Gambaran Umum Prinsip Dasar Beton Pratekan Kelompok 2 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 36

Gambaran Umum Prinsip

Dasar Beton Pratekan

ARDHI BAYU NUGROHO (170523627067)


ARRY NAUFAL (170523627047)
FARIS AULIA RACHMAN (170523627101)
Gambaran Umum
Prinsip Dasar
Beton Pratekan
Metode Pemberian Gaya
01 Prategang
Sistem Prategang dan Pengangkuran.

Material Beton Prategang


02
Tegangan-tegangan Izin
03 Maksimum
Pendahuluan
Apakah yang dimaksud
dengan beton prategang?
”Merupakan integrasi teknologi bahan beton bertulang dalam
menggabungkan bahan beton mutu tinggi dan baja mutu tinggi untuk
menghasilkan bahan komposit lanjutan yang dapat bekerja secara
efektif merata pada suatu penampang struktur dalam melawan gaya-
gaya dalam baik tekan maupun tarik sama baiknya secara bersamaan”
Perbedaan

Beton Prategang

Beton Bertulang
Beton Prategang

Beton Bertulang
Metode
Pemberian Gaya
Prategang
Metode Pemberian Gaya Prategang

Berdasarkan waktu pemberian

Berdasarkan posisi tendon prategang


Metode
Pemberian Gaya
Prategang Berdasarkan beban yang akan diimbangi oleh gaya
prategang
Berdasarkan Waktu Pemberian

Pratarik Beton prategang dimana tendon prategang ditarik sebelum balok dicor

Beton prategang dimana tendon prategang ditarik sesudah balok dicor


Pascatarik
Berdasarkan Posisi Tendon
Prategang
Prategang
Adalah sistem prategang dimana tendon prategang yang diberikan dipasang didalam beton.
Internal

Adalah sistem prategang dimana tendon prategang yang diberikan dipasang diluar beton. Prategang
Eksternal
Berdasarkan beban yang akan
diimbangi oleh gaya prategang
Prategang
Jika sebuah komponen struktur didesain sehingga pada beban kerja tidak terjadi tegangan tarik
Penuh

Jika dimungkinkan terjadi tegangan tarik pada komponen struktur akibat beban kerja
Prategang
Sebagian
Awesome
Presentation

Sistem Pengangkuran
Sistem Pengangkuran

Freyssinet. Magnel blaton


anchorage system system

Gifford Udall BBRV system


systems

Lee-McCall systems.
Ini terdiri dari sebuah silinder dengan
interior kerucut yang dilalui kabel tarik tinggi
dan menempel pada dinding-dinding yang dililit
oleh sumbat berbentuk kerucut yang dibariskan
secara longitudinal dengan lekukan untuk
menampung kabel-kabel itu.

Keuntungan utama dari sistem ini


adalah bahwa sejumlah besar kabel atau
untaian dapat secara bersamaan dikencangkan
menggunakan dongkrak hidrolik kerja ganda
terdiri dari baja split cone
dan female cone silinder untuk kawat
tarik tinggi bantalan terhadap pelat
baja.
Dalam metode ini, tendon
terdiri dari bar tarik tinggi dengan
diameter bervariasi dari 12 hingga
40mm yang dijalin di ujungnya

Contents
Title
Sistem ini mengadopsi
sandwich plate , steel wedge,
dan plat distribusi untuk
menahan kabel.

Contents
Title
Sistem ini sangat cocok untuk mentransmisikan kekuatan besar.

Tendon BBRV terdiri dari beberapa kabel panjang


paralel high tensile wires, dengan ujung masing-masing berakhir
di kepala kancing.
Material Beton
Prategang
Material Beton Prategang

Kabel/Tendon
Beton Baja Anchor Grouting
Prategang
Beton
Mutu beton minimum untuk :
- 40 MPa untuk batang pratarik
- 30 MPa untuk batang pasca Tarik

Nilai regangan susut sisa total yang dianjurkan :


- 3,0 x 10-4 untuk batang pratarik
- (2,0 x 10-4)/(log t + 2) untuk batang pasca tarik, t adalah umur beton dalam hari

Nilai koefisien rangkak yang merupakan rasio regangan rangkak


ultimate terhadap regangan elastik adalah 2,2 pada pembebanan 7
hari, 1.6 pada 28 hari dan 1.1 bila umur pada pembebanan 1 tahun

Modulus Elastisitas Beton :


4700 f c,
Material Kabel/Tendon Prategang
Anchor

Suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan tendon


kepada komponen struktur beton dalam sistem pasca
tarik, atau suatu alat untuk menjangkangkar tendon
selama proses pengerasan beton dalam sistem pratarik.
Biasanya anchor dirancang untuk menerapkan kekuatan
menekankan awal hingga 80% dari beban maksimum
yang ditentukan karakteristik, dengan kekuatan beton
minimum 28 MPa (silinder) atau 35 MPa (cube).
Mutu dan Komposisi Grouting

Mutu, komposisi dan proporsi bahan untuk


grouting harus memenuhi ketentuan
berikut :
✓Grout harus terdiri dari semen portland dan air atau
semen portland, pasir dan air;
✓Bahan untuk grout : semen portland, air, pasir dan
bahn tambahan yang boleh digunakan, harus
memenuhi ketentuan yang berlaku;
Bahan-tambahan campuran yang boleh
digunakan adalah yang diketahui tidak
memiliki pengaruh buruk terhadap
grout, baja, atau beton. Bahan-
tambahan yang mengandung kalsium
klorida tidak boleh dipergunakan.
Pemilihan Proporsi Grouting
1) proporsi dari bahan untuk grout harus didasarkan pada salah satu
ketentuan berikut :
a) hasil pengujian dari grout yang masih basah dan yang sudah
mengeras yang dilaksanakan sebelum pekerjaan grout dimulai
atau ;
b) rekaman pengalaman sebelumnya dengan bahan dan peralatan
yang serupa dan pada kondisi lapangan yang sebanding.
2) semen yang digunakan untuk pekerjaan harus sesuai dengan pilihan
semen yang digunakan untuk dasar penentuan proporsi grout.
3) Kadar air harus seperlunya cukup untuk menjamin tercapainya
pelaksanaan pemompaan grout yang baik; tetapi nilai rasio berat air-
semen tidak boleh melampaui 0,45
4) Penurunan kemampuan alir grout yang telah tersedia akibat
penundaan pelaksanaan grouting tidak boleh diatasi dengan
menambah air.
Pengadukan dan Pemompaan Grout
1. grout harus diaduk dalam alat yang mampu untuk
mengaduk secara mekanis dan beragitasi dengan
menerus yang dapat mendistribusikan semua bahan
secara merata, dilewatkan saringan, dan dipompa
sedemikian rupa hingga akan memenuhi sepenuhnya
selongsong tendon.
2. Suhu dari komponen struktur pada saat pelaksanaan
grout harus di atas 2oC dan harus dijaga agar tetap di
atas 2oC hinga kubus grout 50 mm yang dirawat di
lapangan mencapai suatu kuat tekan minimum
sebesar 6 MPa.
3. Selama pengadukan dan pemompaan, suhu dari
grout tidak boleh lebih tinggi dari 30oC.
Tegangan-
tegangan Izin
Maksimum
Tegangan-tegangan Izin
Maksimum Menurut ACI
1. Tegangan Beton yang Mengalami Lentur
Tegangan di beton segera setelah transfer prategang tidak boleh melebihi:

a) Tegangan tekan di serat terluar = 0,60 𝑓′𝑐𝑖


b) Tegangan tarik di serat terluar, kecuali yang ditetapkan di (c) = 3 𝑓 ′ 𝑐
c) Tegangan tarik di serat terluar ujung balok yang ditumpu sederhana = 6 𝑓 ′ 𝑐

*Apabila tegangan tarik yang dihitung melebihi, maka diperlukan lekatan tambahan (non prategang atau
prategang) harus digunakan untuk di daerah tarik untuk menahan gaya tarik total yang dihitung dengan
asumsi dengan asumsi penampang tak retak.

Tegangan-Tegangan Izin Maksimum menurut ACI


Tegangan di beton pada kondisi beban bekerja tidak boleh melebihi:

a) Tegangan tekan di serat terluar akibat prategang ditambah beban tetap = 0,45 𝑓 ′ 𝑐𝑖
b) Tegangan tekan di serat terluar,akibat prategang ditambah beban total = 0,60 𝑓 ′ 𝑐
c) Tegangan tarik di serat terluar pada daerah tarik yang semula tekan = 6 𝑓 ′ 𝑐
d) Tegangan tarik di serat terluar pada daerah tarik yang semula juga tarik pada komponen
struktur (kecuali slab dua arah), dimana analisis yang didasarkan atas penampang retak
tertransformasi dan atas hubungan momen defleksi bilinier menunjukkan bahwa defleksi
segera dan jangka panjang memenuhi persyaratan ACI dan persyaratan selimut beton
minimum = 12 𝑓 ′ 𝑐

Tegangan-Tegangan Izin Maksimum menurut ACI


2. Tegangan Baja Prategang
Tegangan tarik di tendon prategang tidak boleh melebihi:

a) Akibat gaya dongkrak pada tendon = 0,94 𝑓𝑝𝑦 tetapi tidak boleh lebih besar daripada yang
terkecil di antara 0,80 𝑓𝑝𝑢 dan nilai maksimum yang disarankan pembuat jangkar atau
tendon.
b) Segera setelah transfer prategang = 0,82 𝑓𝑝𝑦 tapi tidak lebih besar dari 0,74 𝑓𝑝𝑢
c) Tendon pascatarik, pada saat pengangkeran dan perangkaian, segera setelah
pengangkeran tendon = 0,70𝑓𝑝𝑢

Tegangan-Tegangan Izin Maksimum menurut ACI


Sekian dan terimakasih atas perhatianya

Anda mungkin juga menyukai