Anda di halaman 1dari 2

Ketika kita ditinggalkan oleh orang- orang yang kita cintai pada saat kita masih

membutuhkan kehadirannya di dalam hidup kita pasti akan mengguncang perasaan kita, dunia
seakan runtuh, ingin ikut saja dengan orang yang telah pergi. Tetapi hidup harus tetap berlanjut
karena juga ada orang-orang yang membutuhkan kehadiran kita di dalam kehidupannya.
Saat Kesya kelas enam SD sampai di rumah setelah pulang sekolah, tanpa diduga
bagaikan petir di siang bolong Kesya mendapati sang ibu telah pergi untuk selamanya
meninggalkan ayah serta kedua adiknya yang masih kecil, Erika kelas 3 SD, dan Rian yang
masih berumur 5 tahun. Dengan histeris Kesya memanggil ibunya
“Ibu,,,,jangan pergi, jangan tinggalkan Kesya” air mata Kesya sudah mengalir dengan derasnya.
“Siapa yang akan mendengarkan cerita-cerita Kesya bu….?” Kesya menangis terus menerus
tanpa mampu mengucapkan kata lagi. Tante Kesya berusaha menenangkannya karena sang ayah
juga sama terpuruknya kehilangan sang belahan jiwa. Ibadah diadakan di rumah duka untuk
mendoakan keluarga dan jenasah sang ibu yang dilanjutkan dengan upacara pemakaman.
Satu minggu setelah kepergian sang ibu, Kesya tetap masih bersedih dan lebih banyak
berdiam diri serta mengabaikan kedua adiknya. Melihat hal ini sang ayah juga ikut sedih dan
juga berusaha menguatkan Kesya.
“Kesya, kamu sudah makan? Ingat kesehatan kamu nak, itukan yang selalu ibu katakan kepada
kita. “ Kesya masih tetap diam tetapi mengingat kembali perkataan sang ibu jika ada diantara
mereka yang melewatkan jam makannya.
“Ibu pasti bersedih jika kita tidak mengiklaskan nya pergi, ayah juga bersedih tetapi ayah akan
lebih merasa bersedih lagi jika ayah tidak mampu menjaga kalian dan ibu juga akan kecewa
kepada ayah. Kita harus tetap saling menguatkan ya, karena sekarang kamu yang harus bantuin
ayah untuk jaga adik-adik kamu, mau kan nak?” Tanya ayah Kesya dan akhirnya Kesyapun
memeluk ayah sebagai jawaban untuk pertanyaan sang ayah.
Kehidupan Kesya bersama ayah dan kedua adiknya terus berlanjut, mereka tetap saling menjaga
satu sama lain. Kesya kembali menjadi anak yang ceria serta tumbuh menjadi anak yang
berperstsi dan selalu mendapat beasiswa dari sekolahnya sehingga dapat membantu ayahnya
untuk membiayai sekolah adiknya. Tetapi dalam kehidupan ini tidak selamanya kebahagian akan
berlangsung dan dukacita itu pun kembali menghampiri kehidupan Kesya bersama dengan kedua
adiknya. Satu minggu setelah pengumuman kelulusan SMA ayah Kesya mengalami kecelekaan
beruntun saat akan pulang kerja yang langsung tewas di tempat kejadian.
Keesokan harinya jenasah ayah Kesya dimakamkan dan di pemakaman Kesya bertanya kepada
Tuhan dalam hatinya “Tuhan apa yang harus kulakukan selanjutnya? Mengapa ini terjadi kepada
kami?”
Sepulangnya dari pemakaman Kesya, Erika dan Rian yang sudah mengerti dengan keadaan
keluarganya yang ditinggal orangtua selama-lamanya akan membuat mereka mengalami
kesulitan ekonomi.
“Kak selajutnya kita bagaimana? tanya Erika
“Kakak juga tidak tau dek, tetapi kakak akan berusaha mencari pekerjaan untuk membiayai
sekolah kalian ya,,,Kakak yakin walaupun ibu dan ayah sudah pergi meninggalkan kita, tetapi
Tuhan tidak akan meninggalkan kita”
“Ayah dan ibu selalu berkata Tuhan tidak akan pernah mengabaikan kita jika tetap berusaha dan
berepengharpan kepadaNya” jawab Kesya
Kesya bertekad untuk menyekolahkan adik-adiknya sesuai yang pernah dikatakan ayahnya
setelah kepergian sang ibu. Walaupun Kesya harus mencari pekerjaan dahulu agar mampu
menopang sekolah adiknya, Kesya tidak patah semangat. Erika dan Rian juga tidak mebiarkan
sang kakak berusaha sendiri, mereka juga membantu sang kakak dengan mendapat beasiswa dari
sekolah.
Kerja keras Kesya tidak sia-sia, berkat kecerdasannya sejak Kesya mendapat pekerjaan di salah
satu perusahaan eksport-import. Walaupun Kesya harus memulai dari posisi yang rendah dia
tetap berusaha dan menunjukkan kualitasnya sebagai pekerja keras.
Lima tahun kemudian, Kesya yang sudah memiliki pekerjaan yang gajinya cukup untuk
menopang perekonomian keluarganya dan juga biaya pendidikan Erika dan Rian. Walaupun
tanpa kehadiran kedua orangtuanya, Kesya mampu untuk menjadi kepala keluarga bagi adik-
adiknya. Kesya tidak melupakan pesan ibunya, bahwa perempuan sering dainggap lemah tetapi
dibalik itu perempuan juga memiliki ketangguhan yang tidak kalah dari laki-laki

Anda mungkin juga menyukai