Anda di halaman 1dari 43

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

APLIKASI METODE DEMONSTRASI DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI
PEMBELAJARAN FIQH KELAS VIII B

Disusun sebagai laporan akhir pada PKLI

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

DAFTAR ISI

Judul

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

E. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Motivasi Belajar.

B. Pengertian Metode Demonstrasi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Rencana Tindakan

C. Siklus Penelitian

D. Pembuatan Instrumen

E. Pengumpulan Data

F. Indikator Kinerja

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

KATA PENGANTAR

Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII B semester ganjil
di MTsN Malang III.
Laporan ini sebagai rangkaian tugas untuk memenuhi tugas akhir PKLI
(Praktek Kerja Lapangan Integratif) Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Islam
Universitas Islam Negeri Malang.
Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang telah membantu atas
terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan
do’a restu, dukungan baik moral maupun spiritual.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Malang.
3. Dr. Miftahul Huda, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Lapangan PKLI,
yang telah memberikan banyak bimbingan dan pengarahan kepada kami.
4. Segenap dewan guru dan karyawan di MTsN Malang III yang turut
membantu lancarnya PKLI.
5. Siswa dan siswi MTsN Malang III.
6. Semua teman PKLI yang telah banyak bekerja sama sehingga pelaksanaan
PKLI bejalan dengan lancar.
Atas semua bantuan yang diberikan maka penulis berharap semoga
mendapat balasan dan dicatat oleh Allah sebagai amal baik, Amin. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati maka penulis mengakui bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan pada laporan ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat dijadikan perbaikan
pada masa mendatang.
Malang, 06 September 2007

Penulis

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan
masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3
menyebutkan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya
adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk
dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam
belajar.
Dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu
pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah penting karena secara
psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah satu cara
memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak
saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode
yang tepat dan memberinya motivasi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada
anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai
dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang
nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan
anak yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan


ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara
penggunaan metode yang tepat dan memotivasi.
Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu
penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan mengangkat suatu topik:
“Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi
Pembelajaran Fiqh Kelas VIII B”

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
permasalahan:
1. Apakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas VIII B MTsN Malang III?
2. Bagaimana cara metode Demonstrasi diterapkan sehingga dapat
memotivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan
merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari apakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III
2. Mempelajari bagaimana metode Demonstrasi diterapkan sehingga
dapat memotivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama, khususnya
pada KBM mata pelajaran Fiqih di kelas VIII B MTsN Malang III Adapun secara
detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya adalah:
1. Bagi lembaga (Sekolah)
Penerapan metode demonstrasi ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran
dan menjadi pijakan dasar untuk lembaga / sekolah dalam kaitannya

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

menentukan kurikulum dan memberikan kebijakan dalam pengajaran


pendidikan agama.
2. Bagi guru
Penerapan metode ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada para
guru, khususnya guru pendidikan agama, agar tidak begitu otoriter dan
monoton dalam mengajar, dengan menggunakan metode demonstrasi dalam
KBM di kelas, guru pendidikan agama bisa memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempraktekkan segala materi Fiqih agar siswa betul-betul
memahaminya dan benar dalam pelaksanaan di kehidupan sehari-hari.
3. Bagi siswa
Dengan metode Demonstrasi ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam
belajar. Terutama dalam pelajaran Fiqih yang memang membutuhkan praktek
dalam penerapannya.
4. Bagi penulis
Memberi manfaat bagi peneliti dan menambah khazanah keilmuan sebagai
bekal menjadi guru yang profesional kelak serta mengetahui sampai dimana
kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran yang telah disampaikan.

E. Hipotesa Tindakan
1. Dengan penerapan metode demonstrasi maka motivasi belajar
siswa kelas VIII B MTsN Malang III akan meningkat.
2. Dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran Fiqih siswa kelas VIII B MTsN Malang III.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar
1. Pengertian motivasi belajar dan macam-macam motivasi
Kata “Motif’ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. “Motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai seuatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “Motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasa sangat mendesak.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak, sehingga ia mau
melakukan belajar. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri individu. (instrinsik)
dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal).
a. Motivasi Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.
Dalam belajar terkandung tujuan menambah pengetahuan. “Intrinsic
motivations are inherent in the learning situation and meet pupil need and
purposes”.
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu.
Apakah karena adanya ajakan, suruhan, paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau
belajar.
Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya
berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan
motivasi ekstrinsik dalam rangka menumbuhkan motivasi intrinsik.
1. Kompetisi (persaingan, guru berusaha menciptakan persaingan
diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajar)

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

2. Pace making, pada awal KBM guru hendaknya menyampaikan trik


pada siswa.
3. Tujuan yang jelas untuk mencapai pembelajaran
4. Mengadakan penilaian/tes, pada umumnya siswa mau belajar
dengan tujuan mendapat nilai yang baik (Muh Uzer Usman: 1989, 24-25)
2. Teori Motivasi
Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yakni
motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:
1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan akan keamanan
3) Kebutuhan akan cinta kasih
4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri
Tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi
tingkat motivasi yang di bawahnya.
3. Bentuk-Bentuk Motivasi
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah:
1) Memberikan angka / nilai
2) Memberikan hadiah
3) Terdapat saingan / kompetisi
4) Ego-involment
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui hasil
7) Memberi pujian
8) Memberi hukuman
9) Hasrat untuk belajar
10) Minat
B.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

C. Pengertian Metode Demonstrasi


Dalam pola pendidikan modern seperti telah diuraikan di atas tampak jelas
bahwa murid dipandang sebagai titik pusat sebagai prose terjadinya proses belajar.
Siswa sebagai subjek yang berkembang melalui pengalaman belajar. Guru lebih
berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa membantu dan
memberikan kemudahan agar murid mendapatkan pengalaman belajar yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya sehingga terjadilah suatu interaksi
aktif. Siswa belajar sedangkan guru mengelola sumber-sumber belajar guna
memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dala proses belajar mengajar
demikian agar membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka baik siswa
maupun guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan ketrampilan yang
mendukung proses belajar mengajar tersebut, untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode Demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru atau orang lain
sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu
proses. Sedangkan metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru
dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa
yang diketahui. Sedangkan Drs. Imansyah Alipandie dalam bukunya “Didaktik
Metodik Pendidikan Umum” menjalaskan metode demonstrasi adalah suatu
metode mengajar yang dilakukan oleh guru atau seseorang lainnya dengan
memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara
melakukan sesuatu.
Kelebihan dan kelemahan metode Demonstrasi
 Kelebihan Metode Demonstrasi:
1. Siswa dapat menghayati dengan sepenuh hati mengenai pelajaran
yang diberikan.
2. Perhatian anak dapat terpusat pada hal penting yang di
demonstrasikan.
3. Mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari apa yang
diterangkan guru secara lisan maupum tulisan karena siswa
memperoleh gambaran melalui pengamatan langsung perhadap suatu
proses.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

4. Masalah yang mungkin timbul dalam hati siswa dapat langsung


terjawab.
 Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut:
1. Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan
kebutuhan atau tidak bisa diamati dengan jelas oleh para siswa, maka
metode ini kurang efektif .
2. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas.
Sedangkan kelemahan Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa
memahami uraiannya. (Dra. Roestyah: 1991, 138)
Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan tersebut di samping
menggunakan metode Demonstrasi, penulis juga menggunakan motivasi
pembelajaran.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Sebagai Madrasah Tsanawiyah Negeri Malang pertama di kab. Malang,
MTsN Malang III terus melakukan upaya-upaya pengembangan dan
penyempurnaan guna menciptakan suasana kondusif terhdap pembelajaran.
Dalam usianya yang ke 27 (berdiri tahun 1980), madrasah ini telah
memiliki hamper semua sumberdaya pendidikan yang dipergunakan. Sarana
prasara tersedia cukup lengkap, mulai yang konvensional hingga yang modern
termasuk jaringan internet resmi, tenaga pendidiknya mengajar sesuai dengan
latar belakang pendidiknya dan kualifikasi sarjana S1, bahkan 07 orang ditaranya
telah m,enyelesaikan program di atasnya telah menyelesaikan program magister
(S2). Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2004 dan 20006 yang di
perkaya dengan kurikulum local guna menghasilkan lulusan yang berkepribadian
Islam.
Kondisi seperti itu telah menjadikan mtSn Malang 3 sebagai pilihan
pertama “sebelum sekolah yang lain. Saat ini madrasah ini telah menjadi “The
First Class” bukan “Second Class” bagi masyarakat kab. Malang. Hal ini terkait
dari berjubelnya penimat calon siswa baru (jauh lebih pagi) setiap pendaftran
siswa baru di buka. Bukan merespon keburukan masyarakat dan upaya
mengoptimalakan seluruh kemampuan. Siswa utamanya yang memiliki
kecerdasan lebih, maka MTsN Malang III merancang untuk menyelenggarakan
program kelas Percepatan (1 kelas, dan 6 kelas parallel) mulai tahun 2007/2008
 Sumber Daya Pendidik
1. MTsN Malang III menjadi pilhan pertama hal ini terikat jumlah
pendaftar sekitar 2x lipat daya tampung madrasah.
2. Semua guru berkualifikasi sarjana (S1) bahkan tujuh orang
diantaranya berkwalifikasi magister (S2) yang mengajar sesuai
bidangnya.
3. Sarana prasarana yang mmenuhi standart pendidikan professional,
mulai dari yang konvesional hingga modern (multi media dan internet)

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

4. Lingkungan madrasah yang asri, luas dan bersihsangat kondusif


terhadap pembelajaran.
5. Manajemen berbasis sekolah (MBS), sehingga dukungan
masyarakat sampai baik.
6. Kerjasama dengan LP3 UM dalam pengembangan SDM.
7. Kerjasama dengan Universitas Merdeka (UMMER) malang dalam
penyelenggarakan test psikologi bagi siswa baru.
8. Sudah melakukan studi banding dan koordinasi aktif dengan
SMPN 1 Malang, yang telah menyelenggarakan program kelas percepatan
mulai 2007/2008.

B. Rencana Tindakan
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini, peneliti membuat rencana tindakan dalam rangka untuk
mempermudah pelaksanaan penelitian, yang mencakup:
1. Lokasi penelitian adalah MTsN Malang III
2. Kegiatan penelitian dilakukan pada akhir Juli sampai awal September
2007 (tanggal 9 Agustus sampai 7 September 2007)
3. Subyek yang terlibat sebagai peneliti adalah guru praktikan yang sedang
menjalani PKLI di MTsN Malang III
4. Obyek sekaligus Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa-
siswi kelas VIII B MTsN Malang III
5. Desain tindakan adalah model Kurt Lewin, yaitu meliputi empat
komponen: rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan
refleksi berdasarkan hasil pengamatan dan tindakan (reflecting).
6. Alat dan tehnik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a.Alat yang digunakan: Program Tahunan, Program Semester, Silabus,
Rancangan / Skenario Pembelajaran, dan Instrumen.
b. Tehnik pengumpulan data: Tehnik Observasi dan dokumentasi

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

2. Implementasi Tindakan
Setelah semua prosedur awal tersebut dilaksanakan, maka peneliti tinggal
menerapkannya di dalam kelas sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Disini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian selama 4 kali tatap muka
Pertemuan I (Kamis, 16 Agustus 2007)
I. Tahap Awal
 Salam Pembuka
 Perkenalan dengan siswa dengan memberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan kedatangan peneliti pada sekolah
 Absensi
II. Tahap Inti
 Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid.
 Peneliti menerangkan materi materi tentang Sujud Syukur,
syarat dan rukunnya.
 Peneliti memberikan instruksi tentang penugasan yang akan
dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
III. Tahap Akhir
 Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti
secara tertulis.
 Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar
senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan sujud syukur.
 Peneliti membenarkan kesimpulan dan menambah
kesimpulan yang telah disebutkan
 Berdoa dan salam penutup

