitar disto-lateralnya. Pada udang betina, lempeng
laterral dari telikum dengan tonjolan ventral yang kuat
membentuk/ berbentuk crescent, sedemikian rupa
menutup ke arah postero-medial. ..................................... M. conjuctus

10b. Rostrum dengan 8-12 gigi atas; pada udang jantan,


proyeksi distomedian petasma mencapai belakang
distolateral-nya; Pada udang betina, lempeng lateral dari
thelycum dengan tonjolan externo-lateral yang kuat, ...... M. ensis

Kunci Identifikasi Udang 55


11a. Pada udang jantan, proyeksi distomedian pada petasma
mengarah ke depan, tepi dalamnya selalu paralel,
tubercle pada merus pereiopoda ke lima ramping
melengkung ke dalam. Pada udang betina, tonjolan pada
lempeng lateral melengkung ke luar ke arah posterior ...... M. papuensis

11b. Pada udang jantan, proyeksi distomedian pada petasma


mengarah ke antero-lateral, berpencar, dengan
longitudinal groove yang terpisah, tubercle pada merus
pereiopoda V ramping melengkung ke luar. Pada udang
betina, tonjolan pada lempeng lateral pada telikum
melengkung ke dalam ke arah posterior ........................... M. elegans

12a. Branchiocardial crest mengembang mencapai bagian


posterior dari duri hepatik. Pada udang jantan, proyeksi
disto-median pada petasma berbentuk crescent. Pada
udang betina, tonjolan posterior menyilang di belakang
telikum dengan 2 proyeksi anterolateral yang membulat
........................................................................................... M. affinis

12b. Branchiocardial crest mencapai 1/3 bagian posterior


dari karapas. Pada udang jantan, proyeksi disto-median
pada petasma tidak pernah berbentuk crescentt. Pada
udang betina, tonjolan menyilang posterior di belakang
telikum tanpa proyeksi ....................................................... 13

13a. Pada udang jantan, proyeksi distolateral pada petasma


melebar secara distal, distomedian tidak mencapai
distolateral-nya. Pada udang betina lempeng anterior
telikum sangat lebar pada bagian tengah distalnya, dan

Kunci Identifikasi Udang 56


sangat sempit secara posterior, lempeng lateral
bergabung dan membulat berbentuk W. ........................... M. demani

13b. Pada udang jantan, proyeksi distolateral pada petasma


meruncing secara distal; proyeksi distomedian
melampaui distolateral-nya. Pada udang betina, lempeng
anterior telikum kira-kira sama lebar pada bagian
anterior dan posterior, lempeng lateral tidak membulat
berbentuk W. ..................................................................... 14

14a. Pada udang jantan, proyeksi distomedian pada petasma


tubular dan berpencar. Pada udang betina, tepi anterior
dari lempeng anterior telikum dengan 2 gigi seperti
taring dan suatu tubercle median yang tak jelas ............... M. dalli

14b. Pada udang jantan, proyeksi distomedian pada petasma


tubular dan hampir sejajar dan berpencar. Pada udang
betina, tepi anterior dari lempeng anterior telikum
dengan 3 tubercle .............................................................. 14

15a. Pada udang jantan, proyeksi distomedian pada petasma


tubular dan selalu paralel, pada bagian distalnya
berputar secara dorso-ventral. Pada udang betina, tepi
anterior dari lempeng anterior telikum berbentuk segi 3,
median tubercle lebih menonjol dari tubercle lateralnya . M. benettae

15b. Pada udang jantan, proyeksi distomedian pada petasma


laminose dan terpencar. Pada udang betina, tepi distal
dari lempeng anterior telikum convex, semua tubercle
berukuran hampir sama ...................................................... M. moyebi

Kunci Identifikasi Udang 57


16ª. Telson kokoh dengan 4 pasang duri besar yang dapat
digerakkan ........................................................................ M. macleayi

16b. Telson tanpa duri lateral besar yang dapat digerakkan


(kadang-kadang dengan banyak spinule sangat kecil) ...... 17

17a. Pada udang jantan, duri basial pada pereiopoda III


sangat panjang dan berambut. Pada udang betina
lempeng lateral telikum secara parsial menutup lempeng
anterior ............................................................................. M. dobsoni

17b. Pada udang jantan, duri basial pada pereiopoda III


sederhana dan tidak berambut. Pada udang betina
lempeng lateral telikum tidak menutup lempeng anterior . 18

18a. Rostrum tanpa crest yang jelas, cekungan adrostral


memanjang melampuai gigi epigastrik (Gambar 53c) ...... M. eboracensis

18b. Rostrum dengan crest yang jelas, adrostral groove tidak


mencapai gigi epigastrik (Gambar 54)............................... 19

19a. Pada udang jantan, proyeksi distolateral petasma


mengarah ke luar, distomemedial dengan ujung filamen
ramping. Pada udang betina, telikum dengan lempeng
anterior besar dan lempeng lateral kecil ............................ M. brevicornis

19b. Pada udang jantan, proyeksi distolateral petasma


mengarah ke depan, distomemedial dengan ujung
filamen seperti pita. Pada udang betina, telikum dengan
lempeng anterior kecil dan lempeng lateral besar ............. M. tenuipes

Kunci Identifikasi Udang 58


7) Kunci Identifikasi Parapenaeopsis

1a. Pereiopoda I dan II dengan epipoda ............................. 2

1b. Pereiopoda I dan II tanpa epipoda ............................... 8

2ª. Pereiopoda I tanpa duri basial ............................................ P. gracillima

2b. Pereiopoda I dengan duri basial ........................................ 3

3ª. Pada pereiopoda II, duri basial tidak ada atau sangat kecil,
pada karapas terdapat tambalan dorso-posterior yang
besar berwarna coklat gelap............................................... P. uncta

3b. Pereiopoda II biasanya dengan duri basial yang jelas,


karapas tanpa tambalan pada permukaan dorsal ................ 4

4a. Telson dengan 1 atau 2 pasang duri lateral (Gambar 60) ... P. coromandelica

4b. Telson tanpa duri lateral...................................................... 5

5a. Suture longitudinal pendek, mencapai sekitar duri hepatik


(Gambar 61a). Pada udang jantan, petasma berbentuk
seperti horn. Pada udang betina, lempeng anterior dan
posterior telikum bergabung ke arah median ................... 6

Gambar 60. Telson pada P. coromandelica (Sumber: Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 59


5b. Suture longitudinal panjang, memanjang mencapai
posterior karapas (Gambar 61 c). Pada udang jantan,
petasma tidak seperti horn. Pada udang betina, lempeng
anterior dan posterior telikum terpisah ............................ 7

6a. Rostrum biasanya dengan 7-8 gigi atas (Gambar 57a),


pereiopoda III tanpa duri basial. Pada udang jantan,
ujung proyeksi distolateral petasma dengan tanda yang
menarik dorsal berbentuk bulat kecil. Pada udang betina,
lempeng posterior telikum tanpa bagian median yang
membesar ........................................................................... M. cornuta

6b. Rostrum biasanya dengan 9-10 gigi atas (Gambar 61b),


pereiopoda III dengan duri basial. Pada udang jantan,
ujung proyeksi distolateral petasma tanpa suatu tanda
yang menarik dorsal kecil berbentuk bulat. Pada udang
betina, lempeng posterior telikum dengan bagian median
yang membesar ................................................................. M. Maxilipedo

Gambar 61. Karapas (tampak lateral) (Sumber: Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 60


7a. Pada udang jantan, ujung proyeksi distolateral petasma
seperti sayap, lebih lebar dari panjangnya dan dengan
tepi anterior sering crenulate. Pada udang betina,
lempeng posterior telikum dengan sepasang proyeksi
antero-lateral mirip gigi, dan tepi anteromedian terdapat
rambut-rambut panjang melintang, tubuh tidak ada garis
melintang yang menarik..................................................... M. hardwickii

7b. Pada udang jantan, ujung proyeksi distolateral petasma


berbentuk telinga kelinci, panjang dan concave yang
dalam ke arah ventral. Pada udang betina, lempeng
posterior telikum tanpa proyeksi anterolateral yang
mirip gigi, tetapi dengan suatu median turbecle yang
ditutupi rumbai-rumbai rambut panjang, tubuh ada garis
melintang yang menarik ................................................... M. sculptilis

8a. Ada gigi epigrastric ........................................................... 9

8b. Tidak ada gigi epigastric ................................................... 10

9a. Rostrum panjang dan melampaui antenullar peduncle,


suture longitudinal memanjang hampir mencapai
posterior karapas .............................................................. P. hungerfordii

9b. Rostrum pendek dan hanya sampai belakang mata, suture


longitudinal memanjang hanya mecapai dasar duri
hepatik .............................................................................. P. venusta

10a. Rostrum memanjang sampai belakang antenullar


peduncle, suture longitudinal memanjang hanya
mencapai dasar duri hepatik, suture vertikal tidak ada .... P. venusta

Kunci Identifikasi Udang 61


10b. Rostrum tidak melampaui segmen ke dua antennular,
memanjang sampai belakang antenullar peduncle, suture
longitudinal memanjang hanya mecapai dasar duri
hepatik, suture vertikal ada. ............................................... P. tenella

8) Kunci Identifikasi Parapenaeus

1a. Duri banchiostegal tidak ada (Gambar 62) ....................... P. longipes

1b. Duri banchiostegal ada (gambar 63 – 69)........................... 2

Gambar 62. Karapas pada Parapenaeus longipes (Sumber: Crosnier, 1985


dalam Chan, 1998).

2a. Duri banchiostegal di belakang celah anterior dari


karapas (gambar 63 dan 64a) ............................................. 3

2b. Duri banchiostegal pada celah anterior dari karapas


(gambar 64b – 69) .............................................................. 4

Gambar 63. Karapas pada P. Investigatoris (Sumber: Crosnier, 1985 dalam


Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 62


a

Gambar 64. Karapas a: P. murrayi; b: P. fissurus (Sumber: Crosnier, 1985


dalam Chan, 1998).

3a. Rostrum ramping melengkung ke bawah, post-rostral


crest memanjang menutup ke batas posterior karapas
(Gambar 63) (lihat juga 70a dan 72a) .............................. P. investigatoris

3b. Rostrum ramping melengkung ke atas, post-rostral crest


memanjang meramping dibawah tengah karapas
(Gambar 71a) (lihat juga 70b dan 72b) ............................ P. murrayi

4a. Rostrum biasanya tidak melampuai segmen basial dari


antenullar peduncle (Gambar 64b) (lihat juga 70c dan
72c) .................................................................................. P. fissurus

4b. Rostrum memanjang mencapai bawah segmen basial dari


antenullar peduncle ........................................................... 5

5a. Duri epigastric mencapai atas duri hepatik (Gambar 65)


(lihat juga 70d dan 72d) ..................................................... P. perezfarfante

5b. Duri epigastric jelas di belakang duri hepatik (Gambar 66) 6

Kunci Identifikasi Udang 63


Gambar 65. Karapas pada P. perezfarfante (Sumber: Crosnier, 1985 dalam Chan,
1998).

6a. Rostrum ramping dan hampir lurus (Gambar 71a) ............ P. ruberoculatus

6b. Rostrum kokoh dan lurus, dan sinous ................................. 7

Gambar 66. Karapas pada P. sextuberclatus (Sumber: Crosnier, 1985 dalam


Chan, 1998).

7a. Rostrum memanjang mencapai sekitar tengah segmen ke


dua antenullar peduncle (Gambar 66, 71b dan 72e) ........ P. sextuberculatus

7b. Rostrum memanjang sampai bawah segmen ke dua


antenullar peduncle (Gambar 67-69) ............................... 8

Kunci Identifikasi Udang 64


Gambar 67. Karapas pada P. fissuroides (Sumber: Crosnier, 1985 dalam
Chan, 1998).

Gambar 68. Karapas pada P. lancelotus (Sumber: Crosnier, 1985 dalam


Chan, 1998).

Gambar 69. Karapas pada P. australiensis (Sumber: Crosnier, 1985 dalam


Chan, 1998).

8a. Pada udang jantan, petasma dengan sub-distolateral


bilobed (Gambar 71c). Pada udang betina bagian median
telikum ditemukan sepasang lekukan besar longitudinal
(72f) .................................................................................. P. Fissuroides

Kunci Identifikasi Udang 65


Gambar 70. Bagian distal dari petasma (Sumber: Crosnier, 1985 dalam Chan,
1998).
8b. Pada udang jantan, petasma dengan sub-distolateral lobes
tidak bercabang. Pada udang betina bagian median dari
telikum tanpa lekukan besar longitudinal (72f) ................ 9

Gambar 71. Bagian distal dari petasma (tampak ventral) (Sumber: Crosnier,
1985 dalam Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 66


Gambar 72. Berbagai bentuk Telikum Parapenaeus (Sumber: Crosnier, 1985
dalam Chan, 1998).
9a. Pada udang jantan, petasma dengan sub-distolateral lobe
bulat (71d). Pada udang betina telikum dengan median
pit yang menarik (72g) ...................................................... P. lanceolatus

9b. Pada udang jantan, petasma dengan sub-distolateral lobes


membulat (71d). Pada udang betina telikum tanpa pit
pada tengah (72g). Kadang-kadang ditekukan tubercle ... P. australiensis

9) Kunci Identifikasi Penaeopsis

1a. Telson biasanya dengan 3 pasang duri yang dapat


digerakan (Gambar 73a), duri pterygostomian terdapat
pada atas sudut anterolateral dari karapas (74a) .............. P. rectacuta

1b. Telson sering dengan 2 pasang duri yang dapat digerakan


(Gambar 73b), duri pterygostomian pada sudut
anterolateral dari karapas (74b) ....................................... 2

Kunci Identifikasi Udang 67


2a. Pada udang jantan, petasma dengan ventral costa
membentuk duri panjang ke arah distal memanjang di
belakang garis cincinnuli. Pada udang betina, telikum
dengan lempeng lateral lancip memutar mesially
posterior ke midlength, lempeng nampak pendek,
pedunculate posteromedian protuberanche ..................... P. eduardoi

Gambar 73. Telson (tampak dorsal) pada Penaopsis (Sumber: Chan, 1998).

2b. Pada udang jantan, petasma dengan ventral costa berakhir


secara distal pada suatu ujung tumpul, tanda yang
menarik pendek atau duri tidak mencapai di bawah garis
cincinnuli. Pada udang betina, telikum dengan lempeng
lateral lancip tidak memutar mesially posterior ke
midlength, lempeng nampak pendek, postero-median
protuberanche setengah segitiga ...................................... P.challengeri

Kunci Identifikasi Udang 68


Gambar 74. Sudut antero-lateral karapas pada Penaopsis (Sumber: Chan,
1998).

10) Kunci Identifikasi Penaeus

1a. Adrostral crest memanjang hampir mencapai batas


posterior dari karapas, gastro-frontal crest ada,
umumnya gigi rostral bawah 1-2 (Gambar 75a) .............. 2

1b. Adrostal crest tidak sampai di bawah tengah karapas,


gastro-frontal crest tidak ada, umumnya gigi rostral
bawah 3-6 (Gambar 75a) ................................................. 2

a b
c

Gambar 75. Karapas (tampak lateral) pada Penaeus (a: P. japonicus; b:


P.semisulcatus, c: P. merguienis) (Sumber: Chan, 1998).
2a. Pos-trostral crest tanpa median groove (Gambar 76a),
umumnya gigi rostral bawah 2 buah (warna tubuh
uniform) ............................................................................ P. marginatus

2b. Postrostral crest dengan median groove (Gambar 76b, c,


d), umumnya gigi rostral bawah 1 buah ........................... 3

Kunci Identifikasi Udang 69


a b c d

Gambar 76. Karapas (tampak lateral) pada Penaeus (a: P. marginatus; b:


P.japonicus, c: P. latisulcatus; d: P.longistylus) (Sumber: Chan,
1998).

3a. Telson tidak kuat (Gambar 77a), tubuh ditutup garis-garis


silang .................................................................................. P. canaliculatus

3b. Telson dengan duri lateral dapat digerakkan ..................... 4

a b

Gambar 77. Telson (tampak dorsal) pada Penaeus (a: P. canaliculatus; b:


P.japonicus) (Sumber: Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 70


4a. Pereiopoda pertama terdapat suatu duri ischial yang
terpisah (gambar 78a) median groove pada postrostral
crest kurang dari ½ panjang karapas (gambar 76d), tubuh
tanpa garis-garis silang ..................................................... P. longistylus

4b. Pereiopoda pertama dengan duri ischial yang sangat kecil


atau tidak ada (gambar 78b) median groove pada
postrostral crest berkembang hampir sampai bagian
posterior karapas (gambar 76b,c)....................................... 5

Gambar 78. Pereiopoda pertama pada Penaeus (a: P. longistylus; b:


P.japonicus) (Sumber: Hayashi, 1992 dalam Chan, 1998).
5a. Rostrum dengan tonjolan kecil, gastro-frontal groove
dipisahkan menjadi 3 pada akhir posterior (Gambar 79),
pewarnaan tubuh uniform ................................................ P. plebejus

Gambar 79. Bagian atas dari karapas (tampak lateral) pada P. plebejus
(Sumber: Chan, 1998).

Kunci Identifikasi Udang 71


5b. Rostrum tanpa tonjolan kecil, gastro-frontal groove
dipisahkan menjadi 2 pada ujung posterior .................... 6

6a. Adrostral groove kira-kitra sepanjang lebar postrostral


crest (Gambar 76b), tubuh tertutup garis-garis
menyilang, bentuk telikum uniq dan seperti kantong
(Gambar 80), spesies lain mirip pesawat terbang ........... P. japonicus

6b. Adrostral groove secara jelas lebih lebar dari postrostral


crest (Gambar 76c), tubuh tidak tertutup garis-garis
menyilang, ....................................................................... P. latisulcatus

7a. Hepatik crest ada, tubuh ditutup oleh garis-garis silang,


umumnya gigi rostral bawah 3 (Gambar 75b). ................. 8

Gambar 80. Telikum pada Penaeus (tampak lateral) (Sumber: Chan, 1998).

7b. Hepatik crest tidak ada, tubuh semi-transculent, dan


tertutup padat dengan bintik kecil coklat gelap;
umumnya gigi rostral bawah 4-6 (Gambar 75c). .............. 10

Kunci Identifikasi Udang 72


Gambar 81. Karapas pada Penaeus monodon (Sumber: Yu dan Chan, 1986
dalam Chan, 1998).
8a. Pereiopoda ke lima tanpa exopoda, hepatik crest hampir
horisontal (Gambar 81); antennal flagella tidak bergaris. P. monodon

8b. Pereiopoda ke lima terdapat suatu exopoda kecil, hepatik


crest menukik secara anteroventral (Gambar 82);
antennal flagella bergaris. ................................................. 9

Gambar 82. Karapas pada Penaeus semisulcatus (Sumber: Yu dan Chan, 1986
dalam Chan, 1998).

9a. Adrostral crest memanjang sampai di belakang gigi post-


rostral (Gambar 82); postrostral crest bercelah dalam
(Gambar 84a), hepatik crest memanjang sampai di
belakang antennal crest ................................................... P. semisulcatus

Kunci Identifikasi Udang 73


9b. Adrostral crest sangat memanjang sampai di belakang
gigi postrostral (Gambar 83); postrostral crest tanpa
suatu celah yang jelas (Gambar 84b), hepatik crest tidak
sampai di belakang antennal crest .................................... P. esculentus

Gambar 83. Karapas (tampak lateral) P. esculentus (Sumber: Chan, 1998).

a b

Gambar 84. Karapas (tampak dorsal) (a: P. semisulcatus; b: P. esculentus)


(Sumber: Chan, 1998).

10a. Maxilliped ke 3 pada udang jantan dengan segmen distal


kira-kira setengah panjang segmen ke dua dengan rumbai
rambut pada ujung (Gambar 85a), rostral crest tinggi dan
menyebar segitiga pada ke dua jenis kelamin, tubuh

Kunci Identifikasi Udang 74


kekuningan sampai kehijauan, antennal flagella coklat
kemerahan ......................................................................... P. merguiensis

10b. Maxilliped ke 3 pada udang jantan dengan segmen distal


lebih panjang dari segmen ke dua ...................................... 12

c d
a b

Gambar 85. Bagian distal dari maxilliped ke 3 udang jantan dewasa (a: P.
merguiensis; b: P. indicus; semisulcatus; c: P. penicilatus; d: P.
silasi) (Sumber: Chan, 1998).

11a. Rostrum ramping melengkung pada ujung dan berbentuk


sigmoid; antennal flagella kekuningan (maxilliped ke
tiga pada udang jantan dengan segmen ke dua sepanjang
segmen distal dan terdapat rumbai rambut yang panjang
pada ujung (Gambar 85b); rostral crest miring ke atas
pada ke dua jenis kelamin, tubuh putih kekuningan
sampai hijau keabu-abuan) ............................................... P. indicus

11b. Rostrum hampir lurus horisontal; antennal flagella


coklat kemerahan .............................................................. 12

12a. Maxilliped ke tiga pada udang jantan dengan segmen


distal 1,5-2,5 kali lebih panjang dari segmen ke duanya,
terdapat rumbai rambut sangat panjang pada ujung

Kunci Identifikasi Udang 75


(Gambar 85c); rostral crest ramping miring ke atas pada
udang jantan dan cukup tinggi pada udang betina, tubuh
kadang-kadang kehijauan .................................................. P. penicillatus

12b. Maxilliped ke tiga pada udang jantan dengan segmen


distal sepanjang segmen ke duanya, terdapat rumbai
rambut sangat panjang pada ujung (Gambar 85d); rostral
crest ramping miring ke atas cukup tinggi pada udang
jantan, tetapi menyebar segitiga pada udang betina, tubuh
putih kekuningan sampai merah muda ............................ P. silasi

11) Kunci Identifikasi Trachypenaeus

1a. Pereiopoda ke dua tanpa exopoda ..................................... 2

1b. Pereiopoda ke dua dengan exopoda .................................. 6

2a. Pereiopoda pertama tanpa epipoda .................................... T. villaluzi

2b. Pereiopoda pertama dengan epipoda ................................ 3

3ª. Rostrum melengkung ke bawah (telikum dengan apex


runcing) ............................................................................ T. gonospinifer

3b. Rostrum lurus atau melengkung ke atas ............................ 4

4ª. Petasma jantan seperti horn, telikum betina dengan apex


runcing ............................................................................. T. sedilli

4b. Petasma jantan berbentuk T, telikum betina tanpa apex


membulat ......................................................................... 5

5ª. Rostrum lurus dan kokoh dengan 8 – 11 gigi atas; segmen


4 dan 5 tanpa incisius posteromedian (Gambar 86a);
pereiopoda ke lima memanjang di belakang sisik

Kunci Identifikasi Udang 76


antenna; lempeng posterior pada telikum betina tanpa
bentuk V yang memotong tepi dan menyilang permukaan
yang jelas .......................................................................... T. longipes

Gambar 86. Segmen abdominal (tampak dorsal, a: T. longipes; b: T.


curvirostris) (Sumber: Hayashi, 1992 dalam Chan, 1998).

5b. Rostrum melengkung ke atas pada ujung dan kokoh


dengan 6 – 8 gigi atas; segmen 4 dan 5 dengan incisius
posteromedian (Gambar 86b); pereiopoda ke lima tidak
mencapai ujung sisik antenna; lempeng posterior pada
telikum mempunyai median yang jelas ............................. T. curvirotris

6ª. Petasma berbentuk T, lempeng posterior pada telikum


seperti kantong membuka ke depan .................................. T. malaiana

6b. Petasma jantan berbentuk horn, lempeng posterior pada


telikum betina tidak berbentuk kantong ............................ 7

7ª. Pada udang jantan, proyeksi distolateral petasma sempit;


pada udang betina, lempeng anterior telikum tanpa
proyeksi yang mengarah ke belakang .............................. T. anchoralis

7b. Pada udang jantan, proyeksi distolateral petasma


melebar. Pada udang betina, lempeng anterior telikum
dengan proyeksi yang mengarah ke belakang ................. T. anchoralis

Kunci Identifikasi Udang 77


PUSTAKA

Chan TY. 1998. Shrimps and Prawns. dalam : Carpenter KE, and VH Niem.
eds. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific.
Vol. 2. Cephalopods, Crustaceans, Holothurians and Sharks. Food
and Agriculture Organization of the United Nations Rome.
Crosnier, A. 1978. Crustacés Décapodes Pénéides Aristaeidae
(Benthesicyminae, Aristeinae, Solenocerinae). Faunede
Madagascar, 46:1-197.
Crosnier, A. 1985. Penaeoid shrimps (Benthesicymidae, Aristeidae,
Solenoceridae, Sicyoniidae) collected in Indonesia during the
Corindon II and IV expeditions. Mar. Res. Indonesia, 24:19-47.
Crosnier, A. 1989. Benthesicymidae, Aristeidae, Solenoceridae (Crustacea
Penaeoidea). In Résultats des Campagnes MUSORSTOM, Vol. 5,
edited by J. Forest. Mém. Mus. natn. Hist. nat., (A), 144:37-67.
Crosnier, A. 1994. Crustacea Decapoda:Penaeoidea récoltés lors de la
campagne KARUBAR en Indonésie. In Résultats des Campagnes
MUSORSTOM, Vol. 12, edited by A. Crosnier. Mém. Mus. natn.
Hist. nat., (A), 161: 351-365.
Dall W, BJ Hill, PC Rothlesberg, DJ Sharples. 1990. The Biology of the
Penaeidae. Advance Di dalam : Blaxter JHS, AJ Southward. Eds.
Marine Biology Vol. 27. Academic press. Harcourt Brace
Jovanovich, Publishers. London.
Lovett DL. 1981. A guide to the shrimps, prawns, lobsters, and crabs of
Malaysia and Singapore. Occasionally Publication No.2. Faculty of
Fisheries and Marine Science. Universitas Pertanian Malaysia.
Miquel, J.C. 1984. Shrimps and Prawns. In FAO species identification sheets
for fisheries purposes. Western Indian Ocean (Fishing Area 51),
edited by W. Fischer and G. Bianchi. Rome, FAO.
Motoh H, P Buri. 1984. Studies on the penaeoid prawns of the Philippines.
Reprinted from : Research on Crustacea, No.13-14. Carcinological
Society of Japan, September 1984
Omori, M. 1975. The systematics, biogeography, and fishery of epipelagic
shrimps of the genus Acetes (Crustacea, Decapoda, Sergestidae).
Bull. Ocean Res. Inst., Univ. Tokyo, 7:1-89.

Kunci Identifikasi Udang 78


GLOSARY

Abdomen: bagian paling posterior dari tubuh, terdiri atas 7 segmen, termasuk
telson

Aberrant : dengan karakteristik yang tidak sesuai dengan tipe normal


Accesory : sekunder atau lebih kecil

Antenna: appendage letaknya di antara antennules dan orbit


Antennule atau antenna pertama

Antennular peduncle : segmen ke 3 dari antennule


Anterior : mendekat ke kepala

Apex: ujung
Apical: pada ujung

Armed: mempunyai duri/duri atau gigi


Basal: pada atau dekat dasar, dekat bagian paling proximal dari suatu
appendage
Segmen ke dua paling proximal: segmen ke dua paling proximal dari suatu
appendage thoracic
Bearing: memiliki keeratan/keterkaitan, lihat possessing

Bifurcate: bercabang, mempunyai dua garpu yang terkait dengan bagian


paling proximal
Bilobed: dengan dua lobus

Biramous: berisi dua bagian


Blunt: tidak tajam

Boss: bonggol atau bengkak

Kunci Identifikasi Udang 79


Branchiostegal region : bagian ventral karapas yang menutup insang
Branchiostegite : perluasan bagian ventral karapas yang membentul tutup
insang
Buccal cavity : perut pada permukaan ventral dari tubuh dimana mulut
berada.
Carapace: penutup permukaan dorsal dan juga lateral dari kepala dan thorax,
biasanya sangat kuat
Cardiac region : bagian tengah dari karapas di belakang suture cervical

Carina: tonjolan seperti perahu terbalik


Carpus: segmen ke tiga dari akhir distal suatu thoracic appendage

Cervical groove: pada branchiura, suatu celah komplek atau serangkaian


celah yang menyilang karapas.

Cephalothorax: bagian depan dari tubuh, dibentuk melalui penggabungan


kepala dengan satu atau lebih segment thorax

Chela: capit yang digunakan untuk merobek, dibentuk oleh dua segmen
terakhir dari cheliped

Chelate : memiliki chela yang sesungguhnya


Cheliped: beberapa periopoda yang memiliki suatu chela

Concave: tepi lateral melengkung ke dalam mengarah ke pusat tubuh


Convex: tepi lateral melengkung ke luar menjauh dari pusat tubuh
Coxa: segmen paling proximal dari pereiopoda thoracic
Coxal: berhimpit atau melekat ke coxa

Crest: bagian yang menaik atau menonjol (lebih besar dari carina)
Cristate: bentuk seperti crest; memiliki crest yang nyata

Cylindrical: bundar pada penampang lintang

Kunci Identifikasi Udang 80


Dactylus: segmen paling distal atau terminal dari pereiopoda thoracic
Distal: paling jauh dengan pusat tubuh atau paling jauh dengan titik yang
melekat pada tubuh, lawan dari proximal
Dorsal: permukaan bagian atas

Elevated: bagian yang lebih tinggi dari struktur atau permukaan sekitarnya
Elongate: memanjang atau melebar

Emarginate: memiliki tonjolan pada ujung atau memiliki tonjolan pada tepi
Endopoda: cabang dari appendage yang bercabang dua yang
menghubungkan pada segmen ke dua paling proximal
Endopoda dari uropoda: cabang bagian dalam dari uropoda yang bercabang
dua
Epigastrik spina: lihat gambar

Epipoda: cabang dari appendage yang menghubungkan pada coxa atau


precoxa, suatu segmen dari filament yang melekat pada coax atau
precoxa dari pereiopoda.
Epistone: lempeng menyilang membentuk jalur anterior dari buccal cavity

Exopoda : cabang terluar dari appendage yang bercabang dua yang


menghubungkan pada segmen ke dua paling proximal; suatu
segmen atau filament kecil melekat ke segmen ke dua paling
proximal dari pereiopoda.
Expanded: menyebar ke luar atau bertambah ukuran, bertambah besar
External maxilliped: maxilliped ke 3; appendage yang paling luar yang
menutup bagian mulut
Eyestalk: tangkai yang dapat digerakkan yang menopang pigment, bagian
penerima cahaya (cornea) dari mata;
Finger: propondus atau dactylus dari suatu capit

Kunci Identifikasi Udang 81


Fissure : celah/cekungan yang dalam, atau alur yang memisahkan
appendage menjadi lobe

Fixed spine : duri yang digabungkan dengan intergument sehingga tidak


dapat digerakkan

Flagellum (jamak : flagella) : panjang, bagian ujung yang sempit dari suatu
appendage

Forked: dibagi menjadi 2 cabang atau lebih


Fringed: dengan rambut yang berjejer, setae, atau gigi sepanjang tepi

Front of carapace: tepi anterior dari karapas di antara orbit


Fronto-orbital margin: tepi anterior dari karapas termasuk orbit

Furca: struktur dari forked


Furrow: dalam, celah sempit atau kanal

Gastro-frontal carina: lihat gambar


Garstro- orbital carina: lihat gambar

Globular atau globose: sfericak atau berbentuk bola


Gnathopoda: beberapa appendage pada bagian oral dimodifikasi untuk
membantu memegang makanan
Granulate : ditutup granula-granula

Groove: kanal, celah, cekungan


Incisor tanda yang menarik: cara kerja dar bagian mandibula yang diadaptasi
untuk memotong
Inflated : bengkak, lebih besar dari ukuran normal

Inflexed : melengkung ke luar atau ke dalam dari aksis


Infra-orbital margin: margin di bawah orbit

Integument: penutup terluar, epidermis

Kunci Identifikasi Udang 82


Intersegmental: daerah antara pleura atau di antara segmen
Interantennular septum: suatu lempeng yang memisahkan dua antennular
dari yang lainnya
Ischium: segmen ke lima dari appendage thoracic paling akhir; biasanya
segmen besar pertama dari maxilliped
Keel: lihat carina atau tonjolan

Knob: pembengkakan yang sangat atau bengkak


Lamella: seperti lempeng atau seperti struktur sisik

Laterally compressed: pipih dari sisi ke sisi


Lobe atau lobule : projection yang bundar

Longitudinal: memanjang sepanjang aksis


Mandible: bagian paling ujung atau paling dalan dari appendage mulut.

Margin: tepi atau pembatas


Maxilliped: tiga yang paling posterior atau atau yang paling dalam dari
appendage mulut
Median: bagian tengah

Minute: sangat kecil


Naked: tanpa rambut atau tanpa setae

Notched: dengan bentuk V memotong tepi dan menyilang permukaan


Oblique: memiringkan, lereng

Orbit: ruang/rongga pada karapas yang terdapat mata atau tangkai mata
Peduncle: tangkai yang mendukung antenna atau antennula (segmen paling
dekat dengan tubuh)
Pelagic: hidup pada laut terbuka

Kunci Identifikasi Udang 83


Pereiopoda: istilah yang digunakan untuk 5 appendage pada thorax;
pereiopoda jalan

Petasma : pembesaran khusus dari pleopoda pada krustasea jantan,


digunakan untuk transfer sperma ke betina.

Phyllobranchiate gills : insang yang mengandung aksis pusat pada setiap sisi
tertata sedemikian rupa sepertu halaman sebuah buku

Pleopoda : pasangan appedage renang dterdapat pada beberapa atau 5


segmen abdomen pertama

Pleura (tunggal : pleuron) : lempeng lateral pada segmen tubu krustase


Pleural spine : duri yang berkembang/tumbuh dari pleuron

Pedobranch : beberapa insang yang melekat ke coxa dari pereiopoda


Post-branchial region : lihat gambar

Post-orbital margin : Tepian karapas yang mengitari di belakang orbit


Post-rostral crest : tonjolan dorsal pada karapas, biasanya pengembangan
dari rostrum posterior ke arah mata
Tanda yang menarik : berbagai tanda yang menarik atau projecting part

Produced : membawa ke depan, bentuk atau membentuk menjadi ..


Prominent : nyata, menarik perhatian, salah satu yang mempunyai daya tarik

Propodus : segmen ke dua pereiopoda dari ujung


Protuberanche : tempat bengkak (membengkak), menjadi bengkak,
projection
Proximal : paling dekat dengan pusat tubuh atau paling dekat dengan titik
yang melekat pada tubuh, lawan dari distal
Pterigostomial region : ruang segitiga pada permukaan ventral dari karapas
pada ke dua sisi dari buccal cavity.
Rami (tunggal : ramus) struktur mirip branchia

Kunci Identifikasi Udang 84


Rostrum : bagian karapas yang menonjol ke depan dari di antara dasar
tangkai mata

Sculpture : celah atau cekungan pada permukaan


Setae (tunggal : seta) : mirip rambut, biasanya rambut kaku

Setose : tertutup dengan rambut kaku


Simple leg : pereiopoda tanpa capit

Spine: duri
Spinule : duri yang sangat kecil atau granula yang runcing/tajam

Sternite : lempeng ventral pada thorax


Sternum (tunggal, sterna) : lempeng ventral pada thorax

Stridulating ridge atau organ : tonjolan atau permukaan yang tinggi tertutup
rangkaian tonjolan

Subapical : lokasi yang dekat puncak/ujung


Subhepatik region : daerah dibawah daedaerah hepatik

Supra-orbital crest : tonjolan sempit yang membatasi tepi bawah dari orbit
Suture : suatu sambungan yang tidak fleksibel atau sambungan ramping yang
fleksibel
Tail fan : bagian akhir dati abdomen terdiri uripoda dan telson, membentuk
struktur renang
Telson : segmen akhir dari abdomen

Tergum : permukaan dorsal segmen tubuh, lempeng dorsal dari segmen


abdomen

Terminal : situasi pada akhir atau ujung


Thelycum : kelamin betina pada sebagian krustasea, secara khusus berfungsi
untuk menerima sperma terletak antara coxa dari pereiopoda ke 4
dan 5.

Kunci Identifikasi Udang 85


Thorax : bagian tubuh antara kepala dan badan
Transverse : menyilang, dari sisi ke sisi

Trichobranchiate gills : insang berisi aksis pusat dengan filamen lateral yang
banyak,

Trilober : dengan 3 lobe


Tubercle : seperti membengkak, bonggol

Unarmed : tanpa duri atau gigi


Uniramous : hanya memiliki satu cabang; appendage tanpa exopoda

uropoda : sepasang appendage abdomen yang bercabang dua yang


merupakan bagian dari ekor kipas (tail fan)

Ventral : dekat permukaan bawah suatu organisme atau appendage.

Kunci Identifikasi Udang 86

Anda mungkin juga menyukai