Anda di halaman 1dari 6

Tema : kehidupan gadis remaja biasa yang mecari kebahagiaan dalam hidupnya .

Tokoh / perwatakan : Sisi : baik, bodoh, pendiam, jelek , rajin


Doni : ganteng, pintar, keren, orang kaya
Bastian : ganteng, sering bolos sekolah, keren, rajin bekerja
Dina : sahabat sisi, baik, ceria
Rahma : sahabat sisi, pintar, jahat
Alur : Maju
Setting / latar :
*Latar Tempat;

• sekolah,
• kelas Sisi,
• lapangan sekolah,
• ruang UKS,
• supermarket,
• rumah majikan ibu Sisi,
• rumah sakit,
*Latar waktu ;

• Pagi
• Siang
• Sore
• Malam
*Latar suasana;

• Senang
• Sedih
• Marah
• Bahagia
• Berduka
Amanat : *jangan menilai orang dari luarnya saja
*jangan menyakiti hati sahabat
*selalau berbuat baik kepada siapa pun
Mungkin Sudah Takdirnya
Matahari mulai menampakkan dirinya, hawa dingin masih terasa sejuknya. Pagi itu, Sisi bangun
seperti biasa, bersiap siap untuk pergi ke sekolahnya, Sekolah yang tak terletak jauh dari rumahnya,
hanya dengan jalan kaki saja ia bisa sampai ke sek olahnya. Ia adalah anak yang baik, tinggal bersama
orang tuanya dirumah yang sederhana. Ia sekarang duduk dibangku kelas 12 dan sebentar lagi akan
tamat dari Sma . Disekolah nya ia selalu dibully karena jelek dan bodoh tetapi dia tidak malu dengan
keadaannya. Selalu berbuat baik kepada semuanya dan rajin membantu guru. Untung saja ada dua
orang sahabatnya yang selalu menghiburnya diwaktu ia sedih.
Pada hari itu, sekolah nya kedatangan murid baru pindahan dari luar kota yang kebetulan sekelas
dengan Sisi. Tibanya Sisi disekolah bel masuk berbunyi, para guru mulai memasuki kelas kelas yang
akan diajarnya. Suara langkah sepatu dari wali kelas sisi sudah mulai terdengar dari dalam kelas dan
mereka bergegas kembali ke tempat duduk masing masing. Dan diikuti dengan langkah sepatu anak
baru tersebut. Begitu wali kelas sisi masuk dan anak baru tersebut, semua siswa terdiam dan terpesona
melihat anak baru, begitu pula dengan sisi, ia memandang anak baru itu tanpa mengedipkan mata dan
berkata dalam hati “wahh, ganteng bangett”.
Wali kelas sisi pun menyuruh anak baru tersebut untuk memperkenalkan diri, dan ia pun
memperkenalkan dirinya. “ hai semua, gua Doni, gua dari Jakarta.” ucap Doni anak baru itu. Setelah itu
wali kelas sisi pun menyuruhnya duduk di kursi yang kosong. Dan ternyata kursi dibelakang Sisi
kosong. Doni pun duduk di belakang Sisi. Sisi pun yang duduk di depannya kegirangan. Setelah
pelajaran berlangsung, bel istirahat berbunyi dan Sisi pun mencoba untuk menyapa, “ hai Doni, kenalin
aku Sisi”. Doni dengan wajah datar langsung pergi keluar kelas. Melihat reaksi doni begitu, Sisi merasa
“dia pasti tidak mau melihatku” ucap sisi dalam hati. “ kenapa si, aku kayak gini, kenapa aku ga
secantik yang lain?” ucap Sisi yang merasa sedih karena dia sadar bahwa dia jelek .
