Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KULIAH LAPANGAN (PKL) DI KANTOR URUSAN AGAMA

(KUA) KECAMATAN TRAWAS

DISUSUN OLEH:

ASRI ANJOKIN: 20161700242010 NURLAN RUMAUR: 20161700242020

REZA FAHLEVI: 20161700242021 AHYAT MUTTAQIEN:---

FIDIA RATNA DEWI:--- YUNI ARYANTI: 20161700242026

DOSEN PEMBIMBING:

MUHAMMAD ROMLI, S. Sy, M. H

FAKULTAS SYARI’AH JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM, PACET-MOJOKERTO

2019/2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN

HUKUM KELUARGA ISLAM

Instansi : Kantor Urusan Agama

Waktu : 09 September – 13 September 2019

Nama peserta : Asri Anjokin : 20161700242010 Nurlan Rumaur : 20161700242020

Reza Fahlevi : 20161700242021 Yuni Aryanti :20161700242026

Ahyat Muttaqin :20161700242005 Fidia R. Dewi :

Disahkan pada:

Hari : Senin

Tanggal : 9 September 2019

Dosen Pembimbing Kepala KUA Kec. Trawas

Muhammad Romli, S. Sy. M. H Muhammad Ibnu Mas’ud

Mengetahui

Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam

Farida Ulfi Naimah, M. H.I

iii
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur hanya milik Allah, yang telah memberikan kepada kita segala
macam kenikmatan, kemudian dengan nikmat tersebut kita mampu menjalankan aktifitas
keseharian kita. Dia-lah penguasa alam semesta dan juga hari pembalasan sehingga sudah sangat
pantas bagi kita hambanya yang lemah untuk senantiasa bersyukur dan beribadah kepada-Nya
demi mengaharap ridha-Nya semata.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, nabi akhir
zaman, yang tidak ada lagi nabi setelah wafatnya Beliau, yang telah memperjuangkan tersebarnya
kedamaian di muka bumi dengan membawa agama keselamatan yaitu islam dari sang pencipta
yang maha pemurah lagi penyayang. Semoga shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada
keluarganya, para istrinya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia meniti langkah hidup
Beliau hingga akhir masa.

Kalimat syukur kembali penyusun ucapkan kepada Allah, yang telah memudahkan penyusun
dalam merampungkan penyusunan Laporan Praktik Kuliah Lapangan, yang mana praktik tersebut
telah selesai kami laksanakan di Kantor Urusan Agama Kecamatan trawas Kabupaten mojokerto
selama kurang lebih 1 (satu) pekan.

Penyusun juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan
hanyalah milik zat yang maha sempurna, yaitu Allah. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan dan akan kami terima dengan tangan terbuka, demi perubahan
yang lebih baik di kemudian hari. Selanjutnya kami ucapkan terimakasih yang mendalam kepada
dosen pembimbing dan para staf yang ada di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Trawas
kabupaten Mojokerto yang telah ikut andil dalam hal Praktek Kerja Lapangan (PKL) kami.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun pribadi dan bagi semua pihak
pada umumnya.

Pacet 14 September 2019

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan Praktikum atau Kuliah Lapangan KUA merupakan program pengembangan
wawasan mahasiswa Fakultas Syariah terkhusus bagi para mahasiswa penempuh Jurusan Hukum
Keluarga Islam (HKI), yang mana kinerja serta wewenang kerja KUA dan materi pembelajaran
Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) sangat erat kaitan serta hubungannya yaitu sama-sama
berorientasi pada permasalahan hukum seputar keluarga, Waris, dan Perwakafan walaupun
wewenang KUA bukan hanya sebatas hal tersebut namun lebih luas lagi seperti membantu
kepengurusan Haji, pembinaan keluarga sakinah dan lain sebagainya.
Kemudian untuk meraih atau mendapatkan hasil yang maksimal perlu diadakannya pemaduan
antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan pengalaman serta praktik yang ada di lapangan
yang dalam hal ini adalah Kantor Urusan Agama. Sehingga Kegiatan Praktik Kuliah Lapangan
(PKL) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa pada Program Studi Hukum Keluarga Islam
semester VI (enam).
Harapannya, dari kegiatan Praktik Kuliah Lapangan yang bertempatkan di KUA ini,
mahasiswa dapat memperoleh gambaran lebih jelas dengan menyaksikan praktik dari teori yang
pernah diperoleh di bangku perkuliahan sehingga lengkaplah penguasaan materi dengan pemaduan
antara teori dan praktik yang ada di lapangan.

B. TUJUAN KEGIATAN.
Adapun tujuan yang diharapkan dapat tercapai dari kegiatan praktik kuliah lapangan yang
telah dilaksanakan di KUA kecamatan Trawas kabupaten Mojokerto diantaranya adalah:
1. Sebagai penambah dan pemantapan terhadap pengetahuan teoritis yang telah dipelajari di
bangku kuliah.
2. Menumbuhkan kepekaan terhadap prilaku sosial keagamaan masyarakat.
3. Pembinaan sikap ilmiah dalam merespon setiap prilaku sosial keagamaan masyarakat.
4. Pengembangan kemampuan menulis laporan kegiatan praktikum.

1
C. MANFAAT KEGIATAN.
Adapun manfaat dari kegiatan praktik kuliah lapangan (PKL) di kantor urusan agama (KUA)
ini diantaranya adalah:
1. Bertambahnya wawasan mahasiswa terhadap apa yang didapatkan di bangku kuliah dengan
pengalaman praktik di kantor urusan agama (KUA).
2. Menyambung dan mempererat jalinan tali persaudaraan sesama muslim yang tentunya akan
berdampak positif bagi kemajuan umat islam.
3. Membiasakan mahasiswa untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan berbagai macam
kalangan.
4. Kantor Urusan Agama (KUA) akan sedikit terbantu dengan keberadaan mahasiswa yang
praktik dalam menangani urusan administrasi kantor.

2
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN
A. NAMA KEGIATAN.
Nama kegiatan ini adalah “Praktek Kuliah Lapangan Hukum Keluarga Islam”.

B. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN.


Kegiatan ini berlangsung selama kurang lebih 1 pekan, yang dimulai dengan pembukaan
pada hari senin tanggal 09 September 2019 sampai dengan tanggal 13 September 2019.

C. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN.


Pelaksanaan kegiatan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) ini diadakan di Kantor Urusan
Agama (KUA) Desa Trawas Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.

D. SASARAN KEGIATAN.
Sasaran utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman
kepada mahasiswa tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugas dan kewenangan KUA,
sebagai bahan pembanding antara teori yang didapatkan dibangku perkuliahan dengan praktik
dilapangan, dan membina hubungan kerjasama yang baik antara lembaga pendidikan Institut K.H
Abdul Chalim dengan pihak Kemenag Kabupaten Mojokerto dan khususnya pihak KUA
Kecamatan Trawas.

E. KENDALA DAN MASALAH DALAM PELAKSANAAN KKEGIATAN.


Setiap urusan tentunya tidak akan pernah lepas dari hambatan yang kadarnya berbeda-
beda. Begitu pula dalam menjalani kegiatan atau program praktikum ini, kami mendapatkan
beberapa kendala dan permasalahan yang semuanya dengan rahmat Allah dapat teratasi atau paling
tidak dapat diminimalkan, di antaranya adalah:
1. Bahasa keseharian masyrakat tempat praktikum yang tidak dipahami oleh para peserta
praktikum, sehingga hal ini terkadang menjadi sebab yang membatasi gerak-gerik serta
jalinan komunikasi kami.

3
2. Pengadaan praktikum di musim yang jarang terjadi peristiwa pernikahan, karena
masyarakat masih banyak meyakini bulan-bulan yang baik untuk menikah sehingga
menunda pernikahan ke bulan tersebut.
3. Singkatnya waktu praktikum yang berdampak pada kurangnya gambaran yang di dapat
oleh peserta praktik tentang tugas dari KUA secara utuh.
Namun bukan berarti dengan adanya hambatan ini mengurangi semangat kerja dari para
peserta praktik namun justru dapat menjadi pemicu dan penambah semangat untuk berjuang
mencari solusi dari hambatan tersebut.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. SEJARAH SINGKAT KUA KECAMATAN TRAWAS.


Adapun untuk Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Trawas khususnya kami tidak
mengetahui secara pasti kapan berdirinya KUA tersebut, namun berdasarkan daftar periodesasi
kepala KUA yang menjabat masih terpampang rapi di KUA dimulai sejak tahun 1960. Berangkat
dari keterangan tersebut, maka kami berasumsi bahwa KUA kecamatan Trawas berdiri sekitar
tahun1960.
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari data periodesasi kepala yang menjabat, maka
sampai sekarang yaitu bulan september tahun 2019 jumlahnya adalah sekitar 20 orang. Dari jumlah
yang ada tentunya dalam hal masa jabatannya tidak sama, seperti kepala KUA yang pertama
menjabat mulai pada tanggal 29 Desember 1960 sampai dengan tanggal 15 Oktober 1973. Dari
keterangan tersebut maka masa jabatan kepala KUA yang pertama sekitar 12 tahun lebih.
Beda halnya dengan kepala KUA periode setelahnya yaitu mulai menjabat mulai pada tanggal
15 Oktober 1973 sampai dengan tanggal 19 April 1976, maka itu bermakna masa jabatan kepala
KUA periode yang ke-dua selama kurang lebih 3 tahun. Dari keterangan tersebut bisa disimpulkan
bahwa mengenai batas waktu pada masa jabatannya tidak teratur.

B. TIPOLOGI KUA.
Secara etimologi kata tipologi berasal dari dua suku kata yaitu kata tipo yang berarti
pengelompokan, dan kata logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Sedangkan secara terminologi
tipologi memiliki makna pengklasifikasian terhadap suatu objek berdasarkan karakteristik tertentu
yang berhubungan dengan objek. Adapun di dalam kamus besar bahasa indonesia kata tipologi
memiliki arti pengklasifikasian. Dalam wikipedia bahasa indonesia tipologi memiliki arti ilmu
yang mempelajari tentang pengelompokan terhadap sesuatu berdasarkan tipe atau jenis.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam KUA mengenal adanya pengklasifikasian.
Pengklasifikasian dalam KUA itu berdasarkan kuantitas catin dalam jangka waktu pertahun.
Kuantitas tersebut berdasarkan akumulasi setiap KUA tanpa harus memperhatikan asal catin
tersebut, baik yang berasal dari dalam kecamatan dimana KUA itu berada ataupun dari luar
kecamatan.

5
Mengenai pengklasifikasian KUA, maka dalam hal ini KUA dapat diklasifikasikan menjadi tiga
nagian:
a. Tipologi A.
Tipologi A itu merupakan tipologi dimana kuantitas catin berdasarkan akumulasi
pertahunnya mencapai jumlah dari 1000-1500.
b. Tipologi B.
Tipologi B itu merupakan tipologi dimana kuantitas dari catin itu sendiri berdasarkan
akumulasi pertahunnya mencapai angka 600-1000.
c. Tipologi C.
Tipologi C merupakan tipologi dimana kuantitas dari catin itu sendiri berdasarkan
akumulasi pertahunnya mencapai angka dari 300-600.
Berdasarkan pengklasifikasian tersebut, maka KUA Trawas berada pada tipologi C. Hal itu
berdasarkan data yang dimuat dalam Histogramnya, dimana setiap tahun dalam hal catin KUA
Trawas mengalami kenaikan dan penurunan dimana angkanya berkisar dari angka 220 hingga
mencapai angka 376 selama kurun waktu dari tahun 2009 sampai 2018. Mengenai data catin yang
ada pada tahun 2018 itu mencapai 273 catin, sehingga KUA Trawas itu berada pada posisi tipologi
C.
Mengenai tipologi KUA itu sendiri tentunya berbeda-beda disetiap tempat. Hal tersebut
berimplikasi terhadap jumlah staf yang ada dengan tujuan supaya ada keseimbangan antara staf
yang ada dengan permasalahan yang akan ditanganinya.

C. OBJEK KAJIAN KUA.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata objek itu memiliki arti hal, perkara, dan sebagainya
yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diamati, diperhatikan dan sebagainya. Mengenai objek yang
dijadikan sasaran perhatian di dalam KUA itu sendiri selama ini yang tertanam di menset
masyarakat secara umum adalah hanyalah hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan semata.
Pemikiran yang seperti itu sangat keliru, dimana di dalam KUA objeknya bukan hanya seputar
pernikahan sasa.
Untuk lebih jelasnya, maka berdasarkan hasil dari Praktek Kerja Lapangan di KUA Trawas
dapat disimpulkan bahwa ada beberapa objek ditangani oleh KUA itu sendiri diantaranya adalah:
a. Pernikahan.

6
Dalam hal pernikahan tentunya banyak sekali yang harus diperhatikan oleh catin baik yang
akan melakukan akadnya di KUA atau di kediaman mempelai. Hal-hal yang perlu
diperhatikan serta disiapkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan administrasinya.
b. Wakaf.
Sama halnya dengan pernikahan, tentunya banyak hal-hal yang harus diperhatikan sebagai
bagian dari syarat dan rukun yang harus dipenuhi oleh wakif sebelum ikrar wakaf dilakukan
dan hal itu tentunya berkaitan dengan proses administrasinya.
c. Manasik Haji.
Dalam hal manasik hajinya, tentu tidak jauh berbeda dengan objek yang lain, seperti
pernikahan, ikrar wakaf banyak yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan bagian
administrasinya sehingga semuanya berjalan lancar.
Dari sekian banyak objek yang ditangani oleh setiap KUA yang ada, yang perlu diperhatikan
adalah bagaimana proses administrasinya. Contoh sederhana disini adalah pernikahan. Dalam
proses pernikahan sebelum memasuki hari Hnya, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan
oleh catin diantaranya adalah surat keterangan untuk nikah sebagai bentuk surat pengantar yang
dibuat dikantor desa atau kelurahan yang bersangkutan. Mengenai surat keterangan untuk menikah
tersebut berisi mengenai biodata dari catin itu sendiri.
Selain surat keterangan untuk nikah, catin juga harus melengkapi beberapa syarat lagi
diantaranya adalah surat keterangan asal-usul dari catin itu sendiri dimana surat ini dikeluarkan
juga oleh kantor desa atau kelurahan yang bersangkutan. Jadi, kesimpulannya adalah sebelum
melakukan sesuatu itu tentunya harus ada beberapa hal yang berkaitan yang harus dipenuhi
mungkin hal itu berkaitan dengan syarat dan itu merupakan bagian dari proses administrasi atau
yang lainnya.

D. STRUKTUR ORGANISASI KUA SERTA FUNGSI MASING-MASING.


Kata struktur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti cara sesuatu disusun atau
dibangun. Adapun menurut Prof. Benny kata struktur itu memiliki arti bangunan teoritis yang
terdiri atas unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Adapun pengertian
dari kata organisasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu sebuah kelompok yang
bekerja sama antara yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Adapun
pengertian organisasi menurut Max Weber yaitu suatu kerangka hubungan yang terstruktur dimana

7
di dalamnya terdapat wewenang, tanggung jawab serta proses pembagian kerja dalam menjalankan
fungsi tertentu.
Berbicara mengenai struktur dari sebuah organisasi atau instansi, baik apakah itu milik swasta
ataupun milik negara tentunya memiliki struktur. Hal tersebut bertujuan tidak hanya terfokus pada
pencapaian terhadap visi dan misi yang ada, namun supaya ada peningkatan yang dicapai dalam
hal kualitas. Begitu juga dengan struktur organisasi yang ada di sebuah lembaga KUA, dimana di
dalam sebuah lembaga KUA itu terdapat Kepala KUA itu sendiri, Jabatan Fungsional Umum,
bagian Tata Usaha, serta para penyuluh yang ada di setiap desa dalam ruang lingkup kecamatan.
Adapun mengenai tugas serta fungsi dari masing-masing diantaranya adalah:
a. Kepala KUA.
1. Menyusun rincian kegiatan KUA.
2. Mengatur dan mengarahkan pelaksanaan tugas.
3. Melaksanakan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait.
4. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan perkawinan.
5. Melaksanakan tugas sebagai PPAIW.
6. Mengurus dan membina kemasjidan, zakat, dan ibadah sosial serta produk halal.
7. Menanggapi dan menyelesaikan persoalan dibidang urusan Agama Islam.
8. Membantu tugas-tugas kepala kantor KEMENAG kabupaten.
b. Jabatan Fungsional Umum.
1. Mengerjakan DIPA.
2. Mengerjakan SSBP.
3. Mengerjakan buku bantu biaya NR.
4. Mengerjakan buku stock.
5. Mengerjakan buku regester nikah.
6. Mengurusi wakaf.
7. Membantu tugas-tugas kepala KUA.
c. Tata Usaha.
1. Mengerjakan buku TC.
2. Mengerjakan entry data pernikahan.
3. Mengerjakan NC.
4. Melayani surat menyurat.

8
5. Membuat laporan bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan.
6. Membantu tugas-tugas kepala KUA.

E. TUGAS DAN WEWENANG KUA TRAWAS.


Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 517 tahun 2001 tentang
penataan organisasi kantor urusan agama kecamatan, dijelaskan bahwa tugas dari KUA kecamatan
adalah melaksanakan sebagian tugas kantor departemen agama kabupaten/ kota di bidang urusan
agama islam dalam wilayah kecamatan. Lebih spesifik lagi dijelaskan dalam pasal 3 KMA Nomor
517 Tahun 2001; tugas dan fungsi dari KUA kecamatan adalah:
a. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi.
b. Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, pengetikan dan rumah
tangga Kantor Urusan Agama Kecamatan.
c. Melaksanakan pencatatan pernikahan dan rujuk, mengurus dan membina masjid, zakat,
wakaf, baitul maal dan ibadah sosial, kependudukan dan pengembangan keluarga sakinah sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelengaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

F. WILAYAH HUKUM KUA TRAWAS.


1. Desa Ketapanrame. 7. Desa Belik.
2. Desa Trawas. 8. Desa Penanggungan.
3. Desa Selotapak. 9. Desa Kedungudi.
4. Desa tamiajeng. 10. Desa Sokosari.
5. Desa Kesiman. 11. Desa Jatijejer.
6. Desa Duyung. 12. Desa Sugeng.
13. Desa Seloliman.

G. PROSEDUR PENCATATAN NIKAH.

Prosedur pencatatan nikah secara garis besar; sebagaimana yang tercantum di buku pedoman
pencatatan nikah haruslah melalui beberapa tahapan, dimulai dari pemberitahuan kehendak nikah,
kemudian pengumuman kehendak nikah, setelah itu baru pelaksanaan akad nikah dan

9
penandatanganan akta nikah serta pembuatan kutipan akta nikah atau penerbitan buku nikah yang
diperuntukkan bagi suami istri.
a. Pemberitahuan Kehendak Nikah.
Langkah pertama bagi pihak yang ingin melangsungkan pernikahan, adalah dengan
memberitahukan kehendak nikah kepada Pegawai Pencatat Nikah (PPN) atau Pembantu
Pegawai Pencatat Nikah (P3N), sehingga dari kegiatan ini diharapkan para pihak yang ingin
melangsungkan pernikahan mendapatkan arahan yang benar dan nasihat sebelum mereka
masuk ke jenjang pernikahan.
Pemberitahuan kehendak nikah hendaknya diajukan kepada PPN/ P3N yang mewilayahi
tempat akan dilangsungkannya akad nikah, paling minimal 10 hari kerja sebelum
dilangsungkannya akad nikah. Pemberitahuan kehendak nikah dapat dilakukan oleh pihak
yang ingin melangsungkan pernikahan atau orang tua atau yang mewakili; dengan membawa
surat-surat yang diperlukan berikut ini:
1. Surat keterangan untuk nikah (Model N1) .
2. Surat keterangan asal-usul (model N2) .
3. Surat persetujuan calon mempelai (model N3) .
4. Surat keterangan tentang orang tua (Model N4) .
5. Surat izin orang tua, bagi pihak yang belum cukup umur 21 tahun (Model N5) .
6. Fotokopi akta kelahiran g. Fotokopi ijazah (bila ada) h. Fotokopi KTP .
7. Fotokopi Kartu Keluarga (KK) .
8. Surat keterangan kematian suami/istri (bagi duda/janda mati yang ingin menikah)
(model N6) .
9. Pemberitahuan kehendak nikah (model N7) .
10. Surat izin kawin dari atasan (bagi TNI) .
11. Akta cerai talak/ cerai gugat; bagi duda/ janda cerai yang ingin menikah kembali.
12. Surat dispensasi menikah dari pengadilan agama; bagi pihak yang ingin menikah
namun belum memenuhi batas umur yang telah ditentukan undang-undang, pria 19
tahun dan wanita 16 tahun.
13. Surat dispensasi camat; bagi pernikahan yang akan dilangsungkan kurang dari 10 hari
kerja sejak pemberitahuan kehendak nikah (kembali kepada kebijakan KUA masing-
masing) .

10
14. Surat keterangan tidak mampu dari kepala desa bagi yang tidak mampu.
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama nomor 298 Tahun 2003, terdapat 16 formulir
pencatatan pernikahan yang kemudian dapat dibagi menjadi tiga poin besar berdasarkan pihak
yang berwenang untuk mengerjakan pengisiannya:
1. Formulir pokok, yang pengisiannya dilakukan secara langsung oleh PPN, yaitu:
a. Daftar pemeriksaan nikah (Model NB).
b. Pengumuman Kehendak Nikah (Model NC).
c. Akta Nikah (Model N).
d. Kutipan Akta Nikah (Model NA).
2. Formulir pelengkap, yang sebagian besar pengisiannya melibatkan kepala desa, yaitu:
a. Surat keterangan untuk nikah (Model N1).
b. Surat keterangan asal-usul (model N2).
c. Surat persetujuan calon mempelai (model N3).
d. Surat keterangan tentang orang tua (Model N4).
e. Surat izin orang tua, bagi pihak yang belum cukup umur 21 tahun (Model N5).
f. Surat keterangan kematian suami/istri (bagi duda/janda mati yang ingin menikah)
(model N6).
g. Pemberitahuan kehendak nikah (model N7).
h. Pemberitahuan adanya halangan/ kekurangan syarat (model N8).
i. Penolakan pernikahan (model N9) j. Buku catatan kehendak nikah (model N10).
3. Formulir Mutasi, yaitu formulir yang digunakan untuk memberitahu perubahan status
seseorang kepada PPN/ Pengadilan Agama yang sebelumnya telah mencatat talak/
perceraiannya, yaitu:
a. Pemberitahuan nikah (model ND).
b. Pemberitahuan Poligami (model NE).
b. Prosedur Pencatatan Talak.
Dalam UU Nomor 22 Tahun 1946 tentang pencatatan nikah, talak dan rujuk disebutkan dalam
pasal pertama bahwa: “nikah yang dilakukan menurut agama islam, selanjutnya disebut nikah,
diawasi oleh Pegawai Pencatat Nikah yang diangkat oleh Menteri Agama atau oleh pegawai yang
di tunjuk olehnya.

11
Adapun prosedur pencatatan cerai talak adalah suami yang ingin bercerai mengajukan surat
permohonan kepada Pengadilan Agama dan memenuhi persyaratan administrasi berperkara,
seperti membawa kutipan akta nikah, fotokopi KTP, membayar panjar biaya perkara dan
sebagainya. Setelah pengadilan memproses surat permohonan tersebut dan menghadirkan kedua
belah pihak ke muka persidangan kemudian berusaha mendamaikan dan ternyata tidak berhasil,
maka pengadilan mengabulkan permohonan tersebut.
Setelah penetapan memiliki kekuatan hukum tetap maka hakim memberi izin pada suami untuk
mengikrarkan talak di muka sidang. setelah ikrar talak diucapkan, maka hakim akan membuat
penetapan yang isinya menerangkan bahwa pernikahan putus sejak ikrar talak diucapkan.
Panitera Pengadilan Agama atau pejabat Pengadilan Agama yang ditunjuk berkewajiban untuk
mengirimkan satu helai penetapan tersebut tanpa materai kepada PPN dimana para pihak
melangsungkan pernikahan selambat-lambatnya 30 hari, yang kemudian akan dicatatkan dalam
sebuah daftar yang ditetapkan. Begitu pula proses pencatatan cerai gugat yang diajukan oleh pihak
istri, tidak jauh berbeda dengan pencatatan cerai talak yang diajukan suami.
c.Prosedur Pencatatan Rujuk.
Prosedur pencatatan rujuk sebagaimana yang tertera dalam buku Pedoman Pembantu
Pegawai Pencata Nikah adalah sebagai berikut dimana Kedua belah pihak yang bermaksud untuk
rujuk harus datang menghadap PPN yang mewilayahi tempat tinggal mantan istri yang akan
dirujuk, dengan membawa dan menyerahkan beberapa persyaratan diantaranya adalah:

1). Surat keterangan untuk rujuk (Model R1) yang ditandatangani oleh Kepala Desa/ Lurah.

2). Akta Cerai Talak yang didapat dari Pengadilan Agama.

Sebelum rujuk dilakukan sebagaimana biasa PPN akan mengadakan pemeriksaan terhadap
kelayakan rujuk tersebut, pemeriksaan meliputi beberapa hal, diantaranya: apakah pria yang akan
merujuk memenuhi syarat rujuk, apakah rujuk yang akan dilakukan masih dalam masa iddah talak
raj’i atau wanita yang akan dirujuk benar merupakan mantan istrinya. Setelah pemeriksaan selesai,
maka PPN akan meminta si Pria untuk mengucapkan ikrar rujuk kepada bekas istrinya dengan
disaksikan oleh saksi-saksi, yang kemudian peristiwa tersebut dicatatkan dalam lembaran daftar
pemeriksaan rujuk (Model RB) rangkap dua, kemudian dibubuhi tanda-tangan para pihak yang
rujuk, PPN, dan para saksi.

12
H. PROSEDUR WAKAF.
Pengertian wakaf menurut UU nomor 41 tahun 2004 adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah
dan/ atau kesejahteraan umum menurut syariah. Adapun mengenai prosedur wakaf diantaranya
adalah:
a. Wakif baik Perorangan/ Organisasi/ Badan Hukum yang mewakafkan tanah miliknya
diharuskan datang sendiri di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk
melaksanakan ikrar wakaf.
b. Sebelum ikrar wakaf diucapkan, terlebih dahulu wakif menyerahkan kepada PPAIW surat-
surat berikut:
1. Sertifikat hak milik atau tanda bukti kepemilikan tanah.
2. Surat pernyataan dari calon wakif mengenai kebenaran kepemilikan tanah dan tidak
sedang dalam sengketa yang diperkuat oleh Kepala Desa/ Lurah dan Camat setempat.
3. Surat keterangan pendaftaran tanah.
4. Izin dari Bupati/ Walikota kantor pertanahan Kab/ Kota setempat.
c. Kemudian PPAIW meneliti keabsahan surat-surat tersebut dan syaratsyarat, meneliti saksi-
saksi dan mengesahkan susunan nadzir.
d. Setelah itu barulah wakif mengikrarkan kehendak wakaf dihadapan PPAIW dan para saksi
yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan (model W1) yang ditandatangani oleh wakif,
PPAIW dan para saksi.
e. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (model W2) rangkap tiga dengan dibubuhi materai,
selanjutnya dibuatkan pula salinan akta ikrar wakaf rangkap empat.
f. Setelah itu PPAIW mencatat peristiwa tersebut dalam Daftar Akta Ikrar Wakaf (model W4).

Adapun mengenai prosedur pendaftaran barang wakaf ke BPN yang dilakukan oleh kepala
KUA kecamatan atas nama seorang nazir dengan cara melampirkan beberapa persyaratan yang
harus terpenuhi dengan mengisi formulir W7 yang memuat beberapa unsur diantaranya adalah:

1. Sertifikat Hak Atas Tanah, atau surat-surat pemilikan tanah.


2. Surat keterangan dari Lurah setempat yang diketahui oleh Camat bahwa tanah tersebut
tidak dalam sengketa.

13
3. Surat pengesahan nazhir (model W5 atau W5a).
4. Akta ikrar wakaf atau akta pengganti ikrar wakaf (asli lembar kedua).
5. Fotokopi KTP wakif bila masih hidup.
6. Fotokopi KTP nazhir.
7. Materai bernilai Rp6000,00 (enam ribu rupiah).
Tanah yang mau diwakafkan tentunya harus jelas mengenai luasnya, siapa pemiliknya, apakah
tanah tersebut dalam sengketa atau tidak dan berbagai hal lainnya. Untuk melegalkan sesuatu
seperti barang milik tentunya harus memiliki bukti otentik salah satunya adalah dengan adanya
sertifikat atas barang tersebut. Adapun prosedur sertifikasi terhadap barang wakaf diantaranya
adalah:
1. Pihak kantor pertanahan Kab/ Kota menerima berkas persyaratan untuk proses sertifikasi
tanah wakaf, kemudian meneliti kelengkapan persyaratan administrasi.
2. Pihak kantor pertanahan melakukan pengukuran tanah wakaf untuk dibuatkan gambar
situasi tanah.
3. Pihak BPN mencatat wakaf dalam Buku Tanah.
4. Kemudian barulah diproses dan diterbitkan sertifikat tanah.
Adapun mengenai benda-benda yang bisa diwakafkan diantaranya adalah:
a. Benda Tidak Bergerak Diantaranya Adalah:
a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan baik yang
belum terdaftar atau sudah terdaftar.
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud
pada bagian pertama (huruf a).
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan peraturan
perundang-undangan.
b. Benda Bergerak Selain Uang Diantaranya Adalah:
a. Kapal.
b. Pesawat Terbang.
c. Kendaraan Bermotor.

14
d. Mesin atau peralatan industri ysng tidak tertancap pada bangunan.
e. Logam dan batu mulia.
f. Benda lainnya yang tergolong sebagai benda bergerak karena sifatnya dan memiliki
manfaat jangka panjang.
g. Surat berharga, seperti: saham, surat utang negara, dan surat berharga lainnya yang
dapat dinilai dengan uang.
h. Hak atas kekayaan intelektual, seperti: hak cipta, hak paten, hak desain industri, dan
sebagainya.

I. TEMUAN STUDY.
Dalam penelitian selama proses praktek kerja lapangan (PKL) yang kami lakukan di Kantor
Urusan Agama (KUA) di Trawas khususnya dalam konsep perceraian dimana dalam hal cerai itu
didominasi oleh cerai gugat jika dibandingkan dengan cerai talak. Cerai gugat itu merupakan suatu
proses perpisahan antara pasangan suami dan istri dimana seorang istri menggugat ke Pengadilan
Agama dalam rangka untuk melakukan perceraian.
Dalam kasus cerai gugat tersebut tentunya memiliki beberapa sebab diantaranya adalah karena
kasus perzinahan, kekerasan dalam rumah tangga, faktor ekonomi, dan sebagainya. Dari beberapa
sebab terjadinya kasus cerai gugat tersebut, faktor penyebab yang paling dominan adalah
disebabkan karena faktor ekonomi.

15
BAB IV

ANALISIS

KUA sebagai instansi yang membantu tugas Kantor Kementrian Agama Kabupaten/ Kota
dalam bidang urusan agama islam, tentunya mengacu kepada aturan perundang-undangan yang
berlaku sebagai pedoman dalam melangsungkan kegiatan administrasi kantor. Sebagai bukti
konsistensi Kementrian agama demi mewujudkan profesionalisme petugas dan pelayanan prima
kepada masyarakat, dalam hal ini Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat telah menerbitkan
berbagai macam buku pedoman dan panduan khusus bagi pejabat urusan agama islam.

Disamping itu juga penerapan undang-undang yang terkait dengan instansi KUA dalam
bidang pernikahan dan yang lainnya sudah mulai dilaksanakan. Hal ini tercermin dari sikap KUA
yang mulai menjelaskan kepada masyarakat akan peran dari KUA itu sendiri. Dan terkadang KUA
juga harus bertindak tegas kepada masyarakat dengan tanpa mengurangi sikap sopan santun yang
merupakan ciri khas dan syiar dari agama Islam yang mulia terkait dengan pelanggaran atau
penyimpangan terhadap undang-undang. Disamping itu KUA juga berusaha untuk mempermudah
masyarakat dengan tetap berada dalam koridor undang-undang yang mengikat tersebut.

Dari sini dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya KUA sudah berusaha untuk menerapkan
peraturan dalam beragam bentuknya sebagai bentuk profesionalitas dari instansi KUA tersebut,
walaupun terkadang terdapat hambatan sehingga para petugas bersikap lebih fleksibel dan tetap
memperhatikan rambu-rambu syariat yang tentunya harus lebih dikedepankan dari pada yang lain.
Kinerja KUA yang baik tentu tidak luput dari peran petugas dalam melaksanakan tugasnya dengan
baik, sehingga demi terwujudnya KUA yang baik membutuhkan tenaga profesional yang andal
dan kapabel.

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, segala hal menjadi sangat mudah diakses
melalui internet menuntut instansi KUA untuk ikut berkembang mengikuti perkembangan zaman
yang terus maju seiring majunya teknologi. Hal ini dapat terlihat dengan adanya sistem pencatatan
nikah digital (SIMKAH) yang digunakan untuk meregister peristiwa pernikahan yang terjadi di
Kecamatan yang menjadi wilayah kerja KUA tersebut, begitu pula pengadaan blog KUA yang
tentunya 30 tujuan dari semua ini untuk meningkatkan pelayanan dan transparansi kepada
masyarakat.

16
Namun kemajuan zaman tersebut tidak diimbangi dengan SDM yang mampu untuk
menjalankan program tersebut, sehingga masih banyak KUA di Kecamatan merasa kekuangan staf
yang mumpuni di bidang tersebut. Disamping itu pula kesejahteraan pegawai yang bisa dikatakan
masih relatif rendah, sehingga sudah sangat layak bagi pemerintah Indonesia untuk
memperhatikan nasib mereka.

Kinerja KUA sangatlah terbantu dengan adanya para P3N yang membantu masyarakat dalam
mengurusi urusan mereka yang terkait dengan KUA. Merupakan hal yang sangat lucu, tatkala
seseorang menginginkan pelayanan prima namun disisi lain tidak ada timbal balik dari pihak kedua
yang menggunakan jasa tersebut, ditambah lagi dengan kondisi perekonomian mereka yang serba
pas-pasan. Tidak salah jika mereka meminta imbalan atas jasa yang mereka keluarkan, namun
tentunya tanpa mengesampingkan sikap keterbukaan sehingga pihak kedua yang menggunakan
jasa tersebut dapat mengerti dan paham dengan kondisi mereka dan dapat mengurangi kecurigaan
penyelewengan jabatan dari para pengguna jasa.

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN.
Praktik kuliah lapangan (PKL) yang diadakan oleh lembaga pendidikan merupakan suatu
kegiatan akademik yang sangat bermanfaat, sehingga akan menjadi suatu hal yang sangat
disayangkan jika dilalui begitu saja. Kantor Urusan Agama yang menjadi objek tempat praktek
merupakan suatu model kehidupan masyarakat yang tentunya sarat akan makna kekeluargaan,
karena dari sanalah keluarga-keluarga baru lahir.
Dalam melaksanakan tugasnya, KUA sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberi
pelayanan prima kepada masyarakat, dengan berusaha mempermudah urusan-urusan mereka
dengan tanpa mengesampingkan prosedur yang sudah barang tentu menjadi kewajiban petugas
KUA untuk melaksanakannya.
Perjalanan instansi KUA ini tidak selamanya mulus, terkadang atau bisa dikatakan sering
terdapat hambatan dalam melaksanakan fungsinya sebagai perpanjangan tangan Kemenag
Kabupaten. Kendala ini dapat bersumber dari masyarakat yang kurang memahami peranan KUA
di tengah-tengah mereka sehingga terjadi salah komunikasi yang berakibat pada kurang
percayanya masyarakat kepada instansi tersebut. Terkadang permasalahan juga datang dari
kurangnya petugas KUA yang mumpuni di bidang IT, sehingga pekerjaan yang seharusnya bisa
cepat dan mudah menjadi sedikit terhambat pengerjaannya.

18
B. SARAN.
Melalui laporan praktik ini kami akan menyampaikan beberapa masukan dan saran
diantaranya khusus untuk instansi KUA :
1. Untuk tetap mengedepankan sikap transparan kepada masyarakat sehingga akan
membuat masyarakat semakin percaya kepada instansi KUA.
2. Untuk membantu mahasiswa yang berpraktik dalam menggali ilmu dan pengalaman di
KUA.
3. Bekerja sama dengan KUA lain dan saling bertukar informasi dalam rangka
mewujudkan pelayanan yang lebih baik.
Sedangkan untuk lembaga pendidikan Institut Pesantren K.H Abdul Chalim :
1. . Untuk mengadakan bimbingan bagi mahasiswa dalam pengerjaan laporan, karena
kami melihat banyaknya hal yang masih kurang dimengerti dan banyaknya silang
pendapat sehingga berakibat pada ketidakseragaman sistematika pembuatan laporan.
2. Memberitahu mahasiswa tentang juknis laporan sejak awal kegiatan praktik, sehingga
mahasiswa dapat mempersiapkan bahan pengerjaan laporan selama masa praktikum
masih berjalan.
3. Untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan instansi KUA sehingga akan terjadi
simbiosis mutualisme yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi perkembangan
dakwah islam.
Sedangkan untuk para maha siswa dan maha siswi :
1. Untuk senantiasa mengedepankan adab sebagai seorang penuntut ilmu syar’i.
2. Untuk senantiasa aktif dalam mencari dan menggali informasi sebanyak mungkin.
3. Aktif dalam menanyakan hal-hal yang terkait dengan kegiatan praktikum seperti juknis
laporan, yang kemungkinan pihak program studi lupa memberi tahu sehingga dapat
saling mengingatkan.

19
Lampiran 7 KMA No.298 Tahun 2003
Model N1
KANTOR DESA/KELURAHAN : …………………………………………
KECAMATAN : …………………………………………
KABUPATEN/KOTA : …………………………………………
SURAT KETERANGAN UNTUK NIKAH
Nomor : ........................................................
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Jenis Kelamin :……………………………………………………
3. Tempat dan tanggal lahir :……………………………………………………
4. Warga Negara :……………………………………………………
5. Agama :……………………………………………………
6. Pekerjaan :……………………………………………………
7. Tempat tinggal :……………………………………………………
8. Bin/Binti :……………………………………………………
9. Status perkawinan
a. Jika Pria, terangkan jejaka,
duda atau beristri dan
berapa isterinya. :……………………………………………………
b. Jika wanita, terangkan
perawan atau janda :……………………………………………………
10. Nama isteri/suami terdahulu :……………………………………………………
Demikianlah, surat keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan
untuk digunakan seperlunya.
…………………. , ………………. 20 ….
Kepala Desa/Lurah…………………………
……………………………….*

20
Lampiran 8 KMA No.298 Tahun 2003
Model N2
KANTOR DESA/KELURAHAN : …………………………………………
KECAMATAN : …………………………………………
KABUPATEN/KOTA : …………………………………………
SURAT KETERANGAN ASAL USUL
Nomor : ...........................................................
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3. Warga Negara :……………………………………………………
4. Agama :……………………………………………………
5. Pekerjaan :……………………………………………………
6. Tempat tinggal :……………………………………………………
Adalah benar anak kandung dari pernikahan seorang pria :
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3. Warga Negara :……………………………………………………
4. Agama :……………………………………………………
5. Pekerjaan :……………………………………………………
6. Tempat tinggal :……………………………………………………
Dengan seorang wanita :
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3. Warga Negara :……………………………………………………
4. Agama :……………………………………………………
5. Pekerjaan :……………………………………………………
6. Tempat tinggal :……………………………………………………
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan
untuk digunakan seperluny….. Kepala Desa/Lurah …………

21
Lampiran 9 KMA No.298 Tahun 2003
Model N3
SURAT PERSETUJUAN MEMPELAI
Yang bertanda tangan di bawah ini
I. Calon Suami
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Bin :……………………………………………………
3. Tempat dan tanggal lahir :……………………………………………………
4. Warga Negara :……………………………………………………
5. Agama :……………………………………………………
6. Pekerjaan :……………………………………………………
7. Tempat tinggal :……………………………………………………
II. Calon Istri
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Binti :……………………………………………………
3. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
4. Warga Negara :……………………………………………………
5. Agama :……………………………………………………
6. Pekerjaan :……………………………………………………
7. Tempat tinggal :……………………………………………………

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa atas dasar suka rela, dengan kesadaran
sendiri, tanpa paksaan dari siapapun juga, setuju untuk melangsungkan pernikahan.
Demikian surat persetujuan ini di buat untuk digunakan seperlunya.

……………,…………… 20 …….
I. Calon Suami II. Calon Istri
…………….….……………. ……………………………….

22
Lampiran 10 KMA No.298 Tahun 2003
Model N4
KANTOR DESA/KELURAHAN : …………………………………………
KECAMATAN : …………………………………………
KABUPATEN/KOTA : …………………………………………
SURAT KETERANGAN TENTANG ORANG TUA
Nomor : ......................................................................
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
I. 1.Nama lengkap dan alias :……………………………………………………
1.Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
2.Warga Negara :……………………………………………………
3.Agama :...…………………………………………………
4.Pekerjaan :…………………………………………………..
5.Tempat tinggal :…………………………………………………..
II. 1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2.Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3.Warga Negara :……………………………………………………
4.Agama :……………………………………………………
5.Pekerjaan :……………………………………………………
6.Tempat tinggal :……………………………………………………
Adalah benar ayah kandung dan ibu kandung dari seorang :
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Jenis Kelamin :……………………………………………………
3. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
4. Warga Negara :……………………………………………………
5. Agama :……………………………………………………
6. Pekerjaan :……………………………………………………
7. Tempat tinggal :……………………………………………………
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan
untuk digunakan seperlunya……. KepalaDesa/Lurah ………….

23
Lampiran 11 KMA No.298 Tahun 2003
Model N5
SURAT IZIN ORANG TUA
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
I. 1.Nama lengkap dan alias :……………………………………………………
2.Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3.Warga Negara :……………………………………………………
4.Agama :……………………………………………………
5.Pekerjaan :……………………………………………………
6.Tempat tinggal :……………………………………………………
II.1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2.Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3.Warga Negara :……………………………………………………
4.Agama :……………………………………………………
5.Pekerjaan :……………………………………………………
6.Tempat tinggal :……………………………………………………
Adalah benar ayah kandung dan ibu kandung dari seorang :
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Jenis Kelamin :……………………………………………………
3. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
4. Warga Negara :……………………………………………………
5. Agama :……………………………………………………
6. Pekerjaan :……………………………………………………
7. Tempat tinggal :…………………………………………………..
Memberikan izin kepadanya untuk melakukan pernikahan dengan :
1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Bin :……………………………………………………
3. Tempat dan tanggal lahir :……………………………………………………
4. Warga Negara :……………………………………………………
5. Agama :……………………………………………………

24
6. Pekerjaan :……………………………………………………
7. Tempat tinggal :……………………………………………………
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan kesadaran tanpa ada paksaan dari
siapapun juga dan untuk dipergunakan seperlunya
…………………, ………20 ……
I. Ayah II. Ibu
……………………….. ………………………

25
Lampiran 12 KMA No.298 Tahun 2003
- Pasal 8 ayat (1) huruf f -
Model N6
KANTOR DESA/KELURAHAN : …………………………………………
KECAMATAN : …………………………………………
KABUPATEN/KOTA : …………………………………………
SURAT KETERANGAN KEMATIAN SUAMI/ISTERI
Nomor : ........................................................
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
I. 1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2.Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3.Warga Negara :……………………………………………………
4.Agama :……………………………………………………
5.Pekerjaan :……………………………………………………
6.Tempat tinggal :…………………………………………………..
II. 1. Namalengkap dan alias :……………………………………………………
2. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………
3. Warga Negara :……………………………………………………
4. Agama :……………………………………………………
5. Pekerjaan :……………………………………………………
6. Tempat tinggal :……………………………………………………
Demikianlah, surat keterangan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan
untuk digunakan seperlunya.
………………., ………20 .……
KepalaDesa/Lurah ………………..
………………………………….*)

26
Lampiran 13 KMA No.298 Tahun 2003
Model N7
Lampiran : Lembar ……..,………….. 20 …..
Perihal : Pemberitahuan Kehendak Nikah
Kepada Yth.
Pegawai Pencatat Nikah pada
KUA Kecamatan/Pembantu PPN
di ……………………………
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini kami memberitahukan bahwa kami bermaksud akan melangsungkan
pernikahan antara ……………………………… dengan ……………………………
pada hari ………………. tanggal ……………… jam ………… dengan mas
kawin………………. dibayar tunai/hutang *) bertempat di
…………………………….……………………………………………………………...
Bersama ini kami lampirkan surat-surat yang diperlukan untuk diperiksa sebagai berikut :
1. Surat Keterangan Untuk Nikah , Model N1
2. Surat Keterangan Asal-Usul , Model N2
3. Surat Keterangan Mempelai , Model N3
4. Surat Keterangan Tentang Orang Tua , Model N4
5. ……………………………………….
6. ……………………………………….
7. ……………………………………….
8. ……………………………………….
Kiranya dapat dihadiri dan dicatat pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Wassalam
Diterima tanggal………………. Yang memberitahukan
Yang menerima,PPN/Pembantu PPN*)Calon mempelai/wali/wakil
………………………….**) ………………………….**)
*) coret yang tidak perlu **) nama terang.

27
RW / RT : …………………………………………

KELURAHAN : …………………………………………
KECAMATAN : …………………………………………

28
SURAT PERNYATAAN STATUS CATIN
Yang bertanda tangan di bawah ini Ketua RT............ RW.............
Kelurahan..................... Kecamatan ........................... Kota....................... dengan ini
menyatakan bahwa :
1. N a m a :………………………………………………………
2. Jenis Kelamin :……………………………………………………….
3. Tempat dan tanggallahir :……………………………………………………….
4. Suku / Bangsa :………………………………………………………
5. Pendidikan Terakhir :………………………………………………………
6. A g a m a :………………………………………………………
7. Pekerjaan :………………………………………………………
8. Alamat :………………………………………………………
9. Kartu Penduduk No. :………………………………………………………

Telah menghadap bersama ……………………… dan menerangkan, bahwa


……….………………. pada saat ini berstatus PERAWAN/JEJAKA/JANDA/DUDA dan
yang bersangkutan adalah benar sebagai penduduk yang beralamat sebagaimana yang
tersebut di atas.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dihadapan dua orang saksi yang dapat
meyakinkan saya memberikan Surat Pernyataan tersebut dan jika dikemudian hari
ternyata tidak benar, maka saya bersama dengan yang terlibat di dalamnya bersedia
dituntut di Pengadilan sesuai Peraturan atau Perundang-undangan yang berlaku.
Dibuat di :…………………………
Pada tanggal :…………………………
Yang menyatakan
Pendamping Yang dinyatakan Ketua RT:…..RW:……

…………….. …………………. …………………………

29
SAKSI-SAKSI
No NAMA Nomor KTP Tanda Tangan
1. ……………… ………………………… …………………………..
2. ……………… ………………………… …………………………..

30
STRUKTUR ORGANISASI KUA TRAWAS KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN
MOJOKERTO JAWA TIMUR

KEPALA KUA KEC. TRAWAS

MUHAMAD IBNU MAS’UD

MU

JFU PENGADMINISTRASIAN TATA USAHA


KUA
IMAM BAHRUDIN, S. PD.I
SYAIFUDIN ZUHRI

P3N. P3N. TRAWAS P3N. SELOTAPAK P3N. TAMIAJENG


KETAPANRAME
JAINUL WAKHIDIN SAPUAN SUPADJI
H. RAJIMAN

P3N. P3N. KEDUNGUDI P3N. SUKOSARI P3N. JATIJEJER


PENANGGUNGAN
KETANG ABDUL SALAM H. IMAM
TARMUJI MA’SHUM

P3N. SELOLIMAN P3N. SUGENG P3N. BELIK

M. SUMO HAMDANI WINARTO

P3N. DUYUNG 31 P3N. KESIMAN

ABDUL HALIM MUSLIKIN

Anda mungkin juga menyukai