Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK REVOLUSI INDUSTRI 4.

Revolusi industri ke 4 saat ini, yang telah dimulai tahun 2000an, membuat otomatisasi
sudah semakin jauh berkembang utamanya pada sistem produksi siber-fisik (cyber-physical).
Hal ini secara luas telah melampaui perkembanganteknologiyangdikenal denganpabrik pintar
(smartfactories), industri internetofthings, smartindustry, ataupunadvancemanufacturing.

Gambar 1. Revolusi Industri Ke 4 (Sogeti VINT, 2014)

Karakteristik industri 4.0adalah kombinasidaribeberapaperkembangan teknologi-


teknologi terbaru, yaitu:
o Sistem siber-fisik(cyber-physical systems).
o Teknologi Informasi dan komunikasi (information and communication technology).
o Jaringankomunikasi (network communications).
o Big datadan cloud computing.
o Peningkatan kemampuan peralatanuntukinteraksidan kooperasimanusia-komputer
(human-computer).
o Pemodelan (modeling), virtualisasi (virtualization),dan simulasi (simulation).

Sistem Siber-Fisik

Sistem siber-fisik (cyber-physicalsystems)meningkatkankemampuanuntuk


mengontrol dan memonitorprosesfisik, dengan bantuan sensor, robot cerdas, drone,
printer3Ddanlain sebagainya. Dalamcyber-physicalsystems, komponenfisik
sepertiprinter3D,dronedan robot, serta komponenperangkatlunaksepertianalisa data dan
teknologi sensor semua disatukan kedalam jaringan (network) yang saling
berinteraksiantarelemennya.Padasaat input awal dan produk akhir yang biasanya berbentuk
fisik, informasi biasanya dipindahkan antara kondisi fisik dan digital
selamaprosesmanufakturberlangsung.Sebagaicontoh, aktivitas memindai (scan) komponen
fisik yang menghasilkan representasimodeldigital sesuaidengan
hasilpindaiannya.Datadigitalini kemudiandapat dirubah kebentuk informasi fisik
lagimenggunakan printer 3D.

Teknologi Informasi dan Komunikasi

80%inovasi-inovasidalammanufakturberbasispadaICT. Digitalisasi dan


menyebarluasnya aplikasi ICT memungkinkan untuk mengintegrasikan
semuasistemdiseluruh pasokandan rantai nilai sehingga dapat mengagregasikan data di
semua level. Seluruhinformasiterdigitalisasidan kesesuaiansistem didalam danantar
perusahaanterintegrasidalamsetiap tahapan antar pembuatan dan penggunaansiklus hidup
produk.
Manufakturprodukpintar(smart product)akanmengambil peran tambahan dari
tujuanutamanya: sebagaiwadah informasi yang mengumpulkan informasi sepanjangrantai
suplai dansiklus hidupnya; sebagai agen; produk secara aktif memberikan pengaruh
kepadalingkungan, dansebagaiobserver;produk memonitordirinya sendiri dan lingkungannya.
Sebagaicontoh,item pakaiandapatmemonitorberapalama keusangannyaatauseberapa sering
telah dicuci, untukdilaporkankepabrik dalam rangkauntukmemproduksipenggantinyasaat
dibutuhkan. Pengembangan sektor ICT saat ini telah membentuk pondasi industri 4.0,
sebagai prosesindustrialisasiyang telahmulai untukmelampauiotomatisasisederhana dari
produksi yang telah dimulai padaawal 1970an.

Komunikasi Jaringan (Network Communications)

Semua peralatan ini, baik pada pabrik manufaktur,pemasokdandistributor semua


terhubung melalui teknologi internet dan wireless. Jaringan komunikasi dengan kualitas
tinggi yang terpercayamenjadikebutuhanpaling
pentingbagiindustri4.0dankarenannyasangatpenting untukmengembangkan infrastruktur
jaringan internetdimana dibutuhkan.Jaringan dengan kemampuaninternetyang tinggi
mampu menghubungkan antar komponen ini sehingga dapat melakukan desentralisasi dan
pengaturan mandiri dari pengoperasian sistem siber-fisik (cyber-physical systems).

Big Data dan Cloud Computing

Dengan penggunaan bigdatadan komputasiawan(cloudcomputing), informasi yang


diambil melalui jaringan ini dapatdigunakan untukmemodelkan, memvirtualisasi dan
mensimulasi produk danprosesmanufakturnya. Modelini disebutsebagaikembar digital
(digital twins),atauperalatan bayangan(device shadows). Digital twinsadalah pendamping
komputerisasi(computerizedcompanion) dariassetfisikyangmampumelakukan monitoring,
diagnosis,dan prognosisasset secara langsung (real time).

Peralatan Yang Ditingkatkan Kemampuannya (Improved Tools)

Untukmelakukankontrolterhadap proses tersebut, tempat kerja manusia dipasok


dengan peralatan ICT yang dibuat untukdigunakan untukperkembangan dalam augmented
realitydan robot cerdas. Sistemsiber-fisikpadaindustri 4.0 memiliki tujuan utama untuk
membantu manusiadalampekerjaansehari-hari. Merekamenyertakanpembantu fisik
exoskeletons, context-adaptivesistem untuk mendiagnosa kesalahan,sistem perencanaan dan
perawatan berbasis waktu, mobile,personalisasi, sistemtutoryang adaptiveterhadapsituasi,
danlain-lain. Fitur kunci dari semua sistem pembantu tersebut adalah non-intrusiveness,
context-adaptiveness,personalisasi,berbasis lokasi dan mobilitas. Untuk memastikan
pengunaan secara optimal dan efisien, sistem-sistemtersebut harusdidesain secarabaik,
denganmemperhatikan kemungkinan untukdapatmerespon ucapan, gerak, treking mata,
bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerakan fisik dan grafik-grafik.
Aspek sentral dari industri 4.0adalah antarmuka (interface) nya dengan
infrastruktur pintar lainnya, seperti, bangunan pintar(smart building), rumah pintar
(smarthome), logistik pintar (smart logistic), mobilitas danjaringan, serta konektifitas
terhadap bisnis dan web sosial.Halinisangat penting bahwaarea-area kunci
inidipertimbangkanketika mengimplementasikan industri 4.0. karenanya, dapat dikatakan,
bahwa efek dari industri 4.0tidak terbataspada manufacturingnamunjuga berpengaruh kepada
berbagai aspek kehidupan manusia (Fauzan, 2018).

Konsep Dasar IR 4.0


Era IR 4.0 pada prinsipnya adalah memberdayakan peran digitalisasi manufaktur dan jaringan
suplai yang melibatkan integrasi informasi dari berbagai sumber dan lokasi. Pemanfaatan
informasi digital tersebut digunakan untuk menggerakkan manufaktur dan distribusi fisik.
Integrasi antara teknologi informasi dan teknologi operasi ini ditandai dengan koneksi
perpindahan lompatan peran fisik ke digital ke fisik.

Gambar 2. Lompatan Fisik – Digital – Fisik pada Industri 4.0

IR 4.0 memanfaatkan Internet of Things (IoT), teknologi fisik dan digital untuk
keperluan analisis, manufaktur, robotik, komputasi canggih, artificial intelligence, teknologi
kognitif, advance materials dan augmented reality dalam menjalankan siklus operasi bisnis.
Framework kerja dari industri 4.0. Secara umum pelaksanaan IR 4.0 tidak terlepas dari
pengelolaan data dan analisis sebagai inti teknologi. Pengelolaan data dan analisis tersebut
meliputi digitalisasi dan integrasi rantai pasok secara horizontal dan vertikal. Komponen
teknologi yang digunakan adalah IoT platform, Cloud Computing, dan Mobile Devices
sebagai digitalisasi produk dan layanan. Komponen teknologi yang digunakan Augmented
reality, multilevel costumer interraction and costumer profilling, big data analytics and
advanced algorithm dan smart sesnsor sebagai pelaksanaan bisnis secara digital dan layanan
konsumer yang berkemajuan. Teknologi yang digunakan diantaranya 3D Printing, Location
Detection Technology, Advanced Human-Machine interfaces, dam authentification and fraud
detection(Suharmandan Hari, 2019).

PenerapanIndustri 4.0
IR 4.0 saatinitelahbanyakditerapkan di
IndustriFarmasidantelahmendapatkandukungandari para stakeholder
untukmenjaminkemanandanperlindunganmasyarakat.
Industrifarmasipadaawalnyamasihmenerapkansistem batch manufacturing yang
bercirikanmult-step, kaku, dandenganperalatanskalabesar.Penerapan IR 4.0
telahmengubahkonsep batchmanufacturingmenjadikonsepcontinous yang
sederhanadanakurat.Continous manufacturing melibatkan system transportasi yang
baiksehinggadapatmenghematwaktudanmengurangifaktorkesalahanmanusiakarenasemuanyat
erintegrasidanterkontrol.
Secaraumummanufakturobatterdiridari lima unit operasiyaitusintesis, kristalisasi,
pencampuran,granulasidankompaksiprodukdengan coating.
Konsepcontinousmanufacturtetapmenjalankantahapantahapanproduksi,
tetapiterintegrasidenganprosessistemkontrol yangmemungkinkan proses
berjalansecarakontinudanterkendalisehinggamembutuhkanwaktuyang lebihsingkatdanalat–
alat yang digunakanbervolumelebihkecil. Pemanfaatan 3DPberbasiskontrol digital terhadap
material jugasudahdimanfaatkanuntukmenghasilkanobatdengangeometri yang lebihspesifik.
Gambar 3. Simulasi perbedaan manufaktur batch dan manufaktur kontinu pada industri
farmasi
Proses manufaktur kontinu telah mengadopsi konsep satuan unit operasi yang saling
bersambungan mulai dari sintesa, kristalisasi, pencampuran, granulasi dan pelapisan dengan
kapsul. Di L.B. Bohle’s Technology Center di Ennigerloh Jerman telah dilakukan
pengembangan produk farmasi yang portable, miniatur dan modular berbasis dosis sehingga
memungkinkan konsumer dapat menentukan sendiri produksinya dan menjalankan proses
kontrol system secara terintegrasi.
Diantara keuntungan manufaktur kontinu adalah proses mengintegrasikan semua
tahapan produksi dari mulai produksi hingga sistem kontrolyang baik dengan biaya yang
murah serta dengan kecepatan produksi yang lebih baik. Jika ditinjau perbandingannya
dengan sistem batch, maka dalam waktu 24 jam yang sama sistem kontinu mampu
memproduksi obat lebih banyak. Demikian pula ditinjau dari kualitas produk, sistem kontinu
lebih terkontrol karena waktu tinggal dan proses antara yang bisa diminimalisasi. Peralatan
yang digunakan juga relatif lebih kecil sehingga maintenance lebih mudah. Demikian pula
mampu mengurangi kemungkinan produk terkontaminasi karena produksi terjadi secara
kontinu dalam satu line produksi yang terintegrasi(Suharmandan Hari, 2019).

PERAN FARMASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Revolusi Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu
sama lain pada berbagai bidang. untuk menghadapi era tersebut, maka diperlukan
peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan. Indonesia memiliki
keragaman hayati yang bisa di manfaatkan sebagai bahan baku dari biofarmasi. namun
demikian, industri perlu terus melakukan riset untuk pengembangan inovasinya.

Biodiversitas Indonesia terbesar di dunia, ada kunyit, temu lawak, kayu manis, tapi
kita mulai cari yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. kemuadian ada lagi bioactive
fraction atau fraksi – fraksi yang mempunyai kemampuan biologi pada indikasi kesehatan
tertentu. kementrian perindustrian terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya
saing industri dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis yang
memperkuat struktur sektor nya. dengan memasuki era industri 4.0 saat ini, transformasi ke
arah teknologi digital di nilai akan menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri.

Pengunaan bioteknologi dalam industri obat – obatan dan farmasi adalah


perkembangan yang paling berpengaruh di dunia teknologi di abad ke 21. dalam upaya untuk
memahami biologi, memberantas penyakit dan menjaga kesehatan dan kekuatan, biteknologi
telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam usaha menemukan rahasia kehidupan serta
memanipulasi kehidupan.

Perkembangan industri farmasi yang menggunakan teknologi nano saat ini sudah
tumbuh demikian pesat. nano teknologi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah
benda di pecah dalam skala nano meter atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu
teknlogi yang di sebut – sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di
segala bidang. di dunia farmasi, nano teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas
produksi dan keamanan.

Peran Farmasis di Era Revolusi Industri 4.0


Revolusi industri 4.0 memberikan juga pengaruh besar terhadap dunia kesehatan. Hal ini juga
tentunya berdampak pada dunia farmasi. Dengan adanya internet, semua orang akan
terhubung satu sama lain. Industri farmasi akan berusaha untuk meningkatkan produktifitas
dan kualitas produknya, sekaligus dapat mengurangi resiko dan limbah. Teknologi dapat
mengotomatisasi proses didalam apotek. Di era revolusi industri 4.0, apotek bisa saja
dijalankan tanpa seorang apoteker didalamnya. Pekerjaan apoteker akan jauh lebih mudah,
karena mereka tidak lagi akan bertemu langsung dengan konsumen, tetapi melalui jaringan
internet. Distribusi obat bahkan dapat dikontrol dari luar.
Dalam dunia farmasi, banyak tahapan uji yang dilakukan dalam pembuatan sediaan obat, dari
penentuan bahan baku hingga proses pengemasannya yang tentu saja akan membantu
keberhasilan dari suatu produk. Setiap tahapan yang dilakukan juga saling terhubung satu
sama lain sehingga dalam peningkatan kualitas produk farmasi, industri membutuhkan
teknologi yang canggih. Selain untuk menjaga kualitas produk, pengembangan teknologi
dalam bidang farmasi akan mengurangi bahan baku yang berbasis kimia yang diimpor dari
luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, R., 2018, Karakteristik Model Dan Analisa Peluang-Tantangan Industri 4.0,
PHASTIJurnalTeknik InformatikaPoliteknikHasnur, Vol. 4 (1).

Suharmandan Hari W.M., 2019, Kajian Industri 4.0 Untuk Penerapannya Di Indonesia,
Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik, Vol. 03 (1).

Anda mungkin juga menyukai