Revolusi industri ke 4 saat ini, yang telah dimulai tahun 2000an, membuat otomatisasi
sudah semakin jauh berkembang utamanya pada sistem produksi siber-fisik (cyber-physical).
Hal ini secara luas telah melampaui perkembanganteknologiyangdikenal denganpabrik pintar
(smartfactories), industri internetofthings, smartindustry, ataupunadvancemanufacturing.
Sistem Siber-Fisik
IR 4.0 memanfaatkan Internet of Things (IoT), teknologi fisik dan digital untuk
keperluan analisis, manufaktur, robotik, komputasi canggih, artificial intelligence, teknologi
kognitif, advance materials dan augmented reality dalam menjalankan siklus operasi bisnis.
Framework kerja dari industri 4.0. Secara umum pelaksanaan IR 4.0 tidak terlepas dari
pengelolaan data dan analisis sebagai inti teknologi. Pengelolaan data dan analisis tersebut
meliputi digitalisasi dan integrasi rantai pasok secara horizontal dan vertikal. Komponen
teknologi yang digunakan adalah IoT platform, Cloud Computing, dan Mobile Devices
sebagai digitalisasi produk dan layanan. Komponen teknologi yang digunakan Augmented
reality, multilevel costumer interraction and costumer profilling, big data analytics and
advanced algorithm dan smart sesnsor sebagai pelaksanaan bisnis secara digital dan layanan
konsumer yang berkemajuan. Teknologi yang digunakan diantaranya 3D Printing, Location
Detection Technology, Advanced Human-Machine interfaces, dam authentification and fraud
detection(Suharmandan Hari, 2019).
PenerapanIndustri 4.0
IR 4.0 saatinitelahbanyakditerapkan di
IndustriFarmasidantelahmendapatkandukungandari para stakeholder
untukmenjaminkemanandanperlindunganmasyarakat.
Industrifarmasipadaawalnyamasihmenerapkansistem batch manufacturing yang
bercirikanmult-step, kaku, dandenganperalatanskalabesar.Penerapan IR 4.0
telahmengubahkonsep batchmanufacturingmenjadikonsepcontinous yang
sederhanadanakurat.Continous manufacturing melibatkan system transportasi yang
baiksehinggadapatmenghematwaktudanmengurangifaktorkesalahanmanusiakarenasemuanyat
erintegrasidanterkontrol.
Secaraumummanufakturobatterdiridari lima unit operasiyaitusintesis, kristalisasi,
pencampuran,granulasidankompaksiprodukdengan coating.
Konsepcontinousmanufacturtetapmenjalankantahapantahapanproduksi,
tetapiterintegrasidenganprosessistemkontrol yangmemungkinkan proses
berjalansecarakontinudanterkendalisehinggamembutuhkanwaktuyang lebihsingkatdanalat–
alat yang digunakanbervolumelebihkecil. Pemanfaatan 3DPberbasiskontrol digital terhadap
material jugasudahdimanfaatkanuntukmenghasilkanobatdengangeometri yang lebihspesifik.
Gambar 3. Simulasi perbedaan manufaktur batch dan manufaktur kontinu pada industri
farmasi
Proses manufaktur kontinu telah mengadopsi konsep satuan unit operasi yang saling
bersambungan mulai dari sintesa, kristalisasi, pencampuran, granulasi dan pelapisan dengan
kapsul. Di L.B. Bohle’s Technology Center di Ennigerloh Jerman telah dilakukan
pengembangan produk farmasi yang portable, miniatur dan modular berbasis dosis sehingga
memungkinkan konsumer dapat menentukan sendiri produksinya dan menjalankan proses
kontrol system secara terintegrasi.
Diantara keuntungan manufaktur kontinu adalah proses mengintegrasikan semua
tahapan produksi dari mulai produksi hingga sistem kontrolyang baik dengan biaya yang
murah serta dengan kecepatan produksi yang lebih baik. Jika ditinjau perbandingannya
dengan sistem batch, maka dalam waktu 24 jam yang sama sistem kontinu mampu
memproduksi obat lebih banyak. Demikian pula ditinjau dari kualitas produk, sistem kontinu
lebih terkontrol karena waktu tinggal dan proses antara yang bisa diminimalisasi. Peralatan
yang digunakan juga relatif lebih kecil sehingga maintenance lebih mudah. Demikian pula
mampu mengurangi kemungkinan produk terkontaminasi karena produksi terjadi secara
kontinu dalam satu line produksi yang terintegrasi(Suharmandan Hari, 2019).
Revolusi Industri 4.0 adalah pola mengubah cara hidup, bekerja, berhubungan satu
sama lain pada berbagai bidang. untuk menghadapi era tersebut, maka diperlukan
peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan. Indonesia memiliki
keragaman hayati yang bisa di manfaatkan sebagai bahan baku dari biofarmasi. namun
demikian, industri perlu terus melakukan riset untuk pengembangan inovasinya.
Biodiversitas Indonesia terbesar di dunia, ada kunyit, temu lawak, kayu manis, tapi
kita mulai cari yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. kemuadian ada lagi bioactive
fraction atau fraksi – fraksi yang mempunyai kemampuan biologi pada indikasi kesehatan
tertentu. kementrian perindustrian terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya
saing industri dengan melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis yang
memperkuat struktur sektor nya. dengan memasuki era industri 4.0 saat ini, transformasi ke
arah teknologi digital di nilai akan menciptakan nilai tambah tinggi di dalam negeri.
Perkembangan industri farmasi yang menggunakan teknologi nano saat ini sudah
tumbuh demikian pesat. nano teknologi merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah
benda di pecah dalam skala nano meter atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu
teknlogi yang di sebut – sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di
segala bidang. di dunia farmasi, nano teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas
produksi dan keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, R., 2018, Karakteristik Model Dan Analisa Peluang-Tantangan Industri 4.0,
PHASTIJurnalTeknik InformatikaPoliteknikHasnur, Vol. 4 (1).
Suharmandan Hari W.M., 2019, Kajian Industri 4.0 Untuk Penerapannya Di Indonesia,
Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik, Vol. 03 (1).