Anda di halaman 1dari 60

ANOTASI BIBLIOGRAFI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Masyarkat Global
yang diampu oleh:
Prof. Dr. Nana Supriatna, M.Ed.
M. Wildan Insan Fauzi, M.Pd.

Disusun oleh:
Nasrul Abdul Kholik
NIM. 1805267

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
BUKU I
Toynbee, Arnold. 2004. Sejarah Umat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
BAB 18: Peradaban Hellenis Sekitar 1050-750 SM
Tahun 750 SM orang orang Syria telah berhasil menciptakan Alfabet, dan
mengeksplorasinya sehingga menghasilkan karya karya sastra yang terkemuka, sebelumnya
kaum Ibrani dan Aramaean ketika menempati Syria masih dalam keadaan buta huruf dan
menggunakan tulisan penduduk Kaanan yang hidup disekelilingnya. Dalam sejarah Aegean
450 tahun Yunani buta huruf, yang merupakan zaman kegelapan dalam dua pengertian, yaitu
pada masa itu orang orang Yunani merasa sedang berjalan menuju penciptaan sejumlah
prestasi akhir yaitu dengan berkembangnya gaya gaya tembikar Protogeometrik dan
Geometrik yang mendahului seni rupa Hellenis dalam segala genre. Namun perkembangan
bentuk pemerintahan Negara-kota di lembah Aegean selama zaman kegelapan bukanlah
prestasi khas orang orang Yunani. Bentuk khas Negara-kota yang dikembangkan Yunani di
Aegean sesudah runtuhnya kerajaan-kerajaan pada masa Mycenae yang akhirnya menjadi
pola standar diseluruh lembah Mediteranean dan juga daerah disebelah sungai Eufrat.
Perbedaan antara sebuah kerajaan Mycenae dan Negara kota hellenis arkaik sangat
mecolok, tapi di bidang politik tidak ada bukti bahwa keduanya terputus dari masa lalu.
Administrasi public zaman Mycenae merupaka imitasi sengaja atas administrasi public
Babylonia, Hilter dan mesir firaun. Sedangkan administrasi publik zaman Hellenis terlihat
seperti sebuat pemerintahan ragional yang secara tidak sadar beradaptasi dengan keadaan
ekonomi didaerah setempat. Sebuah dekorasi abstrak yang berpola dengan motif dominan
hewan dan tumbuhan yang menjadi gaya baru dari tradisi Minoan-Mycenae. Lalu di Athena
sekitar tahun 1050 SM terjadi pengadopsian tiba tiba atas gaya tembikar Protogeometrik
disertai dengan Kremasi untuk memperlakukan Jenazah secara lazim.
BAB 24: Peradaban Hellenis 750-507 SM
Lembah sungai Aegean merupakan daerah paling rusak akibat perpindahan penduduk
besar besaran (volkerwanderung) pada tahun 1250-950 SM. Pada abad ke 12 peradaban
Minoa dan Mycenea runtuh timbullah peradaban baru sekitar abad ke 17 yang ditandai
dengan wilayah bekas kekuasan kosong, dan lenyapnya buta huruf. Pada abad ke 8 dan 7 SM
peradaban hellenis menorehkan inspirasi kemajuan budaya yang telah dirain oleh peradaban
Syiria sejak abad ke 12 SM, ketika semua aspek kehidupan Yunani masih terpuruk.
Kemenangan masyarakat hellenis dari serangan pihak luar di abad 8 SM mengakibatkan
ledakan penduduk yang berlanjut hingga abad ke 2 SM, saat itu mereka meminjam sistem
alphabet Phoenic.
Ketika illiad dan odyssey ditulis, sastrawan Yunani menemukan banyak genre sastra
baru. Adopsi dan adaptasi sistem alphabet phoenic oleh bangsa Yunani telah membawa
konsekuensi bagi dunia sastra. Pada akhir abad ke-8 model geometris menghias pot menjadi
corak Levant, yang mengubah pola abstrak menjadi lukisan figure makluk hidup. Yang
terinspirasi dari seni dagang kontempores phoenic melalui jalinan kerjasama kontak maritime
dengan seniman Lavent.
Pada abad ke 8 Yunani mengadakan ekspansi ke sebrang barat laut, melaluin selat
otranto sepanjang pesisir selatan dan barat italia serta pesisir timur dan selatan sisilia.
Perluasan wilayah dilakukan ke utara sepanjang pesisir laut kecil yang menghubungkan
lembah sungai Aegea dan laut hitam pada abad ke 7. Dan mengubah laut Aegea menjadi
Danau Yunani. Orde militerisme Assyria sangat kejam dimulai pada tahun 745 SM. Yunani
menancapkan koloninya diwilayah barat, namun colonial Phoenicia dan teruskan menguasai
pos pos penting bangsa Yunani. Dan berhasil mencegah Yunani merebut posisi-posisi
strategis sehingga mereka dapat mempertahankan batas-batas wilayah ekspansi kearah
masyarakat Hellenis. Sedangkan Phionicia menguasai pantai Gibraltar yang dapat diakses
melalui laut Mediterania sampai Atlantik. Sebelum abad ke 6 berakhir, bangsa Etruska dapat
menguasai pedalaman Campania di Cumae. Dan semua penjajahan di lembah sungai bagian
barat Mediterania menyerahkan diri dibawah perintah tunggal yang sangat berkuasa,
Carthage.
Perdangangan Yunani dirangsang oleh penciptaannya uang logam yang ada
hubungannya dengan Raja Alyatt dari Lidya (sekitar 608-558 SM), karena sebulumnya di
Sumeria batangan-batangan emas, perak, dan tembaga telah digunakan sebagai media
pertukaran. Negara kota Hellenis yang Kreatif adalah Athena satu satunya banteng Mycenae
yang tidak hancur di abad 20 SM. Athena lepas dari kekuasaan Sparta dan masyarakat Athena
kemudian menerapkan pemerintahan demokratis (kira kira 507 SM), mayoritas penduduk
Sparta adalah budak.
Pada periode 750-500 SM Helenis merupakan nama umum baru orang orang Yunani
yang berarti ‘Penduduk kota Hellas’, sementara hellas sendiri adalah sebuah distrik di Yunani
tengah yang memiliki banyak kuil seperti Artemis di Athena dekat Thermopylae, Kuil Dewa
Bumi, kuil dewa Apollo, dan kuil dewa dionyos di Delphi , sebuah tempat pemujaan
sekaligus tempat sabda Dewa dirundingkan.
BAB 25: Angin Segar dalam Kehidupan Beragama 600-480 SM
Pada bab ini mejelaskan tentang datangnya peramal peramal dan agama baru.
Peramal paling awal dari kelima tersebut adaah Iran, Zarathustra yang berlangsung dilembah
sungai oxu jaxsartes di kpelauan yang di huni masyarakat penetap yang kemudin
dimanfatkan oleh par pendeta stepa Eurasia yang berpindah – pindah untuk dierng. Peramal
ledu adalah deutero – isaiyah (isaiyh II) yng merupakan editor dari tulisan – tulisanya yang
telah menyembunyikn namanya dengan memasukan tulisanya kedalam kitab nabi kaum
Yahudi, Isaiyah di abad ke ke- 6 SM. Kemunculan sang Budha sama tidak jelasnya dengan
Zarathustra. Dalam bab ini yang paling banyak dibahas adalah budha serta Zaratushtra dan
Isaiah II. Sang Budha dan Phytagoras mngemukakan keyakinan dan tujuan. Kesamaan
keyakinan mereka adalah bahwa kematian adalah bukan akhir dari kehidupan, bahwasanya
kelahiran dan kematian akan berulang kembali dan berlangsung secara terus menerus.
Peramal besar abal 16 SM lahir, hidup dan beraktivitas diwilayah yang berlainan.
BAB 26: Kerajaan Persia Pertama, 550-330 SM
Kerjaan Persia membuat wilayah levantjadi sebuah tempat tetirah yang memang
sangat dibutuhkan oleh rakyat disana. Berbeda dengan Asyiria pasukan Persia berusaha
membuat kehadiran dan kekuasaan mereka terasa seminimal mungkin. Mereka memberikan
kebebasan kepada para penguasa lokal. Peran gubernur Persia adalah mengawasi bukan
mengambil alih pemerintahan lokal.
Liberalisme agama dan juga politik yang diberlakukan oleh raja-raja Persia berhasil
menggiring orang syiria yang berjibaku melawan penakluk sebelumnya dar Assyiria dan
kemudian Babilonia kepada kekuasaan Persia. Dimata phoenecian, Samaritian dan Yahudi,
Raja-raja Persia adalah pembebas.bergabungnya Phoenician ke kuasaan Persia memberikan
kesempatan kepada pedagang Phoenician untuk menguasai sebuah wilayah continental yang
sangat luas.
Kerjaan Persia pertama berumur pendek tetapi pengaruh kebijakan toleransi
kebragamaanya bertahan lama. Kebijakan ini menguatkan kecenderungan pada singkretisme
yang dipicu oleh kebijakan pengusiran Assyiria dan Babilonia.
BAB 27: Konfrontasi antara Kekaisaran Persia Pertama dengan Dunia Helenis, 499-
330 SM
Kesetian bangsa Medes dan Persia berpusat pada satu orang yaitu Raja Achamenia.
Sementara kesetian Yunani berfokus pada dewa-dewa khayalan yang menjadi kekuasaan
tertinggi di Negara-kota tersebut. Pada tahun 499 SM, saat kekasisaran Persia Yunani-Asia
memberontak dan mendapat dukungan militer dari dua Negara-kota Yunani, Athena dan
Erethria, terlihat seakan kekaisaran Persia harus menguasai dan menaklukan dunia Helenis.
Persia memiliki struktur politik yang sngat luas dan padat, sementara yunani terdiri dari
ratusan Negara-kota yang sering kali berperang.
Pada tahun 546 SM Negara-kota yang berada di Asia telah dikuasai Persia. Kecuali
Miletus, semua Negara-kota itu telah dikuasai Lydia. Walaupun pada masa ini juga Lydia
berhasil dikuasai Persia. Pemberontakan Yunani-Asia membutuhkan waktu 6 tahun (499-494
SM) untuk membuat bangsa Persia sadar bahwa belum mengaankan perbatasan barat daya
mereka yang lemah. Laut Aegea adalah danau bagi Yunani dan Persia tidak dapat
mempertahankan daerah pesisir timurnya dengan aman. Hal ini mengharuskan mereka
menguasai keseluruhan Helenis.
BAB 28: Kebudayaan yang Berhasil dicapai oleh Peradaban Helenisme, 476-338 SM
Bidang Kebudayaanlah yang berhasil dicapai oleh peradaban Helenis melalui
kontribusi nyata tiga orang Athena yang terkenal pada abad ke lima, yaitu Sophocles yang
merupakan seorang pujangga dramatic, Pericles yang merupakan seorang negarawan, dan
Socrates serorang filosof karena pada masa ini Helenis berada pada titik terpuruk dalam
bidang politik. Pada abad ini Athena disebut sebagai Helenisnya-Helenis, yaitu yang telah
memainkan peranan dalam jaman Protogeometri dan Geometri dalam sejarah Helenis yang
telah membuat patung Zeus untuk kuilnya di Olimpia.
Pada saat terjadi perang antara Athena dan Peloponesia (341-404SM) seni
menggunakan bahasa merupakan alat untuk menghasilkan pengaruh yang praktis, Pemain
drama Attic menampilkan pertunjukan yang menggabungkan paduan suara dengan actor
yang berperan sebagai orang hidup pada abad kedelapan SM yaitu nabi Israel dan Judah.
Sumbangan yang paling kontroversial yang diberikan Plato kepada dunia Helenis
yaitu teori ilmu pengetahuan terbentuknya jagat raya. Dan Aristotels merupakan orang jenius
hasil pemikiran Plato, ia merupakan pelopor dalam karya pemikiran logis, epistemology, dan
metafisik yang kemudian mendominasi pikiran nasrani-barat mulai dari abadke dua belas
sampai dengan abad ke tujuh belas. Hingga pada akhirnya pada abad ke lima para pengrajin
tembikar dan pelukis vas terus menguasai pasar, termasuk pasar Etruscan yang
menguntungkan yang telah mereka menangkan pada abad keeenam SM dari pesaing mereka,
Sparta dan Corinth.
BAB 29: Keadaan Politik Setelah Penaklukan Kekaisaran Persia oleh Alexander, 329-
221 SM
Selama dua tahun Alexander secara efektif memberikan perintah terhadap seluruh
bagian tengah dari dunia kuno Oikoumene. Kemudian Alexander juga menegaskan
kekuasaannya terhadap seluruh Yunani dengan memberi perintah kepada seluruh Negara-
kota anggota liga Corinth untuk mengembalikan warganya yang telah di asingkan. Ia juga
berencana untuk menaklukan Oikoumene yang dimulai dari Arabia.
Dengan kematian Alexander suatu tanda akan terjadinya perpecahan dalam
kerajaannya. Kemudian terjadilah perang antara para pengganti Alexander yang berlangsung
selama empat puluh tahun.
BAB 30: Perkembangan dan Penyebaran Kebudayaan Helenis, 334-221 SM
Pada abad ke 8 SM, proses penyebaran kebudayaan Helenis mulai berkembang.
Aristoteles menyatakan bahwa bangsa Helenis dilahirkan untuk menjadi tuan bagi ras lain
ras lain dilahirkan untuk menjadi budaknya. Itu lah teori yang tidak manusiawi dan tidak
ilmiah dari Aristoteles. Hal ini terbukti dengan kebijakan Yunani terhadap Mesir yang tidak
liberal. Mayoritas penduduk Mesir tidak menerima nasib diperlakukan sebagai ras bawahan.
Padahal sebenarnya Peradaban Mesir yang lebih unggul dibandingkan Yunani. Kaum wanita
di Mesir mempunyai status resmi yang lebih baik daripada wanita Yunani.
Kemudian perbudakan di Mesir sangatlah jarang terjadi. Para petani yang
dieksploitasi pun yaiyu orang-orang yang bebas. Aset budaya Helenis setelah Alexander
yang mudah dibawa yaitu bentuk internasional (koine) dari dialek Atika dari bahasa Yunani,
koine ini terbentuk selama masa setengah abad waktu hidup kekaisaran Athena.
BAB 44: Kristendom Barat, 395-634
Menjelang tumbang nya kerajaan barat dua tokoh dari dua generasi berda yankni
Ambrose dan St. Ausgustine, mengawali kristendom barat yang berhasil hidup lebih lama
daripada kerjaan yang di siru mereka tinggal dan bekerja. St Ambrose, uskup Milan dari 372
-397, meninggal hanya tuuh tahun sebelum Ibukota kerjaan Roma barat dipindahkan pada
tahun 404 dari Milan ke Revenna. Augustin, uskup Hippo Regius di Afrika barat dari tahun
395-430 meninggal pada tahun setelah invasi Vandal ke Afrika. Bangsa Vandal menyebrang
dari Spanyol ke Afrika pada 429, hanya 23 tahun setelah mereka menyebrangi Rhine. Pada
tahun 430 ereka sudah merebut kota Afrika, keuskupan Augustine.
Ambrose punya keberanian keberanian kuat, dan menggunakan karakternya untuk
menguasi orang lain, Kaisar Theodesius I. Augustine juga tidak toleran ia anyak
menghabiskan waktu dan tenaga pada kontoversi pada kaum Donatist dan Palagian. Pada
saat Augustine sedang menulis, suku barbar menyerbunya.
Pada peralihan abad ke 6 dan ke-7, kerajaan Roma timur masih memegang kendali
laut di lembah sungai bagian barat dan timur Mediterranian, dan masih menguasai seluruh
pulau Medeterranean. Pada abad ke-5 dan ke -6 M, semua perpecahan dari Kristendom barat
berda dalam keadaan yang mampak menyedihkan. Pada waktu yang hamper bersamaan St.
Benedict mendirikan orde monastic di Monte Castino. Benedict memulai tugasnya sekita
529, keyika italia masih dalam keadaan damai. Upaya Benedict dilanjutkan oleh Paus
Gregory.
Sebagaai Paus, Gregory harus memberi makan penduduk Roma dari hasil tanah Paus
di Sicilia, ia juga harus berunding dengan pasukan Lombard yang agresif atas nama Kerajaan
Roma timur.
BAB 45: Pasang Surut Gereja Kristen, 312-657
Motif Galerius mengebiri Gereja sama dengan Motif Constantine untuk memihak
Gereja. Kedua kaisar ini berusaha mempertahankan eksistensi kerjaan. Sejak berdidrinya
Gereja setelah meninggalnya Yesus, keberadaannya terus terganggu oleh perselisihan
Domestik, tetapi bisa diatasi. Pada tahun 311 Gereja Katholik non-Yahudi merupakan Gereja
pemersatu dari Oshroene Armenia di timur sampai Inggris di barat. Perselisishan dalam tubuh
gereja ini membuat pusing Constantine I semenjak ia memeluk agama Kristen pada tahun
312 sampai ia meninggal pada 337, perselisihan tersebut masih merisaukan Constantine II.
Perselisihan di Constan II dapat dipecahkan oleh Kaum Muslim Arab. Meskipun
kekacauan tidak bisa dikendalikan dalam Gereja Kristen tahun 311-12 menggusarkan
Constantine I dan penggantinya, ia tidak bisa dihindarkan. Terlebih lagi situasi baru, isu
agama menjadi identic dengan isu social dan politik. Konflik antara orang Kristen Katholik
dan Donatist juga menjadi konflik antara Numidia dan Chartage serta antara petani dan tuan
tanah. Gereja Kristen sudah menjadi institusi dominan di kerajaan Roma, oleh karenanya
semua orang, daerah, kelas dan kelompok di Kerjaan tak luput dari perhatian Gereja. Masalah
moral adalag masalah yang pertama kali muncul selama penindasan 301-311.
Bab 52 Kristendom Barat, 634-756
Kristendom Barat adalah peningkatan sumber daya yang dipilih. Di bidang politik
telah terbukti dengan berdirinya kerajaan Frank di Gaul, dan di bidang agama dengan
masuknya pendiri kerajaan Frank ke agama Kristen di dalam bentuk Nicene dan
Chalcedonian dan dengan wilayah kekuasaan untuk Kepausan Roma di Britania. Penaklukan
Arab dan Jerman digunakan bekas Roma dan Persia menyebabkan kemunduran bagi
pertanian, maka itu sebaliknya. Kelanjutan pembukaan tanah-tanah utara belum
menghasilkan produk yang spektakuler, tetapi tetap penting karena ini menjadi lahan baru
dengan produktifitas yang meluas dan sangat kaki Roma Paus jadi m Roma Periksa mana
dengaz mereka terkait dengan Le Paus G masing-masing potensi tantino. Pusat daya tarik
domain agama dan wilayah moral dan politik Kepausan Roma juga bergeser ke arah barat
laut pada tahun 634-756.
Roma Timur tidak bisa menaklukkan kembali Ravenna, dan tidak berhasil. Tugas
pertama mereka di angkatan bersenjata adalan untuk mempertahankan wilayah Kerajaan
yang dihadapi Arab dain Bulgar. Jelas itu sekarang Lombard juga memiliki kekuatan untuk
mengambil Roma, kecuali Paus dapat menemukan di daerah lam untuk mendapatkan bantuan
militer yang tidak bisa diberikan Konstantinopel.
BUKU II
Hitti, Philip K. 2002. History of Arabs. New York, ed. 10. Palgrave Macmillan.
[terjemahan]

BAB 1: Bangsa Arab Sebagai Ras Semit Dan Semenajung Arab Sebagai Tempat
Kelahirannya
Pada bab ini membahas tentang semua bangsa yang memiliki kepentingan dan makna
historisnya sejajar atau mendekati bangsa barat, bahwa dalam bab ini dikatakan bangsa arab
sudah luput dari pandangan duniawi di era modern ini. Kemudian sebagian besar bangsa
Arab yaitu ras semit atau rumpun semit, Semenanjung Arab yang menjadikan tempat
menetap orang-orang yang kemudia berimigrasi ke daerah Babilonia. Dan juga sebagian
Orang Arab bisa menaklukan dunia, dengan cara bangsa Cina yang beragama kristen bisa
samasama membangun kekuatan bersama. Padahal Agama yang dianut orang Arab, setelah
Agama Yahudi dan Kristen masih ada agama terbesar ke 3 yaitu agama monoeis terakhir.
Ketiga agama besar itu merupakan hasil dari satu kehidupan spiritual, yaitu spritual Semit.
Seorang Muslim yang tinggal di Semenanjung Arab tidak akan terhina karena sebagian
muslim disana sudah mengakui ajaran kristen. Bahasa Arab menjadi alat komunikasi bagi
jutaan orang disana. Pada abada pertengahan pun selama ratusan tahun bahasa ini merupakan
nahasa ilmu pengetahuan, budaya, pemikiran progresif di seluruh wilayah dunia yang
beradab. Bahkan hingga kini bahasa-bahasa Eropa Barat masih memperlihatkan adanya
pengaruh bahasa Arab dalam berbagai kata serapan.contohnya Sistem Alfabet Arab yang
masih dipaki sampai sekarang, hanya saja orang tidak menegtahui bahwa arab lah yang
menjadi pencetus sistem ini. Adapun Eksplorasi Modern dikawasan Arab sebelah selatan:
Herodotus, diantaranya prnah membicarakan pesisisr Arab. Orang yunanai dan romawi
mwnjadi produsen gaharu dan rempah-rempah serta berperan sebagai jalur perdagangan.
Pada awal abad modern, semenanjung Arab tidak diperhatikan kembali oleh karena itu di
adakannya eksplorasi ke kawasan para petualang untuk lebih menarik kembali. Hubungan
etnis Bangsa-Bangsa Semit, Bahasa Arab merupakan kunci penting untuk mempelajari
bahasa- bahasa semit lainnya. Agama Islam yang asli merupakan bentuk yang logis dari
agama-agama semit. Di Eropa dan Amerika”Semit” memilki konotasi Yahudi dan
mengingatkan bahwa karakteristik bangsa semit sangatlah berbeda. Istilah Semit berasal dari
kata syem yang tertera pada Perjanjian Lama ( Kitab Kejadian,10:1) melalui bahasa latin
penjelasan tyradisional yang menyebutkan bahwa rumpun bangsa semit adalah keturunan
anak Nuh yang tertua dan karena itulah secara rasial mereka homogen.
BAB2: Hubungan Internasional Paling Awal
Istilah Arab untuk menyebut orang-orang yang tinggal di Semenanjung tanpa melihat
wilayah geografis mereka sini kita harus membedakan antara orang-orang arab Selatan dan
orang-orang Arab Utara termasuk di dalamnya orang-orang mejid di Arab Tengah pemisahan
wilayah itu secara geografis oleh gurun yang tanpa jejak ke dalam wilayah utara dan selatan
terungkap dalam karakter orang-orang yang mendiami masing-masing wilayah itu orang
Arab orang-orang Arab Utara kebanyakan merupakan orang-orang normal yang tinggal di
rumah-rumah bulu di jas dan meja orang-orang Arab Selatan kebanyakan adalah orang-orang
perkotaan yang tinggal di Yaman Hadramaut dan di sepanjang pesisir nya orang-orang Arab
Utara berbicara dengan bahasa al-quran bahasa Arab yang paling unggul sementara orang-
orang Selatan menggunakan bahasa semit kuno Surabaya atau himyar yang dekat dengan
bahasa Ethiopia di Afrika keduanya termasuk kedalam ras Mediterania dolikosefalik
berkepala panjang tapi orang-orang sebelah Selatan memiliki unsur pesisir yang cukup tegas
yaitu Brazil paling dengan rahang yang besar dan hidung membengkok pelipis yang datar
dan berambut lebat karakter karakteristik utama rumpun armenoid.
Kalau orang Arab Selatan adalah orang-orang yang pertama mencapai kemajuan dan
mengembangkan peradaban mereka sendiri orang-orang Arab Utara tidak pernah
mengemuka dalam percaturan internasional hingga datangnya Islam ingatan dan kesadaran
tentang perbedaan kebangsaan di kalangan orang Arab tercermin dalam geologi
tradisionalnya mereka pertama-tama membagi diri mereka ke dalam dua kelompok yang
pertama kelompok yang sudah punah atau tidak ya itu termasuk suku tsamud dan Ad yang
disebut dalam Al Quran dan hadis dan kelompok yang masih ada yaitu Badriah kelompok
semut merupakan kaum yang banyak diungkap dalam sejarah kuno oleh sargon dan
disebutkan oleh para penulis klasik orang-orang ada tampaknya tidak di Hadramaut Arab
yang masih ada itu ke dalam 2 keturunan etnis itu bangsa Arab asli aribah dan bangsa Arab
yang telah terapkan atau musta'ribah bangsa Arab aribah yaitu orang-orang keturunan kota
atau orang-orang Yaman dalam Perjanjian Lama dikenal sebagai ikan dan merupakan
keturunan penduduk asli musta'ribah adalah orang-orang hijau memijit menambah dan
Palang Merah yang semuanya merupakan keturunan Adnan anak cucu Ismail dan telah
mengalami naturalisasi di tanah Arab Afrika berbatasan dengan Semenanjung Arab di
sebelah utara di Semenanjung Sinai yang merupakan rute perjalanan darat sementara di
sebelah selatan hampir bersentuhan di bab Al mandab dibawa kembali oleh para kafilah dan
digunakan hingga kontak dengan bangsa Ibrani orang-orang Yahudi dari sisi geografis
merupakan tetangga dekat orang-orang Arab dan dari sisi ras merupakan saudara terdekat
mereka gambaran bahwa orang Ibrani berasal dari guru banyak diungkapkan oleh Perjanjian
Lama bangsa Ibrani dan Arab seperti yang telah diketahui beberapa lama bersama berasal
dari rumpun bahasa yang sama rumpun semit beberapa nama Ibrani yang disebutkan dalam
perjanjian lama berasal dari bahasa Arab soalnya hampir semua anak-anak Arab Selatan tidak
akan terlalu sulit memahami ayat pertama kitab kejadian yang berbahasa Ibrani penelitian
modern memperlihatkan bahwa kesederhanaan agama Ibrahim mencerminkan karakteristik
gurun yang menjadi tempat kelahirannya wilayah kekuasaan Zaidan yang disebut berulang
dalam Perjanjian Lama adalah yang saat ini disebut dengan ular sebuah Oasis dihiasi Utara
selama berapa lama tempat itu menjadi pusat kekuasaan bangsa Saba di Semenanjung bagian
utara pada puncak kekuasaan datangnya bangsa sabar memegang kendali atas rute
transportasi dari Hijaz ke sebelah utara menuju pelabuhan pelabuhan di Mediterania sadar
dalam bahasa Ibrani yang disebut dalam Yehezkiel.
BAB 3: Saba Dan Negeri-Negeri Lainnya Di Arab Selatan
Orang-orang Arab Selatan sebagai pedagang yaitu orang-orang Sabak adalah bangsa
Arab pertama yang melangkah menuju pintu peradaban mereka menempati posisi penting
sebagaimana terungkap dalam tulisan-tulisan kuno yang muncul belakangan kesuburan tanah
itu yang mendapatkan curah hujan yang cukup kedekatannya dengan laut dan posisinya yang
strategis di jalur perjalanan menuju India menjadi faktor penentu perkembangan negeri itu di
tanahnya tumbuh pohon rempah-rempah gaharu dan tumbuhan beraroma untuk penyedap
masakan atau pendupaan dalam upacara kenegaraan atau keagamaan di gereja yang paling
penting dari semuanya adalah cendana yang merupakan komoditas unggulan dalam
perdagangan kuno di sana berbagai produk langka dan bernilai tinggi seperti mutiara dari
Teluk Persia bumbu masak kain dan pedagang dari India Sutra dari Cina budak monyet
Gading emas bulu burung unta dari Ethiopia sehingga dan dijual ke pasar Barat.
Kemudian ada tulisan-tulisan yang paling dulu digunakan pada masa Arab Selatan
dan dikelompokkan menjadi yang 1) sumpah terpatri pada papan perunggu yang disimpan
dalam Kuil yang dipersembahkan untuk Al Makassar dan syam yang 2) arsitektural ditulis di
atas dinding kuil dan tempat publik untuk mengingatkan nama pendiri atau penyumbang
pembangunan Kuil itu yang 3) historis yang mengisahkan pertempuran dan menggambarkan
kemenangan yang 4) aturan ketertiban yang tertera pada pilar pilar pintu masuk yang 5)
Obituary yang dipahat di atas batu nisan di antara yang sangat penting adalah beberapa
dokumen hukum yang mengganggu yang mengungkapkan perkembangan konstitusi.
Ketika orang-orang Yaman memonopoli rute perdagangan di laut tengah mereka
berkembang menjadi bangsa yang makmur Tapi kini dikendalikan oleh genggaman mereka
jalur darat utama yang melintasi daerah bulan sabit subur dan menghubungkan Eropa dengan
India yang menjadi sumber sengketa berkepanjangan antara Kerajaan Persia dan Romawi
sebelumnya telah menghadapi ancaman dari Alexander tetapi rute perjalanan laut di sebelah
selatan ke arah India tetap berada dalam pengawasan orang Arab hingga menjelang abad
pertengahan Masehi Ketika semakin banyak orang barat yang menyukai pakaian parfum dan
rempah-rempah timur orang-orang Arab Selatan menaikkan harga produk mereka terutama
wangian dan pers serta menaikkan pajak atas barang barang luar yang melalui daerah
kekuasaan mereka pada saat itu mereka semakin memperketat pengawasan terhadap rute-
rute perdagangan yang menjadi sumber kemakmuran mereka pada masa Romawi awal orang
Yunani atau Romawi mungkin untuk melayani kepentingan maritim abisinia mulai merintis
rute. Petra paling merah dan emas atau Mesopotamia di sebelah barat laut jatuh ke dalam
cengkraman Romawi Adapun periode kekuasaan abisinia meski orang-orang abisinia pada
awalnya datang sebagai penolong tetapi akhirnya mereka tetap proses berposisi sebagai
bangsa penakluk terbukti kemudian mereka menjadikan wilayah taklukannya sebagai koloni
dan dari 525 hingga 527 tetap menguasai daerah yang sebelumnya pernah dikuasai oleh
leluhur mereka sebelum akhirnya memberi migrasi ke pantai Afrika Abrahah Gubernur
kolonial yang terkenal membangun sebuah Katedral terbesar pada masanya.
BAB 4: Kerajaan Nabasia Dan Kerajaan Kecil Lainnya Di Arab Utara Dan Arab
Tengah
Pada paruh pertama abad keenam sebelum Masehi, orang – orang Nabasia (al –
Anbat, istilah klasik Nabasia) adalah suku normad dari daerah yang sekarang kita kenal
sebagai Transyordan, dan tinggal di daerah Edomit dan dari sana mereka menyebutnya Petra.
Orang – orang nabasia, seletah menguasai kota metropolis petra, segera menguasai wilayah
– wilayah sekitarnya. Catatan rinci pertama yang kita miliki tentang sejarah awal orang –
orang Nabasia berasal dari tulisan Diodorus Siculus (meninggal tahun 57 S.M). sekitar 312
S.M mereka cukup kuat untuk menangkis dua kali serbuan pasukan Antigonus, Raja Suriah
yang menjadi penerus Aleksander dan kembali dengan kemenangan ke “tebing karang”.:
Bangsa palmyra Tadmor adalah nama lain dari palmyra yang reruntuhannya saat ini menjadi
peninggalan zaman kuno yang sangat menakujubkan tapi paling sedikit dipelajari. Terletak
diantara dua kerajaan yang selalu bersaing yaitu persia dan romawi. Suku dari Yaman ini
menggantikan keturunan Salih, Orang Arab pertama yang mendirikan kerajaan di Suriah, dan
memantapkan keberadaan mereka di sebelah tenggara di Damaskus ujung utara rute
perjalanan yang menghubungkan Ma’rib dengan Damaskus.
Kerajaan Lakhmi Sejak zaman dahulu, gelombang pengembara Arab telah terbiasa
menyusuri pesisir timur Semenanjung Arab menuju lembah Tigris-Efrat dan menetap di
sanaKota Hirah kemudian berkembang menjadi ibu kota Arab Persia.Hirah yang merupakan
sekutu Persia ini bertahan sampai pada masa khalifah Abu Bakar dan akhirnya ditaklukan
oleh pasukan Islam yang dipimpin Khalid bin Walid.Bangsa Kindah Sementara kerajaan
Gassan menjadi sekutu Bizanitum dan kerajaan Lakhmi menjadi sekutu Persia, raja – raja
Kindah di Arab Tengah menjalin hubungan dengan raja Tubba terakhir di Yaman.
BAB 5: Hijaz Menjelang Kelahiran Islam
Secara garis besar Sejarah Arab terbagi menjadi ke 3 periode yang paling utama, yakni:
Periode Jahiliah, yang dalam satu segi dimulai dari “penciptaan Adam” hingga
kedatangan Muhammad, tetapi lebih khusus lagi seperti yang digunakan dalam buku ini
meliputi kurun satu abad menjelang kelahiran Islam.
Pada zaman Jahililiah yang anggapan orang awam disebut sebagai jaman kebodohan
atau masa kelam, sebenarnya berarti ketika itu orang – orangnya tidak memiliki otoritas
hukum, nabi dan kitab suci. Muhammad yang menganut paham monoteisme akhirnya
mendeklarasikan bahwa agama baru yang ia bawa menghapus segala agama yang
sebelumnya. Sebagian besar masyarakat Arab Utara, termasuk Hijaz dan Nejed, adalah
masyarakat nomad.
Salah satu konsep keagamaan penting yang dikenal di kawasan Hijaz adalah
konsetentang Tuhan. Bagi kaum Hijaz, Allah (Allah, al-ilah, Tuhan) adalah tuhan yang
paling utama, meskipun bukan satu-satunya. Nilai nilai kebajikan tertinggi orang Arab
seperti yang tercermin dalam pusisi pusisi kaum pagan dan diungkapkan dalam istilah
muru’ah, kewibawaan dan irdh kehormatan. Agama orang badui mempresentasikan bentuk
keyakinan bangsa semit yang paling awal dan primitif.
BAB 6: Muhammad Rasulullah
Pada tahun 571 M, seorang bayi keturunan Quraisy lahir di Mekkah. Sampai saat
sekarang belum tau pasti ibunya menamakan bayi itu dengan nama apa. Bangsa Quraisy
memberikan julukan al-amin (yang terpercaya) sebuah gelar yang cukup terhormat.
Sedangkan dalam Al-Qur’an (Q.S3:144;33;40;48;29;47;2) menyebutkan Muhammad dan
nama Ahmad hanya satu kali di sebutkan (Q.S.61:6) Nama yang terus ia sandang adalah
Muhammad (yang terpuji). Ayah bayi itu ialah Abdullah yang meninggal saat ia masih dalam
kandungan. Dan ibunya Aminah meninggal ketika ia berusia 6 tahun. Oleh karena itu ia di
asuh oleh sang kakek Abd al-Muththalib, dan setelah kakeknya meninggal, ia diurus oleh
sang paman Abu Thalib.Tepat ketika Muhamaad sedang diliputi rasa kegelisahan, keraguan,
dan harapan akan kebenaran. Wahyu pertama yang ia dapat terjadi di Goa itu ketika ia
mendengar “Bacalah dengan nama tuhanmu yang menciptakan” dan seterusnya.
BAB 7: Al Quran Dan Fondasi Ajaran Islam
Kondifikasi Alquran dan kedudukannya diantara kitab suci lain setahun setelah
Muhammad wafat menurut kalangan orthodox Islam Abu Bakar atas rekomendasi Umar
yang mengetahui bahwa para penghafal al-quran kita langka memerintahkan untuk
mengumpulkan bagian-bagian Alquran yang berserakan Zaid Bin Tsabit dari Madinah
mantan sekretaris nabi diserahkan kepercayaan untuk melaksanakan tugas itu Alquran yang
berbeda-beda terutama disebabkan oleh karakteristik tulisan kufi yang membingungkan
karena itu pada 651 Usman kembali menunjuk Said sebagai Ketua Komite revisi salinan Al
Quran salinan yang dimiliki Abu Bakar yang kemudian disimpan oleh Hafsah anak
perempuan Umar dan salah seorang istri Nabi digunakan sebagai patokan Kitab asli versi
pertama disimpan di Madinah 3 salinan dari naskah asli ditulis dan dikirimkan ke 3 yaitu
damaskus Basrah dan kufah dan salinan salinan lainnya dimusnahkan kalau orang Islam
memandang bahwa Alquran adalah Firman Allah yang diwahyukan melalui Malaikat Jibril
kepada Muhammad dari sumbernya di langit ketujuh Jadi bukan hanya maknanya yang
berasal dari Tuhan tapi juga setiap kata dan hurufnya penyusunan surah-surah Alquran
bersifat mekanis didasarkan atas Panjang pendeknya surah surah-surah Makkiyah yang
berjumlah sekitar 90 surat dan termasuk dalam periode perjuangan awal kebanyakan merk
pendek tegas berapi-api bersemangat dan sarat dengan semangat kenabian di dalamnya
keesaan di dalamnya dokumen-dokumen teori Egis dan aturan-aturan formal yang terkait
dengan salat berjamaah puasa Haji dan bulan bulan suci mulai ditetapkan lebih jauh lagi
surah Madinah memuat hukum hukum yang melarang minuman keras babi dan perjudian
aturan-aturan keuangan dan militer seperti zakat dan perang Suci hukum hukum pidana dan
perdata yang terkait dengan pemenuhan tebusan pencurian riba pernikahan dan perceraian
perzinahan hukum waris dan pembebasan budak aturan-aturan pernikahan yang sering
dikutip sebenarnya bertujuan untuk membatasi bukan memperkenalkan praktik poligami
bagi para pengkritik ketentuan seputar perceraian merupakan ketentuan yang paling tidak
menyenangkan sementara ketentuan tentang perlakuan terhadap gudang anak yatim dalam
satu yang menjadi ketentuan yang paling Humanis dalam hukum Islam hampir semua ayat
tentang sejarah dalam al-qur'an memiliki padanannya dalam Alkitab kecuali Beberapa kisah
seseorang tentang kaum Ad dan tsamud perjanjian lama Nabi Adam Nuh Ibrahim Ismail
Yusuf soalnya Daud Sulaiman Ilyas Yakub dan Yunus dipandang memiliki keistimewaan
khusus kisah tentang penciptaan dan jatuhnya Adam disebutkan sebanyak 5 kali banjir besar
dan bangsa Sodom.
Kenyataannya Alquran terpelihara kesamaan air lebih banyak dengan peta kec
ketimbang dengan Injil semua kisah itu dipaparkan dengan tujuan mendidik Bukan semata
untuk bercerita untuk memberikan pelajaran moral untuk mengajarkan bahwa di masa lalu
Tuhan selalu memberikan persoalan ini Alquran menyajikan satu surat utuh yang diberi nama
hari kebangkitan kehidupan di masa depan kita kan kan melalui berbagai sila yang disebut
berulang-ulang kemudian ada rukun Islam Rukun Islam merupakan kewajiban agama orang-
orang Islam terpusat pada Apa yang disebut dengan 5 pilar Islam pilar Islam yang pertama
adalah persaksian iman yang dirumuskan dengan formula ganda Alquran Lailahaillallah
muhammadarrasulullah kalimat itu merupakan kalimat utama yang diperdengarkan ke
telinga bayi muslim yang baru lahir dan kalimat terakhir yang dibacakan menjelang ajal
diantara kedua momen penting dalam kehidupan manusia itu tidak ada lagi kalimat lain yang
sering diucapkan selain kalimat syahadat kalimat itu juga dilontarkan oleh seorang muadzin
sebanyak 5 kali shaa Ari dari menara menara masjid Islam secara umum mencakup diri
dengan kesaksian verbal sekali kalimat itu diucapkan yang diterima seorang cara nominal
dipandang telah menjadi muslim melaksanakan salat harus dalam kondisi Suci secara hukum
dan penggunaan bahasa Arab sebagai media pengungkapan doa merupakan sebuah
kewajiban apapun bahasa ibunya secara sederhana selain berarti permohonan atau doa salat
juga merupakan bentuk zikir yaitu menyebut nama Allah surat al-fatihah yang sederhana dan
bermakna sering disebut sebagai doa Tuhan dibaca ulang oleh setiap muslim orang lebih dari
20 kali sehari semalam hal itu dijadikan sebagai salah satu surat yang paling sering dibaca
selain salat wajib ada juga salat yang sangat dianjurkan oleh Nabi yaitu salat sunat yang
dilaksanakan pada malam hari pada dasarnya salat merupakan kewajiban personal yang harus
dilaksanakan oleh setiap individu muslim namun ada pula salat yang diwajibkan kepada
komunitas muslim yaitu salat Jumat yang dilakukan secara berjamaah dan diwajibkan hanya
atas laki-laki dewasa meski demikian ada beberapa masjid tertentu yang menyediakan khusus
bagi perempuan untuk mengikuti salat Jumat Salah satu ciri khusus perempuan untuk
mengikuti salat Jumat Salah satu ciri khusus yang membedakan salat Jumat dengan salat salat
wajib lainnya adalah teman setia melaksanakan khutbah yang disampaikan oleh Imam ritual
secara berjamaah itu mirip dengan peribadatan orang Yahudi di sini lagu tetapi dalam
perkembangannya yang terakhir.
BAB 8: Periode Penaklukan, Penyebaran, Dan Kolonisasi
Setelah wafatnya Muhammad selanjutnya kekhalifahan dilanjutkan oleh Abu Bakr,
dan pada masa kekhalifahan Abu Bakr suku-suku di Yaman, Yamamah, dan Oman tidak mau
membayar zakat ke Madinah. Wafatnya Nabi menjadi alasan penolakan itu. Kecemburuan
terhadap bangkitnya hegemoni Hijaz menjadi sebab lain yang mendorong munculnya
penolakan.
Adapula para penutur sejarah yang memandang berbagai peristiwa penaklukan
berdasarkan perkembangan yang mengikutinya, juga berusaha meyakinkan kita bahwa
berbagai upaya penaklukan itu dilancarkan atas dasar kebijakan para khalifah pertama,
terutama Abu Bakr dan Umar, sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan baik.
Selanjutnya tentang penaklukan Suriah, pertempuran Mu’tah adalah satu-satunya
pertempuran Suriah yang terjadi masa hidup Nabi, yang mana pada saat itu dipimpin oleh
Muhammad tidak menumpahkan darah sedikit pun, namun berhasil menguasai beberapa
daerah oasis Yahudi dan Kristen.
BAB 9: Administrasi Di Wilayah Baru
Pengorganisasi wilayah pendudukan baru yang begitu luas, dan penerapan ketentuan
masyarakat Arab primitif yang belum dikodifikasi terhadap tuntutan masyarakat
kosmopolitan yang hidup dalam berbagai kondisi, menjadi tugas berat yang kini harus
dihadapi oleh penguasa Islam. Dan Umar adalah orang yang pertama yang menyadari
persoalan ini. Dalam berbagai riwayat, ia ditampilkan sebagai penguasa yang berhasil
mengatasi persoalan ini.
Adapun beberapa contoh inovasi ‘Umar dalam bidang administrasi pemerintahan
yaitu salah satunya pada kebijakan-kebijakannya yang mana dilandasi oleh teori bahwa di
Semenanjung Arab tidak ada agama lain yang dilindungi kecuali Islami. Pada perkembangan
berikutnya berikutnya, berbagai kebijakan yang diterapkan oleh para penguasa muslim
selama bertahun-tahun merupakan hasil ide kreatif ‘Umar.
Dan mengenani masalah perang Islam yaitu semua anggota pasukan perang adalah
orang Islam dari seluruh bangsa dan suku. Pasukan itu dipimpin oleh seorang komandan, dan
panglima tertinggi (amir) adalah khlaifah di Madinah, yang menyerahkan otoritasnya kepada
jendral-jendralnya.
Jadi, apa yang disebut “peradaban Arab” bukanlah peradaban asli orang-orang Arab,
baik dalam struktur dasarnya maupun dalam berbagai aspek dasar etika. Konstribusi Arab
yang bersifat orisinil dalam peradaban hanya terdapat dalam bidang bahasa, dan hingga batas
tertentu dalam bidang agama.
BAB 10: Kekhalifahan Sebagai Lembaga Politik
Abu Bakr adalah seorang pendukung dan teman setia Muhammad paling awal, yang
percaya kepadanya dan memimpin sholat jamaah selama sakit terakhir yang diderita Nabi,
ditunjuk sebagai penerus Muhammad (8 juni 632) melalui pemilihan yang melibatkan para
pemimpin masyarakat Islam yang berkumpul di Madinah.
Selanjutnya ada Umar sebagai kandidat khalifah setelah Abu Bakr, ditunjuklah oleh
Abu Bakr sebagai penerus dan diriwayatkan pernah menggunakan gelar khalifatukhalifah
(penerus penerus) Rasul Allah. Tapi karena terdengar terlalu panjang, akhirnya diperpendek.
Setelah wafatnya Umar lalu kekhalifahan diteruskan oleh Utsman yang mana senioritas
kesukuan yang menjadi penentu terpilihnya Utsman.
Dan setelah wafatnya Utsman, Ali diangkat menjadi khalifah keempat di Masjid
Nabawi Madinah pada 24 Juni 656, yang secara otomatis seluruh dunia Islam mengakui
kekhalifahannya. Yang menjadi persoalan utama Ali adalah menyingkirkan dua saingan
utama kekhalifahan yang baru ia duduki Thalhah dan Zubayr, yang mewakili kelompok
Mekah. Keduanya, Thalhah dan Zubayr memiliki pengikut di Hijaz dan Irak yang tidak mau
mengakui kekhalifahan Ali. Lalu langkah pertama yang dilakukan Ali adalah memindahkan
pusat pemerintahan ke Kufah. Kemudian-mungkin untuk mengamankan kekhalifahannya-ia
memeberhentikan sebagian besar gubernur yang diangkat oleh pendahulunya dan
mengangkat pejabat-pejabat lain.
Pada 24 Juli 661, ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid Kufah, ia terkena
hantaman pedang beracun didahinya. Pedang tersebut, yang mengenai otaknya, diayunkan
oleh seorang pengikut kelompok Khawarij, Abd al-Rahman ibn Muljam, yang ingin
membalas dendam atas kematian keluarga seorang wanita temannya, yang terbunuh di
Nahrawan.
Pada akhir abad ke-18, berkembang suatu pandangan di Eropa bahwa peran khalifah
Islam mirip dengan paus dalam Kristen. Ia memiliki kewenangan spiritual atas para pengikut
Muhammad diseluruh dunia. Lalu ada sebuah gerakan yang diistilahkan secara keliru muncul
pada akhir abad lalu dan dengan nama pan-Islamisme (al-Jami’ah al-Islamiyah) melakukan
berbagai upaya untuk mempersatukan langkah dalam menghadapi kekuatan Kristen. Dengan
menjadikan Turki sebagai itik pusatnya, gerakan ini secara berlebihan menekankan watak
universal kekhalifahan.
BAB 11: Kekhalifahan Umayyah
Pada 40 H /660 M., Mu’awiyah dinobatkan sebagai khalifah di Iliya. Dengan
penobatannya itu, ibukota provinsi Suriah, Damaskus berubah menjadi ibukota kerajaan
Islam. Namun pada saat dinasti Umayyah lahir terjadi beberapa permasalahan yang mana
banyak melibatkan banyak pihak termasuk kekhalifahan. Namun demikian dinasti Umayyah
untuk sementara waktu berhasil mengamankan kekhalifahan dengan meminggirkan
kelompok Ali, mereka belum sepenuhnya aman karena perebutan kekuasaan itu sebenarnya
melibatkan tiga pihak, dan pihak yang terakhir ini belum sepenuhnya musnah.
Selain hal itu juga terjadi perlawanan Hijaz dibawah pimpinan saingan khalifah terus
berlasung, sehingga anak dan penerus Marwan, Abd al-Malik, mengirim seorang jenderal-
tangan besi yang merupakan hasil memahat habis gerakan antikhalifah.
Kembali lagi pada kekuasaan Mu’awiyah, setelah berhasil mengalahkan oposisi
Mu’awiyah (661-680) dengan leluasa mengarahkan energinya untuk menghadapi musuh
Islam sebelah barat laut, Bizantium. Dan pemerintahan Mu’awiyah tidak hanya ditandai
dengan terciptanya konsolidasi internal, tetapi juga perluasan wilayah Islam.
BAB 12: Puncak Kekuasaan Bani Umayyah
Setelah diangkat sebagai khalifah dan selama sepuluh tahun pertama
mkekhalifahannya, Abd al-Malik banyak dijegal oleh lawan-lawannya dan seperti
pendahulunya yang hebat, Mu’awiyah, ia juga harus menghadapi musuh diberbagai wilayah.
Dan adapula peristiwa penaklukan Suriah, Irak, Persia, dan Mesir pada masa Umar
dan Utsman mengakhiri tahap pertama sejarah penaklukan Islam, dan tahap yang kedua
dimulai oleh Abd al-Malik, dan al-Walid.
Lalu setelah wilayahnya berhasil dikendalikan dan dijaga ketat wakil Umayyah yang
bersemangat itu dengan leluasa memeberikan sewenang kepada para komandannya. Dan
panglima perang lain yang berjasa besar memperluas wilayah Islam hingga kawasan India
adalah Muhammad Qasim, anak tiri al-Hajjaj. Dibawah komandonya babak baru peperangan
diwilayah timur untuk sementara waktu bergerak ke arah selatan. Disana, para penyerbu
menjumpai kerumunan perziarah yang kemudian dijadikan tawanan. Serangan itu berhasil
menduduki daerah Sindh dan Punjab sebelah selatan, tetapi wilayah India lainnya baru bisa
dikuasai pada penghujung abad ke-10 oleh Mahmud dari Ghaznah yang melakukan serbuan
baru. Dan pada akhir 1947, dikawasan masuk ke dalam kekuasaan Islam.
Selanjutnya diceritakan keadaan kerajaan Islam pada seratus tahun wafatnya
Muhammad. Pada tahun 732 menandai seratus tahunnya wafatnya Nabi, pada titik itu juga
pergerakan sejarah dan geografi ini kita berhenti sejenak untuk meninjau situasi umum yang
ada. Seratus tahun wafatnya pendiri Islam, para pengikutnya menjadi penguasa kerajaan yang
lebih besar dibanding kerajaan Romawi pada masa kejayaannya.
Setelah itu terjadi arabiasasi dan reformasi administrasi negara yang mana arabisasi
dibawah kepemimpinan Abd al-Malik dan al-Walid meliputi perubahan bahasa yang
digunakan dalam catatan administrasi publik (diwan) dari bahasa Yunani kedalam bahasa
Arab di Damaskus, dan dari bahasa Persia kedalam bahasa Arab di Irak dan provinsi bagian
timur, serta penerbitan uang logam Arab. Dan perubahan bahasa yang secara otomatis juga
menyebabkan perubahan struktur kepegawaian.

BAB 13: Administrasi Politik Dan Kondisi Sosial Pada Masa Dinasti Umayyah
Secara umum, ada kesamaan antara Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah dalam
hal pembagian wilayah administrasi. Kerajaan dibagi kedalam hal pembagian beberapa
provinsi sesuai dengan pembagian pada masa imperium Bizantium dan Persia.
Disisi lain pemerintah memiliki tiga tugas utama yang meliputi pengaturan
administrasi publik, pengumpulan pajak, dan pengaturan utusan-utusan keagamaan. Ketiga
tugas itu secara teoritis dikendalikan oleh tiga orang pejabat berbeda. Dan lembaga peradilan
dipegang oleh orang Islam, sedangkan semua kalangan nonmuslim mendapatkan otonomi
hukum dibawah kebijakan masing-masing pemimpin agama mereka. Hal ini menjelaskan
mengapa para hakim hanya ada dikota-kota besar.
Dalam bidang organisasi militer, tentara Umayyah secara umum dirancang mengikuti
struktur organisasi tentara Bizantium. Kesatuannya dibagi menjadi lima kelompok yaitu,
tengah, dua sayap, depan, dan belakang, sedangkan formasi pasukan mengikuti pola lama,
formasi semacam itu terus dipakai hingga masa khalifah terakhir.
Untuk keadaan umum ibukota bisa dikatakan bahwa irama kehidupan dan
karakteristik Damaskus tidak banyak berubah sejak menjadi ibukota Dinasti Umayyah.
Seperti halnya diperkotaan, orang Arab dusun tinggal diwilayah mereka yang terpisah sesuai
dengan afiliasi kesukuan mereka.
BAB 14: Warisan Peradaban Dinasti Umayyah Dan Akhir Kekuasaannya
Diceritakan perihal kehidupan intelektual di Bashrah dan Kufah, dapat diketahui
bahwa pada masa Dinasti Umayyah itu berdekatan dengan masa Jahiliyah, yang mana
banyaknya peperangan yang mereka lakukan, baik perang sipil maupun perang melawan
musuh asing, dan kondisi sosial ekonomi yang belum stabil didunia Islam, merupakan
beberapa faktor penentu lambatnya perkembangan intelektual pada masa awal ekspansi
Islam. Namun, benih telah disebarkan dan pohon pengetahuan yang tumbuh rindang pada
masa awal Dinasti Abbasiyah di Baghdad jelas telah berakar kuat pada masa sebelumnya,
yaitu dalam tradisi Yunani, Suriah, dan Persia. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa masa
Dinasti Umayyah merupakan masa inkubasi.
Dan pada masa Dinasti Umayyah, kita juga dapat menemukan adanya cikal bakal
gerakan-gerakan filosofis keagamaan yang berusaha menggoyahkan fondasi agama Islam.
Pada paruh pertama abad ke-8 di Bashrah hidup seorang tokoh terkenal bernama Washil ibn
Atha (w. 748), seorang pendiri mazhab rasionalisme kondang yang disebut Muktazilah.
Orang Muktazilah (pembelot, penantang) mendapat sebutan itu karena mendakwahkan
ajaran bahwa siapapun yang melakukan dosa besar (kabirah) dianggap telah keluar dari
barisan orang beriman, tapi tidak menjadikannya kafir; dalam hal ini orang semacam itu
berada kondisi pertengahan antara kedua setatus itu.
Adapula tradisi literer pada periode Umayyah, dan terdapat beberapa aspek yang bisa
menjadi petunujuk terhadap perkembangan kebudayaan literer secara umum pada periode
ini, diantaranya pidato, korespondensi, dan puisi. Ketiga aspek itu merupakan bagian dari
jenis sastra yang berkembang saat itu. Dan kemajuan intelektual paling penting selama
periode Dinasti Umayyah terjadi dalam bidang penulisan puisi.
BAB 15: Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam dibuka dengan peran pentingn yang
dimainkan oleh khalifah Abu al-Abbas (750-754), Irak menjadi panggung drama besar itu.
Dalam khutbah penobatannya yang disampaikan setahun sebelumnya dimasjid Kufah, pada
saat itu khalifah Abbasiyah pertama menyebut dirinya al-saffah, penumpah darah yang
kemudian menjadi julukannya. Dan julukan itu pertanda buruk karena kekuasaan lah yang
lebih diutamakan ketimbang kebijakan.
Disamping itu juga terdapat perbedaan lainnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah,
kekhalifahan tidak dikaitkan dengan Islam. Spanyol dan Afrika Utara, Oman, Sind, dan
bahkan Khurasan tidak sepenuhnya mengakui khalifah baru itu.
Diceritakan juga keluarga wazir Persia yang mana dibawah kepemimpinan al-
Manshur, sistem wazir yang berasal dari ketatanegaraan Persia diterapkan untuk pertama
kalinya dalam pemerintahan Islam. Dan pada awal kekuasaan Abbasiyah, Khalid memimpin
departemen keuangan. Dan pada masa tuanya, ia berhasil menduduki sebuah benteng
Bizantium. Meskipun sebenarnya bukan seorang wazir, dalam beberapa kesempatan, pejabar
yang berasal dari Persia itu tampaknya telah bertindak sebagai seorang penasehat khalifah
dan menjadi cikal bakal sebuah keluarga wazir yang terkenal.
BAB 16: Masa Keemasan Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah seperti halnya dinasti lain dalam sejarah Islam, mencapai masa
kejayaan politik dan intelektual mereka segera setelah didirikan. Kekhalifahan Baghdad yang
didirikan oleh al-Saffah dan al-Manshur mencapai masa keemasannya antara masa khalifah
ketiga, al-Mahdi, dan khalifah kesembilan al-Watsiq, dan lebih khusus lagi pada masa Harun
al-Rasyid dan anaknya al-Abbasiyah memiliki kesan baik dalam ingatan publik, dan menjadi
dinasti paling terkenal dalam sejarah Islam.
Selanjutnya mengenai hubungan internasional dinasti Abbasiyah, pada abad ke-9
diawali dengan dua nama raja yang menguasai dunia: Charlemagne di Barat dan Harun al-
Rasyid di Timur. Dari dua nama itu, Harun jelas lebih berkuasa dan menampilkan budaya
lebih tinggi. Hubungan persahabatannya, tentu saja di dorong oleh kepentingan pribadi dan
Charlemagme menjadikan Harun sebagai sekutu potensial untuk menghadapi Bizantium
yang tidak bersahabat, dan Harun berusaha memanfaatkan Charlemagne untuk menghadapi
pesaing dan lawan berbahaya, yaitu Dinasti Umayyah di Spanyol, yang berhasil membangun
negara yang kuat dan makmur.
Jika hubungan dengan Charlamagne merupakan persahabatan, berbeda jauh dengan
penguasa Abbasiyah dengan Bizantium perseteruan yang berusia lebih dari seabad antara
kekhalifahan Islam dengan kerajaan Bizantium kembali mulai oleh khalifah ketiga Dinasti
Abbasiyah, al-Mahdi (775-785), tapi manuver yang ia lakukan tidak terlalu sering dan tidak
membuahkan hasil yang berarti.
Al-Mahdi, khalifah Abbasiyah pertama yang mengumandangkan “perang
suci”melawan Bizantium, memulai perangnya dengan serangan yang brilian dan sukses
terhdap pasukan kerajaan Bizantium.
Selanjutnya ke zaman keemasan Baghdad, sejarah dan berbagai legenda
menyebutkan bahwa zaman keemasan Baghdad terjadi selama masa kekhalifahan Harun al-
Rasyid (786-809). Meskipun usianya kurang dari setengah abad, Baghdad pada saat itu
muncul menjadi pusat dunia dengan tingkat kemakmuran dan peran Internasional yang luar
biasa.
Disamping itu terjadi kebangkitan intelektual dimana kemenangan tentara Islam pada
masa al-Mahdi dan al-Rasyid atas orang Bizantium, musuh lama Islam memang telah
membuat tenar periode itu. Dan gerakan intelektual itu ditandai dengan proyek penerjemahan
karya-karya berbahasa Persia, Sansekerta, Suriah, dan Yunani ke bahasa Arab.
BAB 17: Negara Abbasiyah
Pada bab ini diceritakan bahwa pada saat penolakan masyarakat terhadap
pemerintahan sekuler Dinasti Umayyah dimanfaatkan oleh kelompok Abbasiyah dengan
menampilkan diri didepan publlik sebagai pemerintahan imamah, yang menekankan
karakteristik dan kewibawaan religius, kebijakan utama yang pada masa belakangan semakin
berbanding terbalik dengan masa-masa awal pemerintahan mereka.
Tapi disamping itu juga ada permasalahan prinsip pergantian kepemimpinan secara
turun-menurun yang belum didefinisikan secara tegas, seperti yang telah dipraktikkan pada
masa Umayyah, juga diikuti oleh Dinasti Abbasiyah, beserta seluruh dampak buruknya.
Selanjutnya membahas sumber pemasukan negara. Jadi selain pajak, sumber
pendapatan negara yang lain adalah zakat yang merupakan satu-satunya pajak yang
diwajibkan atas setiap orang Islam. Zakat itu sendiri dibebankan atas tanah produktif, hewan
ternak, emas dan perak, barang dagangan, dan harta milik lainnya yang mampu berkembang,
baik secara alami ataupun setelah diusahakan.
Dinasti Abbasiyah memiliki ciri penting dalam pemerintahan yaitu adanya
departemen pos, yang dikepalai oleh seorang pejabat yang disebut shahib al-barid. Pada
masa Dinasti Umayyah, Mu’awiyah, seperti yang telah dibahas, adalah khalifah pertama
yang membentuk layanan pos.
BAB 18: Kehidupan Masyarakat Pada Masa Dinasti Abbasiyah
Tiga khalifah yang terlahir dari Ibu yang merdeka yaitu, Abu al-Abbas, al-Mahdi, dan
al-Amin, yang terakhir memiliki keistimewaan karena ayah dan ibunya keturunan Nabi.
Mengenai tentang kehidupan keluarga dan gaya hidup masyarakat Abbasiyah. Jadi
pada awal Dinasti Abbasiyah, kaum wanita cenderung menikmati tingkat pada kebebasan
yang sama dengan kaum wanita pada masa Dinasti Umayyah, tapi menjelang akhir abad ke-
10, pada masa Dinasti Buwayhi, sistem pemingitan yang ketat dan pemisahan berdasarkan
jenis kelamin menjadi fenomena umum.
Disisi lain pada bidang pertanian diawal pemerintahan Dinasti Abbasiyah maju
dengan pesat, hal itu terjadi karena pusat pemerintahannya sendiri berada didaerah yang
sangat subur, ditepian sungai yang biasa dikenal dengan nama Sawad, itu dikarenakan
mereka menyadari bahwa pertanian merupakan sumber utama pemasukan negara dan karena
pengolahan tanah hampir sepenuhnya dikerjakan oleh penduduk asli, yang statusnya
mengalami peningkatan pada masa rezim baru ini.
Dapat diketahui bahwa dikota sekalipun, orang Kristen dan Yahudi banyak yang
menduduki jabatan penting, seperti pada bagian keuangan, administrasi, dan jabatan
profesional lainnya. Dan khalifah pertama pun memerintahkan orang Yahudi dan Kristen
untuk mengenakan pakaian khusus, dan menyisihkan mereka dari jabatan publik adalah
Khalifah Umar II dari Dinasti Umayyah, bukan Umar I seperti yang banyak dipersepsikan.
BAB 19: Kemajuan Ilmiah Dan Sastra
Pada bab ini dijelaskan bahwa minat orang Arab terhadap ilmu kedokteran diilhami
oleh hadis Nabi yang membagi pengetahuan ke dalam kelompok yaitu teologi dan
kedokteran. Dengan demikian, seorang dokter sekaligus merupaka seorang ahli metafisika,
filosof, dan sufi. Dalam hal penggunaan obat-obatan untuk penyembuhan, banyak kemajuan
berarti yang dilakukan orang Arab pada abad ke-11. Dan merekalah yang membangun apotek
pertama, mendirikan sekolah farmasi pertama, dan menghasilkan buku daftar obat-obatan.
Selain kemajuan dalam bidang ilmiah, pada zaman Dinasti Abbasiyah juga terjadi
perkembangan sastra ditengah masyarakat yang ditaklukkan, terutama di Persia. Dan ternyata
apa yang kita sebut sebagai “sastra Arab” bukanlah sastra Arab seperti halnya sastra Italiaa
yang disebut sebagai sastra Latin Abad Pertengahan. Penulis karya sastra Arab adalah orang
yang berasal dari berbagai etnis, dan secara keseluruhan mewakili monumen abadi sebuah
peradaban, bukan secara semata monumen sebuah bangsa. Dan salah satu ciri khas penulisan
prosa pada masa itu adalah kecenderungan respon atas pengaruh Persia untuk menggunakan
ungkapan-ungkapan hiperbolik dan bersayap.
Dan selama Dinasti Abbasiyah, berbagai provinsi terutama Suriah, telah
menghasilkan sejumlah penyair kelas satu, yang paling terkenal diantara mereka adalah Abu
Tammam dan Abu al-Ala. Selain itu juga penulisan puisi pada masa Dinasti Abbasiyah dan
penulisan sastra pada masa-masa lainnya, pada umumnya tidak mampu menembus batasan
tempat dan waktu sehingga tidak memperoleh tempat ditengah-tengah generasi penyair dari
setiap zaman dan tempat.
BAB 20: Pendidikan, Kesenian, Dan Arsitektur
Pada periode Abbasiyah, yang disebut sekolah dasar (kuttab) biasanya merupakan
bagian yang terpadu dengan masjid, atau bahkan memfungsikan masjid sebagai sekolah. Dan
guru disekolah dasar disebut mu’alim, kadang-kadang juga disebut faqih yang secara khusus
mengajarkan teologi, biasanya mendapatkan status sosial yang lebih rendah.
Lalu pada bidang seni, layaknya dalam bidang sastra, seorang Arab atau seorang
Semit, memiliki daya apresiasi yang sangat tajam terhadap berbagai hal yang partikular dan
subjektif, serta memiliki rasa yang lembut untuk mengungkapkan detail suatu objek seni.
Dan dalam bidang arsitektur dan secara khusus dalam bidang seni lukis orang Arab tidak bisa
mencapai tingkat kemajuan yang berarti, itu semua terjadi karena masih ada hambatan untuk
mengharmonikan dan menggabungkan sejumlah detil yang berbeda itu.
BAB 21: Sekte-Sekte Dalam Islam
Dalam bidang teologi, muncul sejumlah mazhab pemikiran yang mewarnai
perkembangan teologi hingga saat ini. Salah satunya mazhab teologi yang cukup dikenal luas
adalah Muktazilah, yang pada awal kemunculannya dikenal sebagai gerakan puritan yang
kaku. Dan mereka menegaskan bahwa ajaran yang menyatakan bahwa Alquran bukanlah
ciptaan Tuhan dan bersifat abadi akan mengotori keesaan Tuhan.akan tetapi pada
perkembangan berikutnya, mazhab ini berkembang menjadi kelompok rasionalis yang
menganggungkan hasil pemikiran rasio manusia dan menganggapnya sebagai petunjuk
kebenaran yang mutlak melebihi Alquran.
Perkembangan pemikiran teologi skolastik yang fondasinya dibangun oleh al-Ghazali
(dalam bahasa Latin, Algazel) yang tak pelak lagi menjadi teolog Islam terbesar, dan
merupakan pemikir Muslim paling agung dan paling orisinil. Al-Ghazali juga yang
membakukan sistem teologi Asy-ariyah dan mengembangkan ajarannya sehingga menjadi
ajaran Islam universal.
BAB 22: Kekhalifahan Terpecah : Dinasti-Dinasti Kecil Di Barat
Lima tahun setelah berdirinya kekhalifahan Abbasiyah, Abd al-Rahman muda satu-
satunya keturunan Dinasti Umayyah yang luput dari pebantaian masal yang menandai
naiknya rezim baru, tiba disebuah tempat jauh di daratan Kordova Spanyol. Satu tahun
kemudian, tahun 756 dia mendirikan sebuah dinasti yang kelak akan menjadi dinasti besar.
Lalu pada tahun 785 Idrs ibn ‘Abdullah atau cicit al-Hasan berhasil mendirikan
kerajaan di Maroko (al-Maghrib) yang mengabadikan namanya selama hampir dua abad
(788-974) berikutnya. Dan dinasti yang ia dirikan adalah dinasti Syiah pertama dalam
sejarah.
Selanjutnya muncul lagi dinasti Turki yang bernama Thulun pada tahun 817 dan
dinasti ini didirikan oleh Ahmad ibn Thulun dipersembahkan oleh penguasa Samaniyah di
Bukhara sebagai hadiah untuk al-Ma’mun. Salah satu alasan Ibn Thulun membangun negara
barunya itu untuk membentuk sebuah organisasi militer yang ketat.
Setelah munculnya dinasti Thulun, kemudian muncul lagi dinasti Turki baru yang
bernama dinasti Iksidiyah. Pendiri dinasti ini adalah Muhammad ibn Thugh (935-946) yang,
setelah membereskan kekacauan di Mesir, dan mendapatkan anugerah gelar kebangsawanan
ala Iran, ikhsyid dari Khalifah al-Radi pada 939.
BAB 23: Dinasti-Dinasti Di Timur
Dinasti yang pertama mendirikan negara semi independen disebelah timur Baghdad
adalah orang yang pernah dipercaya al-Ma’mun untuk menduduki jabatan jenderal, yakni
Thahir ibn al-Husayn dari Khurasan.
Disisi lain saat proses munculnya dinasti-dinasti ditimur, ternyata mulai muncul juga
benih-benih kehancuran dinasti Abbasiyah. Hal ini terjadi pada saat dibawah dominasi
Buwaihi Persia yang Syiah, dan kemudian dibawah dominasi Saljuk Turki yang Sunni, sang
khalifah tidak memiliki kekuasaan yang luas selain atas wilayah ibukota negara, bahkan
otoritasnya sendiri seolah hanya bayangan.
Dan salah satu episode paling spektakuler dan mengagumkan dalam periode ini
adalah pemberontakan budak-budak Zanj. Yang mana mereka adalah orang-orang Negro
yang didatangkan dari Afrika Timur dan dikerjakan dipertambangan didaratan rendah Efrat.
Dengan memanfaatkan kondisi ibukota yang kacau dan munculnya pemberontakan para
pekerja tambang yang sengsara dan tidak puas, pada bulan September 869 dia menyertakan
bahwa dirinya, melalui ilmu dan penglihatan gaib, merupakan seorang ‘Aliyah yang datang
untuk membebaskan mereka.
BAB 25: Keruntuhan Kekhalifahan Abbasiyah
Serbuan kaum barbar dalam kasus ini, Mongol atau Tartar begitu dahsyat, nyatanya
hanya berperan sebagai senjata pamungkas yang meruntuhkan kekhalifahan. Bahkan
munculnya banyak dinasti seperti cendawan dimusim hujan dan semi dinasti dijantung
kekhalifahan dan sekelilingnya sebenarnya lebih tampak sebagai gejala penyakit ketimbang
sebagai penyebab keruntuhan. Dan yang menjadi penyabab utama runtuhnya kekhalifahan
Abbasiyah yaitu serangan Hulagu cucu dari Jengis Khan pada 1253, yang memimpin pasukan
berkekuatan besar untuk membasmmi kelompok pembunuh (Hasyasyin) dan menyerang
kekhalifahan Abbasiyah.
Selanjutnya dari faktor internal ternyata lebih banyak berperan sebagai sebab
kehancuran kekhalifahan ketimbang ketimbang faktor eksternal. Kemungkinan terjadinya
desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-daerah selalu mengiringi setiap
penaklukan yang dilakukan tergesa-gesa dan tidak usai. Dan metode administrasi yang
diterapkannya pun tidak kondusif bagi penciptaan stabilitas negara, hal itulah yang dapat
memicu keruntuhannya kekhalifahan Abbasiyah.
BAB 25: Penaklukan Spanyol
Kekuasaan Islam di Spanyol diawali dengan ekspansi pasukan Muslim ke
Semenanjung Iberia, gerbang barat daya Eropa, dan serangan ini merupakan serangan
terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalani oleh orang-
orang Arab. Dan serangan ini juga menandai puncak ekspansi Muslim diwilayah Afrika-
Eropa, dan titik terjauh ekpansinya sampai kekawasan Mesir-Asia.
Setelah pasukan Muslim mengalami kemenangan, pasukan tersebut berjalan
melintasi kota-kota Spanyol menjadi mudah, dan hampir tanpa ada perlawanan yang berarti.
Namun setelah bertahan selama dua bulan, ibukota masa depan umat Islam ini menyerah
kepada para pengepung karena pengkhianatan seorang penggembala yang menunjukan jalan
terobosan di dinding benteng. Tapi Malaga tidak memberi perlawanan sama sekali.
Di Ecija terjadi pertempuran paling sengit dari pergerakan umat Islam, dan berakhir
dengan kemenangan para penakluk. Dan ibukota Gotik Barat berhasil diduduki lewat
pengkhianatan oleh penduduk Yahudi. Namun hal itu tak bertahan begitu lama, dan Spanyol
kembali menjadi salah satu provinsi kerajaan Islam, dan nama Arab yang disandangnya
adalah al-Andalus. Hal itu terjadi karena beberapa sebab, dan sebab yang pertama itu
pecahnya antara Gotik Barat yang memasuki Spanyol pada awal abad kelima sebagai kaum
Teutonik barbar dan penduduk Romawi-Spanyol belum lenyap sepenuhnya.
BAB 26: Emirat Ummayah Di Spanyol
Tahun 750 bani abbasiyah meraih tampuk kekuasan dengan ditandai pembantaian
massal terhdap anggota keluarga umayyah.Meski demikian, ada segelintir orang yang luput
dari pembantaian, sala satunya adalah abd al-rahman ibn mu’awiyah, cucu hisyam, khalifah
kesepuluh damaskus. Kisah tentang selamatnya pemuda berusia dua puluh tahun ini, yang
lima tahun menyamar dalam pengembaraan melewati palestina, mesir dan afrika utara, serta
beberapa kali lolos dari ketajaman telik abbasiyah, telah membentuk salahsatu episode paling
dramatis dalam sejarah arab. Pelariannya dimulai dari sebuah perkemahan orang arab badui
ditepian kiri sungai efrat, tempat ian tinggal beberapa saat untuk menyelamatkan diri dari
kejaran penguasa abbasiyah. Suatu hari, panji-panji hitam abbasiyah tiba-tiba muncul didekat
kemah itu.Bersama adik lelakinya yang berusia tiga belas tahun, abd al-rahman berlari
menuju sungai. Sang adik yang ternyata tidak terlalu pandai berenang, mempercayai janji
yang diucapkan para pengejar dari pihak abbasiyah bahwa mereka akan memberikan
amnesti. Karenanya, ia kembali dari tengah sungai hanya untuk menjemput kematiannya.
Sementara sang kakak, terus berenang dan sampai di sekarang.
Selama periode kekuasaan hisyam I (788-796) amir yang saleh lagi terpelajar, putra
sekaligus penerus ‘abd al-rahman berkuasa disana, tidak ada pemicu kekacauan atau
kerusuhan. Tetapi pada masa penerusnya, yaitu al-hakam I(796-822) amir yang periang,
kecanduan berburu dan minum arak situasinya berubah drastis, muncul sebuah perlawanan
yang disebabkan kekecewaan terhadap kepemimipinan al-hakam, serta terhadap sikap dan
perilaku para pengawalnya , yang sebagian besar terdiri atas orang negro dan para prajurit
asing sewaan yang tidak bisa bahasa arab.
BAB 27: Kekhalifahan Ummayyah Di Cordova
Pemerintahan ‘abd al-rahman III dan penerusnya, al-hakam II (961-976), kemudian
dilanjutkan oleh masa kediktatoran al-hajib al-manshur (977-1002), menandai puncak
kejayaan muslim di barat, sebelum dan sesudah periode ini, spanyol muslim tidak pernah
mampu mengenggam pengaruh politik sedemikian rupa baik di eropa maupun di afrika.
Selama periode ini, ibukota umayyah menjadi Kota paling berbudaya di eropa dan,
bersama Konstatinopel dan Baghdad, menjadi satu dari tiga pusat kebudayaan dunia. Dengan
130.000 rumah, 21 kota pinggiran, 73 perpustakaan, dan sejumlah besar toko besar, masjid
dan istana, ibukota umayyah memperoleh popularitas internasional, serta membangkitkan
pesona dan kekaguman dihati para pelancong. Kota ini memiliki bermil-mil jalan yang rata
yang disinari lampu-lampu dari rumah-rumah di pinggirnya, padahal “tujuh abad setelah
periode ini, kota London hanya memiliki satu lampu umum”, dan di Paris, beberapa abad
sesudahnya,”siapa pun yang berjalan diluar rumah saat hujan, maka ia akan terjebak dalam
kubangan lumpur setinggi pergelangan kaki”.
Selama 80 tahun setelah kematan sang dikrator hancur oleh orag barat timur, Arab
dan slavia. Dan selama 21 tahun kemudiann khalifah khalifat diturunkan dan dinaikan oleh
yang satu sebagai bneka orang kordova, yaitu ornang orang boneka slavia yang mempunyai
andl dalam menurunkan orang Castile punya peradilan sendiri, dan khalifah munvul
menalankan kekuasaan yang rawan.
Dinasti Murabitun di spanyol artinya sebuah paguuban militer keagamaan yang
diirikan pada tahun ke 11, oleh sorang Muslim saleh yang berasal namanya murabitun,
anggota pertamanya terutama berasal dari arab yang hidup ipadang sahara dan sebagaimana
kebiasaan keturunan mereka.
Dibawah kekuasaan murabitun terdiri atas para mualaf yang mewarisi tradisi barbar
yang belum punah dan muncul gairah keagamaan fanatik di awal abad 12. Yang bagaimana
merugikan kaum Kristen, yahudi, bahkan kaum Muslim liberal. Ulama timur
mengungkapkan kesetujuannya atas hukum para faqih spanyol, yakni yusuf dan ibn ysnfin
terbatas dari janji Muslim, dan menjadi tugas untuk menguasai pemeluk agama lain di dunia
Muslim. Diminta oleh penguasa muhataban, status huum kam yahudi populasinya
mengalami peningkatan besar dan ikut meningkat dalam kekhalifah abd al-raman. Yang
menandai awal peradaban atau perkembangan kebudayaan yahudi spanyo, di negeri Muslim
itu, mereka menggunakan bahasa, pakaian, dan tatacara Arab.
BAB 28: Negara-Negara Kecil Pasca Dinasti Ummayah
Di kordova, dominasi diantara negara-negara musli terletak di serville, yang
kedudukannya selalu dihubungkan dengan kordava, Granada adalah kekuasn rezim ini
dihancukan oleh kelompok maroko tahu 1090, inilah satusatunya kota muslim spanyl yang
pernah memegang kekusaan ang benar benar kuat. Kekuatan dinasi yang pendirinya dan dua
pemegangnya yang berakhir 1057 setelah kekuasaan ziriyah yang berakhir, dan akhrnya
berada dibawah cengkraman murabatun. Diduduki oleh Berber kuno yang sering
memberontak hingga dihancurkan ole Alfonso Castile.
Dinasti murabitun di spanyol artinya sebuah paguuban militer keagamaan yang diirikan
pada tahun ke 11, oleh sorang Muslim saleh yang berasal namanya murabitun, anggota
pertamanya terutama berasal dari Arab yang hidup di padang sahara dan sebagaimana
kebiasaan keturunan mereka.
Dibawah kekuasaan murabitun terdiri atas para mualaf yang mewarisi tradisi barbar
yang belum punah dan muncul gairah keagamaan fanatik di awal abad 12. Yang bagaimana
merugikan kaum Kristen, yahudi, bahkan kaum Muslim liberal. Ulama timur
mengungkapkan kesetujuannya atas hukum para faqih spanyol, yakni yusuf dan ibn ysnfin
terbatas dari janji Muslim, dan menjadi tugas untuk menguasai pemeluk agama lain di dunia
Muslim.
BAB 29: Sumbangan Keilmuan
Dimanapun dan kapanpun bahasa arab digunakan, terdapat gairah untuk penciptaan
komposisi puitis yang sangat hebat, bait puisi yang tak terhitung jumlahnya yang mengalir
begitu saja dari setiap baitnya, karena keindahanyya dan isinya, oleh kalangan mulut ke mulut
dan digemari baik oleh kalangan atas maupun kalangan bawah, bukan karena keindahannya
namun lebih karena dituangkan dalam keindahan dan efoni kata kata yang menggambarkan
karakteistik orang yang berbicara dengan bahasa arab, pengusa umayyah yang pertama
adalah sorang penyair, diantara aja-raja vani merupakan raja penerusnya.
Ada banyak penyair lain yang dilahirkan, Arab spanyol karna adanya peradilan dan
hukuman yang baik antara masyarakatnya, seperti yang disebutkan di puisi dlam bait-baitnya
menceritakan sesuatu hal para penghuni istana dan dan bagian ratu Valencia seorang penyair
muda yang jengak.
Contohnya, keistimewaan hidup orang muslim yang tidak terlalu menempati
lingkungannya yang benar benar bergaul atau besosialisasi dengan masyarakat, yang pedul
akan keagamaan dan kasta yang seharunya ada dan diturunkan keada mulut ke mulut untuk
perkembangan keagamaan lainyya, supaya bijak dalam hidup dan biasa menyikap hal-hal
positif dalam bangsawan atau sesama punya kasta.
Pendidikan yang harus tiggi difokuskan pada tafsir Al-Qur’an, taat pada bahasa Arab,
puisi dan keilmuan lainnya. Yang bisa disebutkan di spanyol dan mempunyai tambahan
jurusan teologi yang dikeluarkan dan memberi peluang kepada mereka yang untuk
mendapatkan jabatan tinggi dikerajaann di Universitas Grandia didirikan oleh khalifah
nashriyah.
BAB 30: Seni Dan Arsitektur
Salah satu bidang kerajinan yang cukup berkembang meski kurang mendapat
apresiasi yang cukup tinggi dari para perajin logam Muslim, adalah seni porselen dan
pelapisan logam. Dari Spanyol Indonesia itu kemudian diperkenalkan ke Italia, dari bidang
kerajinan lain yang menunjukkan keunggulan orang Muslim Spanyol adalah produksi tekstil
dan pakaian mewah, Geranda yang beberapa waktu kemudian memasok Eropa dengan
pakaian produksi penduduk Granda. Ketika impor produk-produk kesenian yang indah dan
baik semakin meningkat Dari negeri-negeri Muslim ke Eropa perusahaan barat melihat
bahwa dalam industri tersebut terdapat sumber kemakmuran sehingga mereka meneruskan
untuk mulai membangun pabrik pabrik semisal di Perancis dan Italia.
Semua Monumen karya seni religius di Spanyol telah musnah kecuali satu yang
paling tua dan paling indah yaitu Masjid Agung Cordoba gaya arsitektur menara menara di
Spanyol juga mengikuti model menara di Afrika.bukan hanya itu saja model dekorasi
Spanyol muslim mencapai puncak kebesarannya pada bangunan istana dinasti Nashriyah
yaitu Alhambra dengan rancangan yang sangat luas dan megah.
Fondasi bagi perkembangan seni musik Spanyol diletakkan oleh syariat murid
sekolah musik di Baghdad berkat keunggulannya pengetahuannya mengenai lagu dibanding
seniman singa lain juga berkat keahliannya dan geofisika kepribadiannya yang memesona
perilaku yang ramah serta kecerdasan yang tajam tubuh menjadi panutan masyarakat.
Secara umum, Muslim di barat membuktikan bahwa diri mereka lebih menyukai seni-
seni yang lembut dibandingkan saudara seagama mereka di Timur. Pada saat itu kekuasaan
Abbasiyah, menjadi pusat perkembangan musik lagu dan kesenian lain yang indah yang
biasanya kita hubungkan dengan Bangsa Moor dari daratan Andalusia. Perkembangan seni
musik di Spanyol pada giliran berikut yang memberikan pengaruh yang cukup besar pada
seni musik di kawasan Eropa.
BAB 31: Islam Di Sisilia
Penaklukan umat Islam atas kepulauan Sisilia merupakan buih terakhir dari
gelombang serbuan yang dibawa bangsa Arab ke Afrika Utara dan Spanyol. Penaklukan
kepulauan itu yang dimulai dari tahun 827, mencapai kesempurnaannya, sebagian atau
seluruh Sisilia yang berada di bawah pergolakan para pemimpin Arab menjadi salah satu
provinsi dari dunia Arab.
Ekspansi pasukan Arab mencapai antiklimaks pada abad ke-9 di rambutnya kembali
Kota Baru oleh pasukan Kristen pada 871 menandai berakhirnya kekuasaan Muslim atas
Italia dan Eropa Tengah. Situasi domestik di Sisilia jauh dari memuaskan. Elemen Spanyol
dan Afrika di tengah masyarakat Muslim terus berada dalam pertikaian, yang kemudian
semakin rumit oleh kerusuhan internal yang muncul dari pertikaian kuno di tengah bangsa
Arab antara bangsa yg aman dari arah selatan termasuk qalbiah dan bangsa Arab Utara.
Sisilia di bawah kekuasaan bangsa Norman menunjukkan tumbuhnya kebudayaan
Kristen Islam yang menarik. Sepanjang periode kekuasaan orang Arab di Kepulauan itu
tersebar kebudayaan Timur, kebudayaan itu bercampur dengan warisan kebudayaan Yunani
dan Romawi, sehingga membentuk ragam budaya yang tegas di bawah kekuasaan Norman
dan memberikan karakter khas pada kebudayaan Norman.
Secara keseluruhan Sisilia sebagai mediator kebudayaan Muslim bisa mengklaim
dirinya sebagai pusat kebudayaan paling penting kedua setelah Spanyol dan sedikit lebih
tinggi dari tingkat peradaban di Suriah pada masa Gejolak perang salib.
BAB 32: Kekhalifahan Syiah Di Mesir: Dinasti Fatimiyah
Sepanjang kekuasan Abu Manshur di bawah kekuasaannya lah dinasti fatimiyah
mencapai puncak kejayaannya. Nama sang khalifah selalu disebutkan dalam Khutbah
khutbah jumat di sepanjang wilayah kekuasaannya yang membentang dari Atlantik hingga
laut merah di bawah kekuasaannya juga kekhalifahan Mesir tidak hanya menjadi lawan
tangguh bagi kehalusan di Baghdad tapi bisa dikatakan bahwa kali kekhalifahan itu telah
melakukan penguasaan Baghdad dan dia berhasil menempatkan kekhalifahan fatimiyah
sebagai negara Islam terbesar di kawasan Mediterania Timur.
Kemunduran dinasti fatimiyah diawali dengan munculnya kebijakan untuk
mengimpor tentara-tentara dari Turki dan Negro sebagaimana yang dilakukan Dinasti
Abbasiyah ketidakpatuhan dan perselisihan yang terjadi di antara mereka serta pertikaian
dengan pasukan dari suku berber menjadi salah satu sebab utama keruntuhan dinasti ini. pada
tahun-tahun terakhir kekuasaan satunya ditandai dengan munculnya perseteruan terus
menerus antara para wajib yang didukung oleh kelompok tentaranya masing-masing.
Akibatnya adalah pajak yang tinggi dan pemasaran yang umum terjadi untuk
memuaskan kebutuhan khalifah dan Angkatan Bersenjata yang rakus keadaan semakin parah
dan rumit dengan datangnya pasukan perang salib dan serangan balasan dari Al Matic Raja
Yerusalem.
BAB 33: Kehidupan Mesir Pada Masa Fatimiyah
Fatimiah bersama Dinasti Dinasti sebelumnya yaitu idea dan turun bisa dikatakan
sebagai era Arab Persia yang berbeda dengan era Persia Turki pada periode dinasti ayyubiyah
dan makhluk. Dari sisi politik periode fatimiah menandai munculnya zaman baru dalam
sejarah bangsa ini yang pertama kalinya sejak periode Firaun menjadi penguasa penuh
dengan kekuatan yang besar dan didasarkan atas prinsip keagamaan. Meskipun masa
keemasan dalam sejarah fatimiyah di Mesir, Mesir Masih diakui sebagai negara Islam yang
paling maju.
Meskipun beberapa khalifah pertama Dinasti fatimiyah dikenal sebagai khalifah
berbudaya periode mereka bisa dibilang tidak melahirkan ilmuwan dan penulisnya penulis
yang Kondang dalam sains dan sastra.meski demikian Sebagian besar orang terpelajar pada
saat itu tidak hanya dalam bidang hukum tetapi juga dalam sejarah dan puisi merupakan
bagian dari golongan Faqih termasuk didalamnya para hakim. Sejumlah karya penting dalam
bidang seni dan arsitektur bangunan tua yang masih bertahan hingga kini adalah masjid al-
azhar.
BAB 34: Kontak Militer Antara Barat Dan Timur: Perang Salib
Penghujung abad ke-11 Masehi orang Kristen mulai melapangkan jalan ke Suriah
untuk merebut kekuasaan umat Islam, negeri itu sedang dalam keaadan lemah dan dilanda
perpecahan. Masyarakatnya pun tenggelam dalam perpecahan serta pertikaian jauh dari
persatuan nasional. Bahkan dalam berbahasa pun mereka tidak memiliki kesamaan dan
persatuan. Penguasa pertama bani Saljuk muncul pertama kali di Suriah sebelum tahun 1070.
Terjadinya perang salib ini pada bagian awalnya tergambar dalam bentuk perang
kuno antara bangsa Troya dan bangsa Persia. Sebagian besar lainnya karena kecenderungan
gaya hidup nomaden dan militeristik suku-suku Teutonik-Jerman yang telah mengubah peta
Eropa sejak mereka memasuki babak sejarah dan perusakan makam suci milik gereja, tempat
ziarah ribuan orang Eropa. Keadaan itu semakin diperparah karena para peziarah merasa
keberatan untuk melewati wilayah Muslim di Asia kecil. Selain itu penyebab utamanya
adalah permohonan kaisar Alexius Comnesus kepada Paus Urban II pada 1095 untuk
membantunya karena kekuasaannya di Asia telah diserang oleh Bani Saljuk di sepanjang
Mesir Marmora.
BAB 35: Kontak Budaya
Aspek kebudayaan yang lebih banyak berpengaruh pada orang Barat lebih banyak
meliputi aspek seni, dan industri dari pada aspek sastra maupun keilmuan. Selama masa
pemerintahan Mamluk dalam bidang seni dengan meneruskan Dinasti Ayyubiyah ternyata
lahir satu tradisi baru yaitu menguburkan para pendiri sekolah dan masjid di bawah kubah
bangunan yang mereka dirikan.
Selain itu banyak peninggalan dalam bidang arsitektur, kebanyakan peninggalan dari
mereka berupa kastil dan gereja. Arsitektur pada masa Perang Salib umumnya berbentuk
kubus dengan kubah sederhana dan peninggalan seni orang Franka yang paling indah di
Kairo adalah pintu yang diambil dari gereja di Akka dan kemudian di pasang di Masjid al-
Nashir. Disamping dari itu ada pula perkembangan Pertanian dan Industri, disini tentara Salib
mendapatkan lebih banyak keuntungan dibandingkan dalam bidang intelektual. Temuan lain
orang Eropa pada saat perang salib yaitu kincir air yang lebih maju.
BAB 36: Mamluk, Dinasti Arab Terakhir Pada Abad Pertengahan
Mamluk, sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, merupakan dinasti para budak.
Para sultan-budak ini menegaskan kekuasaan mereka atas wilayah Suriah-Mesir yang
sebelumnya dikuasai Tentara Salib. Selama beberapa waktu mereka berhasil menahan laju
serangan pasukan Mongol pimpinan Hulagu dan Timurlenk. Seandainya mereka gagal
bertahan, tentu seluruh tatanan sejarah dan kebudayaan di Asia Barat danMesirakan berubah
drastis. Berkat kegigihan mereka, Mesir bisa bertahan, dan selamat dari serangan Mongol
yang telah menghancurkan Suriah dan Irak, sehingga penduduk Mesir bisa tetap
menyaksikan kesinambungan budaya dan institusi politis, suatu fenomena yang tidak
dinikmati oleh Negara-negara Islam lainnya di luar dataran Arab.
Pada tahun pertama abad ke-14 mereka mendirikan sebuah kerajaan yang kelak
ditakdirkan untuk menyaingi kebesaran imperium Bizantium dan kekhalifahan Arab.
Bayazid I (1389-1402), cicit ‘Utsman (1299-1326) adalah pendiri utama dinasti ini.
Dalam sejarah Islam, Khalifah-Sultan dari Konstantiopel menjadi raja yang paling
kuat yang mewarisi tidak hanya kekhalifahan Baghdad, tetapi juga kekaisaran Bizantium.
Dengan hancurnya kekuatan Mamluk dan berkembangnya kekuasaan bangsa Turki di
Bosporus, maka focus kekuasaan Islam diarahkanke Barat. Kenyataannya, pada saat itu pusat
peradaban dunia telah berpindah ke Barat. Penemuan Amerika dan Tanjung Harapan telah
mengalihkan perdagangan dunia kerute-rute baru dan seluruh kawasan Mediterania Timur
mulai tenggelam di balik tirai sejarah. Disini, sejarah kekhalifahan Arab dan dinasti-dinasti
muslim yang didirikan pada Abad Pertengahan diatas reruntuhan kerajaan Arab telah sampai
pada titik akhir, dan sejarah modern kerajaan kekhalifahan Utsmani dimulai.
BAB 37: Arab Sebagai Provinsi Turki
1 tahun setelah penaklukan Mesir (Pada 1518) Khairuddin barbarossa dan kakaknya
2 ksatria Usmani kelahiran Yunani menyerbu daratan, menahan para pelanggan batas dari
Spanyol dan menyerahkan kepada purte Agung. Sebagai balasan nya, Porte memberikan
gelar belerbey (pemimpin bey) kepada Khair al-Din. Kemudian Khair al-din mendirikan
pemerintah abaristokrasi militer dengan pasukan Janissari sebagai tulang punggungnya.
Sedangkan pasukan janisari menawarkan ketakutan yang sama kebagian timur hingga
mencapai pinggiran sungai Tigris. Negeri ini melawan kekuatan besar itu dipimpin oleh
sunan Pasha seorang Panglima yang Brilian keturunan Albania yang pada 1568, ketika
menjadi gubernur mesir, memimpin peperangan melawan arah selatan dan menaklukan
zaman sehingga menjadi bagian Kerajaan Usmani.
KerajaanUsmani sebagaimana kerajaan Romawi dan kekhalifahan Abbasiyah yang
berkembang sebelumnya pada umumnya lebih menekankan aspek militer dan
mengembangkan prinsip dinasti dalam organisasinya. Tujuan utamanya yaitu tidak jauh dari
kesejahteraan warga negaranya yang personifikasinya diwakili sosok khalifah Sultan.
Aljazair merupakan negara Arab pertama yang memisahkan dari Kerajaan Usmani
BAB 38: Mesir Dan Arab Bulan Sabit
Sultan Salim membuat perubahan radikal dalam sistem administrasi Mesir yang
memilih Khair beycer dikuntuk menjadi wakilnya di Mesir. Rezim mamluk juga
mengumpulkan pajak dan merekrut bala tentara. Hanya saja, mereka mengakui kekuasaan
Kerajaan Usmani dengan selalu mengirim kanu peti setiap tahunnya.
Mamluk mencapai puncak kejayaannya pada 1769 di bawah kekuasaan Ali bey, Ali
adalah anak seorang pendeta Kristen dari kaus kasus yang di masa kecilnya pernah jatuh
ketangan perampok dan dijual sebagai budak.
Dalam perjuangannya untuk memurnikan ajaran Islam dari pemujaan pada orang-
orang suci dan dari bidang-bidang lainnya mereka menghasilkan Karbala pada1801 selalu
merebut Malaka pada 1803 kemudian Madinah tahun berikutnya merusak, makan-makan,
mencuci dan membersihkan kota-kota ini dari kemusyrikan.
BAB 39: Perubahan Panggung: Pengaruh Barat
Kebijakan baru liberalisme dan jaminan keamanan publik yang diberikan oleh
penguasa sangat menarik minat orang Eropa yang lebih banyak dibanding masa-masa
sebelumnya. Dalam proses tumbuhnya persilangan budaya ini Irak tidak mempunyai peran
yang penting pada awal a bad ke-17 misionaris Katolik telah mendarat di Baghdad dan
Basrah tapi tidak meninggalkan pengaruh apapun pada umat Islam. Di tengah keadaan
mengenaskan mereka menemukan Sosok Pahlawan dalam diri seorang Perwira Ahmad Arabi
keturunan seorang petani.
Irak bergerak lebih awal untuk melawan dan menentang mandat Inggris.Kemudian
beberapa perjanjian diselenggarakan salah satu perjanjian paling penting dilangsungkan pada
Desember 1972 yang memutuskan bahwa Inggris mengakui hak sebagai negara merdeka dan
menjadi sekutu Iran untuk masa 25 tahun.
Ketika nationalisme berjuang melawan kekuatan asing demokrasi politik berjuang
menentang feodalisme pribumi kemerdekaan mempunyai lawan internal dan eksternal.
Upaya untuk melembagakan dan memfungsikan bentuk Pemerintahan demokratis melawan
sistem sosial politik semacam itu bukanlah tugas yang mudah pencari anakan sebuah struktur
politik yang baru belum berakhir secara politik, sosial, ekonomi, seluruh kawasan Asia Timur
masih berada dalam masa transisi.
BUKU III
Eugene Rogan. Dari Pncak Khilafah (Sejarah Arab-Islam: Sejak Era Kejayaan Khilafah
Utsmaniyah). Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Bab 1. Dari Kairo Hingga Istanbul


