Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN RAPAT KERJA TEKNIS

SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM


KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2006

Sukabumi, 07-08 Maret 2006

DEPARTEMEN AGAMA
KANTOR KABUPATEN SUKABUMI
Jl. Pelabuhan II Km. 6 Lembursitu Sukabumi Kode Pos 43195
Telp (0266) 216461-222760 Fak. (0266) 222760 Sukabumi
PENGANTAR PANITIA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Kantor Departemen Agama Kabupaten
Sukabumi melalui tugas pokok Seksi Urusan Agama Islam (KMA 373 Tahun 2002 Pasal 88),
yang secara rutin idealnya ditempuh melalui mekanisme tahunan, apa yang disebut dengan
Rapat Kerja Teknis (Rakernis).
Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Seksi Urusan Agama Islam terkahir kita laksanakan pada
tahun 2003, selama kurun 2 tahun terakhir kita tidak bisa melaksanakannya disebabkan oleh
berbagai hal kepentingan. Baru tahun inilah Seksi Urais bisa lagi menyelenggarakan Rakernis
meski digelar hanya sederhana saja. Namun demikian, segala apa yang telah kita persiapkan
dan kerjakan dalam rangka terlaksananya Rakernis ini besar harapan dapat menghasilkan
manfaat yang bisa dirasakan oleh segenap pihak yang berkepentingan.
Melalui Rakernis ini, kami sungguh menggantungkan harapan ideal akan lahirnya
berbagai pencerahan system kerja yang cukup sinergis antara Seksi Urais sebagai institusi
koordinator, dengan Kantor Urusan Agama yang menjadi “kepanjangan tangan” Departemen
Agama sebagai garda terdepan dalam mengayomi masyarakat. Lahirnya ide dan gagasan
cemerlang yang bermartabat, serta tertuangnya kesepakatan dan kesamaan persepsi yang
harmonis dalam menyikapi berbagai langkah dan permasalahan kita ke depan, itulah yang
menjadi impian kami digelarnya Rakernis ini.
Selain itu pula, Rakernis ini besar harapan dapat dijadikan momentum akan lahirnya
kebersamaan kerja dan islah social diantara kita, sehingga tidak lagi terdengar nada-nada minor
yang cenderung menjerumuskan yang berujung lahirnya kelompok-kelompok parsial diantara
unit kita. Sungguh ironis hal itu terjadi, namun apa boleh dikata, itulah kenyataan pahit yang
terjadi masa-masa yang lalu, semoga melalui Rakernis ini kita mampu menghilangkan
sakwasangka dan saling curiga diantara kita, dan pada gilirannya kita mampu melangkah
bersama menggapai asa yang lebih gemilang dibanding masa-masa silam yang kelam.
Berangkat dari sinilah kami mengangkat tema dalam Rakernis ini :
”DENGAN RAPAT KERJA TEKNIS SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM TAHUN 2006
KITA TINGKATKAN KINERJA DAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP MASYARAKAT
DENGAN MENCIPTAKAN KONDISI KERJA YANG KONDUSIF DAN
BERMARTABAT”.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan, selamat ber-Rakernis semoga senantiasa
mendapatkan hidayah dan karunia Allah SWT, Amien.
Wassalamualaikum wr.wb.
Sukabumi, Maret 2006
Kepala Seksi Urais
Selaku Ketua Panitia

Drs. H. Ismatullah Syarif, M. Ag.


NIP : 150220567
KEBIJAKAN TEKNIS SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM
KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Sebagaimana tertuang dalam KMA 373 Tahun 2002 Pasal 88 bahwa pelaksanaan tugas
pokok Seksi Urusan Agama Islam, meliputi Pelayanan dan bimbingan dibidang Kepenghuluan,
Keluarga Sakinah, Produk Halal, Ibadah Sosial serta Kemitraan Umat Islam. Dalam perjalanan
kerja berikutnya, Seksi Urais pun diberi mandat untuk mengurusi bidang Hisab dan Rukyat.

Pada tahun 2006 ini Seksi Urais mencoba menyelenggarakan Rakernis kembali yang
sempat tidak terlaksana selama dua tahun terakhir yang disebabkan oleh berbagai hal teknis,
meski Rakernis kali ini digelar hanya sederhana saja. Namun demikian, segala apa yang telah
kita persiapkan dan kerjakan dalam rangka terlaksananya Rakernis ini besar harapan dapat
menghasilkan manfaat yang bisa dirasakan oleh segenap pihak yang berkepentingan.

Melalui Rakernis ini, kami sungguh menggantungkan harapan ideal akan lahirnya
berbagai pencerahan system kerja yang cukup sinergis antara Seksi Urais sebagai institusi
koordinator, dengan Kantor Urusan agama yang menjadi “kepanjangan tangan” Departemen
Agama sebagai garda terdepan dalam mengayomi masyarakat. Kita berharap banyak akan
lahirnya ide dan gagasan cemerlang yang bermartabat, serta tertuangnya kesepakatan,
kesepahaman, dan kesamaan persepsi yang harmonis-dinamis dalam menyikapi berbagai
langkah dan permasalahan kita ke depan.

Kita sadari bersama bahwa dalam realita di lapangan tugas pokok Seksi Urais belum
sepenuhnya dapat berjalan optimal bahkan masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi dan ditata
ulang sehingga mampu berjalan seiring tuntutan masyarakat yang cenderung konsumtif
terhadap pelayanan kita.

Pelayanan di bidang Kepenghuluan, berangkat dari minimnya SDM Seksi Urais dan
KUA Kecamatan baik minim secara kuantitas terlebih minim dalam kualitas kerja, hal ini
berdampak pada menurunnya tingkat pelayanan dan merosotnya mutu kinerja. Berbagai
persoalan lahir di hadapan kita, masih banyaknya pegawai yang sering bolos kerja sejalan tidak
adanya sanki yang real secara institusi, banyaknya pegawai yang lemah terhadap pengetahuan
Kepenghuluan baik teori-praktis maupun manajemen-administratif, masih adanya Kepala KUA
Kecamatan yang relatif lemah dalam menajerial-leadership-administratif baik internal maupun
ekternal secara makro, dan masih banyak kelemahan-kelemahan lain yang bersumber dari
SDM yang kita miliki. Hal inilah yang berdampak lahirnya suara-suara minor dari masyarakat
dengan penilaian prihatin akan kinerja Departemen Agama khususnya KUA Kecamatan,
maraknya pernikahan oleh Pembantu Penghulu terlebih masih kerap terjadi pernikahan “bawah
tangan”, atau justru pernikahan oleh Pembantu Penghulu menjadi inisiatif alternatif masyarakat
mengingat mereka merasa ragu akan kemampuan SDM Penghulu yang ada di KUA
Kecamatan, sungguh ironis hal ini terjadi, sebab dimana-kapan- dan siapapun kita sama-sama
memiliki amanat dan tanggung jawab untuk mampu menjadi pelayan yang profesional secara
institusi.

Kelemahan pundamental yang dirasakan belakangan ini adalah mengkristalnya KUA


Kecamatan sebagai institusi pernikahan belaka yang notabene money and value oriented
dalam arti hanya menghitung berapa jumlah nikah dan berapa nilai pendapatan, hilangnya
gairah tanggung jawab kerja dalam pelayanan keagamaan secara makro, hal ini melahirkan
carut-marutnya system kerja Departemen Agama secara kelembagaan, “suka dan tidak suka,
pantas dan tidak pantas” menjadi realita tawar-menawar bahkan transaksi “jual beli” dalam
penempatan pegawai belakangan ini dengan tidak lagi menyadari bahwa tugas kerja adalah
amanat yang wajib dilaksanakan. Sungguh prihatin hal ini terjadi, namun bagaimana pun itulah
realita yang kita rasakan.

Belum selesai kita membenahi SDM, kita dihadapkan dengan rendahnya sarana
prasarana KUA Kecamatan adalah bukti betapa minimnya sumber dana Departemen Agama
secara makro, 16 KUA Kecamatan belum memiliki bangunan, 19 bangunan KUA Kecamatan
60% diantaranya dalam kondisi rusak berat, minimnya sarana transportasi, tertinggalnya
system komputerisasi kerja, tidak adanya dana stimulan bagi KUA Kecamatan terpencil, semua
berakibat rendahnya animo masyarakat untuk datang dan berkunjung ke KUA Kecamatan.

Masih dalam masalah kepenghuluan, kita menemukan indikasi ketidak-beresan kinerja


yaitu masih banyaknya kesalahan administrasi NR baik cara pengisian maupun penertiban
model-model yang mengakibatkan kacaunya administrasi secara keseluruhan, belum lagi
adanya indikasi KUA Kecamatan yang tertunggak setoran biaya Nikah ke kas negara, biaya
bedolan, PAD, dan setoran lain yang telah ditentukan, menjadi catatan tersendiri dalam
penilaian betapa lemahnya kesadaran pegawai dalam mengemban amanat tanggungjawabnya.

Pada kesempatan ini perlu kami sampaikan pula, bahwa Pembantu Penghulu yang
semula diangkat dengan SK Pembantu PPN pada tahun ini akan habis masa bhaktinya per-31
Juli 2006. Dengan demikian Seksi Urais akan menyelenggarakan seleksi penerimaan Calon
Pembantu Penghulu untuk periode 2006-2009 dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
peraturan yang ada. Dalam rangka perbaikan kerja bidang Kepenghuluan, kami akan mencoba
menyeleksi calon Pembantu Penghulu yang benar-benar bisa bekerja lebih baik, hal ini tidak
lepas dari bantuan dan partisipasi seluruh Kepala KUA Kecamatan untuk berperan aktif
mensukseskan program dimaksud.
Tugas pokok lainnya yang sampai sekarang masih menjadi ganjalan adalah Pembinaan
Keluarga Sakinah, Produk Halal, Ibadah Sosial, Kemitraan Umat Islam, dan Hisab Rukyat,
belum mampu melahirkan system pelayanan yang optimal bahkan cenderung stagnasi. Baru
pada satu tahun terakhir ini program Keluarga Sakinah dan Hisab Rukyat yang sudah
terlaksana meski masih jauh dari sempurna. Inilah yang menjadi acuan pokok Rakernis tahun
ini, bagimana kita mampu merealisasikan tugas pokok secara optimal di masa yang akan
datang, kita dituntut mampu merumuskan system kerja yang lebih bernilai guna dengan tetap
berpegang pada juklak dan juknis aturan yang berlaku.
Secara garis besar Kebijakan Teknis Seksi Urais dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Perlunya pembinaan secara simultan dalam rangka peningkatan SDM yang ada pada
Seksi Urais dan KUA Kecamatan, menyangkut kemampuan dan kecakapan kerja dari
seluruh tugas pokok yang ada.
2. Perlunya melakukan pemutakhiran data menyangkut seluruh komponen tugas pokok
Seksi Urais sebagai modal dasar pelaksanaan program kerja selanjutnya.
3. Perlunya peningkatan mutu pembangunan KUA Kecamatan melalui pengadaan
bangunan bagi yang belum memiliki dan pengadaan renovasi bagi gedung-gedung yang
sudah rusak.
4. Perlunya peningkatan mutu koordinasi dan konsultasi baik intern Departemen Agama
maupun ekstern lintas sektoral sesuai tingkatan kerja.
5. Perlunya meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasana kantor meliputi sarana
transportasi, komunikasi, informasi dan edukasi.

Selain itu pula, melalui Rakernis ini besar harapan dapat dijadikan momentum akan
lahirnya kebersamaan kerja dan islah social diantara kita, sehingga tidak lagi terdengar nada-
nada minor yang cenderung menjerumuskan yang berujung lahirnya kelompok-kelompok
parsial diantara unit kita. Berangkat dari tema Rakernis kali ini :
”DENGAN RAPAT KERJA TEKNIS SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM TAHUN 2006
KITA TINGKATKAN KINERJA DAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP MASYARAKAT
DENGAN MENCIPTAKAN KONDISI KERJA YANG KONDUSIF DAN
BERMARTABAT”. Kita menggantungkan secercah harapan untuk mampu mengayuh sampan
Urais ini dalam bahtera dinamika social yang semakin komplek untuk sampai dilabuhan
kemenangan yang bermartabat.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan, selamat ber-Rakernis semoga senantiasa
mendapatkan hidayah dan karunia Allah SWT, Amien.
Wassalamualaikum wr.wb.

Sukabumi, Maret 2006


Kepala Seksi Urais
Selaku Ketua Panitia

Drs. H. Ismatullah Syarif, M. Ag.


NIP : 150220567

DAFTAR ISI
PANDUAN RAPAT KERJA TEKNIS
SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM
KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2006

A. SK KEPALA KANDEPAG
B. PENGANTAR PANITIA
C. DAFTAR ISI
D. KERANGKA PANDUAN
E. JADWAL KEGIATAN
F. DAFTAR PESERTA RAKERNIS
G. DAFTAR PESERTA SIDANG KOMISI
H. VISI, MISI DAN RENSTRA 2005-2010
I. BAHAN / MATERI PERSIDANGAN
1. RANCANGAN TATA TERTIB
2. KOMISI A, - EVALUASI KERJA TAHUN 2005, KAJIAN POTENSI,
- INVENTARISASI MASALAH, REKOMENDASI
3. KOMISI B, - PROGRAM TAHUN 2006 DAN PROGRAM UNGGULAN

LEMBAR CATATAN
KERANGKA PEDOMAN
RAKERNIS SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM
KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2006

I. Pendahuluan
Merespon berbagai perkembangan dan perubahan yang demikian cepat terjadi di
masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Sukabumi yang mayoritas Muslim dan
selalu beranggapan bahwa lembaga Departemen Agama merupakan institusi yang dituntut
mampu menjembatani kebutuhan masyarakat dalam berbagai bidang keagamaan, terutama
tuntutan masyarakat akan pelayanan yang prima dalam pencatatan pernikahan, keluarga
sakinah, produk halal, ibadah sosial, kemitraan ummat Islam, Hisab Rukyat, dan lain-
lainnya, hendaknya mendapatkan perhatian yang serius sehingga mampu merumuskan dan
mengaplikasikan konsep-konsep ideal dalam melayani kebutuhan masyarakat dimaksud.
Hal tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan kemampuan dan menggali pontensi
sumber daya manusia disamping penunjang operasional kerja yang memadai.
Adanya perubahan aturan dan system kerja yang relatif singkat kemudian terjadi
perubahan kembali menuntut kearifan kita dalam mengambil kebijakan dan menyikapi
keadaan. Lahirnya perubahan jabatan dari Kepala KUA merangkap PPN dan Wali Hakim
menjadi Struktural Kepala KUA Kecamatan saja dan keluarnya jabatan fungsional
Penghulu yang tidak melekat pada system kerja Kepala KUA, sebagaimana tertuang dalam
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 477 Tahun 2004. Belum lagi selesai perubahan
tersebut, lahir lagi Peraturan Bersama Menteri Agama RI dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 20 Tahun 2005 dan 14A Tahun 2005 yang mengukuhkan keberadaan
jabatan fungsional Penghulu untuk semua pegawai dengan berbagai persyaratan tak
terkecuali dengan Kepala KUA. hal ini perlu segera disosialisasikan secara menyeluruh
mengingat mendesaknya harapan masyarakat dalam pelayanan yang diberikan oleh
Pegawai KUA Kecamatan khususnya dalam bidang pelayanan keagamaan yang langsung
atau tidak langsung bersentuhan pada masyarakat. Mengingat kondisi seperti dimaksud,
maka sudah menjadi keperluan yang sangat urgen untuk segera dibenahi dan di tata
sebagaimana mestinya
Kantor Urusan Agama Kecamatan merupakan istitusi Departemen Agama yang
menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat.
Hal ini menjadi tantangan tersendiri yang secara langsung atau tidak langsung dituntut
mampu menata diri untuk menempatkan institusi Departemen Agama sebagai roda
penggerak yang konstruktif dalam menata dan menyusun pola dasar kehidupan menuju
masyarakat yang Islami. Diberlakukannya penerapan Syari’at Islam di Kabupaten
Sukabumi, menjadi cerminan betapa tinggi ketergantungan masyarakat terhadap agama
dengan menjadikan agama sebagai tonggak dan pangkal pokok dalam menjembatani
keharmonisan konsep-konsep pranata sosial.
Departemen Agama melalui Seksi Urusan Agama Islam sangat berharap banyak
akan lahirnya mercu suar pelayanan keagamaan yang profesional yang secara eksistensinya
diperhitungkan manfaatnya dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Sistem kerja Kantor
Urusan Agama Kecamatan yang menjadi “kepanjangan tangan” Seksi Urusan Agama
Islam adalah jawaban langsung atas harapan masyarakat dalam pelayanan bidang-bidang
keagamaan, dalam arti ideal bahwa Kantor Urusan Agama Kecamatan dituntut mereformasi
diri secara bijak dengan merubah pola pikir ideal sebagai pengayom masyarakat dalam
bidang agama secara makro dan tidak lagi hanya berperan sebagai institusi pernikahan
belaka. KUA Kecamatan harus berbenah diri untuk menjadi pilar garda terdepan
Departemen Agama dalam mengawasi dan melayani bidang kepenghuluan (nikah dan
rujuk), Pembinaan keluarga sakinah, Pembinaan produk halal, Pembinaan ibadah sosial
serta pengembangan kemitraan ummat Islam, Kemasjidan, Zakat Wakaf, Mawaris, jenajah,
dan Hisab Rukyat. Hal inilah yang menjadi “PR” kita bersama untuk mampu melahirkan
konsep-konsep ideal dan relepan di samping membina tenaga-tenaga yang memiliki
kecakapan wacana, kemampuan kerja dan keterampilan kreatif yang dibarengi dedikasi
pengabdian kerja yang tinggi, dan pada gilirannya akan memperlancar dan mensukseskan
visi-misi Departemen Agama khususnya dan visi-misi pembangunan nasional pada
umumnya.
Dengan visi Kandepag Kabupaten Sukabumi dalam ruang lingkup Seksi Urusan
Agama Islam yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Sukabumi yang Islami, terdidik,
toleran, harmonis, termaju tahun 2010, hal ini akan mampu melahirkan nilai dan arti
penting apabila mampu diaplikasikan pada dataran realita ideal melalui implementasi misi
yang diemban yakni meningkatkan kualitas pelayanan bidang Kepenghuluan (Nikah-
Rujuk), Keluarga Sakinah, Produk Halal, Ibadah Sosial, Kemitraan Ummat Islam dan
Hisab Rukyat.
Seksi Urusan Agama Islam dengan topangan yang cukup handal dari seluruh
komponen yang ada pada garda terdepan Kantor Urusan Agama Kecamatan, sungguh
berharap ideal akan lahirnya konsep-konsep real melalui pemanfaatan seluruh potensi yang
tersedia untuk mampu bangkit menjadi “corong” konstruktif menancapkan pondasi
Departemen Agama yang kokoh sebagai penopang mercu suar yang menjulang tinggi untuk
jadi harapan dan kebanggaan ummat khususnya masyarakat Kabupaten Sukabumi. Seksi
Urusan Agama Islam sangat mendambakan akan lahirnya program-program unggulan di
tahun-tahun ke depan yang mampu dirasakan manfaatnya oleh seluruh komponen
masyarakat, hal inilah kiranya yang harus mendapat perhatian serius dari semua pihak
untuk bersama-sama mengembalikan citra indah Departemen Agama melalui Seksi Urusan
Agama Islam seperti halnya pernah diraih dimasa-masa yang lalu.
Sejarah bukanlah hanya dongeng yang didengar kemudian dilupakan begitu saja
dan bukan pula cerita yang hanya cukup dibaca kemudian diabaikan, namun lebih dari itu
bahwa sejarah keemasan Departemen Agama harus dibaca dan didengar kemudian dikaji
kembali untuk dijadikan modal semangat dalam rangka bangkit kembali membangun
Departemen Agama yang diperhitungkan akan eksistensinya.
Departemen Agama melalui Seksi Urusan Agama Islam ingin memberikan manfaat
yang multi-guna pada masyarakat khususnya dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
agama di seluruh sendi kehidupan. Selain program kerja yang sudah ditetapkan dengan
mengacu pada Keputusan Menteri Agama RI Nomor 517 Tahun 2001 Tentang Penataan
Organisasi Kantor Urusan Agama Islam Kecamatan dan Keputusan Menteri Agama Nomor
373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Agama
Propinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, juga berkeinginan besar untuk
mampu melaksanakan program-program unggulan yang lebih baik dari segi kuantitas
maupun kualitas seperti program KUA Kecamatan Percontohan dan Keluarga Sakinah
Teladan yang pada tahun kemarin kita meraih juara ke tiga tingkat Propinsi Jawa Barat.
Untuk tahun ke depan, Seksi Urais juga sedang merancang terbentuknya “Centre
Counselling Keluarga” yang menjadi pusat konsultasi keluarga untuk mampu menjawab
seluruh permasalahan masyarakat khususnya urusan rumah tangga (perkawinan,
perselisihan, perceraian, warisan, kekerasan, kenakalan remaja, perkosaan, dll), hal ini
sebagai jembatan sinergis perpaduan progran keluarga sakinah dengan kinerja Badan
Pembinaan Penasihatan dan Pelestarian Perkawinan (BP-4).
Perlu juga mendapat perhatian kita bersama, bahwa komunikasi dan koordinasi
produktif dengan Pemerintah Daerah sungguh sangat urgen dibina dan dikembangkan.
Lepaskan jauh-jauh pikiran minor tentang Departemen Agama yang tidak masuk Otonomi
Daerah, sebab ternyata dengan hanya mengandalkan modal vertikal ke Pusat saja kita justru
ketinggalan langkah oleh semua komponen system kerja yang ada di daerah. Kita rasakan
sendiri, betapa minimnya sarana prasarana operasional kerja yang kita miliki, 16 KUA
Kecamatan yang belum memiliki bangunan, 13 KUA Kecamatan dengan kondisi bangunan
rusak berat, belum lagi akomodasi dan sarana transportasi yang relatif sangat miskin dan
sungguh jauh tertinggal dibandingkan dengan unit-unit kerja setingkat yang ada di
Kecamatan.
Kondisi ini berimbas pula pada system kerja yang memprihatinkan, dalam keadaan
yang serba kekurangan baik dari segi pinansial, sarana, termasuk sumber daya manusia,
kita masih dituntut berperan aktif dengan pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu
pembangunan masyarakat secara luas, ditambah lagi tuntutan terpenuhinya setoran
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang semakin hari kian dipergunjingkan. Namun di balik
itu kita sadari, ternyata kiprah kita yang begitu besar dalam pandangan tertentu, belum
mampu melahirkan system “balance take and give” di mata Pemerintah Daerah.
Bukanlah hal yang tidak mungkin di masa-masa yang akan datang, adanya
pembangunan gedung KUA Kecamatan, bantuan sarana transportasi, pinansial
operasional, SDM honorer, dan bantuan-bantuan lain
yang bersumber dari dana APBD,
apabila kita mampu menata ulang jaringan dan system kerja yang produktif dalam
komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah Daerah.
Modal komunikasi dan koordinasi produktif dimaksud, tidak hanya sebatas
berharap banyak pada bidang pinansial belaka, melainkan juga akan berimbas pada
kelancaran sistem kerja Departemen Agama sendiri khususnya Seksi Urusan Agama Islam
dengan segudang program kerjanya. Mari kita tengok bersama, bahwa sampai saat ini kita
belum mampu membentuk jaringan kerja harmonis dengan Pemerintah Daerah terutama
dalam bidang Keluarga Sakinah, Produk Halal, Ibadah Sosial, Kemitraan Ummat Islam,
dan juga Hisab Rukyat. Mengapa ini sangat sulit terlaksana selama ini? Sebuah pertanyaan
besar yang perlu pembahasan bersama. Mungkinkan ini diantara dampak kurang
sinergisnya system kerja kita, atau ini hanya ketidak-mampuan kita dalam bekerja. Namun
terlepas dari itu semua, kita tidak perlu saling menuduh terlebih saling menyalahkan, kita
harus siap berinstrospeksi dan mengkaji diri, mari kita bertekad dengan langkah pasti untuk
membangun, membangun, dan membangun demi kejayaan Departemen Agama secara
umum dan Seksi Urusan Agama Islam pada umumnya. (Wallaahu ‘alam)
II. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 jo Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954
tentang Pencatatan Nikah dan Rujuk
2. Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1974.
5. Keputusan Presiden RI Nomor 136 Tahun 1999 Tentang Kedudukan, Fungsi, Tugas,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen Agama yang disempurnakan dengan
Keputusan Presiden RI Nomor 147 Tahun 1999
6. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen Agama.
7. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 517 Tahun 2001 Tentang Penataan Organisasi
Kantor Urusan Agama Islam Kecamatan.
8. Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi dan Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Bersama Menteri Agama RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
20 Tahun 2005 dan 14A Tahun 2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penghulu dan Angka Kreditnya.

III. Tujuan
a. Membaca dan mengkaji sejauh mana keberhasilan dan kegagalan kinerja serta
peluang dan kendala dalam melaksanakan program kerja Seksi Urusan Agama Islam
tahun 2005.
b. Menggali potensi ide dan gagasan untuk menjadi sebuah konsep ideal dalam upaya
menata dan menyusun strategi kerja yang profesional pada Seksi Urusan Agama
Islam Tahun 2006.
c. Pengupayakan terwujudnya kondisi kerja yang kondusif dengan berpegang pada
koridor disiplin organisasi dengan legitimasi kesepahaman dan kesepaduan persepsi
dari semua unsur yang bergantung dalam lingkup Seksi Urusan Agama Islam.

IV. Sasaran
a. Terwujudnya kesamaan persepsi dalam menata organisasi dengan membaca dan
memperhatikan semua gejala yang terjadi sebelumnya dan dipadukan dengan kajian
sistematis terhadap kemungkinan-kemungkinan penomena yang akan terjadi.
b. Terbentuknya program kerja tahun 2006 sebagai hasil dari pengolahan potensi yang
relepan terhadap tugas pokok Seksi Urusan Agama Islam, dengan berpedoman pada
ide dan konsep dasar yang mampu membangkitkan dan mendongkrak mutu kerja
secara signifikan.
c. Terjalinnya kondisi kerja yang kondusif dengan mengedepankan prinsip-prinsip
kebersamaan sebagai upaya kerja kolektif dalam memupuk tumbuh-kembangnya
organisasi Departemen Agama.

V. T e m a
”DENGAN RAPAT KERJA TEKNIS SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM TAHUN 2006
KITA TINGKATKAN KINERJA DAN PELAYANAN PRIMA TERHADAP
MASYARAKAT DENGAN MENCIPTAKAN KONDISI KERJA YANG KONDUSIF
DAN BERMARTABAT”.

VI. Materi

1. Kebijakan Kantor Departemen Agama Kabupaten Sukabumi.


2. Kebijakan Tekhnis Seksi Urusan Agama Islam.
3. Pengkajian system kerja melalui kesepahaman dan kesepakatan dalam koridor aturan
yang berlaku
4. Sidang Komisi a. Evaluasi, Kajian Potensi, Inventarisasi Masalah, Rekomendasi
b. Program Kerja Tahun 2006, Kajian Program Unggulan
5. Sidang Pleno (Pengesahan Hasil Sidang Komisi)

VII. Peserta dan Susunan Panitia


a. Peserta berjumlah 52 orang yang terdiri dari 45 Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan, 1 Kepala Seksi Urais dan 6 Pelaksana Seksi Urais.
b. Panitia Pelaksana Kegiatan terdiri dari :
a. Penanggung jawab : Kepala Kantor Departemen Agama Kab. Sukabumi
b. Pengarah : Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Ketua Pelaksana : Kepala Seksi Urusan Agama Islam Kab. Sukabumi
 Sekertaris : Drs. Asep Zaenal Arifin
 Bendahara : Herayanti
 Anggota : 1). Nining Nathaliny, SH.
2). Aling Saepullah
3). Usep Saepudin
4). Maman Hidayat, M. Ag.
5). Dadan Ganda Asmara, S.Ag.

VIII. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Waktu pelaksanaan selama 2 (dua) hari yaitu pada tanggal 08 – 09 Maret 2006
b. Tempat pelaksanaan di Palabuhanratu.

IX. Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan diperoleh dari hasil swadaya KUA Kecamatan di lingkungan
Kandepag Kabupaten Sukabumi. Rencana penggunaan biaya terlampir.

Sukabumi, Maret 2006


Kepala Seksi Urais
Selaku Ketua Panitia

Drs. H. Ismatullah Syarif, M. Ag.


NIP. 150220567

TATA TERTIB RAPAT KERJA TEKNIS


SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM
DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2006

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
a. Rapat Kerja Teknis Seksi Urusan Agama Islam Departemen Agama Kantor Kabupaten
Sukabumi tahun 2006 selanjutnya, dalam Tata Tertib ini disebut Rakernis Seksi Urais
Departemen Agama Kabupaten Sukabumi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab Seksi
Urusan Agama Islam Departemen Agama Kantor Kab. Sukabumi;
b. Rapat Kerja Teknis Seksi Urais Departemen Agama Kantor Kabupaten Sukabumi 2006
keputusannya berlaku untuk satu tahun.

BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
Tugas dan wewenang Kerja Teknis Seksi Urais Departemen Agama Kantor Kab. Sukabumi
adalah :
a. Mengevaluasi program kerja tahun 2005, menginventarisasi masalah, mengkaji potensi dan
membuat rekomendasi
b. Pembahasan Pelaksanaan Program Tahun 2006 dan Program Unggulan Seksi Urusan
Agama Islam

BAB III
UTUSAN PESERTA RAKERNIS
Pasal 3
Peserta Kerja Teknis Seksi Urais Departemen Agama Kantor Kab. Sukabumi tahun 2006
adalah :
1. Kepala Seksi Urais : 1 orang
2. Pelaksana Seksi Urais : 6 orang
3. Kepala KUA Kecamatan : 45 orang

A. Peserta Komisi A terdiri dari :


1. Kepala Seksi Urais : 1 orang
2. Pelaksana Seksi Urais : 3 orang
3. Kepala KUA Kecamatan : 22 orang

B. Peserta Komisi B terdiri dari :


1. Pelaksana Seksi Urais : 3 orang
2. Kepala KUA Kecamatan : 23 orang

BAB IV
PERANGKAT KELENGKAPAN RAKERNIS
Pasal 4
Perangkat Kelengkapan Rapat Kerja terdiri dari :
1. Pimpinan Penanggung Jawab Rakernis;
2. Panitia Pengarah Steering Commtee (SC);
3. Panitia Pelaksana Organizing Committee (OC);
4. Pimpinan Sidang Pleno;
5. Komisi-komisi.

BAB V
MATERI AGENDA RAKERNIS
Pasal 5
1. Setiap peserta diharuskan menjadi anggota komisi Rakernis
2. Kerja Teknis Seksi Urais Departemen Agama Kantor Kab. Sukabumi tahun 2006 terdiri
dari 2 komisi:
a. Komisi A membahas Agenda Evaluasi Kerja Tahun 2005, Inventarisasi Masalah, Kajian
Potensi dan Rekomendasi;
b. Komisi B membahas Agenda Program Tahun 2006 dan Program Unggulan

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA RAKERNIS
Pasal 6
1. Peserta Rakernis mempunyai hak bicara dan hak suara;
2. Peserta Rakernis dapat mengajukan pertanyaan, usulan dan pendapat, baik lisan maupun
tulisan.

Pasal 7
1. Pertanyaan atau pendapat yang diajukan harus disusun secara sistematis untuk disampaikan
melalui pimpinan sidang;
2. Apabila dipandang perlu, bentuk dan isi dari sifat pertanyaan atau pendapat, dapat
diperjelas oleh Pimpinan Sidang;
3. Pimpinan sidang dapat mengambil kesimpulan atas pertanyaan atau pendapat tersebut;
4. Pimpinan sidang berkewajiban mengendalikan jalannya sidang.
Pasal 8
1. Pimpinan Rakernis adalah Ketua Panitia;
2. Pimpinan Rakernis bertanggung jawab atas :
a. Ketertiban, kelancaran dan pelaksanaan Rakernis;
b. Suasana Kebersamaan Rakernis.

BAB VII
TATA CARA BERBICARA
Pasal 9
1. Tiap utusan Rakernis berbicara setelah adanya persetujuan dari Pimpinan Sidang;
2. Ketentuan mengenai lamanya berbicara diatur oleh Pimpinan Sidang;
3. Pembicara menyampaikan usulannya secara langsung kepada pokok persoalan dan
disampaikan secara singkat dan jelas.

Pasal 10
Setiap utusan dapat menyampaikan interupsi :
1. Meminta penjelasan tentang duduk persoalan yang sebenarnya tentang masalah yang
dibicarakan;
2. Mengajukan usul prosedur mengenai soal yang sedang dibicarakan;
3. Memberikan penjelasan tentang masalah yang dibicarakan;
4. Mengajukan keberatan tentang materi pembicaraan apabila diluar masalah yang
dibicarakan.

BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 11
1. Sidang Pleno dinyatakan syah, jika dihadiri oleh 2/3 dari jumlah peserta Rakernis;
2. Apabila jumlah peserta Rakernis tidak memenuhi Quorum, maka Pimpinan Sidang
menskors jalannya sidang selama 30 menit;
3. Apabila setelah diskors jumlah peserta Raker tidak memenuhi Quorum, maka Pimpinan
Sidang atas persetujuan peserta sidang dapat melanjutkan atau memberhentikan sidang.

Pasal 12
1. Seluruh hasil Sidang Pleno Rakernis disyahkan pada tiap-tiap sidang;
2. Hasil dari pengesahan Sidang Pleno akan ditetapkan dalam sebuah keputusan Pimpinan
Sidang untuk selanjutnya dilaporkan hasilnya kepada Kepala Kantor Departemen Agama
Kabupaten Sukabumi.

BAB IX
RISALAH
Pasal 13
Untuk setiap sidang harus dibuatkan risalah secara tertulis yang berisi :
1. Tempat dan acara sidang;
2. Hari, tanggal dan jam dilaksanakannya sidang;
3. Pimpinan sidang;
4. Nama-nama peserta yang hadir;
5. Jam bicara dan pendapat yang berkembang;
6. Keputusan dan Kesimpulan Sidang;
7. Keterangan yang dianggap perlu.

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : Maret 2006

RAPAT KERJA TEKNIS SEKSI URAIS


Departemen Agama Kantor Kabupaten Sukabumi
Tahun 2006

PIMPINAN SIDANG

Ketua, Sekretaris,
ttd. ttd.

( ) ( …………………… )

Anda mungkin juga menyukai