Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

GENETIKA FENOTIP KUALITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika Ikan

Disusun Oleh:

Rafhadian Arif Koesoemadinata 230110200152

Louise David Haganta 230110200171

Tsabit Atsaris Sujud 230110200185

Jeni Gina Syifa 230110200188

Irvan Nur Rokhim 230110200197

Rio Fito Pardamean Siahaan 230110200203

Kelompok 1/ Perikanan C

PROGRAM STUDI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
mata kuliah Genetika Ikan tepat waktu.
Penulisan makalah berjudul “Genetika Fenotip Kualitatif” dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang
genetika ikan ini dapat menjadi referensi. Selain itu, kami juga berharap agar
pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis
menyadari makalah bertema ilmiah ini masih memerlukan penyempurnaan,
terutama pada bagian isi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
dengan judul “Genetika Fenotip Kualitatif” ini dapat bermanfaat.

Jatinangor, September 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ .................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... .................

1.1 Latar Belakang .....................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................

2.1 Gen Autosom Tunggal ..........................................................................


2.2 Pewarisan Dihibrid ...............................................................................
2.3 Gen Autosomal Ganda Atau Lebih .......................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Contoh Fenotipe Kualitatif yang dikendalikan oleh gen autosom


tunggal........................................................................................

Gambar 2. Warna pada tipe lain atau pigmen normal dan warna merah ungu
(pink) pada ikan nila (Wile tilapie) .............................................

Gambar 3. Kejadian warna hitam, hitam kuning (bronze) dan warna keemasan
(golden) pada ikan mujair (Tilepie. mossambica).........................
Gambar 4. Pola sisik pada ikan Mas sebagai contoh gen autosom ganda.....
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang gen , yaitu faktor yang
menentukan sifat-sifat suatu organisme. Proses kehidupan secara biologi
merupakan proses metabolisme yang berlangsung di dalam sel. Penentuan sifat
organisme dilakukan oleh gen melalui pengendalian reaksi-reaksi kimia yang
menyusun suatu lintasan metabolisme. Di dalam genetika dipelajari struktur,
proses pembentukan dan pewarisan gen serta mekanisme ekspresinya dalam
pengendalian sifat organisme. (Mustami, 2013)
Pengertian fenotip mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari
suatu organisasi. Pada tingkat organisme, fenotipe adalah sesuatu yang dapat
dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat atau karakter. Fenotip ditentukan sebagian
oleh genotipe individu, sebagian oleh lingkungan tempat individu itu hidup,
waktu, dan sejumlah sifat, interaksi antara genotipe dan lingkungan. Waktu
biasanya digolongkan sebagai aspek lingkungan (hidup) pula. Iden ini biasa
ditulis sebagai P=G+E+GE,. Dengan P berarti fenotip, G berarti genotip, E berarti
lingkungan, dan GE berarti interaksi antara genotipe dan lingkungan bersama-
sama (yang berbeda dari pengaruh G dan E sendiri-sendiri). Fenotip ada 2 yaitu
fenotip kualitatif dan fenotip kuantitatif. Fenotipe kualitatif adalah sifat-sifat yang
dikendalikan hanya oleh satu atau beberapa gen saja, yaitu seperti warna, pola
sisik, dan jenis kelamin. Fenotipe kualitatif adalah fenotipe sifat-sifat yang
menyatukan orang dengan variasi genetika. Fenotipe kualitatif ikan yang baik
mengungkapkan satu fenotipe atau lebih. Fenotipe kuantitatif adalah fenotipe
yang diukur, seperti panjang dan berat. Fenotipe yang bersifat kuantitatif,
seringkali diatur oleh banyak gen. Cabang genetika yang membahas sifat-sifat
dengan tabiat seperti ini dikenal sebagai genetika kuantitatif. Genetika merupakan
ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari individu induk kepada keturunannya.
(Mustami, 2013)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penyusunan makalah genetika fenotipe kualitatif
yaitu:
1. Apa itu gen autosom tunggal?
2. Apa itu pewarisan dihibrid?
3. Apa gen autosom ganda atau lebih?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah genetika fenotipe kualitatif yaitu:
1. Mengetahui apa itu gen autosom tunggal
2. Mengetahui apa itu pewarisan dihibrid
3. Mengetahui apa itu gen autosom ganda atau lebih
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gen Autosom Tunggal


Autosom adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom.
Gen pada autosom mempunyai dua macam yaitu dominan dan resesif. Karena
jantan dan betina mempunyai autosom yang sama, maka sifat keturunan yang
ditentukan oleh gen autosomal dapat ditemukan pada jantan maupun betina. Pada
pewarisan autosomal suatu keturunan akan mewarisi satu gen dari pasangan gen
induknya. Besarnya peluang suatu keturunan mendapatkan warisan satu gen dari
pasangan gen salah satu induknya adalah sama. Jika suatu induk memiliki genotip
Aa maka peluang keturunannya mewarisi gen A sama dengan peluang
keturunannya mewarisi gen a. Jadi, jika induk pertama bergenotip Aa dan induk
kedua bergenotip Aa maka genotip keturunan yang mungkin terjadi adalah AA,
Aa, dan aa. (Wijayanto, 2013)
Gambar 1 menunjukkan contoh fenotipe kualitatif yang dikendalikan oleh
gen autosom tunggal. Contoh yang paling umum untuk fenotipe ini adalah 3
warna pada ikan konsumsi atau ikan hias (kecuali ikan koi). Gambar 1
menunjukkan bahwa gen A mengendalikan warna hitam yang bersifat dominan
lengkap, sedangkan gen x yang menentukan warna putih sebagai gen yang positif.
Dominasi terjadi ketika satu alel diekspresikan lebih kuat dari yang lain. Alel
yang diekspresikan lebih kuat disebut alel dominan, sedangkan yang lainnya
disebut alel resesif. Fenotipe yang dikendalikan oleh alel dominan disebut
fenotipe dominan, sedangkan yang dikendalikan oleh alel resesif disebut fenotipe
resesif. Gen yang memiliki gen dominan yang lengkap menghasilkan tiga
genotipe tetapi hanya dua fenotipe. Dengan demikian bila ikan dengan genotipe
AA tersebut dikawinkan dengan ikan genotipe aa, keturunnya adalah semua
berwarna hitam dengan genotipe Act (heterozigot). (Laimeheriwa, 2012)
Gambar 1. Contoh Fenotipe Kualitatif yang dikendalikan oleh gen autosom
tunggal

Pada gen B (genetipe B hitam) yang disini dikatakan sebagai bersifat


dominan tidak lengkap, bila dikawinkan dengan ikan memiliki gen b (genotipe bb,
resesif), maka keturunannya adalah bergenotif Bb yang berwarna agak hitam
(warna hitam Bb lebih lernah dari warna hitam genotipe BB). Bentuk lain
dominasi terjadi ketika alel dominan menyatakan dirinya lebih kuat daripada alel
resesif, tetapi tidak cukup kuat untuk membuat fenotipe yang heterogen yang
sama dengan fenotipe yang homozigot dominan. Jenis dominasi ini disebut
dominasi tidak lengkap. Gen yang memiliki gen dominan yang tidak lengkap
menghasilkan tiga genotipe dan tiga fenotipe, suatu fenotipe terpisah untuk setiap
jenis genotipe. (Laimeheriwa, 2012)

Gen C dan gen c' mengendalikan warna hitam dan putih yang bersifat
aditif. Kedua-duanya tidak ada yang dominan, karena itu genetipe Cc'
menghasilkan warna baru yang intermediet dari warna hitam dan putih, yaitu abu-
abu, atau warna yang lain dari warna kedua tentuanya. Ketika tidak ada alel yang
dominan, keduanya berkontribusi sama pada produksi fenotipe secara bertahap
aditif searah, dan fenotipe heterozigot adalah perantara antara dua fenotipe
homozigot. (Laimeheriwa, 2012)