Al-Ashraf Qansuh al-Ghawri, Sultan Dinasti Mamluk menghadapi peperangan.
Qansuh, telah memerintah khilafah itu selama 15 tahun. Para Komandan pasukan Mamluk
dan dengan keempat hakim agung berada di bawah bendera merah sultan. Dan di sebelah
kanannya, ada seorang pemimpin spiritual khilafah yaitu Khalifah al-Mutawakkil III. Seperti
yang diketahui, leluhur mereka adalah para pemuda yang dibawa dari tanah-tanah Kristen di
Stepa Eurasia dan Kaukakus ke Kairo, lalu kemudian dipaksa masuk Islam dan berlatih Seni
bela diri. Pada 1249, pasukan Mamluk mengalahkan pasukan salib yang dipimpin oleh Raja
Prancis, Louis IX. Sebetulnya, Qansuh berharap dapat menghindari peperangan dengan
memamerkan kekuatan di perbatasan kekuasaannya.
Sultan Mamluk pada saat itu membawa pasukan yang cukup besar, tetapi ternyata
kekuatan pasukan Utsmaniyah jauh lebih besar. Jajaran kavaleri dan infanterinya yang
disiplin unggul jumlah dari pasukan Mamluk dengan perbandingan 3:1. Penulis sejarah
kontemporer memperkirakan pasukan Selim berjumlah 60.000 orang. Pasukan Utsmaniyah
pula memiliki keunggulan teknologi yang menonjol atas musuh-musuhnya. Saat sultan
Mamluk memiliki pasukan kuno yang mengandalkan keahlian bertarung perorangan,
pasukan Utsmaniyah memiliki pasukan artileri yang dipersenjatai dengan senapan. Pasukan
Mamluk menegakkan nilai-nilai militer abad pertengahan, sedangkan pasukan Utsmaniyah
memiliki wajah modern peperangan abad ke-16 sebagai prajurit tangguh dengan pengalaman
berperang yang sudah luas.
Kemenangan di Marj Dabiq menyebabkan Wangsa Utsmaniyah menjadi penguasa
Suriah. Sebagai pemenang perang, pasukan Utsmaniyah menerjang ke dalam kota Kairo dan
menjarahnya selama tiga hari. Penduduk sipil yang tidak berdaya, menggantungkan diri pada
belas kasihan tentara penyerang. Kemudian hanya bisa menonton dan hanya bisa pasrah saat
harta benda mereka kemudian dijarah
Sultan Selim menunggu sekitar dua minggu sebelum masuk ke Kairo.pasukan
Utsmaniyah atas Kesultanan Mamluk adalah titik balik penting dalam sejarah Arab.
Penaklukan Utsmaniyah juga berarti bahwa untuk kali pertama sejak kebangkitan Islam,
dunia Arab diperintah dari Ibukota non-Arab. Pertempuran antara kesatria Mamluk yang
bersenjatakan pedang dan pasukan artileri Utsmaniyah menandai berakhirnya zaman abad
pertengahan dan awal zaman modern di Dunia Arab.
Di Mesir, pemerintah Utsmaniyah berkali-kali menghadapi sebuah penentangan atas
kekuasaannya. Pemberontakan itu dipadamkan dengan cepat oleh tantara Utsmaniyah di
Mesir dan banyak pemberontak Mamluk akhirnya dijebloskan ke penjara atau yang paling
parahnya adalah dibunuh. Setelah Selim, Mesir, Suriah, dan Hijaz ditaklukan, sepenuhnya di
bawah kekuasaan Utsmaniyah. Kemudian, hadir praktik administratif baru. Pemerintah
Provinsi Utsmaniyah pada abad ke-16 menggunakan bentuk feodalisme, yaitu komandan
militer diberikan ke pemerintah pusat.
Dalam rangka menegakkan hukum, administrator Utsmaniyah memerlukan pasukan
yang disiplin dan dapat diandalakan. Gubernur provinsi memimpin pasukan militer yang
terdiri atas tantara Utsmaniyah dan tantara lokal. Pemerintah pusat di Istanbul mengirimkan
seseorang kepada pengadilan ke setiap ibukota provinsi yang bertugas memimpin pengadilan
Islam. Sultan Suleiman II terbukti menjadi salah satu penguasa yang paling sukses di
Khilafah Utsmaniyah karena menyelesaikan penaklukan yang dilakukan oleh Ayahnya.
Pada akhir abad ke-16, bagian barat Laut Tengah menjadi arena konflik sengi tantara negara-
negara Kristen dan Islam. Penaklukan Semenanjung Iberia oleh Spanyol memuncak pada
musim gugur Granada tahun 1492 dan mengakhiri kekuasaan umat Islam selama hampir 8
abad di Spanyol.
Bangsa Spanyol tidak menghadapi perlawanan berarti atas ekspansi agresif mereka
di negara-negara Muslim kecil di Afrika Utara. Saat para bajak laut ini menjarah dan
memperbudak para pelaut dari kapal-kapal Spanyol, mereka memandangnya sebagai
perjuangan religious melawan penjajah Kristen. Pada tahun 1541, pasukan Spanyol
mengerahkan pasukan pengepungan raksasa untuk menaklukan Aljir dan mengalahkan
Khairuddin selamanya.
Sebuah sistem pemerintahan otonom yang sangat berbeda diberlakukan di
Mediterania Timur. Pegunungan Lebanonn telah lama menyediakan perlindungan bagi
komunitas religious non-orthodoks yang melarikan diri dari upaya pembunuhan. Dua di
antara komunitas tersebut adalah Kaum dan Druze. Kaum Maronit berusaha memanfaatkan
keamanan alamiah yang disediakan Pegunungan Lebanon utara pada akhir abad ke-17, lari
dari upaya pembunuhan oleh sekte Kristen yang saingannya diwakili oleh kekaisaran
Bizantium. Asal-usul kaum Druze dapat dilacak hingga Kairo abad ke-11 saat kelompok
pembangkang Syiah melarikan diri dari upaya pembunuhan di Mesir.
Fakhruddin II, merupakan seorang Pangeran dari Gunung Lebanon, Fakhruddin
berkuasa pada tahun 1591 menyusul pembunuhan ayahnya oleh klan Safya, saingannya
keluarga Kurdi yang menguasai Lebanon UItara di kota pesisir Tripoli. Masalah Fakhruddin
semakin menumpuk seiring dengan pertumbuhan kerajaan kecilnya. Fakhruddin yang
semakin tua menghadapi tantangan besar dari sejumlah pihak-pihak lain. Antara lain dari
suku Badui, musuh lamanya yaitu Sayfa Tripoli, dan keluarga saingannya yaitu keluarga
Druze. Di bawah kepemimpinan yang perkasa, Sultan Murad IV, pemerintah Utsmaniyah
memanfaatkan posisi Fakhruddin yang semakin terisolasi dan mengirimkan pasukan dari
Damaskus untuk menggulingkan pemimpin Druze itu pada tahun 1633. Setelah
menyingkirkan Fakhrudin, pemerintah Utsmaniyah cukup tenang untuk mengembalikan
Gunung Lebanon ke sistem politik pribuminya.
Setelah penaklukan Selim II, tatanan politik yang berbeda berkembang di Mesir.
Meskipun dinasti yang berkuasa telah duhancurkan, kaum Mamluk mampu bertahan sebagai
kasta militer yang tetap menjadi bagian penting kaum elite penguasa Mesir Utsmaniyah.
Mereka mempertahankan keberadaan dan terus merekrut budak muda untuk memperbaharui
pasukan dan menegakkan tradisi militer. Karena tidak dapat memusnahkan kaum Mamluk,
Pemerintah Utsmaniyah tidak punya pilihan selain menarik mereka ke pemerintahan Mesir.
Pada tahun 1600-an, para bey Mamluk mengambil alih posisi pemerintahan di Mesir
Utsmaniyah. Pada abad ke-17, para bey Mamluk juga memegang beberapa posisi militer
tertinggi di Mesir yang menyebabkan mereka bersaing dengan gubernur Utsmaniyah dan
pejabat militer yang dikirim dari Istanbul. Kaum Mamluk menggunakan kekerasan yang luar
biasa untuk menyingkirkan saingannya, Faksi Qasimi sudah mengetahui bahwa Faksi Faqaris
sedang mempersiapkan konfrotasi besar dan mengambil inisiatif. Pertempuran antara faksi
sekian tahun lamanya menyebabkan faksi Faqari dan Qasimi menjadi terlalu lemah untuk
mengukuhkan kekuasaan di Kairo.
Di Mesir, sebagaimana halnya dengan yang ada di Lebanon dan Aljazair, pemerintah
Utsmaniyah sudah menyesuaikan diri dengan politik lokal. Dua abad setelah menaklukan
kesultanan Mamluk, pemerintah Utsmaniyah berhasil memperluas wilayah mereka dari
Afrika Utara hingga ke Arab Selatan. Hingga pertengahan abad ke-18, pemerintah
Utsmaniyah cukup sukses dalam mengelola keragaman ini.
Saat itu mereka telah menghadapi sejumlah tantangan-tantangan di Gunung Lebanon
dan Mesir, tetapi berhasil memadamkan tantangan itu dengan menggunakan berbagai strategi
untuk mengukuhkan pemerintahannya, memastikan bahwa tidak ada pemimpin lokal yang
memiliki ancaman abadi atas pemerintahan pusat Utsmaniyah. Namun, dinamika antara
pemerintah pusat dan daerah pinggiran Arab ini berubah pada sekitar paruh kedua abad ke-
18.
Bab 2. Tantangan Bangsa Arab bagi Kekuasaan Utsmaniyah
Ahmad al-Budayri “al-Hallaq” atau tukang cukur adalah seseorang yang gemar
mengobrol dan memiliki informasi lengkap tentang politik dan masyarakat di Damaskus
pada pertengahan abad ke-18. Berbagai isu yang dibahas dalam buku hariannya adalah topik
yang umum dibicarakan di semua tempat pangkas rambut, politik lokal, biaya hidup yang
tinggi, cuaca, dan keluhan tentang bagaimana keadaan tidak lagi seperti zaman dahulu yang
menyenangkan. Dia adalah pria yang sangat sederhana untuk muncul dalam biografi
kotemporer, orang-orang penting zaman Utsmaniyah.
Tukang cukur dari Damaskus itu adalah warga negara Utsmaniyah yang setia. Beliau
memiliki alasan yang baik untuk mendoakan keselamatan negara Utsmaniyah. Menurut
pendekatan Utsmaniyah tentang kenegaraan, pemerintah yang baik merupakan
keseimbangan empat elemen yang saling bergantung yang kemudian dipahami sebagai
lingkar ekuitas. Saat ini mungkin kita berpikir bahwa bangsa Arab lebih suka dengan
dipimpin oleh sesame orang Arab bukan birokrat Utsmaniyah, namun ini pada abad ke-18
masih merupakan jajaran pelayan sultan yang setidaknya dalam teori memiliki kesetiaan
penuh terhadap negara dan memerintah tanpa adanya konflik kepentingan.
As’ad Pasha al-Azm saat itu memerintah selama sebagian besar periode yang dicakup
dalam buku harian Budayri. Pemerintahannya berlangsung selama 14 tahun (1743-1757)
terbukti menjadi masa pemerintahan terpanjang seorang gubernur dari kalangan Utsmaniyah
di Damaskus. Budayri juga menyalahkan keluarga Azm atas harga pangan yang sudah tinggi
di Damaskus. Di dalam buku hariannya, Budayri mengecam penumpukkan kekayaan yang
dilakukan para gubernur dari kalangan keluarga Az mini. Padahal rakyat jelata di Damaskus
kelaparan.
Menurut Budayri, As’ad Pasha membangun istana dengan tempat persembunyian
yang tidak terhitung banyaknya untuk menyembunyikan kekayaan pribadinya yang
melimpah yaitu di bawah lantai, di dinding, di langit-langit, di tempat penampungan air, dan
bahkan di kamar mandi sekalipun. Kemudian, menurut Budayri tidak ada bukti yang lebih
kuat atas kemerosotan akhlak masyarakat dibandingkan dengan dibukanya tempat pelacur di
kotanya. Akhirnya, terlihat seakan-akan penduduk Damaskus mulai menerima, bahkan
mengagumi pelacur kota.
Seorang wanita muda cantik bernama Salmun ternyata telah memikat rakyat
Damaskus pada tahun 1740-an. Nama Salmun menjadi istilah dalam Bahasa gaul lokal untuk
semua hal yang terlihat trendi dan cantik. Sebuah gaun yang cantik akan disebut dengan
“gaun Salmuni” atau yang lain yang semacamnya akan dinamai Salmun juga dibelakang
katanya. Kemudian, seorang pencanang dikirimkan ke jalanan Damaskus dengan perintah
untuk membunuh semua pelacur. Banyak wanita melarikan diri dan yang lainnya berusaha
menyembunyikan diri.
Tidak lama setelah parade, pemerintah kota mencoba sekali lagi untuk melarang
prostitusi. Para gubernur dari kalangan keluarga Azm menyalahgunakan kekuasaan mereka
untuk memperkaya diri dengan mengorbankan rakyat jelata, tetapi mereka tidak bisa
mengekang para perwakilan atau mengontrol tantara di bawah komando mereka.
Kemudian selanjutnya pada abad ke-18, bangsa Utsmaniyah dan Arab akhirnya
menemukan persimpangan jalan. Sebagian besar warga Arab yang Bertani di pedesaan dan
penduduk kota yang bekerja sebagai pengrajin dan pedagang, telah menyetujui kontrak sosial
Utsmaniyah. Namun, sebuah perubahan penting terjadi di tanah Arab, sementara pada abad-
abad awal pemerintahan Utsmaniyah, orang Arab, sebagai muslim yang dilahirkan merdeka
dikucilkan dari jabatan yang disediakan untuk kaum elite budak yang direkrut melalui
devshirme atau retribusi anak laki-laki.
Para pemimpin lokal di provinsi-provinsi Arab berasal dari berbagai latar belakang
yang berbeda, mulai dari pimpinan Mamluk hingga syekh suku Arah sampai tokoh di
perkotaan. Meskipun tokoh-tokoh daerah bukan hanya ditemui di provinsi Arab. Pemimpin
serupa pun muncul di daerah Balkan dan Turki Anatolia tanah Arab tidak begiu penting bagi
Istanbul. Pada abad ke-18, Dinasti Habsburg di Austria mulai berhasil meredam penaklukan
Utsmaniyah di Eropa sampai tahun 1683, Khilafah Utsmaniyah masih mengancam gerbang
Wina.
Kekalahan Utsmaniyah oleh pasukan Eropa semakin menambah keberanian para
pembangkang lokal di dalam wilayah Utsmaniyah. Abdurrahman al-Jabarti, menganalisis
hancurnya kekuasaan Utsmaniyah atas Wangsa Mamluk di Mesir pada abad ke-18. Sifat
kekuasaan lokal berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dan menghadirkan
beraneka ragam ancaman bagi kekuasaan Istanbul.
Orang kuat dari Galilea itu adalah Zahir al-Umar. Meskipun tidak terlalu terkenal di
dunia Barat, Zahir tersohot di dunia Arab selama berabad-abad. Karier Zahir yang panjang
dan luar biasa dimulai pada tahun 1730-an ketika ia membuat perjanjian dengan suku Badui
untuk merebut Tiberias yang saat itu tak lebih dari sekedar desa kecil. Kemudian, Zahir
membentengi Tiberias dan membangun sebuah milisi kecil yang terdiri dari sekitar 200
pasukan berkuda.
Pada tahun 1742, Sulaiman Pasha memimpin pasukan besar dari Damaskus untuk
menyingkirkan Zahir. Sulaiman Pasha juga merekrut relawan dari Gunung Lebanon, Nablus,
dan Yerusalem, dan suku Badui di sekitarnya. Antara tahun 1740-an dan 1760-an, tidak ada
yang dapat menandingi kekuasaan Zahir yang meningkat sangat pesat. Meskipun mengalami
banyak konfrotasi dengan negara Utsmaniyah, Zahid al-Umar selalu berusah untuk
memperoleh pengakuan resmi.
Pemimpin Mamluk, Ali Bey datang ke Mesir pada 1743 sebagai budak militer berusia
lima belas tahun di sebuah faksi Mamluk, Qazdughli. Ali Bey adalah orang pertama yang
Memerintah Mesir seorang diri sejak jatuhnya Kesultanan Mamluk. Target pertama Ali Bey
adalah para gubenrur dan pasukan yang dikirim oleh Istanbul untuk menegakkan hukum di
Mesir. Pemberontakan Ali Bey melawan Utsmaniyah mencapai puncaknya ketika Zahir al-
Umar kali pertama mendekatinya pada 1770 dengan menawarkan perjanjian untuk
menguasai Damaskus. Ia meningkatkan krisis di daerah Mediterania Timur ketika menulis
surat kepada musuh sultan. Permaisuri Catherine yang Agung dari Rusia, untuk meminta
bantuannya dalam perang melawan Khilafah Utsmaniyah.
Kematian Ali Bey terbukti menjadi bencana bagi Zahir. Usianya telah memasuki 80-
an saat harapan hidup seseorang pada masa itu hanya setengahnya. Dia tidak memiliki sekutu
di wilayahnya dan telah melakukan pengkhianatan terhadap negara Utsmaniyah. Dengan
demikian, berakhirlah kisah Zahir al-Umar dan Ali Bey al-Kabir. Khilafah Utsmaniyah
berhasil menghadapi tentangan internal yang paling serius atas kekuasaan setelah lebih dari
250 tahun menguasai dunia Arab. Jatuhnya Zahir dan Ali tidak menandakan akhir dari
kebangkitan para penguasa lokal di dunia Arab. Wangsa Mamluk terus mendominasi
kehidupan politik di Mesir meskipun tidak ada penguasa tunggal yang muncul setelah
kematian Ali Bey. Sebaliknya, Wangsa Mamluk kembali tenggelam dalam persaingan antar
faksi yang menyebabkan Mesir berada dalam keadaan tidak stabil selama sisa abad ke-18.
Selanjutnya, akan mengisahkan tentang Muhammad bin Abdul Wahab, Ia lahir pada
tahun 1703 dari keluarga Ulama di kota oasis kecil Uyayna di wilayah Arab Tengah yang
dikenal sebagai Najd. Tahun 1744-1745, ketika dua orang itu sepakat bahwa dalam Islam
reformasi yang didakwahkan oleh Ibnu Abdul Wahab akan dipraktikan oleh penguasa Saudi
dan para pengikutnya. “Perjanjian Dir’iyya” menetapkan prinsip dasar gerakan yang
setelahnya disebut dengan wahabisme.
Bab 3. Kerajaan Mesir di Bawah Muhammad Ali
Pada Juni 1798, kapal laut Inggris muncul tanpa peringatan di lepas pantai
Mesir. Inggris memperingatkan invasi Prancis yang akan tiba tidak lama lagi dan
menawarkan bantuan mereka. Penduduk Iskandariyah terbangun pada pagi hari 1 Juli dan
melihat pelabuhan mereka dipenuhi oleh kapal perang dan pantai mereka telah diduduki.
Napoleon Bonaparte telah tiba dengan memimpin sebuah invasi raksasa, pasukan Eropa
pertama yang menginjakkan kakinya di Timur Tengah sejak perang Salib.
Selama tiga tahun setelahnya, rakyar Mesir berhadapan dengan budaya dan tata cara
orang Prancis, ide-ide Pencerahan, dan teknologi dari Revolusi Industri. Ada seorang saksi
mata penting yaitu bernama Abdurrahman al-Jabarti (1754-1824), Ia adalah seorang
cendikiawan sekaligus ulama yang memiliki akses ke eselon tertinggi baik di masyarakat
Prancis maupun Mesir. Jurang yang memisahkan pemikiran Revolusi Prancis dan nilai-nilai
Islam Mesir tidak dapat dijembatani. Alih-alih mendapatkan persetujuan dari khalayak ramai,
pernyataan Napoleon malah menimbulkan sebuah kecemasan yang amat mendalam.
.
Alasan sesungguhnya bagi Napoleon untuk menyerang Mesir pada tahun 1798 adalah
alasan geostrategis, bukan budaya. Dengan pecahnya perang Revolusi Prancis pada 1792,
Inggris dan Prancis melanjutkan permusuhan mereka. Pendudukan Perancis di Mesir hanya
berlangsung selama tiga tahun. Masa itu merupakan masa-masa menarik dalam sudut
pandang manusiawi, yaitu bangsa Mesir dan Prancis menemukan hal yang dapat dikagumi
dan dikutuk antara satu sama lain. Setelahnya, kepercayaan diri bangsa Mesir pun terguncang
oleh pengalaman pendudukan itu. Perasaan superioritas lenyap akibat konfrotasi dengan
pasukan, ide, dan teknologi bangsa Prancis.
Kepergian tantara Prancis meninggalkan kekosongan kekuasaan di Mesir. Oleh
karena itu, mereka berusaha keras untuk merehabilitasi pimpinan Mamluk yang paling kuat.
Pemerintah Utsmaniyah memenuhi keinginan Inggris tanpa curiga sedikitpun. Seorang
komandan Utsmaniyah muncul dari kekacauan ini untuk meredam konflik dengan kaum
Mamluk dan memperoleh dukungan masyarakat dalam upayanya untuk memerintah Mesir.
Sebagai etnis Albania yang lahir di kota Kavala, Makedonia, Muhammad Ali (1770-
1849) menaiki jenjang kariernya hingga memimpin pasukan Utsmaniyah yang kuat terdiri
dari 6.000 orang Albania di Mesir. Muhammad Ali meningkatkan kekuasaan pribadinya
dengan mengorbankan gubernur Utsmaniyah, para komandan resimen Utsmaniyah lainnya,
Muhammad Ali juga sebetulnya ingin menjadi Raja. Sebagai gubernur Hijaz, Muhammad
Ali dipromosikan ke posisi Pasha, yang membuatnya layak untuk menempati posisi gubernur
di setiap provinsi Utsmaniyah.
Pada Mei 1805, penduduk Kairo melakukan protes terhadap Khursdid Ahmad Pasha,
gubernur Utsmaniyah. Warga Kairo mengepung gubernur yang digulingkan itu di
bentengnya selama lebih dari satu bulan, sampai perintah dating dari Istanbul yang
mengonfirmasikan pengangkatan gubernur pilihan rakyat pada 18 Juni 1805. Muhammad Ali
kini menjadi penguasa Mesir yang baru. Muhammad Ali adalah seorang Utsmaniyah dan dia
berusaha untuk mendominasi Khilafah Utsmaniyah.
Pada Maret 1811, Muhammad Ali mengirim putranya, Tussun Pasha, dan memimpin
operasi militer pada kaum Wahabi. Ini adalah ekspedisi pertama Muhammad Ali di luar
perbatasan Mesir. Muhammad Ali bisa mengirim pasukannya ke Jazirah Arab untuk
mendapatkan utang budi dari Sultan Utsmaniyah. Untuk menghargai jasa Ibrahim bagi
negara Utsmaniyah dalam mengalahkan kaum Wahabi, Sultan Mahmud II mempromosikan
putra Muhammad Ali it uke peringkat pasha dan menunjuknya sebagai Gubernur Hijaz.
Pasukan Napoleon memberikan model kedua yang patut dipertimbangkan
Muhammad Ali. Levee en masse khas Prancis adalah pasukan warga negara yang ketika
dipimpin oleh seorang komandan yang cakap, telah terbukti mampu menaklukan lawan-
lawannya. Pemerintah Inggris dam Prancis rentan terhadap tekanan publik, tetapi lebih peduli
dengan pertimbangan geostrategis yang lebih besar. Prancis telah mengembangkan hubungan
istimewa dengan Mesir di bawah pimpinan Muhammad Ali. Sejak serangan Napoleon,
Inggris telah berusaha untuk mencegah Prancis mendominasi Mesir dan jalur daratan lautan
ke India.
Muhammad Ali mulai mengejar tujuannya sendiri dengan mengorbankan sultan.
Setelah bencana di Yunani, Muhammad Ali mengalihkan sasarannya ke Suriah. Dia
mengajukan petisi pada Porte untuk memimpin Suriah pada 1811 dan sekali lagi setelah
kekalahan kaum Wahabi pada tahun 1818. Porte meyakini Muhammad Ali telah semakin
lemah akibat kekalahannya sehingga Porte tak perlu merasa gentar lagi. Muhammad Ali
sadar bahwa Porte tidak akan berniat untuk menyerahkan Suriah kepadanya.
Kemudian, Porte memerintahkan gubernur di Damaskus dan Aleppo membentuk
pasukan untuk mengusir tantara Mesir. Mereka memiliki waktu sepanjang enam bulan saat
tentara Mesir mengepung benteng Akko yang sulit ditembus. Salah satu anggota keluarga
Amir Bashir dari klan Shihabi yang berkuasa mengutus penasihat terpercayanya, Mikhayil
Mishaqa, untuk mengamati pengepungan Mesir atas kota Akko dan melapor kembali ke
penguasa Gunung Lebanon yang sebelumnya.
Mishaqa menghabiskan hampir tiga minggu di Akko, mengamati operasi Mesir
secara langsung. Selama enam bulan, pasukan Mesir terus menggempur benteng Akko.
Setelah menguasai Akko, Ibrahim Pasha berangkat ke Damaskus. Gubernur Utsmaniyah
mengerahkan 10.000 warga sipil untuk mempertahankan kota.
Sultan Mahmud II tidak pernah menerima kabar kekalahan pasukannya. Akibat
penyakit TBC, kesehatan Sultan semakin memburuk selama beberapa bulan terakhir dan
meninggal pada tanggal 30 Juni sebelum mengetahui bencana di Nezib. Ibrahim Pasha
menyadari posisinya semakin tidak bisa dipertahankan.
Antara tahun 1805 dan 1841, ambisi Muhammad Ali akhirnya kembali ke titik awal.
Dia memiliki jenjang karier hingga memperoleh jabatan gubernur dan menjadikan dirinya
sebagai penguasa Mesir. Tahun-tahun terakhir Muhammad Ali saat menjabat ditandai
dengan kekecewaan dan kondisi kesehatan yang memburuk. Pada tahun 1847, Sultan
mengetahui bahwa Muhammad Ali sudah tidak lagi kompeten untuk memerintah dan
kemudian menunjuk Ibrahim Pasha untuk menggantikan posisi Muhammad Ali. Ibrahim
meninggal enam bulan kemudian. Pada saat itu, Muhammad Ali terlalu sakit untuk
menyadari hal tersebut. Suskesi diteruskan kepada cucu Muhammad Ali, Abbas, yang
memimpin pemakaman Muhammad Ali setelah kematian sang Pasha pada tanggal 2 Agustus
1849.
Satu hal yang tidak bisa dilakukan Utsmaniyah adalah memgabaikan kemajuan
bangsa Eropa. Negara-negara Eropa telah muncul sebagai kekuatan dunia yang dominan
pada abad ke-19 dan Khilafah Utsmaniyah semakin hari semakin tunduk dengan aturan main
bangsa Eropa.

Bab 4. Bahaya Reformasi


Seorang Ulama muda mendekati kapal layer Prancis La Truite yang ditambatkan di
pelabuhan Iskandariyah pada 13 April 1826. Saat melangkah ke jembatan untuk naik ke atas
kapal, dengan mengenakan jubah dan sorban ulama Universitas Masjid Kuno Kairo, Al-
Azhar kaki rifaah al-Thathawi meninggalkan tanah Mesir untuk kali pertama dalam
hidupnya. Setelah berada di atas kapal, Al-Thathawi menatap para wajah delegasi lainnya.
Sisa kelompok itu berbahasa Turki dan mencerminkan keragaman kebangsaan Khilafah
Utsmaniyah yang saat itu masih mencakup Mesir, orang Turki, Sirkasia, Yunani, Georgia,
dan Armenia.
Al-Thathawi membawa buku catatan kosong bersamanya untuk mencatat kesannya
tentang Prancis. Renungan Al-Thathawi tentang Prancis dipenuhi dengan kontradiksi.
Sebagai Muslim dan warga Utsmaniyah Mesir, Ia meyakini superioritas agama dan
kebudayaannya. Kemudian, Ia menyadari pula betapa jauh tertinggalnya dunia Islam di
belakang bangsa Eropa dalam ilmu pengetahuan dan meyakini dunia Islam memiliki
kewajiban dan hak untuk memulihkan pengetahuan ini, mengingat bahwa kemajuan Barat
sejak zaman Renaisans telah dibangun di atas kemajuan ilmu pengetahuan Islam abad
pertengahan.
At-Thathawi melangkah lebih jauh lagi dengan memuji hak kebebasan berekspresi
Prancis. Konstitusi, ujarnya menjelaskan, mendorong semua orang untuk bebas
mengekspresikan pendapat, pengetahuan, dan perasaannya. Ia dengan berani memaparkan
laporan terperinci yang simpatik tentang revolusi bulan Juli 1830 yang meggulingkan Raja
Bourbon, Charles X. Setelah lima tahun yang memukau di Paris, Al-Thathawi kembali ke
Mesir pada tahun 1831, kesannya pada Prancis masih terjaga di dalam buku catatannya. Buku
Al-Thathawi terbukti menjadi sebuah titik balik reformasi pemerintah Utsmaniyah dan
bangsa-bangsa Arab pada abad ke-19.
Era reformasi Utsmaniyah dimulai pada puncak Krisis Mesir Kedua pada tahun 1839.
Kematian Sultan Mahmud II dan penobatan putranya yang masih remaja, Abdul Majid I,
bukanlah saat yang baik untuk mengumumkan program reformasi radikal. Namun, Khilafah
Utsmaniyah di bawah ancaman langsung pasukan Mesir Muhammad Ali, memerlukan
bantuan Eropa. Ada sebuah periode yang dinamai Tanzimat, Tanzimat memiliki sebuah arti
yaitu “penataan kembali”. Tiga tonggak utama yang menandai Tanzimat adalah Dekrit
Reformasi 1839; Dekrit Reformasi 1856, yang menegaskan kembali dan memperpanjang
agenda 1839; dan Konstitusi 1876.
Dalam rangka mereformasi basis pajak dan memastikan kesejahteraan negaranya
pada masa depan, pemerintah melakukan sensus regular dan memperkenalkan sistem baru
pencatatan tanah yang menggantikan sistem lama pertanian yang dipajaki dengan
kepemilikan individu, yang lebih sesuai dengan pemikiran kepemilikan pribadi di Barat.
Perubahan ini memerlukan ribuan birokrat baru dengan Pendidikan teknis yang modern.
Terdapat bahaya yang melekat dalam setiap program reformasi berskala besar terutama
ketika melibatkan pemikiran asing.
Pemerintah Utsmaniyah telah membuat upaya setengah hati untuk merebut kembali
kekuasaan atas masyarakat minoritas non-Muslim melalui dekrit Reformasi 1839. Al-Qur’an
menetapkan perbedaan yang jelas antara Muslim dan dua pengikut agama monoteistik
lainnya, dan perbedaan ini telah diabadikan dalam hukum Islam. Setelah perang Krimea,
pemerintah Utsmaniyah memutuskan untuk mengambil resiko menelan kemarahan rakyat di
dalam negeri untuk mencegah campur tangan negara-negara Eropa lebih lanjut atas nama
masyarakat minoritas non-Muslim di wilayahnya.
Proses reformasi itu sendiri memicu kontroversi karena meniru aturan negara-negara
Eropa. Pemerintah Utsmaniyah bukan penguasa Muslim pertama yang mengeluarkan dekrit
kesetaraan antara Muslim, Kristen, dan Yahudi. Muhammad Ali telah mengeluarkan
sebelumnya di Mesir pada tahun 1820-an. Umat Islam di Suriah Raya sudah semakin
membenci hak istimewanya yang dinikmati oleh beberapa orang Kristen Arab dan Yahudi
pada tahun 1840-an.
Pemerintah Utsmaniyah berusaha memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang
ditinggalkan oleh pasukan Mesir yang mengundurkan diri untuk menegaskan kontrol yang
lebih besar atas pemerintahan Gunung Lebanon. Pada 27 Mei 1860. Kekuatan Kristen
berkekuatan 3.000 orang dari kota Zahleh berjalan menuju jantung wilayah Druze untuk
membalas serangan terhadap desa Kristen. Dalam waktu tiga minggu, kaum Druze berhasil
menguasai bagian selatan Gunung Lebanon dan seluruh lembah Biqa. Sedikitnya 200 desa
dihancurkan dan ribuan orang Kristen tewas, terluka, dan menjadi tunawisma.
Umat Islam di Damaskus mengikuti insiden berdarah di Gunung Lebanon dengan
rasa puas yang kelam. Mereka percaya, dengan sedikit pembenaran, bahwa orang-orang
Kristen Lebanon telah bersifat arogan dan memprovokasi kaum Druze. Ahmad Pasha,
Gubernur Damaskus, bukanlah teman komunitas Kristen. Di puncak ketegangan, Ahmad
Pasha memerintah penyelenggaraan demonstrasi yang dirancang untuk memprovokasi
kerusuhan.
Paruh kedua abad ke-19 menyaksikan investasi besar yang dilakukan pemerintah
dalam proyek-proyek bangunan dan pekerjaan umum diseluruh Khilafah Utsmaniyah. Mesir
melangkah paling depan dalam menjalankan inisiatif modernisasi pada abad ke-19.
Muhammad Ali telah berinvestasi cukup besar dalam industry dan teknologi meskipun
proyeknya selalu dilakukan dengan pendekatan pengembangan militer. Para penerusnya
yang harus melanjutkan investasi dalam infrastruktur sipil Mesir.
Abbas Pasha yang berkuasa tahun 1848-1854 membuat awal yang sederhana ketika
dia memberikan konsensi ke sebuah perusahaan Inggris untuk membangun rel kereta api
antara Iskandariyah dan Kairo. Penguasa Mesir berikutnya, Said Pasha yang berkuasa pada
tahun 1854-1863 memiliki rencana yang sangat ambisius bagi negaranya. Karena
berhubungan dengan kebanggaan nasional, setiap konsul mencatat ganti rugi yang diterima
oleh konsul negara-negara orang lain dan berusaha untuk mengalahkan mereka. Perusahaan
menyerahkan sengketa itu kepada pemerintah.
Proyek Terusan Suez menimbulkan tagihan ganti rugi yang terbesar dari semuanya.
Perusahaan menyerahkan sengketa itu kepada pemerintah Prancis. Untuk membela haknya
sebagai pemegang konsesi melawan tekanan Inggris. Penerus Said, Ismail Pasha yang
berkuasa pada tahun 1863-1879, mewarisi sengketa itu dan harus menghadapi upaya
arbitrase Kaisar Prancis Napoleon III yang bersemangat untuk mengambil keuntungan besar
dari sengketa itu. Ismail bercita-cita untuk mengubah Mesir menjadi kekuatan besar dan
mendapatkan kebanggaan pribadi yang lebih besar sebagai penguasanya.
Seprerti Mesir, Tunisia menikmati otonomi yang cukup luas dari Khilafah
Utsmaniyah untuk mengejar proyek-proyek pembangunan sendiri pada abad ke-19.
Pemerintahnnya, yang dikenal sebagai Regensi, dipimpin oleh Dinasti Husaynid sejak awal
abad ke-18. Sejak tahun 1830, Regensi melarang semua bentuk pembajakan dan berusaha
mengembangkan perekonomian negara melalui industri dan perdagangan.
Antara tahun 1837 dan 1855 Tunisia diperintah oleh seorang pembaharu bernama
Ahmad Bey. Di antara orang-orang militer yang mengikuti latihan pasukan baru itu, ada
seorang Mamluk muda bernama Khairuddin. Sebagai seorang Mamluk, Khairuddin adalah
orang terakhir dari kaumnya, seorang pria yang bangkit dari perbudakan ke puncak
kekuasaan politik. Setelah belajar bahasa Arab dan menerima pendidikan Islam, Khairuddin
mendaftar ke militer dan kemudian dilatih oleh perwira Prancis. Meskipun, Khairuddin
adalah pendukung vokal untuk reformasi politik dan ekonomi, dia adalah seorang konservatif
dalam bidang fiskal.
Khairuddin menyaksikan dengan semakin cemas saat melihat para penguasa Tunisia
membawa negara mereka mengambil jalan kepailitan melalui proyek-proyek mewah dan
investasi yang buruk. Pengeluaran pemerintah yang kacau ini mengkhawatirkan kaum
reformis di seluruh Khilafah Utsmaniyah dan Afrika Utara. Konstitusi Tunisia pada tahun
1861 jauh dari harapan kaum reformis. Isi konstitusi sebagian besar meniru isi dekrit
reformasi Utsmaniyah. Gerakan konstitusional Mesir pun berakar pada tahun 1860-an.
Mengikuti analisis Al-Thathawi, banyak di antara kaum reformis meyakini pemerintah
konstitutional adalah dasar kekuatan dan kemakmuran bangsa Eropa dan merupakan hal yang
hilang dalam reformasi Mesir.
Ancaman terbesar terhadap kemerdekaan negara-negara di Timur Tengah bukanlah
tentara Eropa, melainkan bank-bank Eropa. Pada tahun 1863, Khairuddin mengundurkan diri
sebagai Ketua Dewan Perwakilan Tunisia daripada harus menyetujui pinjaman luar negeri
pertama negeri itu. Meskipun Mesir dikenal sebagai negara Timur Tengah terakhir yang
menyatakan kebangkrutan, pada tahun 1876, posisi pemerintah seharusnya jauh lebih kuat
jika telah menyatakan dirinya bangkrut lebih cepat.
Dengan kebangkrutan di Tunisia, Istanbul, dan Kairo, prakarsa reformasi Timur
Tengah kembali ke titik awal. Seiring berjalannya waktu, kontrol imperium informal semakin
menjadi kekuasaan kolonial saat seluruh Afrika Utara dipecah-pecah dan dibagi-bagi di
antara berbagai negara Eropa.
Bab 5. Gelombang Pertama Penjajahan: Afrika Utara
Imperialisme Eropa di dunia Arab dimulai di afrika utara karena sejumlah alasan.
Wilayah arab di afrika utara jauh dari pusat kendali utmaniyah dan selama abad ke-18 dan
kesembilan belas,telah menjadi semakin otonom dari pemerintahan istanbul. Provinsi arab di
timur tengah suriah raya,mesopotamia dan jazirah arab lebih dekat ke jantung pemerintahan
utsmaniyah dan terintegrasikan lebih erat dengan pemerintahan istanbul selama reformasi
abad ke 19 (1839-1876). Tempat-tempat seperti tunisia dan mesir telah menjadi vasal
khilafah utsmaniyah sedangkan damaskus dan aleppo adalah provinsi penting bagi khilafah
utsmaniyah. Beraneka ragam perkembangan yang telah meningkatkan otonomi afrika utara-
munculnya keluarga penguasa yang semakin mengarah pada pemerintahan mandiri-
meyebabkan negara lebih rentan terhadap penduduk bangsa eropa.
Kaum elite mesir menikmati panggung politik di majelis perwakilan rakyat,parlemen
mesir awal yang didirikan oleh ismail pasha tahun 1866. Wakil mereka di majelis ini
menuntut peran untuk turut serta dalam menyetujui anggaran mesir,peningkatan tanggung
jawab menteri kepada majelis,dan konstitusi liberal yang mengekang kekuasaan khedive.
Tawfiq pasha tidak kuasa atau ingin mengabulkan tuntutan tersebut dan,dengan dukungan
dari negara-negara eropa,membekuka majelis pada tahun 1879. Kaum elite menanggapinya
dengan mendukung gerakan opossi yang semakin menguat di antara tentara mesir.
Tahun 1870an adalah tahun frustasi bagi angkatan bersenjata mesir. Urabi mengambil
bagian dalam ekspedisi abbyssinia yang diakhiri dengan bencana,ketika khedive ismail
berusaha memperluas kekuasaan mesir atas wilayah pada zaman modern dikenal sebagai
somalia dan etiopia. Raja john dari abyssinia berhasil mengalahkan pasukan mesir dengan
telak pada bulan maret 1876 dan mengusir para penjajah dari wilayahnya. Tentara yang patah
semangat pulang ke kampung halaman setelah menderita korban berat dan aib militer di luar
negeri untuk dibebastugaskan setelah kebangkrutan tahun 1876. Sebagai salah satu langkah
ekonomi yang diberlakukan oleh pengawas keuangan eropa,angkatan bersenjata mesir harus
dipangkas dari 15.000 orang hanya menjadi 7.000 orang dan 2.500 perwiranya hanya
mendapatkan setengah gaji. Januari 879,urabi diperintahkan untuk memindahkan resimennya
dari rosseta ke kairo untuk dibebastugaskan.
Selama puluhan tahun,negara-negara eropa lainnya telah menjanjikan libya kepada
italia-inggris pada 1878,jerman pada 1888,dan prancis pada 1902. Tampak jelas bahwa
negara-negara eropa lain berharap italia dapat mencari cara damai untuk menambahkan libya
ke dalam wilayah kekuasaannya. Sebaliknya, italia memilih untuk memasuki libya dengan
jalan perang. Mereka menyatakan perang terhadap utsmaniyah 29 september 1911,dengan
dalih dugaan pelecehan warga italia di provinsi libya. Tentara utsmaniyah di libya
memberikan perlawanan gigih terhadap penyerang sehingga italia memutuskan untuk
membawa mereka ke jantung negara utsmaniyah. Kapal perang italia membombardir beirut
pada februari 1912,menyerang posisi utsmaniyah di selat dardanella pada april,dan
menduduki pulau rhodes dan kepulauan dodecanse lainnya pada bulan april-mei
1912,menghancurkan keseimbangan strategis di mediterania timur.
The liberation of women memicu perdebatan sengit di kalangan kaum reformis,
konservatif, nasionalis dan intelektual. Pihak konservatif dan nasionalis mengutuk karya
Amin sebagai hal yang subervatif terhadap jalinan masyarakat,sementara kaum ulama
menuduhnya mengabaikan firman Allah. Qasim amin menanggapi semua kritik itu dengan
buku kedua yang diterbitkan tahun berikutnya dengan judul the new woman. Di buku itu, dia
meninggalkan retorika agama dan mendukung hak-hak kaum wanita dalam hal evolusi,hak
asasi,dan kemajuan.
Bab 6. Poitik Adu Domba: Perang Dunia I dan Penyelesaian Pascaperang
Nasionalisme bangkit wilayah-wilayah kekuasaan khilafah utsmaniyah yang berada
di kawasan arab pada awal abad ke 20. Awalnya, sulit bagi bangsa arab di khilafah
membayangkan mereka terpisah setelah hampir empat abad berada di bawah kekuasaan
utsmaniyah. Kaum nasionalis awal bergulat dengan gagasan yang saling bertentangan
tentang seperti apa negara arab bersatu itu. Beberapa membayangkan sebuah kerajaan yang
berpusat di semenanjung arab, sedangkan lainnya bercita-cita mendirikan negara di beberapa
bagian dunia arab yang berbeda,seperti suriah raya atau irak. Kaum nasionalis zaman
sebelumnya adalah orang-orang terpinggirkan dalam masyarakatnya sendiri dan menghadapi
tekanan sedemikian rupa dari pemerintah utsmaniyah sehingga mencegah orang lain
mengikuti jejak mereka.
Pada juli 1917, pasukan arab, yang dipimpin oleh putra syarif husain, amir faisal,
merebut benteng utsmaniyah di pelabuhan kecil aqabah(di yordania modern). Faisal
mendirikan markas di aqabah dan,dari tempat itu,pasukannya mengganggu sejumlah benteng
utsmaniyah di Ma’an dan Tafila sekaligus meneruskan serangan rutin atas rel kereta api hijaz.
Namun pasukan arab,tidak pernah berhasil mengalahkan pertahanan utsmaniyah dan merebut
kota Ma’an. Selain itu, mereka mengalami hambatann dari suku-suku arab dan warga kota
yang bersekutu dengan utsmaniyah.
Organisasi zionis dunia diperlukan agar memperoleh dukungan internasional untuk
proyeknya. Dengan pecahnya perang dunia I, organisasi itu memindahkan kantor pusatnya
dari berlin ke london. Pemimpin organisasi ini adalah chaim weizmann,seorang profesor
kimia yang kontribusinya pada upaya perang ( dia menemukan aplikasi langsung untuk
produksi peluru artileri)memberinya akses ke tingkat pemerintahan inggris tertinggi.
Weizman memanfaatkan koneksinya untuk mendapatkan dukungan resmi pemerintah inggris
atas zionis. George dan mentri luar negeri arthur balfour, weizman mendapatkan dukungan
yang dicarinya. Dalam surat 2 november 1917,balfour melaporkan kepada weizman.
Komisi king-crane tiba di jaffa pada 10 juni 1919 dan selama enam minggu
mengunjungi sejumlah kota dan desa di palestina,suriah,transyordania,dan lebanon.
Komisaris mencacat informasi atas semua aspek perjalanan mereka. Mereka mengadakan
pertemuan di 40 lebih kota dan pusat pedesaan serta bertemu dengan 442 delegasi,yang
mewakili orang-orang dari semua lapisan masyarakat,seperti pemerintah kota dan dewan
administrasi,kepala desa,dan syekh suku. Mereka menerima kedatangan para petani dan
pedagang,perwakilan lebih dari selusin denominasi kristen,islam sunni dan
syiah,yahudi,druze,dan kelompok minoritas lainnya. Mereka bertemu dengan delapan
delegasi wanita yang berbeda dan mengagumi “peran baru yang dimainkan kaum wanita
dalam gerakan nasionalitas di timur.” Selama perjalanan,mereka mengumpulkan 1.863
petisi,dengan total 91.079 tanda tangan yang mewakili hampir tiga persen dari total penduduk
suriah raya(yang mereka perkirakan berjumlah 3.2 juta orang). Komisaris telah melakukan
seluruh daya upaya dalam mengumpulkan pendapat masyarakat di suriah raya.
Pemberontakan tahun 1919 terbukti menjadi revolusi sosial selain sebagai revolusi
politik. Musim semi 1919 adalah saat ketika pemisahan sosial yang ketat mendapat tantangan
dan untuk sementara waktu berhasil dibalikkan. Perjuangan kaum nasionalis menyediakan
kesempatan bagi kaum wanita untuk muncul sebagai aktor politik di mesir dan mewariskan
sebuah gerakan feminis yang abadi. Pada tingkatan yang lebih pribadi, berbagai peristiwa ini
membantu ali pasha syarawi untuk berdamai dengan istirinya,huda dan mengubah
pernikahan mereka menjadi kemitraan politik yang disatukan oleh tujuan nasionalis.
Bab 7. Imperium Inggris di Timur Tengah
Saat penyelesaian pasca perang menyerahkan mandat atas negara
irak,transyordania,dan palestina kepada inggris,imperium inggris sudah hadir di dunia arab
selama satu abad. Perusahaan hindia timur britania telah ditarik ke wilayah perairan
berbahaya di teluk persia pada awal abad ke-19 untuk meredam semakin besarnya ancaman
yang dihadapi kapal laut pedagang dari suku-suku pelayar dari sharjah dan ras al-khaima
yang sekarang merupakan bagian dari uni emirat arab. Teluk persia adalah penghubung
daratan dan lautan yang penting antara mediterania timur dengan india, dan inggris bertekad
untuk mengehentikan aktivitas pembajakan di daerah teluk. Dalam proses menundukkan apa
yang mereka sebut sebagai “pantai bajak laut”,inggris mengubah teluk persia menjadi danau
inggris.
Dalam waktu lima tahun sejak ekspedisi inggris yang pertama,kaum qasimi berhasil
membangun kembali armada dan melanjutkan serangan di lautan. Pada tahun 1819,ekspedisi
inggris yang kedua diberangkatkan dari bombay untuk menundukkan kaum qasimi. Dengan
kekuatan dua kali lipat lebih besar dan fokus pada ras al-khaima,ekspedisi itu tidak hanya
berhasil merebut dan membakar sebagian besar kapal laut Qasimi,tetapi juga memperoleh
penyelesaian politik yang tidak dapat diperoleh pada ekspedisi pertamanya. Pada januari
1820,syekh dari abu dhabi,dubai,ajman,umm al-qaiwain,dan bahrain serta keluarga qasimi
yang memerintah sharjah dan ras-al khaima,menandatangani perjanjian yang menyatakan
perhentian menyeluruh dan permanen semua serangan atas kapal laut inggris. Mereka juga
menerima sejumlah peraturan martim sebagai imbalan akses perdagangan ke semua
pelabuhan inggris di teluk persia dan samudra hindia. Dengan memberikan akses atas semua
pelabuhan di wilayah di bawah kendali inggris kepada negara-negara syekh maritim
ini,perjanjian itu memberikan intensif ekonomi kepada semua pihak untuk menjaga
perdamaian di lautan lepas dan di perairan pantai. Semua ketentuan itu dituangkan dalam
perpetual treaty 1853, yang melarang permusuhan maritim antara semua negara di teluk.
Negara-negara kecil di “pantai bajak laut” sekarang dikenal sebagai negara-negara
trucial(perjanjian),yang mendapatkan nama tersebut karena perjanjian gencatan senjata resmi
yang mereka buat dengan inggris dan antara mereka sendiri.
Semakin besarnya ketergantungan inggris pada minyak bumi memberikan arti
penting tambahan atas teluk persia pada abad ke 20. Dengan bergantinya bahan bakar yang
digunakan angkatan laut dari batu bara ke minyak bumi pada 1907,para syekh arab di teluk
persia memiliki peran strategis baru dalam imperium inggris. Pada 1913,winston
churchill,saat itu sebagai first lord admiralty,menghadap house of commons untuk membahas
ketergantungan baru inggris pada minyak bumi. “pada 1907,” ujarnya menjelaskan,”armada
kapal laut penghancur samudra pertama yang sepenuhnya bergantung pada minyak bumi
telah diciptakan dan,sejak saat itu,selama beberapa tahun setelahnya,armada kapal
penghancur,”hanya bahan bakar minyak bumi”telah dibentuk.’ Pada 1913,klaimnya,terdapat
sekitar 100 kapal baru bertenaga minyak bumi di angkatan laut inggris.
Akibatnya,kepentingan inggris di teluk persia semakin diperluar, tidak hanya untuk tujuan
perdagangan dan komunikasi dengan india,tetapi juga mencerminkan kepentingan strategis
baru dalam minyak bumi.
Ibnu saud mulai menapaki kekuasaan pada tahun 1902 ketika memimpin para
pengikutnya meraih kemenangan atas saingan lama mereka,bani rasyidi,untuk merebut kota
oasis riyadh di arab tengah. Para pejuangnya,yang dikenal dengan sebutan
ikhwan(saudara),adalah kaum fanatik yang berusaha menerapkan interpretasi wahabi yang
keras atas islam ke seluruh jazirah arab. Mereka juga menuai manfaat dari penjarahan
berbasis agama setiap kali menaklukkan sebuah kota yang menolak ajaran mereka. Intensif
dari perpaduan iman dan hasil jarahan menjadikan ikhwan sebagai pejuang tempur terkuat di
semenanjung itu. Ibnu saud menyatakan riyadh sebagai ibukotanya dan,selama lebih dari
sebelas tahun berikutnya,dia memanfaatkan ikhwan untuk memperluas wilayahnya dibawah
pemerintahannya dari daerah pedalaman arab ke teluk persia.
Posisi kota oasis al-khurmah yang sangat strategis ini terletak antara wilayah kedua
penguasa arab yang bersaing dan,dengan populasi sebesar 5.000 orang,kota itu menjadi
tempat pemukiman yang cukup penting. Meskipun kota itu awalnya merupakan bawahan
syarif makkah,khalid telah menyatakan kesetiaannya kepada doktrin wahabi pada tahun
1918,menempatkan kotannya di bawah kekuasaan ibnu saud,dan mengalihkan pajaknya dari
perbendaharaan makkah ke saudi. Dalam memoarnya,putra raja husain,amir
abdullah,menulis bahwa khalid “membunuh orang yang tidak bersalah,bahkan menghukum
mati saudaranya sendiri karena tidak mengikuti keyakinan agamanya. Dia terus membunuh
setiap anggota suku hasyimiyah yang tidak mau mengikuti gerakan wahabi. Raja husain
mencoba memnujuk gubernur yang bandel ini untuk kembali ke pihaknya,tetapi tidak
berhasil.
Pasukan hasyimiyah awal nya mencapai keberhasilan dalam ekspedisi terkahirnya
melawan bani saud. Mei, 1919 dalam perjalanan ke al-khurmah,amir abdullah merebut oasis
turaba,yang juga telah berjanji setia kepada ibnu saud. Alih-alih mencoba merebut hati 3000
penduduk oasis itu,abdullah membiarkan pasukannya menjarah kota yang memberontak itu.
Tidak diragukan lagi,dia bermaksud menjadikan turabah sebagai contoh,untuk mencegah
sejumlah oasis perbatasan lainnya berpihak kepada bani saud. Namun, perilaku tentara
abdullah hanya meningkatkan loyalitas penduduk turabah,beberapa warga kota pastinya telah
mengirim kabar kepada ibnu saud untuk meminta pertolongannya. Abdullah sendiri menulis
surat kepada pemimpin bani saud dari turabah dengan niat memanfaatkan penaklukannnya
atas oasis itu untuk memperoleh kesepakatan damai dengan ibnu saud berisi ketentuan yang
lebih menguntungkan bagi bani hasyimiyah.
Inggris pun sesungguhnya tidak sepenuhnya puas karena telah mengabaikan
komitmennya terhadap sekutu mereka saat masa perang dan mencari cara untuk menebus
sebagian janji mereka. Jika tidak memungkinkan seluruhnnya. Sebagaimana yang dijelaskan
sekretaris kolonial,winston churcil,kepada house of commons juni 1921. “Kami berusaha
keras untuk mewujudkan apa yang sebut sebagai solusi sharifan baik di mesopotamia yang
kini dipimpin oleh amir abdullah”. Churcil berhadap bahwa dengan menempatkan kedua
putra husain takhta mandat inggris,dia dapat menembus sebagian janji inggris yang telah
mereka langgar sendiri untuk bani hasyimiyah sekaligus memberikan penguasa yang setia
dan bergantung pada inggris di wilyah arab-nyaa.
Setelah setiap kekerasan, penyelidikan yang dilakukan inggris menghasilkan
kebijakan baru yang dirancang untuk meredakan kekhawatiran mayoritas bangsa palestina.
Pada juli 1922,menyusul gelmbang pertama kerusuhan,winston churchil mengeluarkan buku
putih yang berusaha untuk meredam kekhawatiran bangsa arab bahwa palestina akan dimiliki
“bangsa yahudi sebagaima inggris dimiliki bangsa inggris.” Dia menyatakan bahwa
ketentuan di dalam deklarasi balfour tidak “bertujuan agaw wilayah palestina secara
keseluruhan diubah menjadi rumah nasional bangsa yahudi,tetapi rumah tersebut harus
didirikan di palestina.” Oleh karena itu,kerasnya kerusuhan tahun 1929 menghasilkan
sejumlah laporan dan rekomendasi baru. Laporan shaw 1930 mengidentifikasi imigrasi
yahudi dan pembelian tanah sebagai penyebab utama kerusuhan palestina dan menyerukan
batasan atas imigrasi zionis untuk mencegah timbulnya masalah yang sama pada masa depan.
Seruan ini diikuti dengan dikeluarkannya butu putih passfield pada oktober 1930 yang
menyerukan pembatasan pembelian tanah dan imigrasi orang-orang yahudi.
Bab 8. Imperium Prancis di Timur Tengah
Prancis sudah lama mengincar suriah raya hamparan tanah luas yang mencakup
negara modern suriah,lebanon,palestina,israel,dan yordania untuk imperiumnya di dunia
arab. Napoleon pernah menyerbu suriah dari mesir tahun 1799 meskipun tertahan oleh
perlawanan gigih pasukan pertahanan utsmaniyah di akko dan dia akhirya terpaksa mundur.
Prancis mendukung muhammad ali saat menyerang suriah pada tahun 1830an dengan
harapan dapat memperluas pengaruh prancis atas daerah itu melalui sekutu mereka mesir.
Ketika mesir menarik diri dari suriah tahun 1840,prancis memperdalam hubungan dengan
komunitas katholik pribumi di suriah, khususnya kaum maronit di gunung lebanon. Ketika
aliran druze membantai kaum maronit di gunung lebanon tahun 1860,prancis mengirimkan
pasukan berkekuatan 6000 orang dalam upaya yang cukup jelas untuk menegaskan klaimnya
atas pantai suriah. Lagi-lagi,prancis frustasi karena pemerintah utsmaniyah berhasil
menegaskan kembali kontorlnya atas wilayah arab itu selama setengah abad berikutnya.
Masyarakat gunung lebanon tahu bahwa prancis telah mengampanyekan “lebanon
raya” sejak tahun 1860-an dan mereka berharap dapat meguasai hamparan lahan yang luas
itu melalui mandat prancis. Akhirnya, dewan administratif gunung lebanon secara resmi
diundang oleh pemerintah prancis untuk menyampaikan kasusnya ke konferensi perdamaian
paris-berbeda dengan negara-negara arab lainnya,seperti mesir atau suriah, yang diabadikan
atau dikecualikan karena aspirasi nasionalisnya bertentangan dengan ambisi imperium di
konferensi.
Tantangan yang dihadapi prancis adalah memperluas batas-batas wilayah lebanon
tanpa menjadikan orang kristen sebagai minoritas di negara sendiri. Meskipun umat kristen
mewakili 76 persen dari populasi gunung lebanon,mereka adalah kaum minoritas di kota-
kotaa pesisir yang baru diakuisi dan di wilayah timur di bekas dan gunung anti lebanon.
Dengan demikian proporsi dan mengingat perbedaan besar dalam tingkat kelahiran.
Para pemimpin druze menolak untuk menerima pelanggaran prancis atas perjanjian
tahun 1921 begitu saja dan memutuskan untuk mengajukan keluhannya langsung pada
pemerintahan mandat. Pada musim semi 1925,para pemimpin gunung membentuk sebuah
delegasi dan berangkat ke beirut untuk menemui komisaris tinggi guna mengajukan keluhan
terhadap carbillet. Alih-alih memanfaatkan kesempatan itu untuk meredam ketidakpuasan
kaum druze,komisais tinggi sarrail secara terbuka mempermalukan para tokoh gunung
dengan tidak menemui mereka. Para pemimpin druze kembali ke gunung dengan penuh
amarah,bertekad untuk memberontak melawan prancis,dan mencari sekutu. Mereka beralih
ke kaum nasionalis perkotaan sebagai sekutu alami mereka.
Aktivitas kaum nasionalis mulai mendapatkan banyak dukungan di sejumlah kota
suriah pada tahun 1925. Di damaskus,abdurahman shahbandar mengumpulkan barisan tokoh
nasionalis terkemuka di partai rakyat barunya. Di hama,fawzi al-qawudji mendirikan sebuah
partai politik berhaluan agama,yang disebutkannya sebagai hizbullah,atau partaiallah. Dalam
hal ini, al-qawudji terbukti menjadi salah satu orang pertama yang menghargai kekuatan
politik islam untuk menyerahkan rakyat melawan kekuasaan asing. Dia memanjangkan
jenggot dan mengunjungi sejumlah masjid di hama setiap malam untuk mendapatkan
dukungan dalam rencana pemberontakannya.
Sukacita rakyat suriah diimbangi oleh kepahitan yang dirasakan prancis pada kahir
mandat. Meskipun prancis masih meguasai jajahan arab mereka di afrika utara, mereka
menyesalkan hilangnya pengaruh di mediterania timur. Setelah 26 tahun berkuasa di beirut
dan damaskus, prancis tidak mendapatkan manfaat apapun dari usahanya. Lebih parah
lagi,prancis menduga sekutunya pada masa perang dan saingan imperiumnya,inggris
membantu suriah dan lebanon hanya untuk menarik negara-negara mediterania timur ke
ranah pengaruhnya sendiri. Walaupun demikian,imperium inggris di timur tengah pun berada
di bawah tekanan berat dan semakin melemah pada tahun 1946. Memang,masalah prancis di
suriah dan lebanon tampaknya lebih ringan jika dibandingkan dengan krisis yang dihadapi
inggris di palestina tahun 1946.

Bab 9. Bencana Palestina dan Konsekuensinya


Pada Januari 1944, kaum ekstremis Yahudi di Palestina menyatakan perang terhadap
Inggris. Yahudi yang ingin berperang dengan pemerintah Inggris yang telah mewujudkan
impian kaum Zionis, yaitu rumah nasional Yahudi di Palestina. Dalam Buku Putih 1949
yakni mengenai pembatasan ketat imigran Yahudi yang memberlakukan kemerdekaan
Palestina dibawah kekuasaan mayoritas Arab dan menyulutkan amarah para pemimpin
Zionis. Pihak Zionis yang radikal melihat Inggris sebagai ancaman yang lebih besar sehingga
mereka melancarkan gencatan senjata yang bertujuan untuk mengusir Inggris dan Palestina.
Ada dua organisasi Yahuni yaitu Irgun dan Geng Stern. Irgun menganggap Inggris
sebagai musuh yang sesungguhnya, sedangkan Stern menempatkan Inggris sebagai peraan
penjajah yang tidak sah. . karena dalam pandangan Stern, Nazi Jerman adalah penganiaya
Yahudi sedangkan Inggris adalah musuh yang akan mencegah berdirinya negara Yahudi di
Palestina. Stern membujuk tentara Yahudi agar mengusir Inggris keluar dari Palestina dengan
imbalam emigrasi bangsa Yahudi tanpa batasan dari Jerman ke Palestina dan pengakuan
Jerman atas kenegaraan Yahudi.
Pada Februari tahun 1942, Inggris berhasil membunuh Stern dalam sebuah serangan
apartemen di Tel Aviv. Irgun membenahi diri sebagai gerakan perlawanan terhadap
pemerintahan Inggris pada tahun 1943. Polandia, Begin bergabung dengan unit militer
Polandia di Uni Soviet dan di rekrut oleh Irgun. Lahirlah Lehi yakni organisasi baru yang
bekerjasama dengan Irgun untuk melakukan serangan atas Inggris di Palestina. Setelah akhir
Perang Dunia II, Irgun, Lehi dan Haganah menyatukan kembali kekuatan melawan Inggris
di Palestina dan memaksa perubahan kebijakan Inggris melalui jalur kekerasan. Inggris
mengakui bahwa mereka sedang menghadapi bukan hanya sekelompok orang radikal. Badan
Yahudi dan Haganah memiliki taktik dan metode yang berbeda dengan Irgun dan Lehitetapi
tujuannya sama yakni melakukan pengusiran terhadap Inggris untuk mencapai status Yahudi
di Palestina.
PBB membentuk Komite Khusus untuk Palestina yang beranggotakan 11 negara
dengan singkatan UNSCOP yang tidak satupun berkepentingan dengan Timur Tengah.
Kekerasan antara Inggris dan Yahudi meningkat saat delegasi UNSCOP melakukan
investigasi. Para delegasi UNSCOP sangat mengetahui kerumitan situasi di Palestina saat
menyusun pertemuannya di PBB pada Agustus tahun 1947. Pada 26 September 1947,
pemerintah Inggris mengumumkan untuk mengundirkan diri secara sepihak dari Palestina
dan memercayakan tanggung jawab mandat kepada PBB. Para teroris telah mencapai tujuan
pertama mereka yakni berhasil memaksa Inggris menarik diri dari Palestina.
Para aktivis Zionis dengan gigih melobi PBB untuk mendapatkan mayoritas dua
pertiga daerah yang dibutuhkan untuk Resolusi Partisi dan janji kenegaraan Yahudi Zionis.
Setelah memperoleh persetujuan dunia internasional untuk pendirian negara Yahudi dari
sebagian wilayah Palestina, Zionis mengambil langkah besar untuk mewujudkan tujuan
kenegaraannya. Orang Yahudi di Palestina harus berjuang untuk memperoleh tanah yang
dialokasikan melalui Resolusi Partisi PBB dan setelah Resolusi pemisahan diumumkan orang
Arab dan Yahudi mempersiapkan diri untuk menghadapi perang.
Selama enam bulan orang Arab maupun Yahudi berjuang untuk mempertahankan
klaim mereka atas Palestina. Pemimpin konvensional masyarakat Arab Palestina adalah Haji
Amin al- Husayni, ia merupakan sosok yang sangat memecah belah dan memprovokasi
perlawanan baik di Palestina maupun di luar negeri. Fawzi al-Qawudji meupakan komandan
Tentara Pembebasan Arab, ia merupakan komandan yang ideal. Dan adapun jenderal Irak
yang bernama Ismail Safwat yang menjadi pemimpin tentara relawan. Masalah besar yang
dihadapi para komandan Arab yakni kekurangan senjata dan amunisi. Tanpa adanya sumber
untuk memasok senjata secara keberlanjutan, dalam waktu yang singkat para pejuang
Palestina kehabisan amunisi yang terbatas.
Persaingan sengit antara Tentara Pembebas Arab yang disukung Sruah dengan
pasukan Palestina yang di pimpin oleh Abdul Qadir al-Husayni semakin memecah belah
tentara Arab. Al-Qastal merupakan kota Arab pertama yang ditaklukan oleh Yahudi dan
berita itu sangat mengejutkan semua orang yang mengahadiri pertemuan di Damaskus. Al-
Huasyni memuncak amarahnya untuk merebut kembali kota tersebut lalu di lakukan lah
penyerangan setiap harinya dan suatu hari ditemukan bahwa al-Husayni ditemukan sudah
wafat di pinggiran timur kota. Lalu di makamkan di Masjid al-Aqsa yang di hadiri oleh
sepuluh ribu pelayat.
Berita kematian Abdul Qadir al-Husayni dan lepasnya lepasnya al-Qastal ditelan
berita pembantaian rakyat Palestina oleh Yahudi di Desa Dayr Yasin yang merupakan sebuah
desa yang terletak di senelah barat Yerusalem. Dayr Yasin menimbulkan kecaman dunia
internasional akibat pembantaian kepada penduduk desa yang tidak bersalah dan penghinaan
brutal terhadap penyintas. Setelah peristiwa Dayr Yasin, aliran pengungsi berubah menjadi
banjir pengungsi.
Haifa yang merupakan jantung ekonomi Palestina berkat pelabuhan dan kilang
minyak jatuh kepada tangan Yahudi. Setelah Haifa berhasil dikuasai, pasukan Yahudi
memusatkan serangannya ke garis pantai lain yang telah diberikan kepada negara Yahudi
oleh PBB. Pada akhir perang, orang Yahudi berhasil menguasai kota-kota utama di Palestina
di daerah pantai dan Galilea. Pada tanggal 14 Mei, Inggris memainkan lagu “Last Post” dan
meurunkan bendera di kapal laut dan meninggalkan kekaucauan yang sudah mereka ciptakan
di Palestina.
Kondisi negara Arab menjadi berantakan pada malam Perang Arab-Israel I. Liga
Arab mengadakan pertemuan berkala pada musim gugur 1947 dan musim dingin 1948 untuk
mengatasi krisis Palestina. Pada bulan Mei 1948, tentara dari negara-negara Arab tidak siap
untuk berperang karena mayoritas negara itu barusaja memperoleh kemerdekaan dari
penguasa kolonial. Liguin Arab Transyordan merupakan tentara yang terlatih paling baik dan
paling disiplin. Dari semua negara Arab hanya Transyordania yang memiliki kebijakan dan
kepentingan yang jelas di konflik Palestina. Transyordania memelukan persetujuan Inggris
untuk melanjutkan rencana menguasai sebagian daerah Arab Palestina. Koalisi Arab
memasuki Palestina dengan tujuan sebagian besar negatif yakni mencegah pembentukan
negara Yahudi asing di tengah-tengah mereka, mencegah Transyordania memperluas
wilayah ke Palestina dan mencegah Mufti mmembentuk sebuah negara di Palestina.
Dengan pecahnya pertempuran antara Israel dan negara-negara Arab, PBB bersidang
untuk memulihkan kedamaian. PBB menyerukan gencatan senjata pada tanggal 29 Mei yang
mulai berlaku pada tanggal 11 Juni. Israel memanfaatkan supremasi jumlah pasukan dan
amunisinya untuk mengungguli tentara Arab di setiap medan perang. Keretakan negara-
negara Arab telah terjadi sebelum terjadinya perang. Pertikaian ini berakibat buruk bagi
upaya perang Arab dan memudahkan tentara Israel untuk mengalahkan tentara mereka satu
per satu. Perpecahan negara-negara Arab sangat menguntungkan bagi Israel. Pada akhir
perang Arab Israel 1, tidak ada tempat yang tersisadi peta yang dapat disebut sebagai negara
Palestina. Yang ada hanyalah bangsa Palestina dibawa penduduk asing atau dalam diaspora
untuk memperoleh hak-hak nasional mereka.
Kekalahan Arab di Palestina dan munculnya negara Israel benar-benar mengguncang
negara-negara Arab baru merdeka. Bulan-bulan setelah Al-Nakba dinodai oleh pembunuhan
politik dan kudeta di Mesir, Suriah, Lebanon dan Yordania. Setelah bencana Palestina, Mesir
tenggelam dalam kekacauan. Al-Banna merupakan reformis karismatik yang berusaha
melawan pengaruh barat yang diyakini akan merusak nilai-nilai Islam di Mesir. Pada 12
Februari 1949, Hasan al-Banna ditembak dan dibunuh yang didalangi oleh pemerintah
dengan dukungan istana.
Di Suriah, bencana Palestina memicu kudeta militer. Pemerintahan AL-Za’im
dianggap mencurigakan karena kesediaannya berdamai dengan Israel sedemikian
cepatnyasetelah kekalahan Suriah. Masa kepemimpinan Al-Za’im atas Suriah terlalu singkat
untuk mewujudkan perdamaian. Beberapa perwira yang mendukung kudetanya sekarang
merencanakan kudeta kepada dirinya. Al-Za’im. Al-Za’im dan perdana menterinya dibawa
ke tahanan untuk di eksekusi.
Politik di dunia Arab semakin dihiasi dengan kekerasan berbagai kudeta politik,
hukuman mati, dan pembunuhan yang menandai perubahan kepemimpinan di negara-negara
Arab. Setelah penyekatan Timur Tengah pasca Perang Dunia I bencana Palestina menjadi
titik balik paling penting dalam sejarah Arab pada abad ke-20 dan terasa sampai saat ini
konsekuensi itu sendiri. Terutama konflik Arab-Israel yang terus berlanjut.

Bab 10. Bangkitnya Nasionalisme Arab


Bangsa Arab ingin melepaskan diri dari kekuasaan kolonial tahun 1940-an tetapi
belum memiliki aspirasi politik yang lebih tinggi. Mesir dalam banyak hal memiliki garis
terbesar dalam perkembangan ini. Unjuk rasa rakyat Mesir mencerminkan ketidaksabaran
untuk perubahan. Era pasca perang adlah zaman dekolonisasi dan Inggris sudah terlalu lama
bertahan di Mesir.
Partai Wafd meraih kemenangan dan membentuk pemerintahan yang melanjutkan
negosiasi dengan Inggris untuk mencapai kemerdekaan yang belum diraih oleh Mesir di
tahun 1919 hingga 1951. Partai Wafd melakukan perundingan dengan Inggris tetapi gagal
sehingga memicu pertikaian senjata di Zona Terusan Suez. Inggris menduduki kantor polisi
Mesir untukmencegah kepolisian memberi dukungan kepada fida’iyin. Berita serangan
Inggris memicu kemarahan Mesir. Kekuatan gelap terjadi pada Sabtu Hitam, Raja Furouq
membubarkan Pemerintahan Wafd yang di pimpin Mustafa Nahhas.
Peristiwa Sabtu Hitam mengubah gerakan Perwira Pembebas yang membahas
mengenai penggulingan Raja Furouq dan pemerintahan royalis yang ditunjuknya. Perwira
Pembebas telah mencapai titiknya yakni mereka tidak bisa mundur lagi, risiko yang dihadapi
karena merencanakan kudeta terhadap rezim sangat tinggi. Para Perwira Pembebas akhirnya
berhasil melakukan kudeta yang nyaris tanpa korban. Namun, para Perwira Pembebas tidak
memiliki bayangan tentang apa langkah selanjutnya setelah gerakan merekamenuai
kesuksesan. Jenderal Naguib tidak memiliki kesempatan untuk memerintah Mesir sehingga
pemimpin sejati Mesir ialah Nasser.
Dalam arena internasional, prioritas utama pemerintah Mesir yang baru adalah
memastikan penarikan diri Inggris sepenuhnya. Ikhwanul Muslimin memanfaatkan
penarikan mundur Inggris yang tidak menyeluruh untuk mengkritik rezim Perwira
Pembebas. Hubungan antara Mesir dan Israel semakin memburuk penandatanganan
Perjanjian Evakuasi Inggris-Mesir pada 1954. Ketegangan antara Mesir dan Israel mencapai
puncak baru setelah Lavon Affair dan hukuman mati yang dijatuhkan pada agen-agen Israel
setelahnya.
Kekalahan Mesir di Gaza menempatkan Nasser pada posisi yang sangat sulit.
Kemudian Nasser mencari cara sebagai alternatif yakni Prancis sebagai sumber kelengkapan
militernya. Otoritas Prancis di Afrika Utara menderita pukulan fatal akibat kekalahan Prancis
oleh Nazi Jerman pada awal Perang Dunia II. Kekuatan gerakan merdekaan Maroko berasal
dari kerjasama Monarki dan kaum Nasionalis. Prancis semakin khawatir gelombang
nasionalisme Arab akan menyapu wilayah jajahannya di Afrika Utara.
Titik balik bagi Imperium Prancis di Afrika Utara datang pada tahun 1954. Kebijakan
Prancis menjadi kacau balau akibat dua peristiwa yang mengakhiri imperiumnya yakni
hilangnya Indocina menyusul kekalahan telak Prancis dalam Pertempuran Dien Bien Phu dan
pecahnya perang kemerdekaan AL-Jazair. Di Maroko, Prancis berusaha untuk menenangkan
situasi dan memperbolehkan Muhammad V pulang dari Madagaskar kembali menduduki
tahta.
Pada tanggal 2 Maret 1956, Maroko memperoleh kemerdekaan dari Prancis.
Pembantaian Philippeville semakin meningkatkan dan memperkuat organisasinya dengan
menarik sejumlah besar relawan dari orang-orang yang marah dengan pembalasan Prancis.
Inggris, Prancis, dan Israel memiliki ambisi untuk mengubah pemerintahan Mesir secara
keseluruhan. Selama tahun 1956, ketiga negara tersebut berkonspirasi untuk berperang
melawan Mesir dalam kekacauan yang dijuluki sebagai Krisis Suez atau Agresi Tripatit.
Inggris dan Prancis memiliki alasan yang baik untuk mempertimbangkan kembali
kolusinya dengan Israel. Dari sudut Amerika. Krisis Suez merupakan sebuah bencana yang
tidak dapat dipadamkan. Gangguan terhadap operasi rahasia Amerika di Suriah benar-benar
tertutupi oleh peristiwa di Hongaria. Persatuan Mesir dan Suriah menjadi era baru persatuan
Arab dan menimbulkan dukungan masyarakat yang luar biasa diseluruh dunia Arab. Federasi
Arab tidak dapat dibandingkan dengan Republik Arab Bersatu. Akibat kerjasama dengan
Irak menjadikan politikus Arab yang paling pro-Inggris.
Komandan tentara Lebanon yakni Jenderal Fuad Shihab tidak ingin lagi mengrimkan
tentara untuk melindungi pemerintahan Chamoun sedangkan Amerika siap campur tangan
di Lebanon saat situasi memburuk. Orang-orang orde lama dikumpulkan seperti domba dan
dibawa ke penjara yang dulunya adalah rumah sakit tua di pinggiran kota Baghdad. Jenderal
Fuad Shihab, terpilih menjadi presiden dan meredakan kekhawatiran oposisi tentang
perpanjangan kekuasaan Chamoun yang inkonstitusional.
Pada tanggal 17 Juli, pasukan terjun payung dan pesawat Inggris mulai tiba di
Yordania untuk membendung kerusakan yang ditimbulkan dari Revolusi Irak. Keputusan
Irak tetap berada di luar Republik Arab Bersatu menjadi titik balik utama. Nasionalisme
sudah mencapai titik balik dan Nasser mencapai puncak kesuksesan selama 1950-an dan
menderita kemunduran dan kekalahan yang mengubah tahun 1960 menjadi dasawarsa
kekalahan.
Bab 11. Runtuhnya Nasionalisme Arab
Pengaruh Perang Dingin paling dirasakan dalam konflik Arab-Israel yang
berkembang menjadi perang proksi antara Soviet dan Amerika yang tampaknya bangsa Arab
akan terus dihantam dengan politik adu domba. Pada awalnya, Mesir cukup terkucilkan
dalam perpecahan baru karena memiliki hubungan yang buruk dengan negara-negara Arab,
khususnya Irak. Setelah perang anti kolonial yang paling berdarah dalam sejarah, Al-jazair
akhirnya merdeka dari Prancis.
Front Pembebasan Nasional (FPN) berhasil memperkuat cengkraman atas politik.
FLN sangat kejam dalam menghadapi lawan internalnya. Pada Juli 1956, FLN tidak memiliki
saingan dalam menguasai pucuk pimpinan perjuangan kebebasan nasionalyang dinyatakan
sebagai perang kemerdekaan sekaligus revolusi sosial. Dengan semua pimpinan senior FLN
di ibu kota sudah mati atau dipenjarakan dan Pertempuran Aljir berakhir pada muasim gugur
1957. Namun, Perang Aljazair yang lebih besar terus berkecamuk.
Yaman, yang sudah cukup lama menikmati status ekonomi dalam Khilafah
Utsmaniyah dan Nasser mengakui bahwa Perang Yaman lebih merupakan operasi politik
dibandingkan operasi militer. Namun, ia tidak menyadari bahwa perang Yaman memberikan
dampak pada kesiapan militer Mesir untuk menghadapi ancaman yang lebih mendesak dari
pada Israel. Nasser tidak menginginkan perang dengan Israel pada tahun 1967. Rakyat Mesir
dan dunia Arab pada umumnya telah menanggapi propagandanya. Kredibilitas Nasser dan
klaim kepemimpinannya dipertanggung jawabkan atau dipertaruhkan.
Kota tua Yerusalem jatuh pada 7 Juni pagi dan posisi Yordania di sisa Tepi Barat
sudah hancur sebelum Israel menyetujui gencatan senjata dengan Yordania. Suriah dan Mesir
sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel pada tanggal 8 Juni terapi Israel
memanfaatkan kesempatannya dan menyerang Suriah dan menduduki Dataran Tinggi Golan,
sebelum mengakhiri Perang Enam Hari pada 10 Juni 1967.
Selama 20 tahun, bangsa Palestina mempercayakan perjuangan untuk kemerdekaan
mereka kepada saudara-saudara sebangsa Arab dengan harapan bahwa aksi bersama bangsa
Arab akan mewujudkan pembebasan tanah air mereka yang hilang, terinspirasi dari kaum
revolusioner Dunia Ketiga, kelompok nasional Palestina meluncurkan perjuangan bersenjata
sendiri tidak hanya terhadap Israel melainkan pula dengan negara-negara Arab yang
menghalangi.
Fatah yang merupakan organisasi yang berarti Gerakan Pembebasan Palestina. Fatah
merupakan pihak yang memperoleh keuntungan paling besar dari pertempuran. Fatah,
gerakan yang terdiri dari beberapa ratus gerilyawan semi-terlatih, tiba-tiba terlihat seperti
bangsa Arab bagaikan tentara pembebasan Tiongkok. Raja Hussein menyatakan pula bahwa
ia adalah seorang komando. Operasi Fatah diperluas menjadi 55 operasi pada tahun 1968
menjadi 199 operasi tahun 1969 dan mencapai puncaknya denga 279 operasi menyerang
Israel dalam delapan bulan pertama tahun 1970.
Pada tahun 1970, dunia Arab secara resmi terbagi menjadi negara terpisah dengan
kepentingan masing-masing dan tidak ada satupun yang menentang integritas negara yang
terlibat dan tidak bertahan lama. Kekuatan batu mulai merambah di Timur Tengah saat
sumber daya minyak di wilayah ini mulai menghasilkan kekayaan luar biasa dan
menyebabkan bangsa Arab mulai memiliki pengaruh terhadap perekonomian dunia.

Bab 12. Zaman Keemasan Minyak


Minyak kali pertama ditemukan di dunia Arab pada akhir 1920-an dan awal 1930-an.
Selama empat dasawarsa, perusahaan minyak Barat menikmati kontrol tanpa batas untuk
memproduksi dan memasarkan hidrokarbon Arab. Pada tahun 1950-an serta 1960-an, para
penguasa membuat skema pengembangan untuk memberikan manfaat dari kekayaan minyak
untuk rakyat mereka yang miskin. Namun, barukah pada tahun 1970-an, serangkaian faktor
mengubah minyak bumi menjadi sumber kekuatan untuk dunia Arab. Kombinasi
ketergantungan dunia global yang semakin besar atas minyak bumi, penurunan produksi
minyak Amerika, dan krisis politik yang membahayakan ekspor minyak dari Timur Tengah
ke dunia industri telah menyebabkan peningkatan harga minyak yang belum pernah terjadi.
Setelah itu, lama kelamaan negara-negara Arab mulai mengambil alih penguasaan minyak
mereka dan kekuatan yang menyertainya.
Sejak awal abad ke-20, ketika eksplorasi minyak di Timur Tengah dimulai, hubungan
antara perusahaan minyak dan negara produsen minyak diatur oleh konsesi atau izin yang
diberikan oleh pemerintah ke sejumlah perusahaan untuk mengeksplorasi dan
mengeksploitasi sumber daya minyak bumi dengan imbalan biaya tertentu. Ketika para
pelopor menemukan minyak, perusahaan membayar royalti kepada negara tuan rumah dan
menyimpan sisa laba untuk diri mereka sendiri. Para penguasa Arab tidak berkeberatan
karena uang minyak datang tanpa harus bekerja keras. Namun, pada tahun 1950, negara-
negara produsen minyak semakin tidak puas dengan ketentuan asli konsesi. Sekarang, setelah
infrastruktur untuk ekstraksi, transportasi, dan pengilangan sudah dibangun, perusahaan
minyak menuai laba yang luar biasa besar dari investasinya. Aramco, konsorium empat
perusahaan Amerika (Exxon, Mobil, Chevron, dan Texaco) yang menikmati hak eksklusif
untuk minyak Saudi, menuai laba tiga kali lipat dari yang dinikmati oleh pemerintaha Saudi
pada tahun 1949. Parahnya lagi, pajak yang dibayarkan Aramco kepada pemerintah federal
melebihi penerimaan Saudi sekitar 4 dollar AS yang berarti pemerintah AS mendapatkan
penerimaan lebih besar dari minyak Saudi dibandingkan dengan pemerintah Saudi sendiri.
Produsen minyak Arab terusik dari zona nyaman pada tahun 1959, ketika British
Petroleum (BP) mengambil keputusan yang nahas untuk memotong harga minyak sebesar 10
persen. Masalah dengan keputusan yang tampaknua rasional ini adalah BP gagal untuk
menyampaikan pemberitahuan di depan tentang keputusannya ke negara-negara produsen
minyak. Keputusan sepihak ini memiliki konsekuensi bahwa perusahaan minyak telah
memotong pendapatan dan otomatis anggaran nasional negara-negara produsen tanpa
konsultasi atau memperoleh persetujuan sebelumnya. BP secara tidak sengaja telah
menunjukkan bahwa kemitraan antara perusahaan dan negara produsen sesungguhnya berada
dalam kedudukan yang tidak setara. Negara-negara produsen minyak marah besar. Para
pejabat minyak Arb pun membuat “kesepakatan bersama” untuk membentuk komisi dalam
rangka mempertahankan harga minyak dan mendirikan perusahaan minyak nasional di setiap
negara. Tujuan mereka adalah meruntuhkan penghalang 50:50 untuk mencapai pembagian
pendapatan 60:40 dengan perusahaan minyak Barat dengan mengukuhkan prinsip kedaulatan
nasional atas sumber daya minyak.
Tahun 1960, dua negara minyak Arab baru telah muncul di Afrika Utara. Minyak
baru saja ditemukan dalam tumlah komersial di Aljazair tahun 1956 dan di Libya tahun 1959.
Pada 1965, hanya enam tahun setelah penemuan minyak, Libya sudah muncul sebagai
eksportir minyak terbesar kenam di dunia non-Soviet, yang menguasai 10 persen dari seluruh
ekspor minyak bumi. Pada tahun 1969, ekspor minyak bumi negara tersebut mampu
menyaingi Arab Saudi. Libya dalam pimpinan Qadhafi ternyata sukses besar, karena strategi
dan rezim muda sang pemimpin bisa mengklaim kemenangan atas perusahaan minyak.
Tahun 1971, menandai kebangkitan terakhir negara-negara Teluk dari protektorat
Inggris untuk memperoleh kemerdekaan penuh. Negara-negara Trucial telah
mempertahankan hubungan perjanjian khusus merdeka dengan Inggris melalui semua
gejolak di era dekolonisasi dan nasionalisme bangsa Arab. Lalu pada tahun 1968 masih ada
sembilan negara Teluk yang berada di bawah protektorat Inggris. Inggris telah memanfaatkan
posisinya yang istimewa di Teluk untuk memperoleh konsesi minyak yang berharga untuk
perusahaan-perusahaan Inggris, terutama di Abu Dhabi dan Dubai, dan terus memiliki
pengaruh di wilayah itu yang melampaui status globalnya yang terus menyusut. Para
penguasa negara-negara Teluk sangat puas dengan peraturan itu, yang memungkinkan
mereka untuk bertahan hidup sebagai negara kecil di hadapan ancaman tetangga mereka yang
lebih kuat seperti Arab Saudi dan Iran yang memiliki ambisi terhadap tanah air mereka yang
kaya minyak itu.
Di sebuah negara yang mayoritas muslim, Boutros-Ghali (profesor ilmu politik di
Universitas Kairo) adalah penganut Kristen Koptik dan istrinya adalah anggota keluarga
Yahudi Mesir terkemuka. Tidak lama setelah memasuki jajaran pemerintah, Boutros-Ghali
menghadiri pidato Anwar Sadat pada 9 November di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat
Mesir, dari pidato yang Sadat lontarkan itu dengan berbagai rencananya, banyak politikus
yang menolak rencananya. Namun, Sadat tidak bisa dicegah dan pada 19 November, dengan
Boutros-Ghali mengikuti dibelakangnya. Pada hari berikutnya, Minggu, 20 November 1977,
Presiden Mesir Anwar Sadat berbicara di hadapan Knesset Israel dengan berbahasa Arab
(diiringi kekecewaan Boutros Ghali). Ini sama persis dengan sikap berani yang selalu
ditegaskan Uri Avnery agar digunakan oleh PLO adalah tindakan penuh perhitungan untuk
meyakinkan rakyat Israel bahwa ada mitra Arab yang ingin mewujudkan perdamaian.
Setelah memulai prakarsa perdamaiannya yang berani, Sadat menyadari dirinya
terjebak di antara kerasnya pendirian pihak Arab dan Israel. Lalu dunia Arab pun tertegun
dengan keputusan Sadat untuk keluar dari barisan dan mengupayakan perdamaian terpisah
dengan Israel. November 1978, kepala negara-negara Arab mengadakan KTT di Baghdad
untuk membahas krisis itu. Namun, Sadat telah melangkah terlalu jauh untuk mundur akibat
ancaman dunia Arab. Setelah negosiasi lebih lanjut selama enam bulan, Carter, Begin, dan
Sadat kembali ke Gedung Putih untuk menandatangani perjanjian damai pamungkas antara
Mesir dan Israel, 26 Maret 1979.
Pada akhir tahun 1970-an proses pedamaian Arab-Israel dikalahkan oleh salah satu
peristiwa paling penting dalam sejarah Timur Tengah modern. Meskipun Iran berada di luar
dunia Arab, dampak revolusi Islam dapat dirasakan di seluruh Timur Tengah Arab. Dampak
dari revolusi Iran lebih jauh daripada sekedar pasar minyak. Jatuhnya salah satu penguasa
otokrat terlama di Timur Tengah, didukung oleh salah satu angkatan bersenjata paling kuat
di wilayah itu dan menikmati dukungan penuh Amerika Serikat, membuat semua politikus
Arab duduk tegak dan meningkatkan kewaspadaannya.
Tantangan Islam atas Kerajaan Saudi datang pada 20 November 1979, ketika sebuah
organisasi tidak dikenal yang menamakan diri sebagai Gerakan Revolusioner Muslim dari
Semenanjung Arab menduduki Masjidil Haram di Makkah, jantung Islam. Saat Masjidil
Haram berada dalam pengepungan, masyarakat syiah di Arab Sudi di Provinsi Timur
melakukan demonstrasi kekerasan pada 27 November dengan membawa potret pemimpin
spiritual revolusi Iran, Ayatulloh Ali Khomeini, dan mendistribusikan pamflet yang
menyerukan penggulingan rezim “despotik” Saudi. Lalu secara tiba-tiba bahkan negara
minyak yang paling kuat dan terkaya sekalipun tampak rentan dengan kekuatan Islam politik
yang kian membesar.
Bab 13. Kekuatan Islam
Mengingat pentingnya Islam dalam kehidupan publik di sebagian besar dunia Arab
saat ini, sangat mudah untuk melupakan betapa sekulernya Timur Tengah pada tahun 1981.
Di hampir semua negara Teluk Arab, kecuali negara yang paling konservatif, mode Barat
lebih disukai daripada pakaian tradisional. Perdebatan atas Islam dan modernitas memiliki
akar yang cukup dalam di dunia Arab. Hasan al-Banna telah mendirikan Ikhwanul Muslimin
tahun 1928 untuk melawan pengaruh Barat dan erosi nilai-nilai Islam di Mesir. Selama
puluhan tahun, Ikhwanul Muslimin menghadapi tinakan represif yang semakin keras,
organisasinya dilarang oleh monarki Mesir pada Desember 1948. Selama 1950-an dan 1960-
an, politik Islam dipaksa bergerak di bawah tanah di seluruh dunia Arab dan nilai-nilai Islam
dirusak oleh negara-negara sekuler yang semakin menarik inspirasinya dari sosialisme Soviet
maupun demokrasi pasar bebas Barat. Namun, tindakan represi hanya memperkuat tekad
Ikhwanul Muslimin untuk melawan sekularisme dan menyampaikan nilai-niali Islam sesuai
pandangan mereka.
Pada pertengahan 1960-an, Ikhwan membentuk gerakan perlawanan bawah tanah di
Hama dan kota utara Aleppo. Militan pro-Islam menimun senjata dan melatih rekrutan muda
dari sekolah tinggi dan universitas diseluruh Suriah. Konfrontasi antara gerakan bawah tanah
pro-Islam dan pemerintahan Suriah semakin tak terhindarkan ketika pimpinan Ba’th dari
angkatan udara Suriah, Jenderal Hafiz al-Asad, berkuasa setelah melakukan kudeta 16
November 1970. Sebagai anggota kaum minoritas Alawiyah, al-Asad adalah pemimpin
Muslim non-Sunni pertama di Suriah. Dia berusaha keras untuk menenangkan perasaan umat
Sunni pada tahun awal-awal pemerintahannya, tetapi tidak berhasil. Penerapan konstitusi
baru pada 1973, yang untuk kali pertama tidak menetapkan bahwa Presiden Suriah haruslah
seorang muslim, membangkitkan kembali pertanyaan tentang agama dan negara. Konstitusi
itu memicu demonstrasi keras di pusat muslim Sunni di Kota Hama. Kekerasan dipicu oleh
kaum pro-Islam selanjutnya terjadi setelah keputusan Al-Asad untuk campur tangan dalam
perang saudara Lebanon di sisi orang-orang Kristen Maronit untuk perlawanan kekuatan
muslim progesif dan gerakan bangsa Palestina, April 1976.
Intervensi al-Asad dalam Perang Lebanon membangkitkan keprihatinan serius
diantara mayoritas muslim Suriah. Banyak kaum Sunni marah dan menyadari mereka
terpinggirkan oleh pemerintah yang di dominasi kaum Alawiyah sejak al-Asad berkuasa
tahun 1970. Mereka menduga rezim baru itu ingin mengusung “aliasi minoritas” yang
mencakup kelompok Alawiyah yang berkuasa di Suriah dengan kelompok Maronit di
Lebanon untuk menundukkan mayoritas muslim di Suriah maupun Lebanon. Butuh tiga
tahun bagi kelompok pro-Islam Suriah untuk mengatur pembalasannya terhadap rezim Asad.
Pada Juni 1979, gerilyawan pro-Islam menyerang sebuah akademi militer di Aleppo, yang
mayoritas siswanya sekitar 260 dari 320 taruna berasal dari kalangan Alawiyah. Para teroris
menewaskan 83 taruna, semuanya berasal dari minoritas Alawiyah.
Kekuatan baru yang radikal sedang beraksi dalam perang saudara Lebanon. Islamic
Jihad mengungkapkan dirinya sebagai organisasi Syiah Lebanon yang bekerja sama dengan
Iran. Dalam panggilan telepon anonim ke lembaga pers asing, Islamic Jihad mengklaim
pengeboman Kedutaan AS pada bulan Juli adalah “bagian dari kampanye revolusi Iran
terhadap kelahiran imperialis di seluruh dunia”. Menyusul pengeboman Oktober, Islamic
Jihad sekali lagi mengklaim tanggung jawab. “kami adalah tentara Allah dan kami menyukai
kematian. Kami bukanlah orang Iran atau Suriah atau Palestina,” ujar mereka bersikeras.
‘Kami adalah muslim Lebanon yang mengikuti prinsip-prinsip Al-quran’.
Konflik Lebanon berkembang jauh lebih rumit dalam enam tahun sejak intervensi
Suriah tahun 1977 dan bom bunuh diri tahun 1983. Selain itu terjadi peperangan yang
menyebabkan pergeseran penting dalam keseimbangan kekuasaan di berbagai kalangan
masyarakat Lebanon. Suriah cemuru dengan posisinya yang dominan di Lebanon dan
bertindak cepat untuk mencegah salah satu kelompok mendapatkan kemenanagan yang telak
di dalam perang saudara di negara itu. Hal ini menyebabkan Suriah menjadi sering mengubah
aliansinya secara berkala. Tidak lama setelah tentara Suriah mengalahkan milisi muslim kiri,
maka mereka segera berbalik melawan Maronit dan berpihak pada kekuatan yang baru
muncul, yaitu kalangan Syiah di Lebanon.
Revolusi Iran dan pendirian Republik Islam pada tahun 1979 telah mengubah politik
Syiah di Lebanon. Kaum Syiah Lebanon terikat dengan Iran melalui ikatan agama dan
budaya yang membentang berabad-abad lamanya. Lalu pada tahun yang sama, hubungan
Amerika-Iran memburuk dengan cepat setelah Revolusi Islam. Pemerintah Iran yang baru
tidak mempercayai pemerintahan Amerika karena dukunganya untuk shah pada masa lalu,
Mohamed Reza Pahlevi. Ketika pemerintah AS mengizinkan shah yang terguling untuk
masuk ke Amerika Serikat guna menerima perawatan medis (dia sakit parah akibat kanker),
sekelompok mahasiswa Iran menyerbu Kedutaan Besar Amerika pada 4 Novmber 1979.
Presiden AS, Jimmy Carter membekukan aset Iran, menerapkan sanksi ekonomi dan politik
atas Republik Islam itu, dan bahkan mencoba melakukan misi penyelamatan militer untuk
membebaskan pra sandera yang akhirnya sia-sia belaka.
Pecahnya Iran-Irak tahun 1980 memperburuk antagonisme antara Republik Islam dan
Amerika Serikat, dengan konsekuensi mengerikan bagi Lebanon. Iran membutuhkan waktu
dua tahun untuk megusir Irak dari tanahnya dan melakukan serangan balik. Iran pun
mendapatkan dau sekutu di Lebanon (Komunitas Syiah) dan Suriah. Aliansi Iran-Suriah
dalam banyak hal berlawanan. Sebagai sebuah negara yang terang-terangan sekuler dan
berhaluan nasionalis Arab yang terlibat dalam perselisihan keras dengan gerakan Islamnya
sendiri, Suriah menjadi sekutu yang tidak diduga-duga untuk Republik Islam Iran non-Arab.
Hal yang mengikat kedua negara itu adalah kepentingan pragmatis terutama kebencian yang
sama terhadap Irak, Israel, dan Amerika Serikat.
Pada saat Israel menduduki Palestina, masyarakat Palestina pun melakukan unjuk
rasa. Publik internasional terkejut saat melihat gambar tentara bersenjata lengkap
menanggapi pengunjuk rasa yang melemparkan batu dengan tembakan senjata api,
menyebabkan Yitzhak Rabin, Menteri Pertahanan Israel, memerintahkan penggunaan
“kekuatan, kekerasan, dan pemukulan” alih-alih senjata api yang mematikan. Dalam sebuah
segmen berita yang sangat jelas, seorang tentara terlihat menarik lengan seorang tahanan dan
memukulnya berkali-kali dari atas dengan batu besar untuk mematahkan tulangnya. Jaksa
Agung Israel menegur Rabin untuk memperingatkan tentaranya tentang ilegalitas tindakan
seperti itu, tetapi tentara Israel terus memukuli para demonstran Palestina dengan sangat
ganas. Lebih dari 30 warga Palestina dipukuli sampai mati pada tahun pertama Intifadah.
Ketegangan pun muncul antara Komando Perlawanan Nasional Bersatu yang sekuler
dan Hamas saat Intifadah berlangsung hingga musim semi dan memasuki musim panas pada
1988. Kedua organisasi ini mengaku mewakili gerakan perlawanan bangsa Palestina. Dalam
selebarannya, Hamas menyebut dirinya sebagai “gerakan Anda, Gerakan Pertahanan Islam,
Hamas”, dan UNC mengklaim kepemimpinan rakyat Palestina, “bangsa yang mematuhi
panggilan PLO dan Komando Perlawanan Naional Bersatu untuk melakukan
Pemberontakan”. Para pesaing yang berhaluan sekuler dan Islam ini membaca selebaran
yang diterbitkan saingan mereka dan bersaing untuk meraih kontrol atas gerakan rakyat di
jalanan. Perlawanan bangsa Palestina dan penindasan Israel telah menempatkan Intifadah di
halaman depan media intenasional (terutama dunia Arab). Jun 1988, Liga Arab mengadakan
KTT darurat di Aljir untuk membahas Intifadah. PLO memanfaatkan kesempatan itu untuk
mempresentasikan makalah yang mengusulkan pengakuan bersama hak rakyat Palestina dan
Israel untuk hidup dalam perdamaian dan aman.
Selama tahun 1980-an, sejumlah gerakan Islam melakukan perjuangan bersenjata
untuk menggulingkan penguasa sekuler atau mengusir penjajah asing. Kelompok pro-Islam
ini berharap untuk mendirikan negara Islam yang berkuasa sesuai dengan hukum syariah,
yang mereka yakini dengan tegas sebagai hukum Allah. Kelompok pro-Islam di seluruh
dunia Arab menggunakan pendekatan jangka panjang untuk mencapai tujuan akhir pendirian
sebuah negara Islam. Anggota kelompok pro-Islam di Mesir, Zainab al-Ghazali,
membicarakan siklus persiapan selama 13 tahun, yang akan diulangi sampai mayoritas rakyat
Mesir mendukung sebuah pemerintahan Islam.
Kelompok pro-Islam semakin bersemangat saat melihat sejumlah perubahan besar
dalam politik dunia pada akhir 1989. Kepastian pada era Perang Dingin runtuh secepat
tembok Berlin (yang jatuh pada 9 November) sehingga menandai akhir persaingan AS-Soviet
dan mengantarkan tatanan dunia baru. banyak kelompok pro-Islam menafsirkan runtuhnya
kekuasaan Soviet sebagai bukti kebangkrutan komunisme ateis dan awal zaman Islam yang
baru. namun, mereka ternyata menghadapi dunia berkutub tunggal yang di dominasi oleh
negara adidaya terakhir yang masih bertahan, Amerika Serikat.
Bab 14. Setelah Perang Dingin
Setelah persaingan antara dua negara adidaya hampir setengah abad lamanya, Perang
Dingin tiba-tiba berakhir tahun 1989. Kebijakan Presiden Soviet, Mikhail Gorbachev, untuk
keterbukaan yang lebih besar (glasnost) dan refomasi internal (pereistroika) menghasilkan
perubahan permanen pada budaya politik Uni Soviet selama pertengahan tahun 1980-an. Saat
tembok Berlin secara resmi diruntuhkan, Tirai Besi yang memisahkan Eropa Timur dan Barat
sudah hancur berkeping-keping. Dimulai dengan kekalahan Partai Komunis dalam pemilu
Polandia Juni 1989, pemerintahan blok Soviet jatuh satu persatu; di Hongaria, Cekoslowakia,
Bulgaria.
Konflik lama bangsa Arab dari era Perang Dingin meledak ke permukaan pada zaman
kutub tunggal baru yang di dominasi Amerika. Irak, dengan perekonomian yang sudah
melemah akibat perang delapan tahun dengan Iran (1980-1988), masih memiliki sumber daya
militer yang memadai untuk menegaskan keinginannya menjadi pemimpin regional.
Pengusiran Irak dari Kuwait tidaklah cukup untuk memulihkan ketertiban wilayah Arab.
Saddam Husein telah menghubungkan pendudukan Irak atas Kuwait dengan posisi Suriah di
Lebanon dan pendudukan Israel yang cukup lama di wilayah Palestina. Seusai perang untuk
membebaskan Kuwait, dunia Arab dipaksa untuk mengatasi perang saudara Lebanon yang
saat itu telah memasuki tahun ke-15.
Dalam banyak hal Irak memiliki posisi yang lebih baik darpada republik Arab lain
untuk beralih dari persaingan lama pada zaman Perang Dingin ke realitas baru dominasi
Amerika. Permusuhan Amerika terhadap Republik Islam Iran mendorong pemerintahan
Reagan mendukung Irak untuk mencegah Iran mendorong pemerintahan Reakan dalam
mendukung Irak untuk mencegah Iran meraih kemenangan. Bahkan setelah perang berakhir
seri, Qashington melanjutkan pemulihan hubungannya dengan Baghdad. Di Irak utara, faksi
Kurdi mencoba mengambil keuntungan dari perang dengan Iran untuk mengusulka otonomi.
Pemerintah Irak menanggapi dengan ekspedisi pemusnahan yang dijuluki Al-anfal atau
“harta rampasan perang”.
Bersama dengan suku Kurdi, komunitas Sunni dan Syiah Irak juga menghadapi
penindasan yang kejam untuk meredam protes. Selain rakyat yang bergejolak, tantangan
pertama yang dihadapi oleh Saddam Hussein pada akhir Perang Iran-Irak adlah rekonstruksi
ekonomi negaranya yang hancur. Kekayaan Irak berasal dari sumber daya minyak bumi yang
besar. Selama delapan tahun, mata pencaharian vital negara itu dari minak terputus akibat
serangan terhadap jaringan pipa dan fasilitas pelabuhan, serta perang tanker kejam yang
menyeret konflik Iran-Irak ke jalur pelayaran internasional di wilayah Teluk. Akibat
kehilangan pendapatannya dari minyak, Irak terpaksa meminjam dana miliaran dollar dari
sejumlah negara tetangga di wilayah Teluk Arab untuk mendukung upaya perangnya.
Kesulitan yang dihadapi Iran semakin parah karena harga minyak terus menurun.
Untuk melunasi hutang negaranya, Saddam Hussein mengandalkan harga minyak agar tetap
berada di kisaran $25 per barel. Wilayah eluk yang kembali damai, sekarang mampu
mengekspir semua minyak yang dibutuhkan dunia. Hal yang memperburuk keadaan adalah
beberapa negara tidak memproduksi minyak jauh melamaui kuota OPEC.
Dalam pertemuan OPEC, Irak dan Kuwait berada di sisi yang berlawanan. Irak
mendesak untuk mengurangi produksi dan menaikkan harga minyak, sedangkan Kuwait
menyerukan output yang lebih besar. Kuwait tidak peduli dengan masalah yang tengah
dihadapi Irak. Lalu, Saddam Hussein pun mulai menyalahkan buruknya perekonomian Irak
pada Kuwait dan dia menanggapi dengan memberikan tekanan dan ancaman terhadap negara
syekh kecil di Teluk ini. Dia meminta Kuwait untuk tidak hanya menghapuskan utang Irak
sebesar $14 miliar, tetapi juga memberikan pinjaman lebih lanjut sebesar $10 miliar untuk
membantu rekonstruksi Irak. Dia menuduh Kuwait mencuri minyak Irak dari ladang minyak
Rumaila yang mereka kelola bersama. Dia juga mengklaim bahwa Kuwait telah merebut
wilayah Irak selama Perang Iran-Irak dan menuntut “pengembalian” pulau strategis Warba
dan Bubiyan di kepala Teluk untuk dgunakan sebagai fasilitas militer dan memberikan
sebuah pelabuhan air dalam untuk Irak.
Setelah itu, Kuwait diserang oleh tentara-tentara Irak yang menyebabkan krisis.
Krisis Kuwait membuka bab baru kerja sama Soviet-Amerika dalam diplomasi internasional.
Untuk kali pertama dalam sejarah, Dewan Keamanan PBB mampu bertindak tegas tanpa
diganggu oleh politik Perang Dingin. Selama empat bulan setelah penerbitan Resolusi 660
pada 2 Agustus, Dewan Keamanan mengeluarkan 12 resolusi saat situasi krisis semakin
parah tanpa adanya risiko veto. Mengingat kepentingan geostrategis Amerika di wilayah
Teluk, Soviet tahu bahwa mereka memiliki pilihan untuk mendukung AS atau
menentangnya, tetapi mereka tidak bisa mencegah Amerika untuk bertindak. Tanpa
memperoleh manfaat apapun dari konfrontasi itu, Soviet memilih untuk bekerja sama dengan
Amerika Serikat dan membiarkab mantan sekutunya di dunia Arab benar-benar menonjol.
Dunia Arab terlambat mengenali perubahan orientasi kebijakan Moskow pada era
pasca-Perang Dingin. Saat Irak menutup telinga atas perintah PBB dan, saat Amerika Serikat
mulai mengerahkan koalisi perang, dunia Arab ,asih berharap Uni Soviet akan mencegah
Amerika Serikat mengambil tindakan militer terhadap sekutu mereka, Irak. Sebaliknya,
Menteri Luar Negeri Soviet, Eduard Shevardnadze, bekerjasama dengan Menteri Luar
Negeri AS, James Baker, dalam menyusun resolusi yang akan memberi wewenang aksi
militer. “Diiringi keheranan delegasi Arab,” klaim Heikal, “tampak jelas bahwa Moskow
akan memberikan dukungan kepada Washington untuk bertindak.”
Dunia Arab yang lebih luas juga keluar dari konflik itu dengan terpecah belah dan
merasa trauma. Rakyat Arab sangat menentang keputusan pemerintahannya untuk memihak
koalisi dan bertempur melawan sesama negara Arab. Pemerintah yang bergabung dalam
koalisi mengucilkan negara-negara yang tidak bergabung. Yordania, Yaman, dan PLO
dikutuk karena terlalu mendukung rezim Saddam Hussein. Ketiga negara ini sangat
bergantung pada bantuan keuangan dari negara-negara Teluk dan perekonomian mereka
terkena pukulan berat akibat sikap yang telah mereka ambil. Sikap Amerika yang keras
kepala untuk mengambil langkah-langkah militer dan gangguan atas setiap upaya
mewujudkan resolusi diplomatik atas krisis Teluk, membuat banyak orang meyakini
Amerika Serikat menggunakan perang itu untuk membangun kehadiran militernya di wilayah
Teluk dan mendominasi sumber minyak di kawasan itu. Fakta bahwa ribuan tentara Amerika
tetap bertahan di Arab Saudi dan negara-negara Teluk lain sekian tahun setelah pembebasan
Kuwait hanya memperdalam kekhawatiran ini.
Invasi Saddam Hussein dan perang yang dipimpin Amerika untuk membebaskan
Kuwait, memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan, yaitu memaksa Amerika untuk
mengatasi konflik Israel-Palestina yang sudah lama tertunda. Pemerintah Amerika mengakui
bahwa krisis Kuwait telah menempatkan sekutu-sekutinya di Arab dalam tekanan luar biasa.
Walaupun demi menguntungkan posisinya sendiri, janji yang sering disampaikan Saddam
Hussein untuk membebaskan Palestina telah membuatnya mendapatkan dukungan luas di
seluruh dunia Arab dan memaparkan pemerintah Arab yang lain pada kecaman rakyat.
Rakyat Arab meyakini pemerintahnya mengalami kebingungan: mereka seharusnya
bertempur melawan Israel untuk membebaskan Palestina, bukan memerangi Irak di pihak
Amerika untuk membebaskan kekayaan dan minyak Kuwait. Amerika juga menerima
kecaman luas dari media Arab dan opini publik. Selama bertahun-tahun, Amerika selalu
mendukung Israel sambil mengabaikan resolusi PBB yang menyerukan pemulihan antara
tanah Arab yang diduduki.

Anda mungkin juga menyukai