Pertemuan II (Kamis, 23 Agustus 2007)


I. Tahap Awal
 Salam Pembuka
 Memberikan review pelajaran terdahulu
 Mengecek tugas / hafalan yang telah diberikan sebelumnya
II. Tahap Inti
 Peneliti mengadakan apersepsi terhadap murid.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

 Peneliti menerangkan materi Sujud Tilawah dan Sujud


Sahwi.
 Peneliti memberikan instruksi tentang penugasan yang akan
dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
III. Tahap Akhir
 Peneliti menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti
secara tertulis.
 Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar
senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan Sujud Tilawah
dan Sujud Sahwi.
 Peneliti membenarkan kesimpulan dan menambah
kesimpulan yang telah disebutkan
 Berdoa dan salam penutup

Pertemuan III (Kamis, 30 Agustus 2007)


I. Tahap Awal
 Salam pembuka
 Mengulas kembali dan mencoba menanyakan materi yang
terdahulu.
II. Tahap Inti
 Peneliti menjelaskan materi tentang peragaan atau
demonstrasi Sujud Syukur, Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi.
 Melakukan demonstrasi di Mushola sekolahan.
 Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
III. Tahap Akhir
 Peneliti memberikan tugas mencari dalil naqli tentang
manfaat Sujud Syukur, Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi.
 Do’a bersama dan salam penutup

Pertemuan IV (Kamis, 6 September 2007)


I. Tahap Awal
 Salam pembuka

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

 Review dan feedback dari materi yang lalu


II. Tahap inti
 Peneliti menjelaskan materi tentang dzikir dan do’a
 Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk
menyebutkan macam-macam dzikir dan do’a
 Menyimpulkan semua informasi yang telah diterima.
III. Tahap akhir
 Peneliti memberikan motivasi kepada Peserta Didik agar
tetap berusaha untuk terus berlatih bagaimana supaya mereka
mampu menguasai materi pendidikan Agama Islam.
 Memberikan contoh atau demonstrasi dan motivasi agar
senantiasa mudah melaksanakan serta paham akan dzikir dan do’a.
 Peneliti melakukan pamitan untuk perpisahan
 Do’a bersama dan salam penutup.

3. Observasi dan Interpretasi


Observasi atau pengamatan ini berlangsung pada saat proses demonstrasi
yang meliputi:
 Aktivitas guru di kelas dalam proses pembelajaran Fiqih dengan
menerapkan metode demonstrasi memudahkan guru dalam
memahamkan serta memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam
mengemukakan pendapatnya, karena setiap selesai praktek peneliti
selalu melakukan evaluasi terlebih dahulu sehingga memberi
kesempatan siswa untuk menanyakan segala permasalahan yang belum
mereka pahami, terutama masalah sujud diluar Sholat. Dengan begitu
peneliti (guru praktikan) akan mudah mengetahui sejauh mana
pemahaman anak-anak terhadap materi tersebut.
 Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat antusias
sekali, apalagi dengan diterapkannya metode demonstrasi yang
dilanjutkan dengan tanya jawab sebagai evaluasi bagi mereka. Dengan
demikian kelas menjadi aktif dan tidak vakum.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

4. Analisis dan Refleksi


Dari pelaksanaan metode demonstrasi yang dikembangkan diperoleh
kekurangan dan kelebihan antara lain:
 Kekurangan
1. Siswa belum terbiasa dengan metode demonstrasi.
2. Siswa masih malu untuk praktek di dalam pelajaran Fiqih.
 Kelebihan
1. Lebih mudah memahami mata pelajaran Fiqih.
2. Lebih praktis dalam belajar.

C. Siklus Penelitian
1. Siklus Pertama

a.Rencana Tindakan Siklus I

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal,

peneliti menerapkan metode demonstrasi sebagai metode yang dapat melibatkan

antara guru dan siswa dan dapat berperan aktif dalam proses kegiatan belajar-

mengajar. Karena jika hanya menggunakan metode-metode klasik seperti metode

ceramah ataupun yang lainnya dirasakan kurang tepat jika diterapkan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas VIII B.

Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab Sujud diluar sholat (2 X

40 menit dengan 4 kali pertemuan). Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi

pada siklus I, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan

yaitu:

a. Membuat rencana pembelajaran.

b. Membagi materi BAB I (Sujud diluar sholat) menjadi 3 bagian,

yaitu:

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

1) Sujud syukur

2) Sujud tilawah

3) Sujud sahwi

4) Test formatif

c. Peneliti membagai siswa kelas VIII B, menjadi 13 kelompok

sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok dengan cara

menggunakan metode observasi.

d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian peneliti mengambil alat

observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Siklus I

Setelah diputuskan menggunakan metode demonstrasi siswa kelas VIII B

maka tahapan pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam metode demonstrasi.

Adapun penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus 2007 yang

proses pembelajarannya berlangsung selama 2 X 40 menit, yang meliputi:

Pertemuan I : 2 X 40 menit (Kamis, 09 Agustus 2007)

1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)

b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.

c. Presensi dan memberikan apersepsi kepada siswa.

2. Tahap Inti

Pre Activity

a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB I (Shalat- Sujud

diluar sholat)

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

c. Peneliti/ guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok.

Apersepsi

a. Peneliti / guru memberikan instruksi untuk membaca dan

menghafal lafazd dalam sujud syukur serta menulisnya dalam waktu

beberapa menit. Kemudian dilanjutkan dengan praktek yang disesuaikan

dengan materi BAB I serta mempresentasikannya.

b. Peneliti/ guru mengatur jalannya demonstrasi.

c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang

lainnya.

Penutup

a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama

demonstrasi.

b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed

back yang tepat atas permasalahan yang ada.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti/ guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa

lebih meningkatkan belajarnya.

c. Peneliti/ guru memberikan informasi mengenai bahasan

selanjutnya.

d. Peneliti/ guru memberi tugas untuk menulis kembali lafadz sujud

syukur.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

e. Peneliti/ guru menutup pertemuan / salam penutup.

Pertemuan II : 4 X 40 menit (Kamis, 16 Agustus 2007)

1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)

b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.

c. Membaca do’a shalat dhuha.

d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus

dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

2. Tahap Inti

Whilst Activity

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang

belum presentasi.

b. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun

yang lainnya.

c. Peneliti/ guru membuka session untuk tanya jawab dengan para

siswa.

d. Peneliti/ guru mengatu jalannya diskusi.

Post Activity

a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed

back yang tepat atas permasalahan yang ada.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

b. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses

belajar-mengajar.

c. Peneliti/ guru menjelaskan secara detail materi BAB I.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti/ guru memberi kesempatan kepada siswa untuk betanya.

b. Peneliti/ guru menyuruh kepada siswa untuk mempelajari materi

selanjutnya

c. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa

lebih meningkatkan belajarnya.

d. Peneliti/ guru menutup pertemuan / salam penutup.

c.Observasi Siklus I

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti di sini selain bertindak

sebagai guru, peneliti juga bertindak sebagai observer yang mencatat lembar

pengamatan pada lembar observasi prilaku siswa. Hasil pengamatan pada tahap I,

kegiatan siswa sudah cukup bagus, siswa terlihat lebih antusias dalam

memperhatikan pelajaran, karena pelajaran yang didapatkan akan lebih

menyenangkan dari biasanya.

Memasuki tahapan II, siswa lebih antusias dan lebih aktif dalam belajarnya,

hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Mayoritas siswa

dapat membaca do’a sholat dhuha serta bersemangat dalam

mendemonstrasikannya. Namun ada sebagian kecil siswa yang sedikit dapat

membaca bacaan do’a sholat dhuha dan siswa sangat aktif untuk bertanya.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

Setelah siswa mendapatkan metode demonstrasi, siswa diberi soal test

formatif untuk mengetahui tingkat kefahaman siswa dalam menerima pelajaran

yang telah disampaikan. (lampiran nilai)

d. Refeleksi Siklus I

Tujuan peneliti menerapkan metode demonstrasi semula adalah untuk

mengatasi kesulitan belajar siswa, agar metode-metode pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dapat dirasakan efektif oleh siswa. Khususnya pada kelas VIII B

MTsN Malang III, yang mana hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam

belajar yang dialaminya selama ini. Untuk menyikapi kenyataan diatas, maka

diambil langkah-langkah:

1. Memperhatikan peningkatan siswa yang berminat menulis lafal-

lafal apapun (Al-Qur’an, Al-Hadits) serta hafalan bacaan-bacaannya, maka

perlu diberikan metode demonstrasi yang lebih efektif dan efisien, yaitu

dimulai dengan tahapan demonstrasi untuk membaca terlebih dahulu.

2. Sebagian kecil siswa yang kurang hafal bacaan-bacaan dzikir dan

do’a masih merasa kesulitan untuk membaca, menulis, maka harus

diberikan waktu tersendiri untuk melakukan demonstrasi.

2. Siklus Kedua

a. Rencana Tindakan Siklus II

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran, peneliti memilih

menggunakan metodr demonstrasi yang nantinya akan melibatkan siswa dalam

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus II, peneliti

melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

a. Membuat rencana pembelajaran.

b. Membagi materi BAB III (Zikir dan Do’a) menjadi 5 bagian, yaitu:

1) Pengertian, dan fungsi zikir.

2) Adab, dan lafal zikir.

3) Pengertian, dan fungsi do’a.

4) Kedudukan, dan adab berdo’a.

5) Fadilat zikir dan do’a.

c. Peneliti/ guru membagai siswa kelas II-1 menjadi 5 kelompok

sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok..

d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian peneliti mengambila

alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Siklus II

Dengan tetap menggunakan metode demonstrasi maka tahapan

pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pertemuan I : 2 X 40 menit (Kamis, 23 Agustus 2007)

1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)

b. Mebaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan..

c. Membaca do’a shalat dhuha.

d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjeaskan secara singkat kompetensi yang harus

dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

2. Tahap Inti

Pre Activity

a. Peneliti/ guru memberikan stimulus materi BAB II (Zikir dan

Do’a)

b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

c. Peneliti/ guru memberi tugas kepada masing-masing kelompok.

Whilst Activity

a. Peneliti/ guru memberikan instruksi untuk membaca dan

menghafal lafal-lafal zikir dan do’a dalam waktu beberapa menit.

Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang disesuaikan dengan materi

BAB II serta mempresentasikannya.

b. Peneliti/ guru mengatur jalannya diskusi.

c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang

lainnya.

Post Activity

a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses

belajar-mengajar.

b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed

back yang tepat atas permasalahan yang ada.

3. Tahap Akhir

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa

lebih meningkatkan belajarnya.

c. Peneliti/ guru memberikan informasi mengenai bahasan

selanjutnya.

d. Peneliti/ guru memberikan tugas untuk menulis kembali bacaan-

bacaan zikir dan do’a yang ada di buku paket.

e. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam penutup.

Pertemuan II : 2 X 40 menit (Kamis, 30 Agustus 2007)

1. Tahap Awal

a. Salam pembuka (Assalamu’alaikum Wr. Wb.)

b. Membaca Al-Qur’an sesuai dengan topik bahasan.

c. Membaca do’a shalat dhuha.

d. Presensi siswa.

e. Peneliti/ guru mengadakan tes untuk hafalan siswa.

f. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat kompetensi yang harus

dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.

2. Tahap Inti

Pre Activity

Peneliti/ guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi

sebelumnya.

Whilst Activity

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang

belum presentasi.

b. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang

lainnya.

c. Peneliti/ guru membuka session untuk tanya jawab dengan para

siswa.

Post Activity

a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan dan memberikan feed

back yang tepat atas permasalahan yang ada.

b. Peneliti/ gruru mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses

belajar-mengajar.

c. Peneliti/ guru menjelaskan secara detail materi BAB II.

