Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum KI-2241

Energetika Kimia
Percobaan E-3
DIAGRAM TERNER :
SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN

Nama : Jesslyn
NIM : 10517007
Kelompok :1
Tanggal Percobaan : 13 Maret 2019
Tanggal Pengumpulan : 20 Maret 2019
Asisten : Amelia (20518027)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
Percobaan E-3
DIAGRAM TERNER : SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN

I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan rapat massa masing – masing cairan murni dalam sistem kloroform –
aseton – air dan toluena – kloroform – air.
2. Menentukan kurva kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam campuran sistem
kloroform – aseton – air dan toluena – kloroform – air.

II. Dasar Teori


Campuran adalah zat yang terbentuk dari beberapa jenis zat dan memiliki sifat-sifat
zat pembentuknya. Campuran suatu larutan menjadi satu fasa bila kelarutan cairan
pertama dan cairan kedua belum terlampaui. Cairan akan menjadi dua fasa bila
kelarutan salah satu cairan terlampaui sehingga akan terbentuk dua fasa yang masing-
masing merupakan larutan jenuh. Fasa merupakan keadaan materi yang seragam di
seluruh bagiannya, tidak hanya dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam keadaan
fisiknya.
Berdasarkan hukum fasa Gibbs, jumlah terkecil variabel bebas (varian) yang
diperlukan untuk menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan
diungkapkan sebagai:
v=C–P+2
dengan v = jumlah varian, C = jumlah komponen, dan P = jumlah fasa. Kesetimbangan
fasa dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan komposisi sistem.
Bila dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, v = 1, hanya satu
komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen yang lain
sudah tertentu berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena itu, untuk
sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat
kebebasan maksimum = 2 (jumlah fasa minimum = 1), maka diagram fasa sistem ini
dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu segitiga sama sisi yang
disebut diagram terner. Tiap sudut segitiga tersebut menyatakan masing-masing
komponen dalam keadaan murni.
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen bergantung pada daya saling larut
antar zat cair dan bergantung pada temperatur. Dalam eksperimen ini, metode titrasi
digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua campuran yang saling
melarut sempurna.

III. Metodologi
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Erlenmeyer 250mL Aseton 100 mL
Buret 25 mL Kloroform 100 mL
Klem Buret Toluene 100 mL
Botol Semprot Aqua dm 100 mL
Piknometer

b. Prosedur Kerja
Suhu ruangan saat awal praktikum dicatat. Mula-mula ditimbang piknometer
dalam keadaan kosong, kemudian dimasukkan zat yang ingin diukur massa jenisnya
(air, aseton, kloroform, dan toluena). Ditepatkan volumenya, lalu piknometer
ditutup. Ditimbang massa piknometer yang telah diisikan zat tersebut (air, aseton,
kloroform, dan toluena). Kemudian dihitung massa zat yang dimasukkan dengan
cara mengurangkan massa pikno berisi zat dengan massa pikno kosong.
Labu erlenmeyer sebanyak 18 buah dan buret sebanyak 6 buah dicuci dan
dikeringkan hingga benar-benar bersih dan kering. Pada percobaan ini ingin
diketahui dari dua buah sistem, yakni kloroform – aseton – air dan toluena –
kloroform – air. Maka dari itu, dari tiap-tiap cairan dimasukkan ke buret. Pada
sistem pertama, dimasukkan kloroform:aseton ke 9 labu erlenmeyer dengan
perbandingan 2:18, 4:16, 6:14, 8:14, 10:10, 12:8, 14:6, 16:4, dan 18:2. Lakukan hal
yang sama pada 9 labu erlenmeyer lainnya dan dimasukkan cairan toluena:kloroform
dengan perbandingan yang sama. Labu dititrasi dengan air hingga tapat timbul keruh
dan volume air dicatat. Terakhir, suhu ruangan pada saat akhir percobaan juga
dicatat.

IV. Data Pengamatan


1. Data Piknometer

Piknometer Massa (gr)


Piknometer Kosong 18,55
Piknometer + Air 44,25
Piknometer + Aseton 38,88
Piknometer + Kloroform 56,54
Piknometer + Toluene 40,16
Tabel 1.Data Pengamatan Massa Piknometer

2. Suhu ruang
Suhu awal = 25,5oC
Suhu akhir = 25,5oC

3. Data titrasi 1
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Klorofor
18 16 14 12 10 8 6 4 2
m (mL)
Aseton
2 4 6 8 10 12 14 16 18
(mL)
Air 0,15 0,25 0,5 0,7 0,75 1,15 2,35 3,65 11,20
(mL)
Tabel 2. Data Pengamatan Data Titasi 1

4. Data titrasi 2
Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Klorofor
18 16 14 12 10 8 6 4 2
m (mL)
Toluen
2 4 6 8 10 12 14 16 18
(mL)
Air
4,4 4,3 6,1 5,65 5 4,5 3,75 3,15 1,95
(mL)

Tabel 3. Data Pengamatan Data Titasi 2

V. Pengolahan Data
1. Penentuan volume piknometer
ρ air pada suhu ruang = 0,996914 g/mL
w −w pikno kosong
V pikno = pikno+air
ρ air padaT ruang

( 44,25−18,55 ) gram
V pikno =
0,996914 gram /mL
V pikno =25,7795 mL

2. Penentuan ρ zat
w pikno+aseton −w piknokosong
ρaseton =
V pikno
(38,88−18,55 ) gram
ρaseton =
25,7795 mL
ρaseton =0,7886 gram/mL

dengan menggunakan cara yang sama, didapatkan

Zat ρ (g/mL)
Aseton 0,7886
Kloroform 1,4736
Toluene 0,8383

Tabel 4. Data Massa Jenis Zat

3. Penentuan Mol Zat


Mr aseton = 58,08 g/mol
Mr toluena = 92,141 g/mol
Mr air = 18,02 g/mol
Mr kloroform = 119,369 g/mol
ρ zat x v zat
mol zat =
Mr zat

a. Tabel jumlah mol titrasi 1

Labu nKloroform (mol) nAseton (mol) nAir (mol) nTotal (mol)


1 0,22219526 0,027156 0,008303 0,257654
2 0,1975069 0,054312 0,013838 0,265657
3 0,17281854 0,081468 0,027677 0,281963
4 0,14813018 0,108624 0,038747 0,295501
5 0,12344181 0,13578 0,052586 0,311807
6 0,09875345 0,162936 0,063656 0,325346
7 0,07406509 0,190092 0,13008 0,394237
8 0,04937673 0,217248 0,20204 0,468664
9 0,02468836 0,244404 0,619958 0,88905
Tabel 5. Data Tabel Jumlah Mol Titrasi 1

b. Tabel jumlah mol titrasi 2

Lab
nKloroform (mol) nToluen (mol) nAir (mol) nTotal (mol)
u
1 0,02468836 0,163758 0,243555 0,432002
2 0,04937673 0,145563 0,238019 0,432959
3 0,07406509 0,127368 0,337655 0,539088
4 0,09875345 0,109172 0,312746 0,520672
5 0,12344181 0,090977 0,276767 0,491186
6 0,14813018 0,072782 0,24909 0,470002
7 0,17281854 0,054586 0,207575 0,43498
8 0,1975069 0,036391 0,174363 0,408261
9 0,22219526 0,018195 0,107939 0,34833
Tabel 6. Data Tabel Jumlah Mol Titrasi 2

4. Penentuan % Fraksi Mol Zat

Labu x Kloroform (%) x Aseton (%) x Air (%)


a. Tabel % fraksi mol
1 86,24 10,54 3,22
titrasi 1
2 74,35 20,44 5,21
3 61,29 28,89 9,82
4 50,13 36,76 13,11
5 39,59 43,55 16,86
6 30,35 50,08 19,57
7 18,79 48,22 33,00
8 10,54 46,35 43,11
9 2,78 27,49 69,73
Tabel 7. Data Tabel % Fraksi Mol Zat Titrasi 1

b. Tabel % fraksi mol titrasi 2

Labu x Kloroform (%) x Toluen (%) x Air (%)


1 5,71 37,91 56,38
2 11,40 33,62 54,98
3 13,74 23,63 62,63
4 18,97 20,97 60,07
5 25,13 18,52 56,35
6 31,52 15,49 53,00
7 39,73 12,55 47,72
8 48,38 8,91 42,71
9 63,79 5,22 30,99

Tabel 8. Data Tabel % Fraksi Mol Zat Titrasi 2

VI. Pembahasan

VII. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan, rapat massa dari air adalah 0,996914 g/ml,
aseton 0,7886 g/ml, toluene 0,8383g/ml, dan kloroform 1,4736 g/ml. Sedangkan,
diagram terner dari sistem toluene, aseton, dan air serta sistem aseton, kloroform,
dan air berada di lampiran laporan ini.

b. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika edisi kedua. Kartahadiprodjo Irma I. Penerjemah:
Indarto Purnomo Wahyu. Jakarta: Erlangga.
Darmaji. 2005. Kimia Fisika I. Jambi: Universitas Jambi.
Sukardjo. 2003. Dasar-Dasar Kimia Fisika. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

c. Lampiran
1. Data Pengamatan

Gambar 1. Data Hasil Pengamatan

2. Massa Jenis Air


Gambar 4. Data Massa Jenis Air

Anda mungkin juga menyukai