Anda di halaman 1dari 29

GENETIKA IKAN

PROGRAM SELEKSI

Disusun oleh :

Yosua Eduard F (230110140161)

PROGRAM STUDI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas Makalah Program Seleksi dalam Genetika Ikan
ini. Tugas berupa makalah yang telah terselesaikan ini merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika Ikan.
Proses penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah
kali ini. Semoga bantuan, kebaikan dan dukungan yang telah diberikan kepada
penulis selama penyelesaian makalah ini mendapat balasan yang tiada terkira dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
sangat jauh dari kata sempurna. Akhir kata, kami penulis berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jatinangor, September 2013

Penulis

PROGRAM SELEKSI i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
2.1. Seleksi........................................................................................... 3
2.2. Hibridisasi.................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 5
3.1. Program Seleksi........................................................................... 5
3.1.1. Tanpa seleksi (No Selection)........................................... 5
3.1.2. Seleksi Terarah (Directional Selection)......................... 8
3.1.3. Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection).................... 14
3.1.4. Seleksi Pemutus (Disruptive Selection).......................... 15
3.2. Seleksi Bebas................................................................................ 15
3.3. Indeks Seleksi............................................................................... 17
3.4. Seleksi Tandem............................................................................ 21
3.5. Sortir Independen (Independen Culling).................................. 21
3.6. Jenis Genetika Dominan dan Hibridisasi.................................. 22
3.6.1. Penggunaan Hibridisasi.................................................... 23
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 24
4.1. Kesimpulan.................................................................................. 24
4.2. Saran............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 26

PROGRAM SELEKSI ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup
di air dan bernapas dengan insang.Ikan merupakan kelompok vertebrata yang
paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Sepertiga wilayah Indonesia adalah perairan. Kondisi ini yang
menyebabkan penyebaran ikan di Indonesia sangat luas.Jika dapat dikelola
dengan baik ikan dapat menjadi komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Ikan menjadi makanan yang kaya protein dan rendah lemak yang paling
cepat dan mudah diolah.bahan pangan ini merupakan bagian penting dari pola
makanan sehat dan mudah dikombinasikan dengan bahan pangan lain karena
variasi ikan yang sangat beragam. Sampai saat ini, ikan pada umumnya
dikonsumsi langsung. Upaya pengolahan belum banyak dilakukan kecuali ikan
asin. Ikan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti ikan kering, dendeng
ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan asin, kemplang, bakso ikan dan tepung darah
ikan sebagai pupuk tanaman dan pakan ikan.
Ikan lele banyak ditemukan di Benua Afrika dan Asia Tenggara.Komoditas
perikanan ini terdapat di perairan umum yang berair tawar.Penyebaran lele di
Asia, yaitu negara Indonesia, Thailand, Filipina, dan Cina. Ikan lele di beberapa
negara, khususnya di Asia telah diternakkan dan dipelihara di kolam, seperti
Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, Filipina, Kamboja, Birma, dan
India. Ikan Lele di Indonesia secara alami ditemukan di Kepulauan Sunda Besar
maupun Kepulauan Sunda Kecil.Ikan lele menjadi salah satu ikan yang banyak di
konsumsi oleh masyarakat Indonesia karena memiliki kandungan nutrisi yang
banyak diperlukan tubuh.Ikan lele pun menjadi salah satu ikan yang mudah di
budidaya sehingga ikan lele dapat menjadi komoditas yang dapat memberi
keuntungan yang tinggi.

PROGRAM SELEKSI 1
Ikan rainbow trout merupakan jenis utama dari ikan trout yang
dibudidayakan. Ikan ini berasal dari danau dan sungai di Amerika Utara dan
dikenali dengan warna ungu atau lembayung yang lebar sepanjang sisinya dan
titik hitam pada ekornya. Ikan trout cokelat merupakan ikan trout air tawar Eropa.
Warnanya bervariasi, tapi biasanya berwarna kecoklatan dengan titik hitam dan
merah.Ikan ini merupakan jenis ikan yang mengandung minyak dengan daging
yang lembut.
Ikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, oleh karenanya,
penting untuk meningkatkan produktivitas ikan.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas ikan, pemilihan bibit yang unggul
merupakan salah satu faktor yang sangat penting, disamping faktor-faktor lain
seperti penanganan tatalaksana, penyediaan pakan, penanganan penyakit dan
pemasaran hasil perikanan. Seleksi merupakan langkah awal yang harus dilakukan
dalam pemilihan bibit yang dapat menentukan keberhasilan suatu usaha
perikanan.Seleksi dapat dilakukan melalui pengamatan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini sebagai :
- Untuk mengetahui pengertian program seleksi.
- Untuk mengetahui jenis-jenis program seleksi.
- Untuk mengetahui pengertian seleksi tandem.
- Untuk mengetahui pengertian indeks seleksi.
- Untuk mengetahui pengertian sortir independen.

PROGRAM SELEKSI 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Seleksi

Seleksi adalah suatu proses penentuan individu individu dalam suatu


populasi perkembangbiakan berdasarkan genotype yang berbeda beda. Seleksi
merupakan program breeding yang dilakukan secara individu atau family induk
diseleksi berdasarkan keunggulannya untuk memperoleh perubahan rata rata
fenotif kuantitatif suatu populasi pada generasi berikutnya (Berat, Panjang,
Warna).
Ada empat tipe dasar seleksi yaitu :
1. Tanpa Seleksi (No Selection)
Tipe seleksi ini digunakan untuk menghindari seleksi yang asal
asalan. Banyak hatchery menyeleksi tanpa data populasi yang hanya
mengawinkan ikan yang berukuran besar dari betina atau jantannya.
2. Seleksi Terarah (Directional Selection)
Tipe seleksi ini jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi
pada satu jenis spesies yang menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada
kondisi baru. Di dalam populasi, aka nada range (rentang) individu yang
berdasarkan dengan salah satu sifat atau karakter. Seleksi ini digunakan
jikan diinginkan peningkatan nya produksi dengan merubah rata populasi
dengan membuang bagian yang dibawah pada rata rata populasi.
3. Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection)
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil ke-
ekstriman (penonjolan) di dalam kelompok atau family. Dalam hal ini, hal
tersebut mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu
populasi.
4. Seleksi Pemutus (Disruptive Selection)
Tipe seleksi disruptif dapat terjadi jika faktor-faktor lingkungan
mengambil sejumlah bentuk spesies atau jenis yang terpisah.

PROGRAM SELEKSI 3
A. Seleksi Tandem
Dalam hal ini kita menyeleksi sifat yang pertama kemudian mencapai
tingkat yang diinginkan, sifat kedua baru dimulai diseleksi. Seleksi ini baik
digunakan jika sifat- sifat yang menjadi tujuan penyeleksian tidak saling terikat.

B. Indeks Seleksi

Indeks Seleksi adalah suatu seleksi yang dilakukan berdasarkan penilaian


seluruh perilaku tiap individu tersebut yang digabung disebut total score atau
indeks. Seleksi ini dapat mengatasi kekurangan metode seleksi sebelumnya.

2.2 Hibridisasi

Hibridisasi adalah persilangan antara varietas dalam spesies yang sama


yang memiliki sifat unggul. Hibiridasasi merupakan suatu perkawinan silang
antara berbagai jenis spesies atau individu yang mempunyai tujuan untuk
memperoleh organisme baru dengan sifat- sifat yang diinginkan atau unggul dan
jenisnya dapat bervariasi.

Hasilnya adalah hybrid yang memiliki sifat perpaduan dari kedua


induknya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetic yang
diperoleh melalui persilangan dua atau lebih spesies yang berbeda tiap genotif
nya.

BAB III
PEMBAHASAN

PROGRAM SELEKSI 4
3.1 Program-program Seleksi

Pada saat kita akan melakukan program untuk mengeksploitasi populasi


dari V^ dan meningkatkan produktivitas, harus mempertimbangkan program
seleksi tipe apa yang akan memberikan hasil terbaik. Ada empat tipe dasar seleksi
(Gambar 4.6). Semuanya memiliki kegunaan dan kepentingan baik dalam evolusi
maupun breeding. Dalam budidaya ikan, dua hal yang paling penting dari lainnya:
tanpa seleksi dan seleksi terarah.
Ada empat tipe dasar seleksi :
1. Tanpa Seleksi (No Selection)
2. Seleksi Terarah (Directional Selection)
3. Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection)
4. Seleksi Pemutus (Disruptive Selection)

3.1.1 Tanpa Seleksi (No Selection)

Gambar 1.1 Tanpa seleksi

Pemahaman tentang bagaimana mencegah terjadinya seleksi akan


memberikan apresiasi yang terbaik dalam pengaturan induk. Ketika sejalan
dengan tujuan dan rencana, seleksi diinginkan, tetapi diprogramkan maka seleksi
tidak ada. Seleksi yang tidak tidak diinginkan Seleksi yang tidak diinginkan dapat
mengubah gen pada populasi ikan di dalam kolam yang tidak mampu untuk
bertahan hidup dan bereproduksi di alam liar. Hal ini juga dapat mengubah gen
dari populasi ikan pada kolam makanan dengan menghilangkan alel yang
berpotensi untuk ketahanan terhadap penyakit atau pertumbuhan, dan akan
menjadi program breeding yang selektif di masa depan.

PROGRAM SELEKSI 5
Seleksi yang tidak diinginkan terjadi setiap waktu pada saat manajer
mengatasi ikannya. Manajer hatchery dan pekerja yang mengatasi ikan pada
umumnya memilih ikan yang besar, yaitu ikan yang sedang hamil ketika
manajernya menginginkan ikannya bertelur, dan ikan yang mempunyai seleksi
sekunder yang jelas. Contohnya pada seleksi yang tidak di sengaja dengan
menghilangkan potensi untuk meningkatkan rata-rata pertumbuhan dan, pada
gilirannya, menghilangkan seleksi sebagai metode untuk meningkatkan
produktivitas ikan mas pada program breeding di Israel (Moav and Wohlfarth
1976). Mereka dikaitkan dengan ketiadaan V^ untuk meningkatkan tingkat
pertumbuhan di dalam populasi yang akan di evaluasi untuk praktek pemijahan
ikan besar untuk mendapatkan telur betina yang banyak.
Penetasan itu sendiri juga memilih ikan secara tidak lazim. Pembenihan
ikan yang meningkat dapat menghasilkan populasi dengan basis genetik yang
kecil karena saat penetasan ikan akan melakukan yang terbaik pada pertandingan
maupun kolam tanah kecil dan ikan yang dapat matang gonad atau mampu hamil
dan bereproduksi pada kondisi di dalam tempat itu. Ikan yang tidak mampu
bertahan hidup dan bereproduksi di dalam tempat mungkin ikan tersebut akan
menjadi yang terbaik di habitatnya.
Konsekuensinya, program tidak ada seleksi dapat menjadi salah satu aspek
yang paling penting dari manajemen induk untuk populasi ikan. Seleksi yang
tidak diinginkan dapat merusak populasi atau membuat stok yang dihasilkan
terlalu mahal. Jika kamu tidak tahu mengapa beberapa fenotipe tersebut hilang,
jangan lakukan itu. Seleksi yang tidak diinginkan mungkin menjadi alasan utama
mengapa sulit untuk memperbanyak populasi ikan yang bereproduksi dengan
tebar ikan yang diproduksi oleh tempat penetasan (hatchery). Lingkungan
hatchery dan aquakultur menyebabkan alel musnah dan memungkinkan populasi
untuk tinggal di lingkungan ekstrim.
Untuk mencegah penyeleksian yang tidak bertujuan untuk menurunkan
rata-rata penyesuaian dari populasi anda mungkin harus merubah kebiasaan
budaya. Untuk itu anda harus:
1. Memperbanyak pemijahan selama musim pemijahan

PROGRAM SELEKSI 6
2. Pemijahan/pembiakan dari segala macam musim ikan
3. Memijahan sebanyak mungkin ikan(anda hanya perlu tetap menjaga masing-
masing kelompok dari setiap pemijahan)
4. Jangan menyeleksi ikan pertumbuhan lambat atau ikan-ikan yang kurang
menunjukan dengan tegas ciri-ciri karatkeristik seksual sekundernya
Kita tidak perlu memijahkan setiap ikan pada populasi, cukup satu contoh
representif yang mewakilinya. Pijahan sebuah sempel secara proposional dari
setiap persentase dalam distribusi yang normal. Sebuah program tidak ada seleksi
tidak berarti kita tidak melakukan apa-apa. Tidak melakukan apa-apa berarti dapat
merusak atau mengganggu populasi.
Untuk tidak melakukan penyeleksian secara seimbang, kita harus memiliki
data yang akurat/banyak mengenai populasi sehingga kita dapat memilih cara
pembenihan dalam rangka melibatkan sampel yang representatif dari setiap
persentase secara keseluruhan. Kita juga harus mempunyai data sehingga kita
dapat membandingkan setiap generasi berkenaan untuk memastikan bahwa tidak
ada perubahan yang tidak terjadi.
Kesimpulannya, ketika kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan atau
kamu tidak tahu fenotip mana yang terbaik, tanpa seleksi merupakan bentuk yang
paling tepat untuk seleksi dari populasi ikan yang di perlakukan. Tanpa tujuan
tidak berencana merubah secara acak yang biasanya tidak meningkatkan
produktivitas.
Penyeleksian yang tidak bertujuan mengubah susuana gen ikan konsumsi
dapat mengurai produktivitas jika penyseleksian yang dilakukan kurang hati-hati
dengan minimnya sifat akuakultur. Sebagai contoh, Eknath and Doyle (1985)
menemukan bahwa standar praktis dari pemijahan ikan catla dan rohu di tempat
penetasan India mengurangi produktivitas, disebabkan oleh pemilihan betina yang
paling besar, bagian dari penetasan menyeleksi ikan yang lambat dalam
pertumbuhan tubuh dan gonadnya.
Sementara seleksi yang tidak bertujuan dapat menghilangkan beberapa
potensi alel yang penting. Tidak semua seleksi yang tidak bertujuan itu buruk
untuk ikan-ikan konsumsi. Mengeluarkan ikan yang tidak bereproduksi dengan

PROGRAM SELEKSI 7
kondisi hatchery tidak akan menerima makanan buatan, karena ikan mudah gugup
dan mudah larut. Seleksi secara langsung digunakan untuk mengubah fenotipe
populasi yang mempertimbangkan dugaan apakah yang dibutuhkan dalam hal
peningkatan produktivitas dan keuntungan.

3.1.2 Seleksi Terarah (Directional Selection)

Gambar 1.2 Seleksi Terarah

Hal pertama yang dibutuhkan untuk sebuah kesuksesan program seleksi


adalah tujuan. Kita harus menetapkan tujuan konkrit yang pasti sehingga kita
dapat mengukur apa yang harus anda coba untuk menyempurnakannya. Tujuan ini
adalah apapun yang anda inginkan.
Ada beberapa hal yang merupakan faktor pembatas dalam tujuan yaitu
bahwa tujuan kita haruslah selalu realistik. Sebagai contoh jika salah satu tujuan
program pengembangbiakan ikan lele adalah untuk menambahkan presentasi
penetasan, rencana dibutuhkan untuk mencapai tujuan didapat di mulai dengan;
Pertama, telurkan 300 dari betina dan jantan berusia 4 tahun yang berada
pada kondisi fisik yang baik dan tidak ada cacat yang terlihat.
Kedua, pindahkan semua massa telur ke tempat penetasan untuk
mempertahankan intergritas genetis dari setiap family.
Ketiga, hilangkan semua telur yang tidak terfertilisasi.
Keempat, tetapkan jumlah telur dimasing-masing kumpulan telur,
Kelima, hitung jumlah telur yang mati atau gagal menetas. Sisihkan semua
family yang peresentase penetasannya kurang dari 95persen.

PROGRAM SELEKSI 8
Keenam, ambillah 100 anak-anak ikan dari setiap family (yang dipilih dan
disisihkan) dan satukan mereka dalam kolam yang sama untuk mengontrol
populasinya sehingga reaksi dari yang terpilih dapat diukur.
Rencana ini adalah dasar dari rencana yang akan dibutuhkan. Rencana
yang sebenarnya akan disempurnakan dngan teknik budaya tigkat penjaringan,
tingkat pakan, jumlah lipatan dan sebagainya.
Aspek yang penting dari rencana itu adalah menentikan fenotipe apa yang
akan tergabung dalam program yang terpilih, bagaimana mereka dapat diukur dan
kapan mereka dapat diukur. Dalam menentukan kapan fenotipe dapat
digabungkan dalam program terpilih, pengelola penetasan harus memilih fenotipe
yang mewakili sifat biologis dan bukan konstruksi palsu atau bermacam aspek
pengelolaan. Contohnya pemilihan untuk factor k (factor kondisi) mungkin tidak
berhasil atau tidak menghsilkan keuntungan karena itu bukan fenotipe biologis,
tetapi perbandingan palsu.
Pilihan dari fenotipe yang berguna bagi lingkungan atau pengelolaan
menjadi gagal, perbedaan antara individual akan menjadi Fungsi Fe daripada Fa.
Contohnya pilihan untuk peningkatan jumlah pertumbuhan selama kehidupan dua
bulan pertama, bisa jadi gagal, karena jumlah pertumbuhan dini adalah fungsi
utama dari fe ukuran telur, umur dan ukuran betina, tanggal bertelur, praktek
pemberian makan, dan tingkat penjaringan-bukan Fa.
Saat pengukur fenotipe, penting untuk mengukur sifat secara benar atau
yang terpilih akan bereaksi terhadap fenotipe lain contonya, jika pengelola
penetasan ingin memilih untuk menaikan tingkat penetasan dia seharusnya tidak
menegaskan itu sebagai persentase telur yang menghasilkan anak ikan tetapi
persentase dari telur yang dibuahi yang menghasilkan anak ikan. Jika penetasan
diukur sebagai persentase dari telur yang menghasilkan anak ikan yang terpilih
mungkin tidak memperbaiki penetasan sejak fertilisasi itu berhasil, yang menjadi
kegunaan untuk jantannya, yang dipermalukan oleh penetasan.
Sebaliknya pengelola penetasan yang ingin memperbaiki fenotipe yang
sulit diukur dapat membuat yang pemilihan tidak membosankan , dengan memilih
fenotipe yang mudah diukur yang behubungan dengan fenotipe yang ingin mereka

PROGRAM SELEKSI 9
perbaiki. Contohnya, pemilihan untuk kenaikan berat badan di usia tertentu sering
diukur sebagaimana umur mereka karena (1). hubungan antara panjang dan berat
pada umur tertentu pada intinya adalah 1,0; (2). Menyediakan panjang individu
yang akurat pada ratusan ikan, namun sulit untuk menyediakan berat individual
yang akurat pada ratusan ikan.
Mengetahui kapan untuk mengukur fenotipe sering sama pentingnya
dengan mengetahui fenotipe mana yang akan diukur. Contohnya, jika pengelola
penetasan ingin memilih untuk menaikan tingkat pertumbuhan, dia harus
menentukan dengan hati-hati pada usia berapa ia ingin pertumbuhan ditingkatkan
karena pertumbuhan tidak tetap, ada perbedaan antara jantan dan betina; dan
jumlah pertumbuhan berubah dengan permulaan dari pematangan seksual.
Akhirnya fenotipe yang akan dihubungkan dengan program penernakan
harus mewakili sifat ekonomi yang penting. Tidak masuk akal untuk menikan
jumlah sinar di sirip belakang lele, kerena konsumen membeli lele dengan hitugan
kilogram bukan dari kualitasnya. Pilihan untuk lapisan otot kepala yang lebih
besar di ikan lele jantan mungkin tidak bijaksana karena jika itu sukses itu akan
mengurangi persentase pergantian.
Contoh yang bagus dari tujuan dan rencana untuk mengeksekusi tujuan ini
dalam program peternakan pilihan diuraikan oleh Gall (1979) untuk penernakan
pilihan bagi ikan air tawar pelangi. Di uraian tersebut dia mendeskripsikan
program penernakan pilihan untuk memperbaiki ukuran telur, jumlah telur per
betina, kemampuan menetas dan berat dalam satu tahun di ikan air tawar rainbow
yang diproduksi oleh perusahaan penetasan California.
Langkah pertama di setiap program peternakan adalah untuk
mengumpulkan data (atau menggunakan data yang sudah ada) untuk
menghasilkan deskripsi yang kuantitatif dari fenotipe. Anda terutama ingin tahu
maksudnya, variansi, Standard devinasi(SD), Komposisi dari variasi (CV), rata-
rata dan h2. Suatu saat anda mendapatkan informasi. Anda dapat memutuskan,
jika penyeleksian berjalan dengan baik untuk mendapatkan tujuan anda. Jika
Fenotipe yang inginkan telah melebihi rata-rata populasi, itu berarti banayk
generasi yang telah berhasil. Informasi juga akan menmbantu memutuskan

PROGRAM SELEKSI 10
bagaimana memilih ikan dan tempatnya dengan cara yang cepat. Semua ikan yang
nilainya jatuh nilainya akan menjadi terpisah dan itu berarti yang diatas akan
terseleksi.
Meskipun h2 biasanya mempertimbangkan factor yang dibuat sebagai
pengatur apakah penyeleksian akan menjadi efektif, SD dan CV {(SD/Rata-
rata)100} menerangkan anda apakah populasi variasi fenotipe tercukupi untuk
menyediakan tujuan melalui penyeleksian. SD juga memberikan and dan
menggambarkan dimana tempat untuk mempercepat nilai.
Heribilitas memberikan jangkauan persentasi dimana dapat menangkap
seberaa besar kemajuannya. SD dan CV mengartikan seberapa besar
kemungkinan jangkauan. Populasi debgan besar SD dan besar CV memungkinkan
anda seleksi besar yang berbeda; populasi dengan kecil SD dan kecil CV
membuat seleksi menjadi sulit, karena dimana variasi kecil memanfaatkannya.
(SD = akar varian).
Besar SD dan CV memperbaiki kemungkinan kesuksesan dalam program
penernakan. Sebagai contoh, jika dua populasi ikan memiliki keidentikan rata-rata
seberat 400g pada masa satu tahun, tetapi satu populasi memiliki sebuah SD 10g
(CV=2.5%) saat yang lain memiliki SD 100g (CV=25%) , seleksi akan jadi lebih
jauh efektif dalam populasi dengan 100g SD, Karena ini dapat lebih menjauhkan
variant. Bentuk 4.7 menunjukan perbedaan diantara dua populasi yang memiliki
rata-rata yang sama tetapi berbeda S.

PROGRAM SELEKSI 11
Gambar 4.7 Kurva Mengenai Populasi

Tidak semua penduduk memiliki besar SDs besar atau CVs , beberapa
memiliki begitu sedikit varian yang akan menghambat pilihan ( Tave dan
Smitherman 1980; Tave 1984B , 1986a ) .Rata-rata CVs untuk fenotipe ekonomi
penting dalam beberapa jenis makanan ikan ditunjukkan dalam tabel.
SD juga memberi dan indikasi mengenai intensitas seleksi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan Anda . Ketika Anda membuat nilai cutoff ,
Anda membuat nilai cutoff begitu banyak SD di atas atau di bawah laki-laki .
Bahkan ketika nilai cutoff diberi label seperti, katakanlah , atas 1% atau top 10
% , apa yang Anda benar-benar lakukan adalah menetapkan nilai cutoff 2,33 atau
1,28 Sds atas rata-rata , rspectively . Ketika Anda tahu SD Anda memiliki kontrol
lebih besar atas seleksi, karena Anda dapat menyesuaikan intensitas seleksi untuk
memaksimalkan diferensial seleksi ( rearch ) . Pemilihan diferensial ( S ) adalah
produk dari intensitas seleksi ( i ) dan standar deviasi dari fenotip .

PROGRAM SELEKSI 12
Tabel 4.3 Populasi Riwayat Hidup Ikan

Tabel Riwayat Hidup Rata-rata untuk beberapa fenotipe produksi penting


dalam rainbow trout , atlantic salmon , ikan mas , lele dan nila channel dan ikan
Tilapia.
Setelah mempunyai informasi yang penting dengan menentukan hasil,
anda harus memiliki program seleksi yang memungkinkan untuk mencapai tujuan
yang ditunjukan jika hanya memperbaiki satu fenotip perosesnya sangat
sederhana.
Bagaimanapun, sebelum membuat sebuah nilai terendah, anda harus
mementukan apakah spesies tersebut menunjukan seksual dimorfisem. Jika
merupakan seksual dimorfisme, anda harus membuat salinan nilai terendah untuk
setiap sex bila tanpa memperhatikan nilai terendah dari sex meungkin populasi
yang diseleksi menunjukan monoseks.
Sebagian dari program-program menggabungkan seleksi dengan
perkawinan silang, dalam rangka seleksi massal contohnya: program seleksi
Kirpichnko (1972) dan Krirpichnko ct al (1972A) untuk meningkatkan
pertambahan berat pada serain ropsha dan jenis Comron Carp menggabungkan
individu dengan seleksi kerabat bagi pertambahan berat, perkawinan silang dan
pergeseran anak-anak ikan untuk memilih semua alel-alel. Program seleksi
Kircald ct al (1977) dan Kircald (1983A) untuk pertambahan berat Rainbow Trolt
adalah merupakan percampuran individu dan seleksi kerabat. Kesimpulan

PROGRAM SELEKSI 13
Svdrdson (1945) percobaan seleksi dua anak pada sejumlah penyinaran sirip
dorsal pada ikan, ikan guppy, serta percobaan seleksi Kincald ct al (1977) dan
Kincald (1983A), untuk pertambahan berat Rainbow Trout masing-masing
ditunjukan dalam bentuk grafik.

3.1.3 Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection)

Gambar 1.3 Seleksi Stabilisasi

Seleksi stabilisasi merupakan penurunan keragaman genetik namun sifat


genetis stabil pada nilai sifat tertentu. Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan
cenderung memperkecil ke-ekstriman (penonjolan) di dalam kelompok atau
family. Dalam hal ini, hal tersebut mengurangi kemampuan menghasilkan variasi
dalam suatu populasi.

3.1.4 Seleksi Pemutus (Disruptive Selection)

PROGRAM SELEKSI 14
Gambar 1.4 Seleksi Pemutus

Tipe seleksi disruptif dapat terjadi jika faktor-faktor lingkungan


mengambil sejumlah bentuk spesies atau jenis yang terpisah. Program seleksi
dimana apabila dilakukan akan memisahkan karakteristik sebuah populasi dengan
memaksimalkan alel homogen. Populasi akan terpisah menjadi 2 sub populasi

3.2 Seleksi Bebas

Pemilihan bebas adalah program seleksi yang dapat bekerja ketika


berharap menyeleksi secara terus-menerus pada dua taua lebih fenotip. Disini kita
menetapkan singkatan kemampuan minimal untuk setiap fenotip, dan ikan harus
memiliki semua persyaratan agar dapat terpilih, contoh dari pemilihan bebas ini
dapat dilihat pada diagram dalam gambar 4.11.

Gambar 4.11 Diagram Skematik Penyeleksi Bebas


Pemilihan bebas lebih efisien daripada seleksi terpasang, namun masih
memiliki dua kelemahan.
1. Untuk dapat terpilih ikan harus telah baik dalam semua fenotip. Hal ini
maksudnya bahwa ikan yang kuat dalam satu fenotip. Tetapi biasa saja pada
PROGRAM SELEKSI 15
fenotip yang lainnya akan terseleksi. Hal ini memungkinkan untuk
menghilangkan sejumlah alel. Masalah ini dapat diatasi dengan memodifikasi
pemilihan bebas seperti pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Diagram Skematik Penyeleksi Bebas

2. Ketika kita memilih beberapa fenotip dan emnetapkan batas minimal


kebebasan satu sama lain, kita dapat saja mempertahankan hanya sedikit ikan.
Gambar 4.12 Sebuah Diagram Skematik penyeleksi bebas untuk berat
badan dan persentase ukuran kepala (perkiraan persentase pergantian). Tingkat
kerja minimumnya adalah 1,5 kg dan 25%, masing-masing. Tidak seperti diagram
program penyeleksi di gambar 4.11, ikan yang menonjol dalam satu fenotip tetap
terjaga diseleksi.
Seperti yang kita lihat. Persentase keseluruhan populasi yang disimpan
menurun drastis. Jika kita menyeleksi pada persentase ke-50 dan menyeleksi 4
fenotip secara bersamaan, hanya akan menyimpan 6,25% populasi. Penyeleksian
pada persentil ke- 50 tidak begitu kuat. Tambahan, Ikan yang rata-rata (persentil
ke-50) akan tersimpan, dan individu ini menghasilkan jumlah yang sama di atas
rata-rata dan gamet di bawah rata-rata. Tetapi bahkan dengan nilai rendah
pemisahan ini. Penyeleksian secara bersamaan dari banyak sifat di tingkat seleksi
ini akan membatasi populasi yang cukup banyak.
Kuatnya penyeleksian dapat menyebabkan dua masalah :
- Pertama, mungkin tidak bisa mempertahankan populasi yang konstan. Kita
butuh mempertahankan sebuah persentase tertentu dari populasi tersebut

PROGRAM SELEKSI 16
untuk mempertahankan ukuran populasi yang konstan. Ini adalah masalah
besar dengan ternaknya, tetapi itu kurang penting bagi ikan karena Fekunditas
besar mereka.
- Kedua, Pengurangan berat dalam jumlah pemeliharaan yang efektif dapat
merubah kelompok gen melalui aliran genetis.
Mencegah penyeleksian bebas dari pembatasan populasi, kita harus
mengurangi ukuran. Jika ingin menyimpan 10% populasi dan kamu akan
menyeleksi dua fenotip penting yang sama, nilai pemisahan mu ada pada tingkat

untuk setiap fenotip [( atau pada tingkat 31.6%. Kamu

tentu bisa mengatur nilai seleksi untuk fenotip yang berbeda jika kamu ingin
menyeleksi salah satu yang lebih kuat daripada yang lain. Sebagai contoh, 40 nilai
seleksi dan 25% untuk dua fenotip masih akan mempertahankan 10% dari
populasinya. [(0.40) (0.25) =lah 0.1].

3.3 Indeks Seleksi


Sebuah indeks seleksi adalah program seleksi yang paling efisien ketika
penyeleksian secara bersamaan untuk dua atau lebih fenotip, karena semua fenotip
dimasukkan ke dalam rumus yang akan menghasilkan nilai keseluruhan untuk
setiap ikan. Ikan kemudian dipilih sesuai dengan nilai mereka, contohnya 10%
terbaik dari nilai. Hasil numeric sebuah ikan ditentukan oleh rumus berikut:

I = b1X1 + b2X2 + b3X3 + + bnXn

Dimana I adalah nilai individu, bs adalah beberapa koefisien mundur dan


Xs adalah fenotip individu. bs didapatkan dari h2s, korelasi dan pentingnya
ekonomi fenotipe. Salah satu tujuan utama dari setiap program pemeliharaan
adalah untuk mengembangkan indeks seleksi, karena itu adalah jalan paling
efisien untuk meningkatkan produktifitas. Reagan et al. (1976 ) mengembangkan
indeks seleksi untuk ikan lele dan Gall (1979) mengembangkan satu untuk ikan
Rainbow Trout. Reagan et al.s (1976) untuk ikan lele dikonstruksikan untuk

PROGRAM SELEKSI 17
menyeleksi penambahan panjang dan berat keduanya pada 5 dan 15 bulan, dan
pusatnya pada h2s untuk panjang dan berat ke 5 dan 15 bulan dan korelasi antara
sifat-sifat mereka yang dihitung dalam populasi ikan lele.
1 = 1.578 (wt pada 5 bulan) 4.6135(panjang pada 5 bulan)
+ 1.2122(panjang pada 15 bulan) + 26.5624(wt pada 15 bulan)
Daftar seleksi ini tidak jangan dianggap merupakan menjadi penentuan
daftar seleksi lele oleh semua peternak ikan lele, sebab indeks tersebut hanya
cocok untuk populasi pada pelajaran yang terdapat pada buku reagen et al (1976).
Dengan mengesampingkan data tersebut harus dikembangkan indeks
seleksi tidak selalu muncul dalam semua populasi ikan, dapat diperkirakan indeks
seleksi dengan menentukan nilai tersebut. Contohnya, jika tiap petani lele ingin
menyeleksi untuk pertambahan berat pada umur 8 bulan, untuk menurunkan
persentase total dan untuk menambah hasil per hari selama bulan Agustus dalam
populasi. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah menetapkan nilai untuk tiga
sifat fenotif. Berikut ini adalah nilai-nilai yang di tetapkan dalam proyek tersebut.

Fenotip Populasi avg Relatif kepentingan


Berat 454 g 50%
Persentase 60% 30%
Keuntungan/Hari 5 g/day 20%

Walaupun jenis program seleksi ini yang paling efisien, data garis dasar
dibutuhkan untuk menghitung bs tidak terdapat untuk sebagian besar ikan
budidaya walapun faktanya data yang dibutuhkan menghasilkan daftar seleksi
yang tidak terdapat untuk populasi ikan yang berlebih kamu bisa mengira-ngira
sebuah daftar seleksi dengan menetapkan nilai hasil kamu yang didapat pada bs.
Nilai itu (faktor penting) dasar pada ide kamu tentang pentingnya setiap fenotip
dan itu adalah nilai relatifnya.
Sebagai contoh, jika seorang pembudidaya ikan lele ingin menyeleksi
untuk menambah berat pada umur 18 bulan, untuk mengurangi persentase
pergantiannya (dasar pada ukuran kepala ke rasio ukuran badan) dan untuk
menambah berat perharinya saat bulan Agustus dipopulasi ikan lelenya, hal

PROGRAM SELEKSI 18
pertama yang dia lakukan adalah menetapkan nilai relatif 3 fenotip. Berikut ini
adalah nilai yang harus dia tetapkan untuk rencana ini:

Faktor Penting (I) =

Faktor penting ditetapkan dengan menggunakan persamaan berikut:

Iberat(Iw) = = 0.1101322

Ipergantian (ID) = = 0.5

Ikeuntungan/hari(IG) = = 6.6666667

Faktor penting untuk berat, persentasi pergantian, dan pertumbuhan


perharinya saat dibulan Agustus pada program seleksi ini.

I = (Iw)(berat) + (ID)(pergantian % ) + (IG)(keuntungan/hari)

Daftar perkiraan seleksi untuk program budidaya ini adalah Seekor ikan pada
baris ke percentile 50 disemua 3 fenotip (Iavg) akan mempunyai I = 100.0:
Iavg = (0.1101322)(454 g) + (0.5)(60%) + (6.6666667)(3 g/hari) = 100.0

Sekarang pembudidaya membuat daftar perkiraan seleksinya, tahap


berikutnya adalah menghitung nilai untuk setiap populasi Ikan lele. Ikan lele ini
memiliki lebih dari 1000 populasi diatas rata-rata. Jika pembudidaya ingin
mempertahankan 10% populasinya, dia hanya tetap membuat ikan lele diatas
persentil ke 90 pada nilai tersebut. Dia bahkan bisa menggunakan rumus ls ikan
lele lebih baik, AU-23 or AL-22

AU-23 AL-22
Berat 544 g 589 g
Pergantian % 63% 62%

PROGRAM SELEKSI 19
Keuntungan/hari 4.0 g/hari 3.2 g/hari

IAU-23 = (0.1101322)(544 g) + (0.5)(63%) + (6.6666667)(4.0 g/day) = 118.079


IAU-22 = (0.1101322)(589 g) + (0.5)(62%) + (6.6666667)(3.2 g/day) = 117.201
AU-23 lebih baik dari Al-22.
Semua program itu didasari pada kebaikan individu dan disebut masa
seleksi atau seleksi individual. Tiap individu, terlepas dari familinya dibandingkan
pada semua jenis , dan yang terbaik adalah digunakan sebagai indukan di generasi
berikutnya. Penyeleksian individu akan efektif jiga h2 besar.
Ketika h2 kecil, seleksi individual bukan jalan efisien untuk merubah
maksud populasi. Jika fenotip tersebut begitu berharga yang meningkatkan
mereka adalah yang paling penting, seleksi famili dapat digunakan untuk merubah
maksud populasi lebih efisien. Seleksi famili sama dengan seleksi individu
kecuali jika kamu membandingkan maksud family reather daripada nilai individu,
dan seleksimu atau pemisahan family tersebut. Seleksi famili lebih efisien
daripada seleksi individu ketika h2 kecil, karena dengan ukuran sesamanya anda
mengurangi beberapa jumlah variant dari rumus VA , kamu lebih baik dapat
mengukur dan memanfaatkan itu melalui seleksi famili, meskipun jumlah absolut
VA tidak meningkat, kemampuanmu untuk mengukur dan memanfaatkan hal itu.
Saat h2 tidak lebih penting daripada sebuah rasio, jika kamu menurunkan VD , VI,
VE, atau VG-E , kamu akan meningkatkan jumlah proforsional dari VA,
meningkatkan h2, dan itu meningkatkan kemampuanmu untuk memanfaatkan VA,
yang akan meningkatkan respon terhadap seleksi. Seleksi famili akan bekerja jika
hanya ada VA, baik individu atau seleksi famili akan dapat merubah fenotip.

3.4 Seleksi Tandem

PROGRAM SELEKSI 20
Seleksi untuk memilih dua atau lebih fenotif , mempunyai pilihan dari
sekian tipe-tipe yang berbeda dari program-program pembiakan selektif. Yang
paling sederhana adalah seleksi dua-dua. Dalam hal ini kita harus memperhatikan:
Memilih satu fenotif dari sejumlah generasi sampai tujuan untuk fenotif
tersebut tercapai
Memilih fenotif yang kedua sampai tujuan untuk fenotif tersebut tercapai
Untuk fenotif ketiga dan keempat cukup mengikuti pola sebelumnya. Sayangnya
seleksi tandem ini sangat tidak efisien dikarenakan 2 alasan :
Diperlukan banyak waktu untuk memperbaiki dua atau lebih sifat dengan
cara ini.
Memilih satu sifat secara otomatis berarti memilih yang lain kecuali
korelasi sifat antar sifat adalah nol.
Jika 2 fenotif yang ingin diubah memiliki korelasi negatif akan
menurunkan nilai rata-rata pertengahan satu fenotif sementara diperbaiki dan
semua seleksi sebelumnya dapat tidak terselesaikan saat memilih fenotif kedua.
Contohnya ketika Millenback ( 1950 ) memilih gonad yang matang pada tahun
ke-2 melainkan pada tahun ke-3 dan ke-4 menemukan bahwa ikan yang telah
diseleksi memiliki tingkat pertumbuhan yang kecil dan juga memproduksi telur
lebih sedikit.

3.5 Sortir Independen (Independen Culling)

Gambar 1.5 Sortir Independen

PROGRAM SELEKSI 21
Sortir Independen atau Independen Culling adalah program seleksi yang
dapat digunakan jika ingin menseleksi 2 atau lebih fenotip.
Kekurangan Independen Culling:
1. Untuk terseleksi, ikan harus menonjol pada semua fenotip
2. Semakin banyak fenotip maka semakin sedikit ikan yang bisa terpilih
3.6 Jenis Genetika Dominan dan Hibridisasi
Ketika sedikit atau adanya VA dan yang sulitnya atau
ketidakmungkinannya untuk meningkatkan sebuah fenotip dengan seleksi, teknik
pembudidayaan dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas adalah dengan
hibdridisasi. Meingkatkan produktifitas hibridisasi dengan memanfaatkan VD.
Kamu tentu saja dapat menggunakan hibridisasi dengan memanfaatkan sejumlah
VA yang ada.
Jika kamu ingat, VD adalah jenis genetic yang dihasilkan oleh setiap
interaksi alel pada setiap lokus. Karena bentuk keragaman genetik tergantung
pada interaksinya, hal itu terganggu selama masa meiosis dan tidak dapat
disampaikan dari orang tua untuk penurunannya. Keanekaragaman genetik
dominan dibuat kombinasi antara perbedaan baru dan dalam setiap generasi, dan
efeknya kemampuannya itu berdasarkan keberuntungannya. Ikan yang unggul
karena interaksi tertentu yang lebih unggul karena kombinasi kebenaran alelnya.
Sayangnya, ikan itu tidak bisa menyampaikan keunggulan mereka pada progeny
mereka.
Akibatnya tujuan dalam program pembudidayaan silang adalah untuk
menemukan kombinasi yang dihasilkan indukannya, menghasilkan kombinasi alel
yang menghasilkan interkais yang diinginkan pada progeny dan meningkatkan
produktifitas.
Keanekaragaman genetic aditif dan VD secara diametric yang
bertentangan, berakibat, seleksi dan perkawinan silang juga dimetris yang
bertentangan. Pada seleksi ini, kamu memilih hewan masuk pada individu atau
keunggulan family dengan harapan bahwa generasi berikutnya akan mendekati
perkiraan yang kamu pilih.

PROGRAM SELEKSI 22
Pada perkawinan silang, generasi berikutnya tidak mempunyai perkirakan
anak-anaknya, dan kecuali persilangannya dibuat sebelumnya, kamu tidak bisa
memprediksi hasil pasangannya. Produksi perkawinan unggul adalah sebuah
tindakan atau bagian yang hilang. Kadang kamu akan beruntung, kadang kamu
tidak. Kamu dapat menjodohkan dua seleksi dan hasil sebuah bibit yang unggul.
Dasarnya, apapun yang kamu coba untuk melakukan adalah menentukan
persilangan yang menarik (produksi progenihibrid yang ungguul). Ketika kamu
menemukan kombinasi, kamu menggunakan persilangan yang meningkatkan
produktifitas.

3.6.1 Penggunaan Hibridisasi


Hibridisasi dapat digunakan pada satu dari beberapa cara untuk
meningkatkan produktifitas. Hal itu juga dapat digunakan sebagai sebuah cara
cepat dan kotor sebelum seleksi akan digunakan. Pemanfaatan VD adalah
kebebasan VA, jadi hibridisasi dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas
apakah h2 lebih besar atau kecil ketika h2 itu kecil, hibridisasi seringnya hanya
cara praktis yang meningkatkan produktifitas, karena akan sangat tidak efisien.
Hibridisasi dapat digabungkan kedalam sebuah program seleksi sebagai
persilangan akhir dari hasil hewan untuk tumbuh kembang. Pada kasus ini, kamu
memilih ikan pada dua garis yang telah terlihat hasil hibridisasi yang baik,
sesudah program seleksi, hibridisasimu masuk pada garis penyeleksian.
Hibridisasi ketiga digunakan untuk hasil produk yang sama. Proses tumbuh dan
pemakaian sering meminta hasil yang sama, dan hibridisasi adalah cara yang
paling efisien dari hasil progeny yang sama. Kelima digunakan untuk hasil dari
populasi monosex. Dan keenam digunakan untuk hasil hibridisasi yang disediakan
pada natural bodys of water yang tidak dapat mempertahankan populasinya
sendiri.

PROGRAM SELEKSI 23
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Empat tipe dasar seleksi :

Tanpa Seleksi (No Selection)


Seleksi Terarah ( Directional Selection )
Seleksi Stabilisasi ( Stabilization Selection )
Seleksi Pemutus ( Disruptive Selection )

Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah penyeleksian yang tidak
bertujuan untuk menurunkan rata-rata penyesuaian dari populasi adalah :
Memperbanyak pemijahan selama musim pemijahan
Pemijahan/pembiakan dari segala macam musim ikan
Memijahan sebanyak mungkin ikan(anda hanya perlu tetap menjaga
masing-masing kelompok dari setiap pemijahan)
Jangan menyeleksi ikan pertumbuhan lambat atau ikan-ikan yang kurang
menunjukan dengan tegas ciri-ciri karatkeristik seksual sekundernya
Kelemahan pemilihan bebas dibanding seleksi terpasang yaitu :
1. Untuk dapat terpilih ikan harus telah baik dalam semua fenotip.
2. Ketika kita memilih beberapa fenotip dan menetapkan batas minimal
kebebasan satu sama lain, kita dapat saja mempertahankan hanya sedikit
ikan.
Yang harus diperhatikan dalam seleksi tendem adalah :
Memilih satu fenotif dari sejumlah generasi sampai tujuan untuk fenotif
tersebut tercapai
Memilih fenotif yang kedua sampai tujuan untuk fenotif tersebut tercapai
Untuk fenotif ketiga dan keempat cukup mengikuti pola sebelumnya.
Sayangnya seleksi tandem ini sangat tidak efisien dikarenakan 2 alasan :
Diperlukan banyak waktu untuk memperbaiki dua atau lebih sifat dengan
cara ini.

PROGRAM SELEKSI 24
Memilih satu sifat secara otomatis berarti memilih yang lain kecuali
korelasi sifat antar sifat adalah nol.

4.2 Saran
Pembaca dapat memahami makalah ini dengan baik agar mempermudah
proses budidaya.

DAFTAR PUSTAKA

Tave, Douglas, 1986. Genetics for Fish Hatchery Managers, ACI Publishing
Company, Inc. West Port. Conecticut.
PROGRAM SELEKSI 25
PROGRAM SELEKSI 26

Anda mungkin juga menyukai