3. Tahap Akhir

a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa

lebih meningkatkan belajarnya.

c. Peneliti/ guru menutup pertemuan/ salam penutup.

c.Observasi Siklus II

Setelah diadakan perbaikan-perbaikan terhadap hasil yang didapat pada

siklus I. kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar lebih bagus lagi, karena

ada kemajuan bagi kelompok yang belum presentasi. Dari hasil pengamatan,

diperoleh bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti kegiatan belajar-

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

mengajar, dan siswa bertambah aktif untuk bertanya. Dan juga siswa mengalami

peningkatan dalam ketepatan dan kecepatan menghafal lafal-lafal Al-Qur’an/ Al-

Hadits.

Dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang merupakan hasil akhir dari

pembelajaran metode demonstrasi, yaitu dapat dilihat pada hasil nilai akhir

ulangan harian siswa.

d. Refleksi Siklus II

Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan menggunakan

metode demonstrasi, maka tujuan pembelajaran yaitu untuk dapat mengatasi

kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih aktif, kreatif dalam proses belajar-

mengajar.

Dari hasil observasi pada siklus II, maka langkah yang akan diambil:

a. Pemahaman dan ketaatan siswa menunjukkan bahwa metode

demonstrasi harus terus diterapkan kepada siswa untuk lebih mudah

dimengerti secara mendalam makna yang terkandung dalam materi yang

disampaikan.

b. Menjaga agar kualitas belajar yang sudah berjalan berkembang

lebih baik dan tetap terpelihara.

D. Pembuatan Instrumen
E. Pengumpulan Data
F. Indikator Kinerja

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

1. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka peneliti melakukan

perekaman data adapun teknik yang dilakukan adalah dengan membuat catatan

berdasakan perkembangan siswa setelah pembelajaran dengan metode

Demonstrasi

Sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui

efektivitas penerapan metode Demonstrasi, terhadap metode belajar siswa maka,

sebelum melanjutkan materi, peneliti memberikan waktu 10-15 menit untuk tanya

jawab tentang materi yang telah diajarkan sehingga hal ini memudahkan peneliti

memahami efektivitas penggunaan metode Demonstrasi dan Tanya jawab

terhadap pengajaran Fiqih.

Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara/teknik pengumpulan

data selama proses penelitian yaitu:

1. Obeservasi
Observasi/pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti

mengajar di kelas, dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya

jawab. Sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peniliti

dapat menentukan metode Demonstrasi dan Tanya jawabyang lebih baik

pada pertmuan berikutnya.

2. Interview/wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto “Metode interview sering disebut juga

dengan wawancara/kuesioner lesan, adalah sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”

(Suharsimi Arikunto, 1991:126)

3. Pengamatan partisipatif

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

Cara ini digunakan peneliti agar data yang diinginkan dapat diperoleh

sesuai dengan yang dimaksud peneliti. Partisipatif maksudnya adalah

peneliti terlibat langsung dan aktif dalam mengumpulkan data yang

diinginkan. Kadang-kadang peneliti juga menguraikan obyek yang diteliti

untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang ingin

diperoleh peneliti.

2. Indikator Kinerja

Penelitian yang dilaksanakan 6 kali pertemuan sudah cukup digunakan

untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil topik tentang

“Penerapan metode Demonstrasi dalam peembelajaran Fiqih guna

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII B MTsN Malang III”

maksudnya adalah dengan menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya

jawab dalam proses belajar mengajar siswa akan lebih giat belajar baik belajar

di sekolah ataupun belajar di rumah. Serta bersemangat dalam mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau sebaliknya, siswa akan malas dan

tidak bersemangat. Di sini indikator yang ditentukan selama penelitian

menerapkan metode Demonstrasi ini adalah bahwa sebagian besar siswa

memperhatikan dengan sungguh-sungguh karena mereka ingin menjawab

pertanyaan yang akan peneliti ajukan. setelah penjelasan materi selesai dan

mereka juga belajar di rumah. Itu terlihat ketika peneliti memberikan

pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan

sebelumnya.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan MTsN Malang III

MTsN Malang III berdiri dengan mengacu pada beberapa alternative yang

menjadi pertimbangan atau pijakan. Keinginan mendirikan madarasah ini telah

muncul dua tahun sebelum berdirinya (1996) yaitu pada tahun ajaran 1994/1995,

Karena melihat banyaknya dorongan dari masyarakat sekitar desa Pangentan

terutama dari tokoh masyarakat yang menginginkan adanya pendidikan setingkat

SLTP, Karena pendidikan yang sudah ada dibawah naungan Lembaga pendidikan

Ma’arif NU (Selanjutnya dibawah yayasan “Darul Mannan” sementara ini adalah

pendidikan TKI dan SDI 01.

Selain adanya pertimbangan atau pijakan terhadap keinginan mendirikan

madrasah ini, adalah bermula dari banyaknya lulusan SDI 01 yang harus

melanjutkan belajarnya pada jenjang yang lebih tinggi, Dan tentunya searah

dengan kompetensi lulusan SDI, yaitu pada sekolah atau madrasah yang syarat

akan materi pendidikan agama islam. Di samping itu, besarnya jumlah dana yang

dibebankan oleh lembaga pendidikan tertentu kepada calon siswa baru, yang ingin

melanjutkan pendidikannya pada lembaga pendidikan yang dimaksud tergolong

eksklusif, sehingga kondisi tersebut semakin mendorong atas berdirinya madrasah

ini untuk menampung para calon siswa yang kurang mampu.

Adapun fator lain yang mendorong terhadap berdirinya MTsN Malang III

ini adalah karena bertujuan menampung para calon siswa yang tidak lulus seleksi

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah negeri (SLTPN/MTsN) dan untuk

menampung para calon siswa yang tidak diterima oleh sekolah/madrasah lain

karena kelebihan kapasitas.

Berdasarkan pada beberapa pertimbangan diatas, maka lembaga ini

memberanikan diri untuk mendirikan madrasah yang setingkat dengan SLTP

dengan nama SMP Muhammadiyah 2. langkah-langkah yang pertama kali

ditempuh untuk merealisasikan cita-cita ini adalah dengan menyusun sekaligus

melengkapi kepengurusan yayasan, yaitu yayasan “Darul Mannan”. Setelah

pembentukan kepengurusan yayasan tersebut lengkap, kemudian diadakan rapat

pengurus sampai tiga kali pertemuan.

Langkah berikutnya adalah membentuk kepengurusan madrasah

Tsanawiyah AL-MAARIF 02, sekaligus penunjukan ketua panitia penerimaam

siswa baru (PSB), yang dalam hal ini dipasrahkan kepada bapa Drs. Luqman Arif,

dengan dana bantuan dari sekolah terdekat yaitu saudara kandungnya SDI 01.

Pada tanggal 17 juni 1996, pengurus madrasah atau panitia penerimaan

siswa baru MTs 02 AL-MAARIF untuk pertama kalinya menjalankan satu dari

beberapa agenda, yaitu membuka pendaftaran PSB yang kemudian diketahia

bahwa jumlah formulir yang terpakai sebanyak kurang lebih 80 (delapan puluh)

eksemplar, dengan kata lain bahwa para pelajar yang mendaftarkan diri menjadi

siswa MTs. AL MAARIF 02 sebanyak delapan puluh orang. Jumlah tersebut

amatlah jauh dari perkiraan, dimana para pengurus hanya memprediksikan bahwa

formulir yang akan terpakai kurang lebih 45% (empat puluh lima persen) dari

jumlah diatas.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

Berkenaan dengan dibukanya pendaftaran penerimaan siswa baru ini,

panitia mengadakan publikasi terhadap masyarakat sekitar, yang diawali dengan

menginformasikan kepada sekolah-sekolah / madrasah-madrasah terdekat (baik

negeri maupun swasta) dengan mengirim atau mengedarkan brosur-brosur

pendaftaran PSB. Kemudian panitia juga membuat beberapa pamphlet dan

spanduk yang berisi tentang pendaftaran PSB pula.

Selain dari pada itu, usaha (langkah-langkah) yang dilakukan oleh

pengurus adalah dengan mengadakan oordinasi tentang mendirikan Madrasah

Tsanawiyah dengan berbagai lembaga yang terkait, seperti Depdiknas kecamatan

Singosari, Depag Kabupaten Malang, dan lembaga pendidikan Ma’arif NU

kabupaten Malang.

Maneuver-manuver tersebut dilakukan dalam rangka mendapatkan status

eksistensi dari pada madrasah, sehingga pada tanggal 17 juli 1996 Depag

mengeluarkan tanda bukti sebagai madrasah yang statusnya masih “tercatat”

dengan nomor : Wm 06. 03/PP. 03. 2/2521/ 1997. status ini didapatkan setelah

pengurus madrasah mengajukan permohonan mendirikan madrasah swasta dengan

nomor : Pc./36/a-6/II/1997 atas nama pengurus pimpinan cabang lembaga

pendidikan Ma’arif NU kabupaten Malang, yang surat tembusannya dikirimkan

( diajukan) pada kantor Depag Jawa Timur.

Pada tanggal 4 juni 1998, madrasah ini mendapatkan surat rekomendasi

dan pengawas Depag kantor wilayah Depag Jawa Timur, dengan noor : Wm. 01.

04/ P.P. 00. 63/ 88 sebagai pertimbangan status “terdaftar” dengan syarat sudah

melangsungkan kegiatan belajar mengajar (KBM). Dan tepat pada tanggal 19

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

Oktober 1998 MTs AL-MAARIF 02 Singasari resmi memperoleh status

“terdaftar”.

Sejarah singkat perjalanan MTsN Malang III ini bukan berarti tidak

memiliki rintangan atau halangan dalam merealisasikan cita-cita tersebut, namun

yang paling teringat oleh Bapak Drs.Moh Mahfudz, sebagai salah satu pencetus

ide mendirikan madrasah ini adalah, ketika mengonfirmasikan pendirian madrasah

ini kepada pengurus Diknas kecamatan yang pada waktu itu kepala Diknasnya

beragama Nasrani. Bisa dibayangkan masalah apa yang akan didapat oleh

pengurus madrasah ketika ia ataupun mereka harus berhadapan dengan kepala

Diknas kecamatan yang beragama Nasrani tersebut.yaitu karena ketidak

sepahaman aliran, agama, dan kepercayaan antara pihak madrasah dan kepala

Diknas kecamatan itulah, sehingga pihak sekolah tidak mendapatkan legitimimasi

dari pihak Diknas kecamatan. Namun hal ini dapat segera diatasi dengan

solusimenempuh pihak Depag yang kemudian menghasilkan SK dengan nomor

sebagaimana tersebut di atas.

Sekedar informasi bahwasanya pada awalnya madrasah ini mampu

meluluskan siswa-siswi kurang sebanyak 70 siswa, dan arena perkembangannya

yang amat pesat pada tahun-tahun berikutnya madrasah ini mampu meluluskan

sekitar 140-an siswa-siswi.

Dari segi fisik, pada saat ini MTs AL-MAARIF 02 Sigosari memiliki

ruang sebanyak 11 (sebelas) ruangan, dan pada saat ini madrasah yang berada

dibawah naungan yayasan Darul Mannan ini sedang membangun gedung-gedung

tambahan mengingat animo masyarakat yang begitu besar terhadap eksistensi

madrasah ini.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

MTs AL-MAARIF 02 Sigosari yang pada awalnya berdirinya ini secara

administrative masih bernaung dibawah MTs AL-MAARIF 01 merupakan

madrasah yang berada di tengah-tengah masyarakat pasar Singosari, tepatnya

dibelakang pasar dengan alamat JL. Sidorejo 55, Kel. Pangentan, Singosari

Malang sekitar 100 meter dari jalan raya.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Seperti yang telah dijelaskan penulis pada pembahasan sebelumnya,

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTsN Malang III Malang yang

berada di Jl. Sidorejo No.55 Singosari Malang, dimulai tanggal 27 Juli – 12

September 2007. Penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas VIII B MTsN Malang

III dalam rangka peningkatan keberhasilan pembelajaran Fiqih melalui metode

Demonstrasi dan Tanya jawab

Penulis melalukan penelitian berdasarkan pengamatan di kelas selama

proses pengajaran berlangsung. Penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab

ini menyebabkan siswa tidak jenuh di dalam kelas, mereka merasakan bahwa

mempelajari Fiqih adalah sesuatu yang mengasyikkan.

Penelitian yang telah dilakukan di dalam kelas mengenai metode ini

menunjukkan bahwa para peserta didik memperoleh kemajuan secara statistik di

dalam "Pelafalan dan Kebiasaan berFiqih" dan dalam memahami ujaran-ujaran

baru. Generalisasi hasil kemajuan dimaksud berlaku bagi siswa kelas VIII B

khususnya sebagai obyek penelitian dan bagi seluruh siswa-siswi MTsN Malang

IIIumumnya sebagai pelengkap data penelitian.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

Untuk mengaplikasikan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini, penulis

menerapkannya di awal pelajaran. Penulis berusaha untuk membuka pelajaran

dengan membacakan materi Iman kepada rasul Allah terlebih dahulu, agar siswa

terlatih dalam membaca materi Fiqih dengan baik dan benar. Hal ini terbukti

dengan lembar pengamatan penulis yang telah disajikan dalam pembahasan

tentang Analisis dan Refleksi. Mereka sebagian besar merespon kegiatan guru

dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan dan latihan untuk mendemostrasikan

materi Iman kepada rasul Allah di depan kelas, selain itu mereka juga merasakan

bahwa Fiqih itu mudah dan bisa dipelajari kapan pun dan di mana pun.

Selain itu siswa juga mempunyai semangat belajar keagamaan khususnya

Fiqih. Dengan adanya penelitian tentang penerapan metode Demonstrasi dan

Tanya jawab ini diharapkan bagi guru mata pelajaran Fiqih untuk berusaha

mengadakan variasi pembelajaran Fiqih di kelas. Salah satu teknis pemecahannya

adalah dengan menerapkan metode Demonstrasi dan Tanya jawab pada

pembelajaran Fiqih. Fiqih sebagai salah satu mata pelajaran digunakan sebagai

alat komunikasi untuk berdakwah,

Fiqih diajarkan atau masuk sebagai kurikulum sekolah pada tingkat sekolah

dasar (MI atau Madrasah Ibtidaiyah) yang selanjutnya diteruskan pada tingkat

pertama dan tingkat menengah. Meskipun Fiqih ini telah diajarkan sejak dini,

tetapi hasil dari pembelajaran tersebut belum bisa maksimal dengan hasil yang

sangat memuaskan. Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih

masih terus dicoba dan dirancang dengan sedemikian bagusnya untuk

mendapatkan hasil yang lebih bagus. Untuk memecahkan masalah pembelajaran

demikian, perlu dilakukan beberapa upaya, antara lain berupa penerapan strategi

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

pembelajaran atau penggunaan metode pembelajaran yang mampu

mengoptimalkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam rangka peningkatan

kualitas pembelajaran secara menyeluruh.

Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Joko Tri Prasetya dalam bukunya SBM

“srtategi belejar mengajar”, menyebut bahwa metode mengajar adalah suatu

pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh seorang guru atau

instruktur. Macam-macam metode mengajar adalah metode ceramah, metode

tanya jawab, metode diskusi, metode resitasi, metode demonstrasi dan

eksperimen, metode kerja kelompok, metode sosio drama dan bermain peran,

metode karya wisata, metode belajar beregu dan metode proyek. Sedangkan

dalam pembelajaran Fiqih materi yang diajarkan adalah mencakup banyak aspek,

antara lain : Rukun Islam, Rukun Iman, Thaharah, Fiqih, Qur’an Hadits,dsb.

Disamping yang telah disebutkan diatas, dalam pembelajaran Fiqih

memerlukan metode yang bisa menunjang keberhasilan pelajaran. Metode

mengajar yang telah disebutkan dalam buku strategi belajar mengajar ada 10

(sebagaimana disebutkan dalam pendahuluan).

Salah satu metode diatas (dan dapat diterapkan dalam pembelajaran Fiqih)

adalah metode demonstrasi dan Tanya Jawab. Yang dimaksud dengan metode

demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama

mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari pada yang diketahui.

Sebagaimana yang telah diketahui bersama, bahwa sebenarnya metode ini

telah diterapkan oleh sebagian besar lembaga pendidikan (sekolah) pada mata

pelajaran lain yang membutuhkan adanya praktek secara langsung. Hal ini

dimaksudkan sebagai praktek atau apresiasi ketrampilan siswa dalam proses

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan diakui atau tidak, metode ini sedikit

banyak memberi pengaruh positif terhadap kemampuan kongnitif siswa.

Mengingat hal tersebut, penerapan metode Demonstrasi dan Tanya jawab ini

adalah merupakan metode yang baik diterapkan pada siswa kelas 1 (satu) sebagai

pengalaman yang melibatkan pribadi siswa, sebab dan selanjutnya dibelajarkan

pada kelas diatasnya.

Sekolah menengah pertama Muhammadiyah 2 adalah merupakan sekolah

yang menyebutkan Fiqih dalam daftar kurikulum dan klasifikasikan sebagai

program diklat normatif dan adaptif. Sekolah ini mengharapkan kelancaran dan

kreatifitas siswanya dalam belajar Fiqih yang baik dan benar. Hal ini telah

ditempuh dengan beberapa metode yang diterapkan dan metode tersebut tidak

menyimpang ajaran agama Islam yang ada dalam Fiqih. Untuk itu penelitian

tindakan kelas PTK yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VIII B MTsN

Malang IIImengarah pada pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode

demonstrasi dan Tanya jawab. Dengan tujuan untuk mempelajari dan mengetahui

kesesuaian metode dalam pembelajaran Fiqih yang dirasa dapat memberi

konstribusi banyak terhadap siswa dan guru.

Guru hendaknya memperkenalkan struktur-struktur baru secara lisan

maupun tertulis, dengan memakai media yang efektif. Selain itu juga memberi

kesempatan kepada siswa untuk mendengar struktur tersebut berulang kali dan

meminta kembali untuk mengulanginya berkali-kali supaya mereka cepat

memahami materi Fiqih.

Buku berfungsi sebagai media untuk mempermudah tugas guru, bukan

sebagai guru karena buku tidak dapat berbicara, mendengar, mengoreksi, atau

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

memberi dorongan. Instruksi haruslah berasal dari guru dan bukan dari sebuah

buku. Oleh karena itu, sebaiknya buku teks hanya dijadikan sebagai pelengkap.

Adapun pengenalan terhadap materi yang baru (materi lisan) hendaklah berasal

dari guru itu sendiri.

Siswa harus mempunyai semangat yang meluap-luap di dalam belajar

agama khususnya Fiqih hingga KMUP (kemauan, minat, usaha, dan perhatian)

bisa tercipta pada diri mereka. Mereka harus memiliki keberanian untuk bertanya

dan maju kedepan kelas tanpa malu. Hendaklah seorang guru menyampaikan

kepada mereka keuntungan atau kelebihan orang yang mengetahui Fiqih.

Pujian-pujian juga akan mendorong mereka maju selangkah di dalam

usaha belajar mereka. Bila keinginan yang riil untuk belajar Fiqih mulai bersemi

pada diri mereka, maka separuh dari tugas guru sebagai pengajar dapat dianggap

selesai.

Tujuan dari penciptaan suasana segar di kelas adalah agar perasaan

tertekan yang ada pada diri siswa dapat hilang. Tawa dan senyum seorang guru

dapat dianggap sebagai pembantu pembangkit suasana yang menyenangkan.

Begitu pula cerita-cerita lucon dalam Fiqih, anekdot-anekdot, permainan, dan

sebagainya, kesemuanya dapat memecah kebekuan di dalam belajar Fiqih.

Kiranya bahasan yang telah dikemukakan di atas dapat merupakan suatu

hasil penelitian yang sangat berharga. Terbukti dengan adanya penerapan metode

Demonstrasi dan Tanya jawab terhadap siswa kelas VIII B MTsN Malang III,

proses pembelajaran Fiqih di sekolah ini mengalami kemajuan dan keberhasilan

yang diinginkan.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menjelaskan berbagai permasalahan yang terjadi dalam

proses belajar mengajar, maka penerapan metode Demonstrasi dan Tanya Jawab

terhadap siswa kelas VIII B MTsN Malang IIIsudah termasuk dalam kategori

berhasil. Terbukti mereka sangat antusias dan semangat dalam mengikuti

pelajaran Fiqih dibandingkan sebelumnya, yakni sebelum adanya penerapan

metode Demonstrasi dan Tanya Jawab. Siswa menjadi betah di kelas, suasana

kelas menyenangkan dan kelihatan hidup sehingga mereka sudah tidak

beranggapan lagi bahwa Fiqih itu sebagai momok dalam proses belajar mengajar.

Metode Demonstrasi dan Tanya Jawab yaitu cara menyajikan bahan

pelajaran Fiqih melalui Ceramah dan Tanya jawab, dalam percakapan itu dapat

terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah

dan terus memperkaya perbendaharaan ilmu agama.

B. Saran

Penulis mempunyai beberapa solusi dalam rangka meningkatkan motivasi

siswa dalam mempelajari Fiqih di MTsN Malang III Seorang guru yang baik

harus selalu mempersiapkan materi / topik bahasan terlebih dulu sebelum

pelajaran dimulai, cara-cara dan teknik serta taktik yang akan diberikan

hendaknya senantiasa dipikirkan.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

Adapun saran-saran tersebut ialah :

a. Dalam menyampaikan materi usahakan menggunakan metode yang

menarik seperti : Demonstrasi, Tanya jawab, Berbicara Fiqih di dalam

kelas, Memberikan banyak tamrinat, Melatih siswa bertanya dalam Fiqih,

Memberikan semangat/dorongan untuk belajar Fiqih, Menciptakan

suasana yang menyenangkan.

b. Diharapkan untuk menambah buku-buku Fiqih di perpustakaan

agar siswa gemar membaca dan memahami ajaran agama Islam tersebut

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Perlu kiranya sesekali diadakan study banding sambil refreshing

untuk belajar Fiqih di luar kelas, bahkan di luar sekolah, seperti :

mengadakan kunjungan ke Pondok-pondok Pesantren yang mempunyai

kualitas tinggi dalam pembelajaran Fiqih.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar, Prof., Dr., Fiqih dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok

Pikiran). Pustaka Pelajar. Makasar. April. 2002.

Arikunto, Suharsimi, Prof., Dr., Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan

Praktek) Edisi Revisi V. Jakarta. Rineka Cipta. 2002.

Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs., dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka

Cipta : 2002.

I.L. Pasaribu, dkk, 1986. Detaktik dan Metodik. Tarsito, Bandung.

Imansjah Alipandie, 1984. Detaktik Metode Pendidikan Umum. Usaha

Nasional, Surabaya.

Moh. Uzer Usman, 1992. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosda Karya,

Bandung

Roestyah, 1991. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta

S. Nasution, 1986. Detaktik Azas-Azas Belajar. Jemmars, Bandung.

Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali, Jakarta

Yusuf, Tayar, Drs, H., dkk., Metodologi Pengajaran Agama dan Fiqih. Jakarta.

PT Raja Grafindo Persada. 1997.

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MALANG III

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI ( UIN )MALANG

Anda mungkin juga menyukai