Tak lama kemudian, dua sahabatnya pun datang menghampiri Sisi, “haii Sisi” ucap Dina sambil
melambaikan tangan ke Sisi. “kamu kenapa? Aku liat dari jauh kamu kayaknya sedang kesal.”
sambung Rahma yang penasaran. “hah, aku ga papa kok” jawab Sisi yang ingin menyembunyikan rasa
sedihnya terhadap Doni. “Yaudah, ayok kita ke kantin laperr nii” ucap Dina sambil menarik tangan Sisi
dan Rahma. “iyaa, ayokk” jawab Rahma. Setelah dari kantin, mereka kembali ke kelas masing masing
untuk melanjutkan pelajarannya, Sisi yang merasa canggung dengan Doni, tidak menoleh ke belakang
sedikitpun sampai pelajaran habis dan bel pulang berbunyi.
Di perjalanan pulang dia hanya memikirkan “mengapa aku sapa dia? Seharusnya aku diam saja
tadi, sekarang jadi ginikann…” ucap Sisi dalam hati. Ditengah perjalanan pulang, Sisi diganggu oleh
beberapa preman, Sisi pun teriak minta tolong dan tak sengaja Doni lewat dijalan sana, sehingga Doni
berhenti dan menyelamatkannya dari preman preman tersebut. Tanpa disadari, Doni tidak mengetahui
kalau yang ditolongnya itu adalah Sisi, “ hhmm terimakasih ya kamu udah nyelamatin aku dari preman
preman itu” ucap Sisi kepada Doni. “Iya sama sama, rumah lo dimana? Biar gua anterin aja!” jawab
Doni yang memaksa untuk mengantarkan Sisi pulang.
“rumah aku udah deket, ga papa aku bisa jalan kaki aja, dikit lagi nyampe kok.” ucap Sisi
kepada Doni. “ owhh, yaudah kalau gitu gua duluan” jawab Doni sambil menyalakan motornya dan
pergi. “iyaa hati hati ya” ucap Sisi sambil memandang Doni yang telah pergi. Sesampainya dirumah, ia
merasa senang karena telah diselamatkan oleh Doni. Keesokan harinya, sebelum berangkat kesekolah
Sisi menyiapkan makanan untuk diberikannya kepada Doni sebagai tanda terimakasih telah
menyelamatkannya dan sekaligus perkenalan agar ia dan Doni bisa dekat.
Tibanya disekolah, Sisi langsung memberikannya kepada Doni, “ini untuk kamu” ucap Sisi.
Tetapi Doni menolaknya dengan kasar dan membuang makanan tersebut. Sisi pun terdiam dan tak
berkata apa apa. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi, anak anak masuk ke kelas. Pelajaran
berlangsung seperti biasa, dan bel istirahat pun berbunyi, anak anak keluar kelas menuju ke kantin
sedangkan Sisi hanya duduk terdiam di kursinya dengan wajah yang kecewa.
Doni yang langsung keluar kelas juga tidak menghiraukan Sisi yang terdiam. Tak lama sahabat -
sahabat Sisi datang menghampirinya, “hai si, ayok ke kantin!” ucap Dina. “enggak dulu deh” jawab
Sisi. “eh kenapa? Kok enggak sih.” tanya Rahma. “ga papa, aku cuman lagi malas aja, kalian aja deh”
jawab Sisi. “hhmm iya deh” ucap Dina kepada Sisi. Jam istirahat pun habis dan bel masuk masuk pun
berbunyi, kebetulan pelajaran terakhir adalah pelajaran olahraga dan mereka pun ke lapangan untuk
berolahraga, Sisi dan anak perempuan yang lainnya dibagi menjadi dua tim untuk bermain basket, saat
sedang bermain basket, tanpa sengaja bola basket mengenai kepala Sisi dan Sisi pun jatuh pingsan.
Melihat kejadian itu guru olahraga Sisi pun memerintahkan untuk mengambil tandu untuk membawa
Sisi ke UKS.
