Anda di halaman 1dari 2

Mesi :(Termenung didalam kamar) Aduh kenapa ya, makin hari hidupku makin menyakitkan gini.

Aat :(Menggedor pintu sambil berteriak) Hoi anak sialan, cepat keluar dan belikan rokok buat bapak.
Mesi :Iya sebentar (keluar menghadap bapaknya tertunduk dan terdiam).
Aat :Kamu dengar atau tidak? Cepat sana belikan bapak rokok!
Mesi :Iya pak aku belikan, tapi uangnya mana?
Aat :Pakai uang punya kamu lah, saya pusing sudah. Sana belikan cepat!

Meskipun keluar dari rumah dan pergi ke warumg terdekat dari rumahnya, namun sebelum dia
sampai di warung Mesi tak sengaja bertemu tetangga sekaligus teman sekolahnya.

Enjel :Waduh ada si anak haram nih.


Chelin :Ngapain neng? Mau ngemis ya, kucel amat.
Jita :Iya nih anak haram gak tau malu banget, berani-beraninya jalan sendirian.
Enjel :Loh kan dia emang selalu sendirian, siapa coba yang mau temenan sama si anak haram.
(semua tertawa terbahak-bahak)

Mesi yang mendengar hal itu hanya bisa diam dan berusaha untuk tidak menghiraukan mereka lalu
cepat-cepat membeli rokok untuk bapaknya dan segera bergegeas pulang ke rumah. Sesampainya Mesi
ke rumahnya, dia langsung memberikan rokok yang telah dia beli tadi kepada bapaknya, namun selepas
itu Mesi tetapm mendapat perlakuan yang tak baik hingga beberapa hari kemudian Mesi menemukan
sosok lelaki yang dia kira adalah orang yang baik.

Mesi :(Berbelanja barang tetapi tak bisa membawanya sendiri) Aduh bagaimana caranya supaya aku
bisa bawa barang segini banyaknya ke rumah.
Daud :(Melihat Mesi yang butuh bantuan, dia menawarkan bantuannya) Kenapa mbak? Sini saya bantu
bawa belanjaannya.
Mesi :Oh iya nih boleh… (Mereka berdua berjalan bersama)
Daud :Rumahnya dimana? Kok belanja sendirian aja, cowonya mana? (sambil tertawa)
Mesi :Hehe iya sendirian aja, toh mau gimana juga saya gak punya pacar. Hidup pun hanya berdua
dengan bapak.
Daud :Wah boleh nih (sambil tertawa)

Sesampainya di rumah, Mesi berterimakasih atas bantuan Daud dan tidak lupa mereka bertukar
kontak untuk berkomunikasi lebih lanjut. Setelah hal itu mereka elalu berbincang melalui telepon
sehingga akhirnya Daud mengajak Mesi untuk bertemu kemmbali.

Daud :(Berbincang melalui telepon) Halo Mesi, besok senggang nggak? Mau nggak keliling bareng?
Mesi :(Menjawab dengan antusias) Boleh, kebetulan aku senggang.
Daud :Oke,besok sore aku jemput ya.
Keesokan harinya Daud menjemput Mesi, mereka berdua berkeliling bersama hingga hari mulai
gelap. Mesi yang merasa hari mulai terasa gelap meminta Daud untuk mengantarnya pulang. Bukannya
mengantar Mesi pulang, Daud malah membawa Mesi ke rumahnya.

Mesi :(Bingung&ketakutan) Daud, kita dimana?


Daud :Udah tenang aja, mending kamu temenin aku minum bentar.

Daud yang mulai mabuk mulai memaksa Mesi untuk minum dan bahkan mencoba melakukan hal
yang tak senonoh. Mesi yang masih sadar terus mencoba untuk memberi perlawanan sembari berteriak
meminta pertolongan.

Beruntungnya, salah seorang tetangga Daud mendengar teriakan Mesi dan membantu Mesi untuk
melepaskan diri dari Daud. Mesi yang merasa trauma dan takut dimarahi oleh bapaknya karena pulang
kemalaman memilih untuk tidak pulangb ke rumah dan tidur di kolong jembatan. Keesokan paginya,
saat Mesi terbangun dia terkejut ada beberapa orang dari Organisasi Perduli HAM yang mendatangi
dirinya.

Sindi :Halo kak, selamat pagi. Boleh kami tau kenapa kakak tidur disini?
Mesi :Dari kecil saya sudah dikucilkan bahkan orang tua saya tidak pernah perduli kepada saya.
Hidup saya terasa pahit daan saya kehilangan arah.
Markus :Kalau saya boleh berpendapat, carilah Tuhan seperti yang terdapat pada Yosua 1:3-9 dimana
Tuhan berkata Ia akan menyertai engkau, berkali-kali pula Ia berkata “Kuatkan dan
teguhkanlah hatimu”
Mesi :Tetapi saya merasa bahwa diri saya belum layyak untuk melayani Tuhan sama sekali.
Erlan :Bukalah hatimu nak! Dan terimalah kasih karunia-Nya dengan menerima Kristus sebagai sang
juruselamat pribadi kita, didalam Dia kita dapat menemukan damai, pengharapan, dan arti
dalam hidup.

Mesi mulai membuka hati dan menerima Kristus sebagai sang juruselamat, dia mulai menemukan
tujuan hidupnya yang baru, dan mulai mewartakan injil Tuhan kepada orang di sekitarnya. Seiring
berjalannya waktu pandangan orang-orang yang sebelumnya mendiskriminasikan dan mengabaikan
hak asasinya mulai berubah dan perlahan menerima Mesi sebagai bagian dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai