Anda di halaman 1dari 2

Kedudukan dan kesempatan bahasa Indonesia

menjadi bahasa internasional

Nama : Matthew Nicholas Adriell

NIM : 2602075932

Bahasa Indonesia menjadi kebutuhan Seiring perkembangan zaman


kedudukan Bahasa Indonesia lambat laun mengalami pergeseran. Situasi global
seperti pandemi Covid-19 pun turut berpengaruh terhadap perkembangan Bahasa
Indonesia, dengan adanya pandemi yang membuat semuanya serba online membuat
bahasa Indonesia akan lebih mudah dikenal kepada dunia luar lagi melalui internet.

Bahasa Indonesia mencerdaskan kehidupan bangsa dan kita semua sudah


mengakui pentingnya peranan bahasa Indonesia. Dalam perjalanan kehidupan bangsa,
bahasa Indonesia telah terbukti membawa bangsa Indonesia ini pada kemajuan
peradaban. Lahirnya organisasi perjuangan kemerdekaan, Boedi Oetomo pada 20 Mei
1908 mampu menumbuhkan kesadaran beroganisasi dalam memperjuangkan
kemerdekaan. Sejak itu lahirlah organisasi-organisasi perjuangan kemerdekaan di
wilayah Nusantara ini. Pada masa itu bahasa Melayu (yang menurut identifikasi
kalangan ahli adalah bahasa Melayu Pasar) berperan dalam konsolidasi internal
organisasi ataupun dalam membangun sinergi antarorganisasi menyusun kekuatan
melawan penjajahan menuju kemerdekaan. Pada sisi lain, penerbitan bacaan rakyat
dalam bahasa Melayu dan penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan telah
mendorong para pejuang kemerdekaan mencetuskan pernyataan sikap politik
pengakuan terhadap tanah air, bangsa, dan bahasa persatuan pada 28 Oktober 1928
yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Pada saat itu nama bahasa Indonesia
dicetuskan dan ditetapkan menjadi bahasa nasional atau bahasa kebangsaan.

Penguatan posisi dan peran bahasa Indonesia di tanah air sebesar-besarnya


merupakan modal untuk meningkatkan peran dan aktivitas bahasa Indonesia di dunia
internasional atau global. Namun demikian, bukan berarti untuk meningkatkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa internasional, terlebih dahulu kita harus menunggu posisi
dan peran bahasa Indonesia secara maksimal di tanah air. Penguatan peran dalam
negeri dan penambahan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional harus
dilakukan secara bersamaan, karena kita tidak bisa menunggu lama. Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2009 yang mewajibkan penguatan fungsi bahasa Indonesia sebagai
bahasa internasional, kini telah berlaku selama 13 tahun. Belum lagi upaya negara-
negara “bersaing” di Malaysia yang gencar memperjuangkan bahasa Melayu menjadi
bahasa global dan bahasa resmi kedua (setelah Inggris) di kawasan ASEAN. Seperti
yang dikatakan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob yang baru-
baru ini menginginkan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi di kawasan ASEAN
bahkan meminta dukungan Presiden Jokowi untuk mengukuhkan niat tersebut.

Soal keyakinan bahwa bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional dan
layak menjadi bahasa resmi ASEAN, sebagaimana dikemukakan di atas, adalah
wajar. Keyakinan ini bukan hanya angan-angan karena merupakan bahasa modern
dan ilmiah dengan sifat fleksibel dan saat ini terdapat 280 juta penutur bahasa
Indonesia di dunia. Mengutip dari situs Badan Pengembangan Bahasa, jumlah
penutur bahasa Indonesia saat ini ada 269 juta di Indonesia, 2 juta di Amerika dan
Eropa, 2, juta di Asia-Pasifik dan 5,2 juta di Asia Tenggara. Yang menggembirakan,
jumlah mahasiswa BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) saat ini sebanyak
12.8, dan jumlah lembaga pendidikan pelaksana program BIPA di dunia sebanyak 28.
Selain penguatan kerja keras dan diplomasi ke luar negeri, semua capaian itu
mengarah arah bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional harus diperbaiki.

Jadi gerakan penguatan peran bahasa Indonesia di dalam negeri dan sekaligus
internasionalisasi bahasa Indonesia perlu didukung dengan peningkatan penggunaan
bahasa Indonesia secara tepat dan benar dalam berbagai bidang kehidupan di semua
lapisan masyarakat. Promosi ini harus menjadi prioritas agar bahasa ini tetap menjadi
simbol identitas bangsa Indonesia dalam kehidupan global. Gerakan ini juga
merupakan upaya nyata untuk mengakar kuat bahasa Indonesia di tanah Indonesia
sebagai bahasa iptek dan dalam kehidupan masyarakat yang kita cita-citakan sebagai
peradaban modern. Oleh karena itu, kerja keras dan kerjasama antar lembaga bahasa,
seluruh pemerintah, masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan merupakan
langkah strategis untuk memahami keberadaan dan peran bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai