Anda di halaman 1dari 7

NASKAH DRAMA

TENTANG PENDIDIKAN

Disusun oleh:

1. Dwie Sofiy Juniaputri

2. Lia Fara Camelia Nabila

3. M. Fajrun Najah

4. M. Zaki Jukpana

5. Nataleo Vernanda

6. M. Raihan Nadhir

SMA NEGERI 1 TENGGARONG

TAHUN AJARAN 2021/2022


naskah drama tentang pendidikan

Dengan latar belakang perekonomian yang berbeda-beda, ternyata tak menyurutkan semangat
para pelajar ini untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas. Berikut adalah alur dari scenario
drama tersebut:
Skenario drama
1. Tema Drama : Pendidikan
2. Ritma Cerita Drama:
I) Exposisi
Andi (M. Fajrun Najah)
Susi (Lia Fara Camelia Nabila)
Yanto (M. Zaki Jukpana)
Rini (Dwie Sofiy Juniaputri)
Agus (Nataleo Vernanda)

Narator (M. Raihan Nadhir)

II) Permasalahan

Agus ingin berhenti sekolah karena orang tuanya tidak punya biaya .

III) Komplikasi
Andi merayu Agus agar tetap bersekolah bersama mereka.

IV) Catatan I

Rini yang tidak begitu suka dengan Agus merasa ia tidak peduli dengan apa yang akan Agus
lakukan.

V) Catatan II
Andi mengajak Rini untuk bersama-sama membantu Agus agar ia bisa terus bersekolah

VI) Kesimpulan

Agus akhirnya mencari tambahan uang dengan bekerja dan mengusulkan keringanan biaya pada
sekolah.

3. Karakter
a. Protagonis (baik) : Andi

b. Antagonis (jahat) : Rini

c. Tritagonis : Yanto

d. Figuran : Susi

4. Latar

a. Tempat

Di dalam ruang kelas XI IPA 2


b. Waktu/kejadian
siang hari
c. Sosial

Agus ingin sekali mengenyam pendidikan di sekolah, namun ia tidak ingin merepotkan orang tua
yang sudah kesulitan biaya.

Naskah Drama

Di jam istirahat siang ini, Agus terlihat berbeda dari biasanya. Jika lonceng berbunyi tanda
istirahat telah dimulai, biasanya Agus langsung mengajak Andi dan Yanto untuk keluar kelas.
Tapi tidak dengan hari ini, sehingga hal ini membuat Andi dan Yanto heran dan menghampiri
Agus yang sedang tertunduk lesu.
Andi : hei Gus. Apa kamu ngga laper? Ayo ke kantin.

Agus : nggak usah deh, aku di kelas aja


Andi : kamu kenapa? Biasanya kamu paling senang kalo diajak ke kantin.
Agus : Aku sedang memikirkan sesuatu ndi.
Yanto : mikir apa sih? Serius amat. Sini cerita sama kita.
Agus : nggak ah ndi, aku malu sama kalian.
Andi : Ya ampun, ngapain sih pake malu segala. Kita kan udah berteman lama, sekelas juga udah
sejak SMP. Masa masih malu juga.
Agus : hhhhhmmm. Sepertinya aku mau berhenti sekolah aja deh.

Yanto : Kamu ini ngomong apa Guuus. Kenapa harus berhenti sekolah begitu?
Agus : Aku kasihan melihat orang tuaku, tiap hari bekerja dari pagi hingga malam untuk
mendapatkan sesuap nasi untukku dan adikku.
Andi : Bukannya kamu juga sudah membantu dengan berjualan koran tiap pagi?

Agus : Iya. Tapi masih belum cukup lah ndi. Kamu kan tahu sendiri adikku ada lima, perempuan
semua. Otomatis uangku hanya cukup untuk sedikit menambah uang jajan kami.
Yanto : Iya ya. Mana mulai bulan ini uang sekolah kita naik kan.
Agus : Nah, makanya itu aku jadi tambah bingung sekarang ini.
Andi : Gimana kalo kamu cari tambahan kerja Ndi? Setahuku di toko Susi lagi butuh karyawan
buat jaga siang.
Agus : yang benar? Coba kamu tanyakan ndi. Kamu kan lumayan dekat dengan Susi.
Yanto : Sini aku saja yang tanyakan.
Agus : Boleh deh
Yanto : Hei Sus, denger-denger tokomu butuh karyawan ya? (Yanto menghampiri bangku Susi)
Susi : Iya nih. Ibu aku kecapekan kalo harus jaga toko dari pagi sampe malam.
Yanto : Naaah. Kebetulan banget nih Sus, gimana kalo Agus bantu-bantu di toko kamu aja?
Rini : iiiih jangan mau Sus, Agus kan anak orang susah, nanti barang kamu abis diambilin sama
dia.
Susi : Gitu ya Rin?
Yanto : jangan percaya Rini, Agus itu orangnya baik banget Sus. Agamanya juga kuat, jadi kalo
kamu tuduh dia seperti itu, aku sebagai temannya jelas tidak terima.
Rini : aku bener kok. Orang susah itu pasti melakukan segala cara untuk mendapatkan uang. Jadi
ya jangan kaget kalo nanti Agus malah bikin toko kamu bangkrut.

Mendengar hal itu, Andi juga ikut menghampiri meja Susi dan Rini.

Andi : Hei Rini, kamu tidak boleh berprasangka buruk seperti itu. Kamu sudah kenal lama
dengan Agus kan. Kalo dia emang punya niat seperti itu, pasti sudah dia lakukan dari dulu. Apa
selama ini barang yang kamu bawa pernah hilang? Enggak kan.
Rini : Ya emang ngga pernah sih
Yanto : Naaah. Makanya jangan asal ngomong doong.
Rini : iya iya, maaf. Tadi Cuma bercanda aja kok.
Andi : Becandaan kamu bisa bikin orang sakit hati lho Rin. Kamu harusnya minta maaf sama
Agus.
Rini : haduuh. Iya iyaa. Aku minta maaf ya Gus.
Agus : iya santai aja Rin. Udah banyak kok yang ngomonga kayak gitu. Aku udah terbiasa. Tapi
kalian tahu kan aku bukan orang yang seperti itu.
Susi : Udah Gus, gini aja. Nanti aku tanyakan ibuku dulu, apa masih butuh karyawan baru. Kalo
emang masih butuh, nanti aku kabari kamu
Agus : iya makasih banyak ya Sus.
Rini : Emang kamu ngapain sih Gus, kok pake jadi karyawan segala?
Agus : hehe uang orang tuaku ngga cukup buat bayar sekolah Rin. Jadi aku harus cari tambahan
sendiri biar bisa lanjut.
Susi : Oiya rin, ibu kamu kan guru di sini, gimana kalo kamu nanya ke ibu kamu. Apa ada
bantuan untuk murid yang kurang mampu gitu.
Rini : ah males banget nanya-nanya begituan. Buat Agus pula.
Andi : Ya ampun Rinii. Kenapa masih segitunya sama Agus sih. Agus kan Ngga salah apa-apa
sama kamu.
Rini : aku ngga suka bergaul sama orang susah macam Agus ini ya. Apalagi sampe ikut campur
urusannya.

Andi : seharusnya kamu ngga perlu malu punya teman seperti Agus. Dan harusnya kamu ikut
bangga. Di tengah keterbatasan yang Agus punya, dia masih punya tekad yang kuat untuk
belajar.
Rini : …..
Yanto : Jadi gimana Rin?
Rini : Gini ya, kemaren aku dengar ibu aku bilang emang ada bantuan buat murid yang kurang
mampu. Kalo ngga salah sih ada potongan gitu, besarnya tergantung pada kondisi murid.
Agus : Aku boleh minta tolong ngga Rin? Kasih tau gimana caranya dapetin itu.
Rini : ya udah, nanti aku anter ke ibu aku deh. Biar ibuku yang bantu kamu.
Agus : Makasih Riiin. Makasih banyak.

Akhirnya Agus diajak ke kantor guru bersama Rini saat itu juga dan akhirnya berhasil
mendapatkan keringanan biaya sekolah dengan mudah.

Demikian contoh naskah drama tentang pendidikan, semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi
kita semua. Dan tentunya agar kita dapat selalu bersyukur karena bisa sekolah dengan mudah. Di
luar sana masih banyak anak yang harus berjuang mati-matian untuk mengenyam pendidikan di
sekolah.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai