Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK (KI-2241) ENERGETIKA KIMIA

PERCOBAAN E3

DIAGRAM TERNER : SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN

Nama : Syifa Farhatunnisa El-Baehaqi

NIM : 10518062

Kelompok : VI ( Shift Kamis Pagi)

Tanggal Percobaan : 6 Februari 2020

Tanggal Pengumpulan : 13 Februari 2020

Asisten : Amelia

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
I. Judul
Diagram Terner : Sistem Zat Cair Tiga Komponen

II. Tujuan
- Menentukan rapat massa masing-masing komponen pada sistem yang digunakan
pada percobaan
- Membuat kurva kelarutan dari sistem terner

III. Teori dasar


Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat-zat lain dalam suatu bejana
inert, yang menjadi pisat perhatian dalam mengamati pengaruh perubahan temperatur,
tekanan serta konentrasi zat tersebut sedangkan komponen adalah yang ada dalam
sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalm senyawa biner. Banyaknya komponen
dalam system C adalah jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk
menentukan komposisi semua fase yang ada dalam system. Fasa merupakan keadaan
materi yang seragam di seluruh bagiannya, tidak hanya dalam komposisi kimia dalam
keadaan fisiknya. Derajat kebebasan system adalah bilangan terkecil dari variabel
intensif yang harus dispesifikasikan untuk mengepaskan nilai darisemua variabel
intensif yang tersisa (Nawazir, 2012).
Dau fase dalam kesetimbangan harus selalu bertemperatur sama dan tekanan yang
sama, tetapi tidak berpisah oleh dinding keras atau oleh suatu antar permukaan yang
memiliki lengkung berarti. Sembarang zat yang dapat lalu-lalang dengan bebas
diantara kedua fase itu harus memiliki potensial kimia yang sama didalamnya (Purba,
2000).

IV. Alat dan bahan


Alat :
- Piknometer 250 mL 13 buah
- Erlenmeyer 50 mL 1 buah
- Klem & Buret
- Buret 50 mL 3 buah
- Pipet Tetes
- Botol semprot 500 mL 1 buah
- Gelas kimia 100 mL 3 buah
Bahan:
- Aqua dm
- Toluen
- Metanol
- Aseton
- Kloroform
V. Cara kerja
5.1.Penimbangan piknometer
Piknometer dibersihkan terlebih dahulu dan dikeringkan dengan menggunakan
kertas isap. Kemudian piknometer kosong ditimbang dengan alat timbang dan
tangan tidak dibiarkan menyentuh piknometer karena lemak pada tangan akan
menempel pada piknometer. Piknometer dikeluarkan dari alat timbang dan
dimasukkan air hingga penuh kemudian ditimbang. Hal yang sama dilakukan untuk
larutan methanol, kloroform, aseton, dan toluene. Seluruh data pengamatan massa
dicatat
5.2. Pembuatan sistem methanol-kloroform-air
Dalam labu Erlenmeyer yang bersih, kering, dan tertutup, dibuat 9 (sembilan)
campuran Metanol-Kloroform dengan komposisi sebagai berikut.
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Metanol 2 4 6 8 10 12 14 16 18
(mL)
Kloroform 18 16 14 12 10 8 6 4 2
(mL)
Kedua larutan disediakan pada buret. Selanjutnya dilakukan titrasi tiap campuran
dalam labu 1-9 dengan air hingga timbul warna keruh, kemudian volume air dicatat.

5.3.Pembuatan sistem aseton-kloroform-air


Dalam labu Erlenmeyer yang bersih, kering, dan tertutup, dibuat 9 (sembilan)
campuran Aseton-Kloroform dengan komposisi sebagai berikut. Pengukuran
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aseton 2 4 6 8 10 12 14 16 18
(mL)
Kloroform 18 16 14 12 10 8 6 4 2
(mL)
Kedua larutan disediakan pada buret. Selanjutnya dilakukan titrasi tiap campuran
dalam labu 1-9 dengan air hingga timbul warna keruh, kemudian volume air dicatat.

VI. Data pengamatan


6.1.Suhu Ruangan
a. Suhu Awal = 26oC
b. Suhu akhir = 26oC

6.2.Massa piknometer
Massa pikno kosong = 18.5709 g
Massa pikno + air = 44.9259 g
Massa pikno + kloroform = 56.4632 g
Massa pikno + methanol = 38.9925 g
Massa pikno + aseton = 38.9258 g
6.3.Volume Air
a. Sistem Metanol-Kloroform-Air
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Metanol 2 4 6 8 10 12 14 16 18
(mL)
Kloroform 18 16 14 12 10 8 6 4 2
(mL)
Air (mL) 0.75 0.9 1 2.05 3.65 5.95 7.45 10.5 18.85

b. Sistem Aseton-Klorofor,-Air
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aseton 2 4 6 8 10 12 14 16 18
(mL)
Kloroform 18 16 14 12 10 8 6 4 2
(mL)
Air (mL) 0.375 0.625 0.85 1 1.25 1.5 1.75 3.615 9.825

VII. Pengolahan Data


a. Penentuan Volume Piknometer
𝑚 (𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 + 𝑎𝑖𝑟) − 𝑚 (𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔) 44.9259 − 18.5709
𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 = =
𝜌 𝑎𝑖𝑟 (26°𝐶, 1 𝑎𝑡𝑚) 0.996787
= 26.4399 𝑚𝐿

b. Penentuan Massa Jenis Zat


𝑚(𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 + 𝑧𝑎𝑡) − 𝑚(𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
𝜌 𝑧𝑎𝑡 =
𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
56.4632 − 18.5709
𝜌 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 = = 1.4331 𝑔/𝑚𝐿
26.4388
38.9925 − 18.5709 𝑔
𝜌 𝑚𝑒𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙 = = 0.7728
26.4388 𝑚𝐿
38.9258 − 18.5709 𝑔
𝜌 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 = = 0.7699
26.4388 𝑚𝐿

c. Penentuan Galat Massa Jenis


𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 − 𝜌 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 = × 100%
𝜌 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
1.49 − 1.4331
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 = × 100% = 3.154%
1.49
0.7918 − 0.7728
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = × 100% = 2.39%
0.7918
0.791 − 0.7699
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛 = × 100% = 2.67%
0.791
d. Penentuan Mol Zat
𝜌 𝑧𝑎𝑡 × 𝑉 𝑧𝑎𝑡
𝑛 𝑧𝑎𝑡 =
𝑀𝑀 𝑧𝑎𝑡
Akan dicari mol kloroform untuk labu Erlenmeyer 1 pada sistem kloroform-
1.4331×18
metanol-air. Maka, 𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑢 1 = 119.38 = 0.2161 𝑚𝑜𝑙
Dengan perhitungan yang sama, didapatkan data sebagai berikut.

Tabel perhitungan mol sistem Metanol (A)-Kloroform (B)-Air (C)

Labu Volume A Mol A Volume B Mol B Volume C Mol C


1 2 0.04824 18 0.216081 0.75 0.041498
2 4 0.096479 16 0.192072 0.9 0.049797
3 6 0.144719 14 0.168063 1 0.05533
4 8 0.192959 12 0.144054 2.05 0.113427
5 10 0.241199 10 0.120045 3.65 0.201955
6 12 0.289438 8 0.096036 5.95 0.329214
7 14 0.337678 6 0.072027 7.45 0.412209
8 16 0.385918 4 0.048018 10.5 0.580966
9 18 0.434157 2 0.024009 18.85 1.042972

Tabel perhitungan mol sistem Aseton (A)-Kloroform (B)-Air (C)

Labu Volume A Mol A Volume B Mol B Volume C Mol C


1 2 0.026512 18 0.216081 0.75 0.041498
2 4 0.053023 16 0.192072 0.9 0.049797
3 6 0.079535 14 0.168063 1 0.05533
4 8 0.106047 12 0.144054 2.05 0.113427
5 10 0.132559 10 0.120045 3.65 0.201955
6 12 0.15907 8 0.096036 5.95 0.329214
7 14 0.185582 6 0.072027 7.45 0.412209
8 16 0.212094 4 0.048018 10.5 0.580966
9 18 0.238605 2 0.024009 18.85 1.042972

e. Penentuan fraksi mol


𝑛 𝑧𝑎𝑡
𝑋 𝑧𝑎𝑡 =
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Akan dicari fraksi mol methanol untuk labu Erlenmeyer 1 pada sistem kloroform-
1.4331×18
metanol-air. Maka, 𝑋 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚 𝑙𝑎𝑏𝑢 1 = = 0.2161 𝑚𝑜𝑙
119.38

Dengan perhitungan yang sama, didapatkan data sebagai berikut.


Tabel perhitungan fraksi mol zat sistem Metanol (A) – Kloroform (B) – Air (C)

Labu X X X
1 0.160993 0.703837 0.135169
2 0.290124 0.563724 0.146152
3 0.398948 0.452184 0.148869
4 0.434336 0.316475 0.249189
5 0.434223 0.210928 0.354849
6 0.410851 0.13305 0.456099
7 0.416735 0.086757 0.496508
8 0.385992 0.046875 0.567134
9 0.294237 0.015881 0.689882

Tabel perhitungan fraksi mol zat sistem Aseton (A)-Kloroform (B)-Air (C)

Labu XA XB XC
1 0.093321 0.760607 0.146072
2 0.179806 0.651329 0.168865
3 0.262554 0.554795 0.182651
4 0.291716 0.396268 0.312017
5 0.29162 0.264092 0.444288
6 0.272231 0.164355 0.563413
7 0.277063 0.107532 0.615404
8 0.252169 0.057091 0.69074
9 0.182757 0.018389 0.798853

VIII. Pembahasan
IX. Kesimpulan
Pada percobaan ini didapatkan hasil rapat massa masing-masing zat yang digunakan,
diantaranya kloroform adalah 1.4331 g/mL, methanol adalah 0.7728 g/mL, dan aseton
0.7699 g/mL. Didapatkan juga penggambaran kurva kelarutan dari system methanol-
kloroform-air dan aseton-kloroform-air dengan data terlampir.

X. Daftar Pustaka
1. R.J. stead dan K. Stead, 1990, “Phase Diagrams for Ternary Liquid Systems”,
J.Chem.Educ.67 : 385
2. Selvaduray, Guna, San Jose University, One Washington Square, San Jose, USA,
www.sjsu.edu/faculty/selvaduray/page/phase/ternary_p_d.pdf, diakses pada
tanggal 9 Oktober 2013.
3. Yingxue Mu dan Hong Bao, 20017. A Three-dimensional Topolical Model of
Ternary Phase Diagram, J. Physics Corf. Ser. 787.
XI. Lampiran
Lampiran 1. Data CRC air.
Lampiran 2. Kurva kelarutan sistem methanol-kloroform-air
Lampiran 3. Kurva kelarutan sistem aseton-klorform-air

Anda mungkin juga menyukai