Gambar 2. Warna pada tipe lain atau pigmen normal dan warna merah ungu (pink) pada
ikan nila (Wile tilapie).
Gambar 2 menunjukkan tentang warna pada tipe lain atau pigmen normal
dan warna merah ungu (pink) pada ikan nila (Wile tilapie). Fenotipe ini
dikendalikan oleh gen autozome tunggal yang bersifat dominan lengkap
(sempurna) yang disini disebut sebagai gen B. Gen B menghasilkan warna pigmen
normal, sedangkan gen b yang resesif mengendalikan warna merah ungu (pink).
Karena gen B bersifat dominan lengkap terhadap gen b, maka keturunannya yang
semua bergenotipe Bb adalah fenotipe pigmen normal. Warna merah MUda hanya
akan muncul pada ikan nila homosigot resesif (bb). (Laimeheriwa, 2012)
Gambar 3. Kejadian warna hitam, hitam kuning (bronze) dan warna keemasan (golden)
pada ikan mujair (Tilepie. mossambica)
Gambar 3 memperlihatkan tentang kejadian warna hitam, hitam kuning
(bronze) dan warna keemasan (golden) pada ikan mujair (Tilepie. mossambica),
Warna ini dikendalikan oleh gen autosom tunggal juga, tapi adalah gen dominan
tidak lengkap yaitu gen G. Karena allel g yang resesif, maka genotype heterosigot
(Gg) menghasilkan warna yang tidak seperti genotipe GG yang berwarna hitam,
tetapi warna hitam kekuningan (Gg). Dan genotipe gg (resesif) menghasilkan
fenottipe keemasan. (Laimeheriwa, 2012)

2.2 Pewarisan Dihibrid


Persilangan dihibrid adalah persilangan yang melibatkan dua macam alel
yang mempengaruhi fenotip berbeda. Ketika dua atau lebih gen diwariskan secara
bebas dan setiap gen mengendalikan fenotip yang berbeda , lebih memudahkan
bekerja dengan fenotip yang berbeda untuk memahami dan mengeksploitasi
genetika baik ketika fenotip diambil secara terpisah atau ketika mereka diambil
dalam kombinasi. Karena setiap gen diwariskan secara bebas, masing-masing
fenotip juga mewarisi bebas. Sebagai hasilnya, frekuensi dan probabilitas untuk
terjadinya stimultan kombinasi spesifik dari fenotip dan genotip tidak lebih dari
produk dari frekuensi dan probabilitas dari kejadian untuk setiap fenotip dan
genotip yang diambil secara bebas. (Fajri, dkk, 2015)

Misalnya, warna tubuh emas di ikan guppy yang dikendalikan oleh gen
autosom resesif sederhana: Alel G dominan menghasilkan ikan guppy abu-abu
dan alel g resesif menghasilkan ikan guppy emas. (Fajri, dkk, 2015)

2.3 Gen Autosom Ganda atau Lebih


Banyak fenotip dikendalikan oleh kombinasi dari dua atau lebih
gen, dan tidak ada gen tunggal saja yang akan menghasilkan fenotip tersebut.
Ketika dua atau lebih gen mengendalikan fenotip , salah satu dari dua
kemungkinan cara interaksi gen ini berupa interaksi aditif atau interaksi epistatik.
(Fajri, dkk, 2015)

Ketika kombinasi spesifik alel dari gen yang berbeda yang diperlukan
untuk produksi fenotip, fenotip dikontrol oleh interaksi gen epistatik. Epistatik
adalah interaksi antara dua lokus menghasilkan variasi pada 9:3:3:1 F2 rasio
fenotipik yang terjadi ketika ada dua gen dominan yang menghasilkan fenotip
yang berbeda. Epistatik terdiri dari epistatik dominan dan epistatik resesif.
Epistatik dominan terjadi ketika alel dominan pada salah satu lokus (lokus
epistatik) menghasilkan fenotip tertentu, terlepas dari genotip pada lokus
kedua,gen kedua dapat mengekspresikan fenotip hanya ketika lokus epistatik
adalah homozigot resesif. Ketika itu terjadi, gen kedua dapat menghasilkan dua
penotipik tambahan. Epistatis dominan menghasilkan 12:3:1 rasio F2 fenotip.
Epistatik resesif terjadi ketika genotip resesif pada salah satu lokus (epistatik
lokus) menekan munculnya fenotip oleh lokus lain. Genoyip pada lokus kedua
hanya dapat muncul ketikaada alel dominan pada epistatis lokus. Resesif epistatis
memproduksi 9:3:4 rasio fenotip. (Fajri, dkk, 2015)
Contoh yang paling populer mengenai gen autosom ganda adalah pola
sisik pada ikan mas. Pola sisik ditentukan oleh interaksi epistatis antara gen S clan
gen N. Gen S adalah gen yang menentukan bahwa ikan rnas itu bersisik penuh
(genotipe SS clan genotipe Ss) ataukah bersisik jarang (genotipe ss). Kemudian
keberadaan sisik itu ditentukan juga oleh gen N. Gen N merupakan gen yang
memodifikasi fenotipe bersisik menjadi kurang atau bahkan telanjang (tanpa sisik
sama sekali). Genotipe pola sisik yang mengandung genotipe NN menyebabkan
genotipe yang letal atau kematian pada fase awal (embrio atau larva), misalnya
genotipe SS, NN, Ss NN, ss, NN. Selanjutnya genotipe Nn merubah fenotipe pola
sisik menjadi pola sisik garis yaitu genotipe SS, Nn, Ss, Nn. Genotipe Nn
merubah pola sisik jarang/menyebar (ss, nn) menjadi pola tanpa sisik sama sekali
(nude, leather) yaitu genotipe ss, Nn. Dalam bentuk gambar untuk genotipe-
genotipe tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. (Apriani, 2018)

Gambar 4. Pola sisik pada ikan Mas sebagai contoh gen autosome ganda
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Autosom adalah sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom. Gen
pada autosom mempunyai dua macam yaitu dominan dan resesif.
2. Dominasi terjadi ketika satu alel diekspresikan lebih kuat dari yang lain. Alel
yang diekspresikan lebih kuat disebut alel dominan, sedangkan yang lainnya
disebut alel resesif. Fenotipe yang dikendalikan oleh alel dominan disebut
fenotipe dominan, sedangkan yang dikendalikan oleh alel resesif disebut
fenotipe resesif. Gen yang memiliki gen dominan yang lengkap menghasilkan
tiga genotipe tetapi hanya dua fenotipe.
3. Ketika alel dominan menyatakan dirinya lebih kuat daripada alel resesif, tetapi
tidak cukup kuat untuk membuat fenotipe yang heterogen yang sama dengan
fenotipe yang homozigot dominan. Jenis dominasi ini disebut dominasi tidak
lengkap yang menghasilkan tiga genotipe dan tiga fenotipe, suatu fenotipe
terpisah untuk setiap jenis genotipe.
4. Ketika tidak ada alel yang dominan, keduanya berkontribusi sama pada
produksi fenotipe secara bertahap aditif searah, dan fenotipe heterozigot adalah
perantara antara dua fenotipe homozigot.
5. Persilangan dihibrid adalah persilangan yang melibatkan dua macam alel yang
mempengaruhi fenotip berbeda.
6. Epistatik adalah interaksi antara dua lokus menghasilkan variasi pada 9:3:3:1
F2 rasio fenotipik yang terjadi ketika ada dua gen dominan yang menghasilkan
fenotip yang berbeda.
3.2 Saran
Sebaiknya makalah ini dapat dibaca dengan baik dan dimanfaatkan sebaik
mungkin, jika dalam makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi isi ataupun
penulisan maka pembaca dapat membantu penulis untuk memperbaiki makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, Destri. 2018. Pengaruh Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual &
Intelektual) Menggunakan Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa Kwla XII Di SMA Negeri 1 Lawang Wetan Musi
Banyuasin. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. UIN Raden Fatah. Palembang

Ayala, F. and J.A. Kiger. 1984. Modern Genetics. The Benjamin Cummings,
Menlo Park. 923 p. (tidak ada)

Fajri. A. dkk. 2015. Persilangan Dihibrid. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Padjadjaran. Sumedang

Falconer, D.S. 1981. Introduction to quantitative genetics. John Wiley and Sons,
438 p. (tidak ada)

King, R.C. and W.D. Stansfield. 2002. A dictionary of genetics. 6th Ed.. Oxford
University Press Inc., New York. 530 p.

Laimeheriwa, Brury Melky. 2012. Pedoman Pengkajian Fenotip Kualitatif Dalam


Pembenihan Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan. Universitas
Pattimura

Mustami, M. Khalifah. 2013. Genetika. Universitas Islam Negeri Alauddin.


Makassar

Ryman, N. and F. Utter (Eds.). 1987. Population genetics anf fishery


management. University of Washington Press, Seatlle. 420 p. (ada)

Stansfield, W.D. 1989. Schum’s outline of genetics. McGraw-Hill, New York. 392
p.

Strickberger, M.W. 1985. Genetics. Macmillan Publisher Co. Inc, New York.

Tave, D. 1993. Genetics for fish hatchery managers. Van Nostrand Reinhold,
New York. 415 p.
Wijayanto, Dwi Agus. 2013. Penerapan Model Persamaan Diferensi Dalam
Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan Dengan Dua Sifat Beda.
Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Jember. Jember

Anda mungkin juga menyukai