Melihat itu Doni langsung menggendong Sisi untuk membawanya ke UKS, “saya aja yang
bawa dia ke UKS pak” ucap Doni kepada guru olahraga. “owh yasudah kalau gitu kamu aja yang bawa
dia” jawab bapak guru olahraga. Tibanya di ruang UKS Sisi langsung diperiksa, beberapa menit
kemudian Sisi sadar dan melihat ada Doni disampingnya, “lho kamu? Ngapain disini?” tanya Sisi
kepada Doni. “dia tadi yang bawa kamu kesini, Si” jawab Dina yang mendengar Sisi pingsan di
lapangan. “makanya sebelum pergi sekolah itu sarapan dulu, biar ga lemes tiba disekolah. Udah tau
punya penyakit maag malah ga makan, ni udah gua beliin bubur biar lo makan.” Ucap Doni dengan
nada yang tinggi. “iya aku tadi lupa kalau belum sarapan dan belum makan apa apa sama sekali” ucap
Sisi kepada Doni. Dan Doni pun langsung pergi keluar ruang UKS tersebut.
“Yaudah kamu biar aku yang jagain disini ya” ucap Dina kepada Sisi. “Tapi aku gabisa anterin
kamu sampai rumah Si” ucap Dina. Ih iya ga papa kok, aku bisa pulang sendiri, udah tenang aja” jawab
Sisi kepada Dina sambil tersenyum. Di gerbang sekolah ternyata Doni sudah menunggu Sisi untuk
mengantarkan Sisi pulang ke rumah. “Si, bareng gua aja, lo pasti masih lemes” ucap Doni. “eh gausah,
aku bisa pulang sendiri kok, ga papa” jawab Sisi kepada Doni. “ini perintah bukan penawaran jadi
gabisa ditolak” jawab Doni. Doni pun langsung menarik tangan Sisi untuk naik ke motornya.
Sesampainya dirumah, “ makasihh ya Doni, udah nolongin aku tadi” ucap Sisi yang turun dari
motornya Doni. Tanpa mengatakan apapun Doni langsung pergi dari rumahnya Sisi, “eh kok ga
dijawab sii” ucap Sisi dalam hatinya yang kebingungan karena melihat Doni langsung pergi. Sisi pun
masuk kerumahnya dan istirahat dikamarnya sambil memikirkan, “kenapa ya? Kok dia mau nolongin
aku sih. Padahal ketika di dalam kelas dia sangat dingin kepadaku dan sombong” Ucapnya dalam hati.
Keesokannya, setibanya Sisi di dalam kelas di meja nya terletak roti dan susu dengan
bertuliskan ‘untuk Sisi’ tanpa ada nama pemberinya. Sisi pun kebingungan karena tidak ada siapa siapa
didalam kelas dan tidak ada yang tau siapa yang meletakkan itu dimeja nya setelah ia menanyakan
kepada anak anak dikelasnya. Sisi merasa sangat senang karena seperti ada yang perhatian kepadanya
walaupun ia tidak mengetahui siapa yang memberikan itu.
Pulang sekolah Sisi pergi ke perpustakaan sekolah karena ingin membantu membereskan buku
buku yang sudah tidak dipakai lagi. Tanpa diketahui, ternyata Doni ada disana dan sedang
membereskan buku, Sisi pun langsung membereskan buku dan membersihkan lemari yang sudah
banyak debunya, saat sedang membersihkan lemari bagian yang tinggi, Sisi mengambil kursi untuk
menjangkau bagian yang tinggi itu dan ternyata kursi yang dinaikinya goyang, kebetulan Doni yang
berada dekat dengannya langsung menangkap Sisi yang hampir jatuh dari kursi tersebut, tak sengaja
mereka berdua saling tatap mata dan Sisi pun langsung kaget dan menjauh dari Doni.
“lo ga papa?” tanya Doni kepada Sisi, “eh iya aku ga papa” jawab Sisi yang masih kaget,
mereka pun melanjutkan membersihkan buku buku tersebut yang akan disumbangkan ke panti asuhan
yang ada didekat rumah Sisi. Karena guru yang ada di perpustakaan tidak bisa ikut mengantarkan buku
buku tersebut akhirnya mereka berdua yang mengantarkan buku buku tersebut ke panti asuhan, tibanya
di panti asuhan mereka disambut dengan ibu pengurus panti asuhan, “terimakasih ya nak, kalian berdua
sudah mau memberikannya kepada kami” ucap ibu pengurus, “iya buk sama sama” jawab Doni dengan
tersenyum. Melihat itu Sisi langsung merubah pandangannya terhadap Doni yang pada awalya ia
mengira kalau Doni itu sombong karena anak orang kaya dan ternyata dia mempunyai sifat yang baik
dan ramah kepada orang lain. Setelah memberikan buku ke panti asuhan, Doni langsung pergi, Sisi pun
langsung pulang menuju rumahnya.
Kejadian hari itu benar benar sama sekali tidak terduga oleh Sisi bahwa Doni selalu
membantunya, keesokkannya di hari libur Sisi berniat untuk mengerjakan tugas tugas sekolahnya. Pada
pagi hari, setelah ia membersihkan rumah, ia belanja diminimarket dekat rumahnya, saat sedang
melihat barang ia tak sengaja menabrak seseorang yang tidak dikenalinya.
Dan langsung minta maaf kepada orang tersebut, “maaf” ucap Sisi, orang tersebut hanya
menganggukkan kepala dan langsung pergi meninggalkan minimarket. Sesampainya Sisi dirumah, dia
langsung mengerjakan tugas tugasnya. Matahari mulai terbenam dan tak terasa tugas tugas Sisi telah
selesai semuanya. Sisi berniat pergi menjemput ibunya di tempat kerja, yang tidak jauh dari rumahnya,
ibunya bekerja dirumah orang kaya sebagai tukang cuci dan setrika baju dirumah tersebut.
Sesampainya disana, Sisi hanya menunggu diluar rumah tersebut. Tak lama kemudian, ibunya
keluar dari gerbang rumah majikannya dan Sisi pun senang melihat ibunya dan langsung memeluknya.
Diperjalanan pulang Sisi bercerita bahwa dia selalu ditolong oleh anak baru yang ada disekolahnya.
Setelah tiba dirumah Sisi langsung menyiapkan makan malam untuk ibunya, ayahnya selalu pulang
larut malam karena tempat ayahnya bekerja jauh dari rumah dan membutuhkan waktu 2 jam untuk
sampai dirumah dari tempat kerjanya.
Malam pun berganti menjadi pagi dan dimulai sudah aktifitas keluarga Sisi, seperti biasa Sisi
bersiap siap untuk pergi kesekolah dan tibanya disekolah ia langsung membersihkan kelas karena pada
hari itu Sisi bertugas untuk piket kelas. Tanpa sengaja, saat Sisi sedang membersihkan bawah meja
guru, dia melihat ada seseorang yang meletakkan roti dan susu dimejanya. Karena memakai sweater
Sisi tidak sempat melihat wajahnya dan memberhentikannya. Seperti pada beberapa hari kemarin
tulisannya sama berisikan ‘untuk sisi’.
Sisi semakin penasaran siapa yang memberikan roti dan susu itu kepadanya, namun mau
bagaimana lagi Sisi belum bisa menemukan orang tersebut. Setelah selesai membersihkan kelas, dia
langsung memakan roti tersebut walaupun tidak mengetahui siapa yang memberikannya, yang pasti dia
merasa sangat senang dan kebetulan sekali Sisi belum sarapan pada saat itu.
Bel masuk pun berbunyi, guru memberikan tugas kelompok berjumlah dua orang untuk
diskusikan tentang tempat tempat sejarah dan mempresentasikannya saat minggu depan, kelompoknya
sudah ditentukan oleh guru dan ketika nama Sisi disebutkan ternyata dia berkelompok dengan Doni.
“hah, satu kelompok dengan Doni? Doni mau ga ya satu kelompok denganku?” ucap Sisi dalam hati.
Doni pun langsung duduk disampingnya Sisi untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dan “ kerjakan tugasnya dirumah gua aja, jam 3 nanti gua tunggu dirumah” ucap Doni kepada
Sisi, “hhm iya iya, ttapi a aku gatau alamat rumah kamu dimana” jawab Sisi yang terbata bata. “oh itu
ntar gua sharelock, nih simpan nomor lo di hp gua” jawab Doni sambil menyodorkan hpnya. “iiya “
jawab Sisi. Dan Sisi pun langsung menyimpan nomornya di hp Doni.
Pulang sekolah Sisi langsung bergegas untuk menyiapkan apa yang harus dipakainya untuk
pergi kerumah Doni. Tak terasa jam pun sudah menunjukkan pukul setengah 3 sore dan Sisi pun
langsung bersiap siap agar tidak terlambat sampai dirumahnya Doni. Sampainya dirumah Doni, Sisi
tercengang melihat kemewahan rumah Doni yang belum pernah dia lihat. Sisi pun menekan bel
pintunya dan keluarlah asisten rumah tangga Doni, asisten rumah tangga Doni langsung
memberitahukan kalau Sisi disuruh langsung masuk dan menunggu sebentar.
Selagi menunggu, Sisi disugukan minuman yang belum pernah sama sekali dia minum, Sisi pun
langsung meminumnya sampai habis dan tak lama Doni pun keluar dari kamarnya. Dan Doni pun
mengajak Sisi untuk mengerjakan tugas tersebut ditaman rumahnya agar lebih rileks dan santai.
Suasana mereka pun hanya diam dan berdiskusi tentang tugas kelompok tersebut. Dan tak terasa
matahari sudah terbenam dan tugas diskusi mereka pun sudah selesai dan Sisi berniat untuk pamit
pulang, “eh lo makan disini aja, pasti lo laper.” ucap Doni yang menawarkan makan malam, “ha? Ga
usah aku makan dirumah aja” jawab Sisi, tetapi Doni menahannya dan mengajak makan malam
dirumahnya.
Setelah makan malam Doni mengantarkan Sisi pulang kerumah karena takut terjadi apa apa
dijalan kalau pulang sendiri, “makasihh ya udah ngajak aku makan dirumah kamu dan dianterin pulang
juga” ucap Sisi setibanya dia sampai dirumah, “ya ga masalah” jawab Doni dan langsung pergi begitu
saja. “ih kenapa sih dia selalu main pergi aja, padahal kan belum selesai ngomong” ucap Sisi dalam
hati. Sisi pun masuk dan beristirahat karena capek seharian mengerjakan tugas.
Keesokannya, seperti biasa Sisi pergi kesekolah dan pada saat jam istirahat dua sahabatnya
datang ke kelas dan menyapanya karena sudah jarang bermain bersama. “Sisiiiii, udah lama kita main
bareng, ayok ntar siang pergi kemana gitu kita, yakann” ucap Dina mengajak Sisi pergi. “iya, ayolah Si
mumpung aku lagi ga ada jadwal les hari ini” sambung Rahma kepada Sisi. “owhh boleh, ayok mau
kemana kita nanti siang?” jawab Sisi kepada dua sahabatnya. “okeyy, biar aku yang nentuin tempatnya
ya” sambung Dina. “okeyy” jawab Rahma dan Sisi sambil tersenyum.
Setelah sampai dirumah Dina pun mengrim alamatnya ke grup chat mereka dan meminta untuk
datang tepat waktu di tempat tersebut. Ketika sampai di alamat tempat caffe yang diberikan Dina, Sisi
pun langsung masuk ke caffe tersebut dan ternyata sudah ada Dina menunggu didalam. Beberapa menit
kemudian Rahma datang dan mereka pun memesan makanan dan minuman. Disana mereka bercerita
sambil memakan makanan yang mereka pesan, saat Sisi dan Rahma ke toilet, Sisi tak sengaja
menabrak orang yang ternyata orang tersebut adalah Doni teman sekelasnya, dan “eh Doni, lo ngapain
disini?” tanya Rahma kepada Doni. “lho kalian kok bisa saling kenal?” tanya Sisi kepada Rahma dan
Doni. “ohh iya, Doni itu teman aku waktu kecil, dulu rumah kami saling berdekatan , jadi ya main
bareng gitu deh, dan setelah tamat SMP si Doni pindah dengan orang tuanya.” Jawab Rahma kepada
Sisi. “iya, gua disini lagi ngumpul nih sama temen temen gua.” Jawab Doni kepada Rahma. “eh sama
dong, gua juga lagi main sama temen gua” jawab Rahma.
Sisi dengan wajah sedih melihat kedekatan mereka pun langsung pergi ketempat duduknya.
Dan tidak dihiraukan oleh Rahma karena senang melihat Doni yang sudah lama tidak bertemu. Dina
yang menunggu dimeja, “kamu kenapa Si? Kok cemberut gitu wajahnya, oh iya mana Rahma?” tanya
Dina kepada Sisi. “hhmm ga papa kok, tiba tiba aja aku kurang enak badan nih, kayaknya aku pulang
duluan ya, Rahma dia ketemu dengan teman lamanya katanya, tolong bilangin ke Rahma ya na” jawab
Sisi yang langsung pergi dari caffe tersebut. Kembalinya Rahma dari toilet, dia bingung “Din, Sisi
mana?” tanya Rahma. “ohh dia balik duluan, kurang enak badan katanya, eh iya kamu lama bangett
baliknya, ngapain sihh? Katanya kamu ketemu temen lama kamu ya?” jawab Dina. “owhh iyaa, tadi
aku ketemu temen masa kecil aku, dan ternyata dia satu sekolah dengan kita, dikelasnya Sisii, aaaaa I
am so excited.” jawab Rahma kepada Dina.
Tibanya Sisi dirumah dia merasa sedih, padahal dia bukan siapa siapanya Doni, tetapi dia
merasa kecewa melihat kedekatan Rahma dan Doni karena Rahma sudah mengenalnya sejak kecil.
Sejak siang itu Rahma selalu ke kelas Sisi pada saat jam istirahat, waktu demi waktu pun berlalu tak
terasa sudah sebulan Doni pindah ke sekolah mereka. Rahma pun selalu bermain dikelas Sisi. Sisi yang
merasa tak nyaman memilih pergi ke perpustakaan untuk menenangkan hatinya.
Tanpa sadar ternyata selama ini Sisi suka dengan Doni, walaupun dia hanya memendam
perasaannya. Dina yang mengetahui itu langsung memberitahukan kepada Rahma untuk mendekatkan
Sisi dan Doni. Mengetahui hal itu, Rahma marah karena dia ternyata juga suka kepada Doni sejak
lama. Dan Rahma pun tidak mau membiarkan itu terjadi karena harus dia yang bersama Doni, “harus
aku yang bersama Doni, bukan dia” ucap Rahma dalam hati dengan marah.
Dina tak tahu harus berbuat apa, karena mereka berdua adalah sahabatnya. Tak mungkin dia
memihak salah satu dari mereka, Doni yang belum mengetahui soal perasaan Sisi ke dia, dia selalu
mengajak Sisi untuk pergi keluar bersamanya, tetapi Sisi menolak karena dia sadar bahwa dia bukanlah
orang yang pantas untuk pergi bersama dengan Doni, bagaikan pelayan dan majikannya itulah yang
dipikirkan Sisi. Mengetahui hal tersebut Rahma pun memperingati Sisi unttuk tidak mendekati Doni,
“Sisi kamu jangan coba berani deketin Doni ya, soalnya kamu itu ga pantas dengan dia, yang pantas
dengan Doni itu aku, ngerti kan?” ucap Rahma saat dia dan Sisi bertemu di toilet sekolah. Sisi yang
mendengar itu hanya bisa terdiam dan menunduk. Kemudian Rahma pergi meninggalkan toilet.
Pada hari berikutnya, kelas Sisi kedatangan murid baru pindahan dari sekolah lain yang
bernama Bastian, “kenalin nama gua Bastian” ucap Bastian di depan anak kelas. Sisi yang masih sedih
mengingat kejadian kemarin tidak menghiraukan Bastian yang datang. Kebetulan disamping Sisi ada
kursi kosong dan Bastian disuruh duduk disana oleh guru. Saat melihat kesamping Sisi kaget karena
ada anak baru. Dan “haii, gua Bastian, nama lo siapa?” ucap Bastian kepada Sisi. “iyaa, oh nama aku
Sisi” jawab Sisi.
Sejak perkenalan itu, Sisi dan Bastian akrab dan sering bermain bersama, melihat itu Doni
merasa cemburu karena setiap Doni mengajaknya pergi Sisi selalu menolaknya. Sisi yang merasa
senang dekat dengan Bastian mulai melupakan Doni karena ia berpikir “mungkin bahagiaku tidak
bersamanya, tidak apa, dan tidak mungkin juga aku menyakiti hati sahabatku” ucap Sisi dalam hatinya.
Saat hari libur tiba, Bastian mengajak Sisi ke suatu tempat, di perjalanan mereka terlihat mengobrol
dan tiba tiba dari arah yang berlawanan ada mobil yang melaju kencang mendekati mereka dan
menabrak motor yang dibawa oleh Bastian, Sisi mengalami luka parah sedangkan Bastian mengalami
benturan di kepala yang cukup keras.
Sisi dan Bastian pun langsung dilarikan kerumah sakit terdekat dan ternyata mereka harus
dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Pihak rumah sakit menelpon orang
tua Sisi dan mereka pun langsung datang ke rumah sakit tersebut, dan Dina yang mendengar kabar itu
bergegas pergi ke rumah sakit. Tibanya dirumah sakit Dokter bertemu dengan orang tua Sisi, berkata
bahwa Sisi mengalami luka yang sangat parah dan ternyata selama ini Sisi mengidap penyakit kanker
hati yang tidak diketahui oleh Sisi dan orang tuanya dan harus segera dioperasi jika tidak nyawa Sisi
tidak tertolong. Mendengar hal itu orang tuanya Sisi menangis dari luar kamar rawat Sisi dan
memikirkan bagaimana caranya mengumpulkan uang untuk biaya operasi.
Dina yang bertemu orang tuanya Sisi diluar kamar ikut menangis dan menanyakan bagaimana
keadaan Sisi. Orang tua sisi pun menceritakan apa yang diberitahukan oleh dokter, mendengar hal itu
Dina bertambah sedih karena tidak tahu harus berbuat apa. Dina menelpon Rahma, tetapi Rahma tidak
mengangkat telponnya. Begitu juga dengan Doni, dia tidak juga mengangkat telponnya dari Dina.
Beberapa jam kemudian, tiba tiba Sisi mengalami kondisi yang buruk sampai sampai dokter bergegas
masuk ke kamar rawat Sisi, melakukan penanganan dan takdir berkata lain Sisi meninggal dunia dan
pergi untuk selamanya, mendengar itu orang tuanya dan Dina menangis dan menyesal karena tidak bisa
berbuat apa apa kepada Sisi.
Bastian yang baru sadar mendengar hal itu merasa bersalah dan sedih karena jika dia tidak
mengajak Sisi untuk pergi pasti tidak akan kejadian saat ini dan Bastian pergi melihat Sisi untuk
terakhir kalinya. Bertemu dengan orang tuanya Sisi, Bastian meminta maaf atas kejadian tersebut.
Namun, orang tua Sisi sudah memaafkan Bastian dan sudah merelakan Sisi karena mungkin sudah
begini jalannya hidupnya. Setelah akhirnya bisa dihubungi, Rahma dan Doni langsung pergi ke rumah
sakit untuk melihat Sisi yang terakhir kalinya. Dan akhirnya Sisi dikebumikan diTPU umum yang tidak
jauh dari rumahnya sehingga jika orang tuanya rindu kepada Sisi bisa langsung pergi ke pemakaman
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai