Indonesia (BPUPKI), 1 Juni 1945. Ketuhanan juga merupakan prinsip yang diusulkan
oleh hampir semua anggota BPUPKI yang beragam, khususnya golongan agama.
Namun sila Ketuhanan ini mengandung sejarah perdebatan yang cukup panjang.
Golongan Islam tentu saja menawarkan konsep Ketuhanan yang lebih konkret dan
spesifik, yakni Ketuhanan dan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
utama memilih Presiden dan Wakil Presiden dan mengesahkan rancangan Hukum Dasar
Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari
Inti dari pertemuan tersebut adalah, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan
agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata "Ketuhanan" yang berbunyi
Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari
1
Rina Nurjanah, 2017, Asal Mula Sila Ketuhanan yang Maha Esa, https://kumparan.com/rina-
nurjanah/asal-mula-sila-Ketuhanan-yang-maha-esa, diakses pada tanggal 5 Desember 2017 pukul 11.03
WIT.
1
Indonesia yang baru saja diproklamasikan, hal tersebut karena mayoritas penduduk di
Usul kemudian disampaikan oleh Muh. Hatta pada sidang pleno PPKI,
khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada K. H. Wakhid
Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta kemudian berusaha
meyakinkan tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 2 Meski terjadi
perdebatan terkait 7 kata (“dengan menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya”)
yang diusulkan untuk dilekatkan pada prinsip Ketuhanan, namun akhirnya terpilihlah
redaksional “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang nantinya ada sebagai sila pertama. 3
Indonesia terdapat berbagai agama dengan ajarannya masing-masing. Selain itu, setiap
agama yang ada di Indonesia, bahkan dunia ini meyakini adanya Tuhan yang mulia,
Contohnya bagi umat muslim, kalimat Syahdat yang pertama “Asyhadu alla ilaha
illallah” mengakui adanya Tuhan, yakni Allah, dan menyatakan bahwa umat Muslim
dilepaspisahkan dari ajaran-ajaran agama. Karena sejatinya, sila ini juga mengatur
hubungan bangsa dengan Tuhan. Dalam ajaran Kristen, doa Bapakami, (Matius 6:10)
2
NN, 2015, Sejarah Pembentukan Pancasila sebagai Dasar Negara,
http://www.markijar.com/2015/11/sejarah-pembentukan-pancasila-sebagai.html, diakses pada tanggal 5
Desember 2017 pukul 12.38 WIT.
3
Rina Nurjanah, 2017, Asal Mula Sila Ketuhanan yang Maha Esa, https://kumparan.com/rina-
nurjanah/asal-mula-sila-Ketuhanan-yang-maha-esa, diakses pada tanggal 5 Desember 2017 pukul 11.03
WIT.
2
“datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di sorga”. Kehendak
Tuhan yang diajarkan dalam ajaran-ajaran agama haruslah diterapkan dalam kehidupan
kita sehari-hari.
berhasil mengamalkan sila pertama. Hal ini dikarenakan masih maraknya pelanggaran
hukum dan kejahatan dimana-mana, baik dalam lingkungan masyarakat, bangsa, bahkan
keluarga. Dalam lingkungan keluarga, contohnya kasus ayah perkosa anak yang baru-
baru ini terjadi di Ambon4. Tidak ada agama yang mengajarkan hal buruk termasuk
melanggar hukum. Hal buruk (kasus-kasus) itu terjadi apabila manusia (dalam hal ini
bangsa Indonesia) tidak dapat mengamalkan nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa”, ajaran
Dalam agama Hindu terdapat keyakinan bahwa ada "sesuatu yang sejati" dalam
tiap individu yang disebut atman, sifatnya abadi atau tidak terhancurkan, dalam
pengertian, atman adalah percikan dari Brahman5. Artinya, dalam diri manusia ada
“sesuatu” yang baik dan merupakan karunia dari Tuhan dan akan terus ada dan tak
Nirwana merupakan konsep utama dalam agama Buddha dan merupakan tujuan
akhir yang hendak dicapai semua umat Buddha. Saat mencapai nirwana, seseorang akan
mencapai keadaan damai yang sempurna. Apabila bangsa Indonesia sudah benar-benar
bisa memahami dan mengamalkan sila pertama, tentunya kejahatan dan pelanggaran
4
Redaksi Intim News, 2017, Ini Motif Ayah Kandung Perkosa Bocah 8 Tahun di Ambon,
http://intim.news/2017/10/ini-motif-ayah-kandung-perkosa-bocah-8-tahun-di-ambon/, diakses pada
tanggal 5 Desember 2017 pukul 13.42 WIT.
5
McClean, 1994, Atman dan Jiwa, https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu#CITEREFMcClean1994,
diakses pada tanggal 5 Desember 2017 pukul 14.12 WIT.
3
hukum tidak akan terjadi lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, rasa
Oleh karena itu, Ketuhanan Yang Maha Esa dalam sila pertama bukan berarti
Tuhan yang hanya satu (Esa) saja, namun juga bagaimana sifat-sifat luhur mulia dari
Tuhan harus bangsa Indonesia amalkan dan ikuti dalam kehidupannya. Biarlah gaya
hidup kita menjadi pencerminan dari agama kita. Dalam artian bila gaya hidup,
berbangsa, dan bernegara kita tidak benar, bukan berarti agama kita yang salah atau
jahat. Namun, kita yang belum berhasil mengamalkan nilai-nilai agama, sebab tidak ada
Tidak ada manusia yang diciptakan jahat di dunia ini, tidak ada yang diciptakan
untuk melanggar hukum. Jika bangsa Indonesia benar-benar dan berhasil menjalankan
yang percaya kepada Tuhan, tentunya ia sudah berhasil mengamalkan arti “Ketuhanan
Yang Maha Esa” dalam hidupnya. Maka, negara kita akan damai, tercipta rasa
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, musyawarah mufakat, dan keadilan.
Bisa dikatakan inti dari sila-sila Pancasila ada pada sila pertama, “Ketuhanan Yang
Maha Esa.”
4
DAFTAR PUSTAKA
1. Rina Nurjanah, 2017, Asal Mula Sila Ketuhanan yang Maha Esa,
https://kumparan.com/rina-nurjanah/asal-mula-sila-Ketuhanan-yang-maha-esa,
http://www.markijar.com/2015/11/sejarah-pembentukan-pancasila-sebagai.html,
3. Redaksi Intim News, 2017, Ini Motif Ayah Kandung Perkosa Bocah 8 Tahun di
Ambon, http://intim.news/2017/10/ini-motif-ayah-kandung-perkosa-bocah-8-tahun-