Anda di halaman 1dari 18

Media Elektrika, Vol. 9, No.

2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KERJA


MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN
SIMULINK MATLAB

Partaonan Harahap1)
1)
Fakultas Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
Jl. Mukhtar Basri No. 3 Medan-Sumatera Utara
e_mail : harahapp37@gmail.com

ABSTRAK
Pengaruh jatuh tegangan jala-jala dengan beban bervariasi terhadap daya input, arus
input, kecepatan putar rotor, slip, daya output, rugi-rugi dan efisiensi motor induksi tiga fasa.
Diperoleh dari simulasi jatuh tegangan sebesar 0%, 2%, 4%, 6%, 8% pada beban 4 N-m yang
mengalami kenaikan adalah arus input dari 6,23-6,77 ampere, juga slip dari 3,27—3,33 %, dan
yang mengalami penurunan adalah kecepatan putar rotor dari 1450,92-1450,01 rpm, daya output
dari 4912,55-4263,93 watt dan effisiensi dari 88,99-87,53 %. Pada beban 5 N-m yang mengalami
kenaikan adalah arus input dari 6,35-6,94 ampere, slip dari 3,36-3,43 %, dan yang mengalami
penurunan adalah kecepatan putar rotor dari 1449,67-1448,52 rpm, daya output dari 4933,07-
4329,55 watt dan effisiensi dari 89,04-87,71 %. Pada beban 6 N-m yang mengalami kenaikan
adalah arus input dari 6,48-7,03 amper, slip dari 3,44-3,53 %, dan yang mengalami penurunan
adalah kecepatan putar rotor dari 1448,46-1447,03 rpm, daya output dari 4964,58-4365,17 watt
dan effisiensi dari 89,11-87,81 %..

Kata Kunci: Jatuh tegangan jala-jala, Motor induksi tiga fasa rotor sangkar

1. PENDAHULUAN dengan demikian diharapkan semua

Latar Belakang peralatan listrik dapat dioperasikan secara

Penggunaan motor AC yang paling optimal. Jika terjadi penurunan tegangan

luas penggunaannya adalah motor induksi menyebabkan meningkatnya rugi motor

tiga fasa, hampir 90% aplikasi motor induksi dan menyebabkan menurunnya

pada industri menggunakan jenis motor efisiensi motor induksi dan sebaliknya

induksi tiga fasa. Alasan utama, karena jika terjadi kenaikan tegangan maka

motor jenis ini memiliki struktur yang terjadi peningkatan efisiensi motor

kokoh, keandalan tinggi, harga relatif induksi (Antonov, Yeni Oktariani. 2004).

murah, dan perawatan mudah. Motor Jatuh tegangan dengan pasokan tegangan
induksi merupakan peralatan listrik yang yang lebih rendah dari pada nilai nominal
sangat dibutuhkan terutama oleh motor induksi maka arus yang mengalir
kalangan industri atau komersial, akan lebih besar dari nilai nominalnya
sehingga harus selalu dirawat dan untuk menanggung beban penuh, apabila
diperbaiki apabila terjadi kerusakan, penurunan tegangan yang terjadi melebihi

24 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
batas toleransi yang diizinkan, maka 1. Motor yang digunakan adalah
secara teknis akan mengakibatkan motor induksi tiga fasa rotor
terganggunya kinerja peralatan listrik sangkar
konsumen seperti bebagai jenis lampu, 2. Tidak membahas masalah
alat-alat pemanas dan motor-motor listrik proteksi motor induksi tiga fasa
(Prasetyo, Eko. 2009). akibat jatuh tegangan jala-jala
1.1 Rumusan Masalah 3. Tidak membahas masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat terjadinya jatuh tegangan jala-jala
dirumuskan permasalahan ini yaitu : 4. Menggunakan software matlab
1. Bagaimana hubungan antara arus, (Simulink) (Sendro, Parisro. 2011)
tegangan dan beban motor induksi 2. LANDASAN TEORI
2. Bagaimana pengaruh jatuh tegangan Secara umum, motor listrik
dan beban terhadap putaran motor berfungsi untuk mengubah energi listrik
induksi menjadi energi mekanik yang berupa
3. Seberapa besar effisiensi motor tenaga putar. Di dalam motor DC, energi
induksi dengan adanya jatuh tegangan listrik diambil langsung dari kumparan
1.2 Tujuan Penulisan armature melalui sikat dan komutator,
Adapun tujuan dari penulisan ini oleh karena itu motor DC disebut motor
adalah : konduksi. Lain halnya pada motor AC,
1. Mengetahui hubungan antara arus, kumparan rotor tidak menerima energi
tegangan dan beban motor induksi listrik langsung, tetapi secara induksi
2. Menganalisa pengaruh jatuh seperti terjadi pada energi kumparan
tegangan dan beban terhadap sekunder transformator. Oleh karena itu
putaran motor induksi motor AC dikenal dengan motor induksi.
3. Mengetahui besar effisiensi motor Sebenarnya motor induksi dapat
akibat terjadinya jatuh tegangan diidentikkan dengan transformator yang
1.3 Batasan Masalah kumparan primer sebagai kumparan
Untuk menyederhanakan stator atau armature, sedangkan
permasalahan yang akan dibahas, maka kumparan sekunder sebagai kumparan
penulis memfokuskan pembahasan rotor (M. Arfan Saputra, Syamsul Amien.
dengan membuat batasan-batasan sebagai 2014).
berikut :

Pengaruh Jatuh Tegangan..... 25


Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

Menurut Sujoto (1984), motor Keunggulan motor induksi tiga


induksi sering disebut motor tidak fasa antara lain memiliki konstruksi yang
serempak. Disebut demikian karena sangat sederhana dan kuat khususnya
jumlah putaran rotor tidak sama dengan motor induksi rotor sangkar, harganya
jumlah putaran medan magnit stator. yang murah, mempunyai effisiensi yang
Motor induksi dapat tinggi, dan tidak menggunakan sikat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok sehingga faktor gesekan dapat dihindari
utama yaitu : serta perawatannya yang lebih mudah.
1. Motor induksi satu fasa. Motor ini Selain itu motor induksi juga
hanya memiliki satu gulungan stator memiliki beberapa kelemahan bila
beroperasi dengan pasokan daya satu dibandingkan dengan mesin lainnya yaitu
fasa, memiliki sebuah rotor sangkar pengaturan kecepatannya tidak dapat
tupai dan memerlukan sebuah alat dilaksanakan tanpa mengurangi
untuk menghidupkan motornya. effisiensinya, putaran motor akan turun
Sejauh ini motor ini merupakan jenis seiring dengan meningkatnya beban yang
motor yang paling umum digunakan dipikul, dan memiliki arus start yang
dalam peralatan rumah tangga, besar.
seperti kipas angin, mesin cuci dan Ada dua tipe rotor pada motor
pengering pakaian dan untuk induksi tiga fasa yaitu :
penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. 1. Motor sangkar tupai (squirrel-
2. Motor induksi tiga fasa. Medan cage motor).
magnet yang berputar dihasilkan oleh 2. Motor rotor lilitan (wound-rotor
pasokan tiga fasa yang seimbang. motor).
Motor tersebut memiliki kemampuan Pada proyek ini penulis
daya yang tinggi, jenis rotor sangkar menggunakan motor induksi tiga fasa dan
tupai atau rotor lilitan dan penyalaan tipe rotor sangkar tupai seperti
sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar ditunjukkan pada gambar 2.1. karena
70% motor di industri menggunakan motor ini paling banyak digunakan pada
jenis ini sebagai contoh, pompa, industri, sederhana, kuat dan murah.
kompresor, belt conveyor, jaringan
listrik dan grinder. Tersedia dalam
ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

26 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
yang memutar rotor dengan arah
yang sama dengan putaran medan
magnet yang dihasilkan oleh
stator.
1.1 Konstruksi
Secara umum motor induksi
Gambar 2.1 Motor Induski Rotor
terdiri dari rotor dan stator. Rotor
Sangkar Tupai
merupakan bagian yang bergerak,
Karakteristik motor sangkar tupai adalah
sedangkan stator yang diam. Diantara
sebagai berikut :
stator dengan rotor ada celah udara (gap)
1. Rotor terdiri dari penghantar
yang jaraknya sangat kecil. Konstruksi
tembaga yang dipasangkan pada
motor induksi dapat dilihat pada Gambar
inti yang solid dengan ujung-
2.2.
ujung yang dihubung singkat.
2. Kecepatan konstan.
3. Arus start yang besar diperlukan
oleh motor menyebapkan
tegangan berfluktasi.
4. Arah putaran dapat dibalik dengan
menukarkan dua dari tiga fasa
daya utama pada motor. Gambar 2.2 . Konstruksi Motor Induksi
5. Faktor daya cenderung buruk Komponen stator adalah bagian
untuk beban yang dikurangi. terluar dari motor yang merupakan
6. Apabila tegangan diberikan pada bagian yang diam dan mengalirkan arus
lilitan stator dihasilkan medan phasa. Stator terdiri dari susunan laminasi
magnet putar yang inti yang memiliki alur (slot) yang
menginduksikan tegangan pada menjadi tempat dudukan kumparan yang
rotor. Tegangan tersebut pada dililitkan dan berbentuk silindris. Motor
gilirannya menimbulkan medan induksi memiliki dua komponen yang
magnet. Medan rotor dan medan utama,kedua komponen tersebut adalah :
stator cendrung saling tarik 1. Stator (bagian yang diam)
menarik satu sama lain. Situasi 2. Rotor (bagian yang bergerak)
tersebutmembangkitkan torka

Pengaruh Jatuh Tegangan..... 27


Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

Stator dihubungkan ke catu alamiah akan mengalir melalui tahanan


tegangan AC. Rotor tidak dihubugkan yang paling kecil yaitu konduktor rotor.
secara listrik ke pencatu tetapi Pada setiap unjung rotor, konduktor rotor
mempunyai arus yang diinduksikan semuanya dihubung singkat dengan
kedalamanya oleh kerja cincin ujung.konduktor rotor dan cincin
transformator.Oleh sebab itu, stator ujung serupa dengan sangkar tupai yang
kadang-kadang dianggap sebagai primer berputar sehingga dinamakan demikian
dan rotor sebagai sekunder motor. gambar 2.4 menunjukkan kontruksinya
1.1.1 Stator rotor motor induksi sangkar tupai.
Inti stator terbuat dari lapis-lapis
pelat baja beralur yang didukung dalam
rangka stator yang terbuat dari besi tuang
atau pelat baja yang di pabrikasi.Lilitan-
lilitan sama halnya dengan lilitan stator
dari generator sinkron, diletakkan dalam
alur stator yang terpisah 120 derajat.
Lilitan fasa ini bisa tersambung delta Gambar 2.4. Konstruksi Rotor Motor
ataupun bintang. Gambar 2.3 Induksi Rotor Sangkar
menunjukkan konstruksi dari stator. Batang rotor dan cincin ujung
motor sangkar tupai yang lebih kecil
adalah coran tembaga atau aluminium
dalam satu lempengan pada inti rotor.
Dalam motor yang lebih besar, batang
rotor tidak dicor melainkan dibenamakan

Gambar 2.3. Komponen Stator Motor ke dalam alur rotor dan kemudian dilas

Induksi Tiga Fasa dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor

1.1.2 Rotor motor sangkar tupai tidak selalu

Rotor dari motor sangkar tupai ditempatkan paralel terhadap poros motor

adalah konstruksi dari inti berlapis tetapi kerap kali di miringkan. Hal ini

dengan konduktor dipasang paralel menghasilkan torka yang lebih seragam

dengan poros dan mengelilingi dan juga mengurangi derau dengung

permungkaan inti. Konduktornya tidak magnet sewaktu motor sedang berkerja.

terisolasi dari inti karena arus rotor secara


28 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
3. METODE PENELITIAN inipenulis hanya membahas keluaran
Penelitian ini menggunakan kecepatan dan arus input dari
metode simulasi, dimana simulasi ini motor.Singel Line Diagram merupakan
menggunakan program Simulink yang diagram satu garis dari keseluruhan
ada di matlab (Sendro, Parisro. 2011). rangkaian yang dapat dilihat pada gambar
Adapun data-data penunjang simulasi 3.2
yaitu parameter motor induksi tiga fasa
diperoleh dengan cara pengamatan
langsung (melalui suatu percobaan) di
Laboratorium Mesin-Mesin Listrik
Program Studi Teknik Elektro UMSU.

3.2 Blog Diagram dan Single Line Gambar 3.2 Singel Line Diagram
Diagram Analisa Pengaruh Jatuh Tegangan
Blok diagram merupakan Terhadap Kerja Motor Induksi Tiga Fasa
pemahaman secara keseluruhan atau 3.3 Data Motor Induksi dan
secara garisbesar, untuk melihat susunan Sumber Tiga Fasa
dari blok diagram dari rangkaian dapat A. Data Motor Induksi
dilihat pada gambar 3.1 Data dari motor induksi dapat kita
lihat dari nameplate yang tertera di body
motor tersebut. Spesifikasi dari motor
induksi squirrel-cage terdapat dibawah
ini :
Gambar 3.1 Blok Diagram Analisa
Motor induksi tiga fasa, dengan
Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kerja
spesifikasi :
Motor Induksi Tiga Fasa
Daya : 7,5 HP (5,5 Kw)
Fasa :3
Sumber AC merupakan penyuplai
Hubungan : Y/Δ 660/380
tegangan ke motor yang
Frekuensi : 50 Hz
merupakanbagian utama dan mempunyai
Faktor kerja : 0,84
nilai parameter-parameter dan spesifikasi
Arus : 11,6/6,4 A
darimotor itu sendiri. Motor tersebut akan
Rotor : squirrel-cage
mempunyai keluaran, pada tugas akhir

Pengaruh Jatuh Tegangan..... 29


Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

Nr ` : 1450 rpm jatuh tegangan terhadap kerja motor


P :4 induksi ialah sebagai berikut :

Gambar 3.3 Nameplate motor induksi 3


fasa

3.4 Bagan Alir Simulasi


Langkah-langkah simulasi dapat
kita lihat dari bagan alir dibawah ini: Gambar 3.5 Rangkaian Simulasi Pada
Simulink

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengukuran menggunakan teknik
modulasi M-PSK dengan nilai M Aray 4,
8, dan 16. Pengukuran dilakukan dengan
mengubah jarak antara node pengirim
dan penerima untuk mendapatkan nilai
Bit Error Rate (BER). Jarak antar node
pengirim dan penerima diubah mulai
dari 1 meter sampai 6 meter. Jumlah bit
yang dikirim adalah 30000 bit. Nilai
Tx_BB1= 1, Tx_Rf = 30, Rx_BB = 10,
dan Rx_Rf = 1. Jika nilai Tx_BB = 1 dan
Tx_Rf = 30 maka daya yang
dipancarkan adalah -25,1558 dBm,
didapat dari datasheet WARP. Hasil
Gambar 3.4 Rangkaian alur penelitian
pengukuran BER dengan mengubah
3.5 Rangkaian Simulasi Pada jarak antar node pengirim dan penerima
Simulink Matlab di lingkungan indoor ditunjukkan Tabel
Rangkaian simulasi pada 2 dan Gambar 14.
Simulink untuk menganalisa pengaruh
30 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
Berdasarkan Tabel 2, pada jarak 1 0 0 0
antar node pengirim dan penerima 1 2 0 0 0
meter hasil BER untuk teknik modulasi 3 0 0 2.2 10-3
4-PSK, 8-PSK, dan 16-PSK adalah 0.
4 0 0 1.77 10-2
Hal ini terjadi karena jarak antar node
dekat dan tidak ada hambatan dalam 5 0 9.5 10-3 8.39 10-2

propagasi sinyal sehingga noise yang ada 4.61 10-3 4.41 10-2 1.10 10-1
6
kecil dan tidak mempengaruhi
pengiriman informasi. Kemudian, jarak
Pada jarak 4 meter, nilai BER 16-
diubah menjadi 2 meter. Pada jarak 2
PSK semakin tinggi dibandingkan pada
meter, nilai BER dari ketiga M-aray
jarak 3 meter yaitu 1.77×10-2. Hal ini
pada modulasi PSK tetap bernilai 0. Hal
dikarenakan jarak node yang semakin
ini dikarenakan seperti pada jarak 1
jauh akan meningkatkan noise yang ada
meter. Jarak kemudian diubah menjadi 3
sehingga nilai BER pun akan semakin
meter. Pada jarak 3 meter nilai BER
besar. Pada teknik modulasi 4-PSK dan
pada teknik modulasi 16-PSK sudah
8-PSK noise yang ada masih tidak
berubah menjadi 2.2×10-3. Hal ini karena
mempengaruhi pengiriman informasi.
16-PSK memiliki euclidean distance
Pada jarak 5 meter, nilai BER 8-PSK
pada diagram constelasi yang kecil
adalah 9.5×10-3 dan nilai BER 16-PSK
dibandingkan 8-PSK dan 4-PSK,
adalah 8.39×10-2. Nilai BER untuk 4-
sehingga mudah dipengaruhi noise. Pada
PSK masih tetap bernilai 0. Hal ini
teknik modulasi 16-PSK dengan jarak 3
karena 8-PSK memiliki euclidean
meter, informasi yang dikirim sudah
distance yang kecil dibandingkan 4-PSK
dipengaruhi noise yang ditimbulkan oleh
tetapi lebih besar daripada 16-PSK,
lingkungan. Jarak kemudian diubah
sehingga 8-PSK mudah di pengaruhi
menjadi 4 meter.
noise dibanding 4-PSK tetapi jika
dibandingkan dengan 16-PSK, 8-PSK
Tabel 2. BER terhadap Jarak pada
lebih tahan terhadap noise. Pada jarak 6
Lingkungan Indoor Teknik Modulasi M-
meter, nilai BER pada 4-PSK adalah
PSK
4.61×10-3, 8-PSK adalah 4.41×10-2, dan
Jarak Bit Error Rate (BER)
16-PSK adalah 1.10×10-1. Hal ini
(m) 4-PSK 8-PSK 16-PSK
dikarenakan euclidean distance pada

Pengaruh Jatuh Tegangan..... 31


Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

constelasi yang mempengaruhi pancar yang tetap. Hal ini dipengaruhi


ketahanan setiap level teknik modulasi oleh jarak antar pengirim dan penerima
terhadap noise dan jumlah noise yang yang semakin jauh, maka noise yang ada
semakin banyak karena jarak antar node juga akan semakin besar, serta daya yang
yang lebih jauh juga. diterima di penerima semakin kecil,
Data pada Tabel 2 disajikan sehingga nilai BER akan semakin besar.
dalam bentuk grafik BER fungsi jarak Nilai BER berbanding lurus dengan
pada lingkungan indoor untuk teknik jarak antar node.
0
modulasi M-PSK seperti pada Gambar 10

14. Pada grafik BER fungsi jarak pada -1


10

lingkungan indoor teknik modulasi M-

Bit Error Rate


-2
10

PSK terlihat grafik 16-PSK pada jarak 5


-3
meter ke 6 meter kenaikan nilai BER 10

tidak terlalu signifikan yaitu dari -4


10
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6

8.39×10-2 ke 1.1045×10-1. Implementasi


Jarak (m)
4-PSK 8-PSK 16-PSK

sistem komunikasi SISO dengan teknik Gambar 14. Grafik BER Fungsi Jarak
modulasi 4-PSK lebih baik daripada 8- pada Lingkungan Indoor Teknik
PSK, dan 16-PSK. Misalnya pada saat Modulasi M-PSK
jarak antar node pengirim dan penerima Hasil pengukuran BER dengan
sebesar 5 meter, pada sistem komunikasi mengubah jarak antar node pengirim dan
SISO dengan teknik modulasi 4-PSK penerima di lingkungan outdoor
nilai BER sebesar 0 sedangkan 8-PSK ditunjukkan Tabel 3 dan Gambar 15.
-3
nilai BER sebesar 9.5×10 , dan 16-PSK Berdasarkan Tabel 3, pada jarak antar
-2
nilai BER sebesar 8.39×10 . Pada jarak node pengirim dan penerima 1 meter
6 meter, BER teknik modulasi 4-PSK hasil BER untuk teknik modulasi 4-PSK,
-3
sebesar 4.614×10 , sedangkan BER 8-PSK, dan 16-PSK adalah 0. Hal ini
-2
untuk 8-PSK sebesar 4.41×10 dan 16- terjadi karena jarak antar node dekat dan
-1
PSK sebesar 1.10×10 . Grafik BER tidak ada hambatan dalam propagasi
fungsi jarak pada lingkungan indoor sinyal sehingga noise yang ada kecil dan
teknik modulasi M-PSK menunjukkan tidak mempengaruhi pengiriman
bahwa nilai BER semakin besar dengan informasi. Kemudian, jarak diubah
bertambahnya jarak antara node menjadi 2 meter. Pada jarak 2 meter,
pengirim dan penerima untuk daya nilai BER dari ketiga M-ary pada

32 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
modulasi PSK tetap bernilai 0. Hal ini dibandingkan dengan 16-PSK, 8-PSK
dikarenakan seperti pada jarak 1 meter. lebih tahan terhadap noise. Pada jarak 6
Jarak kemudian di ubah menjadi 3 meter. meter, nilai BER pada 4-PSK adalah 0,
Pada jarak 3 meter nilai BER pada 8-PSK adalah 3.33×10-2, dan 16-PSK
teknik modulasi 16-PSK sudah berubah adalah 9.34×10-2. Hal ini dikarenakan
menjadi 5.59×10-4. Hal ini karena 16- euclidean distance pada constelasi yang
PSK memiliki euclidean distance pada mempengaruhi ketahanan setiap level
diagram constelasi yang kecil teknik modulasi terhadap noise dan
dibandingkan 8-PSK dan 4-PSK, jumlah noise yang semakin banyak
sehingga mudah dipengaruhi noise. Pada karena jarak antar node yang lebih jauh
teknik modulasi 16-PSK dengan jarak 3 juga.
meter, informasi yang dikirim sudah Tabel 3. BER terhadap Jarak pada
Lingkungan Outdoor Teknik Modulasi
dipengaruhi noise yang ditimbulkan oleh
M-PSK
lingkungan. Jarak kemudian diubah Jarak Bit Error Rate (BER)
menjadi 4 meter. (m) 4-PSK 8-PSK 16-PSK
Pada jarak 4 meter, nilai BER 16- 1 0 0 0
PSK semakin tinggi dibandingkan pada 2 0 0 0
jarak 3 meter yaitu 7.8×10-3. Hal ini 3 0 0 5.59 10-4
dikarenakan jarak node yang semakin 4 0 0 7.8 10-3
jauh akan meningkatkan noise yang ada
5 0 3.08 10-3 6.61 10-2
sehingga nilai BER pun akan semakin
besar. Pada teknik modulasi 4-PSK dan 6 0 3.33 10-2 9.34 10-2

8-PSK noise yang ada masih tidak 7 1.93 10-3 2.5 10-1 2.95 10-1
mempengaruhi pengiriman informasi.
8 2.02 10-2 2.61 10-1 3.21 10-1
Pada jarak 5 meter, nilai BER 8-PSK
9 2.23 10-1 2.83 10-1 3.71 10-1
adalah 3.08×10-3 dan nilai BER 16-PSK
adalah 6.61×10-2. Nilai BER untuk 4- 10 2.47 10-1 3.26 10-1 3.93 10-1
PSK masih tetap bernilai 0. Hal ini
karena 8-PSK memiliki euclidean Jarak 7 meter, nilai BER pada 4-
distance yang kecil dibandingkan 4-PSK PSK adalah 1.93×10-3, 8-PSK adalah
tetapi lebih besar daripada 16-PSK, 2.5×10-1, dan 16-PSK adalah 2.95×10-1.
sehingga 8-PSK mudah di pengaruhi Nilai BER ketiga level modulasi PSK
noise dibanding 4-PSK tetapi jika
Pengaruh Jatuh Tegangan..... 33
Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

naik dibandingkan saat jarak 6 meter. sebesar 3.08×10-3, dan 16-PSK nilai
Hal ini juga dikarenakan jumlah noise BER sebesar 6.61×10-2.
yang semakin banyak akibat 0
10
Bit error Rate (PSK) Vs Jarak

pertambahan jarak antar node. -1


10

Kemudian, jarak diubah menjadi 8 -2

Bit Error Rate


10

meter. Pada jarak 8 meter, nilai BER -3


10

pada 4-PSK adalah 2.02×10-2, 8-PSK -4


10
-1
adalah 2.61×10 , dan 16-PSK adalah -5
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
3.21×10 . Hal ini juga dikarenakan QPSK
Jarak (Meter)
8-PSK 16PSK

jumlah noise antar node. Pada jarak 9


Gambar 15. Grafik BER Fungsi Jarak
meter, nilai BER pada 4-PSK adalah
pada Lingkungan Outdoor Teknik
2.23×10-1, 8-PSK adalah 2.83×10-1, dan
Modulasi M-PSK
16-PSK adalah 3.71×10-1. Pada jarak 10
Pada jarak 6 meter, BER teknik
meter, nilai BER pada 4-PSK adalah
modulasi 4-PSK sebesar 0, sedangkan
2.47×10-1, 8-PSK adalah 3.26×10-1, dan
-1 BER untuk 8-PSK sebesar 3.33×10-2,
16-PSK adalah 3.93×10 . Nilai BER
dan 16-PSK sebesar 9.3×10-2. Pada jarak
untuk setiap level modulasi selalu naik
7 meter, BER teknik modulasi 4-PSK
karena jumlah noise yang semakin
sebesar 1.93×10-3, sedangkan BER untuk
banyak akibat pertambahan jarak antar
8-PSK sebesar 2.5×10-1, dan 16-PSK
node.
sebesar 2.95×10-1. Grafik BER fungsi
Data pada Tabel 3 disajikan
jarak pada lingkungan outdoor teknik
dalam bentuk grafik BER fungsi jarak
modulasi M-PSK menunjukkan bahwa
pada lingkungan outdoor untuk teknik
nilai BER semakin besar terhadap
modulasi M-PSK seperti pada Gambar
bertambahnya jarak antara node
15. Implementasi sistem komunikasi
pengirim dan penerima untuk daya
SISO dengan teknik modulasi 4-PSK
pancar yang tetap. Hal ini dipengaruhi
lebih baik daripada 8-PSK dan 16-PSK.
oleh jarak antar pengirim dan penerima
Misalnya pada saat jarak antar node
yang semakin jauh, maka noise yang ada
pengirim dan penerima sebesar 5 meter,
juga akan semakin besar, serta daya yang
pada sistem komunikasi SISO dengan
diterima di penerima semakin kecil,
teknik modulasi 4-PSK nilai BER
sehingga nilai BER akan semakin besar.
sebesar 0 sedangkan 8-PSK nilai BER

34 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
Nilai BER berbanding lurus dengan multipath pada saat pengiriman, jadi
jarak antar node. nilai BER saat pengukuran di
Nilai BER yang ditunjukkan lingkungan outdoor lebih kecil
melalui tabel 3 dan 4 maupun Gambar dibandingkan saat pengukuran di
14 dan 15, dapat diambil kesimpulan lingkungan indoor.
bahwa kinerja sistem komunikasi SISO
di lingkungan outdoor lebih baik 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
daripada di lingkungan indoor. Hal ini Analisa Data Hasil Simulasi
ditunjukkan pada Gambar 16. Analisa ini bertujuan untuk
0
Bit error Rate (PSK) Vs Jarak
10
mengetahui seberapa besar pengaruh
-1
10

-2
jatuh tegangan terhadap slip, daya output,
Bit Error Rate

10

-3
10 rugi-rugi dan efisiensi motor induksi tiga
fasa dan analisa ini dilakukan pada setiap
-4
10

-5
10
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6

QPSK In 8-PSK In
Jarak (Meter)
16PSK In QPSK Out 8-PSK Out 16-PSK Out
beban.
Beban 4 N-m
Gambar 16. Grafik BER Fungsi Jarak
1) Pada 0 % (sesuai data tabel 3.2)
dengan Teknik Modulasi PSK pada
a) Berdasarkan pers. 2.1 Kecepatan
Lingkungan Indoor dan Outdoor
medan putar statorialah
Pada Gambar 16 terlihat bahwa
Ns =
nilai BER di lingkungan outdoor
selalu dibawah nilai BER di Ns = = 1500 rpm

lingkungan indoor untuk semua b) Berdasarkan pers. 2.5 besar Slip


adalah:
tingkatan level (M Aray). Hal ini
S (%) = x 100 %
dikarenakan lingkungan indoor banyak 48
S (%) = x 100 % =3,27 %
terdapat barang yang berada di sekitar
node pengirim dan penerima dengan c) Berdasarkan pers. 2.11 jika diturunkan
jarak yang cukup dekat, sehingga akan maka besar Rugi-rugi adalah :
menimbulkan multipath sinyal yang Prugi = Tb x

mempengaruhi pengiriman informasi. =

Sedangkan, pada lingkungan outdoor, = =


disekitar node pengirim dan penerima
151,86
tidak terdapat barang sehingga, Prugi = 4 x 151,86= 607,45watt
memungkinkan sedikit terdapat

Pengaruh Jatuh Tegangan..... 35


Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

d) Berdasarkan Pers. 2.31 besar Daya S (%) = x 100 %


outputialah :
S (%) = x 100 % =
Pout = Pin - Prugi
Pout = 5520- 607,45=4912,56watt 3,30%
e) Berdasarkan pers. 2.43 besar Efisiensi : c) Rugi-rugi
η (%) = x 100 % Prugi = Tb x
=
η (%) = x 100 % = 88,99 %
= =
2) Pada 2 % (sesuai data tabel 3.2)
151,82
a) Kecepatan medan putar stator Prugi = 4 x 151,82 = 607,27 watt
Ns = d) Daya Output
Ns = = 1500 rpm Pout = Pin - Prugi
Pout = 5200 -607,27=
b) Slip
S (%) = x 100 % 4592,72watt
e) Efisiensi
S (%) = x 100 % =
η (%) = x 100 %
3,29%
η (%) = x 100 % = 88,32 %
c) Rugi-rugi
Prugi = Tb x
4) Pada 6 % (sesuai data tabel 3.2)
=
a) Kecepatan medan putar stator
= = Ns =
151,84 Ns = = 1500 rpm
Prugi = 4 x 151,84 = 607,37watt%
b) Slip
e) Efisiensi
S (%) = x 100 %
η (%) = x 100 %
S (%) = x 100 % =
η (%) = x 100 % = 88,65 %
3,32%
3) Pada 4 % (sesuai data tabel 3.2) c) Rugi-rugi
a) Kecepatan medan putar stator Prugi = Tb x
Ns = =

