ANAMNESA
ANAMNESA
Dessy memiliki seorang kakak laki-laki dan dua adik laki-laki. Ayah dan Ibu
dilakukan adalah sebagai petani dan nelayan. Kedua orang tua Dessy harus
bekerja keras untuk menghidupi Dessy dan ketiga saudaranya. Ibu Dessy
Gereja Katolik tempat mereka beribadah. Melihat kerja keras kedua orang tua
Dessy membuat Dessy dan ketiga saudaranya selalu turun tangan untuk
Dessy selalu mengajarkan untuk bersyukur pada setiap kondisi, bekerja keras
Setiap hari Dessy harus bangun lebih awal untuk membantu Ibu Dessy
menyiapkan jualan yang akan dibawa ke sekolah. Selain itu, Dessy juga
membantu kedua adiknya untuk bersiap ke sekolah. Setiap pagi Ayah Dessy
harus membersihkan Gereja yang dibantu oleh kakak Dessy. Rutinitas setiap
pagi yang Dessy dan keluarga lakukan membentuk Dessy menjadi pribadi
yang cekatan dan pekerja keras. Ketika lonceng istirahat berbunyi, Dessy
harus ke kantin untuk membantu Ibu Dessy berjualan. Hal tersebut dilakoni
keras dan tidak pernah mengenal kata lelah. Ayah Dessy menjalankan
imbalan atau bayaran apapun membuat Ayah Dessy sudah bekerja hampir 15
tahun. Ayah Dessy yang terlihat pendiam dan tidak banyak bicara namun
selalu berpesan agar kelak anak-anaknya harus menjadi orang yang sukses
tetapi tidak pernah lupa diri. Setiap pagi sebelum memulai aktivitas keluarga
Dessy selalu berdoa bersama yang dipimpin oleh Ayah Dessy, begitupun
menangkap hasil laut sehingga jarang sekali Dessy melihat sang Ayah
beristirahat. Ayah Dessy selalu pulang pukul tiga pagi dan hanya beristirahat
Ibu Dessy lalu pergi ke kebun untuk mengambil sayuran yang besok akan di
jual ke pasar maupun yang akan diolah menjadi jualan di kantin. Setiap hari
sabtu dan minggu Dessy dan keluarga pergi ke kebun untuk menaman
kembali sayuran maupun bahan makanan yang sudah mereka ambil agar tidak
tidak pernah lupa untuk menabung hasil kerja mereka ke Bank untuk biaya
sangat pintar dalam memperkirakan kebutuhan hidup setiap bulan dan selalu
saudaranya. Melihat kerja keras dan perjuangan Ibu Dessy membuat Dessy
banyak belajar untuk kelak menjadi wanita yang bukan saja sukses dalam
Kedua orang tua Dessy tidak pernah lupa untuk mengingatkan anak-
anak dalam mencapai prestasi dan masa depan. Hal ini ditunjukan oleh Ibu
sekolah, belajar bersama dan menyiapkan apa yang hendak dibawa ke sekolah
besok hari. Di sekolah kerap kali Dessy harus menahan diri ketika melihat
teman-teman di kelas memiliki tas atau sepatu baru, makan makanan enak,
dan bisa bermain saat jam istirahat. Sedangkan Dessy harus berusaha menjaga
sepatu dan tas agar tidak cepat rusak dan makan di kantin sambil membantu
apa yang mereka miliki dan tidak memaksakan kehendak untuk sama seperti
teman-teman yang lain. Dessy dan ketiga saudaranya paham bahwa kedua
orang tua mereka bekerja keras untuk menafkahi seluruh kehidupan dengan
yang kuat.
bekerja keras membantu kedua orang tua untuk membiayai seluruh kebutuhan
keluarga mereka. Anton memiliki sebuah usaha bengkel kecil yang dimulai
sejak lulus SMA. Melihat kondisi keluarga yang sangat terbatas membuat
depan rumah karena letaknya yang strategis persis di depan jalan besar. Bagi
Dessy, Anton adalah kakak yang sangat bertanggung jawab dan pekerja keras.
Anton dan Dessy memiliki perbedaan usia tiga tahun membuat Anton
Anton. Dessy bangga terhadap Anton karena dengan kerja keras Anton dapat
Hal tersebut membuat Dessy tidak pantang menyerah dalam setiap kondisi,
karena Dessy selalu ingat bahwa semua yang dijalankan Dessy saat ini adalah
untuk bertemu dengan kedua orang tua dan saudara-saudara Dessy. Anton
selalu mengajarkan kepada Dessy dan kedua adiknya agar tidak menjadi anak
yang ikut-ikutan trend atau bersaing hal yang tidak masuk akal dengan teman-
teman yang lain. Anton selalu memacu ketiga adiknya untuk bersaing dengan
otak bukan dengan kekuatan sehingga membuat ketiga adik Anton banyak
Dessy memiliki adik laki-laki kembar yaitu Bobi dan Boni yang masih
duduk di bangku kelas lima SD. Dari kecil Dessy sudah menularkan
kebiasaan disipilin yang Dessy dapatkan dari kedua orang tua Dessy kepada
Bobi dan Boni. Dari kecil Dessy yang membantu Ibu Dessy untuk mengurus
Bobi dan Boni mulai dari memandikan, memberi makan, memberikan susu,
membujuk untuk tidur bahkan menamani Bobi dan Boni bermain saat Ibu
Dessy bekerja di dapur atau sedang pergi ke kebun. Hal tersebut membuat
Dessy sangat bangga kepada Bobi dan Boni yang tidak pernah
yang baru. Dessy dan Anton sering menyisikan uang untuk membeli Bobi dan
Boni mainan di pasar. Walaupun tidak seberapa akan tetapi hadiah yang
diberikan kedua kakak kepada Bobi dan Boni selalu mereka terima dengan
wajah yang sangat bahagia. Dessy dan Anton selalu menceritakan kondisi
mereka ketika masih kecil. Dessy dan Anton tidak pernah merasakan punya
mainan atau boneka layaknya anak-anak yang lain. Cerita tersebut diterima
oleh Bobi dan Boni sehingga mereka juga tidak pernah menuntut untuk
Bobi dan Boni tahu bahwa mereka akan merepotkan Ibu apabila dicari. Anton
membuat tempat bermain untuk Bobi dan Boni di samping rumah sehingga
kerap kali Bobi dan Boni yang malah didatangi oleh teman-teman. Anton
membangun papan luncuran, ayunan dan lapangan bola mini di kintal kosong
agar Boni dan Bobi bisa memiliki mobil seperti yang dimiliki oleh teman-
teman.
layang besar untuk Bobi dan Boni. Dessy sangat bersyukur dibalik hidup yang
sangat berkecukupan Dessy memiliki adik kembar yang selalu menghibur dan
yang datang hanya seputar masalah keuangan, karena kedua orang tua Dessy
harus membiayai Dessy dan kedua adik Dessy yang masih bersekolah. Setiap
bulan orang tua Dessy harus menyisikan uang untuk membayar biaya komite
dan SPP, belum lagi biaya makan minum dan kebutuhan lainnya membuat
Melihat kondisi tersebut Ayah dan Ibu Dessy selalu berusaha mencari
dengan upah yang sangat kecil. Ibu Dessy memanfaatkan keahilannya dalam
mulai dari tanaman hias sampai obat-obatan. Walaupun Bobi dan Boni masih
kecil, akan tetapi mereka sudah mandiri dengan diberikan tugas untuk
berkeliaran.
banyak maka Ayah Dessy jual ke pasar dan sisahkan untuk jualan Ibu Dessy
dan untuk makan setiap harinya. Ayah Dessy juga ahli dalam bercocok tanam
membuat Ayah Dessy banyak dipercayai oleh beberapa orang untuk menanam
kelapa sawit. Ayah Dessy juga sering diminta untuk memanen hasil kelapa
sampingan yang Ayah dan Ibu Dessy lakukan sangat membantu pemenuhan
tetapi Ayah dan Ibu Dessy memiliki perbedaan tersendiri dalam mengasuh.
Bagi Dessy kedua orang tua Dessy selalu memberikan kebebasan kepada
Dessy dan ketiga saudaranya dalam memilih, akan tetapi selalu melewati
mereka salah langsung dipukuli. Orang tua Dessy lebih senang menegur dan
lebih besar lagi. Dessy merasa jarang sekali melakukan kesalahan karena
Dessy selalu mengikuti apa yang diperintah oleh kedua orang tua Dessy.
Teguran yang diberikan orang tua Dessy lebih banyak kepada Bobi
dan Boni karena sering bermain jauh dari rumah. Terkadang Bobi dan Boni
bermain sampai ke pantai sehingga Dessy dan Anton sering kena marah akibat
perbuatan adik kembar mereka. Dessy ingat ketika di rumah Dessy sering
kena teguran dari Ibu karena lupa masak air untuk minum. Akibat dari Dessy
lupa masak air sering membuat orang serumah minum air yang masih panas
rumah yang diberikan oleh kedua orang tua Dessy tidak pernah membentuk
kecil sehingga waktu mereka lebih banyak untuk sekolah dan membantu
kedua orang tua daripada bermain. Dessy mengakui kehidupan didalam rumah
demikian tetangga di sekitar rumah mereka selalu memuji Ibu dan Ayah
Dessy yang membentuk Dessy dan ketiga saudara Dessy menjadi anak-anak
ketika teman-teman disekitar rumah mereka dimarahi oleh orang tua mereka.
Dessy mengakui waktu masa kecil Dessy jarang sekali memiliki waktu
terong dan beberapa tanaman lainnya. Ketika musin jagung, Dessy sering
mengikuti Ibu Dessy untuk menaruh bibit jagung ke dalam lubang yang sudah
diberi tanda. Banyak memori masa kecil yang masih Dessy kenang sampai
saat ini. Dessy bangga bahwa Ibu Dessy berhasil membesarkan anak-anaknya
Dessy ingat waktu Dessy masih duduk di bangku sekolah dasar, Ibu
Selama kurang lebih lima tahun Ibu Dessy berjualan roti setiap pagi dan sore,
sampai Ibu Dessy dipercayakan mengelolah kantin sekolah oleh para suster di
sekolah Dessy. Bagi Dessy, Ibu Dessy sangat penyayang dan selalu berusaha
menegur dengan lemah lembut ketika Dessy dan ketiga saudaranya berbuat
salah. Berbeda dengan Ayah Dessy yang tidak suka banyak bicara akan tetapi
Selain sosok kedua orang tua Dessy, ada orang-orang yang juga
memiliki pengaruh dalam kehidupan Dessy yaitu kakek dan nenek. Dessy
selalu meluangkan waktu untuk bisa mengunjungi nenek dan kakek yang
tinggal bersama paman Dessy di kampung sebelah. Setiap hari minggu Dessy
selalu mengajak ketiga saudaranya untuk pergi ke kampung kakek dan nenek
setelah selesai ibadah. Kakek dan Nenek Dessy selalu memancarkan wajah
Waktu kecil Dessy sering dijaga oleh Kakek dan Nenek karena kedua
orang tua Dessy harus bekerja. Hal tersebut membuat Dessy sangat dekat
dengan Kakek dan Neneknya. Banyak hal yang selalu dipesan buat Dessy dan
ketiga saudaranya yaitu selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal dan
selalu menyayangi satu sama lain dalam setiap kondisi kehidupan. Pesan
itulah yang selalu dipegang Dessy dan ketiga saudaranya. Dessy juga
cucu yang tertua sehingga selalu menjadi contoh kepada adik-adik mereka
dan saudara-saudaranya selalu akur dan saling menyayangi satu sama lain.
Dessy kerap kali membantu adik-adik Dessy dalam belajar atau dalam
diajarkan Kakek dan Nenek Dessy semenjak Dessy kecil. Dessy juga
memiliki Paman dan Tante yang sangat menyayangi Dessy dan keluarganya,
tak heran ketika susah Paman dan Tante Dessy selalu berusaha membantu
yang selalu membuat Dessy ingin cepat membalas kebaikan dan cinta
keluarganya.
dimiliki orang tua Dessy. Selama mengandung Dessy, Ibu Dessy selalu
vitamin. Ibu Dessy selalu mengkomsumsi bubur kacang hijau, kacang merah
maupun beras hitam setiap pagi selama mengandung Dessy. Nenek Dessy
sering memberikan ramuan tradisional yang terdiri dari kunyit, jahe, asam
jawa, dan lengkuas yang direbus kemudian diberikan kepada Ibu Dessy untuk
pekerjaan berat seperti berkebun. Setiap hari Ibu Dessy hanya tinggal di
rumah dan melakukan pekerjaan rumah serta membantu Ayah Dessy ketika
pulang membawa hasil bumi maupun hasil laut. Ibu Dessy mengisi
kekosongan waktu dengan mengerjakan hobi menaman bunga maupun
tangkapan laut, Ibu Dessy akan turun tangan untuk membantu membersihkan
hasil tangkapan seperti ikan, kerang, udang dan hasil laut lainnya. Selain itu
Ayah Dessy melakukan pekerjaan yang sering dilakukan oleh Ibu Dessy yaitu
Memanfaatkan hasil laut dan hasil kebun yang didapat, Ibu Dessy
sering membantu Ayah Dessy untuk jual ke pasar. Bagi Ibu Dessy ini
pekerjaan yang mudah karena hanya melayani par pembeli. Ibu Dessy pernah
memaksa untuk pergi ke kebun, akan tetapi kondisi kehamilan Ibu Dessy yang
waktu itu gampang capek membuat Ibu Dessy tidak kuat berjalan jauh.
Selama mengandung Dessy, Ibu Dessy tidak pernah tahu dengan pasti jenis
kelamin anak yang ada di dalam kandungan karena waktu itu tenaga medis
dan kelengkapan alat masih sangat minim. Keluarga hanya menebak jenis
kelamin perempuan karena kondisi Ibu Dessy yang saat itu gampang lelah.
Saat kandungan sudah berusia tujuh bulan barulah Ibu Dessy dibawah ke
rumah sakit yang ada di kabupaten. Ibu Dessy akhirnya mengetahui jenis
desanya. Ibu Dessy melahirkan secara normal dengan kondisi yang sehat.
Dessy akhirnya lahir dengan keadaan sehat walafiat. Waktu mengetahui anak
yang lahir adalah seorang perempuan maka kedua orang tua Dessy sudah
menyiapkan nama untuk Dessy. Kedua orang tua Dessy lalu memberikan
nama kepada Dessy yang memiliki arti perempuan kuat. Selama masa
menyusui, Ibu Dessy selalu memberikan ASI kepada Dessy. Dengan segala
keterbatasan, Ibu Dessy harus menjaga pola makan sehat agar dapat
memberikan ASI yang baik kepada Dessy, karena untuk membeli susu
formula saja kedua orang tua Dessy kurang mampu. Kalau ada rejeki lebih,
Ibu Dessy bercerita waktu kecil dulu Dessy adalah anak yang paling
pendiam dan bukan anak yang cengen. Ketika Ibu Dessy bekerja, Dessy
sepertinya selalu mengerti sehingga jarang sekali menangis dan rewel. Anton
yang saat itu sudah berusia tiga tahun turun membantu Ibunya untuk menjaga
Dessy adiknya. Anton sering menemani Dessy ketika tidur dan kalau Dessy
terbangun Anton selalu lari ke dapur untuk member tahu Ibunya. Saat Dessy
berusia tujuh bulan, Dessy mengalami muntaber yang membuat Dessy harus
perjuangan kedua orang tua Dessy tak dilupakan Dessy sampai saat ini. Ibu
Dessy yang kala itu sudah sangat panic karena kondisi Dessy yang sangat
lemah, panas yang tinggi dan pucat membuat Ibu Dessy hanya berdoa dan
menitikan air mata sepanjang perjalanan. Sampai di rumah sakit kata Dokter
kondisi Dessy sangat lemah dan kehilangan banyak cairan membuat kaki
Dessy harus dibelah untuk mendapatkan urat. Setelah empat hari dirawat di
rumah sakit membuat kedua orang tua Dessy bingung karena biaya rumah
pernikahan untuk menebus biaya rumah sakit. Ketika kondisi Dessy membaik
Dokter lalu mengijinkan Dessy untuk dibawah pulang. Kedua orang tua Dessy
lalu membeli susu dan obat dengan uang sisa hasil jual cincin nikah.
Semenjak Dessy dilarikan ke rumah sakit, Ibu Dessy sadar dan berjanji untuk
lebih menjaga Dessy dengan baik dan memberikan nutrisi yang cukup. Sejak
itu pula Ayah Dessy lebih giat untuk bekerja sehingga bisa membeli susu dan
Ketika Dessy sudah bisa berjalan, Dessy sering dititipkan oleh kedua
orang tua Dessy di rumah Kakek dan Nenek. Setiap pagi Dessy harus dibawa
ke rumah Kakek dan Nenek di desa sebelah ketika Ayah dan Ibu Dessy
hendak ke kebun. Kakak Dessy yaitu Anton juga dititipkan ke rumah Kakek
dan Nenek. Kenangan di rumah Kakek dan Nenek waktu kecil tidak banyak
yang Dessy ingat karena usianya saat itu yang masih kecil, sehingga Dessy
kerap kali mendapatkan cerita dari kakaknya Anton dan kedua orang tua
Dessy.
Saat kecil Dessy hanya menghabiskan waktu bermain bersama Anton,
rumah Kakek dan Nenek karena setiap hari kedua orang tua Dessy harus ke
kebun. Dessy ingat waktu kecil kalau tidak ada uang untuk membeli bubur
sun atau beras, Nenek Dessy selalu menggantikan dengan singkong rebus
yang dihaluskan dan dicampur dengan gula merah. Dessy juga sering
mengkomsumsi pengganti bubur sun dengan bubur yang diolah dari beras
hitam pada lesung untuk makanan Dessy setiap hari. Saat kecil Dessy hanya
bisa tidur apabila diayun pada ayunan yang telah dibuat Kakek Dessy dengan
menggunakan kain sarung yang digantung pada sebuah tali yang dikaitkan
pada kayu plafon kamar tidur. Dessy tidak pernah menggunakan pampers
selama kecil tetapi hanya bermodalkan kain yang dipotong kecil-kecil sebagai
Saat Anton duduk di bangku sekolah dasar membuat kedua orang tua
Dessy harus bekerja lebih keras lagi untuk membeli pakaian seragam, buku
dan peralatan tulis, serta membayaran uang sekolah setiap semester. Anton
bercerita ketika sedang belajar bersama Ibu, Dessy selalu mengganggu dan
ingin untuk ikut belajar bersama. Anton dan Dessy sama-sama tidak pernah
merasakan duduk di bangku taman kanak-kanak apalagi merasakan punya
membuat tempat bermain untuk Dessy dan Anton di sebelah rumah. Ayah
Dessy menanam rumput kuda sebagai alas ketika Anton dan Dessy bermain.
supaya Anton dan Dessy memiliki permainan. Anton yang kala itu sudah
mengerti papan seluncur membuat dirinya sangat senang. Mulai saat itu tugas
Anton ketika pulang sekolah adalah membujuk Dessy untuk tidur siang,
setelah bangun barulah mereka bermain bersama pada tempat bermain yang
ketika Anton kerap kali menceritakan masa kecil mereka berdua. Hal yang
selalu dikenang Dessy saat masih kecil adalah ketika Dessy menemani Anton
menimbah air di sumur yang berada di samping rumah, kemudian setelah bak
air penuh mereka selalu bermain air di sumur hingga basah kuyup. Kerap kali
Anton dimarahi oleh Ibu karena membiarkan adiknya Dessy basah kuyup,
akan tetapi Anton dan Dessy selalu mengulang kesalahan tersebut karena
Dessy diajak oleh kedua orang tua pergi berkebun. Di kebun Dessy sering ikut
Dessy selalu ikut Ayah dan Ibu bersama kakaknya Anton untuk tidur di rumah
kebun. Dessy masih ingat suasana malam hari di kebun dengan bunyi suara
jangkrik dan air yang mengalir, ditambah hangatnya api unggun dan kunang-
rumah kebun hanya beralaskan tikar di atas bambu-bambu yang disusun Ayah
Dessy. Saat bermalam di kebun, keluarga Dessy hanya makan pisang dan
singkong rebus yang dimasak oleh Ibu Dessy menggunakan kayu bakar.
Bermodalkan bahan dan alat yang terbatas, Ibu Dessy sering menambah
tumisan sayur sawi untuk dimakan. Ketika pagi hari tiba, Anton dan Dessy
berlari ke kali untuk bermain air sekaligus untuk mandi. Sedangkan kedua
Kenangan yang tidak pernah hilang dalam ingatan Dessy dan selalu
Dessy ceritakan pada Bobi dan Boni adik-adiknya. Dessy berharap Bobi dan
Boni bisa tumbuh menjadi anak yang baik dengan bersyukur memiliki segala
C. Riwayat Pendidikan
sehingga Dessy memulai pendidikan sekolah dasar pada usia enam tahun. Saat itu
Dessy satu sekolah dengan Anton, kakaknya di SD St. Theresia Manggarai Barat.
Setiap hari Anton dan Dessy pergi dan pulang sekolah bersama. Dessy selalu
menunggu Anton untuk pulang bersama karena saat itu Dessy masih kelas satu SD
sehingga pulang lebih awal, akan tetapi terkadang Dessy dijemput oleh Ibu Dessy
ketika jam pulang sekolah. Dessy dan Anton tidak pernah diberikan uang saku,
melainkan bekal yang sudah dibuat Ibu Dessy untuk dibagi bersama ketika jam
istirahat. Anton sering ke kelas Dessy ketika jam istirahat untuk membagi bekal yang
disediakan Ibu Dessy. Ketika malam hari, Anton selalu berusaha untuk melatih Dessy
menulis dan menghitung. Apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti oleh Anton,
Bagi Anton adiknya Dessy tidak sebawel anak-anak lainnya karena Dessy tidak
pernah ngompol di kelas, menangis di kelas atau membuat onar seperti yang
dilakukan anak-anak pertama masuk sekolah. Hampir seluruh guru sangat senang
melihat Anton dan Dessy sehingga tak heran mereka kerap kali menjadi contoh yang
baik di sekolah. Dessy dikenal sebagai anak yang aktif di kelas, karena Dessy selalu
berani untuk bertanya hal-hal yang tidak dipahaminya. Ketika ada teman-teman
Dessy yang bertengkar, Dessy selalu menjadi penengah. Dengan bantuan Anton,
Dessy selalu dapat menyelesaikan tugas sekolah sehingga Dessy tidak pernah lupa
Dikenal sebagai anak yang berani membuat Dessy selalu bisa memberikan
jawaban ketika ditanya oleh guru di kelas, dengan kemampuan yang dimiliki Dessy
tidak pernah takut untuk tampil didepan kelas. Teman-teman kelas Dessy seringkali
pulang sekolah dengan seragam dan kaos kaki yang kotor akan tetapi tidak dengan
Dessy karena Dessy selalu ingat pesan Ibu untuk tetap menjaga kebersihan. Anton
juga sering memperingati Dessy untuk tetap menjaga kebersihan karena Ibu Dessy
akan lebih capek apabila seragam Anton dan Dessy terlalu kotor. Dessy dan Anton
adalah dua anak yang selalu menjadi contoh yang baik kepada teman-teman kelas
yang lain.
Saat naik kelas dua SD, Dessy mendapatkan peringkat satu umum di kelasnya.
Sama hal dengan Anton, kakaknya yang selalu mencetak juara disetiap raport
kenaikan kelas. Bagi Dessy teman-teman di kelasnya adalah anak-anak orang kaya
yang selalu memiliki buku mata pelajaran yang lengkap, memiliki buku tulis yang
bagus, selalu mendapatkan uang saku, dan membawa bekal yang enak-enak akan
tetapi hal tersebut tidak membuat Dessy pesimis dan tetap bersaing sehat. Hal itu
Dengan modal belajar dari sang kakak membuat Dessy selalu memanfaatkan
kesempatan untuk belajar terus menerus. Melihat kondisi yang terbatas, beberapa
guru di sekolah yang sangat salut dengan Dessy selalu memberikan buku paket
maupun buku tulis kepada Dessy, ada juga yang sering memberikan Dessy uang saku
karena sangat salut dengan ketekunan yang dimiliki Dessy. Dessy sadar bahwa masa-
masa sekolah dasar dirinya berbeda dengan teman-teman yang lain, yang selalu
pengetahuan yang dibuat oleh wali kelas Dessy. Sarana pra sarana di sekolah Dessy
juga belum terlalu memadai karena letak sekolah Dessy di pedesaan. Saat Dessy kelas
empat SD, Ibu Dessy mulai berjualan kue keliling. Ketika pagi-pagi mengantarkan
Dessy ke sekolah, Ibu Dessy lalu berjualan kue kepada guru-guru maupun orang tua
yang ada disekitar sekolah. Dessy tidak pernah malu ketika Ibu Dessy hanyalah
seorang penjual kue. Ibu dan Ayah Dessy selalu bangga ketika mengambil raport di
sekolah karena Dessy dan Anton selalu mencetak juara pertama setiap kenaikan
kelas.
Ketika di SD, Dessy hanya memiliki satu tas sekolah yang selalu dijaganya
sampai lulus. Tas sekolah yang dibelikan Ibu Dessy terdapat beberapa sobekan tetapi
Dessy selalu berusaha untuk menjahit bagian-bagian yang sudah rusak. Dessy ingat
teman-teman di kelasnya selalu memiliki buku tulis yang baru dan selalu mereka
coret-coret, akan tetapi berbeda dengan Dessy yang selalu menggunakan buku tulis
dengan baik. Dessy tidak pernah mencoret-coret kertas apalagi merobek kertas buku
tulis, karena bagi Dessy kedua orang tuanya membeli buku dengan susah payah.
Saat lulus sekolah dasar, Dessy melanjutkan sekolah di SMP Kristen Manggarai
Barat tempat Anton bersekolah. Saat SMP, Ibu Dessy sudah dipercayakan untuk
mengelolah kantin di tempat Dessy bersekolah. Ibu Dessy memberikan hadiah tas dan
sepatu baru kepada Dessy untuk dipakai hari pertama sekolah. Dessy semakin
menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-teman. Hal yang sama juga terjadi
di SMP karena setiap jam istirahat Dessy harus membantu Ibu Dessy untuk berjualan
di kantin. Saat pulang sekolah pun Dessy harus menolong Ibu Dessy untuk
membereskan sisa jualan. Ketika pulang sekolah Anton pun membantu Ibu dan
Dessy. Pekerjaan ini mereka lakukan sampai lulus sekolah, sehingga mereka jarang
mereka. Belum lagi waktu itu Ibu Dessy sedang mengandung kedua adik kembar
Dessy membuat Dessy dan Anton selalu siap sedia untuk membantu. Prestasi yang
Dessy capai selalu membanggakan kedua orang tua Dessy karena saat beradapa di
SMP Dessy kerap kali mewakili sekolah untuk mengikuti Olimpiade hingga
menjuarai Olimpiade Biologi tingkat kabupaten. Saat SMP, Dessy sangat suka
dengan pelajaran Biologi dan Kimia. Dessy menekuni kedua pelajaran tersebut
Setiap tahun Dessy selalu mewakili kabupaten untuk mengikuti lomba Olimpiade
Biologi atau Kimia di Kupang, ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur. Dessy sangat
membayangkan bahwa dirinya akan sampai di ibu kota provinsi bahkan bisa
mewakili kabupatennya. Prestasi lain yang diraih oleh Dessy adalah keikutsertaanya
mewakili sekolah dalam lomba-lomba antar sekolah dari akademik maupun non
akademik.
Dessy sangat menyukai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sehingga
Dessy selalu mewakili sekolah dalam lomba-lomba antar sekolah. Bukan saja
mewakili nama sekolah, akan tetapi Dessy selalu mencetak kemenangan karena
hampir seluruh lomba yang diikuti Dessy selalu mendapatkan juara pertama. Melihat
prestasi yang dimiliki Dessy akhirnya sekolah memberikan beasiswa prestasi kepada
Dessy sejak Dessy duduk di bangku kelas dua SMP. Dessy merasakan hasil dari
Selain