Anda di halaman 1dari 24

Hak cipta JELAS TIDAK dilindungi oleh Undang-Undang.

Namun TETAP harus ada


Guide Book Penghargaan dan penghormatan setinggi2nya
terhadap keaslian

BEDAH FK UNSRI
semua gambar, table, grafik, diagram, teks dalam buku ini
yang berasal dari berbagai sumber kepustakaan lainnya.

Diktat ini BEBAS diperbanyak


Sejauh hanya digunakan untuk keperluan belajar
Dengan syarat nama-nama kami tidak dihapus.
My Book :

a|vÉ „ ixÜw| „ V|Ñàt „ Tzâá „ Yt{Å| @ câàâ


\Üvt „ câàÜ| „ e|t „ câáÑt @ XÜàç

Wxw|vtàxw yÉÜ à{x axåà ZxÇxÜtà|ÉÇ

Penyusun
Guide Book BEDAH FK UNSRI
G- Ev 2006, G-Ev, Palembang, Indonesia
Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya ISBN NO : 04-0131-000-33

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 1
Kenang-kenangan kecil
Untuk teman-teman yang terbaik,
Koas FK UNSRI
Kami berharap ada yang mengkoreksi dan
Pengetahuan dan kemampuan tak pernah sempurna.
Keterampilan dan rasa percaya diri dibangun melalui pengalaman – menambah catatan dalam guide book ini.
yang penuh keraguan maupun yang memalukan.
Ibarat pemain tenis atau pengendara mobil, orang harus berlatih sampai terampil. Silahkan tambahkan nama teman-teman
Tetapi, ada yang berbeda di kedokteran: orang berlatih dengan manusia! sekalian.
(Atul Gawande) Namun kami berharap agar tidak ada yang
menghapus nama kami dari guide book ini.
Karena seluruh jenis guide book dibuat oleh
G-EV. Jadi tolong hargai hasil karya
kami. Karena Guide book merupakan
kenangan terindah dari teman-teman terbaik
Palembang, Indonesia, 2006
yang pernah ada. Terimakasih.

[ÉÜÅtà|Ät{ áxà|tÑ ~x{|wâÑtÇ átÅÑt| t~{|Ü {|wâÑÅâA


“Hari ini kita melakukan apa yang tidak dilakukan orang lain,
Hari esok kita menerima apa yang tidak diterima orang lain”

Catatan Tambahan Ilmu Bedah buat koas FK UNSRI


ISBN POUND
2006,G-11, Palembang, Indonesia

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 2
GLASGOW COMA SCALE (GCS) Luka
Respon buka mata (E) Luka adalah suatu keadaan dimana terputusnya hubungan anatomi
4 = spontan normal suatu jaringan.
3 = dengan perintah
2 = dengan rangsang nyeri Jenis Luka
1 = tidak ada reaksi Luka tertutup (closed wound)
a. Luka memar (vulnus contusum)
Respon motorik terbaik (M) b. Vulnus traumaticum
6 = mengikuti perintah
5 = melokalisir nyeri Luka terbuka (open wound)
4 = menghindari nyeri a. Vulnus excoratio (luka lecet)
3 = fleksi abnormal (dekortikasi) b. Vulnus scissum/ incisivum (luka sayat)
2 = ekstensi abnormal (deserebrasi) c. Vulnus laceratum (luka robek)
1 = tidak ada gerakan (flasid) d. Vulnus punctum (luka tusuk)
e. Vulnus caesum (luka potong)
Respon verbal (V) f. Vulnus sclopetorum (luka tembak)
5 = orientasi baik dan sesuai g. Vulnus morsum (luka gigit) : felis/canis
4 = disorientasi tempat dan waktu/ bingung
3 = kata-kata tidak teratur Fase penyembuhan luka :
2 = mengerang/ suara tidak jelas I. Inflamasi
1 = tidak ada suara Proses : reaksi radang
Gejala dan tanda : dolor, rubor, kalor, tumor
Nilai GCS = ExMyVz, nilai terbaik = 15, nilai terburuk = 3 II. Proliferasi
Proses : regenerasi/fibroplasia
Klasifikasi beratnya cidera kepala : Gejala dan tanda : jaringan granulasi
[ Ringan : GCS 14 – 15 III. Remodelling
[ Sedang : GCS 9 – 13 Proses : pematangan dan perupaan
[ Berat : GCS 3 – 8 Gejala dan tanda : jaringan parut/ fibrosis

Adapted from ATLS, page 206


Adapted from Bedah Minor, De Jong

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 3
Regio
STATUS BEDAH
Regio frontalis
Regio parietalis
Regio temporal DOKTER JAGA : KO ASS JAGA :
Regio oksipital TGL : PKL :
Regio auricular
Regio orbita AUTO/ ALLO ANAMNESA
Regio nasal KU :
Regio zygomatica RPP :
Regio maxilla
Regio oral PEMERIKSAAN FISIK
Regio mandibula
Regio colli anterior
Regio nuchae
Regio shoulder joint
Regio thorax
Regio abdomen
Regio pelvis
Flank area :
- atas = arcus costae
- bawah = SIAS
- belakang = linea axillaries posterior
- depan = linea axilaris anterior

Regio lumbal PEMERIKSAAN RADIOLOGI


Regio glutea
Ektremitas atas :
Regio brachii, Regio cubiti/elbow joint, Regio antebrachii, wrist joint, LABORATORIUM/PEMERIKSAAN LAIN
Regio manus
Ekstremitas bawah :
Regio femur, Regio genu, Regio poplitea, Regio cruris, Regio ankle DIAGNOSA KERJA :
joint, Regio pedis
PENGOBATAN/TINDAKAN: PARAF/TANDA TANGAN DOKTER
Rontgen :
Rö cranium AP/Lateral, Rö Cervical Lateral, Rö Shoulder joint AP, Rö Thorax
AP, Rö Abdomen 3 posisi (BNO), Rö Pelvis AP/oblique, Rö Ekstremitas _______________
AP/Lateral. NAMA TERANG

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 4
Nyanyian Status Trauma
Pada pemeriksaan fisik :
Konsul Anestesi Survey Primer :
A : baik/ngorok
Kepada Yth.
B : RR = … x/menit
TS bagian Anestesi C : TD = … mmHg
Dengan hormat, N = … x/menit
Mohon konsul evaluasi dan toleransi obat-obatan anestesi atas D : GCS ExMyVz = …, pupil isokor/anisokor, RC -/-
pasien (nama)/ (umur)/ (jenis kelamin) dengan D/ … (catatan : D hanya dibuat pada trauma kapitis)
Atas bantuan dan kerjasamanya, BTK.
Survey Sekunder :
Hormat kami Regio …
I : tampak luka … ukuran … cm.
( ) (kalau luka di banyak tempat, maka urutan menulis dari atas ke
bawah)
Konsul PDL/ Anak
Kepada Yth. Tiap memasukkan obat harus ditulis pada list control. Jika triple drug berarti :
TS bagian PDL / IKA Metronidazol, cefotaxime dan gentamisin.
Dengan hormat,
Mohon konsul cor dan pulmo atas pasien (nama)/ (umur)/ (jenis Status Non Trauma
kelamin) dengan D/ … Status generalis :
Atas bantuan dan kerjasamanya, BTK. RR = … x/menit
N = … x/menit
Hormat kami TD = … mmHg
Temp = … oC
( )
Status lokalis :
R/ abdomen :
I : datar/cembung/cekung, simetris/asimetris
P : NT ( ), defans ( ), lemas/tegamg
Laporan operasi : P : timpani
1. Operasi dimulai pada pukul … A : BU ( )
2. Penderita dalam posisi … dan dalam keadaan narkose umum
3. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi R/ thorax
dan sekitarnya dengan povidone iodine 10% I :…
4. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril P : tidak dilakukan
P :…
A :…

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 5
KUMPULAN STATUS C : TD
N
= 130/80 mmHg
= 90 x/menit
D : GCS E3M6V4 = 13, pupil isokor, RC +/+
1. Trauma capitis ringan tertutup GCS 14
KU : nyeri kepala setelah KLL Survey sekunder :
Regio frontoparietal
RPP : ± 4 jam SMRS motor yang dikendarai penderita bertabrakan
I : tampak luka robek ukuran 4 cm, hematom Ø 7 cm, deformitas (+).
dengan motor lain dari arah berlawanan. Penderita terjatuh dengan kepala
membentur aspal. KK (+), muntah (-), perdarahan THT (-).
Radiologi :
- CT Scan kepala
Survey primer :
A : baik - Rontgen cervical lateral
B : RR = 22 x/menit - Rontgen cranium AP/Lateral
C : TD = 140/90 mmHg Penatalaksanaan : O2 dengan face mask, IVFD, AB, AG, ATS.
N = 86 x/menit
D : GCS E3M6V5 = 14, pupil isokor, RC +/+ 3. Fraktur
KU : nyeri dan sulit menggerakkan tungkai kanan
Survey sekunder :
Regio frontal RPP : ± 3 jam SMRS motor yang dikendarai penderita bertabrakan
I : tampak luka robek yang sudah dijahit ukuran 3 cm dengan mobil dari arah berlawanan, penderita terjatuh dengan tungkai kanan
terhempas di aspal.
Regio mentalis
I : tampak luka lecet ukuran 4 cm. Survey primer :
A : baik
Penatalaksanaan : O2, IVFD, AB, AG, ATS. B : RR = 22 x/menit
C : TD = 90/60 mmHg
N = 134 x/menit
(segera lakukan resusitasi dengan 2 i.v line dan catheter urethrae)
2. Trauma capitis tertutup GCS 13
KU : penurunan kesadaran setelah KLL Survey sekunder :
RPP : ± 2 jam SMRS penderita terjatuh dari pohon rambutan dengan Regio femur dextra
ketinggian 4 meter dengan kepala penderita membentur benda keras. KK (-), I : tampak luka robek ukuran 3 cm, hematom Ø 4 cm, deformitas (+).
muntah (-), perdarahan THT (-). P : NVD baik, ROM aktif pasif terbatas

Survey primer : Regio patella dextra


A : baik I : tampak luka lecet ukuran 2 cm, deformitas (+)
B : RR = 24 x/menit P : NVD baik, ROM aktif pasif terbatas

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 6
Radiologi : Penatalaksanaan : O2, IVFD, AB, AG, ATS, pasang chest tube (darah 400
- Rontgen pelvis : fraktur dan dislokasi (-) cc, air bubble +, undulasi + )
- Rontgen femur dx AP/Lat: # femur 1/3 tengah comminutive + # condylus
medialis 5. Luka bakar
KU : luka bakar air panas
Diagnosis :
Fraktur femur 1/3 tengah dextra comminutive tertutup (3.2.C3) + Fraktur RPP : ± 6 jam SMRS penderita terjatuh ke dalam panci yang berisi air
condylus medialis femur dextra (3.3.B1) + fraktur patella dextra panas.
comminutive
Survey primer :
Penatalaksanaan : IVFD, AB, AG, ATS, debridement, imobilisasi fraktur A : baik
dengan back slab. B : RR = 32 x/menit
C :N = 102 x/menit
4. Luka tusuk Survey sekunder :
KU : luka tusuk di dada kiri Luka bakar grade II pada kepala 1%
RPP : ± 2 jam SMRS penderita ditusuk di dada kiri oleh seseorang, sesak Luka bakar thorax abdomen grade II 18%
nafas (+). Luka bakar pinggang grade II 13%
Luka bakar grade II bokong kanan kiri 1%
Survey primer : Luka bakar ekstr. atas ka/ki grade II 18%
A : baik Luka bakar ekstr. bawah ka/ki grade II 13%
B : RR = 30 x/menit TOTAL 54%
C : TD = 110/70 mmHg
N = 100 x/menit Laboratorium :
Hb : 12,6 gr%
Survey sekunder : Ht : 41 vol%
Regio thorax
I: tampak luka tusuk ukuran 1 cm pada linea axillaris sinistra setinggi ICS IV Diagnosa : Luka bakar (air panas) grade II 54 %
P: hipersonor pada hemithorax sinistra
A: vesikular menurun pada hemithorax sinistra Penatalaksanaan : IVFD, AB, AG, ATS, catether urethra

Radiologi :
Ro thorax AP : hemopneumothorax sinistra

Laboratorium :
Hb : 12 gr%

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 7
Status non trauma Status Lokalis
R Abdomen
1. Appendisitis akut I = Datar
KU : nyeri perut kanan bawah P = lemas, NT + kuadran ka bwh (punctum Proximum)
RPP : ± 2 hari SMRS penderita mengeluh nyeri perut kanan bawah. Sejak P = Tympani
A = BU + N
± 3 hari SMRS nyeri ulu hati, muntah (+), demam (+)
Lab = Leu

Vital sign : D/ : Appendisitis akut


RR = 24 x/menit P: - Perbaiki KU
TD = 130/80 mmHg - Psg NGT Rujuk
N = 90 x/menit - Lab (Leu, Leo)
T = 37,9 oC - AB

Status lokalis : ƒ Periappendikular infiltrat


Regio abdomen - Nyeri seluruh perut
I : datar, simetris - Teraba massa di ttk Mc Burney
P : NT (+) pada titik McBurney Appendisitis sdh dibungkus omentum
P : timpani
A : BU (+) N ƒ Jika sudah ada tanda peritonitis bagusin KU = dekompresi Æ Rujuk
- IURD
Laboratorium : - NGT Rujuk
Hb : 14,8 gr % - Kateter
Leu : 18.800/ mm3 - AB, lab lengkap untuk operasi

Penatalaksanaan : IVFD, AB, appendectomy Darah Rutin


- Hb
KU = nyeri perut kanan bawah - LED
RPP = ± 2hr SMRS penderita mengeluh nyeri perut kanan bawah. - Leu
Demam+, muntah + - DC
- Thrombo
Status Generalis Tanya - CT
TD = 120/70 1. Dimana - RT
N = 81x 2. Brp lama
RR = 20 3. Muntah /tdk
T = 37.8 oC 4. Demam, mencret
5. Sudah berobat blum? IF get
k i

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 8
Kimia klinik Laboratorium
- SGOT Leukosit : 15.900/ mm3
- SGPT Ureum : 171 mg/dL
- Na, K Creatinin : 4,3 mg/dL
- Ureum
- Kreatinum Penatalaksanaan : IVFD, AB, pasang NGT dan kateter uretra

Jika ada nyeri klonik = KU = perut kembung


- Renal
Singkirkan salah satu RPP = ± 3hr SMRS penderita mengeluh perut kembung, mutah + ,BAB -
- Intestinal
, flatus - , kembung dulu baru muntah

R : Abdomen
2. Ileus obstruktif I = Cembung
KU : nyeri perut P = lemas, defans –
RPP : ± 3 hari SMRS penderita mengeluh nyeri perut dan kembung , P = Tympani
muntah (+), BAB (-). A = BU +

Vital sign : Jika Ileus letak rendah = kembung dulu baru muntah
TD = 120/80 mmHg Jika Ileus letak tinggi = kembung nny di bag atas
N = 88 x/menit Ileus Otrukif Æ peritonitis
RR = 20 x/menit
T = 36,7 oC Pemeriksaan Penunjang
Ro BNO 3 Posisi
Status lokalis : ™ Ileus Obstruktif
Regio abdomen - air fluid level = udara keluar dr colon & lambung krn…..
I : cembung ™ Peritonitis
P : lemas, NT (+) - free air ( udara di luar usus )
P : timpani Ad – Pd Ro lihat di sebelah ka bwh diafragma krn di kiri bisa tertipu dengan
A : BU (+) meningkat. lambung free air adalah tanda perforasi
- air fluid level
RT : ampula kollaps, tidak teraba massa
Radiologi : Syarat BNO (3 posisi) :
Rontgen abdomen 3 posisi : - supine
- distensi usus (+) - LLD
- air fluid level (+) - Half duduk
- free air (+)

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 9
3. Hernia HIR = Bisa masuk
KU = Benjolan kantong kemaluan kanan
RPP = ± 2thn SMRS pendeita mengeluh muncul benjolan sebesar di HIR = Tdk bisa msktp tdk nyeri
kantong kemaluan kanan yg dapat masuk kembali. + 4 hr SMRS benjolan tdk
dpt masuk kembali. BAB - , flatus - , muntah +
Sdh ada HII = Nyeri hingga timbul obstruksi +
Status Generalis ggn
TD = 110/70 pasase
N = 72 usus HIS = Nyeri terus tanda obtruksi +
RR = 19
T = 36.8 oC
Peritonitis
Status Lokalis
R/ Abdomen
I = Tampak cembung
P = NT - , defans maskular –
P = Tympani
A = BU

R/ scrotalis
I = Tampak berjalan sebesar telur bebek, batas atas tdk tegas
A = BU

Tes valsavah :
Pasien disuruh mengedan , dilihat apakah benjolan keluar ( pd Hireponibel)

Finger tip test :


Untuk tahu hernia iguinalis lateral atau medial . Masuk lewat bawah skrotum
(telunjuk), jika terasa ada lobang di ujung jari = lateral /indirek, lateral jari =
medial/direk

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 10
Catatan Pena : - Cara insisi
1. Aseptik Antiseptik
2. Anestesi ( bisa chlor etil bisa infiltrasi )
3. Insisi
Yang diperiksa pada RT : 4. Keluarkan pus
1. TSA 5. Pasang drain
2. Ampula (kosong/feses) 6. tutup luka dg perban(tdk dijahit)
3. Mukosa (licin/tidak) 7. AB
4. Prostat = terfixir/tdk (pd trauma) massa (susp.GPH)
5. Adakah darah,lendir
6. Apakah teraba massa ( CA Rekti) Trauma Pillar = luka tusuk perional
- Bersihkan luka
Cara memasang NGT : - Rawat terbuka (tdk perlu dijahit) krn ini adalah luka kotor
1. Ukur panjang dari glabela-umbilikus - Bersihkan luka dgn NaCl + Gentamicin 2 am scr rutin
2. jelly ke NGT 18 (8/10 untuk anak) - Luka kotor, jd saat debridement jgn lupa H2O2
3. posisi kita kranial pasien, suruh pasien menelan - Ingat harus lakukan RT, untuk tau apakah trauma menembus anus
4. kalo gak keluar cairan, cara ngecek dg semprot udara pake spait, cek - Jgn lupa beri AB dan AG
di lambung dgn stetoskop

Cara memasang Kateter : Fistel Perianal


1. Antiseptik - Bisul dekat anus yang tak sembuh
2. Pegang penis seperti pegang gelas - Terapi hanya operasi
3. Semprot jelly ,cewek dikit aja - Jangan lupa AB
4. Arahkan penis ke kranial,masukan dan suruh tarik napas sat di
daerah ulbo membranacea krn ada tahanan, tarik napas agar
sprinkter uretra ektema terbuka Vulnus Sclopetorum= Luka tembak
5. Balon = 5-15 ml (lihat angka di kateter) - Bersihkan luka semprot H2O2 + Betadin
6. Fixasi dg penis ke kranial agar tdk terjadi penekanan uretra pada - Jika luka tembus, semprotan juga hrs tembus
bagian penoskrotal yang bisa sebabkan nekrosis Æstrinktur Æ uretra - Balut
Æ fistel uretra - Untuk mengambil peluru baru bisa dilakukan 2 minggu setelah
kejadian krn peluru licin jadi bisa lari saat diambil. Jd tunggu dulu
sampai terjadi inflamasi shg terbentuk fibrosis yang akan
Abses mengurung peluru, so muda diambil

Bedakan dengan tumor


- Warna lebih merah dari sekitar
- Pokoknya ada tanda calor,dubur, tumor

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 11
Visum 5. Sel Langerhans
Ingat!! 6. Gl. Sebacea
Tulis saja apa yang terlihat Just Inspeksi!! 7. Rambut
KU = Minta visum 8. muskulus afektor pili
RPP= + 3 jam SMRS penderita mengaku dipukul oleh temannya/ ditusuk 9. Badan Pacin
oleh temannya
Survey primer Subkutis
A= Baik Arteri
B= RR = 20x/m Vena
C=TD= 110/70 N= 72x Limfa

Survey sekunder Asal Kelainan


Regio parietal dextra
Epidermis jinak : - papiloma
I : tampak hematoma Ø 2 cm - veruka
- keratosis seboroik
Regio maxilarris - keratoakan toma
I : tampak luka lecet ukuran 3 cm Ganas : - squamous sel ca (planocelular) (a)
- basal cell ca ( 4. roden +
Regio nasal Melanusit News piginentesus
I : darah (+) Melanoma malignum
Dermis granuoma piogenik
Histiositoma
Kulit Keloid
Ca sekunder
Epidermis Appendiks kista epidermal
1. Stratum korneum Kulit kista sebasea
1. Stratum Lucidium Kista sebasea dermoid
2. Stratum granulosum Hipodermis Lipoma/ liposarkoma
3. Sratum spinosum Pmblh darah hemangiona
4. Stratum basal

Dermis
1. Pars papilare
2. Pars retikulare a|vÉ „ ixÜw| „ V|Ñàt „ Tzâá „ Yt{Å| @ câàâ
3. Melanosit \Üvt „ câàÜ| „ e|t „ câáÑt @ XÜàç
4. Badan Meissner

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 12
Kista Sebasea (Ateroma ) Predileksi : - Muka (dahi,sdt luar mata ,pangkal hidung)
- leher
Kista kelenjar sebasea krn sumbatan pd muaranya akibat penutupan saluran - sublingual
pori rambut yang tdr dr jar ikat padat dg isi mengandung banyak lemak spt - sternal
bubur - penanal : skrotum
PF: Bulat - skrotum
Lonjong - sakral
Lunak Di atas alis mata hati-hati karena dapat mencapai meningen
Letak Sunkutan TH/ : ekstirpasi kista & kuretose tulang
Ad pungta
Kistik Kista Epidermoid
Fluktuasi Berasal dari sel epidermis yg nasuk ke jar subkutis akibat trauma tajam. Sel
Mobile ini berkembang membentuk kista dg dinding putih tebal, berisi massa spt
NT (-) bubur hasil kreatinasi
Bekas dr dasar tp melekat pd dermis & atasnya
Predireksi : telapak kaki
Telapak tangan
Predileksi: Kepala, wajah,telinga,leher,punggung, telapak Kulit kepala
kaki,skortum,vulva PF : Bulat
DD/ : Lipoma Maks sebesar kelereng
Kista dermoid Kenyal
Kista epidermoit Permukaan rata
Limfadentis NT (+)
Xanthoma TH/ : ekstirpasi
TH/ : Ekstirpasi ( hrs terangkat bersin + kapsul bpy tak residif)
Ganglion

Kista Dermoid Kista berisi cairan bening kental dg dinding tipis yg berasal dari tonjolan
selaput sinovia atau sarung tendo . tidak ada hub dengan saraf
Kelainan bawaan di daerah fusi embrional kulit krn kesalahan pene,patan
ektoderm embryonal sepanjang garis fusi pd lap embryonal lain Predireksi : sekitar sendi
Pergelangan tangan
PF : bulat Pergelangan kaki
Kenyal Glng lutut
Bisa mengandung unsur appendik kulit spt kulit
Bebas dr kulit di atasnya PF : bebas dr kulit diatasnya
Tidak dpt digerakkan dr dasar

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 13
Lipoma Veruka

Tumor jinak jar lemak. Soliter/multiple tersusun dlm btk lobulus yg - vulgans (kutil)
dipisahkan oleh sekat jar fibrosa. Kapsul tipis
TH/ : - keratolitik ex collomax
PF : - mobil - elektrodesikasi / elektrokauler
- Dpt digerakkan dr dasar - nitrogen cair
- Ad cekungan ( dimpling ) krn tarikan jaringan fibrotrabekula shg - CO2 cair
kulit di atas spt - jgn eksisi krn jd jln masuk virus
kulit jeruk
- tanpa nyeri (kena saraf nyeri) - Plantaris
Di telapak kaki ,daerah metatorsal dan tumit
Predireksi : jar subkutan : DD : kalus
- bahu - bokong P/ : vulgans & boleh dieksisi
- punggung - lengan atas
Rongga viseral : Cara eksisi Lipoma/ateroma
- Mesentenum 1. Aseptik Antiseptik
- Ruang retroperitoneum 2. anestesi infiltrasi
TH/ : ekstirpasi 3. Insisi dg mask
4. atau insisi elips dia atas lipoma
Fibroma: 5. Lalu buka msg 2x sisi scr tumpul/tajam (be careful)
6. Begitu tumor bisa diidentifikasi angkat
- dermatofibroma 7. Jahit subkutan lalu kutan
- adenofibroma
- neurofibroma Pada klavus : insisi di luar klavus.

TH/ : eksisi utk lesi permukaan Jika belum pasti diagnosanya apa maka cukup D/ soft tissue tumor regio …
Ekstirpasi utk lesi dalam

Klavus

Kalus lokal di plantor pedis / jar kaki yg tumbuh ke dlm


Dasar : permukaan
Pucak : ke dlm kulit

Kalus : hiperkeratosis setempat yg umumnya berbentuk bundar krn gesekan


kronik

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 14
Nadi meningkat, TD meningkat = hipertensi Indikasi operasi :
Nadi meningkat, TD menurun = shock - jika terbukti fraktur depresif
Nadi menurun, TD meningkat = tekanan intra kranial - luka tembak tembus
Nadi menurun, TD menurun = herniasi tentorial cerebri - EDH, SDH, LCH
Harus dikeluarkan dengan indikasi :
Hasil CT scan : o letak perifer
- epidural hematoma o besar midline > 2 mmk, ventrikel sempit
- subdural hematoma o penyempitan cysterna
- subarachnoid bleeding o GCS menurun 2 point
- intracereblal hematome - LCS keluar dari telinga dan hidung
- difusa internal - Kerusakan sinus cranium
- contusio cerebri
- edema cerebri Terapi konservatif :
1. decompresi tekanan intrakranial
Yang dilihat pada CT scan : a. hiperventilasi O2
1. soft tissue swelling b. tidur dengan kepala lebih tinggi
pada tempat trauma c. medikamentosa : manitol, gliserol, furosemid
2. tulang cranium 2. Obat suportif
linier/ depresif a. Analgetik
3. sulci gyri b. Sedatif
normal : ada; edema : sulci gyri menyempit/menghilang c. Neurotropik
4. ventrikel d. Bisolvon
rongga yang menghasilkan LCS, bisa menyempit oleh tekanan. e. Ulsikur
5. cysterna f. Antibiotik
berada di entara MO-cerebrum, bisa menyempit/hilang karena
edema.
6. midline Cara venaseksi di ext bwh
bergeser > 2 mm harus segera dilakukan tindakan 1. Identifikasi Maleolus Medial
7. parenkim 2. Lalu 2cm ke arah anterior insisi melintang + 1.5 cm
“garam dan lada”, gambaran diffuse aksional injury. 3. Buka secara tumpul dgn klem s/d tampak vena saphenus
8. hematoma 4. Peg benang di distal dan prox di tempat kita akan menusuk
( masukan lewat bwh vena pakai klem )
5. Lubangi vena dgn gunting kecil
EDH : Seperti gambaran bulat, sangat cepat terjadinya karena menekan 6. Masukan abocatch ( plastiknya aja ,jarum gak usah)
SDH : Seperti gambaran bulan sabit, sering menekan vena, terjadi pelan- 7. Ikat benang di distal dan prox sampai abocatch terfixasi
pelan baru kemudian tidak sadar. 8. Tutup luka

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 15
Canalis Inguinalis (mulai agak bingung, ini adalah catatan2 notes) Pembentukan canalis inguinalis
Isi O : struktur dr abd ke testis - tetis r. ovarium asalnya di dinding postor abdomen L1
O + : lig. Roteindum - terbentuk proc. Vaginalis yi/ divertikulum peritorelim (kantung yang keluar
-P : 4 cm dr sal berongga)
- an . inguinalis interna : menembus faseta transuresa - bjalan melalui lapisan-lapisan bag bwh dinding antor abdomen
an. Inguinalis eksterna : di aporeurosi MOE - mendapat penutup tabular dr masing-masing lapisan
- Sejajar dan tepat di atas lig. Inguinaie - an. Inguin internus mendapat penutup f. spermatica interna Æ dr m.o.e
- pd neonaius can. Inguinalis sgt pendek - selubung ke 2 m. oremasterica dr MOI
- an. Inguinalis interna - selubung ke 3 an. Inguinalis ex Æ f. spermatica externa (ot. Selubung lig.
* bentuk oval pd f. transversal Rotundum) dr
* 1.3 cm di atas lig. Inguinale tgh SIAS & symphisis transversis
* di medialnya ada a.v. epigast infor - testis decensus pd minggu ke 7&8 petal melalui pelvis & can. Ingunalis
* pinggirnya ad/origo / fascia spermatica iterna - Rangsang normal turunnya testis ad/ testosteron
-an. Inguinalis superficialis - beralan di belakang proc. Vaginalis & menarik saluran
* bentuk segitiga di apo m.o.e dan dasar orista pubie - jl yang sama dan processus vaginalis
* pinggir ad/origo fascia spermatica ex - jd ada 3 selubung pd funiculus spermaticus
- dinding anterior - Tunica Vaginalis ad/ bag. Bwh proc. Vaginalis yg melebar & normal tepat
o/ aponeurosis MOE + 1/3 lat MOI (kuat) sebelum lahir
- dinding postor tunica vaginalis memisah diri dr bag atas proc. vaginalis dan rongga
o/ fuscia transversalis + 1/3 med (kuat) conjoint rendon peritoneum. Jadi tunika
- dinding infor vaginalis merupakan kantong tertutup & diimaginasi dr belakang o/ testis.
o/ aponeurosis m.o.e
- supor Hernia Inguinalis Indirect
o/ serabut tbwh m. obliqus internus abdominis & m.transuersus - paling sering dibekukan
- pd waktu qta batuk/bkemih/dfekasi/partus bag bwh m. obliqus internus dan - kantong diduga sisa proc. vaginalis
transversus yg - msk melalui an. inguinal interna (lat thd av. epigastica infor )
melengkung berkontraksi sehingga atap mendatar dan mendekati dasar. - bila proc vaginalis tdk obliterasi maka hernia akan lengkap sampai canalis
atap menekan isi shg inguinalis externa
kanalis sebenarnya menutup Æ sorotum
- Lbh sering tjd di sisi kanan (normal proc. vag kiri obliterasi duluan)
Funiculus Spermaticus - srg pd anak & dewasa muda.
- Gabungan struktur yg melalui canalis inguinalis ke & dari testis - beda dgn H.pemonalis
- diliputi 3 lapisan konsentrik pascia dari lapisan antor abdomen H.I = melalui an. inguinalis enternus terletak diatas & medial thd
- Strukturnya tdr dr : tuberculum pubicum
* vas deferens * u. testicularis HF = dibwh & lateral thd tuberculum pubicum
* a. testicularis * pem. Limfe H. Inguinalis Direct
* syaraf otonom * proc. Vaginalis - jrg sampai ke scrotum cos ada conjoint tendon.

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 16
Catatan Orthopedi Colles fracture :
(mohon maaf jika terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam proses pencatatan) Fraktur dari radius dengan jarak 2,5 cm dari sendi, dengan karakteristik
deformitas jika displaced. Banyak terjadi pada midled aged dan elderly
Kompartemen Syndrom/ Vokman’s women karena adanya osteoporosis.
- Terjadi krn peningkatan tekanan intrafascia, bahaya krn bisa
akibatkan iskemik jarÆ nekrosis Fraktur radius ada dua yaitu :
- Gejala = 5P : Colles dan Smith.
1. Pain Colles fracture disebut juga dengan dinner fork deformity.
2. Pale Fresh = anestesi local Æ intrahematoma, lakukan traksi ringan sesuai axis
3. Parestesi radius.
4. Paralisis Fungsi radius : supinasi dan pronasi.
5. Pulseless
- Bisa terjadi krn perban terlalu kencang/ hematom tertutup Dekompresi Anterior Spina Fusi dilakukan dengan cara :
PSSW = Pedicular Screw Sublaminary Wire (tambah skrew dan kawat).
Dalam ruangan tersebut ada otot, darah dan nervus. Jika diberi tekanan pada
ruang tertutup maka dapat terjadi bendungan sehingga aliran darah menjadi Rheumatoid Arthritis
tidak lancar lalu menjadi iskemik dan akan menimbulkan : Diberi obat penekan system imun (kortikosteroid), kemoterapi (MTX).
- pain : nyeri yang gradual
Osteoarthritis tidak ada obatnya, hanya dengan NSAID dan dilakukan
- pucat : pale
mobilisasi pada sendi.
- parestesi
Awalnya berbeda, pada RA sendi dianggap sebagai antigen.
- paralisis
- pulseless Hasil akhirnya sama, tindakan akhir sama = ganti sendi.
sehingga terjadilah nekrosis jaringan.
Beda klinis RA dan OA
Pemeriksaan fisik untuk megetahui adanya kompartemen sindrom : RA
- tekanan - berpindah-pindah
- lakukan fleksi/ ekstensi secara pasif untuk mengetahui ekstensor/ - gejala khas
otot fleksor yang terkena kompartemen sindrom. - pemeriksaan Rheumatoid Faktor belum tentu (+) karena
- Bius lokal etiologinya adalah reaksi autoimun.
- 40 mlH2O baru dikatakan kompartemen sindrom
- Gejala kompartemen sindrom tidak tampak pada kasus : trauma OA
spinal cord injury, head injury (GCS<8). - menetap
- gejala tidak khas
Terapi - sering pada usia > 50 tahun
- Buka perban
- Fasciotomi

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 17
Arthritis sendi panggul disebut juga dengan Coccytis. Batas-batas gips long leg cast :
Femur : 1/3 proximal (dekat crown/ lipat paha)
Pengobatan fraktur adalah dengan reposisi, imobilisasi atau fiksasi Lutut Æ flexi (15o-20o)
Ankle joint Æ 90o (planti grade), berakhir di neck metatarsal,
Setelah reposisi tercapai, mau di imobilisasi atau difiksasi adalah pilihan. sup[aya jari-jari bisa exercise, agar aliran darah dan limfe lancar.
Pilihan :
Imobilisasi = non operatif - fraktur distal tibia = malleolus undisplaced Æ gips sepatu
ORIF = operatif
Imobilisasi femur : konservatif/ nonoperatif
Reposisi adalah keharusan. Operatif : ORIF
Konsevatif femur : Imobilisasi Æ pemasangan traksi
Fraktur tibia fibula : Fiksasi
Reposisi kalau ada deformitas/ posisi tidak acceptable (acceptable = tidak
ada rotasi, tidak ada angulasi9/ batasan angulasi < 15o, shorting). Pemasangan traksi dengan Skiller traksi dengan Simen Spin di proximal
tibia (tarik 1-1,5 cm ke distal dan 2 cm ke posterior), dipasang dari lateral
Variasi pemasangan gips : karena banyak organ.
PTB = Patella Tendon Barring Lutut tidak boleh lurus karena ditakutkan dapat terjadi kontraktur.
Fraktur tibia fibula setelah long leg cast terpasang dan union sudah
terbentuk. Reposisi distal radius : gips slep/ sirkuler/ pasang stokinet, beri adhesive
budge (skin traction kit).
Cara mencari sudut :
Cara axis : bagi 2 Garis Miculith :
Sudut < 15 o = Acceptable - SIAS
Sudut > 15 o = reposisi - Garis tengah patella
- Jari II kaki
Jika posisi accpetable maka tidak usah dilakukan reposisi:
- pada orang dewasa pasang gips (POP= Plaster of Paris/ cast). Fraktur crusris dextra
- Kalau pada anak-anak atau orang dewasa yang takut = di gips - non union fraktur Æ terjadi interposisi dari otot maka lakukan
tapi harus dianestesi osteotomi pada tulang.
Konservatif : Long leg cast
Cara memasang gips : Sarmento : gips yang bisa digunakan untuk
- fraktur tibia fibula : berjalan karena baringnya di patella dan di gastrocnemius. Syarat =
Long leg cast (softband/ pelapis) diberi peding dulu. harus ada kalus.
Syarat :meliputi dua sendi

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 18
Teknik : Angulasi yang < 15o masih bisa dikoreksi oleh tubuh, pada cruris yang
Operasi intramedular nail terpenting adalah alignment, untuk melihat align ment harus melihat axis.
Æ tidak menggunakan plate/band Insisi posterior kelemahannya adalah waktu fleksi dapat terbuka. Jika
fleksi ekstensi tepat di garis tengah bisa menganggu. Jadi lebih baik
Pada tibia yang diperlukan adalah entry point (tempat masuknya nail), mediolateral.
yaitu patella Æ pada ligamentum patella. Remodelling pada anak sangat bagus, yang dikhawatirkan adalah
Ambil foto lateral : gangguan pada growth plate/ physis.
Tulang utama pada cruris = tibia, yang harus diselamatkan. X-Ray harus dibandingkan kiri dan kana (sehat dan sakit).
Refleks bulbocavernosus : scrath scrotum maka akan terjadi kompresi.
Pavenue teknik Æ teknik perancis (fibula masih bisa dipertahankan). Diperlukan stres foto untuk melihat foto tersembunyi. Stres view =
Pavenue Æ wound graft yang boleh terbuka. berikan stres agar garis fraktur terlihat.

Osteomyelitis KU nyeri dan sulit menggerakkan lengan/tungkai untuk mengetahui


Tampak osteolitik changes pada Radiologi kelainan berasal dari tulang atau otot.
Pada bayi dapat terjadi osteomielitis akut. Tanyakan trauma yang menyertai : direct impact atau indirect impact.
Lakukan anamnesa setelah survey sekunder.
DD Ewing Sarcoma, tandanya : Conio skin, bukan malignancy. Komplikasi: fraktur terbuka grade II dengan terjatuh di aspal, rumput,
Lebih menjurus pada osteomielitis karena : ada destruksi, involucrum, kolam renang berbeda penanganannya.
gambaran multiple osteolitik (focus-focus). Pada grade III tidak lagi dibicarakan lukanya berapa cm, tapi yang
dibicarakan adalah kontaminasinya.
Osteomielitis bemula di metafisis femur proximal lalu turun ke distal. Kontaminasi berat misalnya pada rumput dilakukan debridemang
Rencana pemeriksaan di FNAB dan kultur sensitivitas. extrafiksasi.
Distal femur tidak pernah ditraksi. Pada supracondylar shaftnya tipis sekali sehingga jika trauma sering
terjadi fraktur.
Fraktur cruris tibia Yang paling sering cidera adalah n.radialis, n.medianus, a.brachial (klinis
Konservatif Æ long leg cast : tapi akan terjadi delay union, agar cepat pucat, pulsasi tak terba/ NVD = Neuro Vaskular Distal).
terjadi union maka lakukan osteotomi fibula dengan cara : jangan 1 level n.radialis cidera dapat terjadi drop hand : cek dengan cara disuruh
dengan fraktur (misal 1/3 proximal, 1/3 tengah. Pada 1/3 distal berbahay ekstensi ibu jari/ pergelangan tangan).
karena ada tibiofibular distal joint).
Komplikasi terbanyak :
Fraktur pada anak cepat terjadi kalus, jadi fraktur tibia bisa konservatif. Kompartemen sindrom, terjadi malunion, infeksi (fraktur terbuka),
Indikasi untuk internal fiksasi agar reposisi bisa seanatomi mungkin, kontraktur, decubitus fat emboli.
traksi tidak bisa mengkoreksi varus.

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 19
Kutipan laporan jaga : Saddle injury: jatuh/ trauma terkangkang sehingga cidera di daerah
Seorang anak usia 1 tahun (10 kg) dengan ileus obstruksi, tidak keluar bulbus. Indirect : mencederai prostat pars membranacea. Trauma pelvis
urin, bagaimana rehidrasinya ? tidak boleh di kateter. RT didapatkan prostat tidak terfiksir (flying
Dehidrasi berat : prostat).
- RL 120 cc/ kgBB/ 4 jam Æ 1200 cc/ 4 jam setelah 4 jam
dehidrasi teratasi RT teraba prostat dan uretra posterior. Uretrogram : kateter no 12.
- Cairan maintenance : Kaen 3 A Æ 10 kg = 100 cc/ kgBB = 1000 GO sering di uretra pars membranacea dan meatus.
cc/ hr (24 jam) = 40 cc Striktur biasa di uretra pars membranacea.
Pada luka bakar, AB baru diberikan pada hari kedua dan ketiga. AB
Hari I post op : sistemik belum diberikan karena belum ada infeksi sistemik dan AB
- defisit : 4 jam puasa Æ 4 x 40 cc = 160 cc belum bisa menembus ke luka bakar. Jadi diberi ABH topikal untuk
- maintenance : 1000 cc menembus barier luka bakar dan sebagai pelindung.
- replacement : 6 ml/ kgBB Jika penderita luka bakar datang lebih delapan jam maka resusitasi awal
dianggap selesai Æ lihat urin output (1-2 cc/kgBB/jam; jika normal
Rehidrasi pada bayi gemuk sulit untuk menentukan derajat dehidrasi : berarti resusitasi selesai).
Prinsip = Jika luka bakar tidak jelas telah berapa jam maka resusitasi dengan 20
- lebih baik kelebihan daripada kekurangan. cc/kgBB/jam diulang stiap 1 jam sampai 4 kali. Nilai resusitasi berhasil
- Gejalanya sulit diketahui : 25 % dari volume darah = 20 cc/ atau tidak dari urin output.
kgBB, volume darah anak-anak = 8% sehingga dengan Trias of dead : hipotermi, koagulopati, asidosis.
pemberian 20 cc/ kgBB/ jam dapat mengganti volume darah
yang hilang, jadi kelbihan ti9dak apa-apa karena bayi punya Emergency adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa/organ.
kelenturan. Cairan itu dapat diulangi sampai 3 kali baru ganti
dengan darah. Kadang Ringer Dextrosa juga bisa digunakan.
- Post operasi :
Maintenance yang dibutuhkan : Na = 2 – 5 mEq, K = 1 – 2 mEq
10 kg Æ 1000 cc Na = 20 mEq – 30 mEq, K = 10 – 20 mEq.

NaCl 0,9 % (NS) mengandung Na = 154 untuk jadi 30 berarti N


1/5, K = 10.
NS 100 cc = N1/5 5 cc KCl = 7,4 (1cc = 1
mEq)

Buang 100 cc D5

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 20
FORMAT KASUS Thorax : tak ada kelainan
Inspeksi : Statis : simetris kanan = kiri
Dinamis: simetris kanan = kiri
I. IDENTIFIKASI Palpasi : Stemfremitus kanan = kiri
Nama : Perkusi : Sonor di kedua hemithorax
Jenis kelamin : Auskultasi : Vesikular di kedua hemithorax
Umur : Abdomen : tak ada kelainan
Alamat : Inspeksi : Datar, simetris
Agama : Palpasi : Lemas
Bangsa : Perkusi : Timpani
Pekerjaan : Auskultasi : Bising usus (+) normal
MRS : Ekstremitas atas: tak ada kelainan
Ekstremitas bawah : Lihat status lokalis
II. ANAMNESIS (alloanamnesis) : Status Lokalis :
Keluhan Utama : Regio
Inspeksi :
Riwayat Perjalanan Penyakit : Palpasi :

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Riwayat Penyakit Lainnya : Pemeriksaan Laboratorium ( 200X) :
Riwayat Penyakit dalam Keluarga : Pemeriksaan Radiologi :

III. PEMERIKSAAN FISIK V. DIAGNOSIS


Status generalis :
Kesadaran :
Compos Mentis VI. PENATALAKSANAAN
RR :
Nadi :
Suhu : VII. PROGNOSIS
Keadaan gizi : cukup
Kepala : tak ada kelainan
Kulit : tak ada kelainan
KGB : tak ada kelainan VIII. RESUME (Format Ujian)
Leher : tak ada kelainan

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 21
Bedah Minor 11. Cara mengerjakan ekstirpasi atherom : stelah tindakan aseptik
antiseptik, pasang doek, anestesi infiltrasi, incisi ellips, lepaskan
1. Dasar dari diagnosis atheroma : dari puncta (+) dan tempat kapsul secara tumpul, kemudian jahit, tutup demgan kasa steril
predileksinya 12. Bagaimana prinsip operasi atherom dalam ilmu bedah? Karena
2. DD : Lipoma, fibroma merupakan benjolan maka garis ellips harus sejajar garis kulit
3. Beda : Atheroma Æ puncta (+), Lipoma Æ lobulated (keduanya 13. Kenapa harus sejajar kulit? Karena tegangan/ strecthnya minimal
merupakan tumor jinak kulit) sehingga penyembuhan luka lebih baik selain itu ada indikasi
4. Posisi : pada kulit : atherom Æ stratum papilare (dermis), lipoma Æ kosmetik
jaringan lemak (subcutis) 14. Apa metode anestesinya? Anestesi infiltrasi
5. Atherom setelah diextirpasi Æ dijahit 1x di kulit, lipoma setelah 15. Anestesi yang dipakai adlah : Prokain 1%
diextirpasi Æ dijahit 2x di jaringan lunak dan kulit 16. Dosis maksimal : 1000 mg/1 g
6. Predileksi atherom Æ semua tempat yang mengandung kelenjar 17. Berapa dosis maksimalnya? 1% Æ 1 g dalam 100 cc
sebacea (kecuali palmar manus et pedis) 18. Waktu melakukan tindakan bagaimana kita tahu kalau aterom terletak
7. Atherom bisa lobulated atau tidak : bisa bila atherom ada beberapa pada lapisan dermis : tidak tampak lapisan lemak dan sayatan kulit
dan letaknya berdekatan tidak terlalu tebal
8. Atherom predileksi yang wajar 19. Pada waktu tindakan keluar darah atau tidak ? Ya, karena pada
9. Ada suatu lokasi dimana kita tidak boleh sembarangan mengangkat lapisan dermis terdapat pembuluh darah
atherom : daerah nuchae (tengkuk), karena vaskularisasinya 20. Persentase iodium yang digunakan untuk desinfektan : 3%

berlebihan Æ takut perdarhan Æ harus dalam keadaan narkose 21. Antisepsis ialah : tindakan mematikan kuman pada daerah operasi
10. Bagaimana terjadinya atherom? Karena sumbatan muara kelenjar atau sekitarnya menggunakan bahan kimia untuk mencegah infeksi
sebacea Æ terjadi deskuamasi sel dan ditambah debritus yang selama operasi
mengandung kolesterol 22. Puncta adalah muara duktus sebaseus yang tersumbat
23. kenapa diiris ellips ? supaya tidak terkena puncta, karena bila terkena
puncta maka atherom akan pecah sebab sumbatannya terbuka, bila

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 22
kapsul pecah dapat residif, tujuan lain untuk mempermudah reposisi 28. DD/ tumor kulit : kista atherom, lipoma, kista dermoid, kista
(mencegah kelabihan jaringan kulit) epidermoid, hematoma, limfadenitis, xanthoma
24. Beda eksisi dengan ekstirpasi : ekstirpasi Æ hanya jaringan patologis 29. Teknis bedah atherom :
yang dibuang, eksisi Æ jaringan patologis + sedikit jaringan sehat a. Tindakan aseptik/ antiseptik di daerah tumor kulit dan sekitarnya
dibuang dengan yodium 3% dan alkohol 70% (untuk daerah muka, daerah
25. Efek samping anestesi lokal : CNS Æ gelisah, tremor, kejang; terapi genital, axilla, larutan asam pikrat 2-5%)
dengan O2, thiopental 50 mg (1 amp) dalam 500 cc D5%. CV Æ b. Pasang doeksteril dan infiltrasi anestesi subcutis Æ masase agar
takikardi, collaps, palpitasi; terapi dengan O2, vasokonstriktor, bila penyebaran merata
kollaps resusitasi, kaki ditinggikan. Pernafasan Æ dyspnoe; terapi c. Insisi dengan scalpel sejajar garis langer (kulit) sejajar garis kulit
dengan O2, nafas buatan. Hipersensitifitas Æ shock anafilaksis, asma, agar penyembuhan lebih cepat dan lebih baik Æ karejna strength/
dematitis alergika; terapi dengan adrenalin, corticosteroid, regangan sedikit, muara kista atherom di dermis
antihistamin, O2. i. Lipoma, insisi linear karena kurang menonjol
26. Apa yang harus kita perhatikan sebelum kita melakukan ekstirpasi ii. Puncta pada atherom bisa tidak ada (ada tapi tidak jelas)
atherom yang predileksinya di daerah terbuka terutama pada wanita : seperti pada daerah perut
harus kita tanyakan apakah orang tersebut punya bakat keloid iii. Jika < 2 cm Æ insisi linear
27. Kenapa puncta atherom berwarna hitam : karena saluran keluar dari iv. Lebih besar Æ insisi ellips
kelenjar sebacea menjadi satu dengan akar rambut, maka sebum yang d. Kapsul kista dilepaskan dari jaringan sekitarnya secara tumpul
dihasilkan tidak dapat disalurkan keluar sedangkan kelenjar sebacea dan hati-hati agar tidak robek
tetap memproduksi sebum sehingga semakin lama kelenjar tersebut e. Setelah terlepas maka tumor diangkat dan perdarahan dirawat
semaki9n membesar, akibatnya kelenjar yang membesar tersebut f. Jahit satu kali (kutis)
akan mendesak akar rambut sehingga akar rambut tersebut mati, 30. Anestesi Æ infiltrasi secara brown, perhatikan dosis yang sesuai
sehingga rambut diatasnya rontok tepat pada kulit kepala. Warna dengan ukuran tumornya :
hitam pada puncta tersebut merupakan warna dari akar rambut yang a. Lidokai 2% dosis maksimal 500 mg, onset 5-10 menit, durasi 1-2
tertinggal stelah rambut di atasnya lepas. jam (dipakai lidokain karena onset cepat durasi lama)

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 23
b. Procain 1% dosis maksimal 1 g onset 5-15 ml durasi 1 jam Inspeksi : lokalisasi, besar, menonjol/tidak, puncta warna = kulit
Palpasi : konsistensi kistik/ peudofluktuasi, dimping pada daerah puncta,
31. Keganasan karena atherom jarang (<10%) : tidak bisa ganas karena dapat digerakkan dari kulit, fascia, dan tulang. Nyeri (-).
merupakan kista retensi Therapy : ekstirpasi in toto
Kista berisi : kristal kolesterol (kuning keruh), sisa epitel yang tidak
32. Lipoma harus dijahit 2 lapis karena : letak lebih dalam (dapat di dipakai
permukaan pada orang kurus), agar tidak terjadi dead space yang LIPOMA
dapat menyebabkan infeksi residif Letak subkutis
Lobulated (sesuai dengan bentuk jaringan lemak)
33. Karena lipoma berhubungan dengan subkutis : vaskularisasi lebih Dapat membesar tetapi jinak
Definisi : tumor jinak jaringan lemak terjadi karena akumulasi sel-sel
banyak, keluar darah lebih banyak lemak ( banyakk pada orang gemuk)
34. Kista epidermoid : kista dalam jaringan subkutan yang berasal dari Isi jaringan lemak, membentuk lobulus-lobulus yang dipisahkan oleh
septa-septa jaringan fibroma yang juga sebagai kapsul
epidermis, biasanya unilokuler, keputihan, agak keras. Etiologi : Palpasi agak lunak, mudah digerakkan, nyeri (+), namun bila sampai
menekan syaraf dapat nyeri
trauma karena vulnus punctum sehingga terjadi implantasi epitel Dimping (+) Æ multiple dimping (seperti kulit jeruk)
dibawah epidermis, dan berlangsung bertahun-tahun; infeksi Predileksi : gluteus, tungkai bawah, punggung, bahu, dalam badan
(mesenterium, retroperitoneal)
hipodermis (hipodermolisis); dan akibat sisa-sisa kelenjar embrional Jika multiple dan nyeri Æ adiposa ueross
Terapi : ekstirpasi in toto
Lokalisasi : telapak kaki, telapak tangan, melekat pada kulit kepala
Kemungkinan untk ganas sedikit sekali, terapi : ekstirpasi

ATHEROMA a|vÉ „ ixÜw| „ V|Ñàt „ Tzâá „ Yt{Å| @ câàâ


Definisi : obstruksi/ sumbatan pada leher duktus gland sebacea sehingga
\Üvt „ câàÜ| „ e|t „ câáÑt @ XÜàç
terjadi penimbunan sekret sebum yang diikuti deskuamasi sel-sel dan
cornified detritus yang mengandung kristal-kristal kolesterol
Khas : puncta (+)
Merupakan sumbatan duktus gland sebasea Berjuang ! Dattebayo..
Sinonim : kista sebasea, kista retensi, steatom
Lokasi : daerah yang mengandung kelenjar sebasea kecuali telapak
tangan dan kaki

Dasar dignosa :

Nico-Verdi-Cipta-Agoes-Putu-Fahmie-Putri-Puspa-Ria-Erty-Irca 24

Anda mungkin juga menyukai