Disusun Oleh:
Kelompok 1/ Perikanan C
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Genetika Ikan tepat waktu.
Penulisan makalah berjudul “Genetika Fenotip Kualitatif” dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang
genetika ikan ini dapat menjadi referensi. Selain itu, kami juga berharap agar
pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis
menyadari makalah bertema ilmiah ini masih memerlukan penyempurnaan,
terutama pada bagian isi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
dengan judul “Genetika Fenotip Kualitatif” ini dapat bermanfaat.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Gambar 2. Warna pada tipe lain atau pigmen normal dan warna merah ungu
(pink) pada ikan nila (Wile tilapie) .............................................
Gambar 3. Kejadian warna hitam, hitam kuning (bronze) dan warna keemasan
(golden) pada ikan mujair (Tilepie. mossambica).........................
Gambar 4. Pola sisik pada ikan Mas sebagai contoh gen autosom ganda.....
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah genetika fenotipe kualitatif yaitu:
1. Mengetahui apa itu gen autosom tunggal
2. Mengetahui apa itu pewarisan dihibrid
3. Mengetahui apa itu gen autosom ganda atau lebih
BAB II
PEMBAHASAN
Gen C dan gen c' mengendalikan warna hitam dan putih yang bersifat
aditif. Kedua-duanya tidak ada yang dominan, karena itu genetipe Cc'
menghasilkan warna baru yang intermediet dari warna hitam dan putih, yaitu abu-
abu, atau warna yang lain dari warna kedua tentuanya. Ketika tidak ada alel yang
dominan, keduanya berkontribusi sama pada produksi fenotipe secara bertahap
aditif searah, dan fenotipe heterozigot adalah perantara antara dua fenotipe
homozigot. (Laimeheriwa, 2012)
Gambar 2. Warna pada tipe lain atau pigmen normal dan warna merah ungu (pink) pada
ikan nila (Wile tilapie).
Gambar 2 menunjukkan tentang warna pada tipe lain atau pigmen normal
dan warna merah ungu (pink) pada ikan nila (Wile tilapie). Fenotipe ini
dikendalikan oleh gen autozome tunggal yang bersifat dominan lengkap
(sempurna) yang disini disebut sebagai gen B. Gen B menghasilkan warna pigmen
normal, sedangkan gen b yang resesif mengendalikan warna merah ungu (pink).
Karena gen B bersifat dominan lengkap terhadap gen b, maka keturunannya yang
semua bergenotipe Bb adalah fenotipe pigmen normal. Warna merah MUda hanya
akan muncul pada ikan nila homosigot resesif (bb). (Laimeheriwa, 2012)
Gambar 3. Kejadian warna hitam, hitam kuning (bronze) dan warna keemasan (golden)
pada ikan mujair (Tilepie. mossambica)
Gambar 3 memperlihatkan tentang kejadian warna hitam, hitam kuning
(bronze) dan warna keemasan (golden) pada ikan mujair (Tilepie. mossambica),
Warna ini dikendalikan oleh gen autosom tunggal juga, tapi adalah gen dominan
tidak lengkap yaitu gen G. Karena allel g yang resesif, maka genotype heterosigot
(Gg) menghasilkan warna yang tidak seperti genotipe GG yang berwarna hitam,
tetapi warna hitam kekuningan (Gg). Dan genotipe gg (resesif) menghasilkan
fenottipe keemasan. (Laimeheriwa, 2012)
Misalnya, warna tubuh emas di ikan guppy yang dikendalikan oleh gen
autosom resesif sederhana: Alel G dominan menghasilkan ikan guppy abu-abu
dan alel g resesif menghasilkan ikan guppy emas. (Fajri, dkk, 2015)
Ketika kombinasi spesifik alel dari gen yang berbeda yang diperlukan
untuk produksi fenotip, fenotip dikontrol oleh interaksi gen epistatik. Epistatik
adalah interaksi antara dua lokus menghasilkan variasi pada 9:3:3:1 F2 rasio
fenotipik yang terjadi ketika ada dua gen dominan yang menghasilkan fenotip
yang berbeda. Epistatik terdiri dari epistatik dominan dan epistatik resesif.
Epistatik dominan terjadi ketika alel dominan pada salah satu lokus (lokus
epistatik) menghasilkan fenotip tertentu, terlepas dari genotip pada lokus
kedua,gen kedua dapat mengekspresikan fenotip hanya ketika lokus epistatik
adalah homozigot resesif. Ketika itu terjadi, gen kedua dapat menghasilkan dua
penotipik tambahan. Epistatis dominan menghasilkan 12:3:1 rasio F2 fenotip.
Epistatik resesif terjadi ketika genotip resesif pada salah satu lokus (epistatik
lokus) menekan munculnya fenotip oleh lokus lain. Genoyip pada lokus kedua
hanya dapat muncul ketikaada alel dominan pada epistatis lokus. Resesif epistatis
memproduksi 9:3:4 rasio fenotip. (Fajri, dkk, 2015)
Contoh yang paling populer mengenai gen autosom ganda adalah pola
sisik pada ikan mas. Pola sisik ditentukan oleh interaksi epistatis antara gen S clan
gen N. Gen S adalah gen yang menentukan bahwa ikan rnas itu bersisik penuh
(genotipe SS clan genotipe Ss) ataukah bersisik jarang (genotipe ss). Kemudian
keberadaan sisik itu ditentukan juga oleh gen N. Gen N merupakan gen yang
memodifikasi fenotipe bersisik menjadi kurang atau bahkan telanjang (tanpa sisik
sama sekali). Genotipe pola sisik yang mengandung genotipe NN menyebabkan
genotipe yang letal atau kematian pada fase awal (embrio atau larva), misalnya
genotipe SS, NN, Ss NN, ss, NN. Selanjutnya genotipe Nn merubah fenotipe pola
sisik menjadi pola sisik garis yaitu genotipe SS, Nn, Ss, Nn. Genotipe Nn
merubah pola sisik jarang/menyebar (ss, nn) menjadi pola tanpa sisik sama sekali
(nude, leather) yaitu genotipe ss, Nn. Dalam bentuk gambar untuk genotipe-
genotipe tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. (Apriani, 2018)
Gambar 4. Pola sisik pada ikan Mas sebagai contoh gen autosome ganda
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apriani, Destri. 2018. Pengaruh Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual &
Intelektual) Menggunakan Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa Kwla XII Di SMA Negeri 1 Lawang Wetan Musi
Banyuasin. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. UIN Raden Fatah. Palembang
Ayala, F. and J.A. Kiger. 1984. Modern Genetics. The Benjamin Cummings,
Menlo Park. 923 p. (tidak ada)
Fajri. A. dkk. 2015. Persilangan Dihibrid. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Padjadjaran. Sumedang
Falconer, D.S. 1981. Introduction to quantitative genetics. John Wiley and Sons,
438 p. (tidak ada)
King, R.C. and W.D. Stansfield. 2002. A dictionary of genetics. 6th Ed.. Oxford
University Press Inc., New York. 530 p.
Stansfield, W.D. 1989. Schum’s outline of genetics. McGraw-Hill, New York. 392
p.
Strickberger, M.W. 1985. Genetics. Macmillan Publisher Co. Inc, New York.
Tave, D. 1993. Genetics for fish hatchery managers. Van Nostrand Reinhold,
New York. 415 p.
Wijayanto, Dwi Agus. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensi Dalam
Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan Dengan Dua Sifat Beda.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Jember. Jember