Anda di halaman 1dari 14

Penerapan LOGISTIK 4.

0 dalam Manajemen Rantai Pasok


Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal
Application of LOGISTICTS 4.0 in Rice Supply Chain Management
at Perum BULOG: An Initial Idea
Tajuddin Bantacut1 dan Rahmat Fadhil2
1
Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor
Email: bantacuttajuddin@gmail.com
2
Departemen Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Email: rahmat.fadhil@unsyiah.ac.id

Diterima : 4 Juni 2018 Revisi : 20 Juli 2018 Disetujui : 18 September 2018


ABSTRAK
Di antara masalah terbesar yang dihadapi Perusahaan Umum (Perum) BULOG saat ini adalah
pengendalian persediaan beras dan kinerja rantai pasok. Kedua persoalan ini merupakan tugas utamanya
dalam memberikan kontribusi bagi peningkatan efisiensi nasional dan mengurangi beban pemerintah
dalam pengelolaan pangan nasional. Oleh karenanya artikel ini bertujuan untuk merumuskan gagasan
Logistik 4.0 yang dapat diaplikasikan pada manajemen rantai pasok beras, khususnya pada Perum
BULOG yang mendapat mandat untuk dapat mengendalikan dan menjamin ketersediaan beras di
Indonesia. Pengembangan Logistik 4.0 beras mencakup perencanaan sumber daya, sistem manajemen
gudang, sistem manajemen transportasi, sistem transportasi cerdas, dan keamanan informasi. Berkaitan
dengan hal ini, Perum BULOG perlu mengembangkan sistem pengelolaan yang telah ada mengikuti aspek
tersebut dengan mengembangkan Sistem-Fisik-Cyber (Cyber-Physical-Systems) sebagai basis Logistik
4.0. Untuk itu perlu digunakan berbagai teknologi, agar kemampuan pengendalian dan rantai pasok beras
Perum BULOG dapat memegang peranan yang strategis dengan memenuhi kualitas pangan (food quality),
responsif (responsiveness), efisiensi (efficiency), dan fleksibelitas (flexibility). Diantara teknologi yang dapat
digunakan adalah teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Penggunaan teknologi seperti RFID,
diharapkan dapat menjadikan Perum BULOG lebih mampu menguasai pasar, dan mampu mengendalikan
rantai pasok beras sebagai perwujudan tanggung jawab sebagai penyedia dan pengendali logistik beras
secara nasional.
Kata kunci: industri cerdas, logistik cerdas, RFID, sistem-fisik-cyber

ABSTRACT
Among big problems that Perum BULOG encounters nowadays are rice stock management and supply
chain performance. Both problems are its main task in contributing to national efficiency improvement and
reducing government burden in national food management. Therefore, this article is purposed to formulate
Logistik 4.0 concept which can be applied in rice supply chain management, particularly in BULOG which
have the mandate to control and ensure the availability of rice in Indonesia. The development of Logistik 4.0
of rice includes resources plan, storage management system, transportation management system, smart
transportation system, and information security. In regard to this, Perum BULOG needs to develop the
existing management system to follow those aspects by developing Cyber-Physical-System as the basis
of Logistik 4.0. Therefore, it is necessary to use various techniques so that the ability of Perum BULOG
in management and supply chain of rice can hold strategic role by fulfilling food quality, responsiveness,
efficiency, and flexibility. Among technology to be used is Radio Frequency Identification (RFID) technology.
The use of technology like RFID is expected to be able to make Perum BULOG more capable in dominating
the market and able to control supply chain of rice as a manifestation of its responsibility as national supplier
and controller of rice logistic.
Keywords: smart industry, smart logistic, RFID, cyber-physical-system

Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal 141
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
I. PENDAHULUAN Salah satu aplikasi untuk menangani kinerja

D alam manajemen rantai pasok, strategi ideal rantai pasok adalah melalui pemanfaatan
teknologi informasi berbasis internet dan
yang terpenting adalah menekankan adanya
komputer. Teknologi ini telah mengubah cara
efisiensi dan kemampuan mengelola ketepatan
manusia dalam melaksanakan banyak pekerjaan
untuk merespon permintaan konsumen (Chopra
mulai dari berkomunikasi, bertransaksi,
dan Meindl, 2007). Strategi ini diwujudkan
berproduksi, berinovasi, dan berpergian. Banyak
dengan aplikasi kebijakan perusahaan dalam
dari kegiatan tersebut yang dapat diselesaikan
menangani enam faktor pendorong kinerja
melalui teknologi digital menggunakan komputer
rantai pasokan yaitu fasilitas, persediaan,
dan telepon cerdas untuk mempercepat proses
transportasi, informasi, sumber daya, dan harga
dan menghemat sumber daya.
(Trisilawaty dkk., 2011). Begitu pula halnya
terhadap manajemen rantai pasok beras Perum Fenomena ini pertama kali disebutkan
(Perusahaan Umum) BULOG. Tugas utama pada tahun 2011 dalam proposal untuk
Perum BULOG meliputi pengadaan gabah pengembangan konsep baru kebijakan ekonomi
beras dalam negeri, penyaluran beras untuk Jerman berdasarkan strategi teknologi tinggi
public service obligation, stabilisasi harga, (Mosconi, 2015). Industri sebagai sektor
dan pemupukan stok beras nasional. Namun kegiatan manusia yang banyak terkait dengan
demikian dalam menjalankan aktivitasnya, pergerakan, pengolahan, dan pemasaran
Perum BULOG belum optimal memberikan bahan (material) serta transaksi dan pertukaran
kontribusi dalam peningkatan efisiensi nasional informasi (data) banyak mengalami perubahan
yang akan terus terjadi, kemudian memasuki
dan mengurangi beban pemerintah dalam
tahap baru revolusi teknologi industri yang
pengelolaan pangan nasional. Hal ini termasuk
disebut dengan Industry 4.0 (smart industry)
usaha komersial yang dijalankan belum
atau Industri 4.0 (industri cerdas).
sepenuhnya selaras dalam mendukung serta
bersinergi dengan kegiatan publik. Zezulka, dkk. (2016) menggunakan
terminologi Industri 4.0 dalam tiga faktor yang
Trisilawaty, dkk. (2011) melaporkan bahwa
saling terkait, yaitu: (i) digitalisasi dan integrasi
rantai pasok beras dan penggunaan gudang di
teknis sederhana -hubungan ekonomis dengan
Perum BULOG belum optimal. Sebagian besar
teknis yang rumit- jaringan ekonomis yang
gudang BULOG saat ini dipergunakan untuk kompleks, (ii) digitalisasi penawaran produk
menyimpan beras namun kapasitas gudang dan layanan, dan (iii) model pasar baru. Semua
per unitnya yang dipergunakan tidak maksimal, aktivitas manusia ini saling berhubungan dengan
sehingga menyebabkan banyak space gudang banyak sistem komunikasi saat ini. Teknologi
yang terbuang. Bahkan terdapat pula gudang yang paling banyak digunakan adalah Internet
yang tidak dipergunakan. Persoalan ini of Things (IoT), Internet of Service (IoS), dan
disebabkan adanya ketidakpastian perencanaan Internet of People (IoP) yang bertumpu pada
penggunaan gudang oleh manajemen Perum Sistem-Fisik-Cyber (Cyber-Physical-Systems).
BULOG dalam menentukan pemanfaatan Teknologi ini memungkinkan entitas komunikasi
gudang untuk penyimpanan beras (tugas publik) (dalam lingkungan Industri 4.0) untuk bertautan
maupun untuk disewakan (tugas komersial). Oleh satu sama lain dan memanfaatkan data dari
karenanya manajemen Perum BULOG perlu produsen selama siklus kehidupan sistem tanpa
terus menerus merumuskan konsep-konsep dibatasi oleh sekat perusahaan dan negara.
terkini untuk menguraikan dan menyelesaikan Semua pihak yang terkait dapat memperoleh
persoalan ini dengan mempertimbangkan informasi dan data yang relevan setiap saat
kemudahan, efektifitas, dan penggunaan sehingga dapat mengetahui dengan lebih pasti
berbagai teknologi informasi terkini yang akan perkembangan yang terjadi dalam pasokan,
semakin mendorong percepatan penyelesaian pengolahan dan pengangkutan sebagai basis
masalah ini, termasuk mempersiapkan berbagai perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi usaha.
kemungkinan perubahan yang akan terjadi di Pola komunikasi juga mengalami perubahan
masa depan. tidak hanya terbatas antar manusia (Customer

142 PANGAN, Vol. 27 No. 2 Agustus 2018 : 141 – 154


to Customer/C2C) tapi juga antara manusia waktu tertentu. Preposisi ini digunakan untuk
dengan mesin (Costumer to Machine/C2M) dan membangun sistem Logistik 4.0 pangan pokok
antara mesin ke mesin (Machine to Machine/ berbasis beras. Oleh karenanya artikel ini ditulis
M2M) (Cooper dan James 2009). M2M dan bertujuan untuk merumuskan gagasan Logistik
produk cerdas tidak diperlakukan sebagai 4.0 yang diaplikasikan pada manajemen rantai
bagian mandiri, tetapi pendukung IoT. Produk pasok beras, khususnya pada Perum BULOG
pintar adalah sub-komponen dari Sistem-Fisik- yang mendapat mandat untuk mengendalikan
Cyber (Greengard, 2015). dan menjamin ketersediaan beras di Indonesia.
Transformasi ini secara dramatis akan II. INDUSTRI 4.0 DAN LOGISTIK 4.0
mempengaruhi pengelolaan organisasi sesuai
Revolusi industri 4.0 telah membawa
dengan insentif, konfigurasi lingkungan, dan
beberapa manfaat yang jelas dan relevan adalah
konteks yang baru. Revolusi ini menyebabkan
peningkatan fleksibilitas, baku mutu, efisiensi,
perubahan besar, tidak hanya di industri tetapi
dan produktivitas. Ini akan memungkinkan
juga di masyarakat, dalam irama dan pandangan
kustomisasi massal bagi perusahaan untuk
ekonomi, dalam cara kerja direncanakan dan
memenuhi permintaan pelanggan, menciptakan
dioperasionalkan, serta cara kerja yang harus
nilai melalui pengenalan secara terus menerus
berorientasi pada interaksi manusia-mesin, dan
produk baru, dan layanan pasar. Terlebih lagi,
lain sebagainya.
kolaborasi antara mesin dan manusia dapat
Perubahan tersebut dengan sendirinya mempengaruhi kehidupan pekerja secara
akan membentuk fitur baru Logistik 4.0 yaitu sosial, terutama berkenaan dengan optimalisasi
implikasi dari Industri 4.0 terhadap logistik yang pengambilan keputusan.
efisien dan kuat. Teknologi dan Sistem-Fisik-
Roblek, dkk. (2016) dan Almada-Lobo
Cyber (CPS) digunakan untuk menjalankan
(2015) menyimpulkan bahwa transformasi
semua kegiatan yang berulang dan otomatis
internet dari industri digital masih berlangsung,
sehingga mengurangi keterlibatan manusia
tetapi kecerdasan buatan, data besar, dan
(Barreto, dkk., 2017).
konektivitas menunjukkan kepastian putaran
Logistik adalah aliran barang atau jasa baru revolusi digital. Industri 4.0 sedang dalam
mulai dari sumber sampai tujuan yang meliputi perjalanan dan akan memiliki pengaruh penting
proses perencanaan, pelaksanaan, dan pada transformasi industri yang lengkap karena
pengendalian aliran yang efisien dan efektif itu mewakili kemajuan pada tiga poin, yaitu: (i)
dari barang atau jasa dan informasi terkait Digitalisasi produksi - sistem informasi untuk
mulai dari titik asal sampai titik penggunaan manajemen dan perencanaan produksi; (ii)
untuk memenuhi keperluan pelanggan. Fokus Otomatisasi - sistem untuk akuisisi data dari
logistik adalah aliran barang atau jasa dengan lajur produksi dan menggunakan mesin; dan (iii)
tujuan menyediakan barang dengan jumlah Menghubungkan situs manufaktur dalam rantai
yang tepat, waktu yang tepat, lokasi yang tepat, pasokan yang komprehensif.
dan biaya yang tepat. Kegiatan utama logistik
Logistik sebagai penopang industri 4.0
adalah pengadaan, penyimpanan, persediaan,
harus beradaptasi dengan atau mengikuti
pengangkutan, pergudangan, pengemasan,
kemajuan dalam tiga pokok tersebut. Adaptasi
keamanan, serta penanganan barang dan jasa
ini menjadi keharusan untuk bertahan dan
baik dalam bentuk bahan baku, barang antara,
tumbuh berkembang dalam menjalankan fungsi
dan barang jadi.
logistik sehingga tetap menjadi bagian penting
Dengan pengertian tersebut, maka peluang dari pergerakan barang, informasi, dan mesin.
bahkan keharusan penerapan IoT, IoS, dan
Industri 4.0 berbasis pada IoT dan CPS
IoP sangat besar sehingga setiap pergerakan
yaitu sistem fisik dan rekayasa, yang operasinya
barang dan informasi dapat direncanakan dalam
dapat dipantau, terkordinasi, terkontrol, dan
dimensi ruang dan waktu yang lebih pasti dan
terintegrasi dengan sistem komputasi dan
pemantauan yang lebih mudah. Efisiensi dan
komunikasi. CPS melibatkan interaksi dengan
kekuatan logistik adalah pada penghematan
dunia fisik yang tersusun dari satu set agen
pergerakan dan penggunaan ruang dalam satuan

Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal 143
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
berjaringan. Agen jaringan ini termasuk: sensor, ketergantungan waktu dan paradigma baru.
aktuator, satuan-satuan kendali pemrosesan, Paradigma ini adalah hasil dari peningkatan
dan perangkat komunikasi (Cardenas, dkk., 2008). penggunaan Internet yang memungkinkan
komunikasi antara M2M dan C2M secara real
Konsep fundamental tersebut menjelaskan
time dan penggunaan apa yang disediakan oleh
bahwa Industri 4.0 masih terus berkembang
digitalisasi maju. Logistik 4.0 yang efisien dan
menuju keadaan yang lebih efisien dari aspek
kuat harus mengandalkan dan menggunakan
biaya, waktu, dan tenaga kerja untuk produksi
aplikasi teknologi: (i) Perencanaan Sumber
dan pelayanan. Kelancaran produksi tidak lagi
daya; (ii) Sistem Manajemen Gudang; (iii)
bertumpu pada pasokan dan distributor tetapi
Sistem Manajemen Transportasi; (iv) Sistem
keduanya terintegrasi dengan sistem logistik
Transportasi Cerdas; dan (v) Keamanan
yang kuat dan efisien. Peran logistik menjadi
Informasi. Berikut uraian yang disarikan dari
bagian penting dari Industri 4.0 yang berbasis
Barreto, dkk. (2017) seperti berikut:
ICT, maka logistik yang terkait dengannya harus
berubah menjadi Logistik 4.0. 2.1. Perencanaan Sumberdaya
Barreto, dkk. (2017) menjelaskan bahwa Teknologi memudahkan penyelarasan
implikasi Industri 4.0 terhadap logistik sangat dan intergrasi semua pelaku utama rantai
besar dan penting. Permintaan produk dan pasok, peningkatan tingkat visibilitas dan
layanan yang bersifat individual akan terus transparansi, sehingga perkiraan sumber
meningkat. Dengan demikian, logistik di dalam daya akan lebih pasti. Hal ini dimungkinkan
dan di luar sistem industri harus beradaptasi karena perkembangan volume dan pergerakan
dengan lingkungan yang terus berubah. Sistem barang dapat diketahui setiap waktu. Prosedur
logistik akan semakin kompleks sehingga tidak manajemen perencanaan sumber daya,
dapat ditangani dengan praktik perencanaan sesuai dengan penerapan paradigma Industri
dan pengendalian secara biasa. 4.0 dan penerapan CPS, akan meningkatkan
produktivitas, fleksibilitas, dan kelincahan
Logistik 4.0 merujuk pada kombinasi
secara keseluruhan terhadap perubahan yang
penggunaan logistik dengan inovasi dan aplikasi
mungkin terjadi dalam rantai pasokan.
ditambahkan pada CPS sehingga memiliki
kondisi yang sama seperti Layanan Cerdas dan Penyelarasan dan integrasi yang tepat
Produk Pintar. Pendekatan berbasis teknologi antara para pelaku utama rantai pasokan, dan
digunakan untuk mendefinisikan “Produk peningkatan tingkat visibilitas dan transparansi
Pintar” dan “Layanan Pintar” dapat diterapkan akan memastikan perkiraan sumber daya (manusia,
untuk mendefinisikan “Logistik Pintar”. Produk barang, dan peralatan) yang lebih tepat. Dengan
dan layanan pintar dapat melakukan tugas- demikian, akan terjadi optimalisasi sumber
tugas yang biasanya dilakukan oleh orang. daya, waktu pengadaan, dan pemasaran, dan
Hal ini memungkinkan untuk mendelegasikan peningkatan dayaguna peralatan.
kegiatan sehingga karyawan dapat fokus pada
Tingkat kecanggihan yang dibutuhkan
tugas-tugas yang membutuhkan lebih banyak
akan meningkat secara substansial. Pada
kecerdasan daripada proses otomatis atau
semua IoT akan membutuhkan tingkat
kecerdasan yang dapat diberikan oleh Produk
spesialisasi sumber daya manusia (SDM) yang
Pintar atau Layanan Pintar.
lebih tinggi. Kompetensi SDM akan berubah
Logistik pintar adalah sistem logistik yang secara dramatis dengan adopsi berkelanjutan
dapat meningkatkan fleksibilitas, penyesuaian paradigma Industri 4.0. Peningkatan kebutuhan
terhadap perubahan pasar, dan mendekatkan keterampilan komputerisasi dan analitis, serta
perusahaan dengan kebutuhan pelanggan. Ini integrasi sistem teknologi akan mengubah profil
akan memungkinkan untuk memperbaiki tingkat umum SDM di industri.
layanan pelanggan, optimalisasi produksi, dan
2.2. Sistem Manajemen Pergudangan
menurunkan harga penyimpanan dan produksi.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, Mata rantai logistik berawal dari dan
Logistik Pintar akan berubah dan memiliki berakhir di gudang yang sebelumnya dari pabrik

144 PANGAN, Vol. 27 No. 2 Agustus 2018 : 141 – 154


dan setelahnya kepada konsumen. Oleh karena (DC) dan gudang dapat dibangun melalui
itu, gudang selalu menjadi pusat penting arus TMS. Pengendalian biaya yang berlebih
barang dalam dan menetukan kinerja dari rantai (sangat mahal) dapat dikendalikan dengan
pasokan. Industri 4.0 mengharuskan gudang mengintegrasikan TMS dengan rantai pasok
berfungsi sebagai sumber utama keunggulan lainnya (seperti Sistem Manajemen Gudang
kompetitif bagi penyedia logistik. Adopsi dan Sistem Manajemen Perdagangan Global);
paradigma Industri 4.0 akan memperkenalkan dan menangani komunikasi elektronik dengan
perubahan luar biasa dalam cara kerja gudang pelanggan, mitra dagang, dan operator. Sejalan
saat ini. Pengenalan manajemen ‘pintar’ selama dengan meluasnya cakupan yang menambah
adopsi dan penerapan Sistem Manajemen kemampuan lainnya, TMS telah menjadi
Gudang yang tepat (WMS) yang akan mengubah pilihan yang populer untuk perusahaan dengan
kegiatan gudang menjadi persyaratan masa berbagai ukuran dan di semua industri.
depan logistik sesuai dengan paradigma Industri
TMS, didukung dengan penggunaan IoT
4.0.
yang padat, adalah elemen yang sangat penting
Aktor dan pemangku kepentingan dalam konsep Logistik 4.0 karena menggunakan
dalam rantai pasokan perlu dintegrasikan data real-time dan in line untuk mencapai
untuk menjamin koordinasi dan keselarasan efisiensi dan efektivitas proses logistik yang lebih
menyeluruh antara semua fase rantai nilai. baik. Penerapan teknologi GPS dapat mencari
Sebagai contoh, transportasi akan dapat dan menetapkan lokasi kendaraan dan alat
mengomunikasikan posisi mereka dan angkut secara akurat, memantau pergerakan
meramalkan waktu kedatangan kepada sistem barang, bernegosiasi dengan penyedia jasa,
manajemen gudang cerdas, sehingga dapat mengkonsolidasikan pengiriman, menggunakan
dapat memilih dan menyiapkan slot docking, platform fungsional yang lebih maju, dan
mengoptimalkan pengiriman just-in-time dan berinteraksi dengan Sistem Transportasi
just-in-sequence. Bersamaan dengan itu, Sensor Cerdas (ITS). Perkembangan terus terjadi untuk
RFID (Radio Frequency Identification) akan perbaikan manajemen transportasi dan layanan
mengungkapkan apa yang telah dikirimkan, dan pelanggan sejalan dengan pertumbuhan
mengirim data jejak-dan-penelusuran ke seluruh layanan cloud dan cloud computing, TMS
rantai pasok. WMS akan secara otomatis berbasis cloud menjadi standar. Perangkat lunak
menghubungkan ke ruang penyimpanan ini dengan cepat memindahkan solusi sehingga
sesuai dengan spesifikasi pengiriman, meminta mengurangi secara drastis jumlah pemasangan
peralatan yang sesuai untuk memindahkan premis di masa mendatang.
barang ke lokasi yang tepat secara mandiri.
IoT dan TMS akan memainkan peran yang
Setiap pergerakan barang (per kemasan, per semakin penting dalam industri transportasi
palet, atau per truk) dapat diketahui dan tercatat dan logistik karena lebih banyak lagi benda fisik
(jejak digitalnya) karena tag akan mengirimkan dilengkapi dengan kode batang, tag RFID atau
sinyal ke WMS untuk menyediakan tingkat sensor, sehingga perusahaan transportasi dan
persediaan real-time yang terbaca (visibility), logistik dapat melakukan pemantauan real-time
yang dapat mencegah biaya kekurangan stok terhadap pergerakan benda-benda fisik dari asal
yang mahal, serta meningkatkan kemampuan ke tujuan di seluruh rantai pasokan termasuk
manajemen keputusan terhadap penyesuaian manufaktur, pengiriman, dan distribusi. IoT juga
yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan menawarkan solusi yang menjanjikan untuk
tingkat layanan. sistem transportasi dan layanan mobil. Sejalan
dengan kendaraan memiliki penginderaan
2.3. Sistem Manajemen Transportasi
yang semakin kuat, jaringan, komunikasi,
Penghubung simpul rantai pasok adalah dan kemampuan pemrosesan data, teknologi
transportasi logistik yang memerlukan IoT dapat digunakan untuk meningkatkan
pengelolaan bersistem (Sistem Manajemen kemampuan dan berbagi sumber daya yang
Transportasi/TMS). Interaksi antara sistem kurang dimanfaatkan di antara kendaraan di
manajemen pesan (OMS) dan pusat distribusi tempat parkir atau di jalan. Misalnya, teknologi

Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal 145
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
IoT memungkinkan melacak lokasi terkini setiap komunikasi Machine to Machine (M2M) dan
kendaraan, memantau pergerakannya, dan sistem kooperatif.
memprediksi lokasi berikutnya.
Dalam perspektif Logistik 4.0, ITS yang
2.4. Sistem Transportasi Cerdas (ITS) beroperasi penuh dapat digunakan untuk: parkir
truk cerdas dan manajemen bidang pengiriman;
Sistem Transportasi Cerdas mengadopsi
kargo multimodal (perencanaan pendukung
teknologi baru seperti perangkat keras
dan sinkronisasi antara moda transportasi yang
perhitungan, sistem pemosisian, teknologi
berbeda selama berbagai operasi logistik);
sensor, telekomunikasi, pengolahan data,
estimasi tapak dan pemantauan CO2; sarana
operasi virtual dan teknik perencanaan. ITS
kecepatan dan prioritas (menghemat konsumsi
beroperasi pada berbagai sistem transportasi
bahan bakar, mengurangi emisi, dan keberadaan
seperti manajemen transportasi, kontrol,
kendaraan berat di daerah perkotaan); dukungan
infrastruktur, operasi, kebijakan, dan metode
eco-drive (mendukung pengemudi truk dalam
kontrol. Integrasi teknologi virtual di bidang
mengadopsi gaya mengemudi yang lebih hemat
transportasi penting untuk meningkatkan
energi untuk mengurangi konsumsi bahan bakar
keamanan dan keandalan, kecepatan perjalanan,
dan emisi CO2).
arus lalu lintas dan untuk mengurangi risiko,
tingkat kecelakaan, emisi karbon, dan polusi 2.6. Keamanan Informasi
udara. ITS menyediakan solusi untuk kerja
Pertumbuhan cepat aplikasi berbasis
sama dan platform yang dapat diandalkan untuk
internet yang ditopang oleh kehadiran sistem
transportasi. Pengumpulan Pulsa Elektronik
berbasis cloud, IoT, Data Besar, Industri 4.0,
(ETC), Highway Data Collection (HDC), Sistem
BYOD (Bring Your Own Device) dan tren
Manajemen Lalu Lintas (TMS), Pengumpulan
CYOD (Choose Your Own Device) telah
Data Kendaraan (VDC), Transit Signal Priority
mengubah cara organisasi menjalankan bisnis.
(TSP), Emergency Vehicle Preemption (EVP)
Organisasi sangat tertarik untuk menemukan
adalah beberapa aplikasi ITS. Aplikasi ITS
inisiatif teknologi baru dengan biaya operasi
tidak terbatas untuk lalu lintas kendaraan,
rendah, untuk menawarkan layanan yang
juga menyediakan layanan lain dan dapat
lebih baik dan inovatif, dan dengan demikian
diimplementasikan dalam sistem navigasi,
memperoleh keunggulan kompetitif. Namun,
sistem transportasi udara, sistem transportasi
dengan meningkatnya ketergantungan pada
air, dan sistem kereta api.
teknologi untuk mendapatkan keunggulan
Generasi terbaru ITS, Generasi 4.0, kompetitif, keamanan informasi menjadi salah
memanfaatkan multimodal sistem yang satu persyaratan yang paling penting dan
menggabungkan perangkat seluler pribadi, menantang dalam menjalankan bisnis yang
kendaraan, infrastruktur, dan jaringan informasi sukses. Bahkan, solusi teknologi baru selalu
untuk sistem operasi serta solusi kontekstual membawa kerentanan, yang sebagian besar
mobilitas pribadi. ITS memainkan peran penting waktu mengungkapkan risiko keamanan yang
dengan sistem kooperatif teknologi, untuk tidak terduga (Goodrich dan Tamassia, 2014).
mendukung serta meningkatkan proses logistik Dalam konteks ini, organisasi harus memastikan
dan efektivitas armada untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mereka
secara substansial hasil dari komunitas untuk melindungi aset informasi dan infrastruktur
transportasi, baik secara ekonomi maupun TI secara aman.
keberlanjutan. Sebuah ITS menggunakan real
III. RANTAI PASOK BERAS PERUM BULOG
time dan in line data yang dikumpulkan melalui
VANET (Vehicle ad hoc Network) Systems, Rantai pasok (supply chain) adalah sebuah
jaringan sensor, drone point, dan sistem intelijen rangkaian aktivitas meliputi sumber daya,
bisnis, akan meningkatkan kualitas manajemen informasi, dan organisasi yang terkait dengan
pengambilan keputusan serta menjadi lebih pergerakan dan distribusi barang atau jasa dari
fleksibel dan efisien dalam waktu dekat, produsen ke konsumen. Aktivitas rantai pasok
sehingga memungkinkan untuk meningkatkan ini meliputi proses memperoleh bahan mentah
efisiensi logistik melalui konvergensi teknologi beserta bagian-bagiannya, manufaktur,

146 PANGAN, Vol. 27 No. 2 Agustus 2018 : 141 – 154


pergudangan, pencatatan inventaris, dokumentasi, BULOG juga melakukan kegiatan pengendalian
pengelolaan pemesanan, distribusi, komunikasi, harga beras (mempertahankan Harga
transportasi, pengendalian persediaan serta Pembelian Pemerintah/HPP), stabilisasi harga
sistem informasi yang diperlukan untuk khususnya harga pokok, menyalurkan beras
memastikan bahwa seluruh rangkaian proses ini untuk orang miskin (beras sejahtera/Rastra)
berjalan dengan optimal. Menurut Global Supply dan pengelolaan stok pangan (BPS, 2016).
Chain Forum, manajemen rantai pasok (supply Sepanjang aktivitas inilah menjadi bisnis utama
chain management disingkat SCM) didefinisikan dari BULOG dalam memastikan ketersediaan
sebagai integrasi dari suatu proses bisnis dari beras di pasaran dan terjangkau untuk dibeli
pengguna akhir sampai pemasok-pemasok oleh masyarakat. Secara detil rantai pasok beras
awal untuk menyediakan produk, jasa, dan BULOG adalah seperti pada Gambar 1. Dimana
informasi yang memberikan nilai tambah bagi unit Unit Pengelolaan Gabah Beras (UPGB) dan
para pelanggan dan pihak-pihak terkait lainnya Gudang BULOG memegang peran yang cukup
(Croxton, dkk., 2001). Nilai tambah dapat penting dari pengumpulan gabah, pengolahan
diperhitungkan sebagai penyediaan kebutuhan dan penyimpanan beras, hingga distribusinya
produk dengan jenis yang tepat, kuantitas dan ke masyarakat (konsumen).
kualitas yang sesuai, waktu yang tepat, tempat
Dua masalah terbesar yang dihadapi Perum
yang pasti, dan biaya yang sesuai.
BULOG saat ini adalah pengendalian persediaan
Beras sebagai salah satu bahan pangan beras (Sartika, 2014; Yun, 2014) dan kinerja
memiliki perbedaan rantai pasok dengan rantai pasok (Ghozali, 2016; Muhandhis dan
produk atau jasa lainnya. Perbedaan rantai Suryani, 2015; Sulistyowati dan Natawidjaja,
pasok pangan ini karena adanya perubahan 2010; Sa’id, 2010). Masalah persediaan beras,
sepanjang waktu pada bahan tersebut yang BULOG sering dikalahkan oleh mafia beras,
akan mempengaruhi kualitas produk pangan sehingga ketersediaan beras di pasaran sering
pada seluruh tahapan rantai pasok hingga kekurangan yang menyebabkan kenaikan harga
titik akhir pangan itu sampai ke konsumen. secara signifikan (Pratomo, 2015; Subandriyo,
Pergerakan bahan pangan ini mengalir secara 2015; Jannah, 2018; Fakhrana, 2016). Akibatnya,
berkesinambungan dari produsen ke konsumen daya beli masyarakat mengalami menurun
melewati proses produksi, pengolahan, dan dapat menimbulkan gejolak sosial dan
distribusi, agen, ritel, dan kemudian sampai ke ekonomi. Belum lagi masalah-maslah lainnya
konsumen (from farm to table). Kajian tentang seperti ketidakmerataan distribusi, jumlah yang
rantai pasok pangan telah banyak dipelajari berkurang dalam proses distribusi, kurangnya
oleh berbagai peneliti, seperti Handayati, dkk. persediaan, ketidakpastian perencanaan
(2015), Jang dan Klein (2011), Dania, dkk. penggunaan gudang, permintaan distribusi
(2018), Topp-Becker dan Ellis (2017), Galal dan beras yang tidak beraturan dan tidak dapat
El-Kilany (2016), Grimm, dkk. (2014), Aubry diprediksi menjadi unsur-unsur ketidakpastian
dan Kebir (2013) serta Trienekens, dkk. (2012), pada rantai pasokan beras pada Perum BULOG
semuanya berusaha menunjukkan berbagai (Trisilawaty dkk., 2016; Yun, 2014; Sartika,
solusi terhadap permasalahan-permasalahan 2014; Firdaus, dkk., 2008).
rantai pasok pangan yang terus berkembang
Untuk itulah BULOG perlu mengembangkan
hingga saat ini.
strategi pengawasan beras (supply and
Perum BULOG yang merupakan perusahaan demand) dengan efektif dan efisien. Kinerja
milik negara di bidang logistik pangan, memiliki rantai pasok, sebagai aktivitas rutin, maka mesti
tanggung jawab besar dalam pengendalian dan terus dievaluasi dari waktu ke waktu, karena
ketersediaan beras di wilayah Negara Kesatuan saat ini atmosfir pasar yang fluktuatif, kompetitif,
Republik Indonesia. Ruang lingkup dalam urusan dan bahkan distruptif.
beras ini meliputi usaha logistik/pergudangan,
Aramyan, dkk. (2007) berpendapat bahwa
survei dan pemberantasan hama, penyediaan
suatu rantai pasok pangan mestilah memenuhi
karung plastik, usaha angkutan, perdagangan
empat indikator kinerja, yaitu kualitas pangan
komoditi pangan, dan usaha eceran. Selain itu,
(food quality), responsif (responsiveness),

Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal 147
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
efisiensi (efficiency), dan fleksibelitas (flexibility). taransportasi cerdas, dan keamaanan informasi.
Kualitas pangan berkaitan dengan pemenuhan Dalam perspektif ini, Perum BULOG perlu
segala persyaratan mutu dan karekterisrtik mengembangkan sistem pengelolaan yang
produk (ISO 9000), responsif merupakan telah ada mengikuti aspek tersebut dengan
kepekaan dan kesigapan rantai pasok untuk mengembangkan CPS sebagai basis Logistik 4.0.
menyediakan produk dan informasi kepada
Pertama, perencanaan Sumberdaya
pelanggan, efisiensi berkaitan dengan ukuran
Logistik 4.0 Perum BULOG. Penerapan
dari suatu hasil (output) yang dicapai dengan
Logistik 4.0 memerlukan sarana dan prasarana
masukan (input) yang digunakan (indikatornya:
yang dihubungkan dengan internet untuk
biaya produksi, distribusi keuntungan, tingkat
memfasilitasi IoT, IoS, dan IoP. Semua fasilitas
pengembalian investasi, dan persediaan),
UPGB, gudang, kendaraan pengangkut, dan
sedangkan fleksibilitas adalah tingkat
fasilitas pendukung lainnya harus terintegrasi
kemampuan rantai pasok dalam menghadapi
dalam CPS sehingga semua informasi, data, dan
perubahan pasar untuk tetap mendapatkan
pergerakan bahan dapat dipantau. Perbaikan
atau memelihara keunggulan kompetitifnya
fasilitas melalui modernisasi dan peningkatan
(Aramyan, dkk., 2006). Oleh karena itu, kedua
teknologi perlu dilakukan untuk memungkinkan
permasalahan tersebut perlu secara arif dan
penerapan azas efektif, efisien, dan akses yang
bijaksana dicarikan solusi yang optimal untuk
tidak dibatasi waktu dan ruang. Fasilitas dan
menyelesaikannya, sehingga Logistik 4.0 dapat
barang dihubungkan dengan basis data dan
menjadi jawaban terhadap permasalahan
aplikasi untuk mengunggah dan mengunduh
tersebut.
data. Rancangan sistem yang dibangun untuk
IV. PENGEMBANGAN LOGISTIK 4.0 BERAS memfasilitasi semua transaksi, pengendalian,
PERUM BULOG dan pengaturan melalui pengendali yang
tersebar.
Pengembangan Logistik 4.0 dapat
mengikuti aspek yang diusulkan oleh Barreto, Kedua, sistem Manajemen Pergudangan.
dkk. (2017) yang mencakup perencanaan Gudang menerapkan manajemen bersistem
sumber daya, sistem manajemen gudang, sehingga pengaturan bahan dalam gudang
sistem manajemen transportasi, sistem dan pergerakan barang masuk dan keluar

Gambar 1. Rantai Pasok Beras BULOG


(Sumber: Bahan Ajar Direktur Komersial 22 April 2016)

148 PANGAN, Vol. 27 No. 2 Agustus 2018 : 141 – 154


dari gudang mengikuti kaidah First in First Out terutama manajemen logsistik, konsumen, dan
(FIFO). Pengaturan karung dalam susunan rekanan.
pallet mengikuti urutan registrasi barang
Kelima, keamanan Informasi. Semua
sehingga pencatatan dan pembacaan informasi
data dan informasi yang dihubungkan dengan
oleh sensor menjadi lebih mudah dan teratur.
internet dan dapat diakses oleh publik
Pembaharuan atau perbaikan gudang perlu
secara luas rentan terhadap gangguan dan
dilakukan sehingga memungkinkan penerapan
penyalahgunaan. Perlindungan data dan
prinsip pergerakan bahan secara efisien dan
informasi pelanggan dan akses ke dalam sistem
cepat yang tercatat baik per pallet, per kemasan,
logistik secara keseluruhan perlu diproteksi
atau per truk.
dengan azas keamanan yang tinggi. Misalnya,
Ketiga, sistem Manajemen Transportasi. pada transaksi pada konsumen akhir tag RFID
Pergerakan bahan bertumpu pada transportasi harus dinonaktifkan sehingga kerahasian alamat
yang bersistem sehingga dapat diintegrasikan konsumen dapat dilindungi.
dengan manajemen pemesanan (order
4.1. Aplikasi RFID
management system) dan pusat distribusi.
Manajemen transportasi harus dikembangkan Salah satu teknologi yang dapat dipakai
berbasis cloud untuk memfasilitasi pengelolaan dalam pengendalian rantai pasok beras Perum
berbasis internet dengan penerapan IoT, IoS, BULOG adalah menggunakan teknologi Radio
dan IoP. Frequency Identification (RFID). Teknologi ini
adalah suatu metode identifikasi menggunakan
Keempat, sistem Transportasi Cerdas.
perangkat label RFID (transponder) yang
Alat angkut seperti truk, kapal, dan perahu
berfungsi untuk menyimpan dan mengambil
dilengkapi dengan teknologi GPS untuk
data jarak jauh. Label atau perangkat RFID
memudahkan pemantauan, pengendalian, dan
ini adalah benda yang dapat dipasang,
pengaturan pergerakan baik arah, jalur maupun
dimasukkan, ditempatkan, disematkan pada
waktu, sehingga menjadi lebih efektif dan
produk baik hewan, tumbuhan, bahkan manusia
efisien. Semua alat angkut tersebut dilengkapi
sekalipun sebagai alat untuk identifikasi
dengan tag RFID dan Kode Bar sehingga
menggunakan frekuensi radio elektromagnetik.
dapat dihubungkan dengan CPS dan diakses
Pengidentifikasian ini menggunakan medan
secara mudah oleh pihak yang berkepentingan
magnet yang memancarkan sejumlah kode

Gambar 2. Aplikasi RFID pada rantai pasok beras

Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal 149
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
Gambar 3. Keuntungan penggunaan RFID (Leung, dkk., 2007)

identifikasi tertentu saat ditanyakan atau semakin berkembang dan kompetitif sehingga
dipanggil oleh perangkat pembacanya (reader). menuntut perusahaan-perusahaan untuk
Sistem pembaca RFID ini tidak memerlukan turut juga meningkatkan kualitas pelayanan,
kontak langsung antara alat pembaca dengan termasuk proses bisnis yang terkait dengannya
label RFID yang dipasang pada suatu benda, ini (Auto-ID, 2016). Pemanfaatan teknologi RFID
berbeda dengan sistem pembaca kode batang telah menunjukkan peningkatan yang semakin
(barcode). efisien dan mendorong produktivitas dalam
menjalankan suatu program rantai pasok barang
Tren penggunakan RFID di Indonesia
secara otomatis, pengurangan kehilangan
terus meningkat. Hal ini tentu saja akibat dari
persediaan, kecepatan proses, dan peningkatan
perkembangan teknologi dan informasi yang

Gambar 4. Biaya implimentasi RFID (Banks, dkk., 2007)

150 PANGAN, Vol. 27 No. 2 Agustus 2018 : 141 – 154


akurasi informasi (Sarac, dkk. 2010). Sebut utama; pendapatan, marjin operasi, dan
saja seperti sektor distribusi, retil, rumah sakit, efisiensi modal, serta menyimpulkan bahwa
manufaktur, penyimpanan dokumen, logistik, ada beberapa manfaat teknologi RFID melalui
rantai pasok, pergudangan, dan sebagainya peningkatan pendapatan, penurunan biaya
telah banyak dan berhasil mengaplikasikan operasi, dan kemahalan, serta peningkatan
teknologi RFID ini. modal melalui pengurangan biaya properti,
pabrikasi, peralatan, dan biaya persediaan.
4.2. Manfaat RFID
Untuk implementasi sistem ini memerlukan
Pada industri pangan, beberapa manfaat
biaya yang cukup signifikan. Banks, dkk. (2007)
penggunaan aplikasi RFID ini telah dilaporkan
merincikan enam kelompok biaya utama,
oleh berbagai peneliti, seperti untuk pelacakan
yaitu biaya perangkat keras (hardware), biaya
dan pengawasan produk pangan (Bibi, dkk.,
perangkat lunak (software), biaya integrasi
2017), pelacakan pada rantai pasok pangan
sistem, biaya layanan instalasi, biaya personil,
(Tian, 2016), berbagai peluang aplikasi pada
dan biaya rekayasa ulang proses bisnis (Gambar
sektor pangan masa depan (Kumari, dkk., 2015;
4). Walaupun demikian, mengingat kepentingan
Costa, dkk., 2013), deteksi produk pangan
dan manfaat yang dicapai, pertimbangan
cacat (Fiddes, dkk., 2014), pelacakan produk
biaya dapat menjadi evaluasi tersendiri bagi
mudah rusak (perishable) yang terkontaminasi
pencapaian bisnis Perum BULOG secara optimal
(Piramuthu, dkk., 2013), analisis keamanan
dimasa depan. Apalagi bila dikaitkan dengan
pangan dalam rantai pasok (Zhang dan Li,
kemampuan Perum BULOG dalam menguasai
2012), dan lainnya.
peredaran beras di pasaran, terutama beras
Aplikasi pada rantai pasok beras Perum yang berasal dari jalur rantai pasoknya sendiri.
BULOG, secara umum dapat dijelaskan melalui
V. PENUTUP
Gambar 2. Mulai dari gudang BULOG sistem
teknologi RFID disematkan pada karung/ 5.1. Kesimpulan
kemasan beras dengan referensi yang diinput
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan
secara detil seperti kode produksi, kadaluarsa,
hal-hal sebagai berikut:
kualitas, ukuran, dan sebagainya. Kemudian
data ini disimpan dalam jaringan yang dapat Pertama, perkembangan Industri 4.0 telah
diakses baik oleh jaringan pusat distribusi dengan serta merta mendorong penyesuaian-
maupun ritel dengan persyaratan terbatas. penyesuaian diberbagai sektor lainnya,
Sistem ini menjamin pergerakan beras dari satu termasuk logistik. Era Logistik 4.0 saat ini telah
tempat ke tempat lainnya terdeteksi secara jelas, mendorong perusahaan-perusahaan untuk
akurat dan pasti, bahkan bila terjadi kerusakan lebih dapat memberikan kecepatan proses,
sekalipun, misalnya kerusakan sistem RFID peningkatan akurasi, produktivitas, dan efisiensi
pada suatu karung dapat diprediksikan karung yang siginifikan.
yang mana dan pada unit mana kerusakan itu Kedua, penggunaan teknologi seperti
terjadi. RFID, diharapkan dapat menjadikan BULOG
Keuntungan penggunaan RFID ini, lebih mampu menguasai pasar, dan mampu
termasuk bila digunakan pada rantai pasok mengendalikan rantai pasok beras yang
beras Perum BULOG antara lain adalah (i) merupakan tanggung jawabnya sebagai elemen
menaikkan produktivitas dan menekan biaya negara untuk urusan logistik pangan ini.
operasional; (ii) penurunan siklus waktu dan Ketiga, gagasan awal penerapan Logistik
biaya yang dikeluarkan; (iii) mengurangi 4.0 dalam manajemen rantai pasok beras Perum
pengulangan pekerjaan; (iv) mengurangi risiko BULOG menjadi sebuah alternatif yang penting
bisnis dan pengendalian aset; (v) peningkatan untuk dipertimbangkan dalam mewujudkan
keamanan dan layanan; (vi) peningkatan kinerja perusahaan yang semakin kompetitif,
pemanfaatan sumber daya; dan (vii) manajemen berkelanjutan, dan senantiasa mempersiapkan
exception (Auto-ID, 2016). Leung, dkk. (2007) antisipasi terhadap berbagai perubahan dimasa
menyajikan manfaat RFID seperti pada Gambar depan.
3, dimana RFID berguna dalam tiga kelompok

Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal 151
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
5.2. Saran Cooper, J., James, A. 2009. Challenges for database
management in the Internet of things. IETE
Para pengambil kebijakan perlu Technical Review, 26: 320-329.
mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam Costa, C., Antonucci, F., Pallottino, F., Aguzzi, J.,
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan Sarriá, D., Manesatti, P. 2013. A Review on Agri-
yang strategis dan diyakini dapat menyelesaikan food Supply Chain Traceability by Means of RFID
persoalan-persoalan yang dihadapi saat ini, Technology. Food and Bioprocess Technology, 6
termasuk dalam mempertimbangkan berbagai (2): 353-366.
strategi dalam pengendalian persediaan beras Croxton, K.L., Garcia-Dastugue, J., Lambert,
dan kinerja rantai pasok. D.M., Rogers, D.S. 2001. The Supply Chain
Management Processes. International Journal
DAFTAR PUSTAKA of Logistics Management, 12 (2): 13-36.
Almada-Lobo, F. 2015. The Industry 4.0 revolution and Dania, W.A.P., Xing, K., Amer, Y. 2018. Collaboration
the future of manufacturing execution systems behavioural factors for sustainable agri-food
(MES). Journal of Innovation Management, 3 supply chains: A systematic review. Journal of
(4): 16–21. Cleaner Production, 186: 851–864.
Aramyan, L., Ondersteijn, C., van-Kooten, O., Fakhrana, R.S. 2016. Jaringan Mafia Besar di
Lansink, A.O. 2006. Performance Indicators in Balik Kasus Beras Oplosan. CNN Indonesia,
Agri-Food Production Chains. Book Chapter 5, diakses melalui https://www.cnnindonesia. com/
Quantifying the agri-food supply chain. Springer, nasional/20161014064716-12-165425/ jaringan-
Netherlands. mafia-besar-di-balik-kasus-beras-oplosan?.
Aramyan, L.H., Lansink, A.G.J.M., van-der-Vorst, [diakses 26 Feb 2018]
J.G.A.J., van-Kooten, O. 2007. Performance Fiddes, L.K., Chang, J., Yan, N. 2014. Electrochemical
measurement in agri-food supply chains: a case detection of biogenic amines during food spoilage
study. Supply Chain Management, 12 (4): 304– using an integrated sensing RFID tag. Sensors
315. and Actuators B: Chemical, 202: 1298–1304.
Aubry, C., Kebir, L. 2013. Shortening food supply Firdaus, M., Baga, L.M., Pratiwi, P. 2008.
chains: A means for maintaining agriculture Swasembada Beras Dari Masa Ke Masa, Telaah
close to urban areas? The case of the French Efektifitas Kebijakan dan Perumusan Strategi
metropolitan area of Paris. Food Policy, 41: 85–93. Nasional.IPB Press. Bogor.
AUTO-ID. 2016. Tren penggunaan RFID di Indonesia Galal, N.M., El-Kilany, K.S. 2016. Sustainable Agri-
meningkat. Edisi 37/Desember 2016. Food Supply Chain with Uncertain Demand and
Banks, J., Hanny, D., Pachano, M.A., Thompson, Lead Time. International Journal of Simulation
L.G. 2007. RFID Applied. JohnWiley & Sons, Inc. Model, 15 (3): 485–496.
Barreto, L., Amaral, A., Pereira, T. 2017. Industry 4.0 Ghozali, M.I. 2016. Rantai Pasok Beras Pada Bulog
implications in logistics: an overview. Procedia Berbasis Neural Network. Jurnal Simetris, 7 (2):
Manufacturing, 13:1245–1252. 743–752.
Bibi, F., Guillaume, C., Gontard, N., Sorli, B. 2017. Goodrich, M., Tamassia, R. 2014. Introduction to
A review: RFID technology having sensing Computer Security, 2nd ed., Addison-Wesley
aptitudes for food industry and their contribution Professional.
to tracking and monitoring of food products. Greengard, S. 2015. The Internet of things. Boston,
Trends in Food Science & Technology, 62: 91– MA: MIT Press.
103. Grimm, J.H., Hofstetter, J.S., Sarkis, J. 2014.
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2016. Distribusi Critical factors for sub-supplier management:
Perdagangan Komoditas Beras Indonesia 2016. A sustainable food supply chains perspective.
Badan Pusat Statistik, Jakarta. International Journal of Production Economics,
Cardenas, A., Amin, S., Sastry, S. 2008. Secure 152: 159–173.
Control: Towards Survivable Cyber-Physical Handayati, Y., Simatupang, T.M., Perdana, T. 2015.
Systems. The 28th International Conference on Agri-food supply chain coordination: the state-
Distributed Computing Systems Workshops, of-the-art and recent developments. Logistics
Beijing, 2008, 495–500. Research, 8 (1): 1–15.
Chopra, V.S., Meindl, P. 2007. Supply Chain Jang, W., Klein, C.M. 2011. Supply chain models
Management: Strategy, Planning, and Operation, for small agricultural enterprises. Annals of
3nd ed, Pearson Prentice Hall. Operations Research, 190 (1): 359–374.

152 PANGAN, Vol. 27 No. 2 Agustus 2018 : 141 – 154


Jannah, S.M. 2018. Berantas Mafia Pangan, Buwas tiada-1441075271. [diakses 27 Feb 2018]
Pakai Jejaring TNI-Polri. Finance.Detik.com, Sulistyowati, S., Natawidjaja, R.S. 2010. Analisis
diakses melalui https://finance.detik.com/berita- Rantai Pasok dan Rantai Nilai Beras di Jawa
ekonomi-bisnis/d-4012947/berantas-mafia- Barat. Jurnal Agrikultura, 21 (2): 128–136.
pangan-buwas-pakai-jejaring-tni-polri. [diakses
Tian, F. 2016. An agri-food supply chain traceability
20 Maret 2018]
system for China based on RFID & blockchain
Kumari, L., Narsaiah, K., Grewal, M.K., Anurag, R.K. technology. The 13th International Conference
2015. Application of RFID in agri-food sector. on Service Systems and Service Management
Trends in Food Science & Technology, 43 (2): (ICSSSM), 24–26 June 2016, Kunming-China.
144–161.
Topp-Becker, J., Ellis, J.D.2017. The Role of
Leung, Y.T., Cheng, F., Lee, Y.M., Hennessy, J.J. Sustainability Reporting in the Agri-Food Supply
2007. A Tool Set for Exploring the Value of RFID Chain. Journal of Agriculture and Environmental
in a Supply Chain. Springer Series in Advanced Sciences, 6 (1): 17–29.
Manufacturing.
Trienekens, J.H., Wognum, P.H., Beulens, A.J.M.,
Mawardi, D. 2017. Parah, Bias Media dalam Kasus van der Vorst, J.G.A.J. 2012. Transparency in
Mafia Beras, Kompasiana.com, daikses melalui complex dynamic food supply chains. Advanced
https://www.kompasiana.com/ penuliskreatif/59881 Engineering Informatics, 26 (1): 55–65.
2ce88575a05145a38d2/parah-bias-media-dalam-
Trisilawaty, C., Marimin, M., Achsani, N.A. 2014.
kasus-mafia-beras. [diakses 20 Maret 2018]
Analisis Optimasi Rantai Pasok Beras dan
Mosconi, F. 2015. The new European industrial policy: Penggunaan Gudang Di Perum BULOG Divre
Global competitiveness and the manufacturing DKI Jakarta. Jurnal Pangan, 20 (2): 177–197
renaissance. London, England: Routledge.
Yun, Y. 2014. Pengendalian Persediaan Terhadap
Piramuthu, S., Farahani, P., Grunow, M. 2013. RFID- Distribusi Beras Raskin Pada Perum Bulog
generated traceability for contaminated product Divre Jabar. Proseding Seminar Bisnis dan
recall in perishable food supply networks. Teknologi, SEMBISTEK 2014 IBI Darmajaya
European Journal of Operational Research, 225 15–15 Desember 2014.
(1): 253–262.
Zezulka, F., Marcon, P., Vesely, I., Sajdl, O. 2016.
Pratomo HB. 2015. Lima masalah beras di Indonesia, Industry 4.0 – An introduction in the phenomenon.
mulai dari berkutu hingga palsu. Merdeka. IFAC-Papers OnLine, 49–25 (2016) 008–012.
com, diakses melalui https://www.merdeka.
Zhang, M., Li, P. 2012. RFID Application Strategy in
com/uang/5-masalah-beras-di-indonesia-mulai-
Agri-Food Supply Chain Based on Safety and
dari-berkutu-hingga-palsu.html [diakses 20 Feb
Benefit Analysis. Physics Procedia, 25: 636–642.
2018]
Roblek, V., Meško, M., Krapež, A.2016 . A Complex BIODATA PENULIS :
View of Industry 4.0. SAGE Open April-June
Tajuddin Bantacut, dilahirkan di Takengon 9
2016: 1–11.
Oktober 1960. Menyelesaikan pendidikan S1
Sa’id, E.G. 2010. Manajemen Rantai Pasok Global Teknologi Industri Pertanian IPB, tahun 1985,
Dan Antisipasi Peningkatan Kinerja Manajemen S2 Environmental Engineering, Asian Institute
Rantai Pasok Pangan Di Perusahaan Umum of Technology, Bangkok - Thailand, tahun 1992,
BULOG. Jurnal Pangan, 19 (1): 51–58. dan S3 Geographical Sciences and Planning, The
Sarac, A., Absi, N., Dauzère-Pérès, S. 2010. University of Queensland, Australia, tahun 1997.
A literature review on the impact of RFID
Rahmat Fadhil, dilahirkan di Sigli, 24 November
technologies on supply chain management.
1978. Menyelesaikan pendidikan S1 (S.TP) pada
International Journal of Production Economics,
Jurusan Teknik Pertanian Unsyiah, pendidikan
128 (1): 77–95.
S2 (M.Sc) di Department of Process and Food
Sartika, R. 2014. Optimasi Persediaan Pada Rantai Engineering Universitas Putra Malaysia (UPM),
Pasokan Beras Untuk Program Raskin (Studi dan pendidikan S3 (Dr) di Departemen Teknologi
Kasus Pada Perum Bulog Subdivisi Regional Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).
Cianjur). Tesis, Sekolah Pascasarjana, Institut Email: rahmat.fadhil@unsyiah.ac.id
Pertanian Bogor.
Subandriyo, T. 2015 Mafia Pangan antara Ada dan
Tiada. Koran Sindo, diakses melalui https://
nasional.sindonews.com/read/1039236
/18/mafia-pangan-antara-ada-dan-

Penerapan LOGISTIK 4.0 dalam Manajemen Rantai Pasok Beras Perum BULOG: Sebuah Gagasan Awal 153
Tajuddin Bantacut dan Rahmat Fadhil
154 PANGAN, Vol. 27 No. 2 Agustus 2018 : 141 – 154

Anda mungkin juga menyukai