Ns = = 1500 rpm = =
b) Slip 151,79

36 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
Prugi = 4 x 151,79= 607,18 watt
Untuk lebih mempermudah
d) Daya Output
melihat hasil analisa perhitungan slip,
Pout = Pin - Prugi
daya output, rugi-rugi dan effisiensi
Pout = 5038 -607,18=
motor ketika terjadi jatuh tegangan maka
4430.82watt
dibuat tabel hasil di bawah ini :
e) Efisiensi
5.1 Grafik Hubungan Terhadap Jatuh
η (%) = x 100 %
Tegangan Pada Masing-
η (%) = x 100 % = 87,95 % MasingBeban
Dari hasil simulasi dan analisa
5) Pada 8 % (sesuai data tabel 3.2) yang tercatat di tabel, maka kita dapat
a) Kecepatan medan putar stator membuat grafik antara daya input, arus
Ns = input,kecepatan putar,daya output, slip,
Ns = = 1500 rpm rugi-rugi dan efisiensi

b) Slip Hubungan antara daya input dengan

S (%) = x 100 %
jatuh tegangan pada masing-masing
beban
S (%) = x 100 % =

3,33%
c) Rugi-rugi
Prugi = Tb x
=

= =

151,77
Prugi = 4 x 151,77 = 607,07 watt Gambar 4.1.Grafik Jatuh Tegangan
d) Daya Output Terhadap Daya Input Motor
Pout = Pin - Prugi
Pout = 4871 - Berdasarkan gambar 4.1.jatuh

607,07=4263,93watt tegangan terhadap motor induksi tiga fasa


e) Efisiensi dapat mempengaruhi daya input motor

η (%) = x 100 % induksi tiga fasa, seperti untuk beban 4


Nm dengan jatuh tegangan sebesar 0 %
η (%) = x 100 % = 87,53 %
daya input motor induksi tiga fasa

Pengaruh Jatuh Tegangan..... 37


Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

sebesar5540watt dan jatuh tegangan tiga fasa sebesar 6,35 ampere dan jatuh
sebesar 8 % daya input motor induksi tiga tegangan jala-jala sebesar 8 % arus input
fasasebesar 4936 watt dengan artian motorinduksi tiga fasa sebesar 6,94
semakin besar jatuh tegangan maka daya ampere dengan artian semakin besar jatuh
inputmotor induksi tiga fasa akan tegangan maka arus input motor induksi
semakin berkurang, berarti terdapat tiga fasa akan semakin besar, berarti
hubungan berbanding terbalik antara terdapat hubungan berbanding lurus
jatuh tegangan jala-jala dengan daya antara jatuh tegangan jala-jala dengan
input motor induksi tiga fasa. arus input motor induksi tiga fasa seperti
Bertambahnya beban juga mempengaruhi ditunjukkan pada gambar 4.2. Untuk
daya input seperti terlihat pada grafik, beban yang semakin besar maka arus
semakin bertambah beban membuat daya input motor induksi tiga fasa yang
input semakin besar, dengan itu besarnya diperlukan semakinbesar juga. Berarti
beban berbanding lurus dengan besar terdapat hubungan berbanding lurus
daya input. antara beban dengan arusinput motor
Hubungan antara arus input dengan induksi tiga fasa.
jatuh tegangan pada masing-masing Hubungan antara rugi-rugi daya
beban dengan jatuh tegangan pada masing-
masing beban

Gambar 4.2. Grafik Jatuh Tegangan


Terhadap Arus Input Motor
Gambar 4.6 Grafik Jatuh Tegangan
Berdasarkan gambar 4.2 jatuh Terhadap Rugi-Rugi Daya
tegangan terhadap motor induksi tiga
Berdasarkan gambar 4.6, jatuh
fasadapat mempengaruhi arus input
tegangan terhadap motor induksi tiga
motor induksi tiga fasa, seperti untuk
fasadapat mempengaruhi rugi-rugi motor
beban 5 Nm dengan jatuh tegangan jala-
induksi tiga fasa, seperti untuk beban 6
jala sebesar 0 % arus input motor induksi

38 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
N-m dengan jatuh tegangan jala-jala Berdasarkan gambar 4.7, jatuh
sebesar 0 % rugi-rugi motor induksi tiga tegangan terhadap motor induksi tiga
fasa sebesar 606,42 watt dan jatuh fasadapat mempengaruhi efisiensi motor
tegangan sebesar 8 % rugi-rugi motor induksi tiga fasa, seperti untuk beban 4
induksi tiga fasa sebesar 605,82 watt N-m dengan jatuh tegangan sebesar 0
dengan artian semakin besar jatuh % efisiensi motor induksi tiga fasa
tegangan maka rugi-rugi motor induksi sebesar 88,99% dan jatuh tegangan
tiga fasa akan semakin kecil, berarti sebesar 8 % efisiensi motor induksi tiga
terdapat hubungan berbanding terbalik fasa sebesar 87,53% dengan artian
antara jatuh tegangan dengan rugi-rugi semakin besar jatuh tegangan maka
motor induksi tiga fasa seperti efisiensi motor induksi tiga fasa akan
ditunjukkan pada gambar 4.6. Untuk semakin kecil, berarti terdapat hubungan
beban yang semakin besar maka rugirugi berbanding terbalik antara jatuh tegangan
motor induksi tiga fasa akan semakin dengan efisiensi motor induksi tiga fasa.
kecil, berarti terdapat Bertambahnya beban membuat effisiensi
hubunganberbanding terbalik antara motor semakin tinggi, dengan artian besar
beban dengan rugi motor induksi tiga beban berbanding lurus dengan effisiensi
fasa. motor.
Hubungan antara effisiensi motor 6. PENUTUP
dengan jatuh tegangan pada masing- Kesimpulan
masing beban Dari hasil simulasi dan analisa
data, maka penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Arus, tegangan dan beban pada motor
induksi saling berhubungan, seperti
yang terlihat pada gambar 4.2. Pada
beban 5 N-m saat jatuh tegangan 0 %
arus input motor induksi tiga fasa
sebesar 6,35 A dan jatuh tegangan
Gambar 4.7.Grafik Jatuh Tegangan jala-jala sebesar 8 % arus input
Terhadap Effisiensi Motor motorinduksi tiga fasa sebesar 6,94
Adan pada beban 6 N-m saat jatuh
tegangan 0 % arus input motor sebesar
Pengaruh Jatuh Tegangan..... 39
Media Elektrika, Vol. 9, No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451

6,48 A dan saat jatuh tegangan 8 % effisiensi ialah 89,99 % dan saat jatuh
arus input motor sebesar 7,03. Dengan tegangan 8 % besar effisiensi adalah
kata lain, jatuh tegangan dan 87,71 %. Hasil ini membuktikan
bertambahnya beban membuat arus bahwa jatuh tegangan membuat
motor induksi semakin besar. effisiensi motor induksi tiga fasa
2. Jatuh tegangan dan beban juga menjadi semakin kecil, tetapi lain
berpengaruh pada besarnya kecepatan halnya dengan beban semakin besar
putar motor induksi, terlihat pada beban membuat effisiensi motor
gambar 4.3, ketika beban sebesar 5 N- semakin baik.
m saat jatuh tegangan 0 % kecepatan Saran
putar motor sebesar 1449,67 rpm dan Untuk mendapatkan tegangan yang ideal
saat jatuh tegangan 8 % kecepatan pada motor induksi tiga fasa maka
putar motor sebesar 1448,52 rpm. diperlukan pemasangan AVR (Automatic
Sedangkan ketika beban dinaikkan Voltage Regulator) pada sisi masukan
menjadi 6 N-m pada saat jatuh tegangan.
tegangan 0 % besar kecepatan putar 7. DAFTAR PUSTAKA
motor ialah 1448,46 rpm dan saat Prasetyo, Eko. 2009. ”Analisis Pengaruh
jatuh tegangan 8 % besar kecepatan Jatuh Tegangan Jala-Jala
putar motor ialah 1447,03 rpm. Maka Terhadap Unjuk Kerja Motor
dapat disimpulkan bahwa jatuh Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar
tegangan dan bertambahnya beban Tupai” . Medan : Repository
pada motor induksi membuat putaran USU.
motor melambat atau berkurang. M. Arfan Saputra, Syamsul Amien. 2014.
3. Jatuh tegangan dan bertambahnya “Analisis Pengaruh Jatuh
beban juga mempengaruhi effisiensi Tegangan Terhadap Kinerja
motor induksi tiga fasa. Gambar 4.7 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor
membuktikannya, ketika beban Belitan”. Medan : DTE FT USU
sebesar 4 N-m saat jatuh tegangan 0 % Agung Khairi, Syamsul Amien. 2014.
besar effisiensi motor sebesar 88,99 % “Analisis Pengaruh Jatuh
sedangkan saat jatuh tegangan 8 % Tegangan Terhadap Torsi Dan
besar effisiensi menjadi 87,53 %, dan Putaran Pada Motor Arus Searah
ketika beban dinaikkan menjadi 5 N-m Penguatan Shunt”, Medan :
saat jatuh tegangan 0 % besar Repository USU

40 Partaonan Harahap
Media Elektrika, Vol. 9 No. 2, Desember 2016 ISSN 1979-7451
Antonov, Yeni Oktariani. 2004. Studi
Pengaruh Torsi Beban Terhadap
Kinerja Motor Induksi Tiga Fase,
Jurnal Teknik Elektro, Institut
Teknologi Padang.
Sendro, Parisro. 2011. ”Analisa
Pengaruh Jatuh Tegangan
Terhadap Kerja Motor Induksi
Tiga Fasa Menggunakan
Matlab”. Medan : Repository
USU.
Zein, Muhammad. 2015. “Analisis
Pengaruh Tegangan Tidak
Seimbang Terhadap Temperatur
Motor Induksi Tiga Phasa”,
Medan : Repository USU.
Irpan Rosidi Tanjung, Surya Tarmizi
Kasim. 2015. “Analisis Pengaruh
Jatuh Tegangan Terhadap
Kinerja Motor Arus Searah
Kompon” Medan : DTE FT USU
Firdaus, Ahmad Riyad . “Pengenalan
Simulink” Modul Praktikum.
Politeknik Batam

Pengaruh Jatuh Tegangan..... 41

Anda mungkin juga menyukai