Anda di halaman 1dari 6

Emotional Demonstration Ibu Hamil

a. Deskripsi Kegiatan
Nama program Emotional Demonstration untuk ibu hamil adalah “Ukuran Daya
Tampung Lambung Bayi sesuai Usia Bayi” dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 November
2019 pada pukul 10.15-11.00 WIB. Bertempat di Balai Desa Sekarwangi. Emotional
Demonstration merupakan rangkaian program yang dimulai dari penyuluhan mengenai
ASI Eksklusif dan IMD yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan Emotional
Demonstration yang berkaitan dengan ASI Eksklusif dan IMD. Tujuan umum dari
Emotional Demonstration adalah Meningkatkan pemahaman dan kesadaran ibu hamil
bahwa usia 0-6bulan hanya boleh minum ASI. Dan tujuan khusus yaitu, Ibu mampu
memahami bahwa dari usia 0-6bulan cukup hanya minum ASI karena ukuran perut bayi
sangat kecil dan Ibu sadar bahwa ASI yang keluar akan sesuai dengan kebutuhan
anaknya. Kegiatan Emotional Demonstration dilakukan karena berdasarkan hasil
pengambilan data pada Praktik Belajar Lapangan (PBL 1) sebelumnya yaitu riwayat
keberhasilan IMD berada pada kategori berhasil sebanyak 35,9% baduta di desa
Sekarwangi (23 baduta dari 64 baduta) dan riwayat keberhasilan Asi Eksklusif sebesar
71,9% (46 baduta dari 64 baduta). Untuk terselenggaranya kegiatan Emotional
Demonstration, dapat dimulai dari pelaksanaan hingga berupa persiapan serta
menyediakan media yang akan menunjang kegiatan, agar pelaksanaan maupun hasilnya
akan lebih maksimal. Media yang digunakan yaitu kelereng, kemiri, bola pingpong, telur
ayam, kartu usia bayi, dan 4 gelas ukur. Pemaparan dibuat dengan menggunakan kata-
kata sederhana dan mudah dipahami sehingga akan lebih memudahkan ibu hamil untuk
memahami penjelasan prosedur mengenai Emotional Demonstration.
b. Sasaran Program
Peserta yang menjadi sasaran pada kegiatan ini yaitu ibu hamil di desa Sekarwangi
dan suami sebagai pendukung.
c. Pelaksanaan
Penyuluhan ini dilaksanakan pada tanggal 30 November 2019 berlangsung dengan
urutan sebagai berikut:
1. Pengisian daftar hadir peserta
Dilakukan registrasi peserta sekaligus diawal yaitu pada pukul 08.00 WIB dengan
tujuan untuk mengetahui jumlah ibu hamil yang hadir pada kegiatan penyuluhan dan
Emotional Demonstration.
2. Pembukaan
Kegiatan dilanjutkan dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC) yaitu Putri
Avidianto Excelinda.
3. Pemaparan Materi
Setelah dilakukan pembukaan dilanjutkan dengan penjelasan prosedur mengenai
Emotional Demonstration yang dibawakan oleh penanggung jawab kegiatan, yaitu
Nurlina Islamiyati dengan menggunakan metode ceramah dengan media simulasi
yang dilakukan selama 50 menit. Selesai penjelasan prosedur mengenai Emotional
Demonstration, pada saat yang bersamaan, kemudian pemateri meminta peserta untuk
menjadi volunteer kedepan. Hanya ada 3 peserta yang bersedia untuk menjadi
volunteer. Selanjutnya, pemateri memerintahkan kepada peserta untuk memilih media
yg diibaratkan dengan lambung bayi dengan menyesuaikan kartu usia bayi dan plastik
sebagai kapasitas tampung lambung bayi. Setelah para peserta mengambil media
sesuai keinginan, kartu usia bayi yang telah berisi media dipegang oleh perwakilan
mahasiswa untuk dilihat apakah sudah sesuai dengan kartu usia bayi atau belum.
Hasilnya 3orang peserta tersebut mampu untuk memilih media yg diibaratkan dengan
lambung bayi dengan menyesuaikan kartu usia bayi dan plastik sebagai kapasitas
tampung lambung bayi. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Foto kegiatan Emotional Demonstration (gambar x.x)


Berdasarkan pada gambar (x.x) pada kegiatan Emotional Demonstration,
didapatkan hasil bahwa salah satunya peserta mampu untuk memilih media lambung
bayi yang sesuai dengan usia bayi dan juga mampu untuk menjelaskan kembali
mengenai materi yang sudah disampaikan pada penyuluhan sebelumnya tentang
ukuran lambung bayi. (Foto kegiatan Emotional Demonstration lainnya ada pada
lampiran x.x)
4. Pembahasan
Dilihat dari hasil penilaian pre-post test pengetahuan yang dilakukan
sebelumnya, bahwa 3 peserta yang maju untuk menjadi volunteer mengalami
peningkatan hasil dari pre-test ke post-test yaitu sebesar 20% (2orang dari 3peserta)
dan 5% (1orang dari 3peserta). (Hasil penilaian pre-test dan post-test peserta ada pada
tabel 15).
Artinya, penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan IMD dengan metode
Emotional Demonstration dapat meningkatkan pengetahuan. Kesuksesan ibu dalam
menyusui dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan cara
berpikir ibu memberikan ASI pada anaknya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap seseorang
sehingga akan menimbulkan perilaku positif dalam memberikan ASI Eksklusif.
Menurut Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan merupakan dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan merupakan suatu hal
penting yang sangat dibutuhkan dalam rangka perubahan pola pikir dan perilaku
dalam masyarakat. Perubahan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sesuai dengan pendapat Barina
dan Shally (2011), bahwa pengetahuan ibu yang memadai tentang ASI eksklusif akan
mempengaruhi dan memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif.
Tingkat pendidikan peserta juga dapat meningkatkan ibu hamil dalam
melakukan Emotional Demonstration. Menurut Lewin (dalam Hastuty, 2014) bahwa
pendidikan formal yang diterima seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu dan juga berpengaruh pada sikap dan
tindakan seseorang. Tingkat kemampuan seseorang sangat erat kaitannya dengan
kemampuan menyerap dan menerima informasi. Ibu yang menerima dan menyerap
informasi dengan baik serta mempraktikannya, maka akan berperilaku baik dan
berpeluang dalam memberikan ASI eksklusif meskipun tingkat pendidikannya rendah.
Namun, jika ibu tidak menerima informasi ataupun memahami informasi yang didapat
dan tidak punya keinginan untuk mempraktikannya, maka akan tetap berperilaku
sama (Febriyanti dan Ernawati, 2014).
Dukungan suami berperan besar dalam keberhasilan ibu
untuk memberikan ASI eksklusif. Semakin besar dukungan yang diberikan oleh suami
maka semakin besar juga peluang ibu untuk menyusui bayinya. Hal ini akan
mempengaruhi kelancaran refleks pengeluaran ASI, karena dipengaruhi oleh perasaan
dan emosi ibu. Suami/ayah memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
menyusui yaitu sebagai breastfeeding father. Breastfeeding father adalah peran suami
dengan cara memberi dukungan kepada ibu menyusui akan mempengaruhi terhadap
pemberian ASI eksklusif.
Dukungan penuh seorang suami kepada istrinya dalam proses menyusui
bayinya meningkatkan keberhasilan ASI secara eksklusif. Peran breastfeeding father
menjadi hal yang wajib dilakukan oleh ayah agar mendukung pemberian ASI
eksklusif, sehingga proses menyusui secara eksklusif oleh ibu dapat berjalan dengan
sukses (Ariani, 2010). Dukungan keluarga diperlukan untuk ketenangan,
ketenteraman, dan kenyamanan ibu menyusui yang dapat meningkatkan produksi
hormon oksitosin sehingga dapat meningkatkan pemberian ASI pada anak. Reeves,
dkk (2012), menyatakan bahwa ibu menyusui karena mereka percaya ASI lebih sehat
untuk bayi. Suami merupakan pemberi dukungan yang paling berpengaruh. Sistem
pendukung itu sangat penting bagi ibu menyusui untuk mengambil keputusan
memberi ASI pada bayi umur 0–6 bulan secara eksklusif. Hal ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Mazza, dkk (2014), bahwa ada dua kategori yang
berpengaruh dalam pemberian ASI, salah satunya adalah pengaruh sosial primer.
Jaringan Primer ditandai oleh anggota keluarga dan orang-orang dekat. Suami dapat
berperan dalam meningkatkan percaya diri ibu dalam memberikan ASI, kepercayaan
diri ibu dapat meningkatkan produksi ASI. Menurut Dirjen Gizi dan KIA, menyusui
bayi umur 0–6 bulan secara eksklusif dipengaruhi oleh dukungan dari suami,
keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerja terhadap ibu
menyusui (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pemberian ASI eksklusif pada bayi
bukan hanya tanggung jawab ibu saja. Kepala keluarga, dalam hal ini suami juga
memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan dukungan (Pemprov DKI Jakarta,
2010). (Em, Doadoras, & Materno, 2016) menyatakan bila ibu yang mendapatkan
dukungan dari anggota keluarga, terutama suami atau pasangan dan kakek-nenek,
berpengaruh positif terhadap kepercayaan diri terhadap menyusui. Anggota keluarga
harus mendukung ibu dan membantu ibu dalam hal pemberian ASI sehingga ibu
merasa mampu untuk menyusui.
5. Post Test Pengetahuan
Setelah dilakukan kegiatan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan pengisian
lembar soal post test untuk mengetahui seberapa banyak ibu hamil yang
memperhatikan materi penyuluhan serta Emotional Demonstration untuk melihat
peningkatan pengetahuan dari para peserta setelah diberikan materi penyuluhan serta
Emotional Demonstration. Kegiatan berakhir pada pukul 11.00 WIB.
d. Evaluasi
1. Evaluasi Kehadiran
Terdapat 16 orang ibu hamil (80%) hadir pada kegiatan Emotional Demonstration
IMD dan ASI Eksklusif. Persentase kehadiran peserta berdasarkan sasaran dapat
dikatakan tercapai karena mencapai indikator output yaitu 80% dari sasaran.
2. Evaluasi Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan Emotional Demonstration suasana kondusif, ibu hamil
fokus untuk memperhatikan dan mendengarkan penjelasan mengenai simulasi
Emotional Demonstration. Aktif untuk bertanya bahkan ada yang mencatat materi
yang disampaikan. Lalu diberikan penjelasan kembali oleh pemateri mengenai ukuran
lambung bayi sesuai kapasitas daya tampung lambung bayi dan kartu usia bayi ketika
peserta kurang memahami informasi yang pemateri berikan. Bagi peserta terbaik yang
bisa menjawab pertanyaaan dan aktif bertanya kemudian diberikan hadiah atau
souvenir sebagai penghargaan. Setelah itu, kegiatan ini ditutup dengan kegiatan
berfoto bersama. Adapun susunan kepanitiaan ada pada lampiran.
3. Evaluasi Hasil
Kurangnya peserta yang berpartisipasi untuk menjadi volunteer membuat
keberhasilan kegiatan Emotional Demonstration menjadi tidak tercapai, karena
seharusnya semua peserta ikut berpartisipasi namun alasan mereka yang malu dan
kurang mampu untuk menjelaskan dengan tepat arti dari simulasi Emotional
Demonstration ini membuat kegiatan Emotional Demonstration hanya ada 3peserta
yang berani untuk menjadi volunteer. Hanya ada 2 kader saja yang dapat hadir dan
hanya 2 ibu hamil yang membawa suami. Selain dari 2 ibu hamil tersebut, suami dari
peserta lainnya tidak dapat hadir dikarenakan bekerja diluar kota dan ibu bidan tidak
bisa hadir karena sedang dinas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ariani. (2010). Ibu susui aku, bayi sehat dan cerdas dengan ASI. Bandung:
Khasanah Intelektual.
2. A, Wawan & Dewi, 2010, Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Prilaku
Manusia, Yogyakarta, Nuha medika.
3. Barina, Shally. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kelapa
Gading Timur I Kecamatan Kelapa Gading Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011).
[Tesis]. FKM UI.
4. Em, A., Doadoras, A. D. E., & Materno, D. E. L. (2016). SELF-EFFICACY IN
NURSING DONORS OF HUMAN BREAST MILK SELF-EFFICACY IN
NURSING DONORS OF HUMAN BREAST MILK. (January).
https://doi.org/10.5205/reuol.6884-59404-2-SM-1.1002sup201606
5. Febriyanti, R. & Ernawati, D.(2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI eksklusif di Desa Gilang Taman Sidoarjo. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.
6. Hastuty, R, Wuryaningsih, C.E. (2014). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan
Dan Sikap Ibu Terhadap Praktik Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas
Kelurahan Pertukangan Utara Jakarta Selatan Pada Tahun 2014. [Skripsi].
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
7. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan
ibu. http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1450
8. Mazza, V. D. A., Regina, C. T. N., & Rafaela, Z. P. T. (2014). Influence of social
support networks for adolescent breastfeeding mother in the process of
breastfeeding. International breastfeeding journal, 19, 1-7.
9. Pemprov DKI Jakarta. (2010). Pemberian ASI Eksklusif Perlu Ditingkatkan
10. Reeves, C. C., Close, F. T., Simmons, M. C., & Hollis, A. L. (2012). Social
Support Indicators that Influence Breastfeeding Decisions in Mothers of North
Florida. 1–7.

Anda mungkin juga menyukai