Anda di halaman 1dari 2

Eksistensi Bahasa Indonesia di ASEAN

Bahasa merupakan salah satu produk komunikasi yang memungkinkan manusia


untuk berinteraksi satu sama lain baik secara verbal maupun non-verbal. Bahasa sangatlah
erat hubungannya bagi peradaban manusia karena dengan bahasa, manusia dapat menjalin
komunikasi sehingga dapat membentuk peradaban yang maju, dan menjalin kerjasama
diberbagai bidang yakni dalam perdagangan, perekonomian, pendidikan maupun politik
lewat kesepahaman bahasa. Dalam berinteraksi verbal dengan manusia lain, tentu
memerlukan kesepahaman bahasa yang sama agar memudahkan dalam berkomunikasi
sebagaimana bahasa Indonesia sebagai salah satu upaya untuk menyatukan persepsi di
tengah keberagaman bahasa daerah yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, bahasa
Indonesia merupakan produk budaya hasil dari sejarah panjang para pendahulu dan nenek
moyang bangsa. Lewat perjuangannya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai salah satu alat
pemersatu bangsa dan bahasa nasional sehingga wajib digunakan sebagai bahasa
pengantar dalam konteks pendidikan, politik, dan forum formal lainnya.
Saat ini, bahasa Indonesia semakin berkembang dan tidak hanya dijadikan sebagai
bahasa nasional saja. Menurut undang-undang No. 24 Tahun 2009 pasal 44, telah
dijelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia
menjadi salah satu bahasa internasional. Melihat optimisme pemerintah tentunya perlu
dukungan dari seluruh elemen masyarakyat untuk turut menginternasionalisasikan bahasa
Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengutamakan peranan bahasa itu sendiri dengan
cara-cara sederhana seperti mengedepankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah yang telah dibakukan agar bahasa Indonesia bisa harum di
tanahnya sendiri sebelum go internasional. Akan tetapi dalam upaya
menginternasionalkan bahasa Indonesia, kita harus tahu terlebih dahulu sudah sejauh
mana bahasa Indonesia berkembang dan dikenal di kancah internasional dan seberapa
besar potensi bahasa Indonesia untuk menjadi salah satu bahasa internasional bahkan
pada sektor organisasi internasional terkecil seperti di lingkungan ASEAN.
Di luar negeri, perkembangan bahasa Indonesia kian meningkat, semakin banyak
lembaga pendidikan yang membuka program bahasa Indonesia sebagai program studi
resmi. Wahya (Widodo, 2019) memaparkan bahwa “Saat ini sudah banyak perguruan
tinggi atau lembaga pendidikan (219 lembaga di 74 negara), baik di dalam negeri maupun
di luar negeri, yang menyelenggarakan BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)”.
Sementara itu, bahasa Indonesia di Asia Tenggara, khususnya, merupakan bahasa yang
paling banyak digunakan. Sebagaimana yang pernah disebutkan oleh Goddard (2005)
“Persebaran bahasa di Asia Tenggara, yaitu bahasa Indonesia dan Malaysia (disebut
Malay) sebanyak 200 juta, bahasa Jawa 75 juta, bahasa Sunda 30 juta, bahasa Tagalog 50
juta dan sisanya bahasa yang lain”. Banyaknya pengguna bahasa Indonesia membuka
peluang sebagai lingua franca atau bahasa pengantar antar negara yang di gunakan
masyarakat ASEAN.
Selain pengguna bahasa Indonesia yang sangat banyak apabila dilihat dari
sejarahnya, bahasa Indonesia merupakan perkembangan dari bahasa melayu yang
digunakan di Malaysia, Bruney, Singapore dan tidak sedikit digunakan di negara ASEAN
lainnya sehingga pengucapan antara bahasa melayu dan bahasa Indonesia tidak jauh
berbeda bahkan banyak sekali kesamaan. Bahasa Indonesia juga memiliki kelebihan
seperti penggunaan huruf latin yang menjadikan bahasa Indonesia sangat mudah
dipelajari karena pelafalannya yang sama dengan hurufnya. Hal ini akan sangat membuka
potensi bahasa Indonesia untuk membaur bersama masyarakat ASEAN dan menjadi
bahasa resmi ASEAN. Kekayaan dan sumber daya alam yang sangat melimpah di
Indonesia dapat menjadi nilai lebih bagi Indonesia dan seharusnya bisa menjadi salah satu
faktor dalam upaya peningkatan eksistensi bahasa indonesia, karena dapat menarik
banyak sekali orang asing untuk datang ke Indonesia baik untuk berwisata, berbisnis
ataupun untuk menjalin hubungan politik, sehingga, bahasa Indonesia sudah menjadi
suatu kebutuhan untuk menjalin sebuah komunikasi di lingkungan ASEAN. Apabila
bahasa Indonesia menjadi primadona di ASEAN tentunya akan sangat menguntungkan
bagi Indonesia. Hal ini akan memperkuat hubungan diplomasi Indonesia dengan negara-
negara anggota ASEAN karena adanya rasa bangga dan juga penghargaan berupa
penggunaan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh negara anggota ASEAN. Tidak hanya
itu, keuntungan juga akan di dapat pada sektor industri hiburan, perdagangan, pendidikan
dan lain-lain karena kemudahan komunikasi antar berbagai pihak yang akan
memudahkan segala aktivitas tanpa terkendala bahasa. Lewat pendekatan bahasa, budaya
Indonesia pun akan dengan mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat ASEAN
sehingga pengenalan dan pemahaman akan Indonesia sendiri dapat dengan mudah masuk
ke negara-negara di ASEAN. Dalam konteks ini bukan berarti mengindonesiakan negara
ASEAN akan tetatapi diharapkan negara-negara ASEAN dapat berinteraksi
menyesuaikan dengan budaya-budaya yang ada di Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia secara maksimal pada forum internasional
merupakan upaya yang sangat masif dan juga sangat efektif agar bahasa Indonesia dapat
lebih eksis di dunia internasional. Dalam perjalanan bilateralnya, Tokoh nasional atau
pejabat negara seharusnya menggunakan bahasa Indonesia dalam kesempatan pidatonya
pada forum internasional. Hal tersebut sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 pasal 28 yang menjelaskan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang disampaikan di
dalam atau di luar negeri. Hal ini akan menunjukan superioritas Indonesia, menambah
kepercayaan diri dan kebanggaan bagi suatu bangsa terhadap bahasa nasional yang
dijunjung. Tak hanya pejabat negara, para pemuda yang menjadi delegasi Indonesia pun
sebaiknya dengan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
apabila tidak ada ketentuan bahasa yang digunakan dalam forum yang tengah diikuti
karena hal tersebut akan membuat bahasa Indonesia semakin dikenal dan meningkatkan
eksistensi bahasa Indonesia.
Banyak sekali keuntungan yang akan didapatkan Indonesia apabila bahasa
Indonesia populer di tengah masyarakat ASEAN. mulai dari keuntungan bilateral, hingga
keuntungan pada sektor perekonomian. Besar sekali potensi bahasa Indonesia mejadi
bahasa pengantar di ASEAN karena sudah banyak sekali faktor-faktor yang mendukung,
peningkatan eksistensi bahasa Indonesia harus terus dilakukan dengan berbagai upaya
sehingga persebaran bahasa Indonesia akan semakin cepat. Hal itu tentunya perlu
didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan mengutamakan penggunaan bahasa
Indonesia diberbagai kesempatan dengan penguasaan bahasa asing agar negara Indonesia
dipandang sebagai negara yang besar dan mampu berdaya saing di kancah internasional.
Apabila eksistensi bahasa indonesia dapat diperhitungkan di Asia Tenggara maka
kesempatan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa internasional semakin terbuka
lebar.

Anda mungkin juga menyukai