Anda di halaman 1dari 10

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

MATERI PEMBELAJARAN

BAB III. PERADILAN ISLAM DAN HIKMAHNYA

A. PERADILAN ISLAM

1. Pengertian Peradilan

Peradilan dalam pembahasan fikih diistilahkan dengan qadha’ Istilah tersebut diambil dari
kata ‫یقضي‬- ‫ قضى‬yang memiliki arti memutuskan, menyempurnakan, menetapkan. Adapun
secara makna terminologi, peradilan adalah adalah suatu lembaga pemerintah atau
negara yang ditugaskan untuk menyelesaikan atau menetapkan keputusan perkara
dengan adil berdasarkan hukum yang berlaku. Tempat untuk mengadili perkara disebut
pengadilan. Orang yang bertugas mengadili perkara disebut Qadi atau hakim. Dengan
demikian, hukum yang dijadikan dasar peradilan Islam adalah hukum Islam.

2. Fungsi Peradilan

Sebagai lembaga negara yang mendapatkan tugas untuk memutuskan setiap perkara
dengan adil, maka peradilan harus memainkan fungsinya dengan baik. Diantara fungsi
terpenting peradilan adalah:

a) Menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat.

b) Mewujudkan keadilan yang menyeluruh bagi seluruh lapisan masyarakat.

c) Melindungi jiwa, harta, dan kehormatan masyarakat.

d) Mengaplikasikan nilai-nilai amar makruf nahi munkar, dengan menyampaikan hak


kepada siapapun yang berhak menerimanya dan menghalangi orang-orang zalim dari
tindak aniaya yang akan mereka lakukan.
3. Hikmah Peradilan

Sesuai dengan fungsi dan tujuan peradilan sebagaimana dijelaskan di atas, maka
dengan adanya lembaga peradilan akan diperoleh hikmah yang sangat besar bagi
kehidupan umat, yaitu:

a) Terwujudnya masyarakat yang aman, tertib dan bersih, karena setiap orang terlindungi
haknya dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan
sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir bin Abdillah dimana
beliau Saw. menjelaskan bahwa satu masyarakat tidak dinilai bersih, jika hak orang-
orang yang lemah diambil orang-orang yang kuat.

b) Terciptanya aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa, karena masyarakat


telah menjelma menjadi masyarakat bersih dan tertib.

c) Terwujudnya keadilan bagi seluruh rakyat. Artinya setiap hak orang dihargai dan
dilindungi. Allah Swt berfirman :

Artinya: ….. dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.l (QS.An Nisa [4]: 58)

d) Terciptanya ketentraman, kedamaian, dan keamanan dalam masyarakat. e) Dapat


mewujudkan suasana yang mendorong untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah
bagi semua pihak. Allah Swt. berfirman : َ

Artinya: "….. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, ” (QS.Al-Maidah [5]: 8)

B. HAKIM

1. Pengertian Hakim

Hakim adalah orang yang diangkat pemerintah untuk menyelesaikan persengketaan dan
memutuskan hukum suatu perkara dengan adil. Dengan kata lain, hakim adalah orang
yang bertugas untuk mengadili. Ia mempunyai kedudukan yang terhormat selama ia
berlaku adil. Terkait dengan kedudukan hakim, Rasulullah Saw. menjelaskan dalam
salah satu sabda beliau yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi:

Artinya: “Apabila hakim duduk di tempatnya (sesuai dengan kedudukan hakim adil) maka
dua malaikat membenarkan, menolong dan menunjukkannya selama tidak
menyeleweng. Apabila menyeleweng maka kedua malaikat akan meninggalkannya.
(H.R. Al-Baihaqi)

2. Syarat-syarat hakim

Karena mulianya tugas seorang hakim dan beratnya tanggung jawab yang dipikulkan di
atas pundaknya demi terwujudnya keadilan, maka seorang hakim harus memenuhi
beberapa kriteria berikut:

a) Beragama Islam. Karena permasalahan yang terkait dengan hukum Islam tidak bisa
dipasrahkan kepada hakim non Muslim.

b) Aqil baligh sehingga bisa membedakan antara yang hak dan yang batil

c) Sehat jasmani dan rohani.

d) Merdeka (bukan hamba sahaya). Karena hamba sahaya tidak mempunyai kekuasaan
pada dirinya sendiri apalagi terhadap orang lain.

e) Berlaku adil sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran

f) Laki-laki.

g) Memahami hukum dalam Al-Qur’an dan Hadis.

h) Memahami ijma’ ulama serta perbedaan perbedaan tradisi umat.

i) Memahami bahasa Arab dengan baik, karena berbagai perangkat yang dibutuhkan
untuk memutuskan hukum mayoritas berbahasa Arab.

j) Mampu berijtihad dan menguasai metode ijtihad, karena tak diperbolehkan baginya
taqlid.
k) Seorang hakim harus dapat mendengarkan dengan baik, karena seorang yang tuli
tidak bisa mendengarkan perkataan atau pengaduan dua belah pihak yang
bersengketa.

l) Seorang hakim harus dapat melihat. Karena orang yang buta tidak bisa mendeteksi
siapa yang mendakwa dan siapa yang terdakwa.

m) Seorang hakim harus mengenal baca tulis.

n) Seorang hakim harus memiliki ingatan yang kuat dan dapat berbicara dengan jelas,
karena orang yang bisu tidak mungkin menerangkan keputusan, dan seandainyapun
ia menggunakan isyarat, tidak semua orang bisa memahami isyaratnya.

3. Macam-macam Hakim dan Konsekuensinya

Profesi hakim merupakan profesi yang sangat mulia. Kemuliaannya karena tanggung
jawabnya yang begitu berat untuk senantiasa berlaku adil dalam memutuskan segala
macam permasalahan. Ia tidak boleh memiliki tendensi apapun kepada salah satu
pendakwa atau terdakwa. Jika ia melakukan tindak kezaliman ketika menetapkan perkara
maka ancaman hukuman neraka telah menantinya.

4. Tata cara menentukan hukuman

Orang yang mendakwa diberikan kesempatan secukupnya untuk menyampaikan


tuduhannya sampai selesai. Sementara itu terdakwa (tertuduh) diminta untuk
mendengarkan dan memperhatikan tuduhannya dengan sebaik-baiknya sehingga
apabila tuduhan sudah selesai, terdakwa bisa menilai benar tidaknya tuduhan tersebut.
Sebelum dakwaan atau tuduhan selesai disampaikan, hakim tidak boleh bertanya kepada
pendakwa, sebab dikhwatirkan akan memberikan pengaruh positif atau negatif kepada
terdakwa.

hakim tidak boleh menjatuhkan vonis hukuman dalam beberapa keadaan berikut:

a) Saat marah

b) Saat lapar

c) Saat kondisi fisiknya tidak stabil karena banyak terjaga (begadang)


d) Saat sedih

e) Saat sangat gembira

f) Saat sakit

g) Saat sangat ngantuk

h) Saat sedang menolak keburukan yang tertimpakan padanya

i) Saat merasakan kondisi sangat panas atau sangat dingin Kesembilan keadaan ketika
memutuskan perkara dalam diri hakim inilah yang dapat menyebabkan ijtihad hakim
tidak maksimal. Karenanya, hakim dilarang memutuskan perkara dalam keadaan-
keadaan tersebut. Ia dituntut untuk senantiasa menggulirkan berbagai keputusan
seadil-adilnya dan seobyektif mungkin.

5. Kedudukan Hakim Wanita

Madzhab Maliki, Syafi’i dan Hambali tidak membolehkan pengangkatan hakim wanita.
Sedangkan Imam Hanafi membolehkan pengangkatan hakim wanita untuk
menyelesaikan segala urusan kecuali urusan had dan qisas. Bahkan Ibnu Jarir
athThabari membolehkan pengangkatan hakim wanita untuk segala urusan seperti
halnya hakim pria. Menurut beliau, ketika wanita dibolehkan memberikan fatwa dalam
segala macam hal, maka ia juga mendapatkan keleluasaan untuk menjadi hakim dan
memutuskan perkara apapun. Oleh karena itu hakim yang ada di Indonesia
diperbolehkan bagi wanita.
Lampiran 2

Instrumen unjuk kerja menyajikan materi versi ke-1:

Aspek yang dinilai Skor


Nama Peserta
No Kebenaran
didik Keberanian Bahasa Kelancaran
konsep

Penskoran:
Skor 4 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran SANGAT BAIK
Skor 3 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran BAIK
Skor 2 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran CUKUP BAIK
Skor 1 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa, kelancaran KURANG BAIK
Skor perolehan
Nilai = ------------------- x 4
Skor maksimal

Nama peserta didik:

Aspek Skor
yang
4 3 2 1
dinilai
Kebenaran Jika konsepnya Jika konsepnya Jika konsepnya Jika
konsep benar dan benar tetapi kurang benar konsepnya
sesuai dengan kurang dari buku tidak benar
yang ada pada pelajaran
buku pelajaran
Keberania Jika tanpa Jika ditunjuk Jika dipaksa Jika tidak
n ditunjuk sudah baru berani baru berani berani tampil
berani tampil tampil tampil
Bahasa Jika bahasanya Jika bahasanya Jika bahasanya Jika
komunikatif, komunikatif, kurang bahasanya
mudah dipahami mudah dipahami komunikatif, sulit tidak
serta santun tapi kurang mudah dipahami komunikatif,
peyampaiannya santun dan kurang sulit
santun dipahami,
dan tidak
santun

Kelancara Jika Jika Jika Jika


n penyampaianny penyampaianny penyampaianny penyampaia
a sangat lancar a lancar a kurang lancar nnya tidak
lancar

Skor perolehan
Nilai = --------------------- x 4
Skor maksimal
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

A. IDENTITAS

Mata Pelajaran : Fiqih


Tema : PERADILAN ISLAM DAN HIKMAHNYA
Sub Tema : PERADILAN ISLAM
Kelas : XI
Semester : 1
Nama :
Kelas :

B. KEGIATAN - KEGIATAN

Kegiatan 1:

1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok diskusi/disesuaikan dengan jumlah siswa


2. Menentukan hierarki kelompok diskusi
3. Menentukan identitas kelompok diskusi

Kegiatan 2:
Perhatikan PPT yang disampaikan oleh guru. Diskusikan bersama kelompokmu mengenai
PPT tersebut!

Kemukakanlah hasil diskusi kalian (perwakilan kelompok) terhadap PPT tentang peradilan
Islam tersebut dan dikomentari oleh kelompok lain.

Kegiatan 3

1. Buatlah meresume materi tentang peradilan Islam dan hikmahnya.


2. Tulislah ayat yang berhubungan dengan peradilan Islam dan hakim melalui buku-buku
di perpustakaan atau internet.
3. Buatlah kliping tentang foto peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan peradilan Islam
Nama peserta didik:

Aspek Skor
yang
4 3 2 1
dinilai
Kebenara Jika konsepnya Jika konsepnya Jika konsepnya Jika konsepnya
n konsep benar dan benar tetapi kurang benar tidak benar
sesuai dengan
yang ada pada kurang dari
buku pelajaran buku pelajaran
Keberania Jika tanpa Jika ditunjuk Jika dipaksa Jika tidak berani
n ditunjuk sudah baru berani baru berani tampil
berani tampil tampil tampil
Bahasa Jika bahasanya Jika bahasanya Jika bahasanya Jika bahasanya
komunikatif, komunikatif, kurang tidak
mudah mudah komunikatif, komunikatif,
dipahami serta dipahami tapi sulit mudah sulit dipahami,
santun kurang santun dipahami dan dan tidak
peyampaiannya kurang santun santun

Kelancara Jika Jika Jika Jika


n penyampaianny penyampaianny penyampaianny penyampaianny
a sangat lancar a lancar a kurang lancar a tidak lancar

Skor perolehan
Nilai = --------------------- x 4
Skor maksimal

C. REFLEKSI
Dari konsep dan kegiatan diatas :
a. Hal-hal apa sajakah yang belum dipahami?
b. Pernahkah melihat atau melakukan peradilan yang sesuai dengan hukum Islam?

…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..
…………………………………………………………………………………………
…..

Anda mungkin